You are on page 1of 10

ILMU PENGETAHUAN Membicarakan ILMU PENGETAHUAN ternyata tidak semudah dengan yang kita pikirkan.

Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan ternyata belum dapat menolong kita untuk memahami ilmu pengetahuan itu. Baiklah pertama kita mulai dengan kata ILMU. 1. ILMU Kata ilmu secara etimologi berarti tahu atau pengetahuan. Kata ilmu berasal dari bahasa arab Alima-yalamu dan science dari bahasa latin scio, scie artinya to know. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa yunani adalah epitisteme. Sedangkan secara terminology ilmu atau science adalah semacam pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, dan syarat-syarat tertentu. Beberapa definisi tentang ilmu yang dapat saya kumpulkan dari berbagai buku, internet, serta lingkungan sekitar yang telah saya rangkum untuk mempermudah saya menarik kesimpulan dan memberikan pendapat saya tentang ilmu pengetahuan. Menurut Admojo, 1998 di kamus Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan mengenai suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Menurut mulyadi kartanegara ilmu adalah any organized knowledge. Ia mengatakan ilmu dan sains tidak berbeda, terutama sebelum abad ke 19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.

Menurut para ahli seperti yang dikutip oleh bakhtiar tahun 2005 diantaranya : Mohamad hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang hukum kausal dalam suatu golongan yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam. Ralph ross dan Ernest van den haag, mengatakan ilmu adalah yang empirik, rasional, umum dan sistematik dan keempatnya serentak. Karl pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau karangan yang konprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. Asley montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan yang menentukan hakikat perinsip tentang hal yang sedang dikaji. Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemkan dan suatu pendekatan dan metode pendekatan terhadap dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang prinsipnya dapat diamati oleh panca indra manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : Jika....Maka.

Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep konsep, kategori dan hukum hukum yang ketetapannya dan kebenarannya di uji dengan pengalaman praktis. Mustafa malik ibrahim, menyatakan ilmu adalah kemampuan manusia memanfaatkan akal fikir yang diberikan allah kepada kita dalam bentuk pengetahuan guna mengelola alam dunia dan memanfaatkannya. Hanya tuhan yang punya ilmu walaupun ilmu manusia bagai setetes air di lautan tetapi mampu membuka rahasia alam semesta ini. Maka siapa saja yang berilmu allah akan meninggikan derajatnya satu tingkat di atas orang yang tidak berilmu. Jadi ilmu adalah kemampuan manusia untuk mengetahui apa yang ada di jagat dan dituangkan kedalam karya, rasa, cipta dan mampu mengubah sesuatu keadaan secara tersistem dan terstruktur dalam kurun waktu yang lama. Yasa, mengatakan bahwa pengertian ilmu adalah suatu yang diserap melalui indara penglihatan, indra pendengaran, indra perasa yang memiliki berbeda beda istilah pengetahuan.

Ilmu yang disebut sebagai science mempunyai arti the study of the structure and biavior of the phisical and natural world and society, exphecially throught observation and experiment. Itu menurut kamus oxford yang jika di terjemahkan menjadi belajar tentang struktur dan prilaku dari dunia fisik, alam dan masyarakat. Khususnya mengenai pengamatan dan percobaan. Berdasarkan dari definisi diatas kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan tentang suatu bidang tertentu yang 1. Berdiri secara satu kesatuan 2. Tersusun sacara sistematis 3. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggung jawabkan disertai sebab-sebab nya yang meliputi fakta dan data) 4. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset 5. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya 6. Universal. Ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku dimana saja kapan saja diseluruh alam semesta ini 7. Berkembang, ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan pengetahuan dan penemuan penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan penemuan penemuan yang lebih berkembang dari sebelumnya Dari penjelasan diatas, kita dapat melihat bahwa tidak semua pengetahuan bisa di kategorikan ilmu. Sebab, definisi pengetahuan itu sendiri sbb: segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktifitas panca indra untuk mengetahui, yaitu terungkapnya sesuatu kenyataan kedalam jiwa sehingga tidak dapat keraguan terhadapnya, sedangkan ilmu menghendaki lebih luas, jauh dan dalam dari pengetahuan (saya kutip dari wikipedia berbahasa indonesia)

Pada

prinsipnya

ilmu

merupakan

usaha

untuk

mengorganisir

dan

mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode. Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syaratsyarat yang dimaksudkan adalah objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu baik itu ilmu khusus maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut. Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya. Beberapa pertanyaan yang menurut saya cukup bagus untuk saya masukkan ke tulisan saya ini dan mdah-mudahan bisa membantu anda. Mengapa ilmu itu hadir ? Answer: pada hakekatnya manusia memiliki keingintahuan pada setiap hal yang ada maupun yang sedang terjadi disekitarnya. Sebab banyak sekali sisi-sisi kehidupan yang menjadi pertanyaan dalam dirinya, oleh sebab itulah timbul pengetahuan (yang suatu saat) setelah mengalami proses akan berubah menjadi ilmu. Bagaimana manusia mendapatkan ilmu ? Answer : Manusia diciptakan yang maha kuasa dengan sempurna, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran inilah manusia mendapatkan ilmu, seperti ilmu pengetahuan sesial, ilmu pertanian, ilmu pendidikan,

ilmu kesehatan dan lain-lain. Akal dan pikiran memproses setiap pengetahuan yang diserap oleh alat indra yang dimiliki manusia. Dengan apa manusia memperoleh, memelihara, dan meningktkan ilmu ? Answer : Pengetahuan kaidah berfikir atau logika merukan sarana untuk memperoleh, memelihara, dan meningkatkan ilmu. Ilmu pun dapat berkembang sesuai dengan perkembangan cara berfikir manusia. Dimensi Struktural Dalam dimensi struktural ilmu tersusun atas komponen-komponen berikut 1. Objek sasaran yang ingin diketahui 2. Objek sasaran terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti 3. Ada alasan dan dengan sarana dan cara tertentu objek sasaran tadi terus menerus dipertanyakan 4. Temuan-temuan yang diperoleh selangkah demi selangkah disusun kembali dalam satu kesatuan sistem. Ilmu dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis. Secara rinci seperti skema di bawah ini.

Ilmu

Ilmu Pengetahuan Abstrak (The Abstract Sciences) Metafisika Logika Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam (The Natural Sciences) Fisika Kimia Biologi

Ilmu Pengetahuan Humanis (The Natural Sciences) Psikologi Sosiologi Antropologi

Berdasarkan skema di atas terlihat bahwa ilmu melingkupi tiga bidang poko yaitu ilmu pengetahuan abstrak, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan

humanis. Ilmu pengetahuan abstrak meliputi metafisika, logika, dan matematika. Ilmu pengetahuan alam meliputi Fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan humanis meliputi psikologi, sosiologi, antropologi, hukum dan lain sebagainya. Kesimpulan yang saya buat, ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan kita. Sesuatu yang kita tahu itu bisa disebut ilmu, Itu adalah kesimpulan saya tentang ilmu.sekarang kita pindah ke pembahasan yang kedua yaitu tentang pengetahuan. Setelah itu, barulah kita masuk ke pengertian ilmu pengetahuan.

2. PENGETAHUAN Apa itu pengetahuan..? itu yang terlintas pertama kali di benak kita saat mendengar kata pengetahuan. Menurut sumber yang saya baca setelah saya browsing di internet menurutnya pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak termasuk kepada dekripsi, hepotesis, konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejalah yang ditemui dan diketahui manusia secara inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tantang bentuk, aroma, dan rasa masakan tersebut. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman indrawi disebut pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut bisa berubah menjadi pengetahuan deskriptif bila seorang dapat menggambarkan dan melukiskan segala ciri, sifat, dan gejala yang terdapat pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa di dapat dari pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang kali. Misalnya sesorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapat pengetahuan tentang menajemen organisasi. Selain pengetahuan empiris ada pula pengetahuan yang didapat dari akal budinya yang kemudian dikenal dengan rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika hasil 1+1=2 bukan berasal dari pengalaman atau pengamatan empiris melainkan melalui pemikiran logis akal budi.

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit seseorang adalah pengalaman seseorang tentang sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meninggalkan status kesehatannya. Rasa sakit akan membuat orang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya. Menurut Gardon, pengertian pengetahuan adalah struktur organisasi pengetahuan yang biasanya merupakan suatu fakta prosedur dimana jika dilakukan akan memenuhi kinerja yang mungkin. Gardon menyimpulkan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan dasar kebenaran atau fakta yang harus diketahui dan diterapkan dalam pekerjaan. Menurut pendapat Nedler, pengertian pengetahuan adalah proses belajar manusia mengenai kebenaran atau jalan yang benar secara mudahnya mengetahui apa yang harus diketahui untuk dilakukan. Menurut pendapat Kraiger, pada dasarnya pengetahuan (knowledge) dapat di begi menjadi 2 bagian yang saling berhubungan, yaitu : 1. Theoritical knowledge, pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab, informasi informasi lain yang dibutuhkan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman) 2. Preactical knowledge, pengetahuan yang diberikan kepada karyawan yang bertujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan harus bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori maupun dari pengalaman-pengalaman yang terjadi.

Sedangkan menurut saya sendiri Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Baiklah sekarang kita ke pengertian ilmu pengetahuan.

ILMU PENGETAHUAN Dengan adanya zaman yang semangkin berubah dan ilmu pengetahuan juga semangkin berkembang maka sudah saatnya kita menggali kedalam diri kita sendiri lalu berani untuk bertanya apa yang sudah kita lakukan untuk kehidupan ini dengan ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari. Apakah benar kita sudah belajar? Ataukah kita sebenarnya dibelajarkan? Proses perjalanan waktu dan usia pada diri manusia akan dapat menjawab pertanyaan tersebut. Tanpa kita sadari apapun yang kita peroleh dari pengalaman ini adalah sesuatu yang berarti jika kita sadari sepenuhnya. Tetapi kadang kita lupa apa yang kita peroleh itu kita anggap sebagai usaha sendiri, dalam arti tidak ada campur tangan lain dari dalam diri ini. Maka manusia dengan ketidak tahuannya atau dengan kesombongannya tida menyelusuri asal usul dan arti ilmu pengetauan itu

sendiri. Akibat dari semua ini kita menjadi korban sesombongan dan ketidak tahuan diri ini. Menurut kutipan fethullah gulen, ilmu pengetahuan adalah warisan bersama umat manusia bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia. Ketika budaya intelektual eropa mencapai kedewasaan yang memadai yang sebagian besarnya mereka capai melauli prestasi negara selain eropa lainnya. Ilmu experimental secara khusus telah matang bagi perkembangan baru menyeluruh melalui renaissance abad kebangkitan. Jika ilmu pengetahuan sejati berarti mengarahkan kecerdasan menuju kbahagiaan akhirat tanpa mengharapkan keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metoda untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan halhal tersebut memiliki arti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi harapan kita. Meskipun biasanya dikemukakan sebagai pertikaian antara kristen dan ilmu pengetahuan, pertikaian zaman renaissance terutama adalah antara ilmuwan dan gereja. Copernicus, Galileo, dan Bacon (dikemukakan sebagai) anti agama. Kenyataannya, dapat kita katakan bahwa ketaatan mereka terhadap agama telah memunculkan cinta dan pemikiran untuk menemukan kebenaran. Sebelum Kristen, Islam adalah pembawa obor pengetahuan ilmiah. Pemikiran agama yang memancar dari kebahagian akhirat, dan cinta serta semangat yang muncul dari pemikiran itu, yang disertai rasa kefakiran dan ketidakberdayaan di hadapan Pencipta Mahakekal, berada di balik kemajuan ilmiah besar selama 500-tahun yang tersaksikan di dunia Islam hingga akhir abad kedua belas. Gagasan ilmu pengetahuan berdasarkan Wahyu Ilahi, yang mendorong penelitian ilmiah di dunia Islam, dipersembahkan nyaris sempurna oleh tokoh-tokoh terkemuka zaman itu, yang tenggelam dalam pikiran tentang kebahagiaan akhirat, meneliti alam semesta tanpa kenal lelah untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Ketaatan mereka kepada Wahyu Ilahi menyebabkan kecerdasan yang berasal dari Wahyu itu memancarkan cahaya yang memunculkan gagasan baru ilmu pengetahuan di dalam jiwa manusia. Jika gagasan ilmu pengetahuan, yang diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat seolah merupakan bagian dari risalah Ilahi, dan yang dipelajari dengan semangat ibadah, tidak pernah terkena serangan Mongol yang menghancurkan serta terpaan Perang Salib yang tak berbelas kasih dari Eropa, maka dunia hari ini akan lebih tercerahkan, memiliki kehidupan intelektual yang lebih kaya, teknologi yang lebih sehat, dan ilmu pengetahuan yang lebih menjanjikan. Saya katakan ini karena gagasan Islam tentang ilmu pengetahuan menyatu dengan keinginan mencapai kebahagian akhirat, cita-cita akan manfaat bagi kemanusiaan, dan tanggung jawab dalam rangka meraih ridha Allah. Cinta akan kebenaran mengarahkan penelitian ilmiah sejati. Ini berarti mendekati alam semesta tanpa pertimbangan keuntungan materi dan balasan duniawi, dan mengamati dan mengenalinya sebagaimana kenyataan sebenarnya. Sementara mereka yang dilengkapi dengan cinta seperti itu dapat mencapai tujuan akhir dari penelitian mereka, mereka yang terkena syahwat duniawi, cita-cita materi, prasangka ideologis, dan taklid

buta terhadapnya, serta tidak mampu mengembangkan rasa cinta akan kebenaran apa pun, akan gagal, atau lebih buruk lagi, mengalihkan jalannya penelitian ilmiah dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai senjata mematikan untuk digunakan melawan kemampuan terbaik umat manusia. Tiada kegiatan intelektual yang muncul dari dan diarahkan oleh hasrat duniawi dan kepentingan pribadi yang dapat benar-benar mendatangkan hasil bermanfaat bagi kemanusiaan. Jika hasrat yang mengotori jiwa serta perilaku tidak tepat seperti itu digabungkan dengan fanatisme dan prasangka ideologis, hal ini pasti akan menempatkan rintangan tak teratasi di jalan menuju kebenaran dan menuju penggunaan hasil kajian ilmiah agar bermanfaat bagi kemanusiaan. Oleh karena itu, cendekiawan, lembaga pendidikan, dan media massa harus bekerja untuk mengeluarkan penelitian ilmiah modern dari atmosfer yang tercemar mematikan akibat cita-cita materialistis dan fanatisme ideologis, dan mengarahkan ilmuwan menuju nilainilai kemanusiaan sejati. Langkah pertama adalah membebaskan pikiran dari takhayul dan fanatisme ideologis dan membersihkan jiwa dari keinginan mendapatkan balasan dan keuntungan duniawi. Ini juga adalah prasyarat pertama untuk memastikan kebebasan sejati dalam berpikir dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang baik. Setelah memerangi "kependetaan" dan gagasan keliru yang dibangun atas nama agama, dan setelah menyalahkan mereka atas kemunduran, kepicikan, dan fanatisme, ilmuwan harus bekerja keras agar senantiasa bebas dari menjadi sasaran tuduhan serupa. Tidak ada perbedaan antara penindasan intelektual dan ilmiah yang timbul dari hasrat kepentingan dan kekuasaan dengan fanatisme ideologis dan pemikiran sempit yang didasarkan pada gagasan agama yang keliru dan menyimpang serta dipegangnya kendali kekuasaan oleh kaum agamawan. Nama asli dari agama yang diturunkan Allah senantiasa adalah Islam, yang berarti kedamaian, keselamatan dan ketaatan kepada Allah. Hal ini benar, apakah itu diajarkan oleh Musa atau Isa, atau disampaikan oleh Muhammad. Islam mendakwahkan dan menyebarkan sopan santun, hormat terhadap nilai-nilai kemanusiaan, cinta, toleransi, dan persaudaraan. Banyak ayat Al-Quran mendorong pengkajian alam semesta, yang dipandangnya sebagai tempat pameran karya-karya Ilahi. Selain itu, Al-Quran meminta orang merenungkan penciptaan dan ciptaan, dan menggunakannya secara bertanggungjawab, bukan dengan cara jahat dan merusak. Ketika mempelajarinya dengan pikiran terbuka, kita memahami bahwa AlQur'an menganjurkan mencintai ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, keadilan dan ketertiban. Pada tataran relatif lebih kecil berupa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan hasil-hasilnya demi meraih kekuasaan dan cita-cita duniawi dengan menindas orang lemah, sebagian orang telah menggunakan Al-Qur'an untuk membenarkan kebencian dan permusuhan nurani gelap mereka. Sayangnya, di tangan orang-orang yang ingin menghabisi Islam, sikap tersebut telah digunakan untuk menggambarkan Islam sebagai agama kebencian, permusuhan, dan dendam. Islam secara harfiah berarti perdamaian dan keselamatan. Nabi mengartikan Muslim sebagai seseorang yang dengannya orang lain merasa aman dan selamat akibat perbuatan tangan dan lidahnya; dan mukmin (orang beriman), berasal dari kata amn (keamanan dan keselamatan), sebagai seseorang yang meyakini dan memberikan jaminan keamanan, ketertiban, keadilan, cinta, dan pengetahuan. Melalui cahaya yang dipancarkan Islam, banyak orang telah membaktikan hidup mereka untuk kebahagiaan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi, dan banyak yang lainnya telah

membulatkan diri membimbing umat manusia menuju kebahagiaan akhirat. Didirikan di atas Al-Quran, Islam telah membangun ilmu pengetahuan dan pencariannya di atas landasan niat menemukan makna keberadaan alam semesta dalam rangka mencapai Sang Pencipta, dan untuk mendatangkan manfaat bagi kemanusiaan, bahkan bagi semua ciptaan, serta untuk menjiwainya dengan keimanan, cinta, dan sikap mementingkan kebaikan bagi orang lain. Inilah yang kita pelajari dari Al-Qur'an, kehidupan teladan Nabi, dan perilaku dari banyak sosok yang meneladaninya secara sempurna dalam hal pikiran dan tindakan. Yeseren Dusunceler, Izmir 1996, hal. 17278[www.hidayatullah.com] Kesimpulan Berdasarkan uaraian di atas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan prinsip antara ilmu dengan pengetahuan. Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi syarat-syarat objek material dan objek formal 2. Ilmu bersifat sistematis, objektif dan diperoleh dengan metode tertentu seperti observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya bersifat objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). 3. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik, pengetahuan merupakan informasi yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka 4. Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran akal atau rasional atau menggunakan logika deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini sering pengetahuan yang diperoleh tidak sesuai dengan fakta.

Terima kasih kepada berbagai sumber dan buku-buku yang telah saya baca mudahmudahan tulisan saya ini bisa diterima dari bapak dosennya amin.

Sumber : 1. Google.com 2. Yahoo.com 3. Hidayatullah.com 4. Wikipedia 5. http://www.google.co.id/#hl=id&q=definisi+ilmu+pengetahuan&meta=&aq=f& oq=definisi+ilmu+pengetahuan&fp=7e99b3a5df14a093 6. Para ahli di bidang ilmupengetahuan yang telah memberikan pendapat adn definisinya tentang ilmu pengetahuan. Mohon maaf jika ada yang tidak tercantum karena terlalu banyak data yang saya baca...

You might also like