You are on page 1of 19

Sekilas Pandang GNiken Widhijawati

Asal daerah : Solo, Jawa Tengah Masa Kerja Kemenkeu : 13 tahun, 10 bulan Riwayat Jabatan : u2004 2005 Korlak Penyelenggaraan I BDK Cimahi u2005 2007 Korlak Keuangan BDK Cimahi u2007 2009 Kasubbid Kerjasama Diklat Pusdiklat BC u2009 2011 Kasubbid Evaluasi Diklat Pusdiklat BC

Perkembangan Bahasa Indonesia

SUMBER BAHASA INDONESIA

Penyebab Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia


1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca

di Indonesia, bahasa perhubungan, bahasa perdagangan 2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena tidak dikenal tingkatan bahasa 3. Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku lainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa nasional 4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas

Peresmian Nama Bahasa Indonesia


Naskah Putusan Kongres Pemuda Indonesia Tahun 1928 Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Peristiwa-peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia


-

1901 1908 1917 28 Okt 1928 25 28 Juni 1938 18 Agt 1945

 Disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van

Ophuijsen
 Didirikan badan penerbit buku-buku bacaan yang

diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat)


 Taman Bacaan rakyat diubah menjadi Balai Pustaka  Peresmian Bahasa Indonesia  Kongres Bahasa Indonesia I di Solo  Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara

19 Maret 1947 28 Okt 2 Nov 1954 16 Agt 1972

 Diresmikan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)

sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen


 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan  Diresmikan Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


 Bahasa Nasional

Butir-butir Sumpah Pemuda

1928

 Fungsi :
1. Lambang kebanggaan nasional 2. Lambang identitas nasional 3. Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan

antarbudaya 4. Alat yang memungkinan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial buadaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

 Bahasa Negara

UUD 1945, Bab XV, Pasal 36

 Fungsi :
1. Bahasa resmi kenegaraan 2. Bahasa pengantar resmi di dalam dunia pendidikan 3. Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pembangunan 4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, pengetahuan, dan teknologi

BAHASA INDONESIA PENTING ATAU TIDAK PENTING?

Kriteria Penting atau Tidaknya suatu Bahasa


1. Dipandang dari jumlah penutur 2. Dipandang dari luas penyebarannya 3. Dipandang dari dipakainya sebagai sarana ilmu, budaya, dan sastra

Ragam Bahasa
 Ragam Lisan dan Ragam Tulis  Ragam Baku dan Ragam Tidak Baku  Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan  Ragam Sosial dan Ragam Fungsional

Perbedaan Ragam Lisan dan Tulis


Ragam Lisan
1. Harus ada orang kedua, teman bicara 2. Fungsi-fungsi gramatikal tidak selalu nyata

Ragam Tulis
1. Tidak harus ada orang kedua 2. Fungsi-fungsi gramatikal harus nyata, lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan 3. Tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu 4. Dilengkapi dengan tanda baca, huruf besar, dan huruf miring

3. Terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu 4. Dipengaruhi oleh tingi rendahnya dan panjang pendeknya suara

Perbedaan Ragam Baku dan Tidak Baku


Ragam Baku Ragam yang dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai bhasa resmi dan sebagai keranga rujukan norma bahasa dalam penggunaannya Ragam Tidak Baku Ragam yang tidak dilembagakan dan mempunyai ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku

Sifat-sifat Ragam Baku


MANTAP Sesuai dengan kaidah bahasa

DINAMIS

Tidak statis, tidak kaku

CENDEKIA

Dipakai pada tempattempat resmi

Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan


Ragam Baku Tulis Ragam yang dipakai degan resmi pada buku-buku pelajaran atau buku-buku ilmiah. Ragam Baku Lisan Ukuran dan nilai ragam baku lisan tergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdegar dalam ucapan.

Ragam Sosial dan Ragam Fungsional


Ragam Sosial Ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam Fungsional Ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya. Contoh : - Ragam Keilmuan/Teknologi, - Ragam Kedokteran, - Ragam Keagamaan

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar


BENAR Menerapkan kaidah bahasa secara konsisten

BAIK

Mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaian

You might also like