You are on page 1of 1

Penilaian kondisi struktur atas jembatan gelagar baja komposit pascabanjir (studi kasus: Jembatan Keduang, Kabupaten Wonogiri)

Endah Ambarwati ABSTRAK Dedy Hamdani, 2009, Penilaian Kondisi Struktur Bawah Jembatan Gelagar Baja Komposit Pascabanjir, (Studi kasus: Jembatan Keduang, Kabupaten Wonogiri), Tesis Magister Teknik Sipil Konsentrasi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bencana alam merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kerusakan pada struktur jembatan. Seperti banjir pada tanggal 26 Desember 2007 yang melanda di wilayah DAS Bengawan Solo Hulu. Kejadian ini telah mengakibatkan kerusakan jembatan-jembatan pada ruas jalan nasional di Provinsi Jawa Tengah, salah satu jembatan yang mengalami kerusakan akibat banjir adalah jembatan Keduang (Nomor ruas: 24.109.006.0) yang terletak di ruas Jalan Ngadirojo-Giriwoyo-Pacitan. Kerusakan yang terjadi pada elemen struktur sering menimbulkan keraguan mengenai kinerja dan keamanan bangunan secara keseluruhan. Untuk lebih meyakinkan, apakah struktur bawah jembatan betul-betul mampu mendukung beban yang bekerja, perlu dilakukan penilaian kondisi elemen atau komponen strukturnya. Selain itu penilaian ini bertujuan untuk mendapatkan kepastian keamanan dalam pengoperasian jembatan. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan kondisi jembatan yang dilaksanakan dengan melihat langsung struktur yang rusak secara visual sesuai prosedur pemeriksaan Bridge Management System (BMS). Pengukuran struktur jembatan dengan menggunakan alat ukur Theodolite dan Waterpass, sehingga diketahui kondisi existing struktur jembatan secara mendetail. Perhitungan pembebanan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan kombinasi pembebanan maksimum berdasarkan daya layan dan daya ultimit sesuai dengan RSNI T-02-2005 tentang Standar Pembebanan untuk Jembatan, kemudian dilakukan analisa kapasitas struktur bawah jembatan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa struktur pilar jembatan, stabilitas stuktur pilar dan scouring didasar pondasi. Hasil penilaian terhadap struktur bawah Jembatan Keduang diketahui bahwa banjir menyebabkan kerusakan struktur atas berupa pergeseran gelagar dan expansion joint dalam arah lateral serta tertekuknya breacing. Sedangkan pada struktur bawah (pilar) terjadi deformasi berupa penurunan yang tidak merata. Hasil analisa stuktural diketahui bahwa pilar jembatan aman terhadap beban lentur dan beban geser. Deformasi yang terjadi pada pilar P1 dan P2 disebabkan karena momen guling yang bekerja melebihi kapasitas yang ada dan diperparah dengan terjadinya scouring. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan memperbesar momen penahan guling dengan memperluas pondasi pilar P1 dan P2, sehingga menambah momen penahan guling sebesar 36.180,28 kNm pada pilar P1 dan 53.973,78 kNm pada pilar P2. Momen tersebut diperoleh dengan mengubah dimensi pondasi P1 menjadi 7,0 x 5 x 2,5 m dan 8,0 x 6 x 2,5 m pada pondasi P2. Kecepatan aliran yang tinggi saat banjir dapat direduksi dari 3,80 m/dt menjadi 2,64 m/dt dengan membangun groundsill dihilir sejauh 9 m dari jembatan dan memberikan perlindungan tambahan berupa rip-rap dipondasi pilar. Kata kunci : penilaian keamanan, beban banjir, kapasitas struktur bawah jembatan, stabilitas pondasi, scouring.

1/1

You might also like