You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Baterai kini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, untuk kehidupan modern saat ini baterai sudah menjadi sebuah kebutuhan yang melekat pada setiap aktivitas terutama yang berhubungan dengan perangkat elektronika. Pengembangan baterai yang kian hari kian maju menuju arah yang lebih baik, terus dilakukan oleh para ahli. Apalagi saat ini masyarakat dunia tengah berupaya mencari energi alternatif yang berupa non-migas. Pemanfaatan baterai yang digunakan sebagai media penyimpan energi alternatif yang terlebih dahulu dikonversikan menjadi energi listrik. Salah satu upaya untuk penyelamatan dari ketergantungan pada minyak bumi. Banyaknya energi yang berubah menjadi bentuk energi yang lain sama dengan banyaknya energi yang berkurang sehingga jumlah atau total energi dalam sistem tersebut adalah tetap, yang sesuai dengan hukum kekekalan energi. Misalnya saja ketika sebuah batu jatuh dari suatu ketinggian, batu tersebut memiliki energi. Jika batu tersebut jatuh ke tanah, energi ini akan diubah menjadi energi panas (dapat teramati pada tanah yang menjadi hangat ketika terkena batu) dan energi bunyi. Jika jumlah energi tersebut dihitung, jumlah total energi adalah sama. Energi gerak yang dimiliki batu yang jatuh akan sama dengan energi bunyi ditambah energi panas. Perubahan bentuk energi yang biasa dimanfaatkan sehari-hari antara lain: energi listrik menjadi panas contohnya kompor listrik dan pengering rambut, energi mekanik menjadi energi panas contohnya ketika dua buah benda bergesekan, energi mekanik menjadi energi bunyi contohnya ketika kita bertepuk tangan, energi listrik menjadi energi cahaya dan energi panas contohnya bola lampu, energi cahaya menjadi energi kimia contohnya proses pemotretan hingga terbentuknya foto, energi kimia menjadi energi listrik contohnya pada baterai dan aki.

Berpijak pada hal inilah penyusun tertarik melakukan studi mengenai baterai. Dari hasil studi ini kemudian dituangkan kedalam bentuk laporan yang didalamnya berisi pengetahuan menyangkut masalah baterai tersebut, dengan harapan laporan ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sekaligus sebagai referensi khususnya bagi mahasiswa dan umumnya bagi masyarakat luas yang ingin mengetahui lebih jauh tentang baterai.

Baterai / Accumulator

Baterai / Accumulator

1.2

Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah dari suatu baterai? 1.2.2 Apakah pengertian suatu baterai ? 1.2.3 Apa saja klasifikasi baterai ? 1.2.4 Bagaimana prinsip kerja suatu baterai ?

1.3 1.3.1

Tujuan Penulisan Untuk mengetahui sejarah dari suatu baterai.

1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari suatu baterai. 1.3.3 Untuk mengetahui pengklasifikasian suatu baterai. 1.3.4 Untuk mengetahui prinsip kerja suatu baterai.

1.4 Batasan Masalah Sehubung dengan luasnya materi bahasan yang menyangkut baterai, maka pada pembahasan ini difokuskan pada sejarah baterai, pengertian baterai, klasifikasi baterai, dan prinsip kerja suatu baterai.

Baterai / Accumulator

BAB II ANALISIS

2.1

Sejarah Baterai Investigasi ilmiah mengenai kelistrikan dimulai ketika Luigi Galvani (1737-

1798) serta Alessandro Volta (1745-1827) aktif melakukan temuan-temuan penting. Kedua nama ini, sampai detik ini masih digunakan di dunia teknik kelistrikan , istilah Galvanic Cell dan Volt masih sering kita dengar. Temuan temuan penting hasil eksperimen keduanya yaitu pada tahun 1800 Volta mengembangkan baterai berdasarkan penelitian Luigi Galvani dan membuktikan bahwa teori Galvani yaitu efek kejutan kaki kodok adalah salah. Secara fakta, efek ini muncul akibat dua logam tak sejenis dari pisau bedah Galvani. Berdasarkan pendapat ini, Volta berhasil menciptakan Baterai Volta (Volta Pile). Atas jasanya, satuan beda potensial listrik dinamakan Volt.

Tahun 1802 Johann Wilhem Ritter menciptakan baterai pertama yang dinamakan "Ritter Pile". Semenjak itulah berbagai temuan dan penelitian berkembang pesat seiring dengan temuan bola lampu oleh Thomas Alfa Edison, serta diperkenalkannya Dynamo yang diaplikasikan pada berbagai macam peralatan yang ditemukan sesudah Revolusi Industri di Inggris pada akhir abad ke-19. Produksi "LEAD Battery" pertama dipatenkan oleh Faur pada tahun 1880 disusul oleh Jungner dan Edison tahun 1899 dan 1901 dengan menggunakan nikel-cadmium dan diproduksi masal tidak lama kemudian. Masih banyak penemuan lain yang mengembangkan sistem elektro-kimia penyimpan listrik dan terus mengalami penyempurnaan.

Baterai / Accumulator

Awal abad ke 19 penggunaan sistem elektro kimia berbasis Lead-acid digunakan secara besar besaran dan terus mengalami penyempurnaan-penyempurnaan namun teknologi dasar nya tetap tidak berubah hingga kini yaitu : elektrokimia dengan basic LEAD (Pb + PbO2) bereaksi dengan elektrolit asam sulfat ( H2SO4). 2.2 Pengertian Baterai Baterai adalah alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dengan mengubah energi listrik menjadi energi kimia dan dapat mengeluarkan energi dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari tiga komponen penting seperti di ilustrasikan dalam gambar 1, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai), dan pasta sebagai elektrolit (penghantar). Baterai berisi bahan-bahan kimia yang dapat memproduksi elektron. Reaksi kimia yang dapat menghasilkan elektron disebut dengan Reaksi Elektrokimia. Dalam operasi elektrolit, yang terdiri karbon tanah, mangan dioksida, amoniak sal, dan seng klorida menyebabkan elektron mengalir dan menyebabkan listrik. bertanda negatif (-). Baterai memiliki dua terminal, terminal pertama bertanda positif (+) dan terminal kedua

Gambar 1 Susunan dasar suatu baterai Elektron-elektron di kumpulkan pada kutub negatif. Jika kabel dihubungkan antara kutub negatif dan kutub positif, maka elektron akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dengan cepatnya. Selain kabel, sebuah penghubung atau Load dapat berupa light bulb, sebuah motor atau sirkuit elektronik seperti radio. Di dalam beterai sendiri, terjadi sebuah reaksi kimia yang menghasilkan elektron. Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol seberapa banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutub negatif ke kutub positif

Baterai / Accumulator

tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang berlangsung. Baterai bisa bertahan selama satu tahun dan masih memiliki sedikit power, selama tidak terjadi reaksi kimia atau selama tidak dihubungkan dengan kabel atau sejenis Load lain. Ketika dihubungkan dengan kabel maka reaksi kimia dimulai. Secara harfiah baterai berfungsi sebagai media penyimpan dan penyedia energi listrik. Sumber listrik yang digunakan sebagai pembangkit power dalam bentuk arus searah (DC). Alat ini digunakan elektronika termasuk diantaranya komputer. Baterai merupakan sekumpulan sel-sel kimia yang masing-masing berisi dua elektron logam yang dicelupkan dalam larutan penghantar yang disebut elektrolit. Akibat reaksi-reaksi kimia antara konduktor-konduktor dan elektrolit satu elektroda anoda bermuatan positif dan lainnya, katoda , menjadi bermuatan negatif.

Gambar 2: Konstruksi Baterai Baterai dinilai oleh kapasitas amp-hour (Ah) berdasarkan jumlah energi yang diperlukan untuk menjalankan muatan dan berapa hari yang diperlukan untuk menyimpan energi karena kondisi cuaca. Beberapa faktor dapat berdampak pada kapasitas baterai, termasuk peringkat, penilaian of discharge (pembebanan), kedalaman pembebanan, suhu, umur, dan karakteristik recharging. Kapasitas yang diminta juga dipengaruhi oleh ukuran muatan. Jika muatan berkurang, kapasitas juga berkurang. Dengan semakin berkembangnya era globalisasi, terdapat suatu alat elektrokimia yang mirip dengan baterai. Sel bahan bakar adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip dengan baterai, tetapi berbeda karena dia dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya yang terkonsumsi; yaitu dia memproduksi listrik dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar. Hal ini berbeda dengan energi

Baterai / Accumulator

internal dari baterai. Sebagai tambahan, elektroda dalam baterai bereaksi dan berganti pada saat baterai diisi atau dibuang energinya, sedangkan elektroda sel bahan bakar adalah katalitik dan relatif stabil. Reaktan yang adalah hidrogen di biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan sel bakar sisi anode dan oksigen di sisi katoda (sebuah hidrogen).

Biasanya, aliran reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar. Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selama aliran tersebut dapat dijaga kelangsungannya. Sel bahan bakar seringkali dianggap sangat menarik dalam aplikasi modern karena efisiensi tinggi dan penggunaan bebas-emisi, berlawanan dengan bahan bakar umum. seperti metana atau gas alamyang menghasilkan karbon dioksida. Satusatunya hasil produk dari bahan bakar yang beroperasi menggunakan hidrogen murni adalah uap air. Namun ada kekhawatiran dalam proses pembuatan hidrogen yang menggunakan banyak energi. Memproduksi hidrogen membutuhkan "carrier" hidrogen (Biasanya bahan bakar fosil, meskipun air dapat dijadikan alternatif), dan juga listrik, yang diproduksi oleh bahan bakar konvensional. Meskipun sumber energi alternatif seperti energi angin dan surya dapat juga digunakan, namun sekarang ini mereka sangat mahal. 2.3 2.3.1. Klasifikasi Baterai Baterai Primer Baterai primer yaitu baterai yang hanya digunakan satu kali karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction) dan setelah habis isi (Recharge). Pada baterai primer, elektroda positif (kutub positif) berupa batang karbon dan pembungkus terbuat dari seng yang merupakan elektroda negative (kutub negatif). Adapun susunan baterai primer ditunjukkan pada gambar 3. Baterai dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

Gambar 3: Susunan Baterai Primer Elektrolit larutan yang menghantarkan arus listrik berupa larutan amonium klorida (NH4CL) dan depolarisasinya zat kimia yang terbuat dari mangan dioksida

Baterai / Accumulator

(MnO2) bercampur serbuk karbon. Elemen kering atau batere disebut juga elemen primer karena elemen ini tidak dapat dimuati (diisi ulang) kembali jika muatannya habis. Selama bekerja, seng berubah menjadii seng klorida, hydrogen dibebaskan dan seng serta ammonium klorida berkurang. Cara penggunaan batere kering yaitu dengan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif ke beban. Adapun contoh-contoh baterai primer antara lain yaitu: 2.3.1.1 Baterai Leclenche (Zn MnO2) baterai sel kering /Dry Cell. Merupakan jenis baterai yang banyak digunakan sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Satu sel batere berkapasitas 1,5 volt. Kutub positif (Anoda) mengunakan Zn, Kutub negatip (Katoda) menggunakan MnO2 Pada suhu tinggi kapasitas sel leclenche akan turun dengan drastis, oleh sebab itu penyimpanan batere ini harus ditempat yang bersuhu rendah. 2.3.1.2 Baterai sel kering Magnesium (MgMnO2). Merupakan jenis batere yang memiliki konstruksi serupa dengan batere seng. Memiliki kapasitas satu cell 1,5 volt. Kutub positip (Anoda) menggunakan Mg, Kutub negatif (Katoda) menggunakan MnO2. Baterai ini memiliki kelebihan, yaitu dua kali lebih awet dari pada sel kering dan stabil pada temperature tinggi. Adapun kekurangannya yaitu, tidak bisa dibuat sekecil mungkin. Pada keadaan kerja akan timbul Reaksi Parasitik akibat dari pembuangan gas hydrogen. 2.3.1.3 Baterai MnO2 Alkaline. Sama seperti dua jenis baterai diatas dan memiliki kapasitas 1,5 volt, hanya memiliki perbedaan pada segi konstruksi, elektrolitnya, dan tahanan dalamnya lebih kecil. Batere ini memiliki kelebihan yaitu :

1. Pada proses pemakaian akan tetap pada rating yang dimiliki meskipun
pemakaiannya tak menentu. 2. Pada pembebanan tinggi dan terus menerus, mampu memberikan umur pelayanan 2 10 kali pemakaian dari sel leclanche.

3. Sangat baik dioperasikan pada temperature rendah sampai -25 derajat celcius.
Baterai yang sering digunakan adalah zinc-alcaline manganese oxide. zincalcaline manganese oxide memberikan daya lebih per penggunaannya dibandingkan batere sekunder. zinc-alcaline manganese oxide mempunyai umur (waktu hidup yang lama). Baterai alcaline mempunyai umur(waktu hidup) yang panjang ,namun daur hidupnya lebih pendek dari pada batere sekunder lainnya.

Baterai / Accumulator

2.3.1.4 Sel Merkuri. Baterai ini pada Anoda menggunakan Zn dan pada katoda menggunakan Oksida Merkuri. Dan pada elektrolit menggunakan Alkaline. Kapasitas maksimal stabil yaitu 1,35 volt, yang biasa digunakan pada tegangan referensi. Kapasitas dari batere ini dapat sampai 1,4 volt bila katodanya Oxida Merkuri atau Oxida Mangan. Dari segi ukuran berdiameter dari 3/8- 1 inchi. 2.3.1.5 Sel oksida perak (AgO2). Baterai ini pada Katoda menggunakan serbuk elektroloit alkaline dan pada Anoda menggunakan oksida perak. Teganagan pada Open Circuit yaitu1,6 volt dan tegangan nominal pada beban sebesar 1,5 volt apabila katodanya oksida merkuri atau oksida mangan. Dari segi ukuran batere ini sebesar 0.3 0.5 inchi. Biasa digunakan untuk kamera, alat bantu pendengaran dan jam elektronik. 2.3.1.6 Baterai Litium. Jenis baru dari sel primer, yang mempunti tegangan out put yang tinggi,memiliki umur yangf panjang, ringan dan kecil. Sehingga baterai ini digunakan untuk pemakaian khusus. Tegangan out put tanpa beban sebesar 2,9 volt atau 3,7 volt, tergantung dari elektrolit yang digunakan. Penggunaan litium sangat terbatas, biasa digunakan dalam bidang militer, karena apabila tidak hati-hati dalam penggunaan bisa meledak.

2.3.2

Baterai Sekunder Baterai sekunder yaitu baterai yang dapat digunakan berkali-kali dengan

mengisi kembali muatannya karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction), apabila telah habis energinya setelah dipakai. Akumulator merupakan jenis baterai sekunder yang merupakan elemen elektro-kimia yang dapat memperbaharui bahan-bahan pereaksinya. Jenis akumulator yang sering dipakai adalah akumulator timbal. Akumulator ini terdiri dari dua kumparan pelat yang dicelupkan dalam larutan asam-sulfat encer. Kedua kumpulan pelat dibuat dari timbal, sedangkan lapisan timbal dioksida akan dibentuk pada pelat positif ketika lemen pertama kali dimuati. Letak pelat positif dan negatif sangat berdekatan tetapi dicegah tidak langsung menyentuh oleh pemisah yang terbuat dari bahan penyekat (isolator). Konstruksinya ditunjukkan oleh Gambar 4.

Baterai / Accumulator

Gambar 4: Konstruksi akumulator Bagian-bagian akumulator timah hitam dan fungsinya sebagai berikut : 1. Rangka, berfungsi sebagai rumah akumulator. 2. Kepala kutub positif, berfungsi sebagai terminal kutub positif. 3. Penghubung sel, berfungsi untuk menghubungkan sel-sel. 4. Tutup Ventilasi, berfungsi menutup lubang sel.. 5. Penutup, berfungsi untuk menutup bagian atas akumulator. 6. Plat-plat, berfungsi sebagai bidang pereaktor. 7. Plat negatif, terbuat dari Pb, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 8. Plat positif, terbuat dari PbO2, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator. 9. Ruang sedimen, berfungsi untuk menampung kotoran. 10. Plastik pemisah, berfungsi untuk memisahkan plat positif dan negatif. 11. Sel-sel.

Plat positif (PbO2) berwarna coklat, sedangkan plat negatif berwarna abuabu. Luas bidang reaksi plat positif L = 2.p.l.n. dimana : L = luas bidang plat positif (cm2) p = panjang plat positif (cm) l = lebar plat positif (cm) n = jumlah plat positif tiap-tiap sel Kapasitas tiap plat positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH (ampere jam). Tiap sel akumulator timah hitam menghasilkan tegangan 2 volt.

Baterai / Accumulator

10

2.4 Prinsip Kerja Baterai Baterai adalah perangkat yang mampu menghasilkan tegangan DC, yaitu dengan cara mengubah energi kimia yang terkandung didalamnya menjadi energi listrik melalui reaksi elektro kimia, Redoks (Reduksi Oksidasi). Batere terdiri dari beberapa sel listrik, sel listrik tersebut menjadi penyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia. Sel batere tersebut elektroda elektroda. Elektroda negatif disebut katoda, yang berfungsi sebagai pemberi elektron. Elektroda positif disebut anoda yang berfungsi sebagai penerima elektron. Antara anoda dan katoda akan mengalir arus yaitu dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan electron akan mengalir dari katoda menuju anoda. Baterai adalah suatu proses listrik kimia diubah listrik, menjadi dimana kimia pada dan saat saat pengisian/cas/charge energi

pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari satu atau lebih voltaic cell (tergantung besarnya voltase yang diinginkan contohnya baterai aki 6 Volt atau 12 Volt) . Masing-masing voltaic cell terdiri dari dua half cells yang dihubungkan secara seri oleh penghantar elektrolit. Satu half cells mempunyai elektroda positif (katoda) yang satunya elektroda negatif (atoda). Daya baterai di dapat dari reaksi reduksi dan oksidasi.

Gambar 5: Ilustrasi cara kerja baterai Reduksi terjadi pada katoda dan oksidasi terjadi di anoda. Elektroda tersebut tidak bersentuhan dan arus listrik dihubungkan dengan elektrolit. Elektrolit dapat berupa cairan atau padat. Untuk lebih penjelasan lebih detail tentang baterai (dalam hal ini adalah aki; aki mobil/motor/mainan yang memakai elektrolit cair). Aki terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V = 3 x 2 V).

Baterai / Accumulator

11

Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes). Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah. Terdapat 2 proses yang terjadi pada baterai : 2.4.1 Proses Pengosongan

Proses pengosongan adalah proses perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Proses discharge pada sel berlangsung menurut skema gambar 6. Bila sel dihubungkan dengan beban maka elektron mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-ion positif mengalir ke katoda.

Gambar 6: Proses pengosongan (discharge) Pada saat baterai mengeluarkan arus, oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya bergabung / berubah menjadi air (H20) dan asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut. Reaksi ini akan berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge. Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan hampir hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3. Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat

Baterai / Accumulator

12

jenisnya sekitar 1,285 kg/dm3. Dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki (bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak. 2.4.2 Proses Pengisian

Proses pengisian adalah proses perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Pada proses pengisian menurut skema gambar 7 adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda. Dan proses kimia yang terjadi adalah sebagai berikut :

Gambar 7: Proses pengisian (charge) 1. Aliran elktron menjadi terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply menuju ke katoda. 2. Ion-ion negatif mengalir dari katoda ke anoda. 3. Ion-ion positif mengalir dari anoda ke katoda. Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum / dicas / sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutub positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12V dialiri tegangan 12V DC, baterai 6V dialiri tegangan 6V DC, dan dua baterai 12V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan 24V DC (baterai yang dihubungkan seri total tegangannya adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tegangan baterai). Hal ini dapat ditemukan pada bengkel aki dimana ada beberapa

Baterai / Accumulator

13

baterai yang dihubungkan secara seri dan disetrum sekaligus. Kuat arus (ampere)yang harus dialiri bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut. Proses pengisisan ini berlawanan dengan proses pengosongan, yaitu : oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena bereaksi / bersenyawa / bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara perlahan lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2) dan asam (SO4) yang menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh). Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari reaksi kimia pada saat pengosongan (discharging).

Baterai / Accumulator

14

BAB III PENUTUP 3.1.1 Kesimpulan

Baterai adalah alat listrik - kimiawi yang menyimpan energi dengan mengubah energi listrik menjadi energi kimia dan dapat mengeluarkan energi dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari tiga komponen penting seperti di ilustrasikan dalam gambar 1, yaitu: batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai), dan pasta sebagai elektrolit (penghantar). Baterai dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer yaitu baterai yang hanya digunakan satu kali karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat tidak bisa dibalik (irreversible reaction) dan setelah habis isi (Recharge). Sedangkan baterai sekunder yaitu baterai yang dapat digunakan berkali-kali dengan mengisi kembali muatannya karena reaksi kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction), apabila telah habis energinya setelah dipakai. Adapun pengklasifikasian baterai berdasarkan kapasitas baterai dan bahan elektrolit. Berdasarkan kapasitasnya baterai terbagi menjadi: kapasitas dengan harga rendah/menengah dan kapasitas dengan harga tinggi. Berdasarkan bahan elektrolitnya, baterai terbagi atas: baterai alkali dan baterai timah hitam. Baterai bekerja menurut prinsip-prinsip dasarnya, di mana terdapat 2 (dua) proses yang terjadi yaitu: proses pengosongan dan proses pengisian. Proses pengosongan (discharge) adalah proses perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Proses pengisian (charge) adalah proses perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Jadi reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari reaksi kimia pada saat pengosongan (discharging).

Baterai / Accumulator

15

3.2

Saran Makalah yang berjudul BATERAI / ACCUMULATOR ini memiliki banyak

kekurangan dalam hal pengumpulan literatur yang terbaru dalam penyusunannya. Para pembaca dapat memberikan masukan kepada penulis untuk penelaahan lebih dalam mengenai pokok bahasan yang diulas dalam makalah. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai literatur atau sumber pembelajaran dan pengayaan untuk para pembaca sehingga pembahasan mengenai perubahan energi listrik menjadi energy kimia dan sebaliknya semakin berkembang.

Baterai / Accumulator

16

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Baterai&oldid=4860709, diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 11.12 WIB Lister Eugene. 1988. Mesin dan Rangkaian Listrik. Erlangga, Jakarta. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10908975. Asal Usul Accu (Accumulator) diakses pada tanggal 14 Desember 2011 pukul 12.40 WIB Daryanto. 1987. Teknik Listrik. Bina Aksara, Jakarta http://books.google.co.id/books? id=N4MIYjoSBcAC&dq+proses+terjadinya+perubahan+energi+listrik+menjadi+ki mia&hl=id&source=gbs_similar, diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 10.30 WIB http://www.crayonpedia.org/mw/SUMBER_ARUS_LISTRIK.Sukis_Wariyono, pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 10.45 WIB http://priska-geovanni.blogspot.com/2009/01/akumulator.html , diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 11.00 WIB diakses

Baterai / Accumulator

17

You might also like