Professional Documents
Culture Documents
Pengusaha kelapa sawit dan udang merasa kecewa karena tidak termasuk sebagai
sektor usaha yang menerima insentif pajak penghasilan yang baru diumumkan
pemerintah. Padahal, kedua sektor ini juga membutuhkan insentif tersebut
untuk meningkatkan investasi agar memiliki nilai tambah. Bahwa industri hilir
kelapa sawit selama ini masih kurang berkembang sehingga harus ada insentif
juga. Jika seperti ini, wajar Indonesia hanya mampu menjadi eksportir minyak
sawit mentah terbesar dunia tanpa nilai tambah apapun. Industri kelapa sawit
wajib menyetor pajak penghasilan (PPh) pasal 25 tentang laba perusahaan
sebesar 30 persen kepada pemerintah. Artinya jika perusahaan memperoleh laba
Rp 1 miliar dalam setahun perseroan wajib menyetor sebesar Rp 300 juta kepada
pemerintah. Kondisi ini menyebabkan industri hilir kelapa sawit sulit untuk
berkembang. Jika kita komparasi dengan negara lain seperti Malaysia yang
menerapkan PPh lebih rendah dari 30 persen untuk seluruh jenis industri.
Pemerintah Malaysia juga membangun infrastruktur, yakni dari dari jalan hingga
pelabuhan, sehingga ongkos produksi dapat ditekan. Kalau pemerintah serius
ingin mengembangkan kelapa sawit sebagai industri pionir, insentif PPh sangat
dibutuhkan. Kebijakan ini akan meningkatkan daya saing Indonesia dengan
Malaysia pada produk hilir kelapa sawit.