Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanah merupakan tempat berpijak seluruh makhluk hidup dan juga sebagai tempat makhluk hidup untuk melakukan aktivitasnya. Tanah tidak terbentu begitu saja melainkan melalui sebuah proses yang panjang. Semakin lama tanah itu telah terbentuk maka akan semakin tua umur tanah tersebut. Jika umur tanah tersebut semakin tua maka tanah tersebut telah kehilangan banyak sekali unsur hara yang dimilikinya. Unsur-unsur hara tersebut sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama tanaman. Tanah yang telah tua dan kehilangan banyak unsur haranya membuat tanah tersebut menjadi tanah masam. Jika tanah tersebut telah masam maka tanah tersebut tidak lagi bisa untuk ditanami. Agar tanah tersebut bisa di tanami kembali maka tanah tersebut perlu untuk di kembalikan unsur hara dan phnya d netralkan kembali. Pengembalian ph dan unsur hara tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengapuran. Selain tanah memiliki ph dan unsur hara, tanah juga memiliki bahan organik atau c-organik. C-organik ini berasal dari sisa-sisa makhluk hidup yang telah mengalami proses pelapukan. C-organik pada tanah sangat menetukan apakah tanah tersebut subur atau tidak, semakin banyak c-organik yang erkandung dalam tanah maka akan semakin subur tanah tersebut. Pada praktikum kali ini kita akan mengamati cara melakukan pengapuran pada tanah yang telah tua dan melihat ph tanah tersebut, serta melakukan pengujian corganik tanah. Pengapuran dilakukan pada dua jenis tanah yaitu pada tanah oxisol dan tanah ultisol, dengan menggunakan dua bahan penguji yaitu H2O, dan CaCO3.
1.2 TUJUAN
1.Untuk mengetahui cara melakukan pengapuran pada tanah 2. Untuk mengetahui ph tanah yang telah dilakukan pengapuran 3. Untuk mengetahui c-organik pada tanah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN C-ORGANIK
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961). Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya.(Anonymous,2010)
untuk menjadikannya memiliki pH netral. Tujuannya adalah untuk mengurangi keracunan tanama oleh Fe, Mn, Al yang sebelumnya menahan unsur P untuk diserap tanah.
3. METODOLOGI
3.1 ALAT, BAHAN, dan FUNGSI
Alat :1. Pengapuran pH meter neraca fial film gelas ukur
stopwatch 2. C Organik buret titrasi neraca pipet tetes pengaduk magnet gelas ukur Statif Klem Alat Titrasi Bahan: 1.Pengapuran Tanah oxisol Tanah ultisol H2O CaCO3 2. C Organik Tanah K2Cr2O7 H2SO4 H2O H3PO4 Indikator difenilamin FeSO4
Mengocok masing masing sample selama 5 menit Mengendapkan masing masing sample selama 15 menit Mengukur pH masing masing tanah menggunakan pH meter. Mencatat hasil praktikum dan menyusun laporan. 2. C ORGANIK Menyiapkan alat dan bahan Menimbang sample tanah seberat 0,5 gram Menambahkan K2Cr2O7 sebanyak 10 ml Menambahkan H2SO4 sebanyak 20 ml kemudian memasukkannya ke dalam ruang penguapan selama 15 menit Menambahkan H2O sebanyak 200 ml Menambahkan H3PO4 sebanyak 10 ml Menambahkan difenilamin sebanyak 30 tetes Mengocoknya dan kemudian menitrasi dengan tambahan FeSO4 hingga berubah warna. Mencatat hasil praktikum dan menyusun laporan.
4. PEMBAHASAN
4.1 DATA C-ORGANIK dan PENGAPURAN
Data C-Organik : warna hitam+ 8,5 ml FeSO4 Data Pengapuran Jenis tanah H2O PH Suhu Oxisol 5,8 28,5 Ultisol 6,2 27.6
Kebutuhan kapur lahan dengan tanah ini adalah = 1,5 ton/ha Tanah Ultisol
Kebutuha kapur lahan dengan tanah jenis ini adalah = 4,2 ton/ha
apabila di bandingkan dengan literatur masih terbilang rendah. Dalam literatur disebutkan bahwa tanah dapat di nyatakan memiliki bahan organik tanah yang tinggi apabila bahan organik yang terkandung dalam tanah diatas 4%. Demikian pula dengan kandungan c organik dalam tanah juga masih rendah apabila dibandingkan dengan literatur.
5. PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari data hasil percobaan pengapuran dan c organik di atas bahwa tanah ultisol setelah di tambahka dengan kapur (dalam percobaan ini menggunakan CaCO3) menunjukkan penurunan pH. Begitu pula pada tanah oxixol juga mengalami penuruna pH. Ini berbeda dengan konsep pengapuran tanah yang seharusnya setelah ditambahkan dengan kapur mengalami kenaikan pH. Hal ini di mungkinkan terjadi kesalahan pada saat penghitungan pH menggunakan pH meter( dimungkinkan kesalahan pada pH meter yang di gunakan). pH meter sebelum di gunakan seharusnya dibersihkan menggunakan larutan bufer tetapi pada percobaan yang dilakukan hanya menggunakan air biasa. Atau bisa pula terjadi kesalahan pada pelabelan sample tanah (pelabelan terbalik). Kebutuhan kapur per ha tanah pada tanah oxixol adalah sebanyak 1,5 ton,sedangkan tanah ultisol adalah sebanyak 4,2 ton. Pada percobaan c organik dapat di tarik kesimpulan bahwa ternyata tanah sample yang di gunakan memiliki kandungan bahan organik tanah yang rendah yaitu sebesar 1,047 % .
5.2 SARAN
No coment..... Praktikum tanah OK tok,,,,,,
DAFTAR PUSTAKA