You are on page 1of 97

TAHUN XXXIX EDISI 396 NOPEMBER 2007

PROFIL WAWANCARA

MENUNGGU IMPLEMENTASI
TUTUNG BUDI KARYA
DENGAN KEBERSAMAAN AKAN TIMBUL KOMUNIKASI YANG
HARMONIS & SALING PERCAYA ANTARA BAWAHAN & ATASAN
PERMANA AGUNG
KITA INGIN AGAR MASYARAKAT BISA TRUST DAN
CONFIDENCE PADA PEMERINTAH
DARI REDAKSI

TERBIT SEJAK 25 APRIL 1968

64 Halaman
IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483

PELINDUNG
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:

A
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
da yang sedikit berbeda dengan majalah WBC edisi Novem- Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
ber 2007. Kalau biasanya WBC muncul dengan isi 80 Drs. Hanafi Usman
Direktur Teknis Kepabeanan
halaman, maka di edisi November ini WBC hadir agak Drs. Teguh Indrayana, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
ramping yaitu 64 halaman. Kenapa bisa begini ? Drs. Kusdirman Iskandar
Direktur Cukai
Seperti sudah diketahui, pertengahan Oktober lalu, pemerintah Drs. Frans Rupang
Direktur Penindakan & Penyidikan
menetapkan libur atau cuti bersama dalam rangka hari raya Idul Fitri Heru Santoso, SH
Direktur Audit
dimulai hari Jumat 12 Oktober dan efektif kembali bekerja pada hari Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
Direktur Kepabeanan Internasional
Senin 22 Oktober. Waktu libur yang cukup panjang ini ternyata Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
menimbulkan persoalan tersendiri buat Redaksi. Pasalnya, sekalipun Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Kepala Pusat Pendidikan dan
jadwal deadline sudah kami majukan sangat awal, kondisinya ternyata Pelatihan Bea dan Cukai
Drs. Endang Tata
tidak seperti yang diharapkan. Inspektur Bea dan Cukai
Edy Setyo
Artinya, Redaksi harus memilih apakah akan tetap muncul dengan Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
Penerimaan KC
80 halaman namun dengan konsekuensi jadwal terbit yang dipastikan Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
terlambat, atau harus memangkas jumlah halaman namun bisa terbit Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
tepat pada waktunya, yaitu di kisaran akhir bulan tanggal 29-30 Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
Oktober, untuk kemudian siap diedarkan di awal bulan November. Drs. Joko Wiyono

Keputusan yang diambil, sekalipun berat hati adalah, memangkas KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
jumlah halaman dengan maksud hadir tepat waktu. Kondisi ini membuat Bea dan Cukai:
Dr. Kamil Sjoeib, MA
Redaksi terpaksa harus menunda beberapa artikel/berita yang telah WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
selesai ditulis oleh redaktur WBC termasuk kiriman tulisan dari daerah, Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
yang kemudian baru akan kami muat di WBC edisi Desember. DEWAN PENGARAH
Drs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,
Ada alasan lain kenapa kami berusaha untuk tidak terlambat terbit. Dra. Cantyastuti Rahayu, Ariohadi, SH, MA.
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Beberapa bulan belakangan Redaksi menerima keluhan tentang Hendi Budi Santosa,
Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.
Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.
majalah WBC yang tiba sangat jauh dari tanggal terbit, khususnya PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
terjadi di daerah-daerah luar pulau Jawa. Kalau WBC terbit tanggal 30/ REDAKTUR
Aris Suryantini,
31 akhir bulan atau paling lambat tanggal 1 awal bulan, maka majalah Supriyadi Widjaya,
Ifah Margaretta Siahaan,
ini baru bisa tiba di banyak tempat di luar pulau Jawa pada kisaran Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
tanggal 15 bahkan 20 setiap bulannya. Andy Tria Saputra
KORESPONDEN DAERAH
Perlu kami sampaikan kembali kepada para pembaca khususnya di ` Hilman Simbolon (Medan), Abdul Rasyid (Medan)
Ian Hermawan (Pontianak)
luar pulau Jawa, bahwa pengiriman majalah WBC dilakukan dengan Donny Eriyanto (Makassar)
KOORDINATOR PRACETAK
menggunakan jasa PT. POS. Ini dilakukan untuk menekan biaya Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
pengiriman yang jumlahnya tidak sedikit. Pengiriman melalui jasa Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
titipan swasta baik lokal ataupun asing bisa saja dilakukan, tapi pasti Piter Pasaribu
TATA USAHA
akan berdampak pada harga jual majalah yang akan terkerek naik. Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
Untuk itu, apabila ada solusi yang bisa ditawarkan dalam hal IKLAN
Wirda Renata Pardede
pengiriman majalah ke daerah-daerah di luar Jawa, Redaksi akan SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
menyambutnya dengan tangan terbuka. Kami sendiri merasa tidak BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
nyaman dengan situasi yang ada, karena sebagai pelanggan tetap, PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
Anda berhak mendapatkan yang terbaik, baik dari segi isi hingga
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
masalah delivery. Namun hingga saat ini, pilihan menggunakan jasa Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
pos adalah yang terbaik dengan mempertimbangkan berbagai kondisi. Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 47865608, 47860504,
Terimakasih kami sampaikan untuk kesetiaan Anda sebagai 4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
pembaca setia majalah WBC. Kritik dan saran tetap kami nantikan - majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO a/n :
untuk membuat majalah ini tampil lebih baik dari waktu ke waktu. MIRA PUSPITA DEWI
BANK BNI 1946 CABANG CIPINANG
RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR
Nomor Rekening : 131339374
Lucky R. Tangkulung Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 1


DAFTAR ISI

5-13
Laporan Utama
Dalam rangka pembenahan
aparatur pemerintah, ditetapkanlah
kedudukan, tugas pokok dan fungsi
Inspektorat Jenderal Departemen.
Apa saja tugas dan fungsi
inspektorat jenderal khususnya di
Departemen Keuangan, dan hal
apa saja yang diawasi oleh
lembaga ini? Ulasan lebih lanjut
ada di rubrik Laporan Utama.

14-17 60-63
Wawancara Profil
Menurut Inspektorat Jenderal Walaupu sejak kecil dirinya
Departemen Keuangan, Permana tinggal di lingkungan bea
Agung, agar seluruh jajaran cukai, namun dirinya tidak
Departemen Keuangan dapat tertarik untuk masuk kejajaran
melaksanakan peraturan bea cukai, bahkan dirinya
perundang-undangan yang ada, bercita-cita ingin bekerja di
Menteri Keuangan perlu kehutanan. Bagaimana dirinya
perpanjangan tangan, mata dan bisa terpikat menjadi pegawai
telinga. Apa makna pernyataannya bea cukai? Simak perjalanan
ini? Penjelasannya dapat disimak hidup Tutung Budi Karya yang
pada rubrik Wawancara. merupakan tokoh profil kali ini.

38-45
Pengawasan
DJBC kembali berhasil
menegah barang-barang ilegal.
Rubrik pengawasan kali ini akan
menurunkan keberhasilan DJBC
dalam menegah masuknya
barang ilegal, diantaranya dari
KPU Jakarta, KPPBC Soekarno-
Hatta, Kanwil DJBC Jakarta,
dan ulasan mengenai kondisi
penyidik di DJBC saat ini.

19-31 64
Daerah ke Daerah Apa Kata Mereka
Rubrik daerah ke daerah Berbagai tanggapan akan
kali ini, akan menurunkan kinerja bea cukai hingga kini
berita-berita dari daerah, terus disampaikan oleh
diantaranya KPPBC masyarakat. Seperti halnya
Tanjung Pinang, Ambon, pendapat yang diutarakan
Purwakarta, dan oleh selebritis kita, Olivia
sosialisasi Undang- Zalianty dan Gillbert
Undang Cukai yang Marciano, yang mereka
dilaksanakan oleh Kanwil tuangkan dalam rubrik Apa
DJBC Sumatera Utara. Kata Mereka kali ini.

2 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


1
3
DARI REDAKSI
SURAT Surat Pembaca
PEMBACA Kirimkan surat anda ke Redaksi WBC melalui alamat
surat, fax atau e-mail. Surat hendaknya dilengkapi
4 KARIKATUR dengan identitas diri yang benar dan masih berlaku.
18 INFO
PEGAWAI
Pegawai Pensiun TENAGA HONORER
per 1 Nopember Saya salah satu pegawai honorer mewakili teman-teman honorer yang bekerja di
lingkungan DJBC Jakarta, ingin menanyakan soal pengangkatan PNS bagi honorer
2007 dibawah lingkungan DJBC. Kami sudah lama bekerja sebagai honorer di lingkungan
18 INFO DJBC, kami merasa seperti permainan sepakbola di oper sana di oper sini tentang status
kepegawaian kami (tidak ada kejelasan). Sampai pada suatu ketika kami dimintai data
PERATURAN
yang katanya untuk pengangkatan menjadi PNS BC dan kami mendapat jawaban dari
32 SEPUTAR Sekretariat Jenderal dengan Nomor Surat S-205/SJ/2006 tanggal 3 April 2006 tentang
Daftar Nama Pegawai Honorer Departemen Keuangan Yang Memenuhi Syarat Pendataan
BEACUKAI
(melalui website www.beacukai.go.id). Alhamdulilah, apakah kami akan tetap diangkat
36 SIAPA sebagai pegawai Bea dan Cukai, karena menurut informasi yang kami tahu pengangkatan
MENGAPA pegawai honorer sampai dengan tahun 2009.
Terus terang kami kecewa sekali waktu ada pengangkatan pegawai tahun 2005, dari
- Heri Winarko nama-nama kami yang telah di data tidak ada satu pun yang masuk diangkat menjadi
- Cahyo Wibowo pegawai. Setelah kami minta klarifikasi ke bagian kepegawaian ternyata honorer yang di
daerah yang diangkat padahal dari mereka (honorer) ada yang baru saja menjadi honorer
- Anwar Lubis 1 tahun bahkan 6 bulan padahal kami yang sudah lebih dari 2 tahun tidak pernah ada
48 KOLOM tindak lanjutnya. Memang saya pernah dengar selentingan kalau honorer di Jakarta
khususnya untuk pengangkatan sering menjadi ajang penyalahgunaan jabatan “bapak-
- Kita Boleh Saja bapak” yang mempunyai jabatan sering memasukan nama honorer “gelap”.
Berencana, Tapi Kami benar-benar kecewa yang sudah tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
karena “pengabdian” kami, kerja keras kami selama ini tidak dihargai oleh DJBC, padahal
Hanya Boss kalau ditelaah kembali, secara tidak langsung kami telah membantu jalannya kerja
Yang Boleh (administrasi) Bea dan Cukai. Banyak di antara kami yang mengerjakan pekerjaan yang
seharusnya dikerjakan oleh pegawai Bea dan Cukai. Terkadang kami yang “dikejar-kejar”
Menentukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut padahal sifatnya tugas kami hanya membantu
- Customs Valua- memperlancar saja, bahkan terkadang kami lembur.
Kami minta maaf kalau surat kami ini kurang sopan tetapi inilah kenyataannya yang
tion : Sekedar pada akhirnya harus kami ungkapkan kekecewaan kami saat ini karena banyak di antara
Otokritik (2) kami yang akhirnya menganggur.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
49 OPINI S di KB
- Bea Masuk,
Tanggapan :
Cukai dan Pajak
Dalam Rangka Sehubungan dengan pertanyaan Saudara S, bersama ini kami sampaikan hal-hal
sebagai berikut :
Impor (PDRI), 1. Berdasarkan Pengumuman Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan nomor : S-205/
Suatu pajak Atas SJ/2006 tentang Daftar Tenaga Honorer Departemen Keuangan tanggal 3 April 2006
dapat dijelaskan bahwa : Bagi yang namanya tercantum dalam Daftar Tenaga Honorer
Pajak ? Departemen Keuangan, tidak otomatis diangkat sebagai CPNS Departemen Keuangan.
- Pemeriksaan Proses pengangkatan akan dilaksanakan melalui prosedur sesuai peraturan
perundangan yang berlaku apabila MENPAN telah menetapkan formasi untuk tenaga
Barang honorer di lingkungan Departemen Keuangan.
55 RUANG
2. Bahwa Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan surat Nomor R-24/
KESEHATAN M.PAN/8/2006 tanggal 16 Agustus 2006, dan Kepala BKN dengan surat Nomor K- 26/
Gusi Sering 30/V.72-9/99 tanggal 7 Mei 2007 telah menyampaikan kepada Menteri Keuangan daftar
nama tenaga honorer di lingkungan Departemen Keuangan yang diusulkan untuk
Bengkak diangkat sebagai CPNS untuk mengisi formasi tahun 2006.
56 RENUNGAN
3. Bahwa menanggapi hal tersebut dengan surat Nomor SR-112/MK.1/2007 tanggal Maret 2007
ROHANI
yang ditujukan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan surat Nomor SR-313/
Silaturrahim MK.1/2007 tanggal 3 Juli 2007 yang ditujukan kepada Kepala BKN, Sekretaris Jenderal atas
nama Menteri Keuangan telah memberitahukan bahwa untuk saat ini Departemen Keuangan
58 RUANG
belum dapat mengangkat tenaga honorer menjadi CPNS, mengingat Departemen Keuangan
INTERAKSI sedang melaksanakan reformasi birokrasi dan penataan pegawai.
Pahlawan, Siapa
Demikian kami sampaikan untuk diketahui.
Pahlawan Diri Kepala Bagian Kepegawaian
Kita ? Azhar Rasyidi / NIP 060079946

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 3


KARIKATUR

4 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


LAPORAN UTAMA

Inspektorat
Jenderal
Departemen Keuangan
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
pengawasan internal bagi unsur-unsur atau eselon I yang berada dibawah
Departemen Keuangan, dilakukan oleh unit internal yang ada di Departemen Keuangan.
Unit ini dikenal dengan nama Inspektorat Jenderal.

D
alam rangka pembenahan aparatur pemerintah pa- aparat pengawasan fungsional pemerintah di bawah De-
da awal berdirinya Orde Baru tahun 1966, partemen Keuangan.
berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Ampera Dengan dileburnya DJPKN menjadi BPKP sebagai aparat
Nomor 15/U/Kep/8/1966 tanggal 31 Agustus 1966 pengawasan fungsional pemerintah di luar departemen,
ditetapkan antara lain kedudukan, tugas pokok dan maka sebagaimana departemen lainnya Departemen
fungsi Inspektorat Jenderal Departemen. Pembentukan Keuangan hanya memiliki satu aparat pengawasan
Institusi Inspektorat Jenderal pada suatu Departemen pada fungsional yaitu Inspektorat Jenderal. Mengingat beban tugas
saat itu dilakukan sesuai kebutuhan. semakin berat, dirasakan perlu adanya peninjauan kembali
Dengan keluarnya Keputusan Presidium Kabinet susunan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen
Ampera Nomor 38/U/Kep/9/1966 tanggal 21 September Keuangan, dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
1966, dibentuk Inspektorat Jenderal pada delapan Nomor Kep-800/KMK.01/1985 tanggal 28 September 1985
departemen termasuk Departemen Keuangan. Masih maka susunan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen
dalam Kabinet Ampera, dengan ditetapkannya Keputusan Keuangan disempurnakan kembali menjadi sebagai berikut:
Menteri Keuangan Nomor a. Sekretariat Inspektorat
133/Men.Keu/1967 tanggal Jenderal;
GUIDING PRINCIPLES
20 Juli 1967 (sambil b. Inspektur Kepegawaian;
menunggu pengesahan dari c. Inspektur Keuangan;
Presidium Kabinet Ampera),
dibentuk Badan Alat Pelak-
INSPECTORATE GENERAL d. Inspektur Perlengkapan;
e. Inspektur Anggaran;
sana Utama Pengawasan f. Inspektur Pajak;
Departemen Keuangan yaitu 1. Always READ, Live in the the LEARNING g. Inspektur Bea dan Cukai;
Inspektorat Jenderal Depar- ZONE, get out of the COMFORT ZONE h. Inspektur Umum.
temen Keuangan. 2. Set GOALS, hold your self ACCOUNT-
Memasuki masa Kabinet Selanjutnya, berdasarkan
Pembangunan dengan Ren- ABLE Keputusan Menteri Keuangan
cana Pembangunan Lima 3. Be on time and prepared for meetings Nomor 2/KMK.01/2001
Tahun (Repelita), upaya pe- 4. Do Not misuse confidental information tanggal 3 Januari 2001
nyempurnaan aparatur pe- tentang Organisasi dan Tata
merintah baik tingkat pusat
5. Do Not WHINE Kerja Departemen Keuangan,
maupun di tingkat daerah 6. LISTEN to people struktur organisasi Inspektorat
terus dilanjutkan. 7. Give Back kembali berubah secara
Salah satu peristiwa pen- 8. Do The Right Thing, develop your action menyeluruh, yaitu menjadi
ting yang ikut mewarnai fungsi organisasi fungsional,
sejarah perkembangan Ins- plan before you get into a CRISIS dengan susunan sebagai
pektorat Jenderal khususnya 9. Do Not Just point out problems, proposed berikut:
Inspektorat Jenderal Depar- SOLUTIONS • Sekretariat Inspektorat
temen Keuangan adalah 10. Guard your INTEGRITY and TOGETHER- Jenderal;
dibentuknya Badan Penga- • Inspektorat Bidang I
wasan Keuangan dan Pem- NESS, UNITY like it is your most precious sampai dengan
bangunan (BPKP) berdasar- possession Inspektorat Bidang VII.
kan Keputusan Presiden No- 11. Stay POSITIVE with PRIDE to be the
mor 31 tahun 1983. Perang- member of the Inspectorate General Sejalan dengan adanya
kat/aparat BPKP pada umum- reorganisasi Departemen
nya berasal dari Direktorat 12. If you LIE to me, STEAL from the Keuangan, berdasarkan
Jenderal Pengawasan Keua- departement, STEAL from the customer, I Keputusan Menteri Keuangan
ngan Negara (DJPKN) yang will “FIRE” you Nomor 302/KMK.01/2004
merupakan salah satu unit/ tanggal 23 Juni 2004 tentang

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 5


LAPORAN UTAMA
WBC/ATS
Untuk mencapai visi tersebut, Inspektorat Jenderal mem-
punyai misi melakukan pengawasan untuk mengamankan
penerimaan, pengeluaran, kekayaan dan hutang negara
dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik
(good governance) serta bebas dari praktik-praktik kolu-
si, korupsi, dan nepotisme.
Tercatat dalam sejarah organisasi pemerintah, Inspektorat
Jenderal Departemen Keuangan hadir pada tahun 1975
dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor:
405/MK/6/1975 tanggal 16 April 1975 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan. Setelah
beberapa kali diubah, maka menurut perubahan yang terakhir
yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 302/KMK.01/
2004 tanggal 23 Juni 2004, Inspektorat Jenderal mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan fungsional di lingkungan
Departemen Keuangan terhadap pelaksanaan tugas semua
unsur Departemen Keuangan berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan Menteri dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jende-
ral menyelenggarakan fungsi:
l Perumusan kebijakan, rencana, dan program pengawasan;
l Pelaksanaan audit dan investigasi terhadap kebenaran
pelaksanaan tugas,pengaduan, penyimpangan, dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh unsur-
unsur Departemen;
l Pelaksanaan analisis terhadap kebijakan, ketentuan,
kinerja dan laporan, yang bersumber dari unsur-unsur
Departemen dan atau yang terkait dengan unsur-unsur
Departemen.
l Penyampaian hasil pengawasan, pemantauan, dan
penilaian tindak lanjut hasil pengawasan.
l Pembinaan, pengembangan sistem dan prosedur, dan
teknis pelaksanaan pengawasan.
l Pelaksanaan koordinasi pengawasan;
l Pelaksanaan peran serta dalam rangka pemberantasan
GEDUNG INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN KEUANGAN. Spot check kejahatan internasional yang berkaitan dengan tugas dan
juga harus menjamah seluruh eselon I di Depkeu. fungsi Departemen;
l Pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal.
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Inspekto-
rat Jenderal membentuk sebuah unit investigasi yang disebut MEKANISME PENGAWASAN YANG DILAKUKAN ITJEN
sebagai Inspektorat Bidang Investigasi sebagai pengganti Ditemui di ruang kerjanya, Permana Agung, Inspektur Jende-
Inspektorat Bidang VII. Sedangkan bidang tugas yang ral Departemen Keuangan mengatakan, mekanisme pengawas-
semula dilaksanakan Inspektur Bidang VII dilaksanakan oleh an yang dilakukan Itjen terbagi menjadi 4 (empat). Pertama,
Inspektur Bidang VI. pengawasan yang sifatnya rutin atau audit kinerja. Pengawasan
Dengan demikian, berdasarkan Keputusan Menteri yang sifatnya rutin ini mengawasi performance kantor-kantor atau
Keuangan Nomor: 302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004, auditan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Inspektorat Jenderal terdiri dari: Namun demikian, lanjut Agung, pengawasan yang sifatnya
1. Sekretariat Inspektorat Jenderal; rutin tersebut mempunyai kelemahan. “Karena objek yang
2. Inspektorat Bidang I, dengan Obyek Pemeriksaan: DJP diperiksa sudah mengetahui bahwa itu pemeriksaan rutin boleh
(kecuali PBB) BPPK; jadi mereka dalam tanda kutip “sudah mempersiapkan”, tapi tidak
3. Inspektorat Bidang II, dengan Obyek Pemeriksaan: DJP masalah, karena itu kita harus berdayakan semua informasi.
(kecuali PBB) dan Mereka boleh saja sudah mempersiapkan terlebih dahulu, tapi
4. Inspektorat Bidang III, dengan Obyek Pemeriksaan: PBB kalau kita dapat info dari pengaduan dan lainnya maka kita bisa
dan DJLK; gunakan hal itu untuk menggali lebih dalam lagi,” jelasnya.
5. Inspektorat Bidang IV, dengan Obyek Pemeriksaan: DJBC Kemudian yang kedua adalah pemeriksaan yang tidak rutin
dan Itjen; . atau yang dikenal dengan nama spot check. Sebelumnya spot
6. Inspektorat Bidang V, dengan Obyek Pemeriksaan: Ditjen check hanya berlaku untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Perbendaharaan, DJAPK dan Bapeksi; (DJBC). Tetapi karena pengawasan terhadap pengelolaan
7. Inspektorat Bidang VI, dengan Obyek Pemeriksaan: keuangan negara tidak hanya dilakukan oleh Bea Cukai saja tapi
Ditjen Perbendaharaan, Sekjen dan DJPLN; juga oleh unsur lain, maka spot check juga harus menjamah
8. Inspektorat Bidang Investigasi; seluruh eselon I di Depkeu.
Ketiga, audit tematik. Audit tematik merupakan pengawasan
VISI DAN MISI yang dilakukan berdasarkan tema atau current issue, yang bisa
Sesuai dengan tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal digali, didengar dan dirasakan dari media yang berkembang.
telah menyusun visi dan misi yang digunakan sebagai “Jadi ada tema tertentu yang bisa kita jadikan dasar untuk mela-
pedoman dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuan. kukan audit,” tambah Permana.
Visi Inspektorat Jenderal adalah menjadi pengawas intern Kemudian yang terakhir adalah pengawasan integrated.
Departemen Keuangan yang profesional dan bertaraf Permana mencontohkan, sebelumnya kalau berbicara misalnya
internasional atas pengelolaan keuangan dan kekayaan mengenai penerimaan tentang cukai hasil tembakau maka yang
negara, yang hasil kerjanya diperlukan pimpinan untuk diperiksa oleh Inspektorat Bidang IV hanya DJBC saja. Padahal,
pengambilan keputusan. penerimaan cukai juga menyangkut PPN yang dipungut oleh

6 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DOK. WBC
Ditjen Pajak dimana Ditjen Pajak diawasi
oleh Inspektorat Bidang I, II, dan III (tergan-
tung regional kantornya-red). Kemudian,
Ditjen Pajak juga harus menyetorkan pene-
rimaan dari PPN tersebut ke Kas Negara
yang juga merupkan unit eselon I Depkeu
yang diperiksa oleh Inspektorat Bidang V
dan VI.
“Jadi sebelumnya, untuk satu tema
yang boleh jadi saling erat hubungannya,
pengawasannya agak terpisah. Sehingga
pada saat proses audit, agak sulit menjadi-
kan satu, bisa saja timingnya beda atau
formatnya beda dan sebagainya. Untuk itu
sekarang dicari jalan keluarnya. Kalau
temanya satu, kita lakukan integrated. Jadi
ada satu tim yang terdiri dari unit-unit
bidang yang terkait yang ada di Itjen lang-
sung memeriksa ke Bea Cukai, Ditjen
Pajak, Kantor Kas Negara dalam rangka
satu siklus tadi,” ujarnya.
Jika dijumpai adanya pelanggaran
atas aturan perundangan dan atau kebi-
jakan Menteri Keuangan (Menkeu) yang
berdampak merugikan keuangan nega-
ra, dimana ada bukti awal yang kuat
adanya indikasi tindak pidana, maka
hasil temuan dari auditor atau pemeriksa MEDIA MASSA. Audit tematik merupakan pengawasan yang dilakukan berdasarkan tema atau
tadi, diangkat dan diserahkan pada current issue, yang bisa digali, didengar dan dirasakan dari media yang berkembang.
Inspektorat Bidang Investigasi atau IBI.
Sehingga, masalah yang berkaitan dengan penyeleweng- gaimana proses pengawasan ini diawali dengan perencanaan,
an, penyalahgunaan wewenang apalagi sampai merugikan implementasi, hingga sistem pelaporannya. Dan setahun 2 kali,
keuangan negara, harus dilakukan investigasi. Dalam hal ini tiap akhir semester, Itjen membuat laporan ke Menkeu mengenai
IBI bisa menyerahkan kasus pelanggaran tersebut pada performancenya,” jelas Agung.
aparat penegak hukum lain, termasuk KPK, Polisi, Kejaksaan Dengan demikian, tugas Itjen tidak hanya sebagai instrumen
dan sebagainya. yang akan mengenakan sanksi pada setiap pelanggaran, tapi
Secara berkala IBI juga membuat laporan hasil investigasinya bisa dimanfaatkan untuk mencegah terjadinya penyelewengan.
kepada Menteri Keuangan. Bahkan dikatakan Permana, Menkeu “Jadi, semua eselon I di Depkeu, baik Pajak, Bea Cukai,
sangat tertarik dengan hasil temuan yang diperolah Itjen sehingga Anggaran dan lainnya mestinya sadar bahwa saya tidak mungkin
kerap diminta untuk mempresentasikan hasil temuan tersebut bisa mengontrol anak buah saya, apakah mereka melaksanakan
keseluruh eselon I di Depkeu. Tujuannya agar mereka (eselon I di tugas dengan benar atau tidak, iya kan?” tanya Agung.
Depkeu-red) menyadari masih adanya unsur-unsur mereka yang Ia melanjutkan, seharusnya unsur-unsur eselon I yang ada di
melakukan penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang Depkeu mengatakan bahwa mereka membutuhkan Itjen agar
sehingga bisa segera diambil langkah-langkah perbaikan. dapat memastikan bahwa mereka melaksanakan tugas sesuai
Lantas, siapa yang mengotrol IBI? Agung menjawab, pihak- dengan ketentuan. Jika tidak, akibatnya akan terjadi
nya menunjuk salah satu bidang yang ada di Itjen untuk melaku- penyalahgunaan wewenang, target tidak tercapai, penerimaan
kan kontrol terhadap IBI. “Jadi kita saling kontrol dan itu sudah drop, penyelewengan, pungutan liar dan sebagainya
baku disini. Ada komisi-komisi yang selalu melakukan evalusi ba- “Yang perlu saya sampaikan, Itjen sama sekali tidak punya
DOK. WBC
keinginan awal untuk mencari korban… tidak seperti itu. Kita lebih
kepada melakukan peran prevention atau pencegahan, jangan
sampai anda melakukan penyalahgunaan dan kalau sampai itu
terjadi yang rugi tidak hanya diri anda dan institusi anda tapi juga
Depkeu. Itu yang kita lakukan daripada melakukan enforcement,”
tandasnya.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu ada masalah di Batam
mengenai pembongkaran kasus rokok merek Marlboro. “Percaya
atau tidak itu juga hasil dari Itjen. Jadi, berdasarkan pengaduan,
pengamatan, kita melakukan spot check, ternyata teman-teman
di lapangan, baru saja melakukan pemeriksaan fisik atas
kontainer-kontainer yang datang. Saat Itjen masuk dan
memeriksa ulang kontainer tersebut, hasilnya didapat rokok
Marlboro sebanyak 10.000 slop yang disembunyikan didalam
kemasan alat pengeras suara,” kata Permana.
Berdasarkan temuan tersebut, ia kembali ingin mene-
gaskan bahwa pihaknya hanya ingin menunjukkan bahwa
Itjen berkeinginan untuk mengawal objek yang diperiksa.
Pihaknya hanya ingin menyadarkan objek pemeriksa bahwa
Itjen merupakan mitra yang sama-sama mengamankan
keuangan negara, bahkan untuk menjaga integritas objek
yang diperiksa. Untuk itu ia berharap agar unsur-unsur yang
GEDUNG KEJAKSAAN. IBI bisa menyerahkan kasus pelanggaran tersebut pada berada di bawah Departemen Keuangan harus
aparat penegak hukum lain, termasuk KPK, Polisi, Kejaksaan dan sebagainya. melaksanakan sesuai aturan dan harapan Menkeu. ifa

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 7


LAPORAN UTAMA

Tidak Mungkin
Periksa
Seluruh KPPBC yang Ada Di Indonesia
Ada atau tidak ada temuan, laporan harus disampaikan kepada
Inspektur Jenderal, Departemen Keuangan (Itjen Depkeu), dan kepada objek yang
diperiksa (dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai).

B
erdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: dan risk management serta mendorong penerapan sistem
131/KMK.01/2006, Inspektorat Jenderal Departe- pengendalian intern unsur departemen yang terkait dengan
men Keuangan terdiri dari 8 (delapan) Inspektorat bidang atau tugas Inspektorat Bidang IV,
Bidang dan Sekretariat. Salah satu dari delapan unit (g) Pencegahan dan pendeteksian penyimpangan dan
Inspektorat Bidang tersebut adalah Inspektorat penyalahgunaan wewenang pada semua pelaksanaan tugas
Bidang IV, yang melaksanakan tugas pengawasan pelaksana- unsur-unsur departemen yang terkait dengan bidang tugas
an tugas unsur Departemen Keuangan bidang pabean dan Bidang IV,
cukai serta pengawasan untuk tujuan tertentu. (h) Pelaksanaan peran serta dalam rangka pemberantasan
Inspektorat Bidang IV juga menyelenggarakan fungsi kejahatan internasional yang berkaitan dengan tugas dan
sebagai berikut : fungsi departemen,
(a) Penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan dan pengawas- (i) Menyelenggarakan unsur ketatausahaan dan
an, review dan audit pada pelaksanaan tugas unsur Departe- kerumahtanggaaan Inspektorat Bidang IV.
men Keuangan yang terkait dengan bidang tugas inspektorat
serta kordinasi dan sosialisasi aspek pengawasan, Ditemui di kantornya, Edy Setyo, Inspektur Bidang IV, Itjen
(b) Menyelenggarakan pelaksanaan audit terhadap kebenaran, Depkeu mengatakan pada WBC bahwa objek pemeriksaan unit
eksistensi dan atau efektifitas pelaksanaan tugas, juga atas Bidang IV adalah salah satu unsur Departemen Keuangan
pengaduan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang (eselon I) DJBC, mulai dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPU
yang dilakukan oleh unsur departemen. dan KPPBC.
(c) Melakukan pelaksanaan analisis terhadap peraturan Adapun pemeriksaan yang dilakukan oleh unit Bidang IV
ketentuan yang ada dan yang diusulkan, mencakup pertama, pemeriksaan reguler atau compliance audit
(d) Melakukan pelaksanaan analisis terhadap kinerja dan laporan (pemeriksaan menyeluruh terhadap objek pemeriksaan). Dalam
yang bersumber atau berkaitan dengan pelaksanaan tugas hal ini dilakukan pada unit yang relatif beban kegiatannya rendah
unsur departemen serta memberikan rekomendasi. misalnya pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
(e) Menyampaikan informasi hasil pengawasan dan tindak Cukai (KPPBC).
lanjut mengenai penyimpangan dan penyalahgunaan Sedangkan untuk unit atau kantor yang mempunyai beban
wewenang yang ditemukan serta rekomendasi yang telah kegiatan yang relatif tinggi, seperti unit pada Kantor Pusat, Kantor
dilakukan untuk mengatasinya, Wilayah ataupun KPU (Kantor Pelayanan Utama) dan KPPBC,
(f) Pelaksanaan peran compliance office untuk good government pemeriksaan yang dilakukan berupa audit tematik (dengan tema
WBC/ATS tertentu) seperti pemeriksaan yang dilakukan pada unit audit di
Kantor Pusat dan Kantor Wilayah.
Disamping itu, dilakukan pula pemeriksaan untuk tujuan ter-
tentu atau audit khusus yang ditugaskan dari Inspektur Jenderal
Depkeu untuk melakukan pengawasan untuk tujuan tertentu.
Misalnya, jika ada informasi tentang terjadinya kongesti, dalam
hal ini Itjen melakukan penugasan pencarian fakta. Selain itu, jika
ada pengaduan adanya penyimpangan, penyalahgunaan tugas
maka dilakukan audit berdasarkan tujuan tertentu tadi.
Dalam pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu terse-
but, karena Itjen memiliki unit Inspektorat Bidang Investigasi (IBI),
maka ada batasan dimana hasil pemeriksaan yang dilakukan
Inspektorat Bidang IV dilimpahkan kepada IBI. Namun demikian,
Inspektur Jenderal yang memutuskan apakah pemeriksaan awal
bisa dilakukan oleh unit Bidang IV atau langsung pemeriksaan
diserahkan atau dilakukan oleh IBI.
Kemudian, ada pemeriksaan mendadak atau spot check.
Pemeriksaan mendadak ditujukan untuk menilai kinerja
petugas DJBC dalam kaitan dengan pelaksanaan
pemeriksaan pabean dan prosedur pengeluaran barang,
PEMERIKSAAN FISIK BARANG. Demi terlaksananya pemeriksaan fisik barang serta mendeteksi kemungkinan terjadinya penyimpangan
yang akan dilakukan oleh Tim Itjen, seperti barang yang hendak diperiksa oleh dalam importasi. Hasil pemeriksaan tersebut akan dilaporkan
Itjen, seyogyanya tidak dikeluarkan tanpa koordinasi dengan Tim. ke KPPBC itu sendiri, Kanwil, KPU dan Kantor Pusat.

8 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS
MEKANISME PEMERIKSAAN
Berbicara mengenai mekanisme pemeriksaan yang dilakukan
unit bidang IV, terlebih dahulu dibuat program audit dan atau
proposal untuk pemeriksaan reguler maupun tematik. “Setelah
itu, dilakukan evaluasi oleh pimpinan, apakah disetujui atau tidak
atau perlu disempurnakan. Apabila disetujui pimpinan, baru
dilaksanakan audit atau pemeriksaan. Atas pelaksanaan tugas,
dibuatkan laporan hasil pelaksanaan audit atau hasil
pemeriksaan yang ditujukan kepada objek pemeriksaan dengan
tembusan pimpinan unit terkait,” jelas Edy.
Dalam pemeriksaan tersebut didapat temuan atau tidak,
pelaporan yang dibuat merupakan bagian dari
pertanggungjawaban yang harus disampaikan kepada objek
pemeriksaan (pimpinan unit yang bersangkutan). Oleh sebab itu,
sebelum dilakukan pelaporan, terlebih dahulu dilakukan closing
conference antara tim pemeriksa Itjen dengan auditan yang
menjadi objek pemeriksaan dengan maksud untuk mendapatkan
tanggapan atas temuan tim audit Itjen.
Dalam hal pemeriksaan tertentu seperti pemeriksaan atas
adanya pengaduan, pelaporan disampaikan kepada pimpinan
dari unit atau objek pemeriksaan. Edy mencontohkan adanya
pengaduan dugaan penyalahgunaan barang bukti atas suatu
perkara yang ditangani oleh aparat bea cukai. Pengaduan
tersebut menjadi kajian untuk diteliti lebih jauh kebenarannya, TIDAK SAMA. Tidak semua KPPBC mempunyai tingkat resiko yang sama.
termasuk si pelapor itu sendiri (dengan cara melakukan
wawancara untuk mengetahui kebenaran identitas si pelapor, saan mendadak yang dilakukan Itjen diperoleh data bahwa dalam
relevansi pengaduan yang disampaikan, serta kemungkinan proses penerbitan NHI untuk keperluan pemeriksaan mendadak
adanya kepentingan pengaduan tersebut). masih terdapat hal-hal yang sebenarnya perlu dilakukan.
Lantas bagaimana jika pelapor tidak berani “Demi terlaksananya pemeriksaan fisik barang yang akan
menampakkan wajahnya? Edy menjawab, seandainya hal itu dilakukan oleh Tim Itjen, seperti barang yang hendak diperiksa
terjadi maka terhadap materi pengaduan akan dilakukan oleh Itjen, seyogyanya tidak dikeluarkan tanpa koordinasi dengan
penelitian dan pendalaman. Jika materi pengaduan tersebut Tim, tapi ternyata barang tersebut tetap dikeluarkan sebelum
cukup mendasar maka dilakukan pemeriksaan, dalam hal ini dilakukan pemeriksaan mendadak. Hal tersebut merupakan hasil
termasuk pemeriksaan tujuan tertentu. yang tidak terukur yang perlu mendapat perhatian pimpinan unit
Edy melanjutkan, apabila diduga kuat ada penyimpangan dan DJBC,” kata Edy.
atau penyalahgunaan wewenang, maka unit Bidang IV akan Sehingga, pemeriksaan dilakukan diluar atau ditempat impor-
mengkoordinasikan dengan unit Inspektorat Bidang Investigasi tir. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama terus menerus
(IBI) untuk ditindaklanjuti. Ia juga menegaskan bahwa pegawai di antara Itjen dan petugas bea cukai, terutama di lapangan.
Itjen Depkeu bukanlah PPNS (penyidik pegawai negeri sipil) Sementara itu, program kerja Inspektorat Bidang IV untuk
melainkan unsur pengawas internal dalam jajaran Depkeu. tahun 2008, Edy menjelaskan beberapa hal yang berkaitan de-
Lalu, apa perbedaan pemeriksaan yang dilakukan unit Bidang ngan DJBC. Pertama, mengenai kebijakan-kebijakan yang ber-
IV dahulu dan sekarang? Edy menjelaskan bahwa sebenarnya kaitan erat dengan program-program unggulan yang dicanang-
tidak ada perbedaan dalam hal pemeriksaan. Sebab, dari dulu kan DJBC. Kedua, pelaksanaan tugas dari unit penunjang seperti
hingga saat ini, pemeriksaan secara menyeluruh atau compliance Pangkalan Sarana Operasi. Pasalnya, unit penunjang tersebut
masih dilakukan. Hanya saja, perbedaannya terdapat pada berperan penting dalam proses pelaksanaan tugas DJBC.
perkembangan dan situasi yang saat ini berbeda dengan dahulu.
Misalnya, untuk unit yang memiliki beban kerja tinggi seperti unit KOORDINASI DENGAN EKSTERNAL
pada Kantor Pusat, tidak mungkin dilakukan pemeriksaan secara Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, unit Bidang IV
menyeluruh dengan waktu dan tenaga yang ada. Untuk itu, berkoordinasi dengan pihak internal maupun eksternal. Untuk
dilakukan pemeriksaan atau audit tematik. internal, koordinasi dilakukan dengan unsur-unsur yang ada
Namun demikian Edy mengaku, pemeriksaan secara di Depkeu seperti DJBC, Sekretariat Itjen dan Biro Hukum
menyeluruh dalam jangka waktu satu tahun untuk semua KPPBC Depkeu. “Berkaitan dengan Biro Hukum Departemen
yang ada di Indonesia tidak mungkin dilakukan mengingat tenaga Keuangan, sudah beberapa kali Biro Hukum meminta
pemeriksa yang terbatas. Oleh sebab itu, pemeriksaan secara masukan atau tanggapan pada kami atas draft yang
menyeluruh dilakukan berdasarkan risk management. Pasalnya, disampaikan oleh DJBC pada Sekretaris Depkeu,” jelas Edy.
tidak semua KPPBC mempunyai resiko yang sama, ada KPPBC Dengan demikian, sejak awal unit Bidang IV dapat
di pelosok daerah yang mungkin tingkat resikonya lebih tinggi mengetahui peraturan-peraturan atau produk perundang-
daripada KPPBC yang berada di kota besar. Sehingga, penilaian undangan yang akan dikeluarkan oleh DJBC. Misalnya, terkait
resiko tersebut digunakan untuk menentukan kantor mana yang dengan rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengawasan
mendapat skala prioritas untuk dilakukan pemeriksaan. Pengangkutan Barang Tertentu Dalam Daerah Pabean dan
rancangan Peraturan Menkeu tentang Audit Kepabeanan.
PROGRAM KERJA BIDANG IV Sedangkan koordinasi dengan pihak eksternal, Edy
Saat ini, Itjen Depkeu telah melewati semester I dan mengin- mencontohkan dalam hal pemeriksaan mendadak, Itjen dapat
jak triwulan ke IV atau semester II. Oleh sebab itu, program yang melakukan koordinasi dengan pihak Tempat Penimbunan
masih tersisa yang harus dilaksanakan Inspektorat Bidang IV an- Sementara (TPS), pihak angkutan barang, pengurus barang dan
tara lain adalah pemeriksaan audit compliance yang disesuaikan pihak luar lainnya yang terkait dengan pemeriksaan mendadak.
dengan tugas-tugas audit lainnya. Contohnya, pemeriksaan atas Di akhir wawancara Edy berharap kedepannya unit Bidang IV
layanan unggulan pada KPU dan pemeriksaan yang terkait dengan yang merupakan salah satu unsur Itjen Depkeu, dapat memenuhi
impor sementara pada Kantor Pusat, Kanwil, KPPBC terkait. harapan pimpinan. Disamping sebagai pengawas internal dari
Program lain yang masih tersisa adalah melaksanakan tugas unsur yang ada di Depkeu, unit Bidang IV juga diharapkan dapat
yang diberikan oleh Inspektur Jenderal, seperti melakukan peme- menyelenggarakan fungsi compliance office untuk good govern-
riksaan mendadak. Edy mencontohkan, dalam rangka pemerik- ment dan risk management. ifa

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 9


LAPORAN UTAMA

DJBC Sebagai Unit


yang Diperiksa
Untuk mengetahui masalah yang ada di unit yang akan diperiksa (DJBC),
salah satu cara yang dilakukan Itjen Depkeu adalah dengan menggali informasi yang
dapat menjadi prioritas penentuan atau rencana pemeriksaan.

P
enanganan masalah yang ada di Direktorat Jenderal dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara, sesudah
Bea dan Cukai (DJBC) juga bisa dilakukan atas adanya KPU.
pengaduan dari masyarakat. Demikian penjelasan Demikian pula masalah SPKPBM, juga perlu mendapat
Edy Setyo, Inspektur Bidang IV, Inspektorat Jenderal perhatian. Hal itu terkait dengan pengelolaan SPKPBM yang
Departemen Keuangan (Itjen Depkeu). sebelumnya dilakukan oleh KPPBC Priok I, II, III dan kini
Ia menjelaskan, pada dasarnya pemeriksaan atau prog- dilakukan oleh KPU.
ram kerja yang dilakukan oleh unit Bidang IV pada tahun Selain concern dengan KPU, unit Bidang IV juga menyo-
2007, sudah disusun sejak tahun 2006 yang dalam perjalan- roti peraturan atau ketentuan petunjuk pelaksanaan tentang
annya, terjadi beberapa penyesuaian dengan situasi dan penetapan nilai pabean. Berdasarkan hasil pengamatan yang
kondisi yang ada. Contohnya, program kerja Itjen untuk tahun dilakukan dalam rangka mengawal KPU, ada beberapa hal
2007 tidak mencantumkan pengawasan terhadap KPU yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya adalah
karena pada saat program kerja itu disusun (2006-red), KPU implementasi nilai pabean di lapangan. Apakah telah sesuai
belum ada. Ternyata dalam perjalanannya, tahun 2007 KPU dengan peraturan perundangan yang ada.
diresmikan.
“Sehingga, ada program kerja yang seharusnya kami MENINGKATNYA PENGAWASAN DI KPPBC
lakukan pada tahun 2007 tidak kami lakukan, dan kami Dari hasil pemeriksaan mendadak yang dilakukan Itjen,
melihat bahwa KPU menjadi prioritas atau unggulan DJBC berkenaan dengan pelaksanaan pemeriksaan fisik barang yang
sehingga dalam mengawal KPU, kami perlu pertimbangkan dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Barang (PFPB),
untuk pemeriksaan pada KPU dengan mempertimbangkan juga diperoleh data bahwa volume impor kegiatan pada KPPBC
situasi dan kondisi yang ada,” urai Edy. yang secara geografis relatif dekat dengan KPU (seperti Merak,
Ia menambahkan, saat ini pihaknya juga tengah memper- Bandung-Gede Bage), relatif meningkat sejak 1-2 bulan sebelum
siapkan pembuatan suatu data base mengenai peta KPU diresmikan.
kerawanan yang ada di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai “Peningkatan ini merupakan suatu indikator risiko yang perlu
(DJBC) dan pihak luar yang berkaitan dengan DJBC. Edy diantisipasi dengan peningkatan pengawasan terhadap kantor-
mengaku, meskipun pihaknya tidak langsung berhubungan kantor tersebut,” imbuh Edy.
dengan pihak luar tersebut, tetapi karena masih ada Untuk itu Edy berharap agar dengan diresmikannya KPU, as-
hubungannya dengan DJBC maka hal itu bisa menjadi bahan pek pelayanan khususnya kelancaran arus barang menjadi sesu-
pertimbangan. atu yang sangat vital untuk diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan
Ia mencontohkan peta kerawanan yang ada di DJBC salah kelancaran arus barang, baik impor maupun ekspor merupakan
satunya berada di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai salah satu tolak ukur keberhasilan KPU tanpa mengurangi aspek
(KPU) Tanjung Priok. Sejak KPU diresmikan hingga saat ini, Itjen pengawasan. Dengan demikian, KPU bisa berjalan sesuai
Depkeu terus mengikuti perkembangan pelak- WBC/ATS dengan yang diharapkan oleh DJBC.
sanaan KPU tersebut. Namun demikian Edy Tidak hanya KPU, saat ini DJBC sedang
mengaku bahwa pihaknya belum melakukan giat-giatnya merampungkan rencana ujicoba
pemeriksaan ke KPU. Hal itu disebabkan be- National Single Window (NSW) di Tanjung
lum adanya timing yang tepat untuk melaku- Priok, akhir 2007. Edy menguraikan bahwa
kan pemeriksaan. dalam pengamatannya, harus diperjelas
Selama ini unit Bidang IV memperoleh dimana percepatan waktu pelayanan itu terjadi
masukan mengenai KPU dari beberapa sum- dengan adanya NSW, apakah saat impor
ber, seperti dari internal DJBC, masyarakat clearance atau customs clearance.
dunia usaha dan media massa. Masukan-ma- Kedepannya, Edy berharap agar apa yang
sukan tersebut dikelola, yang kemudian sudah dicapai DJBC perlu ditingkatkan
dilakukan pencarian fakta di lapangan atau dengan memperhatikan situasi dam kondisi di
informasi terkait mengenai KPU, seperti dari lapangan yang terus bergerak dinamis. Oleh
TPS, importir, eksportir, PPJK dan DJBC itu sebab itu DJBC harus bisa mengantisipasi ke-
sendiri. mungkinan hambatan yang bisa terjadi dalam
Sebagai contoh, dengan adanya perganti- pelaksanaan tugasnya.
an hampir seluruh pegawai KPU dengan pe- Selain itu juga kedepannya agar tercipta
gawai yang baru, yang dipilih melalui seleksi, persamaan persepsi diantara personil bea
hal tersebut dapat menimbulkan pertanyaan, cukai, seperti persamaan persepsi dalam hal
apakah pergantian tersebut berdampak penetapan nilai pabean, begitu pula koordinasi
negatif atau positif dalam rangka melakukan antara unit yang satu dengan yang lainnya da-
pelayanan dan pengawasan? lam menangani suatu masalah yang berkaitan.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat EDY SETYO. Kepastian pelayanan dan “Saya rasa kepastian pelayanan dan
perhatian dari KPU Tanjung Priok seperti, pe- pengawasan merupakan sesuatu yang pengawasan merupakan sesuatu yang menja-
nanganan barang yang tidak dikuasai, barang menjadi harapan bagi dunia usaha. di harapan bagi dunia usaha. Misalnya dalam

10 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DOK. WBC
menangani suatu permasalahan, seyogyanya ditangani dengan
benar hingga tuntas, jangan sampai ada kesan bahwa penangan-
an permasalahan itu terkatung-katung atau tidak ada kejelasan,”
kata Edy yang juga berharap agar DJBC bisa lebih bekerjasama
dengan unit-unit internal di Depkeu maupun eksternal (seperti de-
ngan aparat penegak hukum lainnya).

WAJIB MEMBANTU
Saat ditemui di ruang kerjanya, Kamil Sjoeib, Sekretaris
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan, tugas pokok
dan fungsi Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan (Itjen
Depkeu) adalah sebagai pengawas. Jadi, kalau Itjen Depkeu
mendatangi semua objek pemeriksaannya, hal itu merupakan
bagian dari tugas.
“Kita wajib membantu karena menurut saya inti dari pemerik-
saan itu adalah bisa meluruskan apa yang tidak benar dan harus
ada penindakan kalau memang ada pelanggaran,” tambahnya.
Menurut Kamil, efektif atau tidaknya tugas Itjen Depkeu
tergantung pada individu atau orang yang melakukan peme-
riksaan itu sendiri. Ia, yang pernah menjabat sebagai
Inspektur Bidang Bea dan Cukai di Itjen Depkeu sekitar tahun
1993-1994, menjelaskan bahwa untuk melakukan pemeriksa-
an sebaiknya si pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan
gambaran yang cukup untuk melakukan pemeriksaan. Ia
mencontohkan, seseorang yang ingin melakukan
pemeriksaan keuangan berarti orang tersebut minimal harus
mengetahui cara pengelolaan keuangan, konsep dari
keuangan itu sendiri, apa yang diinginkan dan sebagainya.
Kamil sendiri tidak mengetahui bagaimana mekanisme yang
dilakukan Itjen Depkeu dalam melakukan pemeriksaan pada
DJBC. “Mungkin ada penekanan-penekanan tertentu yang dilaku-
kan. Yang jelas mereka datang dengan surat tugas beberapa hari
sebelum pemeriksaan. Setelah itu nanti ada laporan yang harus
mereka buat,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, pemeriksaan yang dilakukan Itjen terha-
dap DJBC merupakan hal biasa yang rutin dilakukan tiap tahun.
Tak hanya itu, pada dasarnya DJBC juga kerap diperiksa oleh
pemeriksa fungsional, entah itu dari Itjen Depkeu, BPKP (Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Peme-
riksa Keuangan) dan sebagainya.
Sejauh ini, lanjut Kamil, tidak ada keluhan atas pemeriksaan
yang dilakukan Itjen pada DJBC karena hal itu merupakan peme-
riksaan rutin dengan berganti-ganti objek pemeriksaan. Namun KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK. Saat ini Itjen lebih banyak
demikian, ia menghimbau harus ada koordinasi antar instansi melakukan pemantauan dan mengikuti perkembangan KPU.
pemeriksa agar tidak terjadi bentrok jika melakukan pemeriksaan
di suatu objek yang sama dalam waktu yang bersamaan. hasil temuan yang ada. “Bisa saja ada perbedaan pendapat da-
“Tapi begini, dulu waktu saya masih bertugas di Itjen, ada ke- lam menanggapi temuan Itjen tersebut, tetapi hal itu selalu ada
WBC/ATS sepakatan konsensi titik temunya, karena acuannya kan selalu sama. Kalau bisa
antara BPKP dan Itjen, meyakinkan si pemeriksa alasan kita menolak atau tidak setuju
supaya mengatur waktu terhadap temuannya, selesai sudah,” katanya.
agar tidak bertabrakan Tetapi jika Itjen merasa tidak puas atas tanggapan atau alasan
dalam melakukakn dari objek yang diperiksa, maka Itjen akan meminta tanggapan
pemeriksaan. Tapi saya atau tindakan lebih lanjut. Hal tersebut menurut Kamil
tidak tahu kalau sekarang merupakan hak dan tugas dari Itjen sebagai pihak yang menilai.
bagaimana. Sedangkan Namun, apabila DJBC menerima hasil temuan tersebut maka
untuk BPK, yang merupa- DJBC harus menindaklanjuti hasil temuan tersebut untuk
kan lembaga di luar kemudian hasil tindaklanjut itu dilaporkan kembali pada Itjen.
eksekutif, yang merupakan Saat ditanya apakah Itjen sudah melakukan pemeriksaan
lembaga tinggi negara di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kamil menjawab, Itjen
yang notabene mengatur tidak melakukan pemeriksaan seperti pada umumnya. Saat
sendiri, itu saya tidak tahu ini Itjen lebih banyak melakukan pemantauan dan mengikuti
bagaimana pemeriksaan- perkembangan KPU.
nya, tapi saya kira tidak Kedepannya Kamil menyarankan agar institusi pemeriksa,
sesering BPKP atau Itjen dalam hal ini Itjen Depkeu, minimal harus mempunyai
dalam melakukan pengetahuan yang sama dengan objek yang diperiksa. Ia kembali
pemeriksaan,” imbuhnya. mencontohkan, apabila Itjen memeriksa masalah-masalah yang
Ia melanjutkan, sete- bersifat teknis di Bea dan Cukai artinya Itjen juga harus memiliki
lah unit Bidang IV Itjen pengetahuan dan pemahaman yang sama antara si pemeriksa
melakukan pemeriksaan dan objek yang diperiksa. Bukan hanya memahami teori tapi juga
KAMIL SJOEIB. Bisa saja ada perbedaan pen- pada DJBC maka pihak pelaksanaannya di lapangan. Dengan demikian, bisa diketahui
dapat dalam menanggapi temuan Itjen ter- yang diperiksa dimintai apakah objek yang diperiksa sudah memenuhi ketentuan/aturan
sebut, tetapi hal itu selalu ada titik temunya. tanggapannya terhadap yang ada atau tidak. ifa

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 11


LAPORAN UTAMA

Bidang Investigasi
Kawal Reformasi Sejalan dengan adanya reorganisasi Departemen Keuangan,
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Inspektorat Jenderal
membentuk sebuah unit investigasi yang disebut sebagai Inspektorat Bidang Investigasi.

L
atar belakang pembentukan Inspektorat Bidang Perbendaharaan dan Biro Umum Sekjen, serta satu kasus
Investigasi pada awalnya bersamaan dengan lama yang berhubungan dengan penerimaan suap dari
reformasi pada Ditjen Pajak dan Ditjen Bea dan Cukai Komisi Pemilihan Umum,” terang Hadi.
tahun 2003. Pada saat itu, Inspektorat Jenderal Ia menambahkan, sumber IBI dalam melakukan investiga-
Departemen Keuangan (Itjen Depkeu) juga si terhadap penyimpangan dan atau penyalahgunaan wewe-
mengalami reformasi dengan melaksanakan dua tugas. nang pegawai Departemen Keuangan (dalam melaksanakan
Pertama, Inspektorat Bidang IV (yang menangani Bea dan tugas dan fungsinya-red), diperoleh dari berbagai sumber
Cukai) diberikan kewenangan untuk melakukan spot check. seperti berdasarkan pengaduan dari masyarakat, perintah
Kedua, Inspektorat Bidang VII direformasi menjadi pimpinan, pengembangan hasil audit Inspektorat Bidang,
Inspektorat Bidang Investigasi karena mempunyai tugas current issue, dan sebagainya. Sumber-sumber tersebut ke-
untuk mengawal reformasi di Ditjen Pajak dan Ditjen Bea dan mudian diteliti dan apabila terdapat penyimpangan maka tim
Cukai, berkenaan dengan komitmen pemerintah mengenai investigasi akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan
good governance dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme investigasi.
(KKN). Berdasarkan SK Menkeu 302/KMK.01/2004 IBI Lebih lanjut Hadi menjelaskan, pengaduan yang datang
dibentuk. Demikian penjelasan Hadi Rudjito, Inspektur ke IBI ada yang menyebutkan identitas ada pula yang tidak,
Bidang Investigasi, Departemen Keuangan, saat ditemui bahkan ada yang menggunakan alamat dan nama palsu.
WBC di kantornya. Menghadapi hal tersebut, hal pertama yang dilakukan IBI
Sesuai PMK No. 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi adalah mempelajari materi pengaduan. Jika terdapat indikasi
dan Tata Kerja Departemen Keuangan Pasal 1444, IBI yang kuat dan benar tapi tidak lengkap, maka IBI akan me-
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan minta dan mencari tambahan informasi yang bisa diperoleh
kebijakan kegiatan pengawasan, melaksanakan kegiatan dari unit dimana pelapor tersebut mengadu, atau dari infor-
investigasi berdasarkan kebijakan dan aturan hukum yang
WBC/ATS
berlaku, atas dugaan penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unsur
departemen, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.
Untuk mendukung tugas tersebut, IBI memiliki fungsi
sebagai:
(a) Penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan dan
pengawasan review dan investigasi pada pelaksanaan
tugas unsur departemen, serta koordinasi dan sosialisasi
aspek pengawasan.
(b) Pelaksanaan investigasi terhadap kebenaran, efisiensi,
dan/atau efektifitas pelaksanaan tugas, pengaduan,
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh unsur departemen.
(c) Pelaksanaan analisis pengaduan, penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan unsur
departemen, serta menindaklanjuti hasil audit Inspektorat
Bidang yang diterima Inspektorat Bidang Investigasi.
(d) Pelaksanaan peran compliance office untuk good
governance dan risk management serta mendorong
penerapan sistem pengendalian intern unsur departemen.
(e) Penyampaian kegiatan intelijen dalam rangka kegiatan
audit investigasi.
(f) Pemberian keterangan ahli dipersidangan.
(g) Pelaksanaan peran serta dalam rangka pemberantasan
kejahatan internasional yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi departemen.
(h) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Inspektorat.

Semua eselon I yang berada di bawah Departemen


Keuangan (Depkeu) merupakan objek pemeriksaan IBI. “Saat
ini tim saya sedang memeriksa beberapa eselon I yang ada PPATK. Kerjasama IBI dengan institusi pemeriksa lainnya, seperti
di Departemen Keuangan, diantaranya Bea dan Cukai, Pajak, PPATK, berjalan dengan baik.

12 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS
masi lain yang dimiliki para auditor VII. Untuk menjadi seorang investigator ada beberapa per-
Itjen. Terhadap pelapor yang tidak syaratan yang harus dipenuhi. Diantaranya memiliki integritas
ingin identitasnya diketahui, IBI tinggi, serta berkomitmen penuh untuk membantu pemerintah
pun akan melindunginya dan tidak dalam rangka good governance. Para investigator juga harus
menyebarluaskan identitas si melewati beberapa ujian, seperti tes psikologi dan tes
pelapor untuk menjaga keamanan kebohongan (bekerjasama dengan pihak Kepolisian-red).
si pelapor itu sendiri. Saat ini jumlah investigator yang ada di IBI sebanyak 26
Dalam satu tahun, IBI bisa orang. Jumlah tersebut menurut Hadi dirasakan kurang
menerima hingga 200 pengaduan. cukup. Dengan banyaknya persoalan yang berkembang
Sebagai perbandingan, tahun yang harus ditangani IBI, maka idealnya IBI memiliki sekitar
2005 IBI menerima 200 35 orang investigator.
pengaduan, 55 diantaranya telah Kerjasama IBI dengan institusi pemeriksa lainnya pun
dilakukan audit. Pada 2006, IBI berjalan dengan baik. Misalnya saja dengan Komisi Pembe-
menerima 223 pengaduan, 36 rantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisa
diantaranya telah dilakukan audit, Transaksi Keuangan (PPATK), IBI telah menandatangani
dan semester I tahun 2007,
sebanyak 84 pengaduan diterima Tabel. Pelaksanaan Tugas IBI 2007 (Semester I)
oleh IBI (20 diantaranya telah
dilakukan audit). Bentuk Telah dilakukan audit hingga semester I sebanyak 20 penugasan.
l Penjatuhan hukuman sanksi.
pengaduan tersebut bermacam- Rekomendasi penjatuhan sanksi kepegawaian sesuai dengan PP
macam, bisa berupa surat 30 tahun 1980 dilakukan terhadap 23 orang pegawai dengan
pengaduan, email, serta melalui rincian :
HADI RUDJITO. Sebagian besar telepon. Semua pengaduan itu
staf saya sudah pernah hukuman ringan : 9 orang
mengikuti pendidikan PPNS, ditanggapi oleh IBI. hukuman sedang : 3 orang
tetapi karena tidak ada Dari 200 pengaduan tersebut, hukuman berat : 11 orang
landasan hukumnya maka paling banyak pengaduan yang jumlah : 23 orang
mereka tidak bisa ditujukan pada Ditjen Pajak.
mendapatkan sertifikat PPNS. Sedangkan untuk Ditjen Bea dan Tabel. Rincian Penjatuhan Hukuman Sanksi dan
Cukai jumlahnya relatif kecil, Kerugian Negara Tahun 2007 (Semester I)
sekitar 5-7 persen dari 200 pengaduan yang diterima dalam No. Eselon I Hukuman Disiplin Pegawai Total
satu tahun. Masalah yang diadukan pun mayoritas mengenai Ringan Sedang Berat
masalah penyelundupan.
Selanjutnya, setelah IBI selesai melakukan pemeriksaan atau 1 DJP 7 2 7 16
investigasi, IBI akan menyusun laporan hasil investigasi. Laporan 2 DJBC 2 0 2 4
itu kemudian diserahkan pada Menteri Keuangan (Menkeu) dan 3 DJPb 0 1 1 2
4 DJKN 0 0 1 1
eselon I unit yang diperiksa. Isi laporan tersebut antara lain 5 Setjen 0 0 0 0
mengemukakan fakta dan data yang diperoleh di lapangan. 6 BPPK 0 0 0 0
Setelah itu, IBI memberikan rekomendasi pada unit eselon I yang 7 DJLK 0 0 0 0
diperiksa, hal-hal apa yang harus diperbaiki, termasuk menyam- Total 9 3 11 23
paikan pemberian sanksi disiplin bagi pegawai yang terbukti me-
lakukan pelanggaran. No. Uraian Tahun 2007
Dalam melakukan pekerjaannya, terkadang IBI mengalami 1 Kerugian negara 8.159.391.291
penolakan dari pihak yang akan diperiksa. “Kalau seudah begitu 2 Dikembalikan 211.000.000
kita minta eselon I-nya untuk menyadarkan yang bersangkutan.
Seperti misalnya pernah terjadi di Bea Cukai. Waktu itu ada sa- Tabel. Pelaksanaan Tugas IBI Tahun 2006
lah satu personilnya yang melakukan tindak kekerasan saat me-
Telah dilakukan audit sebanyak 36 penugasan.· Penjatuhan
lakukan pemeriksaan pada importir. Importir tersebut mengadu- hukuman sanksi.Rekomendasi penjatuhan sanksi kepegawaian
kan kekerasan yang diterimanya pada kami dan pada saat kami sesuai dengan PP 30 tahun 1980 dilakukan terhadap 104 orang
melakukan pemeriksaan pada personil bea cukai tersebut, ia pegawai dengan rincian :
menolak untuk kami periksa. Akhirnya kami meminta bantuan dari - Hukuman ringan : 31 orang
Direktur Jenderal Bea Cukai untuk membantu kami,” paparnya. - Hukuman sedang : 34 orang
- Hukuman berat : 39 orang
BUKAN PPNS - Jumlah : 104 orang
Hadi menambahkan, IBI bukan PPNS (Penyidik Pegawai
Negeri Sipil) karena Inspektorat Jenderal tidak memiliki Tabel.Rincian Penjatuhan Hukuman Sanksi dan
Kerugian Negara Tahun 2006
Undang-Undang. “Padahal, sebagian besar staf saya sudah
pernah mengikuti pendidikan PPNS, tetapi karena tidak ada No. Eselon I Hukuman Disiplin Pegawai Total
landasan hukumnya maka mereka tidak bisa mendapatkan Ringan Sedang Berat
sertifikat, jadi kita hanya memperoleh ilmunya saja. Jadi,
disini kami bekerja karena dedikasi ditambah nekat, sebab 1 DJP 21 26 29 76
kami juga melakukan pengintaian,” imbuhnya. 2 DJBC 6 1 2 1
Saat melakukan investigasi ke lapangan, IBI tidak menggan- 3 DJPb 0 1 1 2
4 DJPLN 4 3 4 11
deng unit Inspektorat Bidang lainnya. IBI bergerak sendiri. “Kare- 5 Setjen 0 0 1 1
na tugas kita khusus, yakni memeriksa pegawai di Departemen 6 BPPK 0 2 0 2
Keuangan bukan memeriksa kinerja kantor,” lanjut Hadi. 7 DJLK 0 0 1 1
Namun demikian, tim-tim dari Inspektorat Bidang lain 8 ITJEN 0 1 1 2
kerap meminta bantuan pada IBI untuk melakukan pemerik- Total 31 34 39 104
saan suatu kasus jika ada indikasi terjadi penyimpangan
yang sifatnya harus dilakukan investigasi.
Berbicara mengenai sumber daya manusia (SDM) IBI, No. Uraian Tahun 2006
Hadi mengatakan bahwa para investigator yang bertugas di 1 Kerugian negara 204.887.928.261
IBI merupakan rekrutmen dari pegawai Inspektorat Bidang I- 2 Dikembalikan 5.084.191.640

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 13


LAPORAN UTAMA WAWANCARA

MoU dalam rangka penelusuran pegawai Departemen


Keuangan yang diduga melakukan penyelewengan.
Hadi mengaku hingga saat ini pihaknya belum pernah
Permana Agung
secara bersamaan dengan instansi pemeriksa lainnya Inspektur Jenderal Departemen Keuangan
melakukan investigasi ke lapangan. “Karena sebelum kita

“Jadikan
terjun kita selalu mencari informasi terlebih dahulu,
seandainya bertemu dengan instansi pemeriksa lainnya
pun biasanya pemeriksaannya beda. Karena kita kan
memeriksa orang yang diduga melakukan

Inspektorat
penyelewengan, bukan kinerja kantor,” tandasnya.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini pihaknya belum
pernah mendapat laporan secara langsung
penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang

Jenderal
dilakukan oleh pegawai IBI atau investigator. Hal tersebut
kemungkinan besar dikarenakan IBI merupakan satu-
satunya unit di Departemen Keuangan yang menerima

Sebagai
tunjangan kegiatan tambahan (TKT) sejak Januari 2005.
“Tapi kalau laporan dari luar yang sifatnya emosional, me-
rasa tidak puas, tidak senang pada IBI, itu banyak,” tambah
Hadi yang menambahkan secara struktural Inspektur Jende-

Partner Untuk
ral yang langsung mengawasi IBI. Namun demikian, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) juga dapat memeriksa IBI.
Lalu, apakah benar anggaran IBI untuk melakukan
investigasi tidak terbatas? Hadi menolak anggapan

Menertibkan
tersebut. Tetapi, ia mengaku jika berbicara mengenai
kelonggaran, IBI memang diberikan kelonggaran dalam
penggunaan anggaran, dalam arti seberapa besar

Kebocoran”
kebutuhan IBI akan dipenuhi. “Tapi dalam menggunakan
anggaran tersebut kami selalu ada pertanggungjawaban-
nya,” papar Hadi.
Sebagai perbandingan, lanjut Hadi, antara tahun
2005-2006, anggaran yang dipergunakan oleh IBI lebih
kecil dari hasil yang diperoleh. Bahkan untuk tahun 2005,
bukan hanya jumlah kerugian negara saja yang bisa Sesuai dengan visinya,
diungkap oleh IBI tapi juga uang yang dikembalikan ke Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan
negara juga lebih besar dari anggaran yang digunakan.
Namun demikian, ia mengaku bahwa jumlah yang (Itjen Depkeu) menjadi pengawas intern
dicapai IBI tetap tidak lebih besar dari temuan yang Departemen Keuangan atas pengelolaan
diperoleh Inspektorat Bidang lainnya karena objek keuangan atas kekayaan negara yang hasil
pemeriksaan IBI adalah personil Departemen Keuangan
yang melakukan pelanggaran.
kerjanya diperlukan untuk pengambilan
keputusan. Untuk itu, peran Itjen Depkeu
PROGRAM KEDEPANNYA sangat dibutuhkan untuk menertibkan
Kedepannya, program kerja IBI adalah tetap melakukan kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi
pengawalan pada unsur-unsur yang ada di Depkeu agar tidak pada tingkat eselon I di Departemen
melakukan tindakan yang merugikan seperti KKN. Sesekali
IBI juga melakukan sosialisasi mengenai tugas dan fungsi IBI Keuangan. Untuk mengetahui bagaimana
ke unit-unit eselon I yang ada di Depkeu. kerja Itjen Depkeu, Redaktur WBC Ifah
“Tapi kedepannya saya berharap IBI ini akan bubar. Margaretta dan Fotographer Andy Tria
Maksudnya, kalau Inspektur Bidang telah melakukan audit
terhadap kinerja kantor dengan baik serta pelaksanaan
Saputra, menyambangi Permana Agung,
tupoksi di masing-masing unit eselon I di Departemen Inspektur Jenderal Departemen Keuangan, di
Keuangan juga telah melaksanakan tugasnya dengan baik kantornya. Berikut hasil liputannya.
dan benar, nantinya tidak akan terjadi penyimpangan.
Kalaupun ada paling hanya satu-dua, itu pun bisa diredam
oleh Inspektorat Bidang terkait. Dengan demikian fungsi IBI Bisa dijelaskan visi Inspektorat Jenderal Departemen
semakin berkurang,” paparnya. Keuangan (Itjen Depkeu) sebagai pengawas intern
Di akhir wawancara Hadi berharap agar kedepannya Depkeu atas pengelolaan keuangan atas kekayaan
Itjen, terutama para auditor bisa optimal dalam melaksa- negara?
nakan tugasnya. Ia juga berharap agar peran Itjen lebih Saya mulai dulu dari pengelolaan keuangan negara.
pasti dan menonjol dibandingkan tahun sebelumnya serta Sesuai dengan UU yang ada, yang dimaksud dengan
mendapat kemudahan dalam menjalankan tugasnya. Ia pengelolaan keuangan negara adalah seluruh kegiatan yang
mencontohkan, pasal 34 UU Perpajakan, menyulitkan dilakukan oleh pengelola keuangan negara. Yang ingin saya
investigator untuk memperoleh data perpajakan, karena garis bawahi, ada 4 tingkat kegiatan pengelolaan keuangan
harus meminta ijin dari Menteri Keuangan. Padahal, negara, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
sebagai pengawas internal, seharusnya IBI tidak perlu pertanggungjawaban.
mengalami kesulitan seperti itu. Tugas atau peran pengelola keuangan negara tersebut
Untuk pegawai Ditjen Bea dan Cukai, Hadi pada dasarnya dilakukan oleh semua unsur di Depkeu yakni
menyarankan agar pegawai dapat bekerja lebih baik 12 unit eselon I. Dalam hal ini saya ingin menggarisbawahi
lagi dan mengabdi pada negara. Apalagi dengan kegiatan pengawasan. Selama ini kita melihat dan
adanya remunerasi, diharapkan pekerjaan yang merasakan bahwa instrumen pengawasan dianggap sebagai
dilakukan dapat lebih optimal. ifa sesuatu yang dalam tanda kutip “mengganggu”.

14 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 15
WAWANCARA

Mengganggu kepentingan mereka, mengganggu keberadaan tidak akan mudah memberikan kucuran dana kalau mereka
mereka. tidak yakin apakah bantuan yang mereka berikan dapat
Mereka katakan kalau Itjen datang, KPK juga datang, itu meningkatkan kinerja, kan gitu? Dipihak lain, yakni Depkeu,
tumpang tindih waktunya, dan sebagainya. Boleh jadi itu supaya yakin bahwa kinerjanya itu terbukti maka Depkeu
benar…dan karena itu kita sebagai aparat pengawas, harus memasang janji-janji layanan unggulan tadi sebagai alat
mengukur jangan sampai kegiatan kita melakukan pengawa- untuk mentrigger agar lembaga donor tadi mau memberikan
san berdampak sebagai beban. Padahal, pengawasan di bantuannya.
fungsi manajemen manapun ada yang namanya kontrol, apa- Jadi, Itjen melihat layanan unggulan tidak saja sebagai
lagi Inspektorat Jenderal. wujud keberhasilan melakukan reformasi di Depkeu atau
tidak, tapi sekaligus juga ada kaitannya bagaimana
Untuk apa pengawasan tersebut dilakukan? kesediaan lembaga donor memberikan bantuannya dalam
Seorang Menteri Keuangan sebagai pimpinan tertinggi rangka pembiayaan kita.
dari Depkeu sekaligus sebagai Bendaharawan Umum Nega-
ra juga harus menjadi pimpinan tertinggi mengelola Apakah KPU sudah memenuhi standar dari yang
keuangan negara. Pertanyaannya, bagaimana seorang diharapkan Itjen, sejak diresmikan bulan Juli lalu?
Menkeu bisa yakin bahwa 12 unit eselon I nya sampai pada Kalau saya lihat, Inspektorat Bidang IV itu rajin sekali
jajaran paling bawah di seluruh Indonesia yang jumlah memantau perjalanan KPU, tiap minggu saya diberikan
pegawainya 62.000 orang, melaksanakan aturan perundang- laporan tentang KPU entah itu sumbernya dari media atau
undangan yang ada? Jadi, Menkeu perlu perpanjangan apa saja. Terus terang saat ini saya terlalu dini untuk
tangan, perlu mata telinga, untuk meyakinkan dia dan itu ada- menyampaikan penilaian pada KPU karena ini kan baru tiga
lah Inspektorat Jenderal. bulan, masih banyak yang harus dilakukan KPU, entah itu
Jadi, kalau dilihat dari struktur organisasi, Inspektorat mencari bentuk dan sebagainya, yang jelas masih dalam
Jenderal mendampingi Menkeu dan Sekretaris Menkeu, yang proses.
berfungsi membantu, memfasilitasi bagaimana agar rumah Berikan kesempatan pada mereka untuk mendevelop. Ini
tangga Depkeu ini bisa berjalan dengan baik. Nah, nuansa ini tantangannya tidak main-main. Apalagi ujicobanya dilakukan
yang membuat Itjen punya mata telinga dengan sanksi yang di Tanjung Priok, yang 75 persen volume impor ada disana.
berbeda. Ini yang banyak tidak diketahui oleh jajaran yang Kalau ini gagal, tidak saja proses itu yang gagal tapi pasti ada
lainnya. Kadang kita dibilang terlalu kejamlah, implikasi ekonomi yang juga sangat


ini kan karena kita beda. substansial. Jadi, yang ada sekarang Itjen
Jadi, kedatangan kita itu adalah atas nama justru mengawal KPU, sebagai mitra. Mudah-
Menkeu. Untuk itu, salah satu tantangan Itjen mudahan bisa berhasil karena ini tidak main-
adalah bagaimana meletakkan fungsi penga-
SELAMA INI KITA main.
wasan dari 4 kegiatan pengelolaan tadi, agar MELIHAT DAN Saya punya pengalaman empiris di Amerika
menjadi cukup proporsional, jangan hanya dalam hal mengganti suatu undang-undang
heavy kepada salah satunya saja. Bahkan MERASAKAN demi melakukan reformasi pelayanan publik.
sekarang, masyarakat sudah menginginkan BAHWA INSTRUMEN Dari situ timbul pernyataan bahwa apa yang
transparansi. Kita ingin agar masyarakat bisa sudah digantikan tadi, entah itu peraturannya,
trust dan confidence kepada pemerintah. PENGAWASAN perundangannya, sistemnya, prosesdurnya,
DIANGGAP SEBAGAI ternyata tidak terlalu memberikan banyak
Lalu, yang mengawasi Itjen sendiri siapa? manfaat. Karena menurut mereka, the real
Harus ada semacam rasa ownership, SESUATU YANG regulation is not the one mention in the law or
merasa dimiliki oleh masyarakat. Masyarakat DALAM TANDA is not the one return in the law. The real
juga harus punya perasaan bahwa masyarakat regulation is in the name of the people.
yang memiliki Itjen. Masyarakat bisa menilai KUTIP Jadi, regulasi yang riil yang menentukan
Itjen, disamping kita secara internal juga punya “MENGGANGGU”. bukan pasal sekian, bukan aturan, sistem atau
KPKA (komisi pengawas kualitas audit-red) tata laksana prosedur. Tapi pikiran orang-orang


karena sebagian besar tulang punggung kita yang melaksanakan tugas, sebagai ujung
terdiri dari auditor. tombak, itu yang merupakan regulasi yang
Komisi ini bertugas untuk mengawasi setiap paling riil yang langsung dirasakan oleh para
auditor dalam melaksanakan tugas pengawasan tadi apakah eksportir, importir dan yang lain, bukan pasal-pasal tadi.
sudah sesuai dengan standar-standar yang sudah ditetapkan Kalau orang-orang itu tidak berubah, masih melaksanakan
atau SOP (standard operation procedur-red). Kita harus press bisnisnya atau tugasnya dengan menggunakan passion atau
kuat pada pengaduan apapun dari masyarakat. Begitu kita semangat yang lama, menggunakan standar yang lama,
terima pengaduan kita akan katakan bahwa kita sudah teri- akan gimana? Itu tantangan untuk semua untuk melakukan
ma pengaduan anda dan akan kita lakukan langkah-langkah perubahan mindset.
menindaklanjutinya. Hasilnya pun akan kita sampaikan.
Bagaimana anda melihat rencana ujicoba NSW di
Apa hot isue yang saat ini sedang berkembang, Tanjung Priok pada Desember nanti?
terutama mengenai Bea Cukai? Ini sebetulnya program yang relatif sudah lama, pada saat
Sebetulnya ini relatif. Yang jelas, konsentrasi teman- presiden melakukan diskusi antar negara wacana ini timbul,
teman itu sekarang adalah KPU. Ada janji-janji mereka yang bagaimana caranya menghilangkan hambatan perdagangan
dituangkan dalam SOP berupa layanan unggulan. Karena antar negara terutama yang berada dalam satu region.
Itjen harus mengawal reformasi kepatuhan internal, termasuk Karena begini, mereka yang memahami kiprah Bea
didalamnya Bea Cukai, maka butir-butir yang ada di dalam Cukai, mau tidak mau akan mengatakan bahwa Bea cukai itu
layanan ini merupakan janji kepada masyarakat. Jadi tolong hambatan. Karena seseorang yang ingin mengimpor barang
supaya janji itu bisa diwujudkan. Untuk itu Itjen memasang harus membuat dokumen, memberitahukan fisik barang, har-
mata telinga, lebih peka terhadap janji-janji itu. ganya, ijin dari instansi dan sebagainya, semua itu ditujukan
Kemudian, untuk tahun 2008 seharusnya kita punya ke Bea Cukai. Jadi memang kiprahnya untuk menghambat,
pemahaman bahwa anggaran kita hingga saat ini masih terus tapi yang dihambat itu harus yang illegal, bukan yang legal.
berjalan. Pertanyaannya, kalau anggaran yang ada Makanya sekarang bergeser, peran customs sebagai
mengalami defisit maka harus ada sumber dana dari badan trade facilitation yang pro pada bisnis tapi tetap harus was-
internasional. Sebagai lembaga donor, saya yakin, mereka pada jangan sampai ada penyelundupan. Kaitannya dengan

16 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


NSW adalah menghilangkan hambatan tadi. NSW itu kan walaupun di Bea Cukai sendiri ada Bagian Penindakan
nantinya dokumen ekspor satu negara itu menjadi dokumen dan Penyidikan atau P2.
impor di negara tujuan atau negara lain. Sehingga tidak ada
hambatan yang berarti yang diciptakan oleh Bea Cukai. Bagaimana hubungan Itjen dengan Bidang P2 di Bea
NSW merupakan langkah terobosan supaya proses adminis- Cukai?
tratif jadi lebih cepat, ada yang di by pass dengan melakukan Sebetulnya saya bicara ini bukan hanya untuk Bea
kemampuan teknologi sehingga ada langkah-langkah Cukai tapi juga Pajak yang juga memiliki instrumen
tertentu yang bisa dipotong. pengawas internal. Begini, pertama kita harus bisa
Masalahnya yang harus kita cermati, apakah NSW ini membedakan underperform dan abuse of power.
memotong proses kepelabuhanan atau juga memotong Underperform berarti tugas dari pada unsur di Depkeu
proses atau prosedur kebeacukaian. Ini harus dilihat juga. tidak sesuai dengan performance yang diekspektasikan
Jadi yang di breakthrough tadi proses yang dimana? oleh masyarakat bahkan oleh pimpinan departemen.
Karena proses kepabeanan itu hanya sebagian dari pro- Misalnya saja layanan unggulan di KPU harus ada
ses transaksi ekspor dan impor. Jadi NSW itu berada di- standarnya, yang dulu satu hari sekarang bisa 1 jam
proses impor clerance atau customs clearance? misalnya. Itu kan janji yang sekaligus menimbulkan
ekspektasi masyarakat. Contoh lain underperform, kalau
Untuk program kerja Itjen kedepannya apa? saya datang terlambat, terus baca koran, tidak langsung
Ada gagasan dan inovasi-inovasi baru, diantaranya agar bekerja, itu berarti performance saya turun tanpa saya
Itjen punya undang-undang sendiri tentang pengawasan in- melakukan pelanggaran. Sehingga, tugas masing-masing
ternal. Itu kita belum ada. Selama ini kita bekerja hanya ber- eselon I untuk melakukan deteksi karena mereka punya
dasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Yang ideal itu unit kepatuhan internal atau unit P2.
harusnya ada undang-undang sendiri. Tapi kalau unit kepatuhan internal atau unit P2 tersebut
Saat ini tahapan rancangan undang-undang itu masih dalam melaksanakan tugasnya menemukan underperforman-
dalam tingkat akademik review. Saya mengundang ce, kemudian mereka melakukan penelitian dan ternyata di
Universitas Pajajaran yang sudah mempelajari undang- dalam penelitian tersebut ditemukan ada aparat yang mela-
undang ke-Itjenan di berbagai negara. Kita juga sudah kukan abuse of power atau penyalahgunaan/penyelewengan
melakukan diskusi, seminar dan sudah mulai kekuasaan maka harus dilaporkan pada Itjen. Sebab, sulit
memasukkan unsur-unsur data yang menjadi bagi mereka untuk memeriksa teman mereka


item didalam rancangan undang-undang itu. sendiri. Jadi, harus ada penanganan dari luar
Kita juga sudah mulai melakukan diskusi tapi masih di internal Depkeu, itulah Itjen.
dengan penegak hukum lainnya, seperti KPK Karena domain abuse of power itu tugasnya
dan sebagainya. MEREKA TIDAK Itjen, bukan unit internal mereka.
Bahkan saya sudah membuat guiding AKAN MUDAH Tapi dipihak lain, kaitannya dengan Bea
principle Itjen. Itu saya lakukan karena yang Cukai, Itjen tidak bisa melakukan pemeriksa-
namanya misi visi merupakan prinsip-prinsip MEMBERIKAN an kepada importir, eksportir, karena domain
yang harus mendasari semua aktifitas Itjen KUCURAN DANA kita adalah melakukan pengawasan pada
dalam melaksanakan tugas sesuai tupoksi- aparat internal Depkeu. Yang kita periksa
nya. Pesan saya, tolong misi visi itu jangan KALAU TIDAK YAKIN aparat bea cukai, jadi Direktorat P2 yang
dijadikan sebagai hiasan saja karena kega- APAKAH BANTUAN punya kewenangan untuk menyelidiki,
galan dari semua eselon I banyak berkaitan menyidik sampai menuntut importir maupun
dengan belum adanya rasa memiliki terha- YANG DIBERIKAN eksportir karena mereka punya PPNS (penyi-
dap visi misi. DAPAT dik pegawai negeri sipil-red).
Jadi, keinginan membuat undang-undang
adalah agar kita memiliki komitmen yang le- MENINGKATKAN Harapan anda terhadap Bea Cukai dan Itjen
bih kuat. Masyarakat mengharapkan mereka KINERJA. sendiri?
bisa trust dan confidence kepada Departe- Secara perlahan tapi pasti Bea Cukai harus


men Keuangan. Kita sendiri berharap agar bisa menghandle dua hal tadi, public perseption
masyarakat entah itu importir, eksportir untuk dan public assessment, untuk mengubah kesan
patuh pada aturan yang ada. para pengguna jasa. Berikan contoh suri taula-
Pertanyaannya sekarang, bisakah kita membuat importir, dan yang baik, hanya dengan itu saja, kita bisa mengharap-
eksportir kita taat kepada aturan-aturan yang ada? Melihat- kan eksportir maupun importir taat pada peraturan.
nya begini, kalau kita bicara soal Bea Cukai, masyarakat itu Kedua, kerjasama dengan Itjen, jadikan Itjen partner
hanya mau taat kepada aturan-aturan kepabeanan kalau untuk menertibkan semua yang sifatnya kebocoran, karena
tergantung kepada dua hal. Pertama, public perseption pada kalau kita berdua gagal, maka masyarakat masih belum mau
Bea Cukai. Sekarang kalau kita tanya secara jujur pada taat pada peraturan kepabeanan. Jaga kewibawaan baju biru
pengguna saja, siapa saja… kalau berhubungan dengan Bea DJBC, DJBC harus menjadi aparat yang dibanggakan
Cukai kesannya bagaimana? betul oleh masyarakatnya. Masyarakat juga bisa trust dan
confidence pada mereka, dengan begitu kita aman di sektor
Banyak yang mengeluh? yang berkaitan dengan ekspor impor.
Memang benar, itu tidak salah. Umumnya banyak Selain itu harapan saya, untuk membuat sisdur layanan
yang mengeluh, diantaranya kalau berhubungan dengan unggulan juga harus berani menunjukkan area mana yang
Bea Cukai pasti lama, ekonomi biaya tinggi, Bea Cukai masih rawan terhadap terjadinya penyelewengan. Itu kalau
tidak pro pada bisnis, merasa diintimidasi, Bea Cukai kita mau transparansi. Dengan begitu Itjen bisa melakukan
tidak profesional dan sebagainya. Itu umumnya public lebih banyak peran prevention dan education daripada
perseption. Kalau persepsinya masih demikian, bisakah enforcement, karena itu lebih mulia.
kita harapkan mereka comply atau taat kepada aturan- Untuk Itjen, harapan kita adalah suatu saat kita dapat
aturan yang ada? mendudukkan fungsi pengawasan secara proporsional
Kedua, public assessment. Bagaimana publik bisa sejajar dengan bobot perencanaan, pelaksanaan dan
mengassess kalau terjadi pelanggaran yang dilakukan pertanggungjawaban secara transparansi karena itu juga
pegawai Bea Cukai, apakah bisa didetect atau tidak? yang diminta oleh masyarakat. Saya ingin melaksanakan
Dipenalti atau tidak? Bisa dikenakan sanksi atau tidak? tugas tidak hanya untuk bangsa dan Departemen
Nah, kedua hal ini ada hubungannya dengan Itjen Keuangan, tapi juga untuk mendapatkan ridho Allah... ifa

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 17


INFO PEGAWAI

PEGAWAI PENSIUN T.M.T 01 NOPEMBER 2007


NO N A M A N I P GOL J A B A T A N K E D U D U K A N

1 Anwar Dahlan 060040533 III/d Kepala Seksi Keberatan dan Kantor Wilayah DJBC Banten
Banding II
2 Sumardiono Tulus Rahardjo 060052219 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A2 Purwakarta
3 Sri Rahayu 060049500 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A4 Yogyakarta
4 Darjati Dadi Putri Pandansari 060040044 III/b Korlak Adm. Tempat KPPBC Tipe A2 Bekasi
Penimbunan Berikat
5 Arjuna Karo Karo 060049227 III/b Korlak Adm. Tempat KPPBC Tipe A2 Bekasi
Penimbunan Berikat
6 Ambjah 060040697 III/a Pelaksana Sekretariat KP DJBC
7 Abidin 060052787 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
8 Suherman 060058613 II/a Pelaksana Pangkalan Sarana Operasi
Tipe A Tg Balai Karimun
9 A. Nasrel Fachriyana 060049473 III/a Korlak Adm. Keuangan dan KPPBC Tipe A3 Pekanbaru
Rumah Tangga
10 Zaimin Herman 060047078 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A1 Soekarno
Hatta
11 Saborang Pardede 060050561 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
12 Heroni Mediyanto, SM.HK 060045483 III/c Kepala Seksi Tempat KPPBC Tipe A3 Surakarta
Penimbunan I
13 Mardilis 060045301 III/c Kepala Seksi Kepabeanan KPPBC Tipe A3 Tanjung
dan Cukai II Pinang
14 Sudarno, SH 060035320 IV/b Kepala Sub Bagian Kantor Wilayah DJBC Jawa
Keuangan Tengah dan DIY
15 Siti Widosari 060040374 III/c Kepala Seksi KPPBC Tipe A4 Yogyakarta
Perbendaharaan
16 Hary Mutono, SH 060048013 III/b Pelaksana Kantor Wilayah DJBC Jakarta

INFO PERATURAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Per Oktober 2007
No. Peraturan P E R I H A L
Nomor Tanggal
1. 89/PMK.04/2007 30-08-07 Impor Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, Pelintas
Batas Dan Barang Kiriman.
2. 90/PMK.04/2007 30-08-07 Pengeluaran Barang Impor Atau Barang Ekspor Dari Kawasan Pabean
Untuk Diangkut Terus atau Diangkut Lanjut Dan Pengeluaran Barang
Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Ke Tempat Penimbunan
Sementara Di Kawasan Lainnya.
3. 93/PMK.011/2007 31-08-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Beras.
4. 94/PMK.011/2007 31-08-07 Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 92/
PMK.02/2005 Tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu Dan
Besaran Tarif Pungutan Ekspor.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Oktober 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L
1. P-27/BC/2007 26-09-07 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 24/PMK.01/2007 Tanggal 1 Maret 2007 Tentang Tata Laksana
Impor Barang Dari Northern Territory Australia Ke Daerah Pabean
Indonesia Selain Pulau Jawa Dan Sumatera.
2. P-28/BC/2007 27-09-07 Standar Audit Di Bidang Kepabeanan.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


Per Oktober 2007
PERATURAN
No. Nomor Tanggal P E R I H A L
1. SE-18/BC/2007 17-09-07 Petunjuk Pelaksanaan Program Audit Dan Evaluasi Laporan Hasil Audit

18 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DAERAH KE DAERAH
FOTO : BW/AMBON

FOTO BERSAMA, Kepala Kantor dan Staff KPPBC Ambon.

KPPBC Ambon
Diharapkan dengan membaiknya kondisi Ambon dapat merangsang tumbuhnya investasi
di segala bidang untuk membangun kembali kota Ambon. Dengan banyaknya
kegiatan investasi tersebut tentunya dapat mendorong kegiatan perekonomian.
Dan pada akhirnya terjadi peningkatan kegiatan impor ekspor sehingga penerimaan dari
sektor Bea Masuk dan pajak dalam rangka impor akan lebih meningkat.

K
epulauan Maluku adalah sekelompok pulau di Indo- provinsi tersendiri oleh pemerintah pusat sejak 4 Oktober
nesia yang merupakan bagian dari wilayah 1999 berdasar UU No. 46/1999 dengan ibu kotanya Ternate.
nusantara. Kepulauan Maluku terletak di lempeng Provinsi Maluku kini terdiri dari wilayah kabupaten/kota :
Australia. Ia berbatasan dengan Pulau Sulawesi di Ambon kota, kepulauan Aru, Buru, Maluku Tengah, Maluku
sebelah barat, Papua di timur, dan Timor di sebelah Tenggara, Maluku Tenggara Barat, Seram Bagian Barat, dan
selatan. Pada zaman dahulu, bangsa Eropa menamakannya Seram Bagian Timur
“Kepulauan Rempah-Rempah” istilah ini juga merujuk Lokasi wisata dan peninggalan sejarah banyak terdapat
kepada sekelompok pulau di Afrika. Menurut sejarah banyak di sini antara lain : Patung Pattimura di pusat kota Ambon,
bangsa Asing yang singgah dan ingin menguasai hasil Patung Martha Christina Tiahahu di Karang Panjang, Monu-
alamnya seperti Belanda, Portugis, dan Jepang. men Dolan di Kudamati, Tugu Trikora di Urimesing, Taman
Kepulauan Maluku secara administratif merupakan bagian Makam Pahlawan PD II-Australia di Tantui, Monumen Austra-
dari Provinsi Maluku yang beribukota propinsi di Ambon. lia di Laha ,Monumen Jepang di Tawiri,Patung Franciscus
Dengan adanya pemekaran wilayah pemerintahan daerah, Xaverius di Batumeja ,Fort Victoria di Belakang Kota, Monu-
Kabupaten Maluku Utara kemudian ditetapkan sebagai men Rumphius di Batu Meja, Museum Siwalima di Taman

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 19


DAERAH KE DAERAH
FOTO : BW/AMBON
Makmur , Pantai Namalatu di Latuhalat, Indonesia nomor : 444/KMK.01/2001 tanggal
Pantai Natsepa Indah di Natsepa, Pantai 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Santai di Latuhalat, Tanjung di Tanjung Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan
Nusaniwe, Pintu Kota di Airlow. Cukai dan Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea wilayah kerja Kantor Pelayanandan Penga-
dan Cukai (KPPBC) Tipe A4 Ambon terletak di wasan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe B Ambon
area pelabuhan Yos Sudarso Ambon. dulu lebih luas dari yang ditetapkan sekarang
Perjalanan dapat ditempuh dari Bandara Pati- yaitu Kabupaten Maluku Tenggara yang terdiri
mura lewat jalan darat yang halus, berkelok, dari Pulau Tual, Pulau Benjina, Pulau Dobo,
dan terbentang pemandangan laut yang in- Kepulauan Saumlaki telah diserahterimakan
dah dengan jarak kurang lebih 50 km. Apabila kepada KPPBC Tual, dan Pulau Mangole telah
ingin mempersingkat jarak dan waktu dapat diserahterimakan kepada KPPBC Ternate.
menyeberangi Teluk Ambon dengan kapal fer- Sejalan dengan perkembangan organisasi
ry antara Poka sampai Galala. Nantinya diren- DJBC maka ditetapkan Peraturan Menteri
canakan oleh pemerintah daerah akan diba- Keuangan Republik Indonesia nomor : 68/
ngun jembatan yang menghubungkan kedua PMK.01/2007 yang menggantikan KMK no
tempat tersebut sehingga perjalanan lebih lan- 444/KMK.01/2001 tentang Organisasi dan Tata
car dan cepat. Kerja instansi vertikal Bea dan Cukai maka
KPPBC Ambon selaku unsur pelaksana di wilayah kerja Kantor Pelayanan Bea dan Cukai
daerah yang berada di bawah dan bertang- Tipe B Ambon yang berganti nama menjadi
gung jawab langsung kepada Kantor Wilayah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
Maluku, Papua, dan Irian Barat, mempunyai KEPALA KPPBC AMBON, Munady Radiani. Cukai (KPPBC) Ambon terdiri dari
tugas melaksanakan kegiatan operasional pe- Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru
layanan kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan perundang- dan Kotamadya Ambon yang dibagi dalam 1 (satu) Kantor
undangan kepabeanan dan cukai dan kebijakan teknis yang Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai, 2 (dua) Kantor Bantu,
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai serta peraturan- dan 10 (sepuluh) pos sebagaimana terlihat pada tabel 1.
peraturan dari instansi lain yang pelaksanaannya diserahkan ke- Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi DJBC dapat
pada bea dan cukai. dilaksanakan secara optimal, faktor organisasi dan tata kerja yang
Dalam tugas tersebut terkandung peran yang saling terkait ada saat ini seperti Kantor Bantu dan Pos perlu dilaksanakan
antara lain mengamankan penerimaan negara dari sektor impor, evaluasi berkesinambungan sehingga dapat lebih akomodatif
ekspor dan cukai, melancarkan arus barang, membantu mencip- terhadap perubahan khususnya yang berkaitan dengan adanya
takan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan pemekaran wilayah di Propinsi Maluku.
investasi melalui pemberian fasilitas dan pencegahan unfair
trading, serta menjamin perlindungan masyarakat terhadap ekses SUMBER DAYA MANUSIA
negatif masuknya barang pembatasan dan larangan. Kondisi saat ini yang penuh persaingan serta perubahan ling-
Konsekuensi dari tugas utama tersebut adalah karakteristik kungan global, menuntut peran KPPBC Ambon yang lebih kom-
pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) pleks sebagai penghimpun penerimaan negara, fasilitator dalam
mempunyai 2 (dua) dimensi yang simultan, yaitu pelayanan dan perdagangan global, pengawas lalu lintas perdagangan
pengawasan. Di bidang pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan internasional serta penegak hukum di bidang kepabeanan dan
Cukai berusaha menciptakan dan memberdayakan sumber daya cukai, maka perlu dukungan SDM yang tangguh dengan men-
yang ada sehingga dapat melancarkan arus barang, mengurangi talitas bertanggung jawab dan moralitas yang tinggi, mengingat
ekonomi biaya tinggi dan menciptakan iklim usaha yang kondusif SDM merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidak-
bagi pertumbuhan industri dan investasi. nya misi organisasi
Dilain pihak, melalui pelaksanaan tugas yang sama, Direkto- Sepenuhnya disadari bahwa komposisi sumber daya
rat Jenderal Bea dan Cukai berusaha mengamankan penerimaan manusia KPPBC Ambon belum menunjukan komposisi yang
negara, melindungi masyarakat, serta menegakkan law enforce- ideal untuk optimalisasi pencapaian tugas pokok dan fungsi
ment untuk mencegah impor atau ekspor secara illegal dan apalagi dengan telah dilaksanakannya reorganisasi di
masuknya barang larangan serta beredarnya barang kena cukai lingkungan Kantor Wilayah DJBC dan Kantor Pelayanan
tanpa pembayaran cukai. DJBC yang memerlukan pegawai yang mempunyai
Sebelum ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan Republik pendidikan teknis dalam bidang kepabeanan dan cukai.
FOTO : BW/AMBON
Tabel 1
JUMLAH KANTOR BANTU DAN POS
No Kantor No Kantor No Pos
Pelayanan Bantu
Pelayanan

1 Ambon, 1 Waisarisa (PL) 1 Banda (PL)


meliputi : 2 Bandara 2 Namlea (PL)
- Pelabuhan Pattimura 3 Geser (PL)
Ambon 4 Wainibe/
- Kantor Pos P.Buru
Lalu Bea 5 Masohi (PL)
Amboina 6 Ambon (PL)
7 Galala (PL)
8 Tulehu (PL)
9 Hitu (PL)
10 Opin/Pasa-
hari (PL)
PEMANDANGAN PANTAI NATSEPA, salah satu obyek wisata alam
Ket : PL : Pelabuhan Laut Ambon yang indah.

20 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


FOTO : BW/AMBON
“Hingga saat ini jumlah
pegawai KPPBC Ambon
sebanyak 32 orang terma-
suk kepala kantor, idealnya
secara kuantitas jumlah pe-
gawai 45 orang dan secara
kualitas perlu adanya tena-
ga pelaksana pemeriksa
yang lulus dari D3,” tutur
Munady Radiani selaku
Kepala KPPBC Ambon.
“Dalam kondisi keter-
batasan jumlah pegawai
dan wilayah kerja yang
secara geografis terdiri dari
pulau-pulau yang letaknya
saling berjauhan, pelayan-
an kepada pengguna jasa
(market forces) tetap diupa-
yakan seoptimal mungkin
sehingga arus barang im-
por dan ekspor tetap lan-
car,” jelas Munady.
“Menjaga hubungan
yang baik secara kekelu-
argaan dan keterbukaan
antar pegawai serta
hubungan pegawai dan
stakeholder merupakan KUNJUNGAN DIRJEN BEA DAN CUKAI, Anwar Suprijadi Ke KPPBC Ambon didampingi Kakanwil Maluku, Papua, dan
faktor pendukung dalam Irian Barat, Nazar Salim.
menciptakan kinerja
prima,”tutur Munady ketika ditanya lebih lanjut mengenai kiat- melaksanakan tugas.” Usulan pengadaan barang inventaris kan-
kiatnya memipin KPPBC Ambon. tor telah diusulkan ke Kantor Pusat DJBC, tinggal menunggu re-
alisasinya,” kata Munady
SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana yang dimiliki KPPBC Ambon berupa DUNIA USAHA DAN INDUSTRI
inventaris tanah, bangunan gedung atau rumah, alat angkutan, Perkembangan perekonomian di Kawasan Timur Indone-
alat kantor, rumah tangga serta alat persenjataan, dan sebuah sia, berimplikasi langsung terhadap tumbuh dan berkem-
kapal patroli BC 1511. Sarana dan prasarana yang ada sudah bangnya dunia usaha industri dalam negeri pada umumnya
berumur lebih dari 10 (sepuluh) tahun bahkan terdapat barang dan wilayah Maluku pada khususnya. Hal ini dijabarkan
tidak bergerak yang berwujud bangunan tempat bekerja yang dalam kebijaksanaan perekonomian yang menekankan
telah berusia lebih dari 30 (tiga puluh) tahun. Demikian pula kepada pertumbuhan ekonomi melalui pertumbuhan industri
halnya dengan barang bergerak yang menunjukan umur lebih dan perdagangan yang berorientasi ekspor.
dari 10 (sepuluh) tahun. Sebagian besar dunia usaha di Maluku bergerak di bidang
Mengingat perkembangan organisasi DJBC yang pesat, sara- usaha perikanan laut dan sisanya bergerak di industri kayu dan
na dan prasarana yang ada dirasakan belum memenuhi pertambangan. Kondisi kerusuhan beberapa tahun silam
persyaratan untuk mendukung pelaksanaan tugas dengan baik, mengakibatkan dunia usaha mengalihkan kegiatan usahanya dari
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja DJBC. Untuk Ambon ke wilayah lain, bahkan ada juga yang memberhentikan
itu peremajaan dan pengembangan sarana dan prasarana sa- kegiatan usahanya . Saat ini kegiatan dunia usaha dan industri
ngat diperlukan, karena menentukan keberhasilan DJBC dalam yang berada di wilayah kerja KPPBC Ambon berupa usaha
FOTO : BW/AMBON pertambakan udang, kegiatan pengeboran minyak dan usaha
perikanan laut.
Dengan cepat pulihnya kondisi keamanan di Ambon diharap-
kan akan memacu perkembangan industri serta investasi untuk
pemulihan kondisi kota Ambon. Sehingga pada akhirnya akan
membuka peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan
penerimaan perpajakan dari sektor bea masuk dan pajak dalam
rangka impor.
Sehubungan dengan itu, dalam mendukung upaya pengem-
bangan dunia usaha dan industri di Maluku dan Ambon pada
khususnya, dituntut pengurangan distorsi yang diakibatkan oleh
terlalu banyaknya intervensi birokrasi di dalam aktivitas usaha
dan industri. Hal ini menimbulkan tantangan, khususnya bagi
DJBC yang memiliki karakteristik pelaksanaan tugas dalam 2
(dua) dimensi yang simultan yaitu pelayanan dan pengawasan.
Di bidang pelayanan DJBC haruslah mampu memberdayakan
sumber daya yang ada untuk memenuhi tuntutan tinggi dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif. Namun disisi lain, DJBC
harus mampu melakukan pengawasan dalam rangka menga-
mankan penerimaan negara, melindungi masyarakat, serta me-
PENGAWASAN DENGAN patroli laut di sekitar Teluk Ambon dengan negakkan hukum untuk mencegah masuk dan keluarnya barang
kapal patroli BC 1511. secara illegal termasuk barang larangan dan pembatasan.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 21


DAERAH KE DAERAH

RUANG LINGKUP PELAYANAN DAN TARGET PENERIMAAN


Dalam bidang pelayanan KPPBC Ambon menunjukan Sosialisasi
Undang-Undang
kinerja yang baik dilihat dari segi tercapainya pencapaian
peningkatan pelayanan serta kesadaran pengguna jasa untuk
menyelesaikan kewajiban pembayaran Bea Masuk yang

Cukai
harus dibayar. Kondisi ini merupakan refleksi dari kepuasan
pelayanan yang diberikan aparat DJBC, sehingga hal tersebut
dirasakan sebagai suatu hal yang mendorong terciptanya
iklim usaha yang kondusif.
Target penerimaan yang ditetapkan untuk KPPBC Ambon Di Kanwil DJBC Sumatera Utara
pada Tahun Anggaran 2006 dari sektor bea masuk adalah
sebesar Rp. 880.680.000 sedangkan dari sektor cukai Sosialisasi dilanjutkan oleh Tim Sosialisasi
ditetapkan nihil karena tidak ada aktivitas pengusaha hasil
tembakau maupun minuman ethyl alkhohol. Hasilnya, KP DJBC dengan menampilkan
realisasi target penerimaan dalam TA. 2006 adalah sebesar visualisasi dan penjelasan pasal demi pasal
Rp. 6.653.245.255,84 artinya jika dibandingkan dengan target Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007
penerimaan yang ditetapkan maka realisasi penerimaan
mencapai 755,46 persen. “ Sumbangan bea masuk terbesar
Tentang Cukai oleh Tim Sosialisasi KP DJBC.

B
adalah impotasi beras oleh BULOG . Lebih lanjut target
penerimaan bea masuk tahun 2007 pun telah tercapai bulan ertempat di Aula Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
September ini dan diharapkan masih ada peningkatan hingga Bea dan Cukai Sumatera Utara,telah dilaksanakan
akhir tahun,” ungkap Munady sosialisasi Undang-undang No.39 Tahun 2007 Tentang
Sebagai perbandingan target dan realisasi penerimaan Perubahan Atas Undang-undang Nomor : 11 Tahun
bea masuk selama tiga tahun terakhir ini dapat dilihat dari 1995 Tentang Cukai oleh Tim Sosialisasi Kantor Pusat
tabel di bawah ini DJBC.Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 18
dan 19 September 2007.Hari pertama dilaksanakan terhadap
Pengguna Jasa Barang Kena Cukai dan instansi terkait.Pada
hari kedua diikuti oleh Pejabat/Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan serta para pegawai yang mewakili setiap unit kantor
di lingkungan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara.
Acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor
Wilayah (Kakanwil),Heryanto Budi Santoso dan dilanjutkan
dengan penjelasan singkat oleh Direktur Cukai,Frans
Rupang. Dalam penjelasan pembukaan,Direktur Cukai
mengatakan bahwa perubahan Undang-Undang Cukai No.39
Tahun 2007 dimulai dengan melakukan inventarisasi yang
perlu diamandemen kepihak-pihak yang berkompeten
antara lain melalui para stakeholder,Asosiasi,Perguruan
Tinggi, Ahli Bahasa dan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia sampai kepada pengesahan undang-undang oleh
Jumlah ekspotir/importir yang terdaftar di KPPBC Ambon Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2007.
terdapat 24 buah. Impornya berupa pakan udang, Buku Undang-undang No.39 Tahun 2007,hanya berisi pasal-
perlengkapan penangkap ikan, dan beras. Sedangkan ekspor pasal yang berubah.Mengapa Undang-undang cukai dirubah?.
berupa ikan, udang, dan minyak. “ Pada awal November ini Direktur Cukai memberikan penjelasan alasan perubahan yang
pun akan ada ekspor perdana tambang nikel di Piru terdapat dalam undang-undang baru yaitu : Agar lebih
Kabupaten Seram Barat yang diekspor oleh PT Usindo jelas,adanya kepastian hukum, kepastian berusaha dan lain-lain.
Sentosa, produksi sekitar 200.000 ton per tahun. Untuk DOK. HULMAN & ABD RASYID
ekspor perdana akan dikirim 30.000 ton dengan negara
tujuan China,” kata Munady.

KUNJUNGAN SEHARI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI


DI AMBON
Pada tanggal 1 Agustus 2007 Dirjen Bea dan Cukai Anwar
Suprijadi berkenan mengunjungi KPPBC Ambon dalam
rangkaian kunjungan ke Kanwil Maluku, Papua, dan Irian
Barat. Dirjen berkenan berkeliling ruangan, beramah tamah
dengan pegawai, dan mengunjungi Pelabuhan Ambon Yos
Sudarso. Dirjenberpesan kepada pegawai KPPBC Ambon
agar tetap bekerja secara profesional dan sesuai peraturan
yang berlaku.
Bertitik tolak dari tugas-tugas yang diemban tersebut,
KPPBC Ambon bertekad dengan sumber daya yang ada
untuk lebih menyukseskan kebijakan maupun program-
program nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah
untuk membawa bangsa dan negara Republik Indonesia
keluar dari krisis ekonomi untuk menuju masyarakat adil dan
makmur seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD
1945 dengan mencanangkan suatu visi, misi, dan strategi
sebagai pedoman rencana pengembangan KPPBC Ambon
dimasa yang akan datang.
(Bambang Wicaksono, SUASANA SOSIALISASI UNDANG-UNDANG CUKAI. Yang melibatkan
Koresponden WBC Wilayah Maluku, Papua, dan Irian Barat) pengusaha Barang Kena Cukai di wilayah Sumatera Utara

22 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DOK. HULMAN & ABD RASYID

TIM SOSIALISASI KP-DJBC. Didampingi Kakanwil pada acara pembukaan acara sosialisasi. Tampak sebelah kiri Bambang Prasojo, Heryanto Budi
Santoso dan Direktur Cukai Frans Rupang

Kriteria barang yang menjadi obyek cukai dalam 3. Penegakan pemenuhan ketentuan ( aspek yuridis )
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai Dalam pandangan umum, Tenaga Pengkaji Bidang
perlu dipertegas dasar hukumnya dalam menetapkan Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Bambang
BKC baru.Dalam undang-undang yang baru,kriteria BKC Prasojo yang juga anggota tim sosialisasi memberikan motivasi
telah disusun dengan memperhatikan sifat kekhususan kepada seluruh peserta sosialisasi untuk memahami undang-
yang dimiliki oleh cukai yang menjadi faktor pembeda undang cukai yang baru dengan baik.Undang-undang cukai
antara cukai dengan pajak.Beberapa prinsip dasar No.11 Tahun 1995 terdiri dari 72 pasal, sedangkan Undang-
penegasan cukai yang menjadi acuan sifat dan undang No.39 Tahun 2007 terdiri dari 82 pasal.Adapun lingkup
karakteristik yang dimiliki cukai adalah : perubahan meliputi :
1. Pemilihan cakupan ( selectivity in coverage ) dimana Cukai 1. Penegasan batasan obyek cukai
hanya dikenakan terhadap beberapa jenis barang tertentu. 2. Tarif cukai paling tinggi
2. Mempunyai sifat memilih sesuai dengan maksud atau 3. Pencetakan pita cukai
tujuan pengenaan ( discrimination in intent) 4. Peningkatan pelayanan dan optimalisasi penerimaan
DOK. HULMAN & ABD RASYID 5. Pengawasan dan peningkatan kepatuhan
6. Pemberatan sanksi di bidang cukai
7. Pembinaan pegawai dalam rangka kesetaraan
8. Dana bagi hasil cukai hasil tembakau
9. lain-lain

Sosialisasi dilanjutkan dengan menampilkan visualisasi dan


penjelasan pasal demi pasal Undang-undang Nomor 39 Tahun
2007 Tentang Cukai oleh Tim Sosialisasi KP DJBC.
Pada sesi terakhir sosialisasi dilakukan tanya jawab
antara peserta dengan Tim Sosialisasi.Pada hari
pertama,tanya jawab dimulai dari mitra kerja dan pada hari
kedua dimulai pertanyaan dari Kepala Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara,Heryanto Budi Santoso serta pertanyaan
dari dari para pejabat/pegawai yang hadir.Seluruh
pertanyaan dijawab oleh Tim Sosialisasi Kantor Pusat yang
dipimpin oleh Direktur Cukai Frans Rupang.Direktur Cukai,
dalam acara tanya jawab mengatakan bahwa bahan
pertanyaan akan dipergunakan sebagai bahan masukan
dalam menyusun petunjuk teknis pelaksanaan Undang-
undang Cukai yang baru.
Tampak dalam gambar,Kepala Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara ,Heryanto Budi Santoso sedang mengajukan
pertanyaan ke Tim Sosialisasi KP DJBC.
KAKANWIL DJBC SUMATERA UTARA. Mengajukan pertanyaan kepada tim Hulman Simbolon dan Abd. Rasyid
sosialisasi dari KP-DJBC Koresponden WBC Kanwil DJBC Sumatera Utara

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 23


DAERAH KE DAERAH
FOTO : HULMAN SIMBOLON FOTO : HULMAN SIMBOLON

KEPALA KANTOR WILAYAH, HERYANTO BUDI SANTOSO sedang


menandatangani prasasti gedung baru dan selanjutnya dilaksanakan
pengguntingan pita yang disaksikan oleh Kepala Kantor DJBC Tipe A4
GEDUNG BARU KPPBC TIPE A4 TELUK NIBUNG Teluk Nibung Beatus Hasibuan dan para tamu undangan lainnya.

Peresmian
FOTO : HULMAN SIMBOLON

Gedung Baru
KPPBC Teluk Nibung
Proses pembangunan gedung tersebut
dimulai sejak Desember 2006

P
ada tanggal 5 September 2007 bertempat di
halaman Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A4, Jalan
Besar Pelabuhan Teluk Nibung, Kepala Kantor
Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Sumatera Utara, Heryanto Budi Santoso,
meresmikan pemakaian gedung baru KPPBC Teluk
Nibung yang ditandai dengan penandatanganan prasasti
dan pengguntingan pita. Proses pembangunan gedung
tersebut dimulai sejak Desember 2006 sampai dengan
bulan Mei 2007,mempunyai luas bangunan sekitar 1000
m2 terdiri dari 3 lantai,menggunakan anggaran DIPA
tahun 2006 sekitar Rp.4.02 miliar.
Kepala Kantor Wilayah dalam sambutannya
mengatakan bahwa, kebersamaan dalam proses
pembangunan KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung,Sumatera
Utara adalah sangat baik, diharapkan dengan adanya
kantor yang baru dapat menjawab tuntutan para
pengguna jasa kepabean semakin baik. Pada
kesempatan yang sama, Kakanwil mengatakan bahwa SAMBUTAN KAKANWIL DJBC SUMATERA UTARA. Pada saat peresmian
penerimaan Cukai KPPBC Teluk Nibung hingga Agustus KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung..
2007 mencapai sekitar 86 % sedangkan penerimaan Bea
Masuk masih jauh dari target yang ditetapkan. terkait dengan adanya kantor baru dapat mengoptimalkan
Target penerimaan Bea Masuk KPPBC Teluk Nibung performance dalam menunjang kebijakan-kebijakan
dianggap terlalu berat karena pencapaian target pemerintah daerah.Dengan semangat profesionalisme
tergantung kepada volume kegiatan impor yang dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pelayanan
kondisinya jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun diharapkan target cukai terlampaui dan target Bea Masuk
sebelumnya.Selanjutnya,dukungan dari seluruh instansi tercapai. Hulman Simbolon Koresponden WBC Kanwil Sumatera Utara

24 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DOK. KPPBC TANJUNG PINANG

KPPBC TIPE A3 TANJUNG PINANG. Dengan sarana dan prasarana yang ada, berusaha untuk tetap memberikan pelayanan dan pengawasan yang
prima kepada masyarakat usaha.

KPPBC Tipe A3
Tanjung Pinang
Dengan terus melakukan pengawasan yang cukup potensial untuk investasi, hingga promosi pariwi-
yang ekstra ketat dan memberikan pelayanan sata yang memang tak kalah hebatnya dengan daerah-
daerah lain di Indonesia, semua dilakukan demi berkembang
yang prima kepada masyarakat usaha, dan majunya Tanjung Pinang.
diharapkan trade mark Tanjung Pinang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang dalam
sebagai sarang penyelundup dapat terkikis hal ini dijalankan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Tanjung Pinang, juga turut
secara perlahan-lahan. serta dalam meningkatkan perekonomian Tanjung Pinang

S
dengan memberikan perlayanan ekspor impor yang hingga
ebagai pulau terbesar di kepulauaun Riau, Tanjung kini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hampir
Pinang sejak dulu hingga sekarang tetap dijadikan tiap hari ada komoditi unggulan Tanjung Pinang yang di eks-
motor perekonomian kepulauan Riau, selain Pulau por, begitu juga dengan impor, hampir tiap minggu ada barang
Batam yang kini menjadi sentra industri dalam dan kebutuhan Tanjung Pinang yang diimpor dari luar negeri.
luar negeri. Perkembangan pesat Tanjung Pinang
memang dapat dilihat dari berkembangnya kota Tanjung KEGIATAN KEPABEANAN PALING DOMINAN
Pinang yang kini menjadi salah satu tujuan investor asing. Menurut Kepala KPPBC Tipe A3 Tanjung Pinang, Henry
Dengan letak geografis yang cukup strategis, yaitu berbatas- Saut Siahaan, kegiatan di KPPBC Tanjung Pinang meliputi
an dengan dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura. kegiatan kepabeanan dan cukai, akan tetapi yang dominan
Tanjung Pinang juga terkenal dengan sebutan “Kota Gurindam” adalah kegiatan kepabeanan. Dari kegiatan kepabeanan ini
karena tempat lahirnya sastra melayu dan kerajaan Melayu terbe- diantaranya adalah kegiatan impor dan ekspor oleh
sar. Dengan potensi yang ada tersebut, maka seiring dengan perusahaan umum, produsen, dan kawasan berikat.
diberlakukannya otonomi daerah, Tanjung Pinang pun kini menja- “Sektor perekonomian Tanjung Pinang lebih pada bidang
di Ibu Kota Propinsi dari Kepulauan Riau. perikanan, untuk itu ekspor ikan dari Tanjung Pinang dilaku-
Sebagai Ibu Kota Propinsi, Tanjung Pinang kian hari kian kan tiap hari sebanyak 20 ton dengan tujuan Singapura.
menunjukkan potensinya, mulai dari promosi sebagai daerah Selain ikan, komoditi lain yang juga diekspor dari Tanjung

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 25


DAERAH KE DAERAH
WBC/KY

PELABUHAN LAUT INTERNASIONAL SRI BINGTANG PURA. Pintu gerbang bangsa yang perlu pengawasan lebih efektif dan ketat.

Pinang adalah, karet, granit, boksit, dan mulai bulan Februari arus barang dan persiapan apabila diberlakukannya free tra-
kemarin Tanjung Pinang juga sudah mulai mengekspor sayur de zone di Batam, Bintan, dan Karimun.
mayur tujuan Singapura dan Malaysia,” ujar Henry. Untuk pelabuhan laut, Tanjung Pinang memiliki tiga pelabuh-
Lebih lanjut Henry menjelaskan, untuk ekspor jumlah PEB an yang cukup ramai, namun kondisinya kurang memadai.
dalam satu bulan mencapai 150 PEB, sedangkan untuk Pertama, pelabuhan internasional Sri Bintan Pura, merupakan
impor dalam satu bulan mencapai 30 PIB. Jumlah tersebut pelabuhan penumpang dari Singapura dan Malaysia, termasuk
belum digabungkan dengan jumlah PIB dan PEB yang domestik, kondisi pelabuhan ini masih cukup baik. Kedua,
berasal dari kawasan berikat, karena di Tanjung Pinang juga pelabuhan Sri Payung Batu VI, merupakan pelabuhan untuk
memiliki delapan perusahaan yang menerima fasilitas kegiatan bongkar muat barang impor, ekspor dan antar pulau.
kawasan berikat dan masih aktif, dengan komoditi tekstil, Kondisi pelabuhan ini sangat tidak layak karena kadenya sudah
crumb rubber, tiang pancang dan komponen badan kapal, lapuk, crane hanya satu, sandar kapal terpaksa harus
kapal laut, komponen badan kapal, perawatan kapal, dan berminggu-minggu. Selain itu tidak ada pemisah yang jelas
beton bertulang. Sementara itu ada satu perusahaan antara kade pelabuhan antar pulau dengan yang untuk ekspor
penerima fasilitas kawasan berikat yang sudah non aktif. impor, dan TPS di pelabuhan sudah tidak layak.
Pelabuhan ketiga adalah, pelabuhan laut Kijang (Sri
TIGA PELABUHAN DENGAN KENDALA PENGAWASAN Bayintan), merupakan pelabuhan untuk kapal PELNI dan
Selain kegiatan kepabeanan tersebut, KPPBC Tanjung Pi- untuk bongkar muat kapal ekspor. Kondisi pelabuhan ini
nang juga melayani kegiatan cukai. Untuk cukai, Tanjung masih baik, namun tidak memiliki crane dan tidak ada TPS di
Pinang memiliki tiga perusahaan MMEA yang masing-masing kawasan pelabuhannya. Dengan ketiga pelabuhan ini,
memproduksi arak obat dan arak putih. Namun demikian keti- KPPBC Tanjung Pinang harus mengawasi dengan ekstra
ga perusahaan ini bukan termasuk skala besar hanya industri ketat, karena Tanjung Pinang merupakan salah satu tujuan
rumahan, yang produksinya tidak untuk luar Tanjung Pinang. masuknya barang-barang ilegal.
“Dari kedua kegiatan tersebut, KPPBC Tanjung Pinang Untuk barang-barang ilegal ini, Tanjung Pinang memang su-
memiliki batasan wilayah pengawasan dan pelayanan yang dah mendapat trade mark sebagai sarang penyelundup. Ini tak
cukup luas. Untuk pelayanan, wilayahnya mencakup kota dapat dipungkiri dari sekian luasnya pulau Pinang, jalur masuk
Tanjung Pinang dan sebagian wilayah kabupaten Bintan. melalui tangkahan-tangkahan juga banyak dan sangat sulit untuk
Sedangkan untuk pengawasan meliputi, pelabuhan laut Tan- diawasi.”Dengan luas wilayah pengawasan yang harus kami awasi
jung Pinang, pelabuhan laut Kijang, pelabuhan udara Kijang, ini, kami juga memiliki kendala-kendala yang menjadikan Tanjung
dan kantor pos lalu bea Tanjung Pinang,” kata Henry. Pinang disebut sebagai sarang penyelundup,” kata Henry.
Khusus untuk pelabuhan udara Kijang, berdasarkan Kendala tersebut adalah, patroli rutin dengan kapal patroli
peraturan Menteri Keuangan nomor 68/PMK.01/2007 tentang belum efektif karena hanya cukup untuk satu hari perjalanan,
organisasi dan tatalaksana instansi vertikal DJBC, maka akibat bahan bakar premium yang sulit tersedia apabila diper-
pelabuhan udara kijang masuk dalam wilayah kerja KPPBC lukan secara mendadak. Para pegawai yang melaksanakan
Tipe A3 Tanjung Pinang. Pada 24 September 2007 telah pengawasan patroli darat umumnya menggunakan kendara-
dilakukan penerbangan perdana yang melayani rute Tanjung an pribadi, karena tidak ada kendaraan khusus patroli dan
Pinang-Jakarta PP. Sebelumnya pelabuhan udara ini hanya tidak sebanding dengan luasnya daerah pengawasan. Selain
melayani rute Pekanbaru-Tanjung Pinang-Natuna PP dengan itu kendala lainnya, tidak ada X-Ray di pelabuhan keberang-
pesawat Riau Air Lines. Dengan masuknya pelabuhan udara katan internasional. Dan, luas pengawasan KPBC Tanjung
Kijang menjadi wilayah pengawasan KPPBC Tanjung Pinang, Pinang didominasi wilayah lautan yang merupakan daerah
kini telah ditempatkan pos di lokasi pelabuhan udara Kijang, rawan untuk dilalui kapal penyelundup, seperti perairan Pulau
hal ini juga dirasakan penting dalam rangka pengawasan Mapor, Merapas, Selat Dompak, Selat Dempo, dan Pulau Karas.

26 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/KY
SARANG PENYELUNDUP
Selain hal tersebut, di Tanjung Pinang juga banyak memi-
liki pelabuhan rakyat atau tangkahan yang memungkinkan
terjadinya pelanggaran peraturan kepabeanan dan
cukai.”Dengan kendala tersebut, kami berupaya semaksimal
mungkin untuk tetap melakukan pengawasan dengan cara
meningkatkan kegiatan intelijen, dan menjalin kerjasama
dengan aparat teknis terkait termasuk pemerintah daerah.
Selain itu kepada Kantor Pusat DJBC kami juga telah
mengajukan permohonan untuk meminta tambahan dana
guna kegiatan patroli laut,” ungkap Henry.
Dengan upaya yang semaksimal mungkin, maka KPPBC
Tanjung Pinang pun dapat membuktikannya melalui hasil tegahan
yang belum lama ini didapat, yaitu pada 30 Juni 2007, KPPBC
Tanjung Pinang berhasil menegah ekspor Cites atau satwa yang
dilindungi. Keberhasilan itu berawal dari patroli rutin yang dilaku-
kan KPPBC Tanjung Pinang mendapati tiga kardus barang yang
tergeletak di atas ponton pelabuhan internasional Sri Bintang
Pura tanpa ada pemiliknya. Atas temuan tersebut petugas lang-
sung melakukan pemeriksaan, dan kedapatan ketiga dus
tersebut berisi 57 ekor burung kakak tua jambul kuning, 10 ekor
burung nuri kecil, dan 42 ekor burung nuri besar yang keseluruh-
annya dalam keadaan hidup, yang rencananya akan dikirim
bersama kapal ferry Marina Syahputra dengan tujuan Malaysia.
Dengan didominasi oleh wilayah lautan, Tanjung Pinang KAPAL PATROLI. Sulitnya mencari bahan bakar jika diperlukan secara
pun sejak dulu hingga sekarang memiliki trade mark sebagai mendadak, membuat patroli laut kurang efektif. Sementara kondisi kapal
sarang penyelundup. Dengan begitu banyaknya tangkahan pun juga memerlukan perhatian khusus.
yang sulit diawasi menyebabkan Tanjung Pinang sebagai
salah satu pintu tujuan masuknya barang ilegal. “Bisa diakui kalau perbandingan harga barang legal pun
Menanggapai hal tersebut Henry menyatakan, KPPBC sangat jauh perbedaannya di Tanjung Pinang, misalnya
Tanjung Pinang telah berupaya semaksimal mungkin untuk barang dari Jakarta dengan harga yang sama di Singapura
menekan masuknya barang ilegal, termasuk mengadakan atau Malaysia yang juga mutunya lebih baik, akan lebih
pendekatan atau sosialisasi baik kepada instansi terkait, mahal harganya dari Jakarta jika sudah sampai di Tanjung
masyarakat usaha, maupun masyarakat umum. Pinang. Hal ini tak lain barang dari Jakarta membutuhkan
Kepada masyarakat usaha, KPPBC Tanjung Pinang tidak biaya pengiriman yang jauh lebih mahal ketimbang dari
henti-hentinya mengadakan sosialisasi agar mereka dalam Malaysia maupun dari Singapura yang jaraknya memang
menjalankan usahanya selulu jujur dan mentaati segala lebih dekat,” ujar Henry.
peraturan yang ada. Sedangkan kepada masyarakat umum, Dengan disparitas harga dan jarak yang lebih dekat
KPPBC Tanjung Pinang juga melakukan pendekatan ditambah banyaknya tangkahan yang sulit diawasi tersebut,
walaupun secara informal, yaitu melalui dialog dengan tokoh menyebabkan masyarakat Tanjung Pinang lebih memilih
yang berpengaruh di Tanjung Pinang agar turut mengawasi barang dari Singapura atau Malaysia yang menurut mereka
masyarakat sekitar sehingga mereka tidak lagi memasukan lebih terjangkau dengan mutu yang lebih baik.”Dengan
atau menerima barang ilegal dari luar negeri. sosialisasi yang rutin kita lakukan, saat ini masyarakat
Sementara itu pendekatan yang dilakukan KPPBC Tanjung Tanjung Pinang sudah mulai meninggalkan barang ilegal dan
Pinang kepada instansi terkait termasuk pemda setempat, di- mereka sudah mau menerima barang legal atau dalam negeri
lakukan melalui acara rutin seperti coffee morning yang dila- walaupun dengan harga yang sedikit lebih mahal ketimbang
kukan seminggu sekali, yang tujuannya mau mengubah citra barang luar negeri”
Tanjung Pinang sebagai sarang penyelundup menjadi citra Trade mark sebagai sarang penyelundup memang sangat
baik yang sebenarnya juga diharapkan oleh semua pihak. menyakitkan, namun sebenarnya tidak semua barang ilegal
WBC/KY WBC/KY

BANDAR UDARA KIJANG. Untuk menghadapi diberlakukannya FTZ Batam, POS PENGAWASAN/HANGGAR SRI PAYUNG. Dengan kondisi yang
Bintan, dan Karimun KPPBC Tanjung Pinang telah menempatkan pos seadanya pos pengawasan Sri Payung memerlukan perhatian lebih
pengawasan lalu lintas barang pada pelabuhan udara Kijang. karena memiliki peran yang cukup vital bagi Tanjung Pinang.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 27


DAERAH KE DAERAH
DOK. KPPBC TANJUNG PINANG

FOTO BERSAMA. Seluruh pegawai KPPBC Tanjung Pinang berfoto bersama. Dengan SDM yang cukup handal di bidangnya, membuat KPPBC Tanjung
Pinang selalu menjadi ujung tombak untuk pengawasan perbatasan negara.

yang beredar di Indonesia berasal dari Tanjung Pinang, seba- untuk target bea masuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp.
gai contoh, beberapa kapal antar pulau yang berhasil ditegah 5,600,000,000 milyar, setelah ada revisi menjadi Rp.
selama ini seluruhnya bukan berasal dari Tanjung Pinang, 25.000,000,000 milyar, ini terealisasikan Rp. 27,051,037,147
namun karena kapal yang digunakan milik Tanjung Pinang, milyar atau 108,44 persen. Sedangkan cukai ditetapkan Rp. 31,
pandangan masyarakat langsung memvonisnya barang ter- 650,000 juta, setelah direvisi menjadi Rp. 70,000,000 juta, dan
sebut dari Tanjung Pinang. Hal ini lah yang kini akan diubah terealisasikan hanya Rp. 41, 606,500 juta atau 59,44 persen,”
baik oleh KPPBC Tanjung Pinang, masyarakat usaha, ungkap Henry.
instansi terkait, dan masyarakat Tanjung Pinang umumnya, Lebih lanjut Henry menjelaskan, mengapa peningkatan
karena mereka pun merasa sakit jika dikatakan daerahnya target penerimaan tahun 2006 dari 5,6 milyar menjadi 25
sebagai sarang penyelundup. milyar dan itu dapat tercapai, tidak lain karena KPPBC
Mampukan KPPBC Tanjung Pinang mengubah trade mark Tanjung Pinang bagaikan menerima durian runtuh. Pasalnya
yang ada tersebut? Menurut Henry, KPPBC Tanjung Pinang akan sebelum ada revisi target penerimaan, salah satu
berusaha semaksimal mungkin mengubah trade mark tersebut, perusahaan importir di Tanjung Pinang, yaitu PT. Indojaya
karena dengan dukungan 91 pegawai yang ada saat ini, kemam- Pipe mendapat kontrak kerja pengerjaan cutting pipa untuk
puan mereka pun dinyatakan telah cukup untuk menjalankan tu- pengoboran minyak sangat besar, bahkan 1 PIB mencapai
gas kepabeanan maupun cukai dengan maksimal. Rp.19 milyar dan total keseluruhan mencapai Rp.20 milyar,
Selain itu, untuk lebih meningkatkan kemampuan pegawai dengan satu perusahaan tersebut saja terget penerimaan
KPPBC Tanjung Pinang selalu mengadakan P2KP yang diada- saat itu sudah dapat terealisasikan, dan saat itu target direvisi
kan setiap dua minggu sekali dengan materi tentang peraturan menjadi Rp.25 milyar maka hal tersebut tidak menjadi
baru atau melakukan diskusi terhadap suatu kasus/permasalahan persoalan bagi KPBC Tanjung Pinang.
yang sedang terjadi. Sementara untuk masyarakat usaha, Bagaimana dengan target penerimaan tahun 2007 ini
pelayanan yang prima, cepat dan efisien pun kini terus digalakan yang mencapai Rp.39,205,000,000 milyar atau mengalami
sehingga masyarakat benar-benar terbantu dalam bisnis mereka kenaikan 56,82 persen dari tahun 2006 dan cukai ditetapkan
tanpa harus menyimpang dari peraturan. Rp. 75.000.000 juta atau naik 7,14 persen dari tahun 2006,
apakah dapat terpenuhi? Menurut Henry, kemungkinan besar
BEBAN TARGET PENERIMAAN MENINGKAT sangat berat sekali, apalagi untuk tahun 2007 ini PT. Indojaya
Dengan mulai meningkatnya perekonomian Tanjung Pipe tidak menerima kontrak kerja yang besar, dan kalau pun
Pinang, penerimaan negara dari bea masuk dan cukai kian menerima tarif bea masuk pipa yang dikenakan saat ini telah
tahun juga mengalami peningkatan, bahkan untuk tahun berubah menjadi nol persen. Namun demikian KPPBC
2005 yang saat itu target bea masuk dan cukai ditentukan Tanjung Pinang akan tetap berusaha secara maksimal agar
hanya Rp. 3 milyar, untuk tahun 2007 target penerimaan bea target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
masuk dan cukai ditetapkan sebesar Rp. 39 milyar. Ini Sebagai gambaran, hingga semester II ini, tepatnya
tentunya suatu peningkatan yang sangat signifikan. Perlahan Agustus 2007, penerimaan bea masuk yang baru mencapai
namun pasti Tanjung Pinang sudah dikategorikan sebagai Rp. 4.593.211,253 atau 12,11 persen dari keseluruhan target
daerah potensial untuk investasi. bea masuk yang ditetapkan. Sementara itu untuk cukai,
Menurut Henry, penerimaan kali ini memang dirasakan hingga Agustus 2007 telah mencapai Rp. 49.744.500 atau
cukup berat, karena peningkatan penerimaan dari tahun 2005 66,33 persen dari keseluruhan target cukai tahun 2007.
hingga 2007 bukan dikarenakan meningkatnya produksi Satu hal yang diharapkan KPPBC Tanjung Pinang saat ini
impor. Hal ini lebih dikarenakan salah satu perusahaan adalah, pelabuhan yang ada di Tanjung Pinang seluruhnya
pemeliharaan alat-alat pertambangan menerima kontrak kerja dapat menjadi pelabuhan yang memadai, sehingga semua
yang cukup banyak sehingga penerimaan bea masuk pun barang bisa sandar, dengan demikian akan dapat memudah-
menjadi meningkat. kan dalam melakukan pengawasan. Selain itu komunikasi
“Tahun 2005 target bea masuk kita sebesar Rp.3,565,320,000 antar KPPBC juga dapat meningkat, karena beberapa hasil
milyar, dan terealisasi sebesar Rp.3.312,623, 502 milyar atau tegahan yang berhasil didapat beberapa waktu lalu adalah
hanya 98,77 persen. Untuk cukai target Rp.12,000,000 juta, hasil komunikasi yang baik antara KPPBC Tanjung Pinang
terealisasikan Rp.15,522,840 juta atau 129,36 persen. Sementara dengan KPPBC yang berada disekitarnya. adi

28 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


Otomasi Sistim
Perlu Segera Direalisasikan
di KPPBC Purwakarta
Kekurangan SDM semestinya bisa diantisipasi dengan adanya otomasi
sistim pelayanan dan pengawasan di KPPBC Purwakarta

M
enempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Untuk menselaraskan tugas pelayanan dengan pihak
Jakarta untuk mencapai Kantor Pengawasan dan yang dilayani dalam hal ini para pengusaha di KB dan GB
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A 2 bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu ada kerjasama dan
Purwakarta. Begitu pula dari Ibukota Purwakarta, keterbukaan diantara kedua belah pihak. Untuk itu sebelum
perlu waktu yang sama kurang lebih satu jam melakukan pembinaan keluar, pembinaan kedalam juga
untuk mencapai KPPBC yang mulai beroperasi sejak 1 Mei perlu dilakukan.
1998 ini. Dalam rangka upaya tadi, langkah-langkah atau strategi
Lokasinya yang berada di kawasan industri Bukit Indah yang dilakukan Martediansyah saat baru menjabat sebagai
dinilai sangat sentral dan strategis untuk mempermudah dan Kepala Kantor antara lain melakukan pembinaan kepada
memperlancar pelayanan kepada pengguna jasa yang mela- pegawai supaya pengusaha bisa comply mengikuti aturan
kukan kegiatan kepabeanan di sekitar wilayah Purwakarta. kepabeanan yang berlaku, maka itu yang harus dibenahi dan
Wilayah kerja yang masuk dalam lingkup pelayanan dan diperhatikan terlebih dahulu adalah unsur dari para aparat
pengawasan KPPBC Purwakarta meliputi Subang, Karawang Bea dan Cukai, agar pegawai KPPBC Purwakarta mengikuti
dan Purwakarta serta sebagian Cikarang yang merupakan ketentuan yang ada.
wilayah-wilayah yang penuh dengan kawasan berikat. Karena “Pertama-tama saya melakukan pembinaan pada pega-
itu selain Bekasi, Purwakarta merupakan penyangga Jakarta wai agar dalam melaksanakan tugas harus sesuai ketentuan,
dalam mendukung perekonomian Indonesia. misalnya untuk pencatatan BC 2.3 dikarenakan wilayah kami
Mengenai tugas aparat Bea dan Cukai di KPPBC yang lebih fokus mengawasi barang-barang yang terutang, Bea
dipimpin, Drs Martediansyah, MPM, memang lebih fokus Masuk dan pajak. Peningkatan pembinaan pegawai
pada pengawasan kegiatan perusahaan-perusahaan yang dilakukan karena saya yakin masih banyak pegawai yang
berada di dalam kawasan berikat di wilayah Kabupaten bekerja di KB belum mengetahui secara detil ketentuan-
Purwakarta, Karawang, Subang dan sebagian wilayah ketentuannya. Selanjutnya mengenai pembukuan, itu yang
Cikarang. Tercatat saat ini terdapat 228 obyek pengawasan, paling penting, karena mengawasi barang-barang yang
meliputi 56 Gudang Berikat (GB) dan 149 Kawasan berikat terutang bea harus benar catatannya,” ujar Martediansyah.
(KB) dan 3 Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Lebih lanjut menurutnya, banyak perusahaan di KB di
“Kita juga melayani penjualan dari KB ke DPIL (Daerah wilayah KPPBC Purwakarta tidak hanya menggunakan
Pabean Indonesia Lainnya) dengan menggunakan dokumen BC 2.3 impor tetapi BC.2.3 antar KB yang
Pemberitahuan Impor Barang (PIB), termasuk juga dari GB, subkontrak untuk selanjutnya ke DPIL, sehingga variasi
seperti misalnya Honda Motor yang melakukan proses pergerakannya sangat banyak. Karena itu diperlukan suatu
perakitan yang bahan bakunya terlebih dahulu masuk ke GB, pembukuan yang sangat baik, ditambah lagi hingga saat ini
kemudian dengan menggunakan PIB untuk membayar bahan KPPBC Purwakarta dalam melakukan pelayanan masih se-
baku dari gudang berikat,” ujar Martediansyah. cara manual dan belum elektronik, sehingga sangat mengan-

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 29


DAERAH KE DAERAH
WBC/ATS
dalkan kemampuan, kreativitas dan inovatif “Tidak ada alasan mendesak sehingga
dari para pegawai. barang harus keluar segera lantas doku-
“Kalau dia malas mencatat, membuku- men bisa belakangan, kalau begitu caranya
kan dan segala macam yang berhubungan resiko besar jadi kita yang tanggung. Kita
dengan administratifnya wah bisa berikan fasilitas untuk menunda pembayar-
amburadul. Jadi bagaimana caranya saya an BM merupakan sesuatu yang berarti
dan staf saya supaya bisa melakukan pe- buat pengusaha, maka itu jangan meminta
kerjaan untuk menghasilkan yang terbaik,” lagi hal yang macam-macam seperti yang
imbuhnya. saya sebutkan tadi. Semua harus melalui
Kepada para Kepala Seksi Penimbun- prosedur dan ada dokumennya yang
an (di KPPBC Purwakarta terdapat 8 Kasi merupakan alat untuk pengawasan. Riskan
Penimbunan) ia menghimbau agar berpe- sekali barang keluar tanpa dokumen, maka-
ran aktif, karena merekalah yang nya kita jelaskan pada mereka. Sedangkan
membawahi para hanggar atau korlak yang sosialisasi dengan pengusaha dilakukan
berjumlah sekitar 30 orang Tidak ada secara insidentil atau pada saat kita minta
istilah bagi Kasi Penimbunan hanya duduk masukan pendapat dari para pengusaha,”
dan menunggu laporan. Karena ujung imbuh Martediansyah.
tombaknya pembinaan berada di Kasi Sedangkan pembenahan terhadap ling-
sedangkan pelaksananya adalah hanggar. kungan kantor, hal yang akan segera dila-
“Jika hanggarnya saja tidak mengerti kukannya salah satunya adalah penataan
ketentuan, bisa-bisa pekerjaannya beran- dan pembenahan kembali ruang pelayanan
takan dan sekali lagi saya tekankan karena DRS. MARTEDIANSYAH MPM. Karena
sistim manual sehingga masih sangat dikarenakan volume pelayanan di KPPBC
sistimnya masih manual maka diperlukan mengandalkan kemampuan, kreativitas Purwakarta jumlahnya terus bertambah
penataan administrasi yang baik,” ujar Mar- dan inovatif dari para pegawai. dari waktu ke waktu. Hal ini dilakukannya
tediansyah yang juga sedang lebih mening- semata-mata untuk lebih memberikan ke-
katkan komunikasi dan koordinasi diantara para pegawainya. pastian waktu dan kepastian hukum bagi para pengguna jasa
Mengenai masih digunakannya sistim pelayanan secara yang sebelumnya sudah berjalan dengan baik di KPPBC
manual di KPPBC Purwakarta, sebenarnya sejak kepala Purwakarta.
kantor sebelumnya telah diusulkan ke Kantor Pusat untuk
segera dilakukan otomatisasi sistim secara elektronik. PENAMBAHAN DAN PEREMAJAAN PERSONIL
Apalagi sejak tahun 2005 di KPPBC Purwakarta telah memi- Saat ini terdapat 139 personil di KPPBC Purwakarta,
liki pegawai lulusan Prodip yang paham sistim secara dibandingkan dengan luasnya wilayah pengawasan, personil
elektronik. Mungkin saja, menurut Martediansyah, kebijakan sejumlah itu dirasa masih kurang memadai hal itu menurut
Kantor Pusat saat ini adalah memprioritaskan dulu Kantor Martediansyah dikarenakan jumlah KB terus mengalami
Pelayanan Utama, PDE Manifest dan lain-lainnya. Tetapi ia penambahan. Ini merupakan tantangan yang harus dihadapi
berharap Kantor Pusat bisa segera merealisasikan tentang KPPBC Purwakarta agar bagaimana caranya mengambil
otomasi sistim di KPPBC Purwakarta. KB merupakan potensi opportunity dari kekurangan tersebut.
dan prospek yang harus diperhatikan, sebab fasilitas KB Misalnya, salah satunya dengan terus melakukan
menjadi daya tarik investasi. pembinaan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan
Selain melakukan pembinaan ke dalam yaitu kepada para pegawai dalam rangka menjalankan tugas pelayanan serta
pegawai, pembinaan keluar kepada para pengusaha juga membuat jejaring intelijen yang baik dalam rangka
dilakukan. Para Kepala Seksi dan Hanggar diamanatkan menjalankan tugas pengawasan. Karena keterbatasan SDM,
untuk meneruskan kembali kebijakan-kebijakan dan harapan tidak heran jika di KPPBC Purwakarta satu orang hanggar
yang diinginkan bagi berhasilnya pelaksanaan tugas KPPBC bisa mengawasi 10 KB. Padahal idealnya satu perusahaan
Purwakarta. Pembinaan pada para pengguna jasa bisa berdiri satu pos bea cukai.
dilakukan sambil memberikan pelayanan, misalnya kawasan “Jadi memang ada kemungkinan perusahaan-perusahaan
berikat adalah daerah yang restrict area, tugas para hanggar KB walau memiliki pos bea cukai tetapi petugasnya tidak ada,
sambil menghimbau pengusaha agat tidak sembarang menge- karena dia di pos perusahaan yang lain. Pada saat barang
luarkan atau memasukkan barang, sebab ada prosedurnya. masuk atau ada pelayanan dokumen barulah petugas masuk
WBC/ATS
disitu. Nah itu yang saya bilang tadi, sangat dibutuhkan
pengetahuan yang baik dan administrasi yang rapi.
Mengenai jumlah SDM yang kurang mestinya bisa
ditingkatkan dari segi otomasi sistim. Kalau itu bisa balance,
kita bisa mengatasi kekurangan tadi,” demikian imbuhnya.
Lebih lanjut mengenai SDM di KPPBC Purwakarta dari
jumlah 139 tadi, 80 persen berusia diatas 40-55 tahun, usia
dimana tingkat produktivitasnya mulai menurun. Sedangkan
20 persen lagi berusia 20 tahun ke atas. Secara keseluruh-
an, dari jumlah 139 tersebut 79 orang diantaranya telah beru-
sia antara 51-55 tahun. Dan para hanggar yang bertugas
saat ini rata-rata berusia antara 40-55 tahun. Menurut
Martediansyah, ini menjadi salah satu kendala, padahal lebih
banyak tugas yang harus dilaksanakan di lapangan yang
membutuhkan kreativitas. “Tugas kita tidak hanya melayani
tetapi juga sangat membutuhkan kreativitas, inovasi dan
daya pikir para personil yang banyak berasal dari usia yang
masih produktif terutama dalam hal pembukuan untuk alat
pengawasan. Maka itu, ujung tombaknya berada di hanggar,
karenanya sangat perlu dilakukan penambahan dan
peremajaan.”
RUANG PELAYANAN. Tampak petugas melayani para pengguna jasa Lebih lanjut menurutnya, untuk mencapai sasaran
dalam pengurusan dokumen kepabeanan. yang optimal, selain harus didukung dengan SDM juga

30 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS

KEPALA KANTOR beserta para staf pegawai KPPBC Tipe A2 Purwakarta.

diperlukan dukungan sarana prasarana operasional. didukung dengan sistim yang sudah otomasi untuk mendu-
Untuk melakukan tugas pengawasan, KPPBC ini kung pelaksanaan tugas pelayanan dan pengawasan.
dilengkapi dengan satu unit kendaraan dinas pick up “Karena kita tidak bisa menambah pegawai maka sa-
untuk kegiatan surveillance. Dikarenakan mobilisasi lah satu caranya adalah harus ditingkatkan dengan sistim
petugas yang sangat tinggi sampai saat ini masih banyak otomasi untuk BC 2.3. Saya harapkan ini bisa segera
pegawai melaksanakan tugas di lapangan dengan direalisasikan, karena di KB tidak hanya impor tetapi
menggunakan kendaraan pribadi, padahal, minimal juga ekspor dan banyak sekali pergerakannya, misalnya
diperlukan kendaraan roda dua supaya kegiatan antara KB pinjam meminjam mesin lalu dikerjakan di
pengawasan di lingkungan KB dan sekitarnya bisa lebih DPIL, banyak sekali kegiatan seperti itu,” demikian harap
efektif dan efisien. Namun begitu selama ini tingkat Martediansyah yang dalam memimpin anak buahnya
pelanggaran di wilayah kerja KPPBC Purwakarta sangat menerapkan prinsip, “Dalam memberikan pelayanan dan
kecil bahkan belum ada. Ini dikarenakan perusahaan di menjalankan pengawasan harus tertib dan disiplin.” ris
KB lebih banyak yang high tech yang memproduksi WBC/ATS
elektronik, otomotif maupun yang bersifat mekanikal.

PENERIMAAN.
Untuk Tahun Anggaran (TA) 2007, sampai dengan September
2007 di wilayah kerja KPPBC Purwakarta tercatat terdapat 149
Pengusaha Kawasan Berikat (PKB) atau Pengusaha Dalam
Kawasan Berikat (PDKB), 56 Pengusaha Gudang Berikat (PGB)
atau Pengusaha Pada Gudang Berikat (PPGB) dan 3 Tempat
Penimbunan Sementara (TPS) Dan tercatat telah mengeluarkan
sebanyak 42.794 dokumen B.C 2.3 impor dan 10.229 dokumen PIB.
Mengenai target penerimaan dari Bea Masuk untuk tahun ini,
Martediansyah berharap dapat terpenuhi, karena hingga Septem-
ber 2007, targetnya sudah mencapai 80 persen lebih. Untuk pe-
nerimaan di KPPBC Purwakarta diperoleh dari Bea Masuk yang
untuk TA 2007 ditargetkan sebesar Rp. 188.484.224.000, hingga
30 September 2007 terealisasi sebesar Rp. 169.316.481.869,
atau pencapaian targetnya sudah sebesar 89,83 persen.
Sedangkan dari sector cukai ditargetkan sebesar Rp. 984.000
sudah tercapai Rp. 1.036.800, atau target tercapai 105,37 persen.
Menurutnya, karena Kawasan Berikat merupakan suatu
sarana investasi yang berkembang, dan bertambah terus PERUSAHAAN yang terdapat di Kawasan Berikat di wilayah kerja KPPBC
jumlahnya, maka sudah waktunya di KPPBC Purwakarta Purwakarta.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 31


SEPUTAR BEACUKAI
WBC/ATS

JAKARTA. Pada 27 September 2007 Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa KP-DJBC melaksanakan buka puasa bersama Dirjen Bea dan Cukai di Auditorium
gedung utama KP-DJBC. Acara buka puasa ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alqur’an dengan dilanjutkan sambutan dari Ketua Umum DKM Heri Kristiono. Acara
buka puasa bersama ini diisi juga dengan penyerahan santunan dari Direktur Jenderal Anwar Suprijadi kepada sejumlah anak yatim piatu yang berada dilingkungan KP-
DJBC. Acara selanjutnya mendengarkan siraman rohani yang dibawakan oleh Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid dengan diakhiri buka puasa bersama. Hadir dalam acara
buka puasa ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kamil Sjoeib, Direktur P2 Heru Santoso, Direktur Audit Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang,
Direktur Fasilitas Kepabeanan, Kusdirman, Direktur PPKC Hanafi Usman serta para pejabat eselon III, IV dan para pegawai dilingkungan KP-DJBC.
WBC/ATS

JAKARTA. Kurang lebih 50 stand yang menjual berbagai variasi seperti makanan, tanaman baju muslim, pernik-pernik, bunga dan buku-buku islam, mengikuti
bazaar yang diselenggarakan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat DJBC. Bazar Ramadhan ini diselenggarakan satu hari yaitupada 4 Oktober 2007 di belakang
gedung utama KP-DJBC. Bazaar dibuka oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi didampingi Ny. Anwar Suprijadi dengan disaksikan beberapa staf inti (gambar
Kiri). Usai pembukaan acara dilanjutkan dengan meninjau tempat bazaar yang berada di belakang gedung utama KP-DJBC. Dalam kunjungan tersebut Dirjen Anwar
Suprijadi membeli kue dan kain batik di stand Dharmawanita Persatuan KP-DJBC (gambar kanan).
WBC/ATS

JAKARTA. Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat (KP) DJBC pada 13 Oktober 2007 menyelenggarakan Sholat Ied di halaman Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sholat Ied tahun ini yang dipimpin oleh Ust Irhamsyah Putra, LC, MA, dihadiri umat islam yang berada dilingkungan KP-DJBC
serta para pegawai dan para bea cukai (gambar kanan). Hadir dalam sholat ied mantan Direktur Fasilitas Kepabeanan Ibrahim A. Karim, Direktur Fasilitas Kepabeanan
Kusdirman Iskandar, Kepala KPU Bea dan Cukai tipe A Tanjung Priok, Agung Kuswandono dan beberapa pejabat eselon III lainnya. Gambar kiri, usai Sholat Ied di
Auditorium gedung B diselenggarakan halal bilhalal Dirjen Bea Dan Cukai Anwar Suprijadi dengan keluarga besar DJBC.

32 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


FOTO : DONNY ERIYANTO

MAKASAR. Bertempat di Aula Kanwil DJBC Sulawesi, pada tanggal 6 September 2007 dilangsungkan upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat
eselon IV yang bertugas di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Acara yang dipimpin langsung oleh Kakanwil DJBC Sulawesi Bachtiar, dihadiri oleh beberapa
pejabat eselon III di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Dalam kesempatan itu, setelah upacara selesai Kakanwil berkesempatan memberikan briefing kepada para
pejabat yang baru dilantik tersebut dan dilanjutkan dengan foto bersama. Don’s, Makassar (Foto : Donny Eriyanto)
FOTO : MUQSITH HAMIDI

BALIKPAPAN. Pada 19 September 2007 atau 8 Ramadhan 1428 H, bertempat di Aula KPPBC Tipe A3 Balikpapan diadakan acara buka puasa dan tarawaih bersama
untuk menyambut bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Acara yang diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan ini bertujuan untuk
memupuk rasa tali persaudaraan antar pegawai khususnya di Kantor Pelayanan sendiri juga antar pegawai yang ada di Kantor Wilayah. Tampak dalam gambar
ceramah yang diisi oleh Ustadz Ahmad Khan, serta Kepala KPBC Tipe A3 Balikpapan, Taryono Ekso Wardoyo tengah memberikan cinderamata kenang-kenangan
kepada pegawai yang mutasi. Acara buka puasa bersama yang dilaksanakan di Aula KPPBC Tipe A3 Balikpapan mengundang Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian
Timur, Ismartono dan pegawai yang ada di Kanwil. Dalam acara ini juga sekaligus dilangsungkan acara perpisahan dengan 5 orang pegawai yang mutasi yakni Ade
Wismiyati, Dwi Yogo Hardianto, Wahyudi, Agus Dwi Wahyono dan Rudy Rullyanto. Muqsith Hamidi, Balikpapan.
FOTO : HULMAN SIMBOLON

MEDAN. Pada 19 Agustus 2007 dilingkungan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara diadakan pelantikan pejabat eselon III bertempat di Auditorium Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara.Upacara pelantikan dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Heryanto Budi Santoso yang melantik 6 pejabat eselon III. Acara diawali dengan
pembacaan sumpah jabatan oleh Kanwil dan selanjutnya dilakukan dengan penandatanganan naskah sumpah jabatan. Hulman Simbolon, Sumatera Utara

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 33


SEPUTAR BEACUKAI
FOTO : HULMAN SIMBOLON

MEDAN. Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-62, Kanwil DJBC Sumatera Utara mengadakan kegiatan olah raga yang diikuti para pegawai
Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe A1 Belawan , Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B Medan dan KPPBC
Tipe A3 Medan.Cabang olah raga yang dipertandingkan adalah Bola Volley, Tennis Meja dan Catur.Kegiatan oleh raga dimulai sejak 3 Agustus 2007 - 16 Agustus
2007. Penyerahan hadiah kepada para juara diberikan seusai acara senam kesegaran jasmani pada tanggal 24 Agustus 2007 bertempat di halaman Kanwil DJBC
Sumatera Utara. Ketua Panitia Perayaan Hari Kemerdekaan RI,Yudiarto, menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan olah raga berjalan dengan baik dalam suasana
kekeluargaan dalam rangka memupuk tali silaturahmi diantara pegawai. Selanjutnya KaKanwil Heryanto Budi Santoso dalam sambutan singkatnya mengatakan
bahwa pelaksanaan kegiatan olah raga sudah menunjukkan adanya kerja sama yang baik. Tampak pada gambar, Heryanto memberikan piala juara umum kepada
Kepala KPPBC Tipe A1 Belawan. Hulman Simbolon, Sumatera Utara
FOTO : KIRIMAN

TANGERANG. Bertempat di aula gedung A Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 Soekarno-Hatta pada tanggal 26 September 2007 dilaksanakan
kegiatan buka puasa bersama dengan para karyawan-karyawati dan ibu-ibu Dharmawanita KPPBC Soekarno- Hatta. Acara buka puasa ini diisi dengan ceramah agama oleh K.H.
Ahya Al-Ansori. Selain itu acara diisi pula dengan pemberian santunan dan bingkisan untuk anak-anak Yatim Piatu dari panti asuhan yayasan “Darul Hiqmah” Tangerang. Tampak
pada gambar Kepala KPPBC Soekarno Hatta Rahmat Subagio sedang menyerahkan santunan. Kiriman KPPBC Soekarno Hatta
FOTO : KIRIMAN

SEMARANG. Bertempat di aula Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY diselenggarakan Sosialisasi UU Nomor 39 tahun 2007 tentang perubahan atas UU
nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, untuk lingkungan Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY yang dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan
DIY, Z. A. Likumahwa dan dengan menampilkan pembicara dari Tim Sosialisasi Kantor Pusat DJBC yang terdiri dari Direktur Cukai Frans Rupang, Tenaga Pengkaji
Bidang Pengawasan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai Erlangga Mantik dan beberapa tim sossialisasi lainnya. Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari
mulai tanggal 4 September 2007 dihadiri oleh pengusaha barang kena cukai, instansi pemerintah (Pemda, Kepolisian dan Kejaksaan) serta para pegawai diwilayah
kerja kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY. Kiriman Sudardjo, Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY
FOTO : ARIE JULIANTO
JAKARTA. Panitia Ramadhan 1428 H Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tanjung Priok
menggelar acara buka puasa bersama mitra pendukung pada 3
Oktober 2007 di Aula Lantai 5 Gedung Induk (gambar kiri).
Ustadz Ade Purnama Hadi, Lc. dari MUI Jakarta Utara hadir
memberikan tausyiah menjelang waktu berbuka puasa. Acara
dihadiri oleh Kepala KPU Agung Kuswandono, pejabat struktural
eselon IV ke atas, dan mitra pendukung seperti cleaning service,
PKD, sopir, petugas parkir, dan pengurus masjid. Kepala KPU
Agung Kuswandono, dalam sambutannya, mengajak mitra
pendukung untuk membantu Bea Cukai mencegah KKN dengan
tidak menjadi kurir dokumen maupun kurir uang suap. “Jangan
mau jika disuruh memasukkan uang suap ke dalam mobil,” ajak
Agung. Sebelumnya, juga dilakukan taklim Ramadhan setelah
shalat Zuhur di Mesjid Baituttaubah dengan tema memperhatikan
makanan yang dimakan, yang disampaikan Oggy Febri Adha,
staf pada Bidang Kepatuhan Internal. Sementara keesokannya,
4 Oktober 2007 Taklim Ramadhan diisi dengan topik pedihnya
siksa kubur yang disampaikan oleh Untung SM dari Bidang
kepatuhan Internal KPU (gambar kanan). Arie Julianto, KPU

34 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


FOTO : AMIR HASAN FOTO : MUQSITH HAMIDI

BANDA ACEH. Sebanyak 28 pejabat eselon IV dilingkungan Kanwil DJBC BALIKPAPAN. Dalam rangka memasuki bulan Ramadhan 1428 H, Dharma Wanita
NAD dilantik oleh Kakanwil DJBC NAD Ahmad Riyadi pada tanggal 5 September Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3
2007. Gambar berdiri dibelakang para pejabat eselon IV, duduk di depan Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain memberikan bantuan berupa
Kakanwil dan para pejabat eselon III. Amir Hasan A, Kanwil NAD sembako kepada para korban banjir di Desa Giri Rejo, Karang Joang km.14 kota
Balikpapan yang langsung diserahkan oleh Ny. Taryono Ekso Wardoyo sebagai wakil
FOTO : HULMAN SIMBOLON ketua DWP beserta pengurusnya. Selain itu DWP gabungan ini juga ambil bagian
mengikuti Bazar di depan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan yang dilaksanakan
selama 4 hari dari tanggal 24 – 27 Agustus. Tampak pada gambar, secara simbolis
penyerahan bantuan oleh pengurus DWP kepada para korban banjir serta kegiatan
DWP di Stan Bea Cukai selama pelaksanaan Bazar. Muqsith Hamidi, Balikpapan.
FOTO : DONNY ERIYANTO

MEDAN. Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-62, Kanwil DJBC


Sumatera Utara mengadakan upacara bendera pada 17 Agustus 2007 bertempat di
halaman Kanwil DJBC Sumatera Utara. Bersamaan dengan acara tersebut, KaKanwil
DJBC Sumatera Utara, Heryanto Budi Santoso memberikan penghargaan kepada 20
orang pegawai yang berdisiplin, berintegritas dan berdedikasi terbaik (teladan) di
lingkungan Kanwil DJBC Sumatera Utara. Dalam sambutan singkat, Heryanto Budi
Santoso selalu mengingatkan seluruh pegawai agar tetap mempertahankan MAKASAR. Dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan
performance dan meminta kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan kinerja menyambut bulan suci Ramadhan 1428 H serta untuk meningkatkan keimanan dan
yang sudah berjalan baik selama ini. Kepada para pegawai yang mendapat ketaqwaan, Kanwil DJBC Sulawesi menyelenggarakan bimbingan mental dengan
pengahargaan harus berbangga karena dari sekian jumlah pegawai yang terpilih pengajian bersama Ust. Syaibani Mujiono. Acara ini diadakan pada tanggal 22
menjadi pegawai teladan terbatas jumlahnya Pada prinsipnya semua pegawai Agustus 2007 dengan mengambil tempat di Aula Kanwil DJBC Sulawesi. Kakanwil
mempunyai kinerja yang sudah baik hanya para pegawai yang berprestasi mempunyai DJBC Sulawesi, Bachtiar, berkenan menghadiri acara tersebut sekaligus
nilai lebih dan para pegawai yang belum mendapat penghargaan agar memperbaiki memberikan sambutan. Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh para pejabat eselon
kinerjanya. Hulman Simbolon, Sumatera Utara III dan IV serta para pegawai Kanwil DJBC Sulawesi. Don’s, Makassar
DOK. PANITIA STR
JAKARTA. Beberapa pegawai di
lingkungan Kantor Pusat DJBC, diantaranya
dari Dit. Audit, Cukai, Fasilitas, P2,
Kepegawaian, Perlengkapan dan
Keuangan, pada bulan ramadhan lalu
mengadakan acara Sahur on the Road.
Acara ini adalah kegiatan membagikan
santap sahur untuk anak-anak jalanan dan
kaum dhuafa yang tinggal di pinggir jalan
atau perempatan jalan. Dana yang
dibutuhkan untuk pembelian bahan
konsumsi dikumpulkan secara swadana
serta sumbangan dari para donatur. Tepat
pada hari Minggu, 7 Oktober 2007 pukul
00.00, rombongan berjumlah 50 orang
bergerak dari kantor pusat menuju arah
Cawang, UKI hingga menuju Cakung, sam-
bil membagikan santapan sahur beserta
susu siap minum kepada anak jalanan dan
kaum dhaufa di sepanjang perjalanan yang
ditemui. Acara berjalan dengan lancar dan
berakhir hingga pukul 03.00. Rasa lelah
memang hinggap ditubuh, namun rasa
bahagia menyelimuti hati rombongan.
Terima kasih atas dukungan dari berbagai
pihak yang turut serta membantu suksesnya
acara ini. Debby

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 35


SIAPA MENGAPA
H E R I W I N A R K O
“Harus ada ide,” itulah yang terbersit dalam benak pegawai yang satu ini kala
membuat suatu tulisan atau makalah. “Tanpa ide, saya tidak bisa menuangkan
tulisan dalam secarik kertas,” ujar Heri Winarko yang menjadi juara I lomba karya
tulis yang diselenggarakan oleh Koperasi pegawai KP-DJBC dalam rangka
memperingati HUT Koperasi ke-60 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2007.
Karya Tulis yang dibuatnya untuk pertama kali ini berjudul Meningkatkan
Partisipasi Anggota : Tantangan Koperasi Pegawai Negeri. Heri mengaku, tema
dari karya tulisnya tersebut berdasarkan pada keinginannya untuk memajukan
koperasi agar bisa menarik bagi anggotanya. Dengan demikian, anggota-
anggota koperasi bisa lebih berpartisipasi.
“Selama ini para anggota koperasi enggan untuk berpartisipasi, karena
Koperasi DJBC belum bisa memenuhi keinginan anggotanya. Hal itu disebabkan
pelayanan koperasi masih kurang, ditambah lagi dengan harga barang yang
dijual masih sangat mahal,” kata pegawai yang menikahi Novana pada tahun
2004 ini.
Lantas, kenapa barnag-barang yang dijual di koperasi mahal? Heri
berasumsi bahwa hal tersebut disebabkan koperasi memiliki jaringan yang
jumlahnya sedikit, jika dibandingkan dengan supermarket atau pasar swalayan
yang memiliki jaringan besar, hingga ke pelosok-pelosok kota dan daerah. Tak
heran kalau harganya menjadi lebih murah, karena barang-barang yang dibeli
untuk dijual kembali akan mendapatkan diskon eceran maupun diskon grosiran
dari penjual.
Heri sendiri memaklumi keadaan tersebut. Menurutnya, hal itu merupa-
kan suatu problematik yang selama ini terus menerus diemban oleh koperasi.
Saat ditanya perasaannya menjadi juara I dalam lomba karya tulis, ia me-
ngaku senang dan bangga. Sejak duduk dibangku sekolah dasar, hobi me-
nulis memang sudah melekat pada dirinya. Ia juga kerap membaca berbagai
macam buku dan majalah yang setiap hari dibelikan oleh orang tuanya.
“Saya itu bukan penulis produktif. Sebagai perbandingan, ada orang yang

C A H Y O W I B O W O
Ditemui di sela-sela kesibukannya sebagai seorang administrasi penyidikan
Cahyo Wibowo bersedia diwawancarai seputar aktivitasnya. Akhir Juli 2007
pegawai yang satu ini harus meninggalkan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I
untuk mengemban tugas di Kantor Pelayanan Utama Batam..
Cahyo mulai meniti karir di Bea Cukai sejak tahun 1999. Menjadi
pegawai negeri sipil bukan merupakan cita-citanya. Sejak kecil sebenar-
nya ia ingin menjadi dokter. “Cita-cita saya waktu SMA menjadi dokter tetapi
pada waktu ujian masuk peguruan tinggi negeri yang diterima malah pilihan
kedua yaitu MIPA Universitas Airlangga Surabaya. Selain itu saya juga coba-
coba mendaftar di Departemen Keuangan karena ikut-ikutan teman dan
diterima di Prodip I spesialisasi Bea dan Cukai. Dengan pertimbangan
kepastian kerja akhirnya saya memilih Prodip I spesialisasi Bea dan Cukai
,” kenang pria kelahiran 15 Maret 1981
Setelah menempa pendidikan selama satu tahun di BPLK Malang pada 2000
kemudian ia ditempatkan di KPBC Tanjung Perak. Selama di KPBC Tanjung
Perak ia telah beberapa kali pindah bagian dari bagian penerimaan dokumen,
petugas dinas luar, dan penyidikan.
Ketika ditanya mengenai suka duka selama bertugas di Bea dan Cukai ia
menuturkan suka dalam tugas penyidikan dan duka ketika tugas dinas luar.
“Sebagai tim penyidik sangat puas rasanya bila kasus yang disidik telah sele- sai
walaupun dikerjakan secara maraton/lembur sebagaimana kasus yang pernah
terjadi tahun 2005 mengenai penyelundupan motor,” tutur Cahyo
“Sedangkan duka dalam tugas pernah saya alami ketika bertugas menjaga
pintu gate in/gate out di terminal peti kemas pada saat bulan puasa ramadhan,
apabila hendak makan sahur sangat sulit sekali karena jauh dari tempat penjual
makanan, terkadang terpaksa tidak makan sahur,” ceritanya

A N W A R L U B I S
Mungkin 29 tahun telah cukup menggambarkan bagaimana pengalaman pria
kelahiran 8 Nopember 1951 di Tapanuli Selatan ini selama berkarir di Bea Cukai.
manis, asam, garam telah dirasakan bapak dua orang anak ini selama
menjalankan tugasnya. Pembawaannya yang kalem dengan logat Medannya
yang khas membuatnya disegani oleh rekan seprofesinya. Anwar Lubis, begitu
nama sosok pria yang telah mengabdikan dirinya untuk Bea Cukai selama
bertahun-tahun.
Karirnya dimulai menjadi honorer di KPBC Panjang Lampung (sekarang
KPPBC Lampung) pada tahun 1973 ketika dia lulus SMUO (SMU Olahraga red.)
di Tapanuli Selatan. Lubis begitu ia disapa, jago dalam hal olahraga khususnya
atletik dan volly karena bersekolah disana. Cita-cita menjadi Guru Olahraga
diurungkannya ketika Rahmat Effendy (Kasi P2 KPBC Panjang Lampung waktu
itu) memasukkannya menjadi honorer setelah melihat permainan volly pria satu
ini. Kurang lebih setelah 5 tahun menjadi honorer akhirnya datang pula
kesempatan menjadi pegawai.
Dengan bermodal tekad dan keinginan yang kuat, Lubis menjalani test
penerimaan pegawai hingga akhirnya diterima dan ditempatkan di Kanwil X
Cakung (sekarang Kanwil Jakarta I). Pasukan Bodrex begitu nama familiar
angkatan lubis pada tahun 1977-1978 di Kanwil X Cakung tersebut. Cukup 10
tahun di Kanwil X Cakung akhirnya ia dimutasi ke KPBC Kemayoran (sekarang
sudah tidak ada). Kurang lebih 1,5 tahun disini kemudian mutasi ke KPBC
Tanjung Priok I sebagai penjaga pintu.
Karirnya belum padam sampai disitu karena pertengahan September
1994 untuk pertama kalinya Lubis mutasi ke Pulau Kalimantan tepatnya di
KPPBC Tarakan dibidang P2. Disini ia mendapatkan banyak pengalaman
mengenai situasi dan kondisi dilapangan khususnya wilayah perbatasan
Kalimantan-Malaysia ketika patroli laut. Ia bercerita, pernah rekan setimnya
tertembak sewaktu melaksanakan patroli sehingga waktu itu kegiatan patroli
rutin sempat vakum karena tidak ada yang berani berpatroli. Patroli laut
kembali berjalan lubis menjadi Komandan Patroli (Kopat) atas perintah Ke-
pala Kantor dan dengan semangat juang beliau menjalankan tugas negara
tersebut.
Sebagai Kopat dijalani kurang lebih 4 tahun hingga akhirnya mutasi lagi ke
Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur yang kemungkinan menjadi pelabuhan
terakhir pria ini karena awal Desember menjadi akhir karirnya di DJBC sebagai

36 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


info buku
bisa membuat tulisan sebanyak 30 judul yang dimuat
cuma dua, dan saya menulis hanya 10 dan yang dimuat
juga cuma dua,” ucapnya.
Jadi, tambahnya, orang yang pintar ngomong belum
tentu bisa menulis. “Kenapa masyarakat kita susah untuk
membuat tulisan? Karena masyarakat kita melewati bebe-
rapa lompatan budaya. Seharusnya, dari budaya lisan kita
menuju budaya baca, baru ke budaya elektronik, televisi
dan lain-lain. Tetapi kita tidak begitu, baru senang ngobrol
langsung datang budaya elektronik,” paparnya.

BILA ANDA BERMINAT,


Heri yang bercita-cita ingin jadi wartawan ini mulai
meniti karir di Bea dan Cukai sejak tahun 2002 dari
seleksi penerimaan Sarjana. Pertama kali bertugas, ia
ditempatkan di Direktorat PPKC bagian penyuluhan. Di
bagian penyuluhan ini Heri mempunyai pengalaman
MAJALAH WARTA BEA CUKAI MENYEDIAKAN
yang berkesan karena ia kerap melakukan penyuluhan BUKU SEBAGAI BERIKUT:
ke berbagai daerah. Hampir semua pulau sudah pernah
disambangi, kecuali Papua dan Nusa Tenggara. Saat ini

BUNDEL WBC 2006


Heri Winarko masih tetap bertugas Direktorat PPKC
bagian Subdit Penyuluhan dan Publikasi.
Sejak diterima menjadi pegawai, ia hampir tidak mem-
punyai aktifitas di luar kantor. Padahal, ketika ia masih du-
duk di bangku SMA, ia sering melakukan berbagai pekerja-
an, seperti loper koran, salesman majalah, reporter majalah
Tiras, bahkan ia juga pernah bekerja di LSM (lembaga
Bundel Majalah Warta Bea Cukai Tahun 2005 (Edisi
swadaya masyarakat. Ia juga suka menulis cerpen, resensi Januari - Desember)
buku, kolom, artikel dan mengirimkannya ke suratkabar
atau majalah. Beberapa diantara tulisannya ada yang
dimuat di Kompas, Republika, Bernas, Suara Karya, Jawa

Rp. 120.000
Pos, Adil, Hai, Kawanku, Aneka, dan lain-lain. ats

Selanjutnya ia juga punya kesan mendalam ketika


menjalankan tugas pengawasan pendistribusian barang
bantuan eks impor ke Yogyakarta pada 2006. “Dengan
keterlibatan langsung dalam pendistribusian kepada korban
gempa, benar-benar terasa sekali peranan Bea dan Cukai
kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan sebagai
salah satu fungsi sosial,” tutur Cahyo
Selain aktivitas pekerjaan Cahyo memiliki beberapa
prestasi di dunia olah raga yang sempat dipersembahkan
pada Kantor Wilayah DJBC Surabaya waktu itu antara lain
juara I Senam beregu Kesegaran Jasmani pada 2001, juara
CATATAN:
III senam beregu Poco-poco pada 2002, dan juara I Senam Ongkos kirim buku wilayah Jabotabek Rp. 25.000
beregu Poco-poco pada 2003. Semua kegiatan lomba
tersebut dilaksanakan di Jakarta dalam rangka hari ulang
tahun pusat kebugaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Ketika ditanya mengenai prinsip hidup ia mengatakan
bahwasanya hidup harus dipenuhi dengan segala kebaikan.

LANGGANAN MAJALAH
Kebaikan itu dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari
sekarang, dan dimulai dari diri sendiri.
Di akhir wawancara Cahyo menyampaikan suatu ha-
rapan kepada institusi DJBC yang sangat ia cintai ini.”
Semoga dengan adanya Kantor Pelayanan Utama yang
ada sekarang mampu meningkatkan citra Bea Cukai di
WARTA BEA CUKAI
mata masyarakat terutama stakeholder dan sekaligus
mampu meningkatkan kesejahteraan pegawai juga,” ha-
rap pria yang hobby bulutangkis ini. bambang w. (sby)

Wakil Komandan Patroli. Ditanya mengenai pengalaman


yang paling mengesankan selama berpatroli maka tanpa
ragu ia bercerita ketika berhasil k yang akan
menyelundupkan kayu log sebanyak 3 ponton di perairan
Ligitan (yang sekarang menjadi wilayah Malaysia).
Juga membanggakan karena Dirjen BC waktu it,
Permana Agung waktu itu datang langsung melihat hasil
tangkapan kayu log tersebut. Entah berapa banyak
sudah penyelundupan yang berhasil digagalkan oleh
lubis bersama tim selama patroli laut karena
menurutnya semua jenis barang selundupan sudah
pernah ditegahnya. Karena prestasinya ini pula ia telah
2 kali mendapatkan penghargaan luar biasa pada tahun
2001 dan 2005.
Ketika disinggung mengenai Patkor Kastima Borneo
yang telah enam kali dilaksanakan kurun waktu 2000-
2007, maka tidak tanggung-tanggung cuma lubis
No Lama Diskon Harga Harga luar
seorang yang tidak pernah absen mengikuti Patroli Berlangganan Jabotabek Jabotabek
terkoordinasi dengan Kastam Diraja Malaysia tersebut.
Menurut pendapat rekan kerjanya, Anwar Lubis 1 3 Bulan (3 edisi) 0% Rp. 4040..500 Rp. 4343..500
sebagai pegawai senior yang patut menjadi panutan
pegawai lainnya karena selain memiliki integritas dan 2 6 Bulan (6 edisi) 5% Rp. 7878..00
0000 Rp. 8484..00
0000
disiplin tinggi, beliau juga suka membimbing para junior
yang haus akan pengalaman. Diakhir wawancara, ia 3 1 Tahun (12 edisi) 10% Rp. 1150
50.000
50.000 Rp. 1162
62 .000
62.000
menyampaikan harapannya untuk Bea Cukai agar
kedepannya menjadi lebih baik dengan Reformasi Sudah Termasuk Ongkos Kirim
Birokrasi di tubuh DJBC yang sekarang ini sedang
berjalan. Mendukung kebijakan dari yang di atas dan
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
lanjutnya. Secara pribadi beliau mendukung perubahan
MAJALAH WARTA BEA CUKAI
yang ada seperti adanya KPU, dengan adanya KPU ia Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
optimis bahwa disiplin dan Integritas pegawai dapat Jl. A. Yani (By Pass) Jakarta Timur 13230
ditingkatkan lanjut pria yang memiliki motto “Cintailah Telp. (021) 47860504, 4890308 ex. 154
pekerjaan yang kita jalani sehingga kita akan menikmati
hasil dari apa yang telah kita kerjakan”. Fax. (021) 4892353 / E-mail: wbc.cbn.net.id
Muqsith Hamidi, Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dengan Hasim / Kitty

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 37


PENGAWASAN

Diklat PPNS
Guna Menjawab Tantangan Reformasi
Kepabeanan dan Cukai
Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pengajar, yang terdiri dari Pusdikteknik 16 pengajar, Biro Psikologi
di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Mabes Polri 1 pengajar, Pusdik Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia (DephumHam) RI 1 pengajar, dan DJBC
saat ini 751 orang, atau kurang lebih sebanyak 4 pengajar. Dari 30 pengawai yang mengikuti diklat, se-
tujuh persen dari seluruh jumlah pegawai yang luruhnya dinyatakan lulus dengan hasil kualifikasi baik, dan dinya-
ada. Sementara itu, minimnya jumlah takan telah mampu memahami serta melaksanakan penyidikan
tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai.
pelaksana penyidik disebabkan karena proses Dirjen pada acara penutupan diklat PPNS ini juga didampingi
regenerasi PPNS yang lamban. oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2), Heru Santoso,

P
Kasubdit Penyidikan, Sugeng Apriyanto, Kabag Kepegawaian,
ada 21 September 2007 lalu Direktur Jenderal Bea dan Azhar Rasyidi, dan Kasi Penyidikan I, Sonny Surachman Ramli.
Cukai, Anwar Suprijadi, menutup secara resmi Pendi- Sementara itu dari Pusdik Reskrim Polri, turut hadir langsung
dikan dan Latihan (Diklat) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kepala Pusdik Reskrim Polri, Kombes Abdul Kholik, yang juga
(PPNS) pola 400 jam pelajaran (JP) yang diikuti oleh 30 didampingi oleh para pengajar dan pembimbing diklat.
pegawai DJBC di Pusat Pendidikan dan Latihan Dalam kata sambutannya Dirjen menyatakan customs reform
Resimen Kriminal (Pusdik Reskrim) Kepolisian Republik Indone- yang saat ini dilakukan adalah sebagai jawaban akan tuntutan
sia (Polri), Mega Mendung Bogor Jawa Barat. masyarakat , untuk itu customs reform tidak mungkin dijalankan
Diklat yang berlangsung selama dua bulan ini, berlang- tanpa SDM yang memadai, khususnya PPNS yang handal dalam
sung sejak 24 Juli 2007 hingga 21 September 2007, dengan menjalankan tugasnya.
materi pelatihan meliputi, Pengantar (14 JP), Pengetahuan “Kita melihat modus operandi dari beberapa pihak yang ingin
dan Keterampilan (252 JP) yang meliputi: hukum dan melakukan pelanggaran undang-undang kepabeanan dan cukai
undang-undang (56 JP), taktis teknik penyidikan (102 JP), semakin canggih, untuk ini saya berpesan bahwa diklat PPNS
pelengkap (92 JP), serta Pembulatan (130 JP) yang meliputi: adalah langkah awal dari saudara-saudara sekalian, di lapangan
latihan (120 JP) dan ditambah karya (10 JP). anda harus mulai belajar sendiri kemudian juga mengembangkan
Adapun tenaga pengajar pada Diklat ini melibatkan 22 tenaga diri karena 400 jam pelajaran tidak cukup, untuk ini banyak ilmu
WBC/ATS yang harus kita tempuh
khususnya di dalam kepa-
beanan dan cukai,” pesan
Dirjen.
Lebih lanjut Dirjen me-
nyatakan, kedepan DJBC
mencoba untuk mengura-
ngi kontak person dengan
memanfaatkan teknologi
informasi (IT), untuk itu
PPNS juga harus memaha-
mi IT dan kecenderungan
penyalagunaan IT untuk
tindakan-tindakan yang
menyimpang dari undang-
undang kepabeanan dan
cukai.
“Untuk ini saya mohon
kepada Direktur P2, Kabag
Kepegawaian, dan
Kasubdit Penyidikan, untuk
menempatkan para lulusan
dengan konsisten dan me-
melihara, menjaga lulusan
ini. Biasanya, di Pusdik
mereka berdisiplin baik dan
berprestasi, tetapi begitu di
lapangan banyak godaan
yang harus kita
tanggulangi,” ujar Dirjen.

PETA PENYIDIK DJBC


SAAT INI
DIKLAT PPNS. Perlu pengembangan diri lebih banyak dari lulusan diklat PPNS agar dapat menjadi seorang penyidik Sementara itu menurut
yang handal dalam menjalankan tugasnya. Kasubdit Penyidikan,

38 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS WBC/ATS
Sugeng Apriyanto, jum- ideal banyaknya PPNS di
lah PPNS DJBC saat ini masing-masing KWBC
751 orang (27 orang dan KPPBC paling sedikit
diantaranya wanita), atau lima orang, terdiri dari
kurang lebih tujuh persen satu orang kepala kantor,
dari jumlah pegawai, de- satu orang kepala bidang,
ngan komposisi berda- satu orang kepala seksi,
sarkan struktur jabatan : dan dua orang pelaksana
eselon II 17 orang, eselon penyidik. Selain hal terse-
III 90 orang, eselon IV but, pada saat ini perekrut-
342 orang (4 orang dian- an PPNS baru diutama-
taranya wanita), kelom- kan pelaksana dari golo-
pok fungsional 29 orang ngan IIB ke atas, yang
(3 diantaranya wanita), masih memiliki masa
dan pelaksana 196 orang kerja cukup lama sebagai
(20 orang diantaranya pelaksana penyidik di
wanita). level operasional.
“Pada umumnya di se- Namun, saat ini juga
tiap KWBC dan KPPBC terdapat pejabat eselon III
sudah terdapat PPNS, dan IV dan korlak pada
SONNY SURACHMAN RAMLI. Kepercayaan namun umumnya sudah unit P2, maupun kepala SUGENG APRIYANTO. Idealnya jumlah PPNS
diri akan timbul apabila PPNS dapat berstatus sebagai pejabat KPPBC yang belum sebanyak 10 persen dari jumlah pegawai.
memahami modus dan motif kejahatan atas eselon III dan IV, jadi sa- berstatus PPNS. Status
kasus yang sedang disidiknya. ngat sedikit bahkan tidak PPNS bagi pejabat eselon/kepala KPPBC juga penting, mengingat
ada sama sekali PPNS para pejabat tersebutlah yang akan membuat surat perintah pe-
berstatus pelaksana. Misalnya di KPPBC Tulung Agung, tidak ada nyidikan bagi PPNS bawahannya.
sama sekali pelaksana penyidikannya, adapun pelaksana yang Dengan kondisi demikian, maka DJBC dalam waktu dekat
ada saat ini sudah memiliki golongan kepangkatan cukup tinggi, akan melakukan pemetaan penyebaran PPNS diseluruh KPPBC,
bahkan banyak yang sudah promosi eselon IV,” ujar Sugeng. bahkan jika diperlukan mereposisi PPNS yang ada. Pemetaan ini
Masih menurut Sugeng, saat ini banyak juga pegawai pelak- salah satunya didasarkan pada faktor daerah-daerah yang
sana berstatus PPNS tetapi tidak ditempatkan pada unit yang me- mempunyai potensi tinggi munculnya pelanggaran kepabeanan
laksanakan tugas penyidikan. Tidak mudah pula untuk memerin- dan cukai.
tahkan PPNS yang ditempatkan di luar bidang penyidikan untuk “Tentunya, nanti PPNS yang baru yang belum pernah melaku-
melakukan penyidikan, karena mereka pun memiliki kesibukan kan atau belum pernah membantu melakukan penyidikan, akan
dan beban kerja pada unitnya masing-masing. dilatih/ditandem dengan PPNS yang sudah biasa melakukan
Dengan kendala tersebut, maka tak heran kalau DJBC mera- penyidikan sehingga akan berbagi pengalaman dan ilmunya. Kita
sa selalu kekurangan jumlah penyidik, selain itu kendala tersebut berharap kepada PPNS senior untuk selalu membimbing, mem-
juga dikarenakan proses regenerasi PPNS yang lambat sehingga berikan masukan dan pengalamannya,” jelas Sugeng.
minimnya jumlah pelaksana penyidik. Seperti saat ini, diklat baru
diadakan pada September 2007 dimana 30 orang dinyatakan MUTU DAN KUALITAS PENYIDIK DJBC
lulus, namun mereka masih menunggu proses pengesahan untuk Lalu bagaimana dengan mutu dan kualitas dari PPNS DJBC
mendapat “licence” menyidik (surat keputusan sebagai PPNS) tersebut, apakah sudah cukup handal dalam menjalankan tugas-
dari MenhukHam. Sementara itu diklat yang lalu diadakan tahun nya ? Menurut Kepala Seksi Penyidikan I yang juga merupakan
2003, sebelumnya lagi bahkan tahun 1997. pengajar pada diklat PPNS, Sonny Surachman Ramli, seorang
Dari sejumlah PPNS tersebut, tidak sedikit PPNS yang belum PPNS dapat dikatakan handal, apabila tidak hanya dapat mengu-
pernah melakukan tugas penyidikan, hingga memberkas perkara asai materi hukumnya, tetapi yang lebih utama adalah seringnya
siap dilimpahkan ke Kejaksaan. Hal ini juga bukan dikarenakan PPNS tersebut melakukan proses penyidikan, sehingga dirinya
tidak adanya pelanggaran kepabeanan dan cukai, namun umum- menjadi terbiasa, terampil dan terasah.
nya yang melakukan tugas penyidikan PPNS-nya itu-itu saja. Selain itu, tentunya dalam setiap proses penyidikan seorang
Sehingga saat ini DJBC memandang per- WBC/ATS PPNS akan selalu berhadapan dengan situasi
lu segera dilaksanakan regenerasi PPNS, jika dan kondisi yang berbeda-beda, hal inilah
pada September 2007 telah 30 pegawai yang yang akan memperkaya pengalaman seorang
lulus diklat PPNS, maka pada 2 Oktober PPNS sehingga dapat menguasai materi
2007, DJBC kembali mengirim 120 pegawai hukumnya, juga trik dan tekniknya. Untuk itu,
untuk mengikuti diklat PPNS dengan pola 400 seorang PPNS diperlukan menguasai materi
jam pelajaran, dan direncanakan akan disusul hukum dan pengalamannya, mengingat setiap
sebanyak 60 pegawai/pejabat eselon untuk tindakan PPNS dapat dipraperadilankan.
mengikuti diklat PPNS dengan pola 100 jam Proses penyidikan dapat berupa pelanggaran
pelajaran. HAM yang dilegalkan dan diatur menurut
“Idealnya jumlah PPNS sebanyak 10 per- undang-undang.
sen dari jumlah pegawai. Saat ini apabila dili- “Terkait dengan diklat PPNS, maka jika
hat dari penyebarannya berdasarkan struktur melihat silabus materi teori pendidikan
jabatan eselon IV unit yang menangani bidang PPNS, dapat dikatakan cukup untuk menja-
penyidikan (Kasi P2 di KPPBC dan Kasi Pe- di PPNS namun belum dapat dikatakan be-
nyidikan di KWBC), 64 persen sudah bersta- nar-benar menjadi seorang penyidik, kare-
tus PPNS. Namun apabila penyebarannya na setelah mengikuti diklat PPNS pegawai
dilihat dari aspek kewilayahan, dirasakan be- akan mendapat pengesahan dari
lum ideal. Ada beberapa KWBC dan KPPBC MenhukHam sebagai pegawai yang berkua-
yang kegiatan penyidikannya relatif banyak, lifikasi PPNS, namun hanya menguasai
tapi jumlah PPNS sangat minim, begitupun materi dan teori saja,” ungkap Sonny.
sebaliknya,” kata Sugeng. CERAH BANGUN. Pendidikan saja tidak Sementara itu Sugeng menambahkan, se-
Untuk itu Sugeng menambahkan, jumlah cukup untuk menjadi seorang penyidik. orang PPNS dapat dikatakan sebagai benar-

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 39


PENGAWASAN

Peraturan Kepabean-
an dan Cukai (PPKC)
mengatakan, sangat
relatif dikatakan
pegawai telah siap
menjadi PPNS hanya
berdasarkan kepada
materi dan subtansi
yang diperoleh
selama diklat PPNS.
“Dalam imple-
mentasi penyidikan,
masih diperlukan ke-
mampuan-kemam-
puan atau keteram-
pilan yang tidak di-
peroleh di diklat
PPNS, seperti bagai-
mana melakukan un-
der cover, observasi,
interview, dan survel-
lance untuk meng-
ungkap suatu kasus.
Keterampilan
tersebut bisa dipero-
leh dari pengalaman
di lapangan, oleh
karena itu kemampu-
an tersebut harus di-
cari dan dikembang-
kan oleh penyidik,”
ujar Cerah Bangun.
benar seorang penyidik, apabila dirinya sering terjun langsung Sementara itu menurut Sonny, kepercayaan diri seo-
melakukan proses penyidikan dari awal sampai akhir proses, se- rang PPNS akan timbul apabila memahami modus dan
hingga dirinya terbiasa, terbentuk, terampil dan terasah. Jika perlu motif kejahatan atas kasus yang sedang disidiknya, dan
mengantarkan surat panggilan sendiri, karena kemungkinan saja memang sudah terbiasa melakukan tugas penyidikan.
sewaktu mengantarkan surat pangilan ke lokasi seseorang yang Oleh karena itu, seorang PPNS dituntut untuk memahami
dipanggil, seorang penyidik mendapat petunjuk baru yang dapat setiap perkembangan peraturan dan proses kepabeanan
menjadi bahan informasi tambahan dalam proses pemeriksaannya. dan cukai.
Karena saat ini ada anekdot, seorang PPNS enggan diperin- “PPNS juga dituntut untuk memiliki motivasi dan komitmen
tahkan untuk menyidik dengan alasan dirinya sejak lulus diklat tinggi sehingga kurangnya kemauan dapat teratasi, hal ini dapat
belum pernah melakukan proses penyidikan, atau dirinya tidak dilakukan dengan kerjasama tim penyidik yang solid, saling
ditempatkan pada unit yang tugasnya melakukan penyidikan. membantu, melengkapi kekurangan, bertukar pikiran memberi-
Salah seorang lulusan terbaik pada diklat PPNS yang baru kan masukan, informasi dan pengalaman, serta didukung ke-
saja dilaksanakan, Cerah Bangun, yang juga merupakan Kepala tersediaan dana operasional yang memadai. Koordinasi dengan
Seksi Bantuan Hukum pada Direktorat Penerimaan dan pihak terkait juga perlu dilakukan terus menerus,” kata Sonny.
WBC/ATS WBC/ATS

PENYIDIKAN. Memiliki effort yang sangat besar, sehingga membutuhkan RUMAH TAHANAN. DJBC hanya memiliki dua rumah tahanan, yaitu di
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dana, dan keluarga. Kantor Pusat dan Kanwil Tanjung Balai Karimun

40 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


KENDALA
Jika diklat telah dilaksanakan, lalu pemetaan juga te- Dalam Satu Bulan
lah dijalankan. Lalu apakah kendala yang krusial bagi
tugas penyidikan di DJBC saat ini. Menurut Sugeng, ken-
KPPBC Soekarno-Hatta
Tegah 23 Kasus

Barang
dala terberat yang dihadapi umumnya datang dari dalam
diri PPNS sendiri, yaitu kurangnya kemauan dan keperca-
yaan diri dalam melaksanakan tugasnya.
Seorang PPNS harus bisa mengungkap fakta yang didu-
kung oleh bukti dan alat bukti yang cukup, bahwa seseorang
memang “pantas” diduga telah melakukan perbuatan pidana.
Proses pengungkapan fakta inilah yang menguras energi,

Ilegal
pikiran, tenaga, biaya, dan waktu. Tidak jarang PPNS harus
bekerja diluar jam kantor yang dapat mengorbankan pikiran
dan waktu buat keluarganya.
Selain faktor diri PPNS itu sendiri, kendala lain yang diha-
dapi oleh penyidikan saat ini adalah, faktor sarana pendu-
kung. Pada umumnya KPPBC tidak memiliki sarana/tempat
untuk menahan orang (cabang rumah tahanan), sehingga
harus menitipkan tersangka untuk dilakukan penahanan di
Rumah Tahanan Negara (Rutan). Namun kondisi tersebut
masih menguntungkan jika lokasi Rutan berada pada satu Dalam kurun waktu satu bulan, Kantor
lokasi dengan KPPBC, jika tidak, maka memerlukan effort lagi Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
untuk membawa ke Rutan terdekat.
“Umumnya pihak Rutan hanya mau ketitipan tahanan
(KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta, berhasil
pada hari dan jam kerja, apabila seseorang dikenakan menegah lima kasus replika senjata api (Senpi),
status tahanan pada Jum’at malam, otomatis PPNS nya 11 kasus telepon selular, dan delapan kasus
dan tersangka yang ditahan harus bermalam bersama- kosmetik dan obat-obatan ilegal.
sama di KPPBC sampai dengan Senin pagi, untuk

K
dititipkan di Rutan. Potensi masalah tersebut adalah,
keamanan tersangka bahkan PPNS itu sendiri. Bahkan PPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta kini menemukan
pernah dilaporkan kepada kami, ada pihak Rutan yang modus baru dalam upaya penyelundupan
belum memahami jika DJBC mempunyai PPNS yang telepon selular. Temuan modus didasari atas
dapat menitipkan tahanan di Rutan,” ungkap Sugeng. tegahan yang berhasil dilakukan terhadap 3.238
Kini, DJBC baru saja mendapatkan keputusan pcs atau sebelas temuan kasus penyelundupan
MenhukHam nomor: M.10-PR.07.03 tahun 2007 tanggal telepon selular, selama periode 20 Agustus 2007 hingga
11 Juli 2007 tentang tempat tahanan pada Kantor Pusat 24 September 2007, dengan setimasi nilai keseluruhan
DJBC Departemen Keuangan sebagai Cabang Rumah sebesar Rp.2,3 milyar. Tegahan ini terungkap berkat kerja
Tahanan Negara (Cabang Rutan). Tempat tahanan di KP keras dan ketelitian petugas dalam menilai penampilan
DJBC telah ditetapkan sebagai Cabang Rumah Tahanan penumpang.
dari Rumah Tahanan Negara kelas I Jakarta Pusat. Dan Menurut Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2)
hal ini, masih dalam proses pembahasan penyelarasan KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, Eko Dharminto, pada salah
menuju tahap operasionalnya, mengingat ketentuan tugas satu kasus telepon selular ilegal, tersangka telah menyiapkan
dan fungsi rutan harus mengacu pada keputusan Menteri pakaian khusus agar dapat memasukan telepon selularnya
Kehakiman no. 04.UM.07.03 tahun 1985 tentang secara ilegal ke Indonesia, dan dengan terlebih dahulu mem-
organisasi dan tata kerja rutan dan Rupbasan (Rumah pelajari situasi yang ada, sehingga tersangka mensiasatinya
penyimpatan benda sitaan negara). dengan menyiapkan pakaian khusus.
“Kendala lainnya saat ini adalah, KPPBC tidak memiliki “Ini merupakan modus baru yang kita temukan khusus
tempat khusus untuk menyimpan barang bukti penyidikan. WBC/ATS
untuk upaya pemasuk-
Tidak jarang pula Rupbasan dalam kondisi sudah penuh, me- an telepon selular
nolak menerima barang lagi untuk disimpan,” papar Sugeng. ilegal yang biasanya
Bahkan dalam proses penyerahan tahap II (penyerah- hanya melalui kopor.
an tersangka dan barang bukti) ke Kejaksaan, pihak Ke- Dengan pakaian khu-
jaksaan malah menitipkan kembali barang bukti kepada susnya ini, tersangka
PPNS mengingat Rupbasan sudah penuh dan tempat berusaha memasukan
penyimpanan barang bukti di kantor Kejaksaan pun tidak 100 psc telepon
memadai. Tentunya dalam kedua kondisi tersebut, diper- selular tanpa diberita-
lukan lagi pengawasan dan perawatan dari PPNS-nya. hukan dengan benar
Penyidikan memang suatu tugas mulia yang penuh kepada petugas,” jelas
dengan tantangan, namun tugas penyidikan juga memiliki Eko.
effort yang sangat besar, sehingga mengakibatkan Lebih lanjut Eko
banyak pegawai yang enggan untuk menggelutinya. Akan menjelaskan, selain
hal tersebut, DJBC akan berupaya semaksimal mungkin tegahan telepon
agar effort yang sangat besar menjadi tantangan yang selular tersebut, pada
menarik, sehingga DJBC memiliki jumlah ideal dari PPNS periode 20 Agustus
sekaligus pemetaan yang merata. 2007 hingga 24 Sep-
Selain itu, DJBC juga akan mengeluarkan buku tember 2007, KPPBC
panduan tentang penyidikan yang berisikan teknik-teknik Tipe A1 Soekarno-
penyidikan beserta contoh kasus yang telah ada, dan Hatta juga berhasil
buku ini lebih dikenal dengan julukan “Buku Hitam”. menegah barang
Dengan buku hitam diharapkan dapat menjadi guidance EKO DHARMINTO. Selama satu bulan impor kategori barang
bagi para penyidik dalam menjalankan tugasnya sehingga ada 23 kasus yang berhasil ditegah oleh larangan dan pemba-
apa yang diharapkan dapat terwujud dengan benar. adi petugas KPPBC Soekarno-Hatta.. tasan, baik yang masuk

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 41


PENGAWASAN
WBC/ATS
dewasa dan kadal yang
seluruhnya berjumlah
80 ekor, dibawa oleh
penumpang berkewar-
gakenegaraan Indone-
sia yang datang dari
Kuala Lumpur Malasia
dengan menumpang
pesawat KLM rute
Amsterdam-Kuala Lum-
pur-Jakarta.
Menurut Kasi P2
KPPBC Bandara Soe-
karno-Hatta Eko Dar-
minto, keberhasilan
pihaknya menegah
masuknya ke-80 ekor
reptil dari Kuala Lum-
pur yang kesemuanya
dalam keadaan hidup
tersebut bermula pada
pemerikaan X-ray ter-
hadap sebuah kardus
yang berisi seperti dua
buah speaker aktif.
Pada pemeriksaan X-
ray lanjut Eko, pihak-
nya melihat adanya
sebuah benda yang
MOBILE X-RAY. Kembali beroperasi dengan target khusus barang penumpang domestik yang penerbangannya high risk. mencurigakan sehing-
ga memaksa petugas
melalui terminal kedatangan penumpang, maupun melalui untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap kardus yang
kantor pos tukar udara dengan menggunakan paket kirim- berisi dua buah speaker aktif tersebut.
an pos. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada speaker
Adapun hasil tegahan tersebut adalah, kosmetik dan aktif tersebut, didalamnya terdapat kotak-kotak plastik
obat-obatan asal Cina sebanyak delapan kasus dengan dan beberapa karung kecil yang berisi reptil-reptil terse-
jumlah 105,94 kg, yang keseluruhannya dilakukan but. Guna pemeriksaan lebih lanjut, petugas Bea dan
dengan modus tidak diberitahukan dengan benar dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menyerahkan tersangka
belum mendapat ijin dari Badan POM. Selain itu ada juga beserta barang bukti kepada pihak Balai Karantina Banda-
tegahan replika senjata api (Senpi)/airsoftgun dan spare- ra Soekarno-Hatta.
part, sebanyak lima kasus atau sebanyak delapan koli Penyerahan kasus tersebut beserta dengan tersangka
yang keseluruhannya diberitahukan dengan tidak benar dan barang bukti kepada pihak karantina lanjut Eko, dika-
dan belum mendapat ijin dari POLRI. renakan tindakan yang dilakukan tersangka melanggar
“Untuk replika senpi dan obat-obatan kita tidak meng- Undang-Undang Karantina dan bukan melanggar
hitung berapa nilainya karena barang-barang tersebut Undang-Undang Kepabeanan. Sementara 80 jenis reptil
masuk kedalam kategori larangan dan pembatasan, tersebut diteliti oleh pihak Karantina dari kemungkinan
sehingga barangnya langsung kita tegah. Sedangkan un- adanya penyakit yang membahayakan satwa di Indonesia.
tuk telepon selular karena memiliki nilai ekonomis maka DOK. KPPBC SH
kita hitung kerugian negaranya, yang kemudian peruntuk-
annya menunggu keputusan Menteri Keuangan,” papar
Eko.
Selain beberapa tegahan tersebut, Eko juga menjelas-
kan kalau petugas pada 8 September 2007 berhasil
menegah masuknya alat penyadap yang dibawa oleh
penumpang asal Malaysia dengan pesawat MH-723, yang
rencanannya akan ditujukan ke Kedutaan Malaysia.
“Alat penyadap yang bernama Universal Monitoring
System (UMS), merupakan alat untuk menyadap
percakapan baik melalui telepon selular maupun telepon
biasa, dan barang tersebut adalah barang yang dapat
masuk melalui jalur diplomatik sehingga dapat bebas bea
masuk dan pajak lainnya, namun kali ini alat tersebut
dibawa oleh seorang yang non diplomatik,” ujar Eko.

TEGAH REPTIL DALAM SPEAKER AKTIF


Tidak lama setelah press realease mengenai tegahan
barang illegal yang dilakukan oleh Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai selama satu bulan, Pada 5
Oktober 2007, petugas Bea dan Cukai Bandara
Soekarno-Hatta kembali melakukan penegahan, kali ini
terhadap masuknya hewan reptil dari berbagai jenis asal SPEAKER AKTIF. Tampak petugas membuka speaker aktif yang
Malaysia. Reptil dari jenis Baby tarantula, ular, tarantula digunakan untuk menyembunyikan reptil asal Malaysia

42 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS
Berdasarkan pengaku-
an tersangka lanjut Eko,
barang-barang yang ada
pada tersangka bukan
miliknya. Tersangka lanjut
Eko mengaku hanya diti-
tipkan saja oleh seseo-
rang yang identitasnya
kini sudah diketahui oleh
pihak Karantina.

MOBILE X-RAY
Selain memiliki petu-
gas yang cukup handal
dalam tugasnya, belum
lama ini KPPBC Soekar-
no-Hatta juga mendapat
tambahan fasilitas peng-
awasan yang bertujuan
agar fungsi pengawasan
menjadi lebih efektif dan
efisien lagi. Menurut Eko,
tambahan fasilitas terse-
but berupa Mobile X-Ray,
yang fungsinya dapat
mendukung kinerja petu-
gas di lapangan dalam
mengidentifikasi barang
yang masuk melalui ban-
dara domestik ke Soekar- MODUS BARU. Pakaian khusus menjadi modus baru untuk upaya penyelundupan telepon selular.
no-Hatta.
“Sebenarnya Mobile X-Ray ini bukan barang baru bagi dapat melaksanakan tugas untuk melakukan pengawasan
DJBC, bahkan untuk KPPBC Soekarno-Hatta sendiri barang eks impor yang masuk ke Soekarno-Hatta.
sebenarnya telah menggunakan fasilitas ini sejak tahun Adapun penggunaan Mobile X-Ray pada barang
1993 hingga 1999. Namun sejak tahun 2000 fasilitas penumpang dan kargo domestik, juga telah disahkan oleh
tersebut tidak dipergunakan lagi karena biaya perawatan Undang-Undang nomor 17 tahun 2006 tentang
yang cukup tinggi dan saat itu fasilitas tersebut memang Kepabeanan, yang mana disebutkan untuk barang-barang
kurang men- dapat perhatian,” kata Eko. tertentu diberikan kewenangan kepada DJBC untuk
Lebih lanjut Eko menjelaskan, Di tahun 2007 ini melakukan pengawasan antar pulau. Dengan demikian,
kendaraan tersebut kembali dioperasikan karena cukup KPPBC Soekarno-Hatta berusaha untuk berperan aktif
potensial sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dengan target utama pengawasan adalah barang-barang
terutama berkaitan dengan barang penumpang atau yang membahayakan masyarakat, seperti narkoba.
kargo eks domestik yang merupakan eks impor. “Selain telah diatur oleh undang-undang mengenai
Sebagaimana diketahui untuk barang domestik, DJBC pengawasan antar pulau, penggunaan fasilitas Mobile X-
tidak memiliki alat untuk melakukan X-Ray baik diterminal Ray ini juga karena kita menginginkan suatu kondisi yang
penumpang maupun kargo, maka dengan adanya alat ini lebih baik, sementara itu kendala di lapangan yang cukup
diharapkan DJBC khususnya KPPBC Soekarno-Hatta pelik sehingga kita memerlukan lebih baik lagi perangkat
DOK. KPPBC SH pendukung, nah karena sebelumnya kita telah memiliki
fasilitas ini, sekarang tinggal memperbaikinya lagi dan
mengganti perangkat yang rusak dengan yang baru,” kata
Eko.
Masih menurut Eko, dengan memperbaiki fasilitas yang
ada, maka menjadi lebih efektif ketimbang mengadakan
barang yang baru, karena selain membutuhkan biaya
yang tinggi, waktu pengadaannya pun tentunya cukup la-
ma. Untuk itu Mobile X-Ray yang ada sejak dulu kini lebih
pada perbaikan kembali dan mengganti perangkat yang
rusak dengan yang lebih baik dan canggih.
Dengan kembali berfungsinya Mobile X-Ray tersebut,
maka pengawasan yang dilakukan oleh KPPBC
Soekarno-Hatta menjadi lebih terfokus, khususnya pada
penerbangan yang high risk domestik, seperti Batam,
Pekanbaru, dan Padang yang menjadi daerah resapan
barang eks impor sehingga rawan terhadap masuknya
narkoba.
“Sejak tahun 1993 hingga 1999 tentunya Mobile X-Ray
ini juga telah memiliki report hasil tegahan yang cukup
banyak, sementara untuk saat ini masih belum karena
baru saja penggunaannya. Sementara untuk jumlahnya
tentunya masih sangat kurang namun kita tetap mencoba
REPTIL. Sejumlah kotak yang berisi reptil yang berhasil diamankan semaksimal mungkin untuk jumlah yang ada ini menjadi
petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta efektif,” tandas Eko. adi/zap

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 43


PENGAWASAN
WBC/ATS
Kuswandono dilakukan ber-
dasarkan hasil kegiatan inte-
lejen yang dilakukan petugas
Bidang Penindakan dan Pe-
nyidikan KPU Tipe A Tanjung
Priok.
Kesepuluh kontainer yang
diduga kayu ebony illegal ter-
sebut terbagi dalam dua do-
kumen Pemberitahuan
Ekspor Barang (PEB) yang
kesemuanya dilakukan oleh
PT PUR dengan penerima
Shanghai Jia Dian Int’l Tra-
ding Co Ltd dengan tujuan
China. Pengiriman lima kon-
tainer pertama kayu tersebut
berhasil digagalkan pada 2
Oktober 2007 dan lima
kontainer kedua digagalkan
pada 4 Oktober 2007.
Kayu-kayu tersebut lanjut
Agung, berasal dari Sulawesi
EKSPORTASI KAYU ILLEGAL. Kepala KPU Agung Kuswandono, menerangkan kronologis eksportasi kayu illegal
yang diduga jenis ebony kepada pers. yang dikirimkan melalui Sura-
baya dengan tujuan akhir pe-
labuhan Tanjung Priok untuk
KPU Tipe A Tanjung Priok selanjutnya dikirim ke China.
Kecurigaan petugas terhadap

Gagalkan Ekspor Kayu


eksportasi ilegal tersebut,
berawal dari keganjilan pada

Gelondongan Ilegal
pencantuman nomor Harmo-
nized System (HS) Gold and
Silver Ore atau bijih emas
dan bijih perak yang tidak te-
pat pada kontainer-kontainer
PT. PUR diduga mencoba memanfaatkan waktu tersebut guna menghindari
menjelang hari raya yang diperkirakan pengawasan terhadap aturan larangan dan pemba-
barang impor dan ekspor akan melonggar. tasan dari pemerintah.
Atas kecurigaan tersebut,

P
maka dikeluarkan Nota Hasil
etugas Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Tipe Intelejen (NHI) atas partai barang ekspor dimaksud yang
A (KPU) Tanjung Priok Jakarta, berhasil menggagal- dilanjutkan dengan penerbitan instruksi pemeriksaan fisik
kan eksportasi 10 kontainer berisi kayu gelondongan barang dan akan dilakukan koordinasi dengan Badan
illegal yang diduga jenis Ebony menuju China. Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK) dalam pelaksanaan
Penggagalan tersebut menurut Kepala KPU Agung pemeriksaan untuk menentukan jenis kayu tersebut.
WBC/ATS PT. PUR lanjut Agung,
diduga mencoba memanfa-
atkan waktu menjelang hari
raya, yang diperkirakan
pengawasan terhadap ba-
rang impor dan ekspor akan
melonggar. Sepuluh
kontainer yang berisi 150
M 3 kayu ilegal tersebut,
hingga berita ini diturunkan
masih berada dikawasan
Terminal Kontainer Pelabuh-
an Tanjung Priok Jakarta
untuk proses penyelidikan
dan penyidikan.
Eksportasi ilegal terse-
but merugikan negara sebe-
sar Rp.7,5 Miliar, sementara
aturan yang dilanggar ada-
lah pasal 102A huruf (b) Jo
pasal 103 huruf (a) Undang-
Undang Nomor 17 tahun
2006 tentang Kepabeanan,
dimana tersangka dikenai
sanksi penjara maksimal 10
tahun dan denda maksimal
BARANG BUKTI. Dua dari 10 kontainer yang berisi kayu eboni ilegal yang gagal dikirim ke China Rp.5 Miliar. zap

44 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


WBC/ATS
keseluruhan Rp. 2.790.000.000, 5 rim @ 500 lem-
bar @ 120 keping pita cukai palsu, HJE senilai Rp.
3.550 dengan nilai keseluruhan Rp. 1.065.000.000.
Selain itu juga diamankan, 212 lembar @120
keping pita cukai palsu HJE Rp.3.550 dengan nilai
keseluruhan Rp.90.312.000. Dan, 172 lembar @
120 keping pita cukai palsu HJE Rp.4.650 dengan
nilai keseluruhan Rp. 95.976.000. Termasuk
peralatan pendukung percetakan (pelat pelapis,
tinta dan lain-lain).
“Dari semua barang bukti tersebut, nilai pita
cukai yang dipalsukan mencapai lebih dari Rp. 4,5
milyar. Dan berdasarkan pengakuan tersangka,
mereka baru beroperasi selama satu tahun, dengan
pesanan seminggu rata-rata diperkirakan lima rim
(300.000 keping). Sehingga, diperkirakan nilai pita
cukai palsu dari tindak pidana ini, rata-rata dalam
seminggi mencapai Rp.1,06 milyar hingga Rp.1,4
milyar,” ujar Nasir Adenan . Namun, kalau melihat
kapasitas produksi mesin cetak tersebut, yang bisa
memproduksi 60 rim (30.000 ribu lembar/3,6 juta
keping) setiap 8 jam per hari per mesin, maka nilai
pita cukai yang dipalsukan tersebut dalam satu
DIAMANKAN. Kakanwil DJBC Jakarta, Nasir Adenan saat memperlihatkan 16 rim pita cukai
palsu siap edar yang berhasil diamankan tim P2 Kanwil DJBC Jakarta. minggu bisa mencapai antara Rp.89 sampai de-
ngan Rp.117 milyar (tergantung HJE-nya). Selain
itu, dari seluruh kasus yang ditangani Kanwil DJBC

Pita Cukai Palsu Jakarta yang sudah P21 sebanyak 5 kasus.


Sementara itu Direktur Jenderal Bea dan Cu-

Senilai Rp 4,5 Milyar


kai, Anwar Suprijadi pada gelar acara press rele-
ase di Kanwil DJBC Jakarta menyatakan, prestasi
yang cukup gemilang dari Kanwil DJBC Jakarta
ini, merupakan kerja keras dari seluruh jajaran
Ditegah Kanwil DJBC Jakarta Kanwil Jakarta dalam memberantas pemalsuan
pita cukai, karena dengan keberhasilan ini, penda-
patan negara dari cukai akan bertambah karena
Kanwil DJBC Jakarta kembali menunjukan prestasi yang yang melanggar menjadi semakin sedikit.
cukup gemilang, dengan berhasil menegah mesin cetak “Kedepan DJBC akan melaksanakan operasi
bersama dengan Kepolisian, dan ini sudah kami
pita cukai palsu dan puluhan rim pita cukai palsu. sepakati antara DJBC dan Kapolri. Sedangkan dae-
Dengan prestasi ini, maka negara berhasil diselamatkan rah yang cukup rawan untuk peredaran pita cukai
dari kerugian sekitar Rp.4,5 milyar. palsu ini adalah Jawa Tengah mulai dari Tegal hing-
ga Jepara, dan daerah sekitar Jawa Timur. Sementa-

T
ra, untuk Pulau Sumatera itu di daerah Palembang
egahan yang berawal dari adanya informasi masyara- dan untuk Pulau Sulawesi itu di daerah Makassar,” papar Dirjen.
kat akan tindak pidana di bidang cukai dan ditindaklan- Dengan berhasil ditegahnya para tersangka pembuat
juti dengan kegiatan surveillance oleh tim P2, akhirnya pita cukai palsu ini, maka para tersangka dinyatakan telah
berhasil mengamankan tujuh orang tersangka dengan melanggar pasal 55 huruf b Undang-Undang Nomor 39 tahun
barang bukti berupa tiga mesin cetak dan puluhan rim 2007 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 tahun
pita cukai palsu siap edar. 1995 tentang Cukai, dengan ancaman hukuman pidana
Menurut Kepala Kanwil DJBC Jakarta, Nasir Adenan, dari penjara antara 1 hingga 8 tahun, dan pidana denda antara 10
informasi yang diberikan oleh masyarakat tersebut, tim P2 hingga 20 kali nilai cukai yang seharusnya dibayar. adi
langsung bergerak ke alamat yang dituju, yaitu daerah Teluk WBC/ATS
Gong Jakarta Barat. Di daerah ini tim P2 Kanwil Jakarta, berhasil
mengamankan tersangka Sdr. EM dan UD, dengan barang bukti
berupa dua rim (120.000 keping) pita cukai palsu dengan HJE
senilai Rp. 4.650/keping dengan nilai keseluruhan mencapai Rp.
558.000.000.
“Dari penyidikan kedua tersangka tersebut, berhasil ditangkap
lima pelaku lainnya, dan dari hasl penyidikan, para tersangka
diketahui tidak bekerja sendiri namun mempunyai jaringan pita
cukai palsu yang berujung pada tempat percetakan pita cukai pal-
su, yaitu CV. SA, dengan alamat di Kali Baru Jakarta Pusat. Dan,
dari CV tersebut kita berhasil mengamankan pelaku lainnya, yaitu
Sdr. W, Sdr. EA, dan Sdr. R,” ungkap Nasir Adenan. Saat ini dari
tujuh tersangka, enam orang diantaranya telah dititipkan di Rutan
salemba.
Lebih lanjut Nasir Adenan menjelaskan, dari CV. SA ini berha-
sil diamankan juga antara lain, 18 negatif film, untuk mencetak
pita cukai palsu (HJE senilai Rp.4.650 dan Rp.3.550 per keping),
tiga unit mesin cetak merk Oliver made in German, 10 rim (1 rim =
500 lembar yang masing-masing lembarnya berisi 120 keping MESIN CETAK PITA CUKAI PALSU. Dalam waktu 8 jam, mesin ini dapat
pita cukai palsu), HJE senilai Rp.4.650 per keping dengan nilai membuat 60 rim pita cukai palsu.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 45


KOLOM


kacangan yang kita pamerkan, akan ditertawain !! Geng lain
punya ilmu macan nggereng, kok dipamerin ilmu segitu, lha rak
diemplok malang tenan sampeyan !!
POKOKNYA SEMUA W, kata bukunya Weakness atau kelemahan. Apa saja
YANG MUMPUNG- sih semua kelemahan geng, seperti jumlah anggota yang
minim, terlalu necis dan tidak pantas untuk duduk di warung
MUMPUNG kaki lima swalayan, maunya diladeni dan ditemani nona-nona
DITAMPUNG, berambut bule, maunya dikudhang, baru dibelai semenit
saja langsung pulas, belum pengalaman nyopir di ibu kota,
Oleh : SEMAKIN BANYAK gaptek, dan lain-lain. Biar jelek, ndesoni, malu-maluin, nggak
Fauzan SEMAKIN apa-apa, tulis saja. Nggak usah sampeyan sembunyiin, tutup-
tutupin, bahaya Mas !! Sekali kena elusan Mak Reot, maunya
UNTUNG... perkasa, malah kelenger geng sampeyan !!
Toh ini rahasia geng sendiri dan tidak mungkin akan kita


bocorkan ke geng lain, bisa bubar kita !! Mari kita permalukan diri
sendiri, sebelum dipermalukan orang lain.
O, kata bukunya Opportunity atau peluang, kesempatan,
mumpung... Di luar kantor ada apa sih ? Mari kita data, semua
yang masih mumpung, belum terlanjur bawa mobil, hari Kamis
Kita Boleh Saja Berencana, biasa ada famili yang andhok di warung itu, hari Jumat biasanya
Tapi Hanya
boss ke luar kota, jam segini jalanan belum macet, belum banyak

BOSS
pelanggan di warung, dan lain-lainnya. Pokoknya semua yang
mumpung-mumpung ditampung, semakin banyak semakin
untung, karena akan semakin banyak pilihan keputusan nantinya
yang dapat digantung. Maksudnya untuk dipilih mas, bukan untuk
dipelototi atau divideokan, bisa heboh !!
T, kata bukunya Threats atau ancaman, hambatan. Di luar
ada kemungkinan ancaman atau hambatan nggak sih, kalau kita
ke warung ? Seperti teror bom, copet, preman, tempat parkir
Yang Boleh Memutuskan sempit dan tidak aman, banyak anak kecil dan besar yang suka
main gores mobil, razia kendaraan, hujan dan becek, ada geng
lain yang lebih sakti, kantong tebal, belum pesan makanan, dan
sebanyak mungkin ancaman yang mungkin terjadi. Biar kecil

H
ancaman itu, datain saja. Nggak rugi kok, ingat, biar kecil sebesar
ewan banyak bengong dan tidurnya sehabis makan pasir, kalau masuk mata, ya merah dan pedih juga mata
kenyang, besok urusan besok, masa bodoh, nggak sampeyan. Nggak enak makan, suasana jadi penuh haru dan
usah dipikir. Tuhan Maha Pemurah, ada hari ada kasihan, pesta makan jadi nggak karuan.
mangsa, ada makanan. Ono dino ono upo, kata
Mbah Ronggo dari Kediri. Nah, setelah semua sewot tadi kita data habis, baru kita
Bagi manusia tidak demikian. Sehabis makan enak, ia aturlah rencanakan strategi menuju warung, untuk makan enak.
berpikir, apa makanan enak untuk besok ? Siapa yang enak Pertama, strategi untuk memanfaatkan O, peluang atau
dimakan ? Siapa yang bayar ? Apa-siapa... kesempatan yang ada, dengan memobilisasi aji mumpung:
Nah untuk memenuhi rasa kepuasan dan keinginannya 2 S atau kekuatan.
itu, jadilah ia, bersiasat membuat perencanaan, mengatur Mumpung belum terlanjur bawa mobil, lihat dulu berapa
strategi. Mau makan enak, lihat dulu kondisi yang ada, baik jumlah anggota geng yang mau makan enak. Lima orang ada
intern maupun ekstern : Avanza, 7 orang ada APV, 10 orang bawa 2 Avanza. OK,
sarana tidak masalah. Cek kondisi mobil, laik jalan, syukur.
Kondisi Intern, seperti seberapa kuat sih duit, perut, dan Ragu-ragu, manfaatkan montir dinas, cek dan servis mobil,
tenaga kita untuk makan enak besok ? Apa ada ijin keluar gratis biaya dinas.
kantor, berapa banyak anggota geng yang mau dibawa, Mumpung hari Kamis, ajak anggota yang punya famili, biar
adakah sarana yang bisa dipakai untuk mencapai warung bisa nego, dan alhamdulillah makan enak gratis.
yang dituju, atau prasarana barang kali, seperti dapur maupun Mumpung hari Jumat, ngabur aja, nggak perlu izin Boss, yang
bahan-bahan yang dibutuhkan bila kita mau masak sendiri. penting dalam jam istirahat.. Bila Boss ada, ya baik-baik saja
minta izin beliau.
Kondisi Ekstern, seperti apa ada geng lain yang juga punya Mumpung jalanan belum macet, warung belum banyak
maksud makan enak di luar kantor atau mau masak di dapur pelanggan, ada persiapan dini, kesepakatan anggota. Begitu
dalam waktu yang bersamaan ? Amankah jalan yang dilewati, sirene istirahat, langsung naik mobil dan tancap gas.
tidak macet, banjir. Tersediakah sarana, mobil, sepeda motor, Tapi, ada anggota yang masih sibuk dengan game-nya, bantu
ojek, atau omprengan. Amankah warung yang dituju, adakah rame-rame menyelesaikannya, gotong royong-lah !!
copet atau premannya, bagaimana kalau ketemu anak-bini, Tapi, anggota alergi warung kaki lima swalayan, yaaa.... dari
adakah famili yang bakal ketemu di warung ? awal dong rencana warung tujuan ditetapkan, jangan
berdebat sekarang. Habis dah waktu istirahat dan akal sehat
Jadi untuk berencana mau makan enak saja, kita harus makan enak.... nikmat..
mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada. Yah,
istilahnya sewot gitu lah !! Kalau menurut bukunya, sewot itu 2 W atau kelemahan.
dapat digambarkan sebagai berikut: Tapi, siapa yang bayar? Biar pelit, kalau patungan bayar
S, kata bukunya Strength atau kuat, sakti. Apa saja sih daftar sendiri-sendiri mau kan?
semua kesaktian geng yang dapat kita pamerkan kepada orang Tapi, kalau bayar sendiri-sendiri, nggak asyik dong, nggak
di luar geng, seperti ilmu pencak silat, ilmu kebal, ilmu totok, ilmu bisa merasakan nikmatnya semua masakan yang dipesan
ngathok, kantong tebal, bahkan kalau perlu muka tebal pun dapat ? Ya pesan makanan bermacam-macam, makan rame-
kita pamerkan. Nggak apa-apa, semua itu akan dapat kita manfa- rame, bon dibagi rata gitu dong !! Ini baru namanya kerja
atkan dalam beberapa situasi tertentu. Jangan ilmu wedhus sama, sinergi...,

46 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


Tapi, bagaimana jika ada ang-
gota yang pulas di warung ?
Ya bangunin, atau sebelum
ke warung, latih fisik dulu,
suruh push up 1000 kali, lari
keliling kampung, gebukin
badannya paling tidak
selama sebulan, sehingga
jadi kebal dan tidak akan
mempan belaian. Bila masih
mempan juga, kasih baju
tebal orang Eskimo atau
pinjemin baju dari NASA.
Lho, kok masih mempan
juga ? Kalo begitu, ndableg
namanya, ya tendang saja
dari keanggotaan geng !!

Kedua, strategi menghadapi T,


ancaman atau hambatan yang
mungkin terjadi, dengan:
2 S atau kekuatan.
Bagaimana kalau ada bom
teroris ? Ya manfaatkan ahli
militer, elektronik, dan kimia
kita, kerja sama menjinak-
kan bom. Bagaimana jika
ada preman apa copet ? Ya
anggota yang punya ilmu
bela diri suruh maju mengha-
dapinya. Bagaimana jika
mobil tidak aman dari gores-
an ? Ya ambil posisi makan
dekat mobil dong !! Mau
aman mobil, ya mestinya
cari posisi tempat duduk di
dekatnya, jangan dari keja-
uhan, Cuma bisa melototi
dan ngegerundel saja.
Bagaimana jika ada razia
kendaraan ? Ya pakai ken-
daraan dinas yang masih
komplit surat-suratnya, sopir
anggota yang punya SIM
dan seterusnya. Bagaimana
kalau hujan dan becek ? Ya
pakai jas hujan pembagian
dinas, lepas sepatu, jinjing,
dan pakai lagi di warung.
Bagaimana kalau waktunya
mepet ? Ya pesan makanan
sebelumnya, gunakan
fasilitas yang ada, telepon
kantor, HP, faksimili, clening
service, jangan cuma lingak-
linguk, ah gampang itu nanti..., sambil jalan saja..., bisa seterusnya ... ? Ya sebelumnya kita harus cari strategi untuk
nggak makan sampeyan !! menghadapinya...

2 W atau kelemahan. Nah setelah semua yang kita rencanakan dengan


Bagaimana jika anggota lemah, tidak mampu menghadapi berbagai strategi, yakin tidak ada yang luput dari segala
ancaman bom, preman, atau copet ? Ya sebelum berangkat, pengamatan, maka dengan bertegap dada, langkah pasti,
latih dulu kemampuan anggota, panggil Jet Lee untuk melatih menyongsong hari H.
kungfu Shao Lin, Rambo untuk menjinakkan bom, Nenek
Lampir untuk ilmu mantera, Gatutkaca untuk ilmu kebal, Pen- Tepat jam 11.00, sejam sebelum jam istirahat, hari H, terde-
deta Durna untuk bersiasat, Henry Kissinger untuk bernegosi- ngar anouncer mengumumkan: “Bahwa sehubungan dengan.....
asi, dan masih banyak pakar yang dapat kita panggil. yang dilanjutkan dengan acara makan siang bersama, maka
Bagaimana jika ternyata harga naik dan uang nggak cukup ? seluruh anggota geng diwajibkan hadir dan tidak diperkenankan
Ya kalau maunya menu ikan bawal bakar, ganti dengan ikan meninggalkan kantor sampai acara selesai. Tertanda Boss”.
bandeng bakar. Menu iga bakar, ganti dengan tempe bakar. (Ya..., nasi kotak lagi...).
Masih sama-sama bakaran, bumbu sama, Cuma beda rasa
sedikit kok !! Yang penting kita nikmati bersama. Penulis adalah Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai,
Bagaimana jika..., bagaimana jika..., bagaimana jika..., dan Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 47


48 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 49
50 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 51
52 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 53
54 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 55
56 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 57
58 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 59
60 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 61
62 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 63
KOLOM


PIB berbeda.
Alasan dan maksud apa yang mendasari kata-kata
“hanya berlaku untuk PIB bersangkutan” tidak perlu
SEYOGYANYA, dibahas atau diperdebatkan lebih jauh. Namun, jika
PENETAPAN KEMBALI menggunakan “logical thinking”, akan tampak hal-hal
yang tidak lazim atau ekstrimnya agak menyimpang dari
OLEH LEMBAGA alur pikir logis/normal.
KEBERATAN DAPAT DI Misalnya, pengguna jasa mengajukan keberatan
terhadap penetapan nilai pabean oleh PFPD ke lembaga
UP-DATE DALAM yang lebih tinggi. Kemudian, keberatan tersebut
Oleh : DATABASE diproses, dan diputuskan untuk diterima oleh lembaga
Nasir NASIONAL …
yang lebih tinggi (KP-DJBC). Artinya, lembaga keberatan
Adenan
menerima bahwa pemberitahuan nilai pabean si importir/
pengguna jasa memang merupakan nilai transaksi yang


Customs
sebenarnya (actually paid or payable). Jadi, ada
pengakuan dari lembaga keberatan/banding bahwa harga
yang diberitahukan adalah benar (sebagai harga
transaksi).
Oleh karena itu, diluar kelaziman bila dikatakan bahwa
penetapan tersebut hanya berlaku untuk PIB
bersangkutan. Sebaliknya bahkan, si importir seharusnya

Valuation :
berhak memberitahukan harga yang sama pada importasi
berikutnya untuk barang identik/serupa yang diperoleh
dari penjual yang sama. Besar kemungkinannya, untuk
importasi pada 2-3 bulan berikutnya harganya akan lebih
rendah dari harga pada saat pertama kali diimpor

Sekedar
misalnya; adanya pergantian musim yang mengakibatkan
terjadi obral, barang reject, cuci gudang, atau modelnya
sudah out of date (kecuali ada kenaikan harga global
Otokritik 2 akibat memburuknya perekonomian dunia; resesi, inflasi,
stagflasi dll). Yang tidak lazim lainnya adalah untuk apa
lembaga keberatan/banding dibentuk jika penetapannya
hanya bersifat insidentil/temporer.

N
Di negara hukum manapun di dunia, penetapan
ilai pabean memang merupakan sumber perdebatan lembaga yang lebih tinggi berkekuatan hukum tetap,
yang tak ada hentinya, dan memang asyik untuk diper- kecuali jika yang dirugikan mengajukan banding ke
debatkan sepanjang itu mencari kebenaran. Mengutip lembaga tertinggi. Sayangnya lagi, keputusan/penetapan
peribahasa dari Thomas Huxley yang mengatakan bah- diterimanya keberatan itu tidak pernah dimasukkan dalam
wa masalahnya, bukan pada siapa yang benar, melain- database harga nasional (up-dating harga), sehingga
kan apa yang benar. Karena itu, menyambung tulisan mengenai berulang-ulang “notul” selalu terjadi untuk importasi
masalah nilai pabean beberapa waktu yang lalu, barang identik/serupa oleh importir yang
dipandang perlu untuk menambahkan atau ber-
bagi (sharing) pendapat mengenai pemahaman

nilai pabean) lembaga yang lebih tinggi atas


keberatan/banding yang diajukan oleh importir/
pengguna jasa kepabeanan hanya berlaku un-
tuk PIB bersangkutan.

PABEAN, INDONESIA

DITUNJUK SEBAGAI
sama dari penjual yang sama. Lucu
memang, kalau dikaitkan dengan
yang mengatakan bahwa keputusan (penetapan UNTUK MASALAH NILAI peribahasa yang mengatakan “takkan dua
kali orang tua kehilangan tongkat” artinya,
jangan sampai melakukan kesalahan yang
ADALAH NEGARA YANG sama, atau keledai tidak akan terperosok
pada lubang yang sama.
Seyogyanya, penetapan kembali oleh
KEBERATAN NILAI PABEAN DAN COORDINATING COUN- lembaga keberatan dapat di up-date dalam
APLIKASINYA TRY DI ASEAN database nasional, baik itu menerima
Hasil putusan terhadap keberatan nilai keberatan bersangkutan ataupun


pabean yang diajukan oleh pengguna jasa penetapan kembali, dan benar-benar
kepabeanan kepada lembaga yang lebih difungsikan sebagai “risk assessment tool”
tinggi (keberatan/banding) prinsipnya ada 2 jenis kepu- (bukan sebagai pembanding, salah kaprah yang
tusan : keberatan diterima atau keberatan ditolak. Untuk selamanya dipahami. Untuk diketahui bahwa berdasarkan
keberatan yang diterima, berarti pemberitahuan nilai pa- Metode 1, data yang hanya dapat digunakan sebagai
bean/harga oleh pengguna jasa adalah benar, sedangkan pembanding adalah data yang ada pada PIB importasi
untuk keberatan yang ditolak mempunyai hasil keputusan, sebelumnya dan, ini yang paling penting, atas inisiatif si
pertama, ditolak dan menerima penetapan nilai pabean importir bukan bea cukai) dimana PFPD mempunyai
PFPD, atau kedua, ditolak dan ditetapkan kembali (lebih banyak alternatif rujukan harga. Sehingga PFPD dapat
rendah atau lebih tinggi dari penetapan PFPD). menetapkan harga terendah ( metode 2 dan metode 3 )
Keputusan-keputusan oleh lembaga yang lebih tinggi, dari berbagai alternatif yang ada dalam database harga
selama ini melekat (embedded) atau ditambah embel- nasional.
embel “hanya berlaku untuk PIB bersangkutan”, artinya,
keputusan lembaga keberatan/banding hanya berlaku MALFUNCTION DAN AKIBATNYA
untuk importasi barang-barang yang dipermasalahkan Malfunction (gagal fungsi) penetapan harga ini adalah
nilai pabeannya pada PIB yang diajukan tersebut. berawal dari adanya instruksi yang juga gagal fungsi,
Dengan kata lain, tidak berlaku untuk importasi artinya, ada pimpinan yang memberi instruksi bahwa
barang-barang identik/serupa (yang diimpor oleh penetapan harga harus mengacu (baca: sesuai) dengan
importir/pengguna jasa yang sama, dan dibeli dari database harga dengan toleransi 5% lebih rendah. Ini
penjual yang sama), yang diajukan setelah itu dengan kemudian diterjemahkan oleh PFPD, yang mencari aman,

48 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


OPINI


bahwa nilai pabean ditetapkan berdasarkan database
harga nasional. Dengan kata lain, digunakan sebagai
mekanisme untuk menetapkan harga minimum (yang
jelas dilarang oleh undang-undang). PENDAPAT UMUM
Disamping itu, terkadang adanya intervensi- ‘ORANG AWAM’
intervensi yang menambah beban psikologis bagi
PFPD. Ini menyimpang dari sasaran GATT Valuation PERPAJAKAN
Agreement yang menginginkan sistim nilai pabean BAHWA BEA MASUK
yang adil, seragam dan netral. Sehingga
profesionalisme PFPD selaku petugas yang DAN CUKAI TIDAK
berwenang menetapkan nilai pabean menjadi mandul, Oleh: LAIN ADALAH
ironis memang ! Agus
Akibatnya, penerapan nilai pabean menjadi tidak Cahyono, PAJAK JUGA ...
pandang bulu, tidak melihat apakah barang tersebut S.E., Ak.,
diimpor oleh importir produsen, perorangan, pedagang
ataupun perusahaan PMA, PMDN dan lain-lain,
sepanjang harga/nilai pabeannya lebih rendah dari
database harga, maka akan dikenakan “notul”
(parahnya, notul tersebut seringkali tidak sama antara
PFPD yang satu dengan PFPD yang lain, walaupun
barangnya sama, dengan importir yang sama, dan
penjual yang sama). Tidak perlu meneliti atau
M.Si

Bea Masuk, Cukai dan Pajak


Dalam Rangka Impor (PDRI),

Suatu Pajak
berkomunikasi dengan importirnya ( yang sebenarnya
dimandatkan pasal 1 Agreement on Implementation
of Article VII of GATT) untuk mengetahui apakah
harga pada PIB benar-benar merupakan harga

Atas Pajak ?
transaksi atau tidak.
Sebetulnya, masih ada mekanisme yang dapat
dilakukan baik oleh bea cukai maupun pengguna jasa
(inipun kalau pintu komunikasi masih terbuka), yakni,
kepala kantor dapat membatalkan “notul”(SPKPBM)
tersebut jika pengguna jasa dapat membuktikan
bahwa harganya merupakan harga transaksi. Jadi,

M
importir/pengguna jasa tidak perlu mengajukan
keberatan ke lembaga yang lebih tinggi, sehingga embaca salah satu rubrik dalam Warta Bea Cukai
dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. edisi April 2007 mengenai pengenalan Bea dan
Cukai bagi Mahasiswa Pascasarjana Universitas
PENUTUP Airlangga, Surabaya, Program Magister Akuntansi
Sebagaimana disinggung di atas, otokritik ini tidak yang salah satu mata kuliahnya adalah
dimaksudkan untuk mencari siapa yang benar/salah, Kepabeanan dan Cukai mengingatkan penulis pada saat
melainkan apa yang benar/ menyelesaikan tugas akhir. Umumnya di program pasca


PENERAPAN

MENJADI TIDAK kunci


salah. Jadi anggap saja sebagai
kritik membangun, karena ada
… AKIBATNYA, peribahasa yang mengatakan
bahwa orang mulia menyalahkan
dirinya, orang bodoh
NILAI PABEAN menyalahkan orang lain.
Dalam hal nilai pabean, kata
untuk menyelesaikan
sarjana perguruan tinggi lain dengan minat studi perpajakan,
‘ilmu’ Kepabeanan dan Cukai bukanlah merupakan mata
kuliah tersendiri tetapi hanya merupakan bagian silabus dari
mata kuliah perpajakan.
Pendapat umum ‘orang awam’ perpajakan bahwa Bea Masuk
dan Cukai tidak lain adalah pajak juga, maka tidak heran bila
sang pembimbing dengan semangatnya mengajukan pertanyaan
yang harus penulis jawab dan uraikan mengenai apakah
PANDANG perselisihan antara pengguna sebenarnya Bea Masuk dan Cukai itu, bukankah Bea Masuk dan
BULU … jasa kepabeanan dan bea cukai, Cukai tidak lain merupakan bagian dari pajak itu sendiri atau da-
adalah komunikasi (dalam arti lam kata lain bila terdapat pajak atas barang impor (PDRI) dapat


positif) antara kedua belah dikatakan terjadi pajak atas pajak?
pihak. Artinya, bukan menutup ‘Pajak atas pajak’ yang dimaksud si penanya yang nota-
pintu untuk berkomunikasi guna penyelesaian bene pengajar sekaligus praktisi perpajakan bukanlah double
masalah. taxation sebagaimana dikenal dalam hukum pajak internasio-
Yang perlu diingat dan digarisbawahi, bahwa untuk nal khususnya kesepakatan mengenai penghindaran pajak
masalah nilai pabean, Indonesia adalah negara yang berganda (P2B) melainkan persepsi pajak dalam negeri.
ditunjuk sebagai coordinating country di ASEAN. Nampaknya tidak sulit untuk membedakan definisi bea
Semua perubahan mengenai nilai pabean sebaiknya masuk, cukai dan pajak pada umumnya namun ternyata me-
dilaporkan ke WCO, sebagaimana yang pernah merlukan pemahaman yang mendalam untuk menjelaskan-
dilakukan pada waktu lalu. Karena itu, jika ada nya secara sistematis. Tulisan ini bukan dimaksudkan seba-
penerapan nilai pabean yang menyimpang dari GATT gai sesuatu yang pasti benar tetapi lebih merupakan pema-
Valuation Agreement, tentunya dapat mencoreng haman penulis yang masih jauh dari memiliki pengalaman
kompetensi dan kapabilitas Indonesia. dan pengetahuan yang luas, namun paling tidak telah
Seandainya banyak pendapat yang mengatakan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi penanya
bahwa suatu ketentuan menabrak ketentuan yang dalam memenuhi rasa ingin tahu kerangka sistematisnya.
lebih tinggi, seyogyanya ketentuan tersebut Apalagi seiring dengan berjalannya waktu, semakin tidak
dievaluasi. Karena kalau tidak, dengan menggunakan mudah untuk mendefinisikan makna pajak dengan baik
hirarki hukum, maka ketentuan yang lebih rendah tanpa terlebih dahulu berbekal pengetahuan tentang hukum,
akan batal demi hukum. ekonomi, politik, sosiologi, filsafat dan sebagainya yang
Penulis adalah Kepala Kanwil DJBC Jakarta melatarbelakangi dasar hukum terbentuknya pajak.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 49


OPINI

Sebagaimana menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. arti dan fungsi tersendiri yang berkesinambungan dalam ter-
bahwa pajak merupakan gejala sosial dan hanya terdapat dalam jadinya utang pajak (Rochmat Soemitro, 2004:139).
masyarakat hukum yaitu masyarakat yang mempunyai hubungan Dalam merealisasikan pajak-pajak negara, di Indonesia
timbal balik antara individu dan masyarakat dengan melekat hak dikenal lembaga pelaksanaan pajak yang lazimnya disebut
dan kewajibannya (2004:1), oleh sebab itu maka pemungutan lembaga administrasi pajak yang terdiri dari Direktorat
pajak yang dilakukan negara ditetapkan berdasarkan undang- Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam sebagai bagian dari Departemen Keuangan.
rangka memenuhi aspek yuridisnya. Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan pemungutan
Definisi pajak menurutnya sebagaimana dikutip oleh Santoso pajak berdasarkan hukum pajak formal yang pokok-pokoknya
Brotodihardjo, S.H. (Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, diatur dalam Undang-undang Nomor: 6 tahun 1983 tentang
2004:4) “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasar- Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
kan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada telah mengalami dua kali perubahan yaitu dengan Undang-
mendapat jasa-imbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat undang Nomor: 9 Tahun 1994 dan terakhir dengan Undang-
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran undang Nomor: 16 Tahun 2000.
umum.” Definisi tersebut telah diperbaharui menjadi, “Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melaksanakan pe-
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara mungutan pajak berdasarkan hukum pajak formal tersendiri
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan yang masing-masing diatur dalam Undang-undang Nomor:
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang
membiayai public investment.” (Mohammad Zain, 2005:11). Nomor: 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-
undang Nomor: 39 tahun 2007 tentang Perubahan atas Un-
Ditinjau dari jenis pajak yang ada di Indonesia, pajak dapat dang-undang Nomor: 11 tahun 1995 tentang Cukai.
digolongkan dalam tiga golongan yaitu menurut sifat, sasaran/ Menurut Mohammad Zain (2005:12), jenis pungutan bea
objek, dan lembaga pemungutnya: dan cukai dikategorikan sebagai pajak tidak langsung.
a. Menurut Sifatnya Adapun pengertian bea adalah, “Pungutan yang dikenakan
Jenis-jenis pajak menurut sifatnya dapat dibagi dua yaitu atas suatu kejadian atau perbuatan yang berupa lalulintas
pajak langsung yaitu adalah pajak-pajak barang dan perbuatan lainnya berdasarkan
yang bebannya harus dipikul sendiri oleh
Wajib Pajak; dan pajak tidak langsung
yaitu pajak yang bebannya dapat dilimpah-
kan kepada orang lain dan hanya dikena-
kan pada hal–hal tertentu atau peristiwa-
peristiwa tertentu saja, misalnya Pajak Per-
tambahan Nilai.
b. Menurut Sasaran/Objek

MEMAKSA UNTUK
KEPERLUAN NEGARA
ketentuan peraturan perundang-undangan,
bea dapat berupa bea masuk yang dipu-
“PAJAK DAN PUNGUTAN ngut atas barang–barang yang dimasukkan
LAIN YANG BERSIFAT ke dalam daerah pabean berdasarkan
harga atau nilai barang tersebut (tarif ad
valorum) atau berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan.”
Sedangkan cukai ialah, “Pungutan yang
Menurut sasarannya, jenis-jenis pajak da- DIATUR DENGAN dikenakan atas barang-barang tertentu,
pat dibagi dua yaitu pajak subjektif yaitu UNDANG-UNDANG” berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
jenis pajak yang dikenakan dengan perta- undangan dan biasanya barang konsumsi.
ma-tama memperhatikan keadaan pribadi (AMANDEMEN UU DASAR Cukai dapat berupa cukai tembakau, cukai
Wajib Pajak (subjeknya). Setelah diketahui 1945, PASAL 23A) rokok, cukai gula, cukai alkohol, cukai minum-
keadaan subjeknya barulah diperhatikan an keras dan lain-lainnya”.


keadaan objektifnya sesuai daya pikul apa- Secara yuridis, definisi bea masuk
kah dapat dikenakan pajak atau tidak, dalam Undang-undang Nomor: 17 tahun
misalnya pajak penghasilan; dan pajak objektif yaitu jenis 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 10
pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan/ tahun 1995 tentang Kepabeanan adalah, “pungutan negara
melihat objeknya baik berupa keadaan perbuatan atau berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap
peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar barang yang diimpor.” Sedangkan bea keluar adalah,
pajak. Setelah diketahui objeknya barulah dicari subjeknya “pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang
yang mempunyai hubungan hukum dengan objek yang telah dikenakan terhadap barang ekspor.” Kepabeanan sendiri
diketahui, misalnya Pajak Pertambahan Nilai. dalam undang-undang tersebut disebutkan sebagai, “segala
c. Menurut Lembaga Pemungut sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu-
Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak dapat dibagi lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta
dua jenis yaitu Pajak Pusat yang dipungut oleh pemerintah pemungutan bea masuk dan bea keluar”.
pusat yang dalam pelaksanannya dikelola oleh Direktorat Mengenai cukai, dalam Undang-undang Nomor: 39 tahun
Jenderal Pajak (DJP) seperti Pajak Penghasilan, Pajak Per- 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 11
tambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, tahun 1995 tentang Cukai disebutkan bahwa “Cukai adalah
Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak/Bea Perolehan Hak atas pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang
Tanah dan Bangunan dan Bea Materai; dan yang dikelola tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) seperti Bea ditetapkan dalam undang-undang ini.”
Masuk, Bea Keluar dan Cukai. Sebagai salah satu peserta dalam acara sosialisasi Undang-
Sedangkan Pajak Daerah adalah jenis pajak yang dipu- undang tentang Cukai belum lama ini, penulis sempat mendapat
ngut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaan pertanyaan dari peserta lain mengenai definisi Cukai yang
sehari-hari dilakukan oleh Dispenda (Dinas Pendapatan merupakan ’pungutan negara’, padahal istilah itu sudah ada sejak
Daerah), seperti Pajak Daerah Tingkat I dan Pajak Dae- Undang-undang Nomor: 11 tahun 1995 diundangkan bahkan ka-
rah Tingkat II. lau tidak salah jauh sebelum itu di dalam Ordonansi Cukai. Kalau
kita perhatikan definisi bea masuk, bea keluar, dan cukai
Berkaitan dengan lembaga perpajakan, dengan memaha- memang tidak menggunakan terminologi ’pajak’ atau ’pajak nega-
mi lembaga-lembaga perpajakan yang ada maka akan lebih ra’ melainkan ’pungutan’ atau ’pungutan negara’.
mudah memahami arti dan fungsi pajak dalam masyarakat. Dalam Undang-undang Dasar 1945 (Hasil Amandeman)
Istilah “lembaga” yang dimaksud adalah sebagai permulaan khususnya pasal 23A yang berbunyi, “Pajak dan pungutan
atau asal mula perpajakan, atau juga acuan (cetakan) atau lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
titisan (asal) yang sudah melembaga, menjadi suatu dengan undang-undang” (Redaksi Sinar Grafika,2002: 16).
kesatuan yang mempunyai bentuk tertentu yang mempunyai Maka secara eksplisit definisi bea masuk, bea keluar, dan cu-

50 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


kai bukanlah termasuk pajak walaupun secara implisit adalah Kena Pajak, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai yang
jenis pajak juga karena menurut penafsiran penulis bahwa dipungut menurut Undang-undang ini”.
’pungutan lain yang bersifat memaksa’ dalam pasal tersebut Pada pasal 15 ayat (1) Undang-undang Nomor: 17 tahun
dimaksudkan untuk penerimaan negara dari sektor bukan 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 10 tahun
pajak (PNBP). Mungkin ’pungutan negara’ yang dimaksud da- 1995 tentang Kepabeanan menyebutkan bahwa, “nilai pabean
lam Undang-undang Kepabeanan dan Cukai adalah pungut- untuk penghitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari barang
an ’duties’ sebagaimana diuraikan di bawah ini. yang bersangkutan”. Sedangkan dalam pasal 6 ayat 2 Undang-
undang Nomor: 39 tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-
HUBUNGAN ANTARA PAJAK, BEA DAN CUKAI undang Nomor: 11 tahun 1995 tentang Cukai, disebutkan bahwa,
Hubungan antara pajak negara yang dipungut oleh Direktorat “Harga Dasar yang digunakan untuk perhitungan cukai atas ba-
Jenderal Pajak dan “kewajiban” bea masuk/bea keluar dan cukai rang kena cukai yang diimpor adalah nilai pabean ditambah bea
yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai saling masuk atau harga jual eceran”, artinya harga dasar yang diguna-
berkaitan erat dapat kita lihat melalui pemahaman istilah kan adalah nilai impor, yaitu nilai pabean ditambah bea masuk
“kewajiban” dan pemahaman ketentuan perundangan yang ada. atau dapat juga harga jual eceran (biasanya harga jual eceran
Dalam praktek perdagangan internasional lazim dikenal telah memperhitungkan nilai pabean, bea masuk dan biaya-biaya
adanya istilah customs duties atau diterjemahkan sebagai lain yang timbul dalam pengimporan serta margin keuntungan).
’kewajiban pabean’ yang di Indonesia saat ini dikenal adanya bea Dengan demikian dalam perhitungan suatu barang impor,
masuk dan bea keluar dan istilah excise duties yang hubungan antara Dasar Pengenaan Pajak (UU Pajak) dan
diterjemahkan sebagai ’kewajiban cukai’ atau ’cukai’. Istilah Nilai Pabean (UU Kepabeanan) adalah bahwa Dasar Penge-
’duty’ atau jamaknya ’duties’ dalam literatur disebutkan sebagai : naan Pajak untuk penghitungan PPN, PPnBM dan PPh 22
Duty, asal mulanya, ialah suatu pembayaran yang adalah jumlah Nilai Impor yaitu nilai pabean (biasanya kon-
diwajibkan, terutama suatu pembayaran yang harus dilunasi disi term cif) ditambah dengan bea masuk dan cukai. Jadi
kepada pemerintah. Seperti yang sekarang dipakai, ialah Pajak dalam Rangka Impor berupa PPN, PPnBM dan PPh
suatu pembayaran pajak yang dipungut atas barang-barang atas impor (Pasal 22) yang dipungut oleh Ditjen Bea dan Cu-
import atau export. Pada hakekatnya, suatu duty adalah pajak kai dikenakan dengan dasar nilai pabean ditambah duties
yang sebenarnya dipungut, sedang suatu yang dibebankan atas barang tersebut.
TARIFF itu adalah daftar atau tabel, dasar,
atau tingkat pajak itu, Jadi dalam teks ini,
pelbagai penggolongan-penggolongan dan
jenis tariffs atau duties dimasukkan dan
didefinisikan di bawah TARIFF (Abdurrach-
man, 1991:359).

Dalam TheFreeDictionary, istilah duty


DALAM
“PRAKTEK
PERDAGANGAN
Bagaimana kedudukan pajak, bea
masuk dan cukai dalam APBN? Dalam
Undang-undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang ditetapkan setiap
tahun bermacam jenis pajak dan pungutan
INTERNASIONAL LAZIM negara secara skematis dikelompokkan
DIKENAL ADANYA ISTILAH dalam beberapa golongan. Jenis pungutan
bea dan cukai masing-masing
dalam ilmu ekonomi sebagai berikut : CUSTOMS DUTIES ATAU dikelompokkan tersendiri, kedudukan cukai
“In economics, a duty is a kind of tax, DITERJEMAHKAN adalah sebagai bagian dari pajak dalam
often associated with customs, a negeri yaitu semua penerimaan negara
payment due to the revenue of a state, SEBAGAI ’KEWAJIBAN yang berasal dari pajak penghasilan, pajak
levied by force of law. Properly, a duty PABEAN’ ... pertambahan nilai barang dan jasa, pajak
differs from a tax in being levied on penjualan atas barang mewah, pajak bumi


specific commodities, financial transac- dan bangunan, bea perolehan hak atas ta-
tions, estates, etc, and not on individu- nah dan bangunan, cukai dan pajak lainnya.
als; thus it is right to talk of import duties, excise duties, Sedangkan bea masuk merupakan bagian dari pajak
death or succession duties, etc, but of income tax as perdagangan internasional yaitu semua penerimaan negara
being levied on a person in proportion to his income. yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
(Farlex, Inc, www.thefreedictionary.com:2006). Kesimpulan penulis dari uraian di atas adalah : (1) bahwa
secara hukum fiskal sesungguhnya bea masuk/bea keluar
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa duty lebih ditekankan dan cukai merupakan pajak negara namun secara hukum
kepada hal yang berhubungan dengan kepabeanan atau aktifitas formal telah menjadi lembaga perpajakan yang berdiri sendiri;
impor/ekspor yaitu memasukkan/mengeluarkan barang dari/ke (2) Sementara orang ada yang berpendapat terjadinya ‘pajak
luar negeri yang dikenakan terhadap barang tertentu atau atas pajak’ terhadap Pajak dalam Rangka Impor (PDRI)
transaksi keuangan tertentu yang tidak bersifat individual (subjek- kiranya dapat dijelaskan dengan penggunaan istilah ‘pajak
tif). Sehingga atas impor barang tertentu yang termasuk dalam atas duties’. Kedua hal tersebut sesungguhnya telah
barang kena cukai dari luar negeri selain dikenakan bea masuk didukung oleh aturan perundang-undangan yang memadai.
juga dikenakan cukai. Sebaliknya, terhadap produk dalam negeri Demikian sekedar opini dari penulis mengenai kaitan Bea
yang dikenakan cukai, apabila diekspor atau dikirim ke luar negeri Masuk, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor sebagai suatu
dapat dimintakan pengembalian cukainya. terminologi ibarat dua sisi keping mata uang yang tak dapat
Hubungannya dengan Undang-undang Pajak, sebagai dipisahkan. Kiranya masukan, kritik atau tanggapan dapat
pajak objektif yang berkaitan dengan Barang Kena Pajak disampaikan melalui e-mail: aguscahyono@indosat.net.id.
yaitu PPN dan PPnBM, sebagaimana diatur dalam Penulis akan menerima dengan senang hati, terima kasih.
Undang-undang nomor 8/1983 jo nomor 11/1994 jo 18/
2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa DAFTAR PUSTAKA
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah disebutkan Abdurrachman A.1991. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan.
Jakarta: Pradnya Paramita.
dalam ketentuan umum bahwa, “Dasar Pengenaan Pajak Farlex. 2006. www.thefreedictionary.com. New York : Farlex, Inc
adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton. 2004:Edisi Revisi. Hukum Pajak.
Ekspor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Jakarta: Salemba Empat.
Redaksi Sinar Grafika. 2002. UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses
Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap. Jakarta: Sinar Grafika.
untuk menghitung pajak yang terutang”. Sedangkan Nilai Soemitro, Rochmat dan Dewi Kania Sugiharti. 2004. Asas dan Dasar
Impor adalah, “nilai berupa uang yang menjadi dasar Perpajakan I, Edisi Kedua (Revisi). Bandung: Refika Aditama.
penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya Zain, Muhammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam per- Penulis adalah Kepala Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen,
aturan perundang-undangan Pabean untuk impor barang KPPBC Tipe A4 Bontang

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 51


OPINI


UNTUK IMPORTASI
YANG BERISIKO
TINGGI TIDAK

Pemeriksaan
MUNGKIN KALAU
Oleh : HANYA DISERAHKAN

Barang
Wirawan KEPADA SEORANG
Sahli PEMERIKSA SAJA


S
ewaktu bertugas saya sering terlibat diskusi dengan Korlak disitu tetapi ia tidak diberikan wewenang apa-apa.
rekan-rekan sekerja tentang peranan unit P2 Penunjukkan petugas pemeriksa saja dilakukan oleh
(Penindakan dan Penyidikan). Ada beberapa rekan komputer. Jadi tidak punya wewenang untuk mengatur atau
berpendapat telah terjadi overlapping atau bahkan memimpin disitu. Ia tidak bisa misalnya memerintahkan dua
duplikasi dalam tugas unit P2 karena dalam praktek atau tiga orang pemeriksa bersama-sama memeriksa satu
pemeriksaan barang impor, petugas P2 ikut memeriksa kontainer yang berisi 30 jenis barang karena siapa
barang padahal sudah ada petugas pemeriksa dari Seksi pemeriksa yang bertugas sudah ditunjuk langsung oleh
Pabean yang khusus ditunjuk untuk itu. Di lapangan selalu komputer. Jadi barang yang mudah dan yang sulit
ada petugas P2 Kantor Pelayanan yang ikut memeriksa memeriksanya, yang berisiko tinggi dan yang berisiko rendah
mendampingi petugas pemeriksa. Malah kadang-kadang ada sama-sama diperiksa satu orang petugas saja. Tentu saja ini
juga petugas dari Bidang P2 Kantor Wilayah dan petugas menimbulkan kerawanan di lapangan.
Direktorat P2 Kantor Pusat. Jadi ada empat orang sekaligus
memeriksa barang. Ada yang berpendapat hal ini tidak PEMERIKSAAN BERSAMA
efisien, terlalu banyak orang dikerahkan jadi ada tenaga Sejak saya masuk Bea Cukai tahun 1973 saya lihat pola
mubazir. pemeriksaan barang disini sudah dilakukan secara individual.
Uraian tugas P2 adalah melakukan kegiatan intelejen, Kepala Hanggar (sekarang Korlak) menunjuk siapa yang
pencegahan, penindakan, penegahan dan penyidikan, jadi bertugas memeriksa barang apa dan yang ditunjuk untuk
seharusnya tidak dilibatkan dalam pemeriksaan barang. memeriksa suatu party barang hanya seorang saja setiap
Pemeriksaan barang yang bersifat rutin ditangani seksi party. Apakah jumlah barang seratus peti atau satu peti sama
pabean. Berdasarkan peraturan yang berlaku petugas P2 saja diperiksa oleh seorang pemeriksa.
bisa melakukan pemeriksaan barang berdasarkan nota Setelah ada gebrakan pemberantasan penyelundupan
intelejen yang dibuatnya sendiri dan melakukan pemeriksaan Operasi 902 pada tahun 1976 hampir semua barang impor
sendiri tanpa melibatkan petugas seksi pabean. Hasilnya diperiksa bersama-sama unit P2. Kepala Hanggar dalam
juga harus dipertanggungjawabkan sendiri. Tetapi penunjukan pemeriksa selalu menambahkan klausul
kewenangan ini jarang dilakukan oleh petugas P2 di diperiksa bersama-sama P2. Akhirnya terjadi hambatan
lapangan. dalam pemeriksaan barang karena jumlah petugas P2
Terlibatnya P2 dalam pemeriksaan fisik kemungkinan terbatas sehingga seringkali petugas pemeriksa dari Seksi
karena tidak jelasnya direktorat apa yang bertanggungjawab Pabean sudah siap memeriksa barang harus menunggu
membina dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan fisik. petugas P2 yang pontang panting harus lari kesana kemari
Direktorat Teknis Kepabeanan tidak secara eksplisit karena banyaknya barang yang harus diperiksa. Maklum
menyebutkan adanya tugas ini, demikian juga Direktorat P2. waktu itu belum ada jalur hijau, jadi semua barang diperiksa
Uraian tugas Direktorat Teknis Kepabeanan adalah tanpa kecuali termasuk milik importir yang berisiko rendah.
menyiapkan perumusan kebijakan, standarisasi dan Waktu itu petugas pemeriksa dan petugas P2 sama-sama
bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan di bidang impor menandatangani nota pemeriksaan jadi kalau ada kesalahan
dan ekspor, identifikasi dan klasifikasi barang, tarif bea dalam pemeriksaan mereka berdua yang harus
masuk dan nilai pabean. bertanggungjawab.
Sedangkan tugas Direktorat P2 adalah menyiapkan Pemeriksaan bersama ini tentu saja menimbulkan
perumusan kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis, keluhan dari kalangan importir karena pelaksanaannya
dan evaluasi pelaksanaan di bidang intelejen, penindakan menyeluruh untuk semua barang. Karena adanya keluhan
pelanggaran peraturan perundang-undangan dan penyidikan akhirnya hanya diberlakukan untuk 9 jenis barang yang
tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pelaksanaan berisiko tinggi saja. Malah kemudian dihapuskan oleh Inpres
intelejen dalam rangka pencegahan pelanggaran peraturan 4 Tahun 1985 yang memangkas kewenangan Bea Cukai
perundang-undangan kepabeanan dan cukai. dalam memeriksa barang. Jiwa Inpres itu adalah
Dari uraian tugas dua direktorat itu tidak ada yang tegas penyederhanaan prosedur dan pemeriksaan bersama itu
menyebutkan adanya tugas pembinaan atau pemberian dianggap hambatan yang menyulitkan importir dalam
bimbingan dalam pemeriksaan barang. Namun dalam mengurus barangnya sehingga harus dihilangkan. Tetapi
praktek Direktur Jenderal selalu menanyakan dan menegur peran P2 sebagai unit pengawasan di lapangan itu tetap ada
Direktur P2 jika dirasakan pemeriksaan fisik di lapangan tidak walaupun secara resmi tidak ikut memeriksa barang dan
berjalan semestinya sehingga sering P2 ikut turun tangan tidak ikut tandatangan di nota pemeriksaan.
dalam pemeriksaan barang. Karena disini tidak ada mekanisme pemeriksaan oleh
Disamping itu, mungkin ikut sertanya petugas P2 beberapa orang dibawah Seksi Pabean maka yang muncul
memeriksa barang karena situasi di lapangan dimana tidak adalah pemeriksaan oleh unit kerja pabean bersama-sama
ada yang mengkoordinasikan para pemeriksa. Memang ada dengan unit P2. Bahkan sekarang bersama-sama juga

52 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


dengan petugas Inspektorat Jenderal jika melakukan spot- diperiksa oleh empat orang. Memang disana ada juga yang
check. Spot-check yang seharusnya dilakukan setelah diperiksa oleh satu orang saja dalam hal barang yang
barang keluar dari pelabuhan ternyata dalam prakteknya diperiksa satu macam atau untuk parsel yang ukuran kecil
dilakukan bersama-sama dengan pemeriksaan barang oleh seperti di kantor pos.
seksi pabean didalam pelabuhan. Jadi berapa banyak pemeriksa yang dikerahkan
Keterlibatan petugas P2 dalam pemeriksaan barang disini tergantung tingkat kesulitan dan tingginya risiko atas
terjadi secara alamiah saja, tidak ada peraturan yang importasinya. Hal ini diatur oleh petugas setingkat Korlak di
mendasari. Bahkan kalau kita lihat tatalaksana pabean di lapangan yang bertanggungjawab atas pemeriksaan barang.
bidang impor disebutkan kalau pemeriksaan barang impor Tugas pemeriksaan barang disana merupakan
oleh satu orang pemeriksa yang ditunjuk dan namanya tanggungjawab bersama satu kelompok yang dipimpin oleh
tercetak secara otomatis dalam instruksi pemeriksaan. seorang Korlak.
Terlibatnya petugas P2 memeriksa barang mungkin karena Kalau kita disini menyamakan semua pemeriksaan
kebiasaan yang sudah ada sejak dulu dan juga karena barang, besar kecil, mudah atau sukar, kontainer atau parsel
kondisi mengharuskan. Kondisi dimana banyak barang tidak kecil diperiksa satu orang dan dianggap sebagai tugas dan
diberitahukan seluruhnya dalam dokumen dan sering tidak tanggungjawab individual. Kalau terjadi kesalahan dalam
terliput oleh seorang pemeriksa karena jumlah dan jenis menjalankan tugas menjadi tanggungjawab satu orang itu
barang yang sangat banyak dalam satu kontainer. Situasi ini saja.
yang menyebabkan turut sertanya petugas P2 memeriksa Mekanisme untuk mengerahkan lebih dari satu pemeriksa
barang meskipun sudah ada pemeriksa yang ditunjuk dalam untuk memeriksa satu party barang itu memang diperlukan.
sistem. Untuk importasi yang berisiko tinggi tidak mungkin kalau
Seperti telah disinggung didepan biasanya Direktur hanya diserahkan kepada seorang pemeriksa saja. Di negara
Jenderal menegur dan memerintahkan Direktur P2 untuk manapun untuk barang berisiko tinggi pasti akan dikerahkan
turun ke lapangan jika dirasakan pemeriksaan barang terlalu lebih dari satu orang dan pejabat setingkat korlak yang
longgar. Hal ini menyebabkan P2 ikut menangani menentukan berapa banyak pemeriksa yang harus
pemeriksaan fisik. Uraian tugas dan fungsi Direktorat P2 dikerahkan untuk memeriksa barang.
yang membidangi intelejen, pencegahan dan penindakan Peraturan yang ada sampai saat ini adalah satu
pelanggaran undang-undang pabean dan cukai dan pemeriksa untuk satu PIB (Pemberitahuan Impor Barang).
penyidikan dianggap lebih sesuai untuk mengatasi masalah Menurut hemat saya kita mesti meninjau ulang konsep kita
pemeriksaan barang dilapangan dibandingkan uraian tugas tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan hanya oleh satu
dan fungsi Direktorat Teknis Kepabeanan. orang saja tanpa memperhatikan tingkat kesulitan atau tinggi
Selama ini Direktorat Teknis Kepabeanan hanya dianggap rendahnya risiko. Sistem pemeriksaan kita yang sudah kita
sebagai unit kerja yang menyiapkan dan membuat peraturan terapkan sejak bertahun-tahun yang lalu sudah seharusnya
di bidang impor dan ekspor saja. Memang tidak ada uraian diperbaharui.
tugas yang tegas menyebutkan adanya wewenang membina Harus ada panduan dan sistem yang memungkinkan satu
dan mengawasi pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik di PIB diperiksa oleh beberapa pemeriksa bersama-sama
kantor pelayanan menjadi tugas seksi pabean tetapi di kantor berdasarkan penunjukkan Korlak. Kelompok-kelompok kerja
pusat tidak jelas direktorat apa yang menangani dan bertugas pada tingkat korlak ini harus dibangun yang solid dan
jika ada suatu masalah dalam pemeriksaan fisik di lapangan. menjadikan tugas pemeriksaan barang ini menjadi tugas
Dengan adanya pemeriksaan bersama seksi kolektif bukan dianggap tugas individual seperti sekarang ini.
pabean dan seksi P2 memang menimbulkan masalah beban
tanggungjawab kalau ada kesalahan dalam pemeriksaan KEPEMIMPINAN PADA LEVEL BAWAH
karena mereka berada dalam unit kerja yang berbeda. P2 Dahulu waktu Kepala Hanggar masih diberi wewenang
yang seharusnya memeriksa barang sendiri berdasarkan menunjuk pemeriksa seringkali di lapangan ada praktek yang
nota intelejen ternyata malah tidak pernah melakukan hal itu. tidak sehat misalnya pembagian pekerjaan yang tidak
Mereka malah lebih memilih memeriksa bersama petugas merata. Ada pemeriksa yang mendapat satu kali tugas
seksi pabean. pemeriksaan ada yang sudah dapat tiga kali pemeriksaan.
Dalam Undang-Undang Kepabeanan dikenal adanya Ada yang mendapat tugas memeriksa partai yang besar-
pemeriksaan barang setelah diajukan pemberitahuan impor besar dan ada yang mendapat tugas memeriksa yang kecil-
yang diatur dalam Pasal 82, dan ada pemeriksaan karena kecil saja. Jaman dulu sudah ada like and dislike. Kalau
jabatan (ex officio) yang diatur dalam Pasal 74 dan 77. Pasal disenangi kepala hangar dapat bagian yang besar-besar,
74 mengatur wewenang Bea Cukai untuk melakukan kalau tidak disenangi dapat bagian yang kecil saja.
penindakan sedangkan Pasal 77 mengatur wewenang untuk Tetapi juga ada pemeriksa yang nakal. Mereka mencegat
melakukan penegahan. Wewenang Bea Cukai memeriksa dulu PIB sebelum didisposisi oleh kepala hangar dan
jabatan dipertegas lagi dalam perubahan Undang-undang langsung saja memeriksa barangnya. Bisa saja pemeriksa ini
Kepabeanan dan disisipkan dalam Pasal 82 A. Penindakan jengkel karena kepala hanggarnya tidak adil, bisa juga
dan penegahan merupakan tugas dan fungsi unit P2. karena ia punya kedekatan dengan Kepala Seksi atau
Pemeriksaan setelah diajukannya pemberitahuan impor bahkan Kepala Bidang sehingga tidak takut kepada kepala
dilakukan oleh pemeriksa seksi pabean sedangkan hangar.
pemeriksaan karena jabatan dilakukan oleh seksi P2. Sepengetahuan saya hal ini jaman itu tidak pernah
Seharusnya memang masing-masing berdiri sendiri dan dibicarakan oleh pimpinan, jadi dianggap biasa dan tidak ada
terpisah karena menggunakan dasar yang berbeda dan masalah apa-apa. Jadi kalau terjadi rebutan pekerjaan antar
wewenang yang berbeda. Namun ini tidak pernah pemeriksa atau ada kepala hangar yang tidak adi, kepala
dilaksanakan dan yang nampak adalah pemeriksaan seksi atau kepala bidang atau kepala kantor wilayah
bersama. sekalipun tidak pernah memanggil mereka untuk dinasihati
Pemeriksaan fisik barang impor di negara lain tidak selalu atau diberi petunjuk bagaimana mestinya menjalankan tugas,
dilakukan oleh satu orang. Ada pemeriksaan yang dilakukan apa tugas dan tanggungjawab masing-masing, bagaimana
oleh lebih dari satu orang secara bersama-sama, tetapi membagi tugas secara adil dan sebagainya. Tidak pernah
mereka berasal dari satu unit kerja yang sama. Di Kobe ada pembinaan kepada kepala hangar dan pemeriksa agar
Jepang saya pernah melihat satu kontainer furniture dari organisasi pada level bawah itu menjadi solid. Sepertinya
Thailand diperiksa oleh lima orang petugas bersama-sama. kepemimpinan pada level ini dibiarkan saja hancur.
Di perbatasan Hongkong-Shenzen saya juga pernah melihat Malah yang lebih parah lagi ada kepala hangar yang
satu kontainer barang impor dari Shenzen, Cina yang berebut kapal. Istilahnya waktu itu tarik menarik kapal dan ini

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 53


OPINI

bisa terjadi karena melibatkan petugas pelabuhan. Kapal harus bertanggungjawab akan hasilnya. Sama dengan P2
yang menurut jadwal seharusnya sandar di gudang 007 tahu- disini juga berwenang memeriksa barang dengan
tahu pindah sandar di gudang 008. Untuk hal-hal demikian menerbitkan nota intelejen. Biasanya P2 disana mempunyai
juga tidak pernah ada perhatian dari pimpinan setempat yang tempat khusus untuk melakukan pemeriksaan barang.
kemudian memanggil dan menasihati bahwa ini tidak baik, Masalahnya kita disini tidak ada kepercayaan kepada
merusak citra Bea Cukai atau memberikan tegoran supaya pejabat setingkat korlak untuk memimpin pemeriksaan
hal ini tidak terjadi lagi. Kepala Hanggar yang sebenarnya barang impor. Pejabat setingkat korlak dari dulu dianggap
bisa dibina sebagai manajer pada level bawah untuk memim- tidak mampu dan tidak bisa dipercaya sehingga peran dan
pin para pemeriksa pada akhirnya tugas dan fungsinya fungsinya dieliminasi. Bahkan tugas menunjuk pemeriksa
menjadi terpinggirkan (istilah sekarang: termarjinalisasi). saja sudah digantikan oleh komputer karena korlak dinilai
Situasi dan kondisi yang tidak kondusif untuk tidak adil, pilih kasih dalam membagi tugas pemeriksaan
menjalankan tugas ini tidak diatasi dengan memberikan barang. Malah korlak dianggap akan menghambat prosedur,
pembinaan dan pendidikan kepada perangkat hangar dan mempersulit dan memeras orang saja. Jika pejabat setingkat
bawahannya agar organisasi pada tingkat itu menjadi kuat korlak ini bisa dipercaya dan mampu memimpin seperti di
tetapi malah makin mengurangi tugas dan fungsinya negara lain tentu kita bisa menyerahkan tanggungjawab
sehingga peranannya semakin kecil. pemeriksaan barang kepada mereka.
Sepertinya kepemimpinan pada level itu dianggap tidak Memang bukan hal yang mudah menciptakan
perlu dan dianggap sebagai benalu saja yang harus kepemimpinan pada tingkat korlak kalau tidak ada Kepala
diamputasi. Akhirnya memang sekarang ini fungsi dan Seksi yang juga mampu memimpin. Jadi juga harus ada
peranan kepala hangar tidak ada karena sudah digantikan Kepala Seksi yang bisa memimpin dan juga harus ada
oleh komputer. Pada jaman itu memang tidak nampak Kepala Bidang atau Kepala Kantor yang bisa memimpin.
kepemimpinan para kepala hangar kepada bawahannya. Hal Kalau tidak ada atasan korlak yang mampu memimpin, tentu
ini barangkali terjadi karena rotasi pegawai yang terlalu organisasi setingkat korlak yang solid tidak dapat diwujudkan.
cepat. Biasanya di pelabuhan-pelabuhan besar tiap Masalah tidak tersedianya sumber daya manusia yang
pemeriksa dirotasi setiap minggu dan kepala hangar dirotasi mampu inilah yang merupakan kendala disini dalam rangka
tiap tiga bulan sehingga atasan dan bawahan tidak pernah memperkuat kepemimpinan pada tingkat bawah.
merasa satu unit kerja. Masing-masing sepertinya hidup Yang perlu dibangun adalah kepemimpinan pada tingkat
sendiri-sendiri. Korlak. Selama ini kalau ada jabatan eselon V (dahulu Kasubsi
Bahkan kalau ada yang rebutan pekerjaan antara Hanggar) yang diutamakan adalah pengisian jabatan tersebut
pemeriksa itu juga dianggap sebagai masalah pribadi, bukan secara formal tetapi tugas dan fungsi eselon V untuk memimpin
dianggap sebagai masalah organisasi. Karena peran itu kurang diperhatikan. Jadi formasi yang tersedia diisi oleh
kepemimpinan kepala hangar yang makin tidak nampak pegawai tetapi tidak diperhatikan bagaimana kepemimpinannya
akhirnya yang kelihatan hanya tugas membagi-bagi dan tidak ada pembinaan dari atasannya. Kalau ada yang kurang
pekerjaan, menunjuk petugas untuk melakukan pemeriksaan bisa memimpin tidak dicoba untuk diperbaiki oleh atasannya.
atas party barang. Malah akhirnya kegiatan membagi tugas Akhirnya mutu pekerjaannya makin lama makin merosot dan
inipun juga dianggap sebagai hambatan birokrasi dan akhirnya jabatan eselon V dianggap tidak ada manfaatnya
memperbanyak meja yang harus dilalui. Pada gilirannya sehingga kemudian ditiadakan.
dalam rangka penyederhanaan prosedur fungsi kepala Sekarang muncul rencana untuk menghidupkan kembali
hangar membagi pekerjaan ini dipangkas dan penunjukan jabatan eselon V. Rencana ini sangat baik untuk memperkuat
pemeriksa dilakukan oleh komputer secara otomatis. kepemimpinan pada level bawah namun jangan sampai
Alih-alih bisa menjadi manajer pada level bawah seperti di terulang kembali kejadian yang lalu dimana jabatan itu tidak
negara lain, fungsi kepala hangar di negara kita malah pernah dibina dan ditumbuhkan kepemimpinannya oleh
tereliminasi karena dianggap sumber masalah. Kebijakan kita pimpinan diatasnya. Kalau kepemimpinan pada tingkat
yang terlalu bertumpu pada komputer akhirnya kurang eselon V bisa terwujud dan mereka bisa memimpin dan
memperhatikan manusia sebagai sumber daya yang bertanggungjawab atas pemeriksaan barang tentu
seharusnya memimpin. Ada satu hal yang tidak bisa keterlibatan P2 dalam pemeriksaan bersama bisa dikurangi
dilakukan oleh komputer yaitu menjalankan kepemimpinan dan P2 bisa menjalankan fungsi pemeriksaannya sendiri.
(leadership). Kepemimpinan ini seharusnya ada pada level
bawah. Waktu itu memang kepemimpinan pada level bawah KESIMPULAN DAN SARAN
ini tidak nampak atau tidak berjalan efektif, yang seharusnya 1. Harus ada kejelasan dalam uraian tugas dan fungsi
itu harus diefektifkan bukan malah dieliminasi. Seharusnya direktorat di Kantor Pusat, direktorat apa yang
kita membina korlak agar bisa memimpin bukan bertanggungjawab membina dan mengawasi
membiarkannya mandul dan tidak berfungsi sama sekali. pelaksanaan pemeriksaan fisik di lapangan, selama hal
Negara tetangga kita Malaysia bisa menjalankan ini tidak ditegaskan maka unit P2 akan selalu ikut
kepemimpinan pada tingkat korlak ini. Disana pejabat mengawasi pemeriksaan barang.
setingkat korlak benar-benar bisa berfungsi dalam membagi 2. Jika pemeriksaan fisik di lapangan menjadi
tugas bawahannya. Mana yang harus diperiksa satu orang tanggungjawab Seksi Pabean maka pada tingkat pusat
dan mana yang harus diperiksa lebih dari satu orang diatur seharusnya yang membina dan mengawasi adalah
oleh korlak tadi dan semua anak buahnya menurut dan patuh Direktorat Teknis Kepabeanan dan hal ini seyogyanya
pada perintahnya. Mereka berhasil mengembangkan ditegaskan dalam uraian tugas dan fungsinya.
manajemen pada level bawah. Mungkin ini juga pengaruh 3. Petugas P2 jika memeriksa barang harus berdasar atas
mutu pendidikan mereka yang lebih tinggi daripada kita disini. kewenangannya sendiri berdasarkan nota intelejen dan
Jadi yang namanya kerjasama dan bersinergi itu bisa dilakukan terpisah dari pemeriksaan oleh Seksi Pabean.
terlaksana disana. Tentu saja ini terjadi karena ada 4. Sistem pemeriksaan satu orang untuk satu PIB seyogya-
kepemimpinan yang kuat pada level diatasnya. nya ditinjau lagi, harus ada mekanisme yang memungkin-
Pemeriksaan barang bisa menjadi tugas kolektif yang kan korlak mengerahkan lebih dari satu orang untuk
bisa dilaksanakan dengan efektif. Kalau ada barang diperiksa memeriksa satu party barang yang dianggap berisiko.
oleh lebih dari satu orang, ini semua adalah bawahan korlak 5. Kepemimpinan pada tingkat Korlak harus dikembangkan dan
yang berada dibawah seksi pabean. Jadi merupakan diberi wewenang untuk memimpin bukannya malah
tanggungjawab dari unit tersebut tanpa campur tangan unit dieliminasi dan pemeriksaan barang harusnya menjadi suatu
P2. Memang unit P2 mereka juga kadang-kadang memeriksa pekerjaan kolektif bukan individual seperti sekarang ini.
barang tetapi unit P2 itu sendiri yang menentukan dan yang Penulis adalah pensiunan Bea dan Cukai

54 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


RUANG KESEHATAN

Gusi
Anda
Anda Bertanya
Bertanya
Dokter Menjawab
Dokter Menjawab
DIASUH OLEH
PARA DOKTER
Sering Bengkak DI KLINIK KANTOR
PUSAT DJBC

S
aya seorang gadis berusia 25 tahun mempunyai Periodontitis sendiri dapat terjadi karena beberapa penyebab,
keluhan terutama pada mulut. Saya seringkali diantaranya adanya karang gigi, food impaksi (terjebaknya
mengalami gusi bengkak dan bernanah, apalagi jika atau tersangkutnya makanan diantara gigi dimana sisa
gusi saya terkena sikat gigi pada saat saya makanan tersebut tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi).
menyikat gigi. Keluhan lainnya, mulut saya sering Terapinya adalah dengan menghilangkan penyebab
timbul sariawan yang membuat saya menderita sekali jika terjadinya peradangan dan pemberian antibiotik bila sudah
sedang mengunyah makanan. Apakah saya ini kekurangan terjadi pembengkakan dan adanya nanah digusi.
vitamini dok ? Bagaimana untuk mengatasinya ? 4. Trauma pada gusi. Pada kasus ini pembengkakan terjadi
karena adanya benturan atau gesekan yang menyebabkan
JAWAB memar atau luka pada gusi. Pembengkakan dapat terjadi
Gusi adalah salah satu bagian dari mulut dimana antara karena trauma di dalam mulut seperti benturan sikat gigi pada
satu sama lain saling terkait dan berhubungan. Bila salah saat menyikat gigi, makanan yang keras sehingga melukai
satu bagian dari mulut mengalami kelainan atau gangguan gusi, duri ikan atau tulang yang menusuk gusi. Dapat juga
maka mulut tidak dapat berfungsi maksimal. Gangguan atau disebabkan oleh trauma dari luar mulut seperti terbenturnya
kelainan yang terjadi pada gusi menyebabkan beberapa mulut pada benda keras atau gusi terkena benda lain seperti
fungsi dari mulut dapat terganggu : tusuk gigi yang menyebabkan gusi terluka. Terapi utama pada
l Fungsi mengunyah. Pada saat mengunyah, lidah atau kasus ini sama dengan kasus sebelumnya yaitu dengan
makanan kontak dengan gusi yang mengalami gangguan menghilangkan penyebab terjadinya peradangan. Untuk
atau kelainan sehingga menimbulkan rasa sakit. trauma yang disebabkan oleh sikat gigi hendaknya dapat
l Fungsi bicara, bila posisi gusi yang mengalami gangguan dilakukan penggantian jenis sikat gigi dengan bentuk yang
berada pada daerah yang kontak de- lebih kecil dan bulu sikat lebih halus dan
ngan lidah pada saat pengucapan be- menyikat gigi dilakukan dengan gerakan
berapa huruf maka akan menimbulkan lebih pelan agar tidak membentur gusi. Bila
rasa sakit dan pengucapan huruf sudah ada nanah pemberian antibiotik juga
menjadi kurang sempurna membantu dalam proses penyembuhan.
l Fungsi estetis, pada kasus yang sudah 5. Adanya alergi. Alergi dapat disebabkan
parah sehingga pembengkakan sudah oleh makanan, obat-obatan yang dimakan
tampak dari luar maka akan atau juga oleh pasta gigi. Bila penyebabnya
mempengaruhi estetis dari wajah. makanan atau obat-obatan segeralah
hubungi dokter untuk mendapat obat anti
Dalam penentuan tindakan atau alergi. Ada beberapa orang yang tidak
pengobatan terlebih dahulu harus diketahui tahan terhadap bahan yang terkandung
penyebab dari timbulnya gusi bengkak dan dalam pasta gigi, misalnya adanya detergen
bernanah tersebut. Beberapa hal yang yang terkandung dalam pasta gigi. Bila hal
dapat menyebabkan gusi menjadi bengkak ini menjadi penyebab terjadinya pembeng-
dan bernanah adalah : kakan atau sariawan maka segeralah ganti
1. Gigi berlubang. Gigi pada lokasi di- pasta gigi dengan yang tidak mengandung
mana gusi tersebut bengkak menga- detergen.
lami peradangan atau infeksi yang 6. Hormonal. Pembengkakan gusi
disebabkan oleh gigi dengan lubang dapat juga terjadi pada saat terjadinya
yang dalam dan sudah mengenai perubahan hormon, misalnya pada
syaraf gigi. Pada kasus ini terapi wanita yang sedang hamil. Pada ibu
dilakukan pada gigi yang mengalami hamil biasanya penggunaan obat-obatan
infeksi dengan cara perawatan salur- harus lebih hati-hati. Sebagai pencegah-
an akar, bila sudah tidak dapat dilaku- an dapat digunakan obat kumur yang
kan perawatan saluran akar tindakan dipakai setelah sikat gigi.
selanjutnya adalah melakukan 7. Penyakit sistemik. Ada beberapa
pencabutan pada gigi tersebut. Selain penyakit atau keadaan yang dapat me-
itu dibutuhkan pengobatan peroral dengan pemberian an- nyebabkan gusi menjadi bengkak, misalnya pada pende-
tibiotik untuk mengatasi infeksinya. rita diabetes militus atau kencing manis.
2. Gigi patah atau fraktur. Gigi patah atau fraktur juga dapat
menjadi penyebab terjadinya infeksi yang menyebabkan gusi Kekurangan vitamin seperti vitamin C pada umumnya
bengkak. Dalam penegakan diagnosa dan penentuan dapat menyebabkan gusi berwarna lebih merah dan mudah
perawatannya harus dilakukan rontgen pada gigi, dari hasil berdarah dan bila ada penyebab lain seperti penyebab-pe-
rontgen dapat ditentukan diagnosa serta tindakan yang nyebab yang telah disebutkan diatas, maka gusi akan menja-
harus dilakukan terhadap gigi faktur tersebut. Pemberian di lebih mudah meradang, sehingga terjadi pembengkakan
antibiotik peroral juga dibutuhkan pada kasus ini bila sudah yang berlanjut menjadi bernanah.
ada pembengkakan dan bernanah. Sebagai anjuran bila dirasa ada kelainan atau kejanggal-
3. Periodontitis. Periodontitis adalah peradangan yang terjadi an yang terjadi di dalam mulut segeralah ke dokter gigi untuk
pada jaringan penyangga gigi atau disebut juga jaringan menanganinya. Sebaiknya kunjungan ke dokter gigi dilaku-
periodontal. Selain dapat menjadi penyebab dari kan setiap 6 bulan sekali untuk melakukan control dan pem-
pembengkakan pada gusi bila tidak segera ditangani bersihan karang gigi, sehingga bila ada kelainan bisa diketa-
periodontitis dapat menyebabkan gigi menjadi goyang. hui sedini mungkin. Drg. Etty M. Hustiowati, Poliklinik KP-DJBC

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 55


RENUNGAN ROHANI

Silaturrahim
“Silaturrahim dan hubungan baik terhadap tetangga akan membuat tempat
tinggal kita makmur dan menambah umur.”

S
alah seorang sahabat saya dalam satu organisa- yang bertaqwa. Lalu bagaimanakah kriteria orang-orang
si kemasyarakatan, sambil silaturrahim lebaran, yang bertaqwa yang akan mendapatkan surga,
mengeluhkan tentang hubungan yang tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat ini. Ayat berikutnya
harmonis antara anggota dan pengurus organi- menjelaskan bahwa yang dimaksud muttaqin itu adalah
sasi itu. Hal ini terjadi karena kurangnya “orang-orang yang berinfak baik dalam keadaan lapang
silaturrahim antara anggota dengan pengurus dan antara dan susah, orang-orang yang dapat mengendalikan hawa
pengurus dengan pengurus. Yang dimaksud silaturrahim nafsunya dan orang-orang yang memberikan maaf
disini adalah betul-betul silaturrahim dari hati ke hati, kepada sesama manusia”.
bukan sekedar kumpul-kumpul mengadakan acara, dan Ciri pertama muttagin dalam ayat di atas adalah orang
bukan sekedar bersalaman dan berpelukan. Yang paling yang berinfaq, baik dalam keadaan lapang maupun
pokok adalah bagaimana hati kita saling berkasih sayang. susah. Hal ini menunjukkan bahwa infaq adalah sesuatu
Dengan demikian, silaturrahim dapat menyelesaikan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan muslim baik
hubungan yang tidak harmonis di antara kita. ia dalam keadaan kaya maupun dalam keadaan kurang
Pengalaman juga menunjukkan bahwa berbagai ma- beruntung. Infaq itu diperintahkan sesuai dengan tingkat
salah dapat diselesaikan dengan silaturrahim. Pertikaian kemampuan ekonominya.
dan pertentangan di antara kita sesungguh- Ciri kedua adalah orang yang dapat
nya disebabkan oleh penyesatan-penyesatan
informasi dari orang-orang yang kebetulan
sedang mengalami kebekuan komunikasi dan
informasi dengan kita.
Penyesatan informasi itu dapat terjadi ka-
rena si informan tadi sesungguhnya tidak me-
ngetahui secara langsung informasi itu. Akan
tetapi, ia hanya menerima informasi dari
“SEMAKIN
BANYAK
BERKUMPUL
DENGAN ORANG
mengendalikan hawa nafsunya. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen hati begitu
mendapat perhatian sehingga menjadi ciri
muttagin. Hati inilah pangkal dari kebaikan
dan keburukan seseorang. Oleh karena itu,
mengendalikannya menjadi sesuatu yang
diperintahkan dalam Islam. Orang yang
bertaqwa harus dapat mengendalikan hati dari
orang lain yang kebenarannya belum terja- MAKA AKAN hawa nafsu yang senantiasa menyesatkan
min. Karena itu, kita diperintahkan untuk me- SEMAKIN BANYAK kita. Dengan demikian, hawa nafsu kita akan
ngecek kebenaran informasi itu dengan cara senantiasa dalam bimbingan dan terkontrol
melakukan komunikasi yang baik dengan RIZKI YANG oleh agama.
pihak-pihak yang memberikan informasi itu. DIRAIH Ciri ketiga muttaqin adalah orang yang
Tidak dengan cara menjauhi atau bahkan dapat memaafkan sesama manusia. Hal ini


memusuhi mereka. Hal ini akan menambah memberi pelajaran kepada kita bahwa
dan memperburuk hubungan di antara kita. muttaqin harus memiliki sifat lunak hati, tidak
Sesungguhnya silaturrahim dapat dijadikan media dalam keras hati, memberikan maaf kepada orang lain menjadi
mencairkan kebekuan komunikasi dan penyesatan infor- sarana untuk berlatih melunakkan hati kita. Sikap penuh
masi di antara kita. memaafkan ini telah diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Tidak seorang pun yang terlepas dari
CIRI MUTTAQIN maaf Rasulullah SAW, bahwa orang yang memusuhinya
Sikap memaafkan dan lapang dada seharusnya kita tetap dimaafkan. Sikap memaafkan itu adalah realisasi
miliki agar dapat mencairkan kebekuan komunikasi dan dari ajaran silaturrahim.
penyesatan-penyesatan informasi tersebut. Oleh karena Orang-orang yang bersilaturrahim harus memiliki
itu, dalam ayat al-Qur’an disebutkan : (artinya) sikap memaafkan. Sikap memaafkan ini adalah inti dari
“bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga silaturrahim. Dengan demikian, sesungguhnya
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan silaturrahim itu tidaklah bersifat fisik, formalitas dan
bagi orang-orang yang bertaqwa”. seremonialitas semata, tetapi harus berawal dari rasa
Surga dalam ayat ini dgambarkan dengan luasnya maaf dalam hati kita. Dengan silaturrahim, pertikaian,
seluas langit dan bumi, Penggambaran ini memberi arti pertentangan, kecurigaan dan ketidakharmonisan antar
bahwa luas surga itu tidaklah terbatas. Ayat ini juga keluarga, organisasi, kelompok dan masyarakat dalam
menyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang-orang konteks kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat

56 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, Rasulullah umurnya panjang. Kedua, betul-betul dipanjangkan umur-
mengajarkan silaturrahim itu harus dari kalbu kita yang nya. Umur memang taqdir Allah SWT, dan yang dapat
suci. Rasulullah bersabda “”sesungguhnya silaturrahim mengubahnya hanyalah Allah SWT. Kalau Allah SWT
itu dapat menimbulkan rasa kasih dan sayang dalam menghendaki berubah maka tentu dapat berubah.
keluarga dalam masyarakat dan dapat memperluas dan Penyakit yang ganas sekarang ini, seperti stress, jan-
mengembangkan rizki”. tung dan gagal ginjal, itu terjadi karena tidak ada silatur-
rahim. Orang bekerja keras, tegang, kerjar target dan
KEUNTUNGAN SILATURRAHIM lupa istirahat. Tetapi kalau dia tetap melakukan silaturra-
Hadis nabi ini memberi pengertian bahwa cinta kasih him dengan melakukan hubungan baik dengan orang lain,
akan subur pada saat kita melakukan silaturrahim. tetap bercanda dan mengobrol secukupnya maka stress
Bahkan, silaturrahim akan menjadi daya dorong untuk akan hilang dengan sendirinya. Dengan sendirinya juga
berkembangnya harta dan bertambahnya rizki kita. akan terhindar dari berbagai penyakit yang pada
Suksesnya bisnis kita, usaha kita dan seluruh aktifitas gilirannya akan menjadikan panjang umur. Akan tetapi,
itu terkait dengan hubungan baik kita. Tanpa itu tidak jika hubungan yang dilakukannya tidak baik maka itu
akan tercapai. Hubungan baik itu sebenarnya adalah bukan lagi disebut silaturrahim, tetapi disebut dengan
silaturrahim. Suatu perusa- FOTO : ISTIMEWA
shilatul aduww (hubungan
haan jika semakin banyak permusuhan). Ini jelas akan
relasi dan hubungan menambah stress. Stress
dengan disertai silturrahim merupakan penyakit yang
maka akan semakin sangat berbahaya, oleh
berkembang usahanya dan karenanya harus dinetralisir
semakin mendapat dengan silaturrahim.
keuntungan yang banyak. Dalam hadist lain yang
Demikian juga sebaliknya, diriwayatkan oleh Imam
jika kita tidak melakukan Ahmad dinyatakan :
silaturrahim maka rizki kita “Silaturrahim dan hubungan
akan menjadi sempit. Da- baik terhadap tetangga
pat dibayangkan apa yang akan membuat tempat
diperoleh jika tidak ada tinggal kita makmur dan
hubungan. Misalnya kita menambah umur.” Hadis ini
menyendiri di hutan, nisca- memberikan pengertian
ya kita tidak akan menda- bahwa yang dimaksud de-
pat rizki yang banyak. Riz- ngan tetangga bukan hanga
kinya mungkin hanya bu- tetangga rumah, tetapi juga
ah-buahan dan hasil hutan termasuk tetangga kerja
yang tidak akan mencukupi dan lingkungan kita.
standar kebutuhan mode- Silaturrahim dan berbuat
ren ini. Tanpa silaturrahim baik dengan mereka akan
kita tidak akan meraih rizki menjadikan kita makmur
dan lainnya. Akan tetapi, dalam rizki dan menjadikan
dengan silaturrahim kita umur kita panjang. Tidak
akan dapat meraih rizki dapat dibayangkan, bagai-
dan kesuksesan. Bahkan, mana tidak enaknya jika
kalau kita perhatikan ketika kita bermusuhan dengan
kita berkumpul dengan ba- tetangga rumah, dengan
nyak orang maka disitulah teman dan tetangga meja
kita akan mendapatkan ba- kerja di kantor, apalgi de-
nyak rizki. ngan orang-orang terdekat
Semakin banyak ber- kita. Jadi kita harus mem-
kumpul dengan orang ma- pertahankan sikap silatur-
ka akan semakin banyak rahim kita kepada siapapun
rizki yang diraih. Fakta me- di lingkungan manapun
nunjukkan bahwa Jakarta juga. Dengan melakukan
adalah kota terpadat di silaturrahim, insya’allah
Indonesia. Orang banyak semua akan clear.
berkumpul di sini pada Dalam riwayat Imam
umumnya untuk meraih Bukhari dan Muslim
rizki yang lumayan. Data dinyatakan : “siapa yang
juga menyatakan bahwa 85 persen uang beredar di Ja- menghendaki rizkinya luas dan kesannya baik dalam
karta. Hal ini tentunya disebabkan diantaranya oleh masyarakat maka sambunglah silaturrahim”. Dengan
banyaknya orang yang berkumpul di Jakarta. Ini yang kesan yang baik kita akan dapat doa dari orang banyak.
kita lihat dalam kenyataan hidup sehari-hari. Dengan de- Mungkin doanya tidak terucap, tetapi doa dalam hati.
mikian, bertambahnya rizki dan keuntungan itu disebab- Kalau kita berbuat baik kepada orang lain maka kita akan
kan silaturrahim. Kesuksesan berdagang dan bekerja itu mendapat doa dari orang lain. Akan tetapi, jika yang
tergantung pada silaturrahim. terjadi sebaliknya maka mungkin kita akan mendapat
Dulu, penulis sempat merenung lama kenapa laknat dari orang lain. Perbuatan-perbuatan buruk kita
dinyatakan bahwa silaturrahim itu dapat memanjangkan kepada orang lain akan membuat orang lain mendoakan
umur. Ternyata, itu terdapat dua pemahaman. Pertama, yang buruk-buruk kepada kita, bahkan mendapat laknat
misalnya orang itu umurnya tetap, tetapi dengan para malaikat. Inilah sesungguhnya di antara makna
silaturrahim amal baiknya menjadi banyak sehingga silaturrahim. Mudah-mudahan kita dapat melakukan
seakan-akan umurnya menjadi panjang. Sebab, biasanya silaturrahim sehingga dapat menjaga hubungan baik
orang akan dapat meraih amal baik yang banyak jika antar sesama. Drs. H. A Zakky Mubarak, MA/ Titian Dakwah

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 57


RUANG INTERAKSI

Oleh: Ratna Sugeng

Pahlawan
Siapa Pahlawan Diri Kita ?
Menjadi pahlawan adalah berjalan “As You Like It”, seperti juga lagu “Panggung Sandiwara”-
dan berjuang sebaik apa yang bisa dilakukan, nya Achmad Albar: “Dunia adalah panggung sandiwara,
Laki dan Perempuan para pemainnya. Mereka ada
terus menerus, meski hasilnya tak gilirannya bermain, dan berakhir dalam lakon panggung,
dapat diduga, sampai titik akhir kenyataan setiap satu waktu mereka melakonkan sesuatu. Dan satu
berada didalam genggaman. orang memainkan banyak peran…”
Mensitir hal ini maka kita semua adalah pahlawan

M
dalam lakon hidup kita. Kita mau eksis, mau tampil, mau
enghargai pahlawan senantiasa dilakukan, ter- maju, mau undur, mau dihargai, mau dicintai, mau
utama pada tanggal 10 November bagi bangsa dibenci, mau dihinakan adalah permainan peran kita
Indonesia. Saat itu kita menunduk mengingat sendiri, demikian Marie T. Russel dalam Hero Worship.
kembali betapa besar jasa para pahlawan Dan ketika kita memilih menjadi pahlawan, maka kita
menegakkan kemerdekaan Indonesia, merebut masuk dalam situasinya, berjuang dan membuat
kemerdekaan dari tangan penjajah. Kemerdekaan perlu perubahan. Kita akan dapat menyelamatkan jiwa kita dari
diperjuangkan, penjajahan perlu dienyahkan melalui per- keterkungkungan untuk mencapai hidup lebih baik,
juangan pahlawan. Maka setiap orang yang merasa ter- demikian Marie Russel mengatakannya.
jajah, maju memerdekakan diri, melakukan perjuangan,
seperti pahlawan memerdekakan negara. Siapakah pah- CONTOH NYATA PAHLAWAN
lawan itu bagi kemerdekaan individu ? Dalam drama penculikan Raisha Ali, 5 tahun, orang-
Pahlawan senantiasa eksis, artinya individu atau ke- tua Raisha sangat terpukul namun terus bekerja
lompok individu memerlukan seseorang atau menghubungi banyak pihak, merekam


sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri pembicaraan dengan kelompok penculik,
untuk memperjuangkan hak atas dirinya, ke- mengikuti berita setiap harinya dengan
merdekaan. Kemerdekaan berkarya, informasi yang beragam, bekerjasama
berkreativitas dan membentuk kehidupannya. SIAPA dengan banyak pihak, sampai polisi
Sesuatu atau seseorang tersebut dapat saja SESUNGGUHNYA membebaskan Raisha dari penculiknya di
figur publik seperti tokoh kesenian, ilmuwan, salah satu SPBU di Jakarta. Siapakah
pemimpin dan banyak lagi. Kita mencari PAHLAWAN pahlawan disini bagi Raisha ? Ayahnya atau
seseorang yang lebih hebat, lebih baik, dan polisi ? Ayah bekerja dengan naluri dan
lebih kuat dari diri kita sendiri dalam hal rasa DALAM kecerdikannya sebagai seorang ayah, polisi
percaya diri dan opininya.
HIDUP KITA ? bekerja sesuai dengan ilmu yang dimilikinya
dan intuisi kepolisiannya. Keduanya hebat,
APA ARTI PAHLAWAN ? berjalan dan bekerja tanpa henti sampai
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kon-
temporer Drs Peter Salim dan Yenny Salim,
pahlawan adalah orang yang gagah berani; orang yang
berani dan berkorban membela kebenaran. Dalam kamus
Webster, pahlawan adalah seorang yang besar
keberaniannya, berharga dan dikagumi hasil upayanya.
Sementara masih di Webster, pahlawan (dapat laki-laki
dan perempuan) yang memainkan peran utama atau
” keberhasilan diraih.
Mulanya jalan tak jelas, pada akhirnya
berhasil. Artinya menjadi pahlawan adalah berjalan dan
berjuang sebaik apa yang bisa dilakukan, terus menerus,
meski hasilnya tak dapat diduga, sampai titik akhir
kenyataan berada didalam genggaman. Kata Marie
Russel, ambil kesempatan, terima perjalanan perjuangan,
besarkan niat dan minat, maka pengalaman akan
tokoh sentral dalam novel, lakon sandiwara atau pertun- membuktikan.
jukan. Maka pahlawan yang akan kita bicarakan adalah Dengan cara yang sama, dalam hidup kita, yang
tokoh sentral dalam kehidupan seseorang. pertama dilakukan adalah yakin ada kemungkinan untuk
Mari kita lihat apa yang dikatakan Shakespeare dalam menjadi pahlawan atau jadi orang istimewa.Sebelum

58 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


kesempatan itu nyata datang, Marie Russel mengatakan- ringkali nyaman dalam selimut ketenangan, kenyamanan
nya seperti Cinderella, pertamakali yang dicamkan dalam dan keselamatan diri, situasi stabil tanpa kemajuan.
hatinya adalah kemauan untuk berada di aula menjumpai Cobalah melangkah, percayalah masa depan akan men-
Pangeran Gagah. Jadi kita ambil langkah pertama jadi realita dengan bekal pengetahuan dan keterampilan.
dengan berani melangkah melawan pikiran negatif diri Mengeluh tanpa mengambil tindakan, tidak membuat
sendiri dan berharap mewujudkan mimpi. Kata Republik dunia kita berubah. Pahlawan tak pernah mengeluh.
Mimpi: “Jangan hanya bisa mimpi. Melangkahlah dan Kitalah pahlawan bagi diri kita, yang menempatkan hidup
jumpai mimpi yang kita bangun untuk menjadi nyata.” dalam kebebasan berinovasi, berkreasi dan berekreasi,
Terimakasih saya pada keuletan keluarga Ali dalam
SIAPA PAHLAWAN KITA ? memperjuangkan Raisha sampai kembali. Ia sumber
Mari kita berpikir siapa sesungguhnya pahlawan inspirasi tulisan ini.
dalam hidup kita? Diri kita sendiri atau kita Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater,
memerlukan seseorang diluar diri kita? Jika pahlawan pertanyaan ataupun konsultasi bisa
kita berada diluar diri kita, maka kekuatan diri kita di- melalui ardiawika@yahoo.com
salurkan pada orang luar tersebut. Jika kita menunggu
seseorang untuk mengubah hidup kita (menyelamatkan
diri, mengubah nasib, membuat kedudukan lebih baik),
maka kita menyia-nyiakan waktu. Hanya kita sendiri
yang dapat mewujudkan mimpi kita.
Melihat contoh nyata pahlawan pembebasan dari
penculikan diatas, bagaimana seseorang tahu kalau
ayah Raisha dan polisi akan mempunyai kekuatan
besar menemukan kembali Raisha? Jawabannya
baru diketahui saat Raisha sudah bebas dari
drama penculikan. Artinya jawaban diperoleh
setelah mencoba berupaya dengan segala
kekuatan yang sangat besar dan menyedot
hampir semua energi. Sukses meraih
mimpi hanya dapat diwujudkan bila kita
mencoba, berupaya, mengerahkan
segala daya tanpa kenal lelah. Adakah
disana perasaan nyeri, pilu, duka,
sedih ? Lihat ayah Raisha. Ia sedih,
pilu, kuatir, kecewa berulangkali
tetapi terus mencoba menghu-
bungi berbagai pihak tanpa ke-
nal lelah, kecewa telpon putus
sambung dengan penculik.
Jauh didalam hatinya ia
pun mungkin takut gagal,
tetapi terus dicobanya
tanpa pamrih tanpa
mengharapkan orang
lain memujinya.
Sebelum men-
capai sukses, am-
bil langkah perta-
ma. Kegagalan me-
mang momok me-
nakutkan. Langkah
pertama adalah
keberanian. Ayah
Raisha melihat se-
suatu masih gelap,
tetapi ia berani
melangkah. Tidak
ada hal yang tidak
mungkin, setelah di-
coba baru ada jawab-
an untuk melangkah ke
langkah selanjutnya.
Hanya jika kita berani me-
nempuh perjuangan dan
luka batin, dengan menggu-
nakan pengetahuan dan
keterampilan yang kuat, kita
dapat meraih mimpi dan menja-
di pahlawan.
Seberapa sering kita tercenung
ragu melangkah ke kehidupan
selanjutnya? Seberapa sering kita dilan-
da kerisauan akan kegagalan? Kita se-

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 59


PROFIL

Ir. Tutung Budi Karya, MA


KEPALA BAGIAN UMUM KANWIL DJBC SULAWESI

“Kebersamaan Dalam
Menjalankan Tugas
Membuat Tugas Seberat Apapun Terasa Ringan...”
Ungkapan di atas merupakan salah satu prinsip kerja yang dianutnya
dalam menjalankan tugas sebagai aparatur negara dimanapun ia bertugas. Baik kebersamaan
dengan atasan maupun dengan para bawahan, baginya merupakan
suatu hal yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas yang dibebankan.

B
agi tokoh profil WBC kali ini, Ir. Tutung Budi Karya, Setelah lulus dari SMP Negeri 1 Cirebon, tahun 1981 ia
MA, kebersamaan dalam menjalankan tugas kembali harus pindah ke daerah lain. Kali ini ia mengikuti
memang hal yang mutlak baginya dalam orang tuanya pindah ke Lampung. Disini ia mengenyam
menjalankan tugas. Dengan kebersamaan akan pendidikan di SMA Negeri Telukbetung, Lampung.
timbul komunikasi yang harmonis dan saling Lulus SMA, pada tahun 1984, Tutung berhasil mendapat-
percaya antara bawahan dan atasan. Dengan demikian, kan program PMDK di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia ber-
selama bertugas dimanapun ia merasa semuanya terasa hak masuk IPB tanpa melalui tes masuk. Di IPB ini, Tutung
enjoy dan tidak ada beban baginya. mengambil jurusan Kehutanan. Banyak rekan seangkatannya
Tutung sendiri tidak kaget dengan penempatan tugas atau di Bea Cukai yang alumni dari Kehutanan IPB.
mutasi yang selalu berpindah-pindah tempat. Pasalnya, sejak Walaupun pada waktu kanak-kanak tinggal di lingkungan
kecil ia telah hidup berpindah-pindah mengikuti kedua orang Bea Cukai, tapi Tutung mengaku belum tertarik untuk masuk
tuanya. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri di Bea Cukai. Ia malah bercita – cita bekerja di sektor
Departemen Perdagangan yang selalu mengalami mutasi kehutanan. Ketika ditanyakan alasannya tertarik dengan
kerja ke luar daerah. bidang kehutanan, Tutung mengaku karena faktor lingkungan
Lahir di Pekanbaru pada 1 Agustus 1965, anak ketiga dari masa kecilnya yang tinggal di Pekanbaru dimana masih
empat bersaudara dari pasangan (Alm) Achjar Sukandar banyak hutannya. “Saya orangnya senang jalan. Waktu saya
dan Alisjah ini sangat merasakan hasil didikan dari orang kecil, Pekanbaru belum ramai seperti sekarang. Kalau
tuanya sejak masih kecil. Bagi orang tuanya, pendidikan (pergi) jalan ke Bukit Tinggi atau Padang, pasti melewati
adalah faktor yang memegang peranan penting dalam hutan alam yang indah,” katanya. Selain itu, alasan lain
mendidik anak-anaknya. “Orangtua saya sangat menekankan ketertarikannya dibidang kehutanan adalah di kehutanan ada
pada pendidikan karena merupakan suatu investasi yang bidang manajemen hutan, konservasi sumber daya alam dan
sangat berharga bagi anak-anaknya,” ujar Tutung BK teknologi hasil hutan.
mengawali ceritanya. Setelah lulus dari IPB, Tutung langsung mengaplikasikan
ilmunya dengan bekerja di perusahaan HPH (Hak Pengusa-
ANAK PENURUT haan Hutan). Ia sempat berpindah-pindah ke beberapa
Bisa dibilang pada masa kanak-kanak, Tutung adalah perusahaan. Selama kurun waktu dua tahun lamanya, ia
tergolong anak yang selalu menurut akan perintah orang tua. telah bekerja di perusahaan HPH dan konsultan kehutanan.
Hampir bisa dikatakan apa yang diperintahkan orang tua, di- Bekerja di sektor kehutanan ternyata tidak seindah yang
jalankannya dengan sepenuh hati. Hal inilah yang membuat- ia bayangkan. Ia merasakan kehidupan di kehutanan sangat
nya menjadi sosok anak yang dapat menjalani masa berat. Pertama kali kerja, Tutung langsung bekerja di tengah
sekolahnya dengan hasil yang baik. Masa sekolah dilaluinya hutan belantara dan ditempatkan di basecamp yang terletak
dengan hampir selalu menduduki rangking sepuluh besar. sejauh 60 Km dari desa Sarolangun Bangko (Jambi).
Masa kecil di Pekanbaru dijalani Tutung hanya sampai “Bayangin aja, kalau musim hujan, udah terputus hubungan.
duduk di bangku kelas 5 SD. Karena sejak tahun 1976, ia Jalan-jalannya tanah liat yang licin. Kalau hujan nggak ada
terpaksa meninggalkan sekolahnya SD Santa Maria kendaraan yang berani lewat,” cerita Tutung mengenang
Pekanbaru untuk pindah ke SD Kartini Cirebon mengikuti kisahnya dulu.
orang tuanya pindah kerja. Di kota Cirebon ini secara
kebetulan rumah yang ditempatinya berada di lingkungan KELUAR HUTAN, MASUK BEA CUKAI
rumah dinas Bea Cukai di jalan Wahidin. Jadi teman Melihat kenyataan tersebut, Tutung mulai tidak betah
sepermainannya dirumahpun dengan anak-anak pegawai bekerja di sektor swasta kehutanan. Alamnya yang keras dan
Bea Cukai. Dari sini dia mulai mengetahui sedikit hal jenjang karir yang tidak jelas membuatnya ingin pindah
mengenai Bea Cukai. bekerja di sektor lainnya.
“Saya lihat waktu itu, tahun 1977 – 1981, (pegawai) Pucuk dicinta ulam tiba, tanpa disangka suatu hari temannya
Bea Cukai untuk ukuran kota Cirebon sudah enak. Kehi- memberi kabar bahwa ada penerimaan pegawai negeri di Depar-
dupannya diatas rata – rata PNS yang lain. Padahal ma- temen Keuangan. Kebetulannya lagi, pegawai yang dibutuhkan
sih golongan biasa-biasa aja, lho,” kenang Tutung yang salah satunya dari jurusan kehutanan. “Padahal jarang sekali lho,
mengaku paling senang dengan kehidupan kota Cirebon. penerimaan pegawai negeri untuk jurusan Kehutanan...”

60 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 61
PROFIL
DOK. PRIBADI
Country Preparation” untuk memperdalam bahasa Inggrisnya.
Setahun kemudian, tepatnya tahun 1995, ia baru berangkat
ke Amerika Serikat untuk menimba ilmu di University of
Colorado at Boulder.
Dua tahun lamanya ia belajar di Amerika Serikat, banyak
suka duka yang dialaminya. “Faktor bahasa yang menjadi kenda-
la bagi saya disana. Tapi saya terus berusaha untuk belajar
karena saya termotivasi dengan orang luar yang punya kemauan
belajar yang tinggi,” kata Tutung yang terpaksa harus
meninggalkan istri dan puterinya yang baru berusia 4 bulan.
Tahun 1997 ia kembali ke tanah air dengan meraih gelar
MA. Tidak lama kemudian, pada bulan September di tahun
yang sama, ia mendapat promosi menjadi Kepala Seksi
Impor di Kanwil I Medan. Di Medan, tidak banyak kenangan
yang dirasakan Tutung. Pasalnya, disana ia hanya 6 bulan
saja. Itupun dipotong dengan mengikuti diklat spesialis
Intelijen selama 1,5 bulan dan ADUM 1,5 bulan.
Maret 1998, ia pindah ke Kantor Pusat untuk menjabat
sebagai Kasi Fasilitas Kemudahan Industri Hasil Pertanian
Kehutanan. Disini ia tidak merasakan banyak hambatan
dalam bekerja. “Tidak terlalu banyak hambatan karena Surat
Keputusan Fasilitas yang diberikan selalu mengacu pada
syarat-syarat yang telah ditetapkan. Saya tinggal mengikuti
saja,” kata Tutung yang selalu menyenangi hal-hal baru.
Dua tahun delapan bulan di kantor Pusat, ia kemudian
dimutasikan menjadi PFPD di Tanjung Priok I. Citra negatif
yang waktu itu menempel pada PFPD memberikan beban
BERSAMA KELUARGA. Keluarga merupakan salah satu motivator saya untuk moral tersendiri bagi Tutung sebagai seorang PFPD. PFPD
bekerja sebaik-baiknya dan menjadi teladan bagi anak-anak. selalu dianggap salah. “Tapi saya prinsipnya mengikuti
arahan pimpinan. Alhamdulillah, tidak terjadi apa-apa,” kata
Tanpa berpikir panjang, Tutung langsung mendaftarkan Tutung akan kiatnya menjadi seorang PFPD.
diri. Dan Alhamdulillah, akhirnya ia dinyatakan lolos masuk Walaupun begitu, tidak jarang Tutung mengalami kom-
menjadi pegawai negeri Departemen Keuangan dan plain dari pengguna jasa. Para pengguna jasa ini kebanyak-
ditempatkan di Bea Cukai. Maka sejak tahun 1991, resmilah an tidak sabar untuk menunggu selesainya dokumen mereka.
ia bergabung dalam instansi Bea Cukai. Padahal dokumen mereka sedang diperiksa yang kadang-
Pertama kali bertugas, Tutung ditempatkan sebagai pelaksa- kadang butuh waktu untuk menyelesaikannya. “Saya butuh
na P2 di Kantor Pusat pada tahun 1992. Kemudian ia ditunjuk waktu untuk ngecek barang. Untuk itu harus dilakukan cek
menjadi anggota tim Verifikasi yang bertugas untuk memverifikasi pasar dimana butuh waktu sehari karena saya pulang kantor
dokumen-dokumen di Tanjung Priok pada tahun 1993. baru bisa cek (harga barang) ke pasar. Saya,kan, punya
Tidak lama bertugas di Tanjung Priok, pada tahun 1994 ia alasan untuk mencantumkan harga yang diberitahukan wajar
mendapat tawaran beasiswa S2 luar negeri dari BPPK dalam atau tidak, apalagi saya tahu barang yang diimpor oleh
rangka program PPSDM. Tapi sebelum berangkat ke Amerika importir high risk,” jelas Tutung .
Serikat, Tutung harus mengikuti terlebih dahulu diklat “In
DOK. PRIBADI KEBERSAMAAN DALAM MENJALANKAN TUGAS
Tutung merasakan kenangan indah ketika bertugas di
Direktorat Teknis Kepabeanan Kantor Pusat sebagai Kasi
Nilai Pabean pada bulan Desember 2003. Memberikan
kenangan indah karena di tempat kerja ini kebersamaan yang
menjadi prinsip kerja dari Tutung benar-benar tercipta.
Suasana kerja yang harmonis ini tidak hanya terjadi di dalam
kantor tetapi juga di luar kantor. Kerap kali Tutung mengajak
para staff di seksi Nilai Pabean mengadakan kegiatan jalan
bersama untuk sekedar refreshing.
“Kita sering ngadain jalan-jalan bareng, kumpul-kumpul,
rafting atau rekreasi ke Puncak untuk sekedar refreshing dari
rutinitas kerja sehari-hari,” kenang Tutung yang memang hobi
travelling.
Sebagai Kasi Nilai Pabean, tugas utama Tutung adalah
diantaranya menyusun data base harga. Disini ia merasakan
betapa beratnya dalam menyusun database harga. Hal ini
menyangkut dengan data harga barang yang cepat berubah.
Selain itu, merek dan tipe juga terus berubah. “Jadi waktu
saya menjadi PFPD yang menggunakan database harga itu,
kita sering komplain mengenai database ini. Begitu saya
mengalami sendiri (sebagai penyusun data base) ternyata
memang tidak gampang. Jadi memang harus ada kesamaan
pemahaman tentang fungsi Database Harga dengan PFPD
sebagai user,” kata Tutung yang pernah berangkat ke Jepang
mengikuti Regional Focussed on ASEAN Cutoms Valution
REGIONAL FOCUSSED ON ASEAN CUSTOMS VALUTION. Tutung BK baris tahun 2004, dan ke Vietnam mengikuti ASEAN Customs
ketiga dari kiri, saat mengikuti Regional Focussed on ASEAN Customs Valuation Guide Workshop pada tahun 2005.
Valution di Jepang. Perubahan mendasar yang dilakukannya sewaktu menyu-

62 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DOK. PRIBADI
sun database harga adalah ketika ia bersama pimpinan dan
staff berusaha semaksimal mungkin mencantumkan data
yang lengkap pada database harga. Jadi bila ada data yang
tidak jelas, maka tidak dicantumkan. Dengan demikian, yang
tampil dalam database harga adalah betul-betul yang jelas
spesifikasinya. Meskipun demikian, masih banyak pihak yang
tidak puas dengan data base harga tersebut.
“Karena kita coba mencantumkan merk dan tipe yang
real. Jadi ada data harga yang mahal dan murah tergantung
merk dan tipe. Tapi entah dapat informasi dari mana data
harga yang diberitahukan importir high risk seringkali
mengacu ke harga yang murah. Akhirnya tetap dikomplain
juga. Jadi karena sering jadi tempat dikomplain orang, kita
hadapi bersama-sama. Kalau dikompalin, ya kita rasakan
bareng-bareng,”cerita Tutung.
Setelah tiga tahun di Nilai Pabean, Tutung dipromosikan
menjadi Kepala Bagian Umum Kanwil DJBC Sulawesi.
“Saya termasuk promosi agak belakangan. Tapi waktu dapat KUNJUNGAN KERJA. Saat mengikuti kunjungan kerja bersama Kakanwil
(promosi) ke Makassar, saya senang karena kebetulan bersama- DJBC Sulawesi, Jusuf Indarto (sekarang Kakanwil Kepulauan Riau ) di
an dengan teman-teman seangkatan. Selain itu, saya punya KPPBC tipe A4 Pare-Pare.
pimpinan Pak Yosi (Jusuf Indarto, sekarang Kakanwil DJBC
Kepulauan Riau ) yang menyenangkan. Kalau ngajak kuliner dan Dwi Ramadhani (9) dan Dwi Rachma Shinta (9) yang keduanya
pergi juga sama-sama. Olahraga juga kita main bersama. Jadi masih duduk di bangku kelas 5 SD Cipinang Melayu.
waktu tidak terasa berlalu. Kemudian pengganti Pak Yosi, Pak Selama bertugas di Makassar Tutung terpaksa harus ber-
Bachtiar, juga hampir sama gaya kepemimpinannya,” kesan pisah dengan keluarganya di Jakarta. Pasalnya, sang isteri
Tutung selama bertugas di Makassar ini. sehari-harinya masih bekerja sebagai PNS di Pemda Jakarta
Menjadi seorang KBU merupakan tantangan tersendiri Timur. Mau tidak mau Tutung harus mengalah dengan bolak-
bagi Tutung. Mengingat selama ini dia belum pernah balik Makassar – Jakarta.
bertugas di bagian Umum. “Terus terang saya selama ini Selain harus membagi waktu dengan keluarga, Tutung masih
(bertugas) di bidang Teknis. Saya sebelumnya tidak tahu menyisakan waktu untuk hobinya berolahraga. Banyak jenis olah-
masalah TU/RT, Kepegawaian atau Keuangan. Tapi saya raga yang ia sukai. Diantaranya bersepeda, tenis, bulutangkis,
yakin kalau saya percaya kepada staff, staff akan membantu dan diving. Khusus untuk bersepeda, ia sudah menjelajahi bebe-
saya. Ya, sambil jalan belajarnya,” kata Tutung yang rapa daerah, diantaranya Johor-Malaysia, Danau Toba, Bontang
dikalangan pegawai dikenal sebagai orang yang low profile. dan lainnya. Yang paling berat, menurutnya adalah di Gunung
Bromo. Prestasi pun pernah dicapainya ketika menjadi juara 3
KELUARGA SEBAGAI MOTIVATOR beregu di Lembang. Untuk diving, Tutung sudah pernah mencoba
“Keluarga merupakan salah satu motivator saya untuk beker- ke Bali, Bunaken dan Kepulauan Seribu.
ja sebaik-baiknya dan menjadi teladan bagi anak-anak. Saya Kepada DJBC, Tutung hanya berharap agar koordinasi antar
merasa harus meneladani orang tua saya yang juga menjadi unit di DJBC bisa lebih ditingkatkan. “Kita punya potensi SDM
PNS dimana beliau bisa menyekolahkan anak-anaknya. Mudah- yang baik dan apa yang telah dilakukan Bea Cukai sudah lebih
mudahan kalau tidak ada cacatnya (dalam bekerja) akan menjadi baik dari instansi lain. Tujuan kita kan sama, untuk memberikan
kebanggaan bagi saya dan keluarga,” tegas Tutung. pelayanan yang baik bagi masyarakat usaha dan industri tanpa
Tutung yang menikah dengan Treesye Anom Sari pada tang- mengurangi pengawasan. Tapi kita masih kurang dalam
gal 22 Mei 1994 sekarang ini dikarunia 3 putra-putri. Putri koordinasi,” tandas Tutung yang mewakili DJBC mengikuti
pertama, Prillia Kusuma Puteri (12) yang duduk di kelas 1 SMP program CIEMP (Customs International Executive Management
139 Jakarta. Sedangkan dua adiknya kembar, yakni Muhammad Programs) di Australia tahun 2007 ini. dons, makassar
DOK. PRIBADI DOK. PRIBADI

JALAN SEHAT. Bersama dengan Kakanwil DJBC Sulawesi, Bachtiar ketika BERSEPEDA. Menyalurkan hobi bersepeda
mengikuti jalan sehat dalam rangka HUT RI Ke-62. di waktu senggang.

EDISI 396 NOPEMBER 2007 WARTA BEA CUKAI 63


APA KATA MEREKA
FOTO : ISTIMEWA
Pertengahan bulan Juni lalu (26/6), berbagai negara di belahan dunia memperingati hari anti madat in-
ternasional, begitu pula Indonesia. Di Indonesia, hari anti narkoba internasional diperingati dengan berbagai
cara, salah satunya yang dilakukan beberapa artis ibukota.- Mereka menggelar aksi simpatik mengkampa-
nyekan hari anti madat internasional dengan membagi-bagikan bunga dan brosur yang berisi himbauan say
no to drugs.
Ditemui WBC di depan bundaran HI, Jakarta, Olivia Zalianty mengatakan bahwa acara tersebut
mengambil tema love in action, yang salah satunya disponsori oleh Polda Metro Jaya. Ia sendiri terpilih untuk
menjadi icon atau duta anti madat oleh Polda Metro Jaya. Untuk itu, ia sangat mendukung kegiatan yang
berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan.
Saat ditanya pandangannya tentang narkoba, Olivia menjelaskan bahwa saat ini narkoba sudah mulai
menguasai Indonesia, khususnya Jakarta. Oleh sebab itu, dalam kampanyenya kali ini, ia tidak ingin
menggurui dan tidak bermaksud melarang penggunaan narkoba itu sendiri, tapi lebih kepada memberikan
pilihan-pilihan yang lebih baik dalam menjalani hidup. “Aku sendiri suka olahraga, aku sehat dan tidak
menggunakan drugs,” tambahnya.
Saat ditanya tanggapannya terhadap petugas bea cukai yang bertugas di bandara internasional seperti
Soekarno Hatta, Olivia mengaku tidak pernah mengalami masalah yang berarti dengan petugas bea cukai
sepulangnya dari luar negeri. Hanya saja, tas atau koper yang dibawanya kadang
terlampau berat sehingga kerap ditandai oleh petugas bea cukai, untuk
kemudian diperiksa.
“Tapi aku gak pernah bawa yang macam-macam. Jadi sebe-
narnya gak pernah ada masalah karena tiap barang yang aku ba-
wa pasti legal,” kata cewek yang saat ini masih aktif syuting untuk
FTV. Ia sendiri yakin bahwa petugas yang mengenalnya pasti
tahu bahwa ia tidak pernah membawa barang ilegal, ia hanya
membawa barang belanjaan.
Olivia memang kerap mela- kukan traveling ke luar
negeri, selain untuk jalan-jalan, juga dalam rangka keper-
luan syuting. Banyak negara telah disinggahinya,
seperti Thailand, Singapura, Hongkong (yang
Gillbert Marciano
hampir tiap tahun disamba- nginya-red),
China, Jepang, Inggris, Belanda, Monaco, Paris,
Australia, Amerika Serikat,
Timur Tengah dan masih
negara-negara
banyak lagi. “Mukanya Jutek…”
Saat ditanya apakah ia mengetahui tugas dan Ditemui di tempat yang sama dengan Oli-
fungsi Bea dan Cukai, Olivia mengaku tidak terlalu
via Zalianty, salah satu artis muda Indonesia,
mengetahui tugas dan fungsi Bea dan Cukai. “Aku gak bisa Gillbert Marciano mengaku kehadirannya
banyak komentar, karena aku gak begitu paham soal Bea
ditempat itu karena ingin berpartisipasi dalam
Cukai,” ucapnya. Ia juga mengatakan bahwa dirinya rangka memperingati hari anti madat internasio-
termasuk orang yang taat pada peraturan.
nal. Ia ingin turut serta memberitahukan pada
Namun demikian, ia menyarankan agar petugas bea masyarakat mengenai bahaya narkoba dan
cukai menggunakan nalurinya dalam melakukan pe-
turut berpartisipasi perang melawan narkoba.
kerjaannya. Dengan menggunakan naluri, penyelundup- Ketika disinggung pandangannya tentang
an obat-obatan terlarang bisa diminimalisir. Ia berha-
narkoba di Indonesia, Gilbert mengatakan
rap petugas jangan hanya mengikuti bahwa tingkat penggunaan narkoba di Jakarta
aturan-aturan saja saat melakukan pe-
masih tinggi. “Kita bisa lihat… masih banyak
meriksaan tapi juga mengikuti naluri banget orang, baik itu anak-anak muda, para
karena modus operandi yang diguna-
ABG (anak baru gede-red), bahkan orangtua
kan para penyelundup drugs saat pun ada yang menggunakan narkoba,” katanya.
ini lebih bervariasi. “Jadi,
Untuk menanggulanginya, seluruh masya-
bekerja dengan meng- rakat harus lebih mengantisipasi peredaran nar-
gunakan naluri
koba. Namun demikian, menurutnya antisipasi
untuk mende- saja tidaklah cukup untuk meminimalisir peredar-
teksi drugs
an narkoba tetapi harus kembali pada kesadar-
itu penting an diri masing-masing untuk say no to drugs.
sekali,”
“Sebab, akan percuma kalau hanya antisi-
papar- pasi tapi tidak kembali kepada diri masing-
nya.
masing untuk menolak narkoba. Aku menghim-
ifa bau, untuk yang ingin mencoba memakai atau
yang baru memakai narkoba, mendingan
jangan diterusin deh,” saran cowok yang
menyukai olahraga billiard, sepakbola, basket
dan musik ini.
Saat ditanya apakah cowok yang sedang
sibuk syuting film horror untuk layar lebar ini,
pernah punya pengalaman dengan petugas bea
cukai di bandara, khususnya Soekarno Hatta,
Gilbert mengaku tidak pernah mengalami
masalah dengan petugas bea cukai. Selama ini
semuanya berjalan dengan baik.
Sebagai seorang artis, ia juga mengaku
petugas tidak pernah membeda-bedakannya
dengan penumpang lain. Petugas selalu
memeriksa barang bawaannya. “Tapi, walaupun
tidak diskriminasi, petugas tetap saja mukanya
jutek kalo lagi memeriksa,” ungkapnya seraya
tersenyum.
Untuk itu ia menyarankan agar petugas
tidak memasang wajah seram saat melakukan
pemeriksaan. “Disiplin itu boleh, menegakkan
hukum juga boleh, tapi jangan judes-judes
dong mukanya, senyum dikit lah,” katanya lagi

Olivia Zalianty
seraya terkekeh.
Ketika disinggung apakah ia tahu tugas
dan fungsi Bea Cukai, Gilbert mengaku bahwa

“Pasti Legal...”
sepanjang pengetahuannya tugas Bea Cukai
adalah mengawasi perdagangan antara satu
negara dengan negara lain, termasuk
didalamnya narkoba. Sehingga, barang-barang
yang berasal dari negara lain yang ingin masuk
ke dalam daerah Indonesia harus diawasi oleh
Bea Cukai. ifa

64 WARTA BEA CUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR 83/PMK.02/2007
TENTANG

Perubahan Keenam
Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 92/PMK.02/2005 Tentang
Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu
dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang :
a. bahwa sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi tingkat menteri menge-
nai masalah minyak goreng pada tanggal 15 Juni 2007 di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, dan dalam rangka efektifitas dan
kepastian hukum dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
61/PMK.011/2007, perlu dilakukan perubahan terhadap Pasal 3 ayat (2)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang Penetapan
Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 61/PMK.011/2007;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan
Keenam Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang
Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan
Ekspor;

Mengingat :
1. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang Penetapan
Jenis Barang Ekspor Tertentu Dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Men-
teri Keuangan Nomor 61/PMK.011/2007;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.02/2005 TENTANG
PENETAPAN JENIS BARANG EKSPOR TERTENTU DAN BESARAN TARIF
PUNGUTAN EKSPOR.
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 1
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal I
Ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005
tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan
Ekspor yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan :
a. Nomor 130/PMK.010/2005;
b. Nomor 30/PMK.02/2006;
c. Nomor 51/PMK.02/2006;
d. Nomor 88/PMK.010/2006;
e. Nomor 61/PMK.011/2007;
dihapus, sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 3
(1) Jenis barang ekspor tertentu dan besaran tarif Pungutan Ekspor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Dihapus.

Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Menteri


Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juli 2007

MENTERI KEUANGAN,

SRI MULYANI INDRAWATI

2 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : P-26/BC/2007
TENTANG

Tatalaksana
Pindah Lokasi Penimbunan
Barang Impor yang Belum Diselesaikan
Kewajiban Kepabeanannya Dari satu
Tempat Penimbunan Sementara Ke Tempat
Penimbunan Sementara Lainnya
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

Menimbang :
a. Bahwa pemindahan lokasi penimbunan barang-barang impor yang belum
diselesaikan kewajiban kepabeanannya karena tuntutan akan kelancaran
arus barang di pelabuhan berpotensi risiko tidak terpenuhinya hak-hak
negara;
b. Bahwa upaya peningkatan pelayanan guna memperlancar arus barang impor
dan ekspor perlu diimbangi dengan sistem pengawasan di bidang kepabeanan
yang efektif dan efisien guna mencegah pelanggaran perundang-undangan
yang berlaku;
c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tatalaksana
Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor yang Belum Diselesaikan Kewajiban
Kepabeanannya Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat
Penimbunan Sementara Lainnya.

Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4661);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2007;
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 3
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Ekspor;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana
Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut,
Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 108/PMK.04/2006;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan pabean
dan Tempat Penimbunan Sementara.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATALAKSANA
PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN
KEWAJIBAN KEPABEANANNYA DARI SATU TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
KE TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA LAINNYA.

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :
1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.
2. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban pabean.
3. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut,
Bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) adalah bangunan dan/atau lapangan
atau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk
menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau pengeluarannya.
5. Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk
dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006.
6. Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara (Pengusaha TPS) adalah
pengusaha yang mengelola lapangan atau gudang penumpukan container atau
barang impor dalam suatu kawasan pabean yang berada di dalam area
pelabuhan, yang memiliki ijin sebagai Pengusaha TPS dari Menteri Keuangan
berdasarkan Undang-undang Kepabeanan.
4 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
7. Yard Occupancy Ratio (YOR) atau tingkat penggunaan lapangan
penumpukan adalah perbandingan antara jumlah penggunaan lapangan
penumpukan dengan lapangan penumpukan yang tersedia (siap operasi)
yang dihitung dalam satuan ton/hari atau m3/hari.
8. Shed Occupancy Ratio (SOR) atau tingkat penggunaan gudang adalah
perbandingan antara jumlah penggunaan ruang penumpukan dengan
ruang penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton/hari atau
m3/hari.
9. Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) adalah pemindahan lokasi penimbunan
barang impor yang belum diselesaikan kewajiban kepabeanannya dari
suatu gudang atau lapangan penumpukan Tempat Penimbunan Sementara
(TPS) tertentu ke suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu atau
TPS lainnya yang berada dalam satu wilayah pengawasan Kantor Pabean.
10. Container Scanner Inspection System adalah sistem pemeriksaan fisik
barang impor dalam peti kemas dengan menggunakan alat Container
Scanner.
11. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Utama dan Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai.

Pasal 2
(1) Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin
dari Pejabat yang menangani administrasi manifest atas nama Kepala Kantor
Pabean, berdasarkan permohonan dari Pengusaha TPS yang mengelola
gudang atau lapangan penumpukan asal.
(2) Dalam rangka pengambilan keputusan terhadap permohonan PLP, Pejabat
yang menangani administrasi manifest dapat berkoordinasi dengan Pejabat
yang menangani penindakan dan penyidikan.

Pasal 3
(1) Izin PLP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diberikan dalam hal :
a. YOR atau SOR TPS bersangkutan telah melampaui batas 85% dan
berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean dapat terjadi stagnasi;
atau
b. Barang impor konsolidasi, pengangkutan barang impor menggunakan satu
kontainer untuk lebih dari satu atau untuk banyak alamat consignee/
penerima barang (Less than Container Load = LCL); atau penyimpanan
atau penumpukan yang khusus dan tidak tersedia di gudang atau
lapangan penumpukan barang di tempat penimbunan sementara.
(2) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP wajib mencantumkan:
a. Keterangan yang menyatakan bahwa atas YOR atau SOR TPS yang
bersangkutan telah melampaui 85% dalam hal permohonan PLP diajukan
berdasarkan kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf (a);
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 5
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
b. Rincian jumlah dan jenis barang, nama consignee, nomor koli atau nomor
container dan nomor segel pelayaran barang impor yang dimohonkan
PLP-nya;
c. Surat pernyataan dari Pengusaha TPS tempat tujuan PLP akan
ketersediaan ruang atau tempat penimbunan bagi barang impor yang
dimohonkan PLP-nya.

(3) Format surat permohonan PLP adalah sebagaimana dimaksud dalam


Lampiran I Peraturan ini.

Pasal 4
(1) Pemberian keputusan atas permohonan PLP wajib diterbitkan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan PLP dan
dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
diterima dengan lengkap.
(2) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlampaui,
permohonan PLP dianggap disetujui dan tetap diterbitkan keputusan
persetujuan.
(3) Keputusan atas permohonan PLP diterakan pada surat permohonan PLP
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan ini.
(4) Surat permohonan PLP yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dipergunakan sebagai pelindung pengangkut Barang impor pada
pelaksanaan PLP.

Pasal 5
(1) Pemberian izin PLP berdasarkan pertimbangan YOR atau SOR TPS
bersangkutan telah melampaui batas 85%, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf a hanya terhadap Barang impor yang termasuk
dalam kategori komoditas berisiko rendah dan diimpor oleh importir
berisiko rendah.
(2) Pejabat yang menangani penindakan dan penyidikan pada Kantor Pabean
dapat melakukan pemeriksaan menggunakan Container Scanner Inspec-
tion System terhadap Barang impor yang diberikan izin PLP.
(3) Dalam hal dari pemeriksaan dengan menggunakan Container Scanner
Inspection System menyimpulkan adanya dugaan pelanggaran
kepabeanan dan diperlukan pemeriksaan fisik lebih lanjut, maka Kepala
Kantor Pabean dapat memerintahkan kepada Pejabat yang menangani
penindakan dan penyidikan untuk segera melakukan pemeriksaan karena
jabatan dan/atau penindakan lain yang diperlukan demi pengamanan hak
keuangan negara atas barang yang bersangkutan.
(4) Pemeriksaan karena jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku.
6 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal 6
(1) Pengangkutan Barang impor yang telah diberikan ijin PLP dari TPS asal ke
TPS tujuan wajib dilindungi dengan segel dan dapat dilakukan pengawalan
dalam hal dianggap perlu.
(2) Pemasangan segel dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi
pengeluaran barang di TPS asal barang.
(3) Segel sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat dilepas oleh Pejabat
Bea Cukai yang mengawasi pemasukan barang di TPS tujuan.
(4) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP wajib menjamin agar
segel sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak rusak, lepas atau hilang.
(5) Kelalaian atas kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 105 Undang-undang Nomor 17 Tahun
2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.

Pasal 7
(1) Pengusaha TPS asal wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap barang
impor yang telah diberikan izin PLP dan telah dikeluarkan dari TPS asal.
(2) Pengusaha TPS tujuan wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap barang
impor yang telah mendapat izin PLP dan telah selesai dibongkar di TPS tujuan.
(3) Sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan PLP, Pengusaha TPS Asal dan
TPS Tujuan wajib melaporkan Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP Barang impor
kepada Kepala Kantor Pabean u.p Pejabat yang menangani administrasi
manifest.
(4) Format Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP adalah sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran II Peraturan ini.

Pasal 8
(1) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP bertanggungjawab atas
Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam rangka Impor yang terutang atas barang
Impor yang diberikan izin PLP sampai dengan Barang impor tersebut selesai
dipindahkan ke TPS tujuan, sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
(2) Segala biaya dan risiko terkait pelaksanaan PLP menjadi tanggung jawab
pemohon PLP.
(3) Tata Kerja Pengajuan dan Pelaksanaan PLP adalah sebagaimana diatur dalam
Lampiran III Peraturan ini.

Pasal 9
Penghitungan jangka waktu penimbunan barang impor yang belum diselesaikan
kewajiban pabeannya dihitung sejak ditimbun di TPS yang pertama.
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 7
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal 10
(1) Pengeluaran Barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya
dengan tujuan TPS selain pelabuhan pada Kantor Pabean lainnya
dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme angkut lanjut (BC 1.2).
(2) Pengeluaran Barang impor sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1)
dapat diberikan dalam hal :
a. Barang impor yang akan dipindahkan penimbunannya adalah Barang
impor yang termasuk dalam kategori komoditas berisiko rendah dan
diimpor oleh importir berisiko rendah; atau
b. Barang impor yang karena sifatnya membutuhkan sarana dan
prasarana penyimpanan atau penumpukan yang khusus dan tidak
tersedia di gudang atau lapangan penumpukan barang di tempat
penimbunan sementara di Kantor Pabean asal.

Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku mulai tanggal 01 September
2007.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan


Direktur Jenderal ini dengan menempatkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Agustus 2007

DIREKTUR JENDERAL

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

8 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Tatacara
Pelaksanaan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor Yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya
Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat Penimbunan Sementara Lainnya Dalam Satu Wilayah
Pengawasan Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Nomor : ……/PLP/200..
Tanggal :
Lampiran :
Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor
FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP
Yth. Kepala Seksi Administrasi Manifest
Dengan ini kami mengajukan permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor yang Belum
Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya (PLP) atas party barang sebagai berikut:
Nama Sarana Pengangkut : …………………………………………………....
Voyage No : ………………………………………….…………
TPS Asal : ……………………………………….……………
TPS Tujuan : ……………………………………….……………
Alasan Pindah Lokasi :
( ) YOR/SOR TPS telah melampaui batas 85%;
( ) Barang impor konsolidasi, pengangkutan barang impor menggunakan satu container
untuk lebih dari satu atau untuk banyak alamat consignee/penerima barang (Less than
Container Load = LCL);
( ) Barang impor yang karena sifatnya membutuhkan sarana dan prasarana penyimpanan atau
penumpukan yang khusus dan tidak tersedia di gudang atau lapangan penumpukan
barang di tempat penimbunan sementara.

No BCF 1.1:
No Pos No.Kontainer/ Consignee Jenis Jumlah No. Segel Disetujui/
No. Koli Barang Barang Pelayaran Ditolak

Demikian kami sampaikan untuk mendapat keputusan.

Hormat kami
Pemohon

…………….

* Menyetujui/Tidak Menyetujui Permohonan PLP:


a.n. Kepala Kantor,
Kepala Seksi Administrasi Manifest

………................……..
NIP

Pejabat Bea dan Cukai Pejabat Bea dan Cukai


Yang mengawasi TPS Asal yang mengawasi TPS Tujuan

…………….......……. …………........……….
NIP NIP

* Coret yang tidak perlu


DIREKTUR JENDERAL,
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 9


s
Lampiran II

10
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Tatacara
s Pelaksanaan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor Yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya
Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat Penimbunan Sementara Lainnya Dalam Satu Wilayah
Pengawasan Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Yth. Kepala Kantor …………………………………….


u.p Kepala Seksi Administrasi Manifest

DAFTAR REKAPITULASI PINDAH LOKASI PENIMBUNAN


TPS …………………………………………………………………
PERIODE BULAN…………………………… TAHUN………………..

No Nomor/Tanggal Izin No. Kontainer/ Jumlah dan jenis Nama consignee Nomor segel Nama TPS
PLP No. Koli barang Asal/Tujuan*
K E P U T U S A N
&

*coret salah satu

Pimpinan TPS…………………………

BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007


DIREKTUR JENDERAL,
K E T E T A P A N

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Tatacara
Pelaksanaan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor Yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya
Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat Penimbunan Sementara Lainnya Dalam Satu Wilayah
Pengawasan Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

TATA KERJA PENGAJUAN DAN


PELAKSANAAN PLP
A. Pemohon PLP/Pengusaha TPS Asal

1. Mengajukan surat permohonan PLP dengan disertai dokumen-dokumen


pendukung kepada Pejabat yang menangani administrasi manifest

2. Dalam hal permohonan PLP disetujui menyiapkan barang impor yang


akan dipindahlokasikan untuk disegel oleh Pejabat Bea dan Cukai
yang mengawasi TPS asal.

3. Menyimpan copy surat persetujuan PLP yang telah disetujui sebagai arsip.

4. Melakukan PLP sesuai dengan izin yang diberikan.

5. Menyelenggarakan pembukuan terhadap Barang impor yang telah


diberikan izin PLP dan telah dikeluarkan dari TPS.

6. Membuat dan mengirimkan Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP


Barang impor kepada Kepala Kantor Pabean u.p. Pejabat yang
menangani administrasi manifest.

B. Pengusaha TPS Tujuan

1. Menyelenggarakan pembukuan terhadap Barang impor yang telah


diberikan izin PLP dan telah ditimbun di TPS.

2. Membuat dan mengirimkan Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP


Barang impor kepada Kepala Kantor Pabean u.p. Pejabat yang
menangani administrasi manifest.

C. Pejabat yang menangani administrasi manifest

1. Menerima surat permohonan PLP dalam rangkap 3 (tiga) dan


dokumen pendukung secara lengkap dari pengusaha TPS.
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 11
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
2. Membukukan dan memberikan nomor pendaftaran pada surat
permohonan PLP;

3. Meneliti permohonan PLP yang diajukan pengusaha TPS.

4. Dalam hal diperlukan penelitian terhadap profil komoditi dan profil


importir, berkoordinasi dengan Pejabat yang menangani penindakan
dan penyidikan untuk melakukan penelitian terhadap profil komoditi
dan profil importir atas permohonan PLP.

5. Menerima hasil penelitian terhadap profil komoditi dan profil importir


dari Pejabat yang menangani penindakan dan penyidikan.

6. Mencocokkan surat permohonan PLP dengan pos BC 1.1:

a. apabila kedapatan sesuai:

i. menutup pos BC 1.1 yang bersangkutan;

ii. memberikan persetujuan atas permohonan PLP;

iii. mengirimkan surat permohonan PLP kepada Petugas yang


mengawasi pengeluaran/pemuatan barang, untuk dilakukan
pencocokkan nomor, merek, ukuran, jumlah dan jenis kemasan/
petikemas dan peneraan segel pada kemasan/petikemas serta
untuk pengawasan pengeluaran/pemuatan barang;

b. apabila kedapatan tidak sesuai, permohonan PLP ditolak dan


dikembalikan kepada pemohon PLP.

7. Menyerahkan copy permohonan PLP yang telah disetujui lembar


pertama kepada pengusaha TPS pemohon PLP.

8. Menyerahkan permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama


kepada Pejabat yang mengawasi TPS asal untuk melindungi
pengangkutan barang sampai di TPS tujuan.
12 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
9. Menyerahkan permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua
kepada Pejabat yang mengawasi TPS asal sebagai verkliker.

10. Memberikan keterangan mengenai lokasi penimbunan terakhir pada


pos manifest Barang Impor sebagaimana dimaksud dalam surat
persetujuan permohonan PLP.

11. Menerima copy Berita Acara Penyegelan dari pejabat yang


mengawasi TPS asal.

12. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama
yang telah diberi catatan oleh pejabat yang mengawasi TPS asal
dalam hal jumlah dan jenis barang, nama consignee, nomor koli atau
nomor container dan nomor segel pelayaran sesuai.

13. Mencantumkan pada permohonan PLP yang telah disetujui jangka


waktu pengangkutan barang impor sampai di TPS tujuan (2 hari
kerja).

14. Menyimpan surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar ketiga
untuk monitoring.

15. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua
yang telah diberi catatan selesai dibongkar oleh Pejabat Bea dan
Cukai yang mengawasi TPS tujuan untuk diadministrasikan bersama
berkas PLP dimaksud.

16. Apabila surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua
tidak diterima kembali dalam jangka waktu 2 (dua) hari, meminta
konfirmasi dari Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi TPS asal.

17. Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat Bea dan Cukai
yang mengawasi TPS tujuan, bahwa surat permohonan PLP yang
telah disetujui lembar pertama tidak diterima dari TPS asal; atau
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 13
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
barang impor dimaksud tidak sampai di TPS tujuan, atau barang
impor dimaksud telah dibongkar/ditimbun kedapatan kurang:

a. Menyampaikan berkas surat permohonan PLP yang telah


disetujui namun kedapatan tidak sesuai kepada Pejabat yang
menangani penindakan dan penyidikan;

b. Menerbitkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea


Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi berupa denda;

c. Menyerahkan Surat Penetapan kekurangan pembayaran Bea


Masuk, Cukai, PDRI dan sanksi administrasi kepada Pejabat
yang mengelola penagihan/pengembalian untuk menerbitkan
Surat Tagihan.

18. Menyampaikan berkas surat permohonan PLP yang telah disetujui yang
kedapatan tidak sesuai kepada pejabat yang menangani penindakan dan
penyidikan untuk dilakukan penyelidikan/penyidikan lebih lanjut.

19. Menerima dan mengadministrasikan Laporan Bulanan Rekapitulasi


PLP Barang Impor dari Pengusaha TPS.

D. Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi TPS asal:

1. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama


dan lembar kedua dari Pejabat yang mengelola administrasi manifest.

2. Mengawasi pengeluaran barang dengan mencocokkan surat


keputusan persetujuan PLP dengan jumlah dan jenis barang, nama
consignee, nomor koli atau nomor container dan nomor segel
pelayaran Barang impor yang bersangkutan :

a. kedapatan sesuai, barang impor dapat dikeluarkan dengan


disegel;

b. kedapatan tidak sesuai, barang impor tidak dapat dikeluarkan,


memberikan catatan pada surat permohonan PLP yang telah
disetujui dan mengirimkannya kepada Pejabat yang menangani
administrasi manifest untuk penyelesaian lebih lanjut;
14 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
3. Memberikan catatan tentang pengeluaran/pemuatan barang dan
peneraan segel pada permohonan PLP yang telah disetujui;

4. Mengirimkan copy surat persetujuan PLP lembar pertama yang telah


diberi catatan pengeluaran/pemuatan dan peneraan segel kepada
Pejabat yang mengelola manifest sebagai monitoring.

5. Mengirimkan permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua


kepada Pejabat yang mengawasi TPS tujuan sebagai verkliker.

6. Apabila surat permohonan PLP lembar kedua tidak diterima kembali


dalam jangka waktu 2 (dua) hari, meminta konfirmasi dari Pejabat Bea
dan Cukai yang mengawasi TPS tujuan dan menyampaikan hal
tersebut kepada Pejabat yang menangani administrasi manifest.

E. Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi TPS tujuan

1. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua


sebagai verkliker.

2. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama


dari TPS asal sebagai dokumen pelindung barang impor.

3. Mencocokkan surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar


pertama dan lembar kedua.

4. Meneliti kondisi segel serta mencocokkan surat permohonan PLP


yang telah disetujui dengan jumlah dan jenis barang, nama con-
signee, nomor koli atau nomor container dan nomor segel pelayaran
barang Impor yang bersangkutan:

a. kedapatan sesuai: membuka segel, membuat Berita Acara


Pembukaan segel, memberikan keterangan telah dilakukan
pembongkaran dan penimbunan di TPS tujuan pada surat
permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama;

b. kedapatan tidak sesuai: memberikan catatan pada surat


permohonan PLP yang telah disetujui dan mengirimkannya
kepada Pejabat yang menangani administrasi manifest untuk
penyelesaian lebih lanjut;
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 15
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
5. Mencatat hasil pemeriksaan pada surat permohonan PLP lembar
pertama ke dalam surat permohonan PLP lembar kedua.

6. Mengirimkan surat permohonan PLP lembar kedua yang telah diberi


catatan pembongkaran kepada Petugas yang mengawasi TPS asal.

7. Mengirimkan kembali surat persetujuan permohonan PLP lembar


kedua kepada Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi TPS asal
dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) hari.

8. Menyimpan keputusan persetujuan PLP lembar pertama sebagai


arsip.

F. Pejabat yang menangani penindakan dan penyidikan

1. Menerima tembusan surat keputusan atas permohonan PLP dari


Pejabat yang menangani administrasi manifest.

2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pembuatan


keputusan atas permohonan PLP kepada Pejabat yang menangani
administrasi manifest terkait penelitian terhadap profil komoditi dan
profil importir.

3. Melakukan Analisa terhadap tembusan surat Keputusan atas


permohonan PLP.

4. Melakukan penindakan terhadap Barang impor yang akan


dipindahlokasikan yang berdasarkan analisa intelijen diduga kuat
akan atau telah terjadi pelanggaran ketentuan di bidang kepabeanan.

5. Menerima berkas surat persetujuan PLP yang kedapatan tidak sesuai


dari Pejabat yang menangani administrasi manifest dan melakukan
penyelidikan/penyidikan lebih lanjut terhadap permasalahan tersebut.

DIREKTUR JENDERAL

ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
16 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s

You might also like