You are on page 1of 10

Penerapan Metode Pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing)

MAKALAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SOSIODRAMA/BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMP NU KARANGDADAP

DISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA DOSEN PENGAMPU : M. HARYANTO, S.Pd.

OLEH : BAMBANG ALISANTO NPM. 10.0336.G

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIKAL A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Mata pelajaran Matematika diajarkan pada semua jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk di kelas VII (tujuh) SMP NU Karangdadap. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dan merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional tingkat sekolah dasar dan menengah. Dengan kata lain, Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menentukan kelulusan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun, hal demikian tidak sebanding dengan minat siswa kelas VII di SMP NU Karangdadap terhadap mata pelajaran Matematika, karena sebagian besar tidak menyukai mata pelajaran ini. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran Matematika sangat sulit dan menjadi momok yang menakutkan bagi mereka. Tidak berhenti pada mata pelajarannya saja, tapi kebencian juga muncul kepada guru pengampu mata pelajaran Matematika. Guru pengampu mata pelajaran Matematika terkesan menakutkan bagi siswa, apalagi dengan metode pembelajaran yang sering digunakan adalah metode konvensional melalui ceramah di hadapan siswa. Proses pembelajaran seperti ini lebih terkesan monoton dan kurang variatif sehingga mengakibatkan siswa bosan. Apabila siswa sudah tidak menyukai salah satu mata pelajaran (dalam hal ini mata pelajaran Matematika) akibatnya jelas, sangat sulit untuk bisa menerima apapun yang dijelaskan oleh guru yang mengampu mata pelajaran tersebut sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal. Kondisi ini menuntut adanya inovasi oleh para pengampu (guru) mata pelajaran Matematika kelas VII di SMP NU Karangdadap. Guru harus mampu memahami berbagai karakteristik setiap siswa di dalam kelas, menguasai berbagai metode pembelajaran dan bisa menentukan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk diterapkan sesuai materi yang akan diajarkan. Hal ini diharapkan agar setiap siswa terbangun motivasinya, terlibat

dalam seluruh aspek pemaparan materi, dan mampu menjalin komunikasi dan memahami seutuhnya maksud dan kompetensi yang harus dicapai pada setiap materi. Model atau metode pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran (Eggen dan Kauchak, 1988 : 9). Karakteristik Model Pembelajaran antara lain : rasional teoritik yang logis tujuan pembelajaran yang hendak dicapai tingkah laku mengajar (siswa/guru) yang diperlukan lingkungan belajar yg diperlukan (sarana dan prasarana) Kutz (1991 : 2) berdasar pengalamannya: tanpa model pembelajaran yang nyata, guru seringkali mengembangkan pola pembelajaran yang hanya didasarkan pada pengalaman masa lalu dan intuisinya. Bila ingin mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, metode pembelajaran mutlak diperlukan karena salah satu tujuan penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar (Joyce B dan Weil M, 1992 : 2). Salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam pembelajaran matematika adalah metode Bermain Peran/Sosiodrama (Role Playing). Dengan metode ini, diharapkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat melalui analisa materi yang didramatisasikan, sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran Matematika di kelas VII SMP NU Karangdadap, yang muaranya adalah pencapaian tujuan pembelajaran secara maksimal. 2. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang saya ambil sebagai berikut : 1) Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing)? 2) Bagaimana penerapan metode Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing) dalam pembelajaran matematika? 3) Apa kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing) dalam kegiatan pembelajaran Matematika?

B. PEMBAHASAN

1. Metode Pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing) Istilah sosiodrama dan bermain peran (Role Playing) dalam metode pembelajaran merupakan dua istilah yang kembar, bahkan di dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dalam waktu bersamaan dan silih berganti. Sosiodrama yang dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan

mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik.

Proses interaksi antar siswa dan antara siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan metode sosiodrama akan lebih aktif, komunikasi berjalan dua arah dari Guru ke siswa dan dari siswa ke guru. Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima penjelasan materi secara teoritis tetapi juga ikut mengamati dan menganalisa masalah yang sedang diperankan yang merupakan ilustrasi dari materi yang akan disampaikan. Hal ini jelas sangat berbeda ketika siswa mengikuti proses pembelajaran dengan metode konvensional. Kesan yang muncul ketika siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode konvensional adalah siswa menjadi objek dari materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan metode sosiodrama memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut berperan sebagai subjek dan mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang masalah yang dihadapi. Dalam pembelajaran Matematika kelas VII, metode sosiodrama dapat diterapkan misalnya dalam pemaparan materi Himpunan. Dalam hal ini, siswa dapat diarahkan untuk membentuk himpunan sesuai dengan ketentuan atau syarat pembentukan suatu himpunan. Dengan demikian, siswa terlibat langsung dalam pembentukan sebuah himpunan sehingga secara nyata ada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam masalah yang dihadapi tersebut. Dan tentunya, dengan cara ini akan memunculkan berbagai analisa sesuai tingkat kemampuan dan pemahaman siswa terhadap masalah sehingga tugas guru adalah mengarahkan hasil analisa masing-masing siswa ke dalam simpulan yang sesuai dengan definisi himpunan yang tepat. Namun, metode pembelajaran bermain peran/sosiodrama (Role Playing) tidak dapat digunakan untuk pemaparan semua materi Matematika di kelas VII. Harus ada pemilihan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Di sini sangat bergantung pada kejelian guru dalam memilih metode yang tepat untuk setiap materi. Secara umum metode pembelajaran bermain peran/sosiodrama (Role Playing) dapat digunakan apabila : 1) Pelajaran dimaksudkan untuk melatih dan menanamkan pengertian dan perasaan seseorang 2) Pelajaran dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial dan rasa tanggung jawab dalam memikul amanah yang telah dipercayakan 3) Jika mengharapkan partisipasi kolektif dalam mengambil suatu keputusan 4) Apabila dimaksudkan untuk mendapatkan ketrampilan tertentu sehingga diharapkan siswa mendapatkan bekal pengalaman yang berharga, setelah mereka terjun dalam masyarakat kelak

5) Dapat menghilangkan malu, dimana bagi siswa yang tadinya mempunyai sifat malu dan takut dalam berhadapan dengan sesamanya dan masyarakat dapat berangsur-angsur hilang, menjadi terbiasa dan terbuka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya 6) Untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga amat berguna bagi kehidupan dan masa depannya kelak, terutama yang berbakat bermain drama, lakon film dan sebagainya. 7) Untuk meningkatkan kemampuan penalaran peserta didik secara lebih kritis dan detail dalam pemecahan masalah. 8) Untuk meningkatkan pemahaman konsep dari materi yang diajarkan. 2. Penerapan Metode Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing) Sebelum menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama/Bermain peran (Role Playing), guru hendaknya menyusun skenario sesuai kebutuhan. Mengacu pada Rencana Proses Pembelajaran dan Silabus yang telah disusun. Hal ini perlu agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan menarik, mencapai sasaran dan tidak melebihi alokasi waktu yang ditentukan. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menerapkan metode pembelajaran Bermain peran/Sosiodrama (Role Playing) antara lain: 1) Bila metode sosiodrama baru diterapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaannya, dan menentukan diantara siswa yang tepat untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, kemudian secara sederhana dimainkan di depan kelas. 2) Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan diperankan tersebut sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 3) Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar bisa membangun interaksi yang lebih menarik. 4) Setelah sosiodrama itu dalam puncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum, sehingga penonton (siswa yang mengamati) ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.

5) Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan kesesuaian jalannya sosiodrama dengan materi yang sedang dibicarakan. 6) Guru menerima semua masukan, dari siswa dan memberikan simpulan yang tepat dari pengilustrasian materi melalui metode sosiodrama tersebut. 7) Menyelaraskan pemahaman konsep yang dijelaskan dalam pemecahan masalah/soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Setelah kegiatan selesai, guru bisa memberikan contoh soal yang harus diselesaikan dengan menggunakan konsep seperti yang telah diperagakan oleh siswa melalui metode sosiodrama tersebut. Untuk selanjutnya bisa dievaluasi apakah metode tersebut berhasil atau belum yang indikasinya bisa dilihat melalui kemampuan pengintegrasian konsep yang diperagakan ke dalam masalah/soal yang harus diselesaikan.

3.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Sosiodrama/Bermain Peran (Role Playing)

Seperti

metode-metode

pembelajaran

yang

lain,

metode

pembelajaran

Sosiodrama/Bermain Peranan (Role Playing) juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Maksudnya, tidak semua materi (terutama dalam mata pelajaran Matematika) bisa menjadi lebih baik bila menggunakan metode ini, akan tetapi harus dipilih dengan teliti oleh guru pengampu, mana yang baik menggunakan metode ini dan mana yang tidak. Berikut saya sampaikan beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran sosiodrama/bermain peran (Role Playing) dalam kegiatan pembelajaran Matematika di kelas VII SMP NU Karangdadap: a. 1) Kelebihan metode sosiodrama

Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan dan sulit untuk dilupakan.

2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. 3) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

4)

Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

5)

Dimungkinkan

dapat

meningkatkan

kemampuan

profesional

siswa,

dan

dapat

menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja b. Kekurangan/kelemahan metode sosiodrama Metode sosiodrama dan bermain peranan memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain. Mungkin sesekali kita perlu memakai metode diskusi, audio visual, tanya jawab, jigsaw dan metode-metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode sosiodrama/bermain peran dalam proses pembelajaran. Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peran ini terletak pada : 1) Sosiodrama dan bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak. 2) Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa. Dan ini tidak semua guru memilikinya. 3) Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan tertentu. 4) Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai dan waktu menjadi sia-sia. 5) Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini C. PENUTUP

1. Simpulan Metode Bermain Peran/Sosiodrama (Role Playing) adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi oleh peserta didik. Dengan adanya keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, penerapan metode Bermain Peran/Sosiodrama (Role

Playing) diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas VII terhadap mata pelajaran Matematika sehingga tujuan proses pembelajaran bisa tercapai dengan baik.

2. Saran Pengampu mata pelajaran matematika kelas VII di SMP NU Karangdadap hendaknya mampu menerapkan metode pembelajaran Bermain Peran/Sosiodrama (Role Playing) untuk meningkatkan minat belajar siswa. Selain itu, Guru juga harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran dan bisa memilih metode yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Guru mampu menyesuaikan kondisi lingkungan, memanfaatkan sarana yang tersedia dan menganalisa kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga bisa mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Widdiharto. Rachmadi, 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: PPPPTK Matematika. Muthoharoh. Hafiz, 2010. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan (Role Playing Method) dalam Blog Guru SMP N 1 Kikim Barat. Lahat. (diakses di http//:www.penerapan metode role playing dalam pembelajaran.com. Pada tanggal 7 November 2010; pukul 10:54:36 pm).

Shadiq. Fadjar, 2010. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPTK Matematika.

You might also like