You are on page 1of 13

1

Sasaran:

Ancaman-ancaman Lingkungan

Memahami karakteristik ancamanancaman lingkungan pada level global, regional dan lokal yang terjadi saat ini Menjelaskan sebab-sebab dan pengaruh perubahan iklim, penipisan ozon serta makin menyusutnya sumberdaya alam.

Lingkungan mencakup semua sistem pendukung kehidupan di muka bumi. Eksistensi, kesejateraan dan perekonomian kita sangat tergantung kepada ketersediaan sumberdaya alam atau "kekayaan alam", termasuk didalamnya adalah udara, air, tanah, mineral, ikan dan proses penjernihan secara alami (natural purification), bersamasama dengan energi langsung dan tidak langsung dari matahari yang sering kita kenal dengan istilah "solar capital".(Miller, 2004). Guna mempertahankan kehidupan kita, dan untuk memenuhi kebutuhan dasar di masa mendatang, maka kita wajib melindungi proses pendukung kehidupan dan sumberdaya yang ada di bumi ini. Sementara itu, modal lingkungan (environmental capital) sangatlah krusial dalam mendukung modal ekonomi (economic capital). Akan tetapi, pola ekonomi dan sosial yang ada saat ini mengindikasikan semakin menyusutnya cadangan sumberdaya alam di masa mendatang. Selain itu, masalah-masalah lingkungan global yang terjadi saat ini memiliki satu premis yang bersifat umum: pada ujungnya masalah-masalah lingkungan global tersebut dipicu oleh aktivitas-aktivitas manusia. Pada bab ini kita akan mengenal karakteristik dari ancamanancaman global, regional dan lokal serta memberikan konteks dengan mendiskusikan sebab-sebab, dampak dan tantangannya bagi industri dan para pembuat kebijakan. Yang pertama, akan kita bahas beberapa parameter ekonomi, lingkungan dan sosial didalam diskusi kita tentang kelestarian lingkungan dan ekonomi serta memperkenalkan karakteristik dari masalah-masalah lingkungan dari perspektif dasar materi. Bagian 1.6 akan meninjau sebab-sebab dan dampak perubahan iklim, penipisan lapisan ozon serta makin menyusutnya cadangan sumberdaya alam, sementara itu pada bagian 1.7 akan dibahas tentang karakteristik dari ancamanancaman regional, misalnya asidifikasi (pengasaman karena berlebihnya karbon dioksida) dan polusi air. Pada bagian 1.8 akan dibahas beberapa ancaman global.

1.1 Karakteristik ancaman global

Sebagian besar aktivitas ekonomi dan sosial kita ditopang oleh alam. Kita menggunakan berbagai jenis sumberdaya alam, seperti air bersih, mineral dan energi dan kita pun membuang sisa penggunaannya ke alam juga. Lingkungan alam sangat penting dalam menopang kesejahteraan hidup kita karena kita menikmati berbagai anugerah seperti air bersih dan udara segar serta menikmati eloknya pemandangan alam. Oleh karena itu, lingkungan alam memiliki substansi yang teramat penting sebagai fungsi pendukung perekonomian dan kehidupan. Akan tetapi, seiring dengan masalah yang kita hadapi berupa pemanasan global, menipisnya lapisan ozon dan menyusutnya

2-1

cadangan sumberdaya alam, serta dampak yang ditimbulkan oleh masalah-masalah tersebut, seperti menurunnya tingkat keanekaragaman hayati (biodiversity) dan melemahnya batas toleransi (resilience capacity), maka muncul satu pertanyaan penting yang wajib untuk dijawab apakah sistem perekonomian global dapat terus berkembang tanpa merusak sistem alam yang sejatinya adalah fondamen paling utama (Perman dkk., 2003). Sementara itu, masyarakat kita perlu menempatkan masalah lingkungan didalam agenda mereka, baik fokus kita terhadap lingkungan berangkat dari kepercayaan bahwa lingkungan memiliki nilai intrinsik tertentu ataukah semata-mata menganggap lingkungan alam sebagai basis sumberdaya ekonomis yang menguntungkan kita. Jika ditilik dari perspektif ekonomis dan material, kita melihat adanya batas-batas kemampuan sumberdaya dari lingkungan alam serta batas-batas kemampuan asimilatifnya untuk menyerap sampah. Jika sampah yang kita buang melebihi batas-batas ini, maka kita akan menuai dampak negatif berupa perubahan lingkungan yang terjadi, baik pada tingkat lokal, regional maupun global, yang terkadang tidak bisa dielakkan dan pada akhirnya akan turut berpengaruh terhadap perekonomian global serta kualitas kehidupan di muka bumi ini. Masalah kelestarian Permasalahan tentang bagaimana mendukung pembangunan ekonomi global dari generasi ke generasi dengan keterbatasan sumberdaya alam dan sosial disebut dengan masalah kelestarian (sustainability). Masalah kelestarian sudah cukup mendapat sorotan oleh masyarakat internasional, dan sejak publikasi laporan Brundlandt Our Commong Future, maka banyak penelitian yang kemudian dilakukan untuk menyoroti berbagai isu kelestarian secara lebih rinci. Secara luas, kelestarian bisa diartikan sebagai pencapaian target-target ekonomi dan sosial saat ini tanpa harus membahayakan generasi berikutnya, atau seperti diungkapkan oleh Brundlandt: Pembangunan yang lestari adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan kemampuan generasi berikutnya dalam memenuhi kebutuhannya. (WCED, 1987) Seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1, kelestarian mengimplikasikan tiga sektor penting: bumi (kelestarian lingkungan), manusia (kelestarian sosial) dan profit atau kesejahteraan (kelestarian ekonomi). Tantangan dalam mencapai pembangunan yang lestari adalah bagaimana membuat keputusan-keputusan dengan memperhatikan ketiga kepentingan tersebut. Menemukan keseimbangan ini merupakan suatu tugas yang kompleks dan ditentukan oleh berbagai variabel (lokal). Menurut laporan Brundlandt, tugas ini melibatkan transformasi didalam perekonomian dan sosial kita, termasuk pengentasan kemiskinan. Untuk menggambarkan lebih jauh mengenai saling ketergantungan antara bumi kita dengan profit, maka paragraf berikutnya akan menggambarkan suatu model untuk menghitung dampak lingkungan dari aktivitas-aktivitas ekonomi.

Gambar 1.1

Sustainabilitas mencakup kepentingan sosial, ekonomi dan lingkungan.

2-2

Dampak lingkungan dari aktivitas-aktivitas ekonomi I = PAT Dampak lingkungan yang dipicu oleh aktivitas ekonomi dapat dikualifikasikan dengan ekstraksi (extraction) yang kita lakukan dari lingkungan dan penempatan/pembuangan (insertion) ke lingkungan. Jika ditilik dari massa atau volumenya, dampak lingkungan ditentukan oleh pengalian jumlah populasi (P), limbah/sampah (A) dan teknologi (T). Teknologi didefinisikan sebagai penggunaan bahan-bahan, pemakaian sumberdaya dan hasil sampah per unit produksi (dinyatakan dalam massa volume), sementara itu kemakmuran (affluence) merupakan pertumbuhan ekonomis di negara-negara maju dan negara-negara yang sedang berkembang per kapita (dinyatakan dalam satuan moneter). Dengan demikian, kenaikan populasi atau salah satu dari variabel-variabel lain akan memicu peningkatan dampak lingkungan. Identitas IPAT merupakan suatu acuan bagi dampak lingkungan yang berbasis material berdasarkan massa dan volume dan sangat berguna untuk mengenal hal-hal apa saja yang mempengaruhi ukuran dari dampak ekonomi terhadap lingkungan. Paragraf berikut ini akan menjelaskan bagaimana material akan berpengaruh terhadap lingkungan. Informasi lebih jauh tentang identitas IPAT dan perhitungannya dibahas lengkap oleh Perman dkk. (2003), hal. 28-33

Karakteristik ancaman lingkungan Munculnya masalah-masalah lingkungan bisa ditelusuri kembai pada bahan-bahan yang memiliki pengaruh negatif terhadap lingkungan. Sebagaimana digambarkan di muka, teknologi adalah salah satu dari pemicu yang paling utama. Teknologi bisa berarti konsumsi sumberdaya dan produksi sampah serta sangat penting untuk memahami dampak lingkungan dari terminologi fisik. Konsumsi sumberdaya berarti ekstraksi material dari masalah-masalah lingkungan dan sumberdaya yang muncul ketika penggunaan kekayaan alam saat ini bisa mengancam ketersediaannya di masa mendatang. Produksi sampah dan pembuangannya dapat dilihat dari sisi insersi ke lingkungan. Aluran sampah residual didefinisikan sebagai polusi Apa yang dimaksud dengan polusi? Masalah-masalah polusi dan dampaknya dinyatakan oleh Graedel dan Howard-Grenville (2005) sebagai berikut: Potensi dampak material terhadap lingkungan Skala dampak secara spasial Potensi kerusakan (tingkat bahaya yang ditimbulkan) Tingkat pajanan (exposure) Waktu penanganan dan pemulihan Kuantitas material yang digunakan

Tidak bisa disangkal lagi bahwa polusi juga memiliki pengaruh buruk terhadap ketersediaan sumberdaya alam di masa mendatang. Sebagai contoh, ketika logam-logam berat pada konsentrasi tinggi terlepaskan dari landfill ke sumber air tanah (groundwater), maka sistem perairan (watersystem) di sekitarnya akan menjadi terganggu

2-3

dan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini menggambarkan pemahaman bahwa polusi terjadi ketika limbah buangan melebihi kapasitas asimilatif dari lingkungan yang bersangkutan dan juga ketika hal ini terjadi, maka akan menurunkan kapasitas asimilatif dari sistemnya. Disamping insersi dan ekstraksi material, karakteristik dari masalahmasalah polusi sangat ditentukan oleh skala spasial dari dampaknya. Ancaman-ancaman lingkungan terjadi pada berbagai skala yang berbeda. Beberapa polutan dapat memiliki dampak secara global, sementara beberapa polutan-polutan lainnya hanya menyebabkan gangguan disekitar sumber polusi saja. Ancamanancaman lingkungan global saat ini disebabkan oleh polutan-polutan dari emisi lokal namun memiliki dampak secara global, baik dampak ekosistem maupun ekonomi. Dampak-dampak ini mencakup peninggian air laut, penggurunan, dan semakin berkurangnya keanekaragaman hayati. Jika ditilik dari perspektif sumberdaya, menyusutnya sumberdaya alam, seperti hutan tropis, mineral dan sumber air bersih ternyata memiliki dampak global serta memiliki dampak perekonomian dan ekosistem baik secara lokal maupun regional. Salah satu ancaman lingkungan global sekarang yang menjadi fokus penting dari pelatihan adalah perubahan iklim, namun penipisan lapisan ozon dan menyusutnya sumberdaya alam juga menjadi faktor yang sangat penting. Bagian 1.7 dan 1.8 membahas ancaman-ancaman lingkungan regional dan lokal.

1.2 Ancaman-ancaman Lingkungan Global

Pada bagian ini , kita akan mengenal tiga masalah lingkungan global. Pertama-tama akan kita bahas tentang sebab-sebab, mekanisme dan pengaruh perubahan iklim atau pemanasan global. Kita akan memberikan perhatian khusus pada dampak ekonomi dari pemanasan global terhadap negara-negara yang kurang berkembang. Berikutnya kita akan membahas masalah-masalah penipisan lapisan ozon dan membahas penyusutan cadangan bahan bakar fosil, mineral dan air secara global. Perubahan Iklim

Sebab-sebab Perubahan Iklim Terdapat konsensus yang luas antar para pakar bahwa iklim bumi mengalami perubahan yang sedemikian cepat yang disebabkan oleh gas rumah kaca yang dipicu oleh emisi proses ekonomis dan perubahan-perubahan penggunaan lahan (Stern 2006). Laporan th yang bertajuk The 4 Assessment Report dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyatakan bahwa pemanasan sistem iklim bersifat tidak jelas, sebagaimana bisa kita lihat dari pengamatan kenaikan rata-rata suhu udara dan suhu air laut, mencairnya es dan salju, serta bertambahnya ketinggian air laut (IPCC 2007). Peningkatan konsentrasi CO2 dan gas-gas rumah kaca
1

Pembahasan pada bagian ini didasarkan kepada buku yang berjudul Comprehensive Living in the Environment, Principles, Connections and Solutions by G.T. Miller (2004) Thomson Learning, Inc. USA. Hal 446-48.

2-4

lainnya di udara telah memiliki dampak terhadap iklim melalui peningkatan efek rumah kaca (Stern, 2007), yang ditunjukkan pada gambar 1.6.1. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca dari Karbon Dioksida (CO2), Methana (CH4), Nitrous oksida (NO2) dan gas-gas rumah kaca mayor lainnya telah memiliki dampak terhadap kenaikan jumlah radiasi infra merah yang terperangkap di atmosfir yang telah menyebabkan peningkatan suhu rata-rata dari lapisan atmosfir yang dekat dengan permukaan bumi.

Gambar 1.2

Efek rumah kaca (UNEP/WMO, 1996)

Sejak tahun 1950, emisi CO2 dan gas-gas rumah kaca lainnya telah mengalami peningkatan secara tajam sebagai hasil dari pemakaian bahan bakar fossil, penggurunan, pertanian dan aktivitas penggunaan lahan oleh manusia. Dampak Perubahan Iklim Dampak perubahan iklim dan pemanasan global sangatlah banyak. Sektor-sektor yang sangat rentan terhadap perubahan iklim antara lain kawasan pantai, kawasan perairan, kesehatan manusia dan pertanian. Contohnya adalah menurunnya tingkat keanekaragaman hayati, erosi, meluapnya air laut ke darat, intrusi air asin, mengeringnya danau-danau, berkurangnya aliran sungai, perubahan cuaca yang ekstrim, munculnya beberapa penyakit seperti malaria, diare dan alergi; resiko penurunan produksi pangan. Contoh yang terakhir di atas mengindikasikan adanya resiko spesifik terhadap perekonomian yang sangat tergantung kepada pertanian. Setiap negara memiliki perbedaan jika ditilik dari sisi kerentanan mereka terhadap dampak ekonomis pemanasan global, yang disebabkan oleh iklim, letak geografis dan ketergantungan terhadap perekonomian yang sensitif terhadap iklim. Sebagian besar negara-

2-5

negara yang sedang berkembang sangat tergantung kepada sektor pertanian dan berada di kawasan tropis, yang banyak dihadapkan dengan masalah banjir, gelombang panas (heat wave) dan kekeringan, hama dan penyakit tanaman. Oleh karena itu, negaranegara ini akan menderita kerusakan ekonomi yang sangat besar dari perubahan iklim ini. Lebih jauh mengenai dampak perubahan iklim terhadap negara-negara yang sedang berkembang dibahas oleh Mendelsohn dkk. (2006) Penipisan ozon Lapisan stratosfer adalah satu lapisan didalam atmosfer dimana ozon stratosferik dihasilkan untuk melindungi permukaan bumi dari radiasi UV yang sangat berbahaya. Filter UV ini bisa melindungi kita dari berbagai penyakit seperti kanker mata, kanker kulit dan kerusakan sistem kekebalan tubuh kita. Sementara itu, filter ini juga melindungi konversi oksigen menjadi ozon photokimiawi pada lapisan stratosfer. Bahan kimia yang paling dikenal berpengaruh terhadap penipisan ozon adalah chlorofluorocarbon (CFCs, yang lazim dipakai untuk bahan pendingin pada AC, aerosol pada kalengkaleng semprot dan bahan-bahan busa plastik untuk pengemasan. Proses siklis dari penipisan ozon ditunjukkan pada Gambar 1.3. CFC pada stratosfir rusak oleh pengaruh radiasi IV energi-tinggi. Atomatom klorin yang sangat reaktif terbentuk, yang berfungsi sebagai katalis pada kerusakan ozon.(O3). Efek merusak secara biologis dari menipisnya

2-6

menyebabkan penipisan lapisan ozon. Akan tetapi, bertahannya CFC dalam jangka panjang di lapisan stratosfir akan memiliki efek lama terhadap total pelarangan bahan kimia yang merusak ozon. Beberapa model mengindikasikan bahwa baru tahun 2030 lapisan ozon bisa kembali seperti tahun 1980. Solusi terbaik bagi keberlangsungan penipisan ozon adalah dengan menggunakan substitusi-substitusi yang bisa menurunkan tingkat penipisan ozon sekaligus menurunkan pemanasan global.

Gambar 1.3 Rantai siklis dari penipisan ozone (EPA) Menyusutnya cadangan sumberdaya alam Sebab-sebab Terjadinya Penyusutan Sumberdaya Penipisan atau semakin sedikitnya sumberdaya alam, seperti bahan bakar fosil, air dan mineral sangat bergantung kepada keberadaannya di masa mendatang. Sumberdaya alam dikategorikan kedalam dua jenis: sumberdaya yang lestari (flow resources) dan sumberdaya yang tidak lestari atau sumberdaya yang tersediakan (stock resources). Sumberdaya lestari bersifat inexhaustible atau tidak bisa habis, karena ketersediaannya di masa mendatang tidak tergantung kepada penggunaanya pada saat sekarang. Contoh dari sumberdaya lestari ini adalah sinar matahari dan angin. Sebaliknya, penggunaan sumberdaya yang tidak lestari pada saat sekarang akan memiliki dampak terhadap ketersediaannya di waktu mendatang, yang berarti mengimplikasikan sifatnya yang terbatas. Sumberdaya yang tidak lestari mencakup sumberdaya yang bisa diperbaharui dengan satu potensi reproduksi natural tertentu (misalnya tanaman pertanian) dan sumberdaya yang tidak bisa diperbaharui (misalnya bahan bakar fosil dan air dari akuifer yang tidak bisa diperbaharui) Secara teoritis, sumberdaya yang tidak lestari terancam oleh penyusutan ketersediaannya yang sangat tergantung kepada keseimbangan antara kebutuhan dengan persediaannya. Peningkatan ekstraksi dari

2-7

sumberdaya yang tidak bisa diperbaharui sangat mempengaruhi kelangkaan atau bahkan ketiadaan bahan baku. Ada sejumlah sebab dari ancaman penyusutan sumberdaya global, sebagian besar berasal dari eksploitasi besar-besaran dan polusi. Karena adanya polusi air bersih, disamping pola penggunaan yang tidak efisien dan tidak adanya distribusi yang baik, maka beberapa negara telah mengalami krisis air bersih. Sebab-sebab lain dari penipisan sumberdaya potensial adalah meningginya permintaan terhadap mineral dan minyak, khususnya negara-negara yang sedang mengalami geliatan ekonomi, seperti di negara-negara Asia. Tanda-tanda kelangkaan sumberdaya semakin nyata seiring dengan melonjaknya harga komoditas, yang kemungkinan bisa mendorong terjadinya inflasi. Akan tetapi, jika kita melihat dari sudut pandang lingkungan, melonjaknya harga-harga juga dapat memiliki dampak yang positif. Sebagai contoh, kelangkaan minyak mentah akan membuat penggunaan energi yang bisa diperbaharui menjadi lebih menarik untuk dipilih, sementara itu penggunaan bahan-bahan sekunder secara ekonomis juga bisa untuk dipertimbangkan. Sementara itu, penyusutan sumberdaya air hanya memiliki efek negatif, misalnya terjadinya penggurunan. Karena air adalah kebutuhan dasar umat manusia, maka kelangkaan air bersih secara langsung akan berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia dan menurunnya tingkat keanekaragaman hayati didalam ekosistem kita.

Ancaman-ancaman lingkungan regional mencakup pengasaman, penggurunan, erosi dan kerusakan habitat-habitat alami. Perbedaan antara ancaman global dengan regional tidaklah kentara, namun secara konseptual skala-skala spasial dari dampak yang ditimbulkan tidaklah sama. Kita mengetahui bahwa skala spasial dampaknya didefinisikan antara sebab dan akibat. Ketika polutan-polutan hanya menyebabkan efek regional maka kita menyebutnya sebagai polutan regional. Contoh-contoh dari polutan regional antara lain bahan-bahan partikel (PM10 dan PM2.5) yang berasal dari mesinmesin disel, dan nitrogen oksida (NOx). Lindi (toxic leachate) dari

2-8

Gambar 1.4 Konversi-konversi kimiawi yang menyebabkan pengendapan asam (Physical

Geography)

Polusi sumberdaya air Ada dua macam jenis polusi air: pertama adanya polusi air tanah, yang disebabkan oleh polutan-polutan tanah di sekitar landfill, tempat-tempat penyimpanan sampah dan area peternakan. Yang kedua, terjadi pula polusi air baik di sungai maupun danau dari sumber tertentu (point source) maupun non-sumber tertentu (nonpoint source). Limbah dari sumber tertentu, misalnya pabrik industri, membuang kontaminan-kontaminan melalui pipa, sementara untuk non-sumber tertentu lebih bersifat terbaurkan dan pelepasan limbahnya lebih sulit untuk ditelusuri kembali. Non-sumber yang menjadi polutan utama bagi air antara lain: (Tietenberg, 2006): Aktivitas pertanian Saluran pembuangan air perkotaan (Urban storm-water runoff) Silvikultura Sistem pembuangan individual

Degradasi dan Penggurunan Lahan Erosi tanah adalah sumber utama dari degradasi tanah dan penggurunan. Meskipun beberapa kejadian erosi tanah bersifat alamiah, namun pembukaan lahan hutan untuk pertanian, meningkatnya jumlah bahan kimia pertanian dan praktik-praktik irigasi sudah menyebabkan kerusakan lingkungan pada level yang lebih tinggi. Pada Gambar 1.5 ditunjukkan kawasan-kawasan yang mengalami degradasi tanah di seluruh dunia.

2-9

Gambar 1.5

Degradasi tanah di seluruh dunia (UNEP-GRID)

1.4

Beberapa polutan adalah kontaminan yang menyebabkan kerusakan langsung di sekitar sumbernya. Ancaman-ancaman lokal mencakup polusi udara dalam rumah, asap dari lalu lintas lokal dan dampak ikutan terhadap orang-orang yang terkena langsung; polusi dari badan-badan air dan tanah. Hilangnya jarak pandang dan memburuknya kondisi bangunan serta patung-patung adalah ancaman emisi bahan partikel, nitrogen oksida dan sulfur oksida yang tidak bisa dianggap remeh. Ancaman-ancaman lokal dari limbah padat sangat tergantung kepada komposisi, jumlah dan metode perlakuannya. Ketika mengandung senyawa berbahaya, seperti pestisida ataupun logam berat, maka bahan-bahan ini akan terendap di TPA atau akan teremisikan ke udara. Bab selanjutnya akan membahas bahaya dari bahan-bahan limbah padat secara lebih detail. Pada bagian-bagian sebelumnya perhatian banyak kita fokuskan pada karakteristik dari masalah-masalah lingkungan global, regional dan lokal. Emisi-emisi lokal memiliki dampak spasial yang berbeda. Fokus terhadap masalah-masalah lingkungan dari suatu perspektif spasial menunjukkan skenario yang berbeda dalam menangani bahaya-bahaya yang muncul.. Jika menilik jenis polutannya, maka asumsi ini sepertinya benar. Ancaman-ancaman lingkungan global dari perubahan iklim, penipisan lapisan ozon dan dampaknya bagi kemasyarakatan, perekonomian dan ekosistem lokal dan regional hanya bisa dikurangi secara efektif ketika terdapat kebijakan internasional antara negara-negara (industri maju) untuk mengurangi gas rumah kaca. Suatu traktat untuk memperlambat laju dan tingkat pemanasan global sangat diperlukan untuk menangani dampaknya tanpa mengganggu perekonomian, kemasyarakatan dan keanekaragaman hayati pada tingkat lokal (Miller, 2004).

2-10

Ancaman-ancaman regional dan lokal dari pengasaman, polusi udara dan kontaminasi tanah biasanya disebabkan oleh materimateri partikel, air limbah dan lesapan (lindi). Berbagai kebijakan yang ditujukan untuk mengurangi jumlah kontaminan regional dan lokal diharapkan bisa bermanfaat secara langsung bagi penduduk dan ekosistem yang terpengaruh oleh polutan-polutan ini. Emisi CO2, NOx dan SO2 dari emisi kendaraan berbahan bakar fosil, penggunaan air yang tidak efiisen selama proses produksi dan overeksploitasi sumberdaya yang tidak bisa diperbaharui adalah sebabsebab penting terjadinya pengasaman dan polusi air. Produksi limbah adalah sebab utama lainnya terjadinya kerusakan lingkungan pada skala regional. Munculnya sampah tidak terlepas dari aktivitas bisnis (Eco-management Guide, 1998): Bagaimana bisnis bisa terlibat? menghasilkan produk-produk yang tidak ramah lingkungan (pewarna, serat sintetis, cat dan plastik - industri kimia) dan limbah berbahaya (lumpur yang mengandung logam berat pelat baja) konsentrasi kepada pengolahan dan perlakuan terhadap sampah (solusi end of pipe, yaitu kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tidak meneliti metode-metode untuk mendaur ulang dan menggunakan kembali sampah/limbah yang dihasilkan. untuk menangani ancaman-ancaman

Pilihan-pilihan kebijakan Pilihan-pilihan kebijakan lingkungan mencakup:

Reduksi polutan pada sumber daripada penggunaan solusi end-of-pipe (misalnya, penggunaan sumber-sumber energi yang bisa diperbaharui, meningkatkan teknologi yang hemat energi, mencegah zat-zat berbahaya dan menurunkan jumlah limbah) Memecahkan masalah 'lintas batas (yang bertanggung jawab terhadap dampak regional/global dari emisi lokal) melalui emission allowances dan perdagangan. Distribusi sumberdaya air yang seimbang dan penggunaan air secara efisien pada proses produksi industri maupun pertanian. Standar polusi, implementasi kebijakan bebas limbah atau "zero discharges". Pencegahan kebocoran dari area timbunan sampah (landfill) Dibandingkan dengan mengubur atau membakar sampah padat (solusi end-of-pipe) akan lebih efektif jika kita menciptakan suatu masyarakat rendah sampah: Pengurangan konsumsi Redesain produk yang bersifat biodegradable atau bisa dipakai kembali (reusable) atau bisa didaur ulang (recyclable) Pengurangan pengemasan yang tidak perlu Pemberlakuan pajak sampah

2-11

Lebih jauh tentang masalah-masalah lingkungan lokal, regional dan global dibahas didalam buku Miller, G.T, (2004), Living in the Environment, Principles, Connections and Solutions Edisi ke-13, Thomson Learning, Inc. USA; Connections: matter and energy change laws and environmental problems, hal 60,61 (bagian 3.8); Air and Air Pollution (Bab 17); Climate Change and Ozone Loss 446480 (Bab 18)

Daftar Pustaka Graedel T.E., J. A. Howard-Grenville 2005. Sustainability-Related Performance, Chapter 6. In: Greening the Industrial Facility Perspectives, Approaches, and Tools. Springer Science+Business Media, Inc. USA IPPC (2007). 4th Assessment Report. Working Group II 2007 Mendelsohn, R., A. Dinar, L.Williams 2006. The distributional impact of climate change on rich and poor countries. Journal Environment and Development Economics 11: 159178 C 2006 Perman, R, Y.Ma, J. McGilvray, M.Common 2003. Natural Resource and Environmental Economics. Pearson Education Ltd, UK Stern, I. 2006. The Stern Review: The Economics of Climate Change. HM Treasury UK Tietenberg, T. 2006. Environmental and Natural Resource Economics, 7th Edition. Pearson Education, Inc, USA WCED (1987) Bruntland Report, Our Common Future, Chapter 2: Towards Sustainable Development. Available at: http://www.un-documents.net/ocf-02.htm#IV; http://www.un-documents.net/wced-ocf.htm

Pustaka Tambahan UNEP, 2006 Challenges to International Waters, Regional Assessments in a Global Perspective, GLOBAL INTERNATIONAL WATERS ASSESSMENT (GIWA) Lebel, L. 2007. Integrating Carbon Management into the Development Strategies of Urbanizing Regions in Asia, Journal of Industrial Ecology, Vol. 11, no 2 Bai, X. 2007. Integrating Global Environmental Concerns into Urban Management; The Scale and Readiness Arguments. Journal of Industrial Ecology. Vol.11, no 2

Websites International news on global warming The Stern Review on the economics of climate change IPCC

Pertanyaan Ringkaslah sebab-sebab dan akibat-akibat terjadinya pemanasan global, penipisan lapisan ozon dan menyusutnya cadangan sumberdaya alam. Mengapakah negara-negara yang belum maju secara industri akan lebih rentan terhadap dampak dari perubahan iklim.

Pertanyaan untuk Bahan Diskusi Diskusikan mengenai kebutuhan kerjasama internasional dalam mitigasi Perubahan Lingkungan. Dampak apakah yang terjadi di masa mendatang yang ditimbulkan oleh emisi CO2 yang terjadi saat ini?

2-12

Jawaban: 1. Pemanasan global disebabkan oleh efek rumah kaca terhadap atmosfer, yang diduga merupakan hasil dari peningkatan emisi yang disebut dengan gas rumah kaca (CO2, CH4 dll.). Efeknya sangat beragam, termasuk menurunnya tingkat keanekaragaman hayati, erosi, meluapnya air laut ke darat, intrusi air asin, mengeringnya danau-danau, berkurangnya aliran sungai, perubahan cuaca yang ekstrim, munculnya beberapa penyakit seperti malaria, diare dan alergi; resiko penurunan produksi pangan. Penipisan lapisan ozon disebabkan sebagai pengaruh dari bocornya lapisan ozon yang terkena dampak radiasi UV energi tinggi. Dampak yang ditimbulkan antara lain masalah kesehatan manusia, gangguan sistem kekebalan tubuh, penurunan hasil panen dan produktivitas sektor kehutanan, terganggunya rantai makanan pada ekosistem air, penurunan ambilan (uptake) CO2 oleh fitoplankton. Ada sejumlah sebab dari ancaman penyusutan sumberdaya global, sebagian besar berasal dari eksploitasi besar-besaran dan polusi. Dampaknya sangat tergantung pada jenis sumberdaya dan mencakup penggurunan, hilangnya keanekaragaman hayati, erosi dan melonjaknya harga-harga komoditas. 2. Setiap negara memiliki perbedaan jika ditilik dari sisi kerentanan mereka terhadap dampak ekonomis pemanasan global, yang disebabkan oleh iklim mereka saat ini, letak geografis dan ketergantungan terhadap perekonomian yang sensitif terhadap iklim. Negara-negara yang belum begitu berkembang sangat bersandar kepada bidang pertanian dan beberapa diantaranya berada di kawasan-kawasan tropis. Negara-negara ini akan dihadapkan dengan masalah-masalah banjir, gelombang panas dan kekeringan, hama dan penyakit tanaman serta akan menderita pemburukan ekonomi sebagai akibat dari perubahan iklim.

2-13

You might also like