Professional Documents
Culture Documents
Sial, kenapa ada saja yang mengotori momen terindahku. Padahal di daerah adalah tempat kosannyapara militer ???. sedang apa mereka sampe-sampe tidak tau ada tawuran kayak gini. Ah,, kenapa juga aku berfikir tentang aparat-aparat itu. Aku kembali fokus pada ratu yang ada dibelakangku. Kami yang was-was memutuskan untuk berbelok ke arah kanan menuju jalan kabupaten. Tapi apes, keadaan serupa pun terjadi disana, Tawuran juga terjadi di jalan itu. 'Adel, gimana nih? Apa kita nunggu aja disuatu tempat sampai tawuran mereda?' tanyaku dengan suara yang ketakutan 'Iya udah, gimana baiknya aja deh' jawab gadis itu. 'Trus, kita nunggu dimana?' Tanyaku Adel terdiam , mungkin karna bingung dan tak tahu harus kemana. Kami dengan mudahnya menjadi tumbal jika kami memaksa menerobos masuk ke jalan yang mereka jadikan arena tawuran itu. Semua jalan yang kami lewati sama saja keadaannya. Hari mulai sore. Udara dingin perlahan mencakar kulit kami. Tapi perang pelajar belum juga berakhir. Banyak pelajar-pelajar yang baik, menunggu di sekolah sampai kondisi kembali aman. Dan ada juga yang seperti kami, yakni, terjebak di pertengahan kota arena tempur. Setelah lamanya kami mencari tempat yang aman dari ajang tawuran. Akhirnya, kami terhenti di sebuah taman perkotaan yang didalamnya dipenuhi anak-anak bermain, dan para Ibu yang menunggu anaknya bermain. 'Del, kita nunggu disini aja yah' kataku sembari senyum sedikit karna senang dapat tempat yang aman 'Iya, guh, disini kayaknya jauh dari anak STM yang tawuran' jawab gadis itu yang juga senang. Gadis itu sangat menikmati suasana damai di taman itu. dan kami tak lagi sibuk menghindari batu-batu yang berterbangan, tapi malah sibuk bercanda dan bermain dengan anak-anak kecil disana. Sesuai dengan harapan. Kukira hari akan terisi dengan rasa was-was, tapi nyatanya; Hari itu berlalu menyisakan senyum di masing-masing rona wajah kami. horeeeee,,,, Tawuran mungkin telah usai .