Professional Documents
Culture Documents
PROFIL WAWANCARA
MENUNGGU IMPLEMENTASI
TUTUNG BUDI KARYA
DENGAN KEBERSAMAAN AKAN TIMBUL KOMUNIKASI YANG
HARMONIS & SALING PERCAYA ANTARA BAWAHAN & ATASAN
PERMANA AGUNG
KITA INGIN AGAR MASYARAKAT BISA TRUST DAN
CONFIDENCE PADA PEMERINTAH
DARI REDAKSI
64 Halaman
IZIN DEPPEN: NO. 1331/SK/DIRJEN-G/SIT/72
TANGGAL, 20 JUNI 1972 ISSN.0216-2483
PELINDUNG
Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
A
Drs. Anwar Suprijadi, MSc
PENASEHAT
da yang sedikit berbeda dengan majalah WBC edisi Novem- Direktur Penerimaan & Peraturan
Kepabeanan dan Cukai:
ber 2007. Kalau biasanya WBC muncul dengan isi 80 Drs. Hanafi Usman
Direktur Teknis Kepabeanan
halaman, maka di edisi November ini WBC hadir agak Drs. Teguh Indrayana, MA
Direktur Fasilitas Kepabeanan
ramping yaitu 64 halaman. Kenapa bisa begini ? Drs. Kusdirman Iskandar
Direktur Cukai
Seperti sudah diketahui, pertengahan Oktober lalu, pemerintah Drs. Frans Rupang
Direktur Penindakan & Penyidikan
menetapkan libur atau cuti bersama dalam rangka hari raya Idul Fitri Heru Santoso, SH
Direktur Audit
dimulai hari Jumat 12 Oktober dan efektif kembali bekerja pada hari Drs. Thomas Sugijata, Ak. MM
Direktur Kepabeanan Internasional
Senin 22 Oktober. Waktu libur yang cukup panjang ini ternyata Drs. M. Wahyu Purnomo, MSc
Direktur Informasi Kepabeanan & Cukai
menimbulkan persoalan tersendiri buat Redaksi. Pasalnya, sekalipun Dr. Heri Kristiono, SH, MA
Kepala Pusat Pendidikan dan
jadwal deadline sudah kami majukan sangat awal, kondisinya ternyata Pelatihan Bea dan Cukai
Drs. Endang Tata
tidak seperti yang diharapkan. Inspektur Bea dan Cukai
Edy Setyo
Artinya, Redaksi harus memilih apakah akan tetap muncul dengan Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan &
Penerimaan KC
80 halaman namun dengan konsekuensi jadwal terbit yang dipastikan Drs. Bambang Prasodjo
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan &
terlambat, atau harus memangkas jumlah halaman namun bisa terbit Penegakan Hukum KC
Drs. Erlangga Mantik, MA
tepat pada waktunya, yaitu di kisaran akhir bulan tanggal 29-30 Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan
Kapasitas & Kinerja Organisasi KC
Oktober, untuk kemudian siap diedarkan di awal bulan November. Drs. Joko Wiyono
Keputusan yang diambil, sekalipun berat hati adalah, memangkas KETUA DEWAN PENGARAH
Sekretaris Direktorat Jenderal
jumlah halaman dengan maksud hadir tepat waktu. Kondisi ini membuat Bea dan Cukai:
Dr. Kamil Sjoeib, MA
Redaksi terpaksa harus menunda beberapa artikel/berita yang telah WAKIL KETUA DEWAN PENGARAH/
PENANGGUNG JAWAB
selesai ditulis oleh redaktur WBC termasuk kiriman tulisan dari daerah, Kepala Bagian Umum:
Sonny Subagyo, S.Sos
yang kemudian baru akan kami muat di WBC edisi Desember. DEWAN PENGARAH
Drs. Nofrial, M.A., Drs. Patarai Pabottinggi,
Ada alasan lain kenapa kami berusaha untuk tidak terlambat terbit. Dra. Cantyastuti Rahayu, Ariohadi, SH, MA.
Marisi Zainuddin Sihotang, SH.,M.M.
Beberapa bulan belakangan Redaksi menerima keluhan tentang Hendi Budi Santosa,
Ir. Azis Syamsu Arifin, Muhammad Zein, SH, MA.
Maimun, Ir. Agus Hermawan, MA.
majalah WBC yang tiba sangat jauh dari tanggal terbit, khususnya PEMIMPIN REDAKSI
Lucky R. Tangkulung
terjadi di daerah-daerah luar pulau Jawa. Kalau WBC terbit tanggal 30/ REDAKTUR
Aris Suryantini,
31 akhir bulan atau paling lambat tanggal 1 awal bulan, maka majalah Supriyadi Widjaya,
Ifah Margaretta Siahaan,
ini baru bisa tiba di banyak tempat di luar pulau Jawa pada kisaran Zulfril Adha Putra
FOTOGRAFER
tanggal 15 bahkan 20 setiap bulannya. Andy Tria Saputra
KORESPONDEN DAERAH
Perlu kami sampaikan kembali kepada para pembaca khususnya di ` Hilman Simbolon (Medan), Abdul Rasyid (Medan)
Ian Hermawan (Pontianak)
luar pulau Jawa, bahwa pengiriman majalah WBC dilakukan dengan Donny Eriyanto (Makassar)
KOORDINATOR PRACETAK
menggunakan jasa PT. POS. Ini dilakukan untuk menekan biaya Asbial Nurdin
SEKRETARIS REDAKSI
pengiriman yang jumlahnya tidak sedikit. Pengiriman melalui jasa Kitty Hutabarat
PIMPINAN USAHA/IKLAN
titipan swasta baik lokal ataupun asing bisa saja dilakukan, tapi pasti Piter Pasaribu
TATA USAHA
akan berdampak pada harga jual majalah yang akan terkerek naik. Mira Puspita Dewi S.Pt., M.S.M.,
Untung Sugiarto
Untuk itu, apabila ada solusi yang bisa ditawarkan dalam hal IKLAN
Wirda Renata Pardede
pengiriman majalah ke daerah-daerah di luar Jawa, Redaksi akan SIRKULASI
H. Hasyim, Amung Suryana
menyambutnya dengan tangan terbuka. Kami sendiri merasa tidak BAGIAN UMUM
Rony Wijaya
nyaman dengan situasi yang ada, karena sebagai pelanggan tetap, PERCETAKAN
PT. BDL Jakarta
Anda berhak mendapatkan yang terbaik, baik dari segi isi hingga
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA
masalah delivery. Namun hingga saat ini, pilihan menggunakan jasa Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai,
pos adalah yang terbaik dengan mempertimbangkan berbagai kondisi. Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur
Telp. (021) 47865608, 47860504,
Terimakasih kami sampaikan untuk kesetiaan Anda sebagai 4890308 Psw. 154 - Fax. (021) 4892353
E-Mail : - wbc@cbn.net.id
pembaca setia majalah WBC. Kritik dan saran tetap kami nantikan - majalah_wbc@yahoo.com
REKENING GIRO a/n :
untuk membuat majalah ini tampil lebih baik dari waktu ke waktu. MIRA PUSPITA DEWI
BANK BNI 1946 CABANG CIPINANG
RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR
Nomor Rekening : 131339374
Lucky R. Tangkulung Pengganti Ongkos Cetak Rp. 10.000,-
5-13
Laporan Utama
Dalam rangka pembenahan
aparatur pemerintah, ditetapkanlah
kedudukan, tugas pokok dan fungsi
Inspektorat Jenderal Departemen.
Apa saja tugas dan fungsi
inspektorat jenderal khususnya di
Departemen Keuangan, dan hal
apa saja yang diawasi oleh
lembaga ini? Ulasan lebih lanjut
ada di rubrik Laporan Utama.
14-17 60-63
Wawancara Profil
Menurut Inspektorat Jenderal Walaupu sejak kecil dirinya
Departemen Keuangan, Permana tinggal di lingkungan bea
Agung, agar seluruh jajaran cukai, namun dirinya tidak
Departemen Keuangan dapat tertarik untuk masuk kejajaran
melaksanakan peraturan bea cukai, bahkan dirinya
perundang-undangan yang ada, bercita-cita ingin bekerja di
Menteri Keuangan perlu kehutanan. Bagaimana dirinya
perpanjangan tangan, mata dan bisa terpikat menjadi pegawai
telinga. Apa makna pernyataannya bea cukai? Simak perjalanan
ini? Penjelasannya dapat disimak hidup Tutung Budi Karya yang
pada rubrik Wawancara. merupakan tokoh profil kali ini.
38-45
Pengawasan
DJBC kembali berhasil
menegah barang-barang ilegal.
Rubrik pengawasan kali ini akan
menurunkan keberhasilan DJBC
dalam menegah masuknya
barang ilegal, diantaranya dari
KPU Jakarta, KPPBC Soekarno-
Hatta, Kanwil DJBC Jakarta,
dan ulasan mengenai kondisi
penyidik di DJBC saat ini.
19-31 64
Daerah ke Daerah Apa Kata Mereka
Rubrik daerah ke daerah Berbagai tanggapan akan
kali ini, akan menurunkan kinerja bea cukai hingga kini
berita-berita dari daerah, terus disampaikan oleh
diantaranya KPPBC masyarakat. Seperti halnya
Tanjung Pinang, Ambon, pendapat yang diutarakan
Purwakarta, dan oleh selebritis kita, Olivia
sosialisasi Undang- Zalianty dan Gillbert
Undang Cukai yang Marciano, yang mereka
dilaksanakan oleh Kanwil tuangkan dalam rubrik Apa
DJBC Sumatera Utara. Kata Mereka kali ini.
Inspektorat
Jenderal
Departemen Keuangan
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
pengawasan internal bagi unsur-unsur atau eselon I yang berada dibawah
Departemen Keuangan, dilakukan oleh unit internal yang ada di Departemen Keuangan.
Unit ini dikenal dengan nama Inspektorat Jenderal.
D
alam rangka pembenahan aparatur pemerintah pa- aparat pengawasan fungsional pemerintah di bawah De-
da awal berdirinya Orde Baru tahun 1966, partemen Keuangan.
berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Ampera Dengan dileburnya DJPKN menjadi BPKP sebagai aparat
Nomor 15/U/Kep/8/1966 tanggal 31 Agustus 1966 pengawasan fungsional pemerintah di luar departemen,
ditetapkan antara lain kedudukan, tugas pokok dan maka sebagaimana departemen lainnya Departemen
fungsi Inspektorat Jenderal Departemen. Pembentukan Keuangan hanya memiliki satu aparat pengawasan
Institusi Inspektorat Jenderal pada suatu Departemen pada fungsional yaitu Inspektorat Jenderal. Mengingat beban tugas
saat itu dilakukan sesuai kebutuhan. semakin berat, dirasakan perlu adanya peninjauan kembali
Dengan keluarnya Keputusan Presidium Kabinet susunan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen
Ampera Nomor 38/U/Kep/9/1966 tanggal 21 September Keuangan, dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
1966, dibentuk Inspektorat Jenderal pada delapan Nomor Kep-800/KMK.01/1985 tanggal 28 September 1985
departemen termasuk Departemen Keuangan. Masih maka susunan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen
dalam Kabinet Ampera, dengan ditetapkannya Keputusan Keuangan disempurnakan kembali menjadi sebagai berikut:
Menteri Keuangan Nomor a. Sekretariat Inspektorat
133/Men.Keu/1967 tanggal Jenderal;
GUIDING PRINCIPLES
20 Juli 1967 (sambil b. Inspektur Kepegawaian;
menunggu pengesahan dari c. Inspektur Keuangan;
Presidium Kabinet Ampera),
dibentuk Badan Alat Pelak-
INSPECTORATE GENERAL d. Inspektur Perlengkapan;
e. Inspektur Anggaran;
sana Utama Pengawasan f. Inspektur Pajak;
Departemen Keuangan yaitu 1. Always READ, Live in the the LEARNING g. Inspektur Bea dan Cukai;
Inspektorat Jenderal Depar- ZONE, get out of the COMFORT ZONE h. Inspektur Umum.
temen Keuangan. 2. Set GOALS, hold your self ACCOUNT-
Memasuki masa Kabinet Selanjutnya, berdasarkan
Pembangunan dengan Ren- ABLE Keputusan Menteri Keuangan
cana Pembangunan Lima 3. Be on time and prepared for meetings Nomor 2/KMK.01/2001
Tahun (Repelita), upaya pe- 4. Do Not misuse confidental information tanggal 3 Januari 2001
nyempurnaan aparatur pe- tentang Organisasi dan Tata
merintah baik tingkat pusat
5. Do Not WHINE Kerja Departemen Keuangan,
maupun di tingkat daerah 6. LISTEN to people struktur organisasi Inspektorat
terus dilanjutkan. 7. Give Back kembali berubah secara
Salah satu peristiwa pen- 8. Do The Right Thing, develop your action menyeluruh, yaitu menjadi
ting yang ikut mewarnai fungsi organisasi fungsional,
sejarah perkembangan Ins- plan before you get into a CRISIS dengan susunan sebagai
pektorat Jenderal khususnya 9. Do Not Just point out problems, proposed berikut:
Inspektorat Jenderal Depar- SOLUTIONS • Sekretariat Inspektorat
temen Keuangan adalah 10. Guard your INTEGRITY and TOGETHER- Jenderal;
dibentuknya Badan Penga- • Inspektorat Bidang I
wasan Keuangan dan Pem- NESS, UNITY like it is your most precious sampai dengan
bangunan (BPKP) berdasar- possession Inspektorat Bidang VII.
kan Keputusan Presiden No- 11. Stay POSITIVE with PRIDE to be the
mor 31 tahun 1983. Perang- member of the Inspectorate General Sejalan dengan adanya
kat/aparat BPKP pada umum- reorganisasi Departemen
nya berasal dari Direktorat 12. If you LIE to me, STEAL from the Keuangan, berdasarkan
Jenderal Pengawasan Keua- departement, STEAL from the customer, I Keputusan Menteri Keuangan
ngan Negara (DJPKN) yang will “FIRE” you Nomor 302/KMK.01/2004
merupakan salah satu unit/ tanggal 23 Juni 2004 tentang
Tidak Mungkin
Periksa
Seluruh KPPBC yang Ada Di Indonesia
Ada atau tidak ada temuan, laporan harus disampaikan kepada
Inspektur Jenderal, Departemen Keuangan (Itjen Depkeu), dan kepada objek yang
diperiksa (dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai).
B
erdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: dan risk management serta mendorong penerapan sistem
131/KMK.01/2006, Inspektorat Jenderal Departe- pengendalian intern unsur departemen yang terkait dengan
men Keuangan terdiri dari 8 (delapan) Inspektorat bidang atau tugas Inspektorat Bidang IV,
Bidang dan Sekretariat. Salah satu dari delapan unit (g) Pencegahan dan pendeteksian penyimpangan dan
Inspektorat Bidang tersebut adalah Inspektorat penyalahgunaan wewenang pada semua pelaksanaan tugas
Bidang IV, yang melaksanakan tugas pengawasan pelaksana- unsur-unsur departemen yang terkait dengan bidang tugas
an tugas unsur Departemen Keuangan bidang pabean dan Bidang IV,
cukai serta pengawasan untuk tujuan tertentu. (h) Pelaksanaan peran serta dalam rangka pemberantasan
Inspektorat Bidang IV juga menyelenggarakan fungsi kejahatan internasional yang berkaitan dengan tugas dan
sebagai berikut : fungsi departemen,
(a) Penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan dan pengawas- (i) Menyelenggarakan unsur ketatausahaan dan
an, review dan audit pada pelaksanaan tugas unsur Departe- kerumahtanggaaan Inspektorat Bidang IV.
men Keuangan yang terkait dengan bidang tugas inspektorat
serta kordinasi dan sosialisasi aspek pengawasan, Ditemui di kantornya, Edy Setyo, Inspektur Bidang IV, Itjen
(b) Menyelenggarakan pelaksanaan audit terhadap kebenaran, Depkeu mengatakan pada WBC bahwa objek pemeriksaan unit
eksistensi dan atau efektifitas pelaksanaan tugas, juga atas Bidang IV adalah salah satu unsur Departemen Keuangan
pengaduan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang (eselon I) DJBC, mulai dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, KPU
yang dilakukan oleh unsur departemen. dan KPPBC.
(c) Melakukan pelaksanaan analisis terhadap peraturan Adapun pemeriksaan yang dilakukan oleh unit Bidang IV
ketentuan yang ada dan yang diusulkan, mencakup pertama, pemeriksaan reguler atau compliance audit
(d) Melakukan pelaksanaan analisis terhadap kinerja dan laporan (pemeriksaan menyeluruh terhadap objek pemeriksaan). Dalam
yang bersumber atau berkaitan dengan pelaksanaan tugas hal ini dilakukan pada unit yang relatif beban kegiatannya rendah
unsur departemen serta memberikan rekomendasi. misalnya pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan
(e) Menyampaikan informasi hasil pengawasan dan tindak Cukai (KPPBC).
lanjut mengenai penyimpangan dan penyalahgunaan Sedangkan untuk unit atau kantor yang mempunyai beban
wewenang yang ditemukan serta rekomendasi yang telah kegiatan yang relatif tinggi, seperti unit pada Kantor Pusat, Kantor
dilakukan untuk mengatasinya, Wilayah ataupun KPU (Kantor Pelayanan Utama) dan KPPBC,
(f) Pelaksanaan peran compliance office untuk good government pemeriksaan yang dilakukan berupa audit tematik (dengan tema
WBC/ATS tertentu) seperti pemeriksaan yang dilakukan pada unit audit di
Kantor Pusat dan Kantor Wilayah.
Disamping itu, dilakukan pula pemeriksaan untuk tujuan ter-
tentu atau audit khusus yang ditugaskan dari Inspektur Jenderal
Depkeu untuk melakukan pengawasan untuk tujuan tertentu.
Misalnya, jika ada informasi tentang terjadinya kongesti, dalam
hal ini Itjen melakukan penugasan pencarian fakta. Selain itu, jika
ada pengaduan adanya penyimpangan, penyalahgunaan tugas
maka dilakukan audit berdasarkan tujuan tertentu tadi.
Dalam pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu terse-
but, karena Itjen memiliki unit Inspektorat Bidang Investigasi (IBI),
maka ada batasan dimana hasil pemeriksaan yang dilakukan
Inspektorat Bidang IV dilimpahkan kepada IBI. Namun demikian,
Inspektur Jenderal yang memutuskan apakah pemeriksaan awal
bisa dilakukan oleh unit Bidang IV atau langsung pemeriksaan
diserahkan atau dilakukan oleh IBI.
Kemudian, ada pemeriksaan mendadak atau spot check.
Pemeriksaan mendadak ditujukan untuk menilai kinerja
petugas DJBC dalam kaitan dengan pelaksanaan
pemeriksaan pabean dan prosedur pengeluaran barang,
PEMERIKSAAN FISIK BARANG. Demi terlaksananya pemeriksaan fisik barang serta mendeteksi kemungkinan terjadinya penyimpangan
yang akan dilakukan oleh Tim Itjen, seperti barang yang hendak diperiksa oleh dalam importasi. Hasil pemeriksaan tersebut akan dilaporkan
Itjen, seyogyanya tidak dikeluarkan tanpa koordinasi dengan Tim. ke KPPBC itu sendiri, Kanwil, KPU dan Kantor Pusat.
P
enanganan masalah yang ada di Direktorat Jenderal dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara, sesudah
Bea dan Cukai (DJBC) juga bisa dilakukan atas adanya KPU.
pengaduan dari masyarakat. Demikian penjelasan Demikian pula masalah SPKPBM, juga perlu mendapat
Edy Setyo, Inspektur Bidang IV, Inspektorat Jenderal perhatian. Hal itu terkait dengan pengelolaan SPKPBM yang
Departemen Keuangan (Itjen Depkeu). sebelumnya dilakukan oleh KPPBC Priok I, II, III dan kini
Ia menjelaskan, pada dasarnya pemeriksaan atau prog- dilakukan oleh KPU.
ram kerja yang dilakukan oleh unit Bidang IV pada tahun Selain concern dengan KPU, unit Bidang IV juga menyo-
2007, sudah disusun sejak tahun 2006 yang dalam perjalan- roti peraturan atau ketentuan petunjuk pelaksanaan tentang
annya, terjadi beberapa penyesuaian dengan situasi dan penetapan nilai pabean. Berdasarkan hasil pengamatan yang
kondisi yang ada. Contohnya, program kerja Itjen untuk tahun dilakukan dalam rangka mengawal KPU, ada beberapa hal
2007 tidak mencantumkan pengawasan terhadap KPU yang perlu menjadi perhatian. Salah satunya adalah
karena pada saat program kerja itu disusun (2006-red), KPU implementasi nilai pabean di lapangan. Apakah telah sesuai
belum ada. Ternyata dalam perjalanannya, tahun 2007 KPU dengan peraturan perundangan yang ada.
diresmikan.
“Sehingga, ada program kerja yang seharusnya kami MENINGKATNYA PENGAWASAN DI KPPBC
lakukan pada tahun 2007 tidak kami lakukan, dan kami Dari hasil pemeriksaan mendadak yang dilakukan Itjen,
melihat bahwa KPU menjadi prioritas atau unggulan DJBC berkenaan dengan pelaksanaan pemeriksaan fisik barang yang
sehingga dalam mengawal KPU, kami perlu pertimbangkan dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Barang (PFPB),
untuk pemeriksaan pada KPU dengan mempertimbangkan juga diperoleh data bahwa volume impor kegiatan pada KPPBC
situasi dan kondisi yang ada,” urai Edy. yang secara geografis relatif dekat dengan KPU (seperti Merak,
Ia menambahkan, saat ini pihaknya juga tengah memper- Bandung-Gede Bage), relatif meningkat sejak 1-2 bulan sebelum
siapkan pembuatan suatu data base mengenai peta KPU diresmikan.
kerawanan yang ada di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai “Peningkatan ini merupakan suatu indikator risiko yang perlu
(DJBC) dan pihak luar yang berkaitan dengan DJBC. Edy diantisipasi dengan peningkatan pengawasan terhadap kantor-
mengaku, meskipun pihaknya tidak langsung berhubungan kantor tersebut,” imbuh Edy.
dengan pihak luar tersebut, tetapi karena masih ada Untuk itu Edy berharap agar dengan diresmikannya KPU, as-
hubungannya dengan DJBC maka hal itu bisa menjadi bahan pek pelayanan khususnya kelancaran arus barang menjadi sesu-
pertimbangan. atu yang sangat vital untuk diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan
Ia mencontohkan peta kerawanan yang ada di DJBC salah kelancaran arus barang, baik impor maupun ekspor merupakan
satunya berada di Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai salah satu tolak ukur keberhasilan KPU tanpa mengurangi aspek
(KPU) Tanjung Priok. Sejak KPU diresmikan hingga saat ini, Itjen pengawasan. Dengan demikian, KPU bisa berjalan sesuai
Depkeu terus mengikuti perkembangan pelak- WBC/ATS dengan yang diharapkan oleh DJBC.
sanaan KPU tersebut. Namun demikian Edy Tidak hanya KPU, saat ini DJBC sedang
mengaku bahwa pihaknya belum melakukan giat-giatnya merampungkan rencana ujicoba
pemeriksaan ke KPU. Hal itu disebabkan be- National Single Window (NSW) di Tanjung
lum adanya timing yang tepat untuk melaku- Priok, akhir 2007. Edy menguraikan bahwa
kan pemeriksaan. dalam pengamatannya, harus diperjelas
Selama ini unit Bidang IV memperoleh dimana percepatan waktu pelayanan itu terjadi
masukan mengenai KPU dari beberapa sum- dengan adanya NSW, apakah saat impor
ber, seperti dari internal DJBC, masyarakat clearance atau customs clearance.
dunia usaha dan media massa. Masukan-ma- Kedepannya, Edy berharap agar apa yang
sukan tersebut dikelola, yang kemudian sudah dicapai DJBC perlu ditingkatkan
dilakukan pencarian fakta di lapangan atau dengan memperhatikan situasi dam kondisi di
informasi terkait mengenai KPU, seperti dari lapangan yang terus bergerak dinamis. Oleh
TPS, importir, eksportir, PPJK dan DJBC itu sebab itu DJBC harus bisa mengantisipasi ke-
sendiri. mungkinan hambatan yang bisa terjadi dalam
Sebagai contoh, dengan adanya perganti- pelaksanaan tugasnya.
an hampir seluruh pegawai KPU dengan pe- Selain itu juga kedepannya agar tercipta
gawai yang baru, yang dipilih melalui seleksi, persamaan persepsi diantara personil bea
hal tersebut dapat menimbulkan pertanyaan, cukai, seperti persamaan persepsi dalam hal
apakah pergantian tersebut berdampak penetapan nilai pabean, begitu pula koordinasi
negatif atau positif dalam rangka melakukan antara unit yang satu dengan yang lainnya da-
pelayanan dan pengawasan? lam menangani suatu masalah yang berkaitan.
Ada beberapa hal yang perlu mendapat EDY SETYO. Kepastian pelayanan dan “Saya rasa kepastian pelayanan dan
perhatian dari KPU Tanjung Priok seperti, pe- pengawasan merupakan sesuatu yang pengawasan merupakan sesuatu yang menja-
nanganan barang yang tidak dikuasai, barang menjadi harapan bagi dunia usaha. di harapan bagi dunia usaha. Misalnya dalam
WAJIB MEMBANTU
Saat ditemui di ruang kerjanya, Kamil Sjoeib, Sekretaris
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengatakan, tugas pokok
dan fungsi Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan (Itjen
Depkeu) adalah sebagai pengawas. Jadi, kalau Itjen Depkeu
mendatangi semua objek pemeriksaannya, hal itu merupakan
bagian dari tugas.
“Kita wajib membantu karena menurut saya inti dari pemerik-
saan itu adalah bisa meluruskan apa yang tidak benar dan harus
ada penindakan kalau memang ada pelanggaran,” tambahnya.
Menurut Kamil, efektif atau tidaknya tugas Itjen Depkeu
tergantung pada individu atau orang yang melakukan peme-
riksaan itu sendiri. Ia, yang pernah menjabat sebagai
Inspektur Bidang Bea dan Cukai di Itjen Depkeu sekitar tahun
1993-1994, menjelaskan bahwa untuk melakukan pemeriksa-
an sebaiknya si pemeriksa harus memiliki pengetahuan dan
gambaran yang cukup untuk melakukan pemeriksaan. Ia
mencontohkan, seseorang yang ingin melakukan
pemeriksaan keuangan berarti orang tersebut minimal harus
mengetahui cara pengelolaan keuangan, konsep dari
keuangan itu sendiri, apa yang diinginkan dan sebagainya.
Kamil sendiri tidak mengetahui bagaimana mekanisme yang
dilakukan Itjen Depkeu dalam melakukan pemeriksaan pada
DJBC. “Mungkin ada penekanan-penekanan tertentu yang dilaku-
kan. Yang jelas mereka datang dengan surat tugas beberapa hari
sebelum pemeriksaan. Setelah itu nanti ada laporan yang harus
mereka buat,” jelasnya.
Ia juga menegaskan, pemeriksaan yang dilakukan Itjen terha-
dap DJBC merupakan hal biasa yang rutin dilakukan tiap tahun.
Tak hanya itu, pada dasarnya DJBC juga kerap diperiksa oleh
pemeriksa fungsional, entah itu dari Itjen Depkeu, BPKP (Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Peme-
riksa Keuangan) dan sebagainya.
Sejauh ini, lanjut Kamil, tidak ada keluhan atas pemeriksaan
yang dilakukan Itjen pada DJBC karena hal itu merupakan peme-
riksaan rutin dengan berganti-ganti objek pemeriksaan. Namun KPU BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK. Saat ini Itjen lebih banyak
demikian, ia menghimbau harus ada koordinasi antar instansi melakukan pemantauan dan mengikuti perkembangan KPU.
pemeriksa agar tidak terjadi bentrok jika melakukan pemeriksaan
di suatu objek yang sama dalam waktu yang bersamaan. hasil temuan yang ada. “Bisa saja ada perbedaan pendapat da-
“Tapi begini, dulu waktu saya masih bertugas di Itjen, ada ke- lam menanggapi temuan Itjen tersebut, tetapi hal itu selalu ada
WBC/ATS sepakatan konsensi titik temunya, karena acuannya kan selalu sama. Kalau bisa
antara BPKP dan Itjen, meyakinkan si pemeriksa alasan kita menolak atau tidak setuju
supaya mengatur waktu terhadap temuannya, selesai sudah,” katanya.
agar tidak bertabrakan Tetapi jika Itjen merasa tidak puas atas tanggapan atau alasan
dalam melakukakn dari objek yang diperiksa, maka Itjen akan meminta tanggapan
pemeriksaan. Tapi saya atau tindakan lebih lanjut. Hal tersebut menurut Kamil
tidak tahu kalau sekarang merupakan hak dan tugas dari Itjen sebagai pihak yang menilai.
bagaimana. Sedangkan Namun, apabila DJBC menerima hasil temuan tersebut maka
untuk BPK, yang merupa- DJBC harus menindaklanjuti hasil temuan tersebut untuk
kan lembaga di luar kemudian hasil tindaklanjut itu dilaporkan kembali pada Itjen.
eksekutif, yang merupakan Saat ditanya apakah Itjen sudah melakukan pemeriksaan
lembaga tinggi negara di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kamil menjawab, Itjen
yang notabene mengatur tidak melakukan pemeriksaan seperti pada umumnya. Saat
sendiri, itu saya tidak tahu ini Itjen lebih banyak melakukan pemantauan dan mengikuti
bagaimana pemeriksaan- perkembangan KPU.
nya, tapi saya kira tidak Kedepannya Kamil menyarankan agar institusi pemeriksa,
sesering BPKP atau Itjen dalam hal ini Itjen Depkeu, minimal harus mempunyai
dalam melakukan pengetahuan yang sama dengan objek yang diperiksa. Ia kembali
pemeriksaan,” imbuhnya. mencontohkan, apabila Itjen memeriksa masalah-masalah yang
Ia melanjutkan, sete- bersifat teknis di Bea dan Cukai artinya Itjen juga harus memiliki
lah unit Bidang IV Itjen pengetahuan dan pemahaman yang sama antara si pemeriksa
melakukan pemeriksaan dan objek yang diperiksa. Bukan hanya memahami teori tapi juga
KAMIL SJOEIB. Bisa saja ada perbedaan pen- pada DJBC maka pihak pelaksanaannya di lapangan. Dengan demikian, bisa diketahui
dapat dalam menanggapi temuan Itjen ter- yang diperiksa dimintai apakah objek yang diperiksa sudah memenuhi ketentuan/aturan
sebut, tetapi hal itu selalu ada titik temunya. tanggapannya terhadap yang ada atau tidak. ifa
Bidang Investigasi
Kawal Reformasi Sejalan dengan adanya reorganisasi Departemen Keuangan,
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tanggal 23 Juni 2004
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Inspektorat Jenderal
membentuk sebuah unit investigasi yang disebut sebagai Inspektorat Bidang Investigasi.
L
atar belakang pembentukan Inspektorat Bidang Perbendaharaan dan Biro Umum Sekjen, serta satu kasus
Investigasi pada awalnya bersamaan dengan lama yang berhubungan dengan penerimaan suap dari
reformasi pada Ditjen Pajak dan Ditjen Bea dan Cukai Komisi Pemilihan Umum,” terang Hadi.
tahun 2003. Pada saat itu, Inspektorat Jenderal Ia menambahkan, sumber IBI dalam melakukan investiga-
Departemen Keuangan (Itjen Depkeu) juga si terhadap penyimpangan dan atau penyalahgunaan wewe-
mengalami reformasi dengan melaksanakan dua tugas. nang pegawai Departemen Keuangan (dalam melaksanakan
Pertama, Inspektorat Bidang IV (yang menangani Bea dan tugas dan fungsinya-red), diperoleh dari berbagai sumber
Cukai) diberikan kewenangan untuk melakukan spot check. seperti berdasarkan pengaduan dari masyarakat, perintah
Kedua, Inspektorat Bidang VII direformasi menjadi pimpinan, pengembangan hasil audit Inspektorat Bidang,
Inspektorat Bidang Investigasi karena mempunyai tugas current issue, dan sebagainya. Sumber-sumber tersebut ke-
untuk mengawal reformasi di Ditjen Pajak dan Ditjen Bea dan mudian diteliti dan apabila terdapat penyimpangan maka tim
Cukai, berkenaan dengan komitmen pemerintah mengenai investigasi akan diterjunkan ke lapangan untuk melakukan
good governance dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme investigasi.
(KKN). Berdasarkan SK Menkeu 302/KMK.01/2004 IBI Lebih lanjut Hadi menjelaskan, pengaduan yang datang
dibentuk. Demikian penjelasan Hadi Rudjito, Inspektur ke IBI ada yang menyebutkan identitas ada pula yang tidak,
Bidang Investigasi, Departemen Keuangan, saat ditemui bahkan ada yang menggunakan alamat dan nama palsu.
WBC di kantornya. Menghadapi hal tersebut, hal pertama yang dilakukan IBI
Sesuai PMK No. 131/PMK.01/2006 tentang Organisasi adalah mempelajari materi pengaduan. Jika terdapat indikasi
dan Tata Kerja Departemen Keuangan Pasal 1444, IBI yang kuat dan benar tapi tidak lengkap, maka IBI akan me-
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan minta dan mencari tambahan informasi yang bisa diperoleh
kebijakan kegiatan pengawasan, melaksanakan kegiatan dari unit dimana pelapor tersebut mengadu, atau dari infor-
investigasi berdasarkan kebijakan dan aturan hukum yang
WBC/ATS
berlaku, atas dugaan penyimpangan dan penyalahgunaan
wewenang yang berkaitan dengan tugas dan fungsi unsur
departemen, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.
Untuk mendukung tugas tersebut, IBI memiliki fungsi
sebagai:
(a) Penyiapan perumusan kebijakan, perencanaan dan
pengawasan review dan investigasi pada pelaksanaan
tugas unsur departemen, serta koordinasi dan sosialisasi
aspek pengawasan.
(b) Pelaksanaan investigasi terhadap kebenaran, efisiensi,
dan/atau efektifitas pelaksanaan tugas, pengaduan,
penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh unsur departemen.
(c) Pelaksanaan analisis pengaduan, penyimpangan dan
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan unsur
departemen, serta menindaklanjuti hasil audit Inspektorat
Bidang yang diterima Inspektorat Bidang Investigasi.
(d) Pelaksanaan peran compliance office untuk good
governance dan risk management serta mendorong
penerapan sistem pengendalian intern unsur departemen.
(e) Penyampaian kegiatan intelijen dalam rangka kegiatan
audit investigasi.
(f) Pemberian keterangan ahli dipersidangan.
(g) Pelaksanaan peran serta dalam rangka pemberantasan
kejahatan internasional yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi departemen.
(h) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan Inspektorat.
“Jadikan
terjun kita selalu mencari informasi terlebih dahulu,
seandainya bertemu dengan instansi pemeriksa lainnya
pun biasanya pemeriksaannya beda. Karena kita kan
memeriksa orang yang diduga melakukan
Inspektorat
penyelewengan, bukan kinerja kantor,” tandasnya.
Ia juga mengatakan bahwa selama ini pihaknya belum
pernah mendapat laporan secara langsung
penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang
Jenderal
dilakukan oleh pegawai IBI atau investigator. Hal tersebut
kemungkinan besar dikarenakan IBI merupakan satu-
satunya unit di Departemen Keuangan yang menerima
Sebagai
tunjangan kegiatan tambahan (TKT) sejak Januari 2005.
“Tapi kalau laporan dari luar yang sifatnya emosional, me-
rasa tidak puas, tidak senang pada IBI, itu banyak,” tambah
Hadi yang menambahkan secara struktural Inspektur Jende-
Partner Untuk
ral yang langsung mengawasi IBI. Namun demikian, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) juga dapat memeriksa IBI.
Lalu, apakah benar anggaran IBI untuk melakukan
investigasi tidak terbatas? Hadi menolak anggapan
Menertibkan
tersebut. Tetapi, ia mengaku jika berbicara mengenai
kelonggaran, IBI memang diberikan kelonggaran dalam
penggunaan anggaran, dalam arti seberapa besar
Kebocoran”
kebutuhan IBI akan dipenuhi. “Tapi dalam menggunakan
anggaran tersebut kami selalu ada pertanggungjawaban-
nya,” papar Hadi.
Sebagai perbandingan, lanjut Hadi, antara tahun
2005-2006, anggaran yang dipergunakan oleh IBI lebih
kecil dari hasil yang diperoleh. Bahkan untuk tahun 2005,
bukan hanya jumlah kerugian negara saja yang bisa Sesuai dengan visinya,
diungkap oleh IBI tapi juga uang yang dikembalikan ke Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan
negara juga lebih besar dari anggaran yang digunakan.
Namun demikian, ia mengaku bahwa jumlah yang (Itjen Depkeu) menjadi pengawas intern
dicapai IBI tetap tidak lebih besar dari temuan yang Departemen Keuangan atas pengelolaan
diperoleh Inspektorat Bidang lainnya karena objek keuangan atas kekayaan negara yang hasil
pemeriksaan IBI adalah personil Departemen Keuangan
yang melakukan pelanggaran.
kerjanya diperlukan untuk pengambilan
keputusan. Untuk itu, peran Itjen Depkeu
PROGRAM KEDEPANNYA sangat dibutuhkan untuk menertibkan
Kedepannya, program kerja IBI adalah tetap melakukan kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi
pengawalan pada unsur-unsur yang ada di Depkeu agar tidak pada tingkat eselon I di Departemen
melakukan tindakan yang merugikan seperti KKN. Sesekali
IBI juga melakukan sosialisasi mengenai tugas dan fungsi IBI Keuangan. Untuk mengetahui bagaimana
ke unit-unit eselon I yang ada di Depkeu. kerja Itjen Depkeu, Redaktur WBC Ifah
“Tapi kedepannya saya berharap IBI ini akan bubar. Margaretta dan Fotographer Andy Tria
Maksudnya, kalau Inspektur Bidang telah melakukan audit
terhadap kinerja kantor dengan baik serta pelaksanaan
Saputra, menyambangi Permana Agung,
tupoksi di masing-masing unit eselon I di Departemen Inspektur Jenderal Departemen Keuangan, di
Keuangan juga telah melaksanakan tugasnya dengan baik kantornya. Berikut hasil liputannya.
dan benar, nantinya tidak akan terjadi penyimpangan.
Kalaupun ada paling hanya satu-dua, itu pun bisa diredam
oleh Inspektorat Bidang terkait. Dengan demikian fungsi IBI Bisa dijelaskan visi Inspektorat Jenderal Departemen
semakin berkurang,” paparnya. Keuangan (Itjen Depkeu) sebagai pengawas intern
Di akhir wawancara Hadi berharap agar kedepannya Depkeu atas pengelolaan keuangan atas kekayaan
Itjen, terutama para auditor bisa optimal dalam melaksa- negara?
nakan tugasnya. Ia juga berharap agar peran Itjen lebih Saya mulai dulu dari pengelolaan keuangan negara.
pasti dan menonjol dibandingkan tahun sebelumnya serta Sesuai dengan UU yang ada, yang dimaksud dengan
mendapat kemudahan dalam menjalankan tugasnya. Ia pengelolaan keuangan negara adalah seluruh kegiatan yang
mencontohkan, pasal 34 UU Perpajakan, menyulitkan dilakukan oleh pengelola keuangan negara. Yang ingin saya
investigator untuk memperoleh data perpajakan, karena garis bawahi, ada 4 tingkat kegiatan pengelolaan keuangan
harus meminta ijin dari Menteri Keuangan. Padahal, negara, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
sebagai pengawas internal, seharusnya IBI tidak perlu pertanggungjawaban.
mengalami kesulitan seperti itu. Tugas atau peran pengelola keuangan negara tersebut
Untuk pegawai Ditjen Bea dan Cukai, Hadi pada dasarnya dilakukan oleh semua unsur di Depkeu yakni
menyarankan agar pegawai dapat bekerja lebih baik 12 unit eselon I. Dalam hal ini saya ingin menggarisbawahi
lagi dan mengabdi pada negara. Apalagi dengan kegiatan pengawasan. Selama ini kita melihat dan
adanya remunerasi, diharapkan pekerjaan yang merasakan bahwa instrumen pengawasan dianggap sebagai
dilakukan dapat lebih optimal. ifa sesuatu yang dalam tanda kutip “mengganggu”.
Mengganggu kepentingan mereka, mengganggu keberadaan tidak akan mudah memberikan kucuran dana kalau mereka
mereka. tidak yakin apakah bantuan yang mereka berikan dapat
Mereka katakan kalau Itjen datang, KPK juga datang, itu meningkatkan kinerja, kan gitu? Dipihak lain, yakni Depkeu,
tumpang tindih waktunya, dan sebagainya. Boleh jadi itu supaya yakin bahwa kinerjanya itu terbukti maka Depkeu
benar…dan karena itu kita sebagai aparat pengawas, harus memasang janji-janji layanan unggulan tadi sebagai alat
mengukur jangan sampai kegiatan kita melakukan pengawa- untuk mentrigger agar lembaga donor tadi mau memberikan
san berdampak sebagai beban. Padahal, pengawasan di bantuannya.
fungsi manajemen manapun ada yang namanya kontrol, apa- Jadi, Itjen melihat layanan unggulan tidak saja sebagai
lagi Inspektorat Jenderal. wujud keberhasilan melakukan reformasi di Depkeu atau
tidak, tapi sekaligus juga ada kaitannya bagaimana
Untuk apa pengawasan tersebut dilakukan? kesediaan lembaga donor memberikan bantuannya dalam
Seorang Menteri Keuangan sebagai pimpinan tertinggi rangka pembiayaan kita.
dari Depkeu sekaligus sebagai Bendaharawan Umum Nega-
ra juga harus menjadi pimpinan tertinggi mengelola Apakah KPU sudah memenuhi standar dari yang
keuangan negara. Pertanyaannya, bagaimana seorang diharapkan Itjen, sejak diresmikan bulan Juli lalu?
Menkeu bisa yakin bahwa 12 unit eselon I nya sampai pada Kalau saya lihat, Inspektorat Bidang IV itu rajin sekali
jajaran paling bawah di seluruh Indonesia yang jumlah memantau perjalanan KPU, tiap minggu saya diberikan
pegawainya 62.000 orang, melaksanakan aturan perundang- laporan tentang KPU entah itu sumbernya dari media atau
undangan yang ada? Jadi, Menkeu perlu perpanjangan apa saja. Terus terang saat ini saya terlalu dini untuk
tangan, perlu mata telinga, untuk meyakinkan dia dan itu ada- menyampaikan penilaian pada KPU karena ini kan baru tiga
lah Inspektorat Jenderal. bulan, masih banyak yang harus dilakukan KPU, entah itu
Jadi, kalau dilihat dari struktur organisasi, Inspektorat mencari bentuk dan sebagainya, yang jelas masih dalam
Jenderal mendampingi Menkeu dan Sekretaris Menkeu, yang proses.
berfungsi membantu, memfasilitasi bagaimana agar rumah Berikan kesempatan pada mereka untuk mendevelop. Ini
tangga Depkeu ini bisa berjalan dengan baik. Nah, nuansa ini tantangannya tidak main-main. Apalagi ujicobanya dilakukan
yang membuat Itjen punya mata telinga dengan sanksi yang di Tanjung Priok, yang 75 persen volume impor ada disana.
berbeda. Ini yang banyak tidak diketahui oleh jajaran yang Kalau ini gagal, tidak saja proses itu yang gagal tapi pasti ada
lainnya. Kadang kita dibilang terlalu kejamlah, implikasi ekonomi yang juga sangat
“
ini kan karena kita beda. substansial. Jadi, yang ada sekarang Itjen
Jadi, kedatangan kita itu adalah atas nama justru mengawal KPU, sebagai mitra. Mudah-
Menkeu. Untuk itu, salah satu tantangan Itjen mudahan bisa berhasil karena ini tidak main-
adalah bagaimana meletakkan fungsi penga-
SELAMA INI KITA main.
wasan dari 4 kegiatan pengelolaan tadi, agar MELIHAT DAN Saya punya pengalaman empiris di Amerika
menjadi cukup proporsional, jangan hanya dalam hal mengganti suatu undang-undang
heavy kepada salah satunya saja. Bahkan MERASAKAN demi melakukan reformasi pelayanan publik.
sekarang, masyarakat sudah menginginkan BAHWA INSTRUMEN Dari situ timbul pernyataan bahwa apa yang
transparansi. Kita ingin agar masyarakat bisa sudah digantikan tadi, entah itu peraturannya,
trust dan confidence kepada pemerintah. PENGAWASAN perundangannya, sistemnya, prosesdurnya,
DIANGGAP SEBAGAI ternyata tidak terlalu memberikan banyak
Lalu, yang mengawasi Itjen sendiri siapa? manfaat. Karena menurut mereka, the real
Harus ada semacam rasa ownership, SESUATU YANG regulation is not the one mention in the law or
merasa dimiliki oleh masyarakat. Masyarakat DALAM TANDA is not the one return in the law. The real
juga harus punya perasaan bahwa masyarakat regulation is in the name of the people.
yang memiliki Itjen. Masyarakat bisa menilai KUTIP Jadi, regulasi yang riil yang menentukan
Itjen, disamping kita secara internal juga punya “MENGGANGGU”. bukan pasal sekian, bukan aturan, sistem atau
KPKA (komisi pengawas kualitas audit-red) tata laksana prosedur. Tapi pikiran orang-orang
”
karena sebagian besar tulang punggung kita yang melaksanakan tugas, sebagai ujung
terdiri dari auditor. tombak, itu yang merupakan regulasi yang
Komisi ini bertugas untuk mengawasi setiap paling riil yang langsung dirasakan oleh para
auditor dalam melaksanakan tugas pengawasan tadi apakah eksportir, importir dan yang lain, bukan pasal-pasal tadi.
sudah sesuai dengan standar-standar yang sudah ditetapkan Kalau orang-orang itu tidak berubah, masih melaksanakan
atau SOP (standard operation procedur-red). Kita harus press bisnisnya atau tugasnya dengan menggunakan passion atau
kuat pada pengaduan apapun dari masyarakat. Begitu kita semangat yang lama, menggunakan standar yang lama,
terima pengaduan kita akan katakan bahwa kita sudah teri- akan gimana? Itu tantangan untuk semua untuk melakukan
ma pengaduan anda dan akan kita lakukan langkah-langkah perubahan mindset.
menindaklanjutinya. Hasilnya pun akan kita sampaikan.
Bagaimana anda melihat rencana ujicoba NSW di
Apa hot isue yang saat ini sedang berkembang, Tanjung Priok pada Desember nanti?
terutama mengenai Bea Cukai? Ini sebetulnya program yang relatif sudah lama, pada saat
Sebetulnya ini relatif. Yang jelas, konsentrasi teman- presiden melakukan diskusi antar negara wacana ini timbul,
teman itu sekarang adalah KPU. Ada janji-janji mereka yang bagaimana caranya menghilangkan hambatan perdagangan
dituangkan dalam SOP berupa layanan unggulan. Karena antar negara terutama yang berada dalam satu region.
Itjen harus mengawal reformasi kepatuhan internal, termasuk Karena begini, mereka yang memahami kiprah Bea
didalamnya Bea Cukai, maka butir-butir yang ada di dalam Cukai, mau tidak mau akan mengatakan bahwa Bea cukai itu
layanan ini merupakan janji kepada masyarakat. Jadi tolong hambatan. Karena seseorang yang ingin mengimpor barang
supaya janji itu bisa diwujudkan. Untuk itu Itjen memasang harus membuat dokumen, memberitahukan fisik barang, har-
mata telinga, lebih peka terhadap janji-janji itu. ganya, ijin dari instansi dan sebagainya, semua itu ditujukan
Kemudian, untuk tahun 2008 seharusnya kita punya ke Bea Cukai. Jadi memang kiprahnya untuk menghambat,
pemahaman bahwa anggaran kita hingga saat ini masih terus tapi yang dihambat itu harus yang illegal, bukan yang legal.
berjalan. Pertanyaannya, kalau anggaran yang ada Makanya sekarang bergeser, peran customs sebagai
mengalami defisit maka harus ada sumber dana dari badan trade facilitation yang pro pada bisnis tapi tetap harus was-
internasional. Sebagai lembaga donor, saya yakin, mereka pada jangan sampai ada penyelundupan. Kaitannya dengan
“
item didalam rancangan undang-undang itu. sendiri. Jadi, harus ada penanganan dari luar
Kita juga sudah mulai melakukan diskusi tapi masih di internal Depkeu, itulah Itjen.
dengan penegak hukum lainnya, seperti KPK Karena domain abuse of power itu tugasnya
dan sebagainya. MEREKA TIDAK Itjen, bukan unit internal mereka.
Bahkan saya sudah membuat guiding AKAN MUDAH Tapi dipihak lain, kaitannya dengan Bea
principle Itjen. Itu saya lakukan karena yang Cukai, Itjen tidak bisa melakukan pemeriksa-
namanya misi visi merupakan prinsip-prinsip MEMBERIKAN an kepada importir, eksportir, karena domain
yang harus mendasari semua aktifitas Itjen KUCURAN DANA kita adalah melakukan pengawasan pada
dalam melaksanakan tugas sesuai tupoksi- aparat internal Depkeu. Yang kita periksa
nya. Pesan saya, tolong misi visi itu jangan KALAU TIDAK YAKIN aparat bea cukai, jadi Direktorat P2 yang
dijadikan sebagai hiasan saja karena kega- APAKAH BANTUAN punya kewenangan untuk menyelidiki,
galan dari semua eselon I banyak berkaitan menyidik sampai menuntut importir maupun
dengan belum adanya rasa memiliki terha- YANG DIBERIKAN eksportir karena mereka punya PPNS (penyi-
dap visi misi. DAPAT dik pegawai negeri sipil-red).
Jadi, keinginan membuat undang-undang
adalah agar kita memiliki komitmen yang le- MENINGKATKAN Harapan anda terhadap Bea Cukai dan Itjen
bih kuat. Masyarakat mengharapkan mereka KINERJA. sendiri?
bisa trust dan confidence kepada Departe- Secara perlahan tapi pasti Bea Cukai harus
”
men Keuangan. Kita sendiri berharap agar bisa menghandle dua hal tadi, public perseption
masyarakat entah itu importir, eksportir untuk dan public assessment, untuk mengubah kesan
patuh pada aturan yang ada. para pengguna jasa. Berikan contoh suri taula-
Pertanyaannya sekarang, bisakah kita membuat importir, dan yang baik, hanya dengan itu saja, kita bisa mengharap-
eksportir kita taat kepada aturan-aturan yang ada? Melihat- kan eksportir maupun importir taat pada peraturan.
nya begini, kalau kita bicara soal Bea Cukai, masyarakat itu Kedua, kerjasama dengan Itjen, jadikan Itjen partner
hanya mau taat kepada aturan-aturan kepabeanan kalau untuk menertibkan semua yang sifatnya kebocoran, karena
tergantung kepada dua hal. Pertama, public perseption pada kalau kita berdua gagal, maka masyarakat masih belum mau
Bea Cukai. Sekarang kalau kita tanya secara jujur pada taat pada peraturan kepabeanan. Jaga kewibawaan baju biru
pengguna saja, siapa saja… kalau berhubungan dengan Bea DJBC, DJBC harus menjadi aparat yang dibanggakan
Cukai kesannya bagaimana? betul oleh masyarakatnya. Masyarakat juga bisa trust dan
confidence pada mereka, dengan begitu kita aman di sektor
Banyak yang mengeluh? yang berkaitan dengan ekspor impor.
Memang benar, itu tidak salah. Umumnya banyak Selain itu harapan saya, untuk membuat sisdur layanan
yang mengeluh, diantaranya kalau berhubungan dengan unggulan juga harus berani menunjukkan area mana yang
Bea Cukai pasti lama, ekonomi biaya tinggi, Bea Cukai masih rawan terhadap terjadinya penyelewengan. Itu kalau
tidak pro pada bisnis, merasa diintimidasi, Bea Cukai kita mau transparansi. Dengan begitu Itjen bisa melakukan
tidak profesional dan sebagainya. Itu umumnya public lebih banyak peran prevention dan education daripada
perseption. Kalau persepsinya masih demikian, bisakah enforcement, karena itu lebih mulia.
kita harapkan mereka comply atau taat kepada aturan- Untuk Itjen, harapan kita adalah suatu saat kita dapat
aturan yang ada? mendudukkan fungsi pengawasan secara proporsional
Kedua, public assessment. Bagaimana publik bisa sejajar dengan bobot perencanaan, pelaksanaan dan
mengassess kalau terjadi pelanggaran yang dilakukan pertanggungjawaban secara transparansi karena itu juga
pegawai Bea Cukai, apakah bisa didetect atau tidak? yang diminta oleh masyarakat. Saya ingin melaksanakan
Dipenalti atau tidak? Bisa dikenakan sanksi atau tidak? tugas tidak hanya untuk bangsa dan Departemen
Nah, kedua hal ini ada hubungannya dengan Itjen Keuangan, tapi juga untuk mendapatkan ridho Allah... ifa
1 Anwar Dahlan 060040533 III/d Kepala Seksi Keberatan dan Kantor Wilayah DJBC Banten
Banding II
2 Sumardiono Tulus Rahardjo 060052219 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A2 Purwakarta
3 Sri Rahayu 060049500 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A4 Yogyakarta
4 Darjati Dadi Putri Pandansari 060040044 III/b Korlak Adm. Tempat KPPBC Tipe A2 Bekasi
Penimbunan Berikat
5 Arjuna Karo Karo 060049227 III/b Korlak Adm. Tempat KPPBC Tipe A2 Bekasi
Penimbunan Berikat
6 Ambjah 060040697 III/a Pelaksana Sekretariat KP DJBC
7 Abidin 060052787 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
8 Suherman 060058613 II/a Pelaksana Pangkalan Sarana Operasi
Tipe A Tg Balai Karimun
9 A. Nasrel Fachriyana 060049473 III/a Korlak Adm. Keuangan dan KPPBC Tipe A3 Pekanbaru
Rumah Tangga
10 Zaimin Herman 060047078 II/d Pelaksana KPPBC Tipe A1 Soekarno
Hatta
11 Saborang Pardede 060050561 III/a Pelaksana KPPBC Tipe A2 Jakarta
12 Heroni Mediyanto, SM.HK 060045483 III/c Kepala Seksi Tempat KPPBC Tipe A3 Surakarta
Penimbunan I
13 Mardilis 060045301 III/c Kepala Seksi Kepabeanan KPPBC Tipe A3 Tanjung
dan Cukai II Pinang
14 Sudarno, SH 060035320 IV/b Kepala Sub Bagian Kantor Wilayah DJBC Jawa
Keuangan Tengah dan DIY
15 Siti Widosari 060040374 III/c Kepala Seksi KPPBC Tipe A4 Yogyakarta
Perbendaharaan
16 Hary Mutono, SH 060048013 III/b Pelaksana Kantor Wilayah DJBC Jakarta
INFO PERATURAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Per Oktober 2007
No. Peraturan P E R I H A L
Nomor Tanggal
1. 89/PMK.04/2007 30-08-07 Impor Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, Pelintas
Batas Dan Barang Kiriman.
2. 90/PMK.04/2007 30-08-07 Pengeluaran Barang Impor Atau Barang Ekspor Dari Kawasan Pabean
Untuk Diangkut Terus atau Diangkut Lanjut Dan Pengeluaran Barang
Impor Dari Kawasan Pabean Untuk Diangkut Ke Tempat Penimbunan
Sementara Di Kawasan Lainnya.
3. 93/PMK.011/2007 31-08-07 Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Impor Beras.
4. 94/PMK.011/2007 31-08-07 Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 92/
PMK.02/2005 Tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu Dan
Besaran Tarif Pungutan Ekspor.
KPPBC Ambon
Diharapkan dengan membaiknya kondisi Ambon dapat merangsang tumbuhnya investasi
di segala bidang untuk membangun kembali kota Ambon. Dengan banyaknya
kegiatan investasi tersebut tentunya dapat mendorong kegiatan perekonomian.
Dan pada akhirnya terjadi peningkatan kegiatan impor ekspor sehingga penerimaan dari
sektor Bea Masuk dan pajak dalam rangka impor akan lebih meningkat.
K
epulauan Maluku adalah sekelompok pulau di Indo- provinsi tersendiri oleh pemerintah pusat sejak 4 Oktober
nesia yang merupakan bagian dari wilayah 1999 berdasar UU No. 46/1999 dengan ibu kotanya Ternate.
nusantara. Kepulauan Maluku terletak di lempeng Provinsi Maluku kini terdiri dari wilayah kabupaten/kota :
Australia. Ia berbatasan dengan Pulau Sulawesi di Ambon kota, kepulauan Aru, Buru, Maluku Tengah, Maluku
sebelah barat, Papua di timur, dan Timor di sebelah Tenggara, Maluku Tenggara Barat, Seram Bagian Barat, dan
selatan. Pada zaman dahulu, bangsa Eropa menamakannya Seram Bagian Timur
“Kepulauan Rempah-Rempah” istilah ini juga merujuk Lokasi wisata dan peninggalan sejarah banyak terdapat
kepada sekelompok pulau di Afrika. Menurut sejarah banyak di sini antara lain : Patung Pattimura di pusat kota Ambon,
bangsa Asing yang singgah dan ingin menguasai hasil Patung Martha Christina Tiahahu di Karang Panjang, Monu-
alamnya seperti Belanda, Portugis, dan Jepang. men Dolan di Kudamati, Tugu Trikora di Urimesing, Taman
Kepulauan Maluku secara administratif merupakan bagian Makam Pahlawan PD II-Australia di Tantui, Monumen Austra-
dari Provinsi Maluku yang beribukota propinsi di Ambon. lia di Laha ,Monumen Jepang di Tawiri,Patung Franciscus
Dengan adanya pemekaran wilayah pemerintahan daerah, Xaverius di Batumeja ,Fort Victoria di Belakang Kota, Monu-
Kabupaten Maluku Utara kemudian ditetapkan sebagai men Rumphius di Batu Meja, Museum Siwalima di Taman
Cukai
harus dibayar. Kondisi ini merupakan refleksi dari kepuasan
pelayanan yang diberikan aparat DJBC, sehingga hal tersebut
dirasakan sebagai suatu hal yang mendorong terciptanya
iklim usaha yang kondusif.
Target penerimaan yang ditetapkan untuk KPPBC Ambon Di Kanwil DJBC Sumatera Utara
pada Tahun Anggaran 2006 dari sektor bea masuk adalah
sebesar Rp. 880.680.000 sedangkan dari sektor cukai Sosialisasi dilanjutkan oleh Tim Sosialisasi
ditetapkan nihil karena tidak ada aktivitas pengusaha hasil
tembakau maupun minuman ethyl alkhohol. Hasilnya, KP DJBC dengan menampilkan
realisasi target penerimaan dalam TA. 2006 adalah sebesar visualisasi dan penjelasan pasal demi pasal
Rp. 6.653.245.255,84 artinya jika dibandingkan dengan target Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007
penerimaan yang ditetapkan maka realisasi penerimaan
mencapai 755,46 persen. “ Sumbangan bea masuk terbesar
Tentang Cukai oleh Tim Sosialisasi KP DJBC.
B
adalah impotasi beras oleh BULOG . Lebih lanjut target
penerimaan bea masuk tahun 2007 pun telah tercapai bulan ertempat di Aula Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
September ini dan diharapkan masih ada peningkatan hingga Bea dan Cukai Sumatera Utara,telah dilaksanakan
akhir tahun,” ungkap Munady sosialisasi Undang-undang No.39 Tahun 2007 Tentang
Sebagai perbandingan target dan realisasi penerimaan Perubahan Atas Undang-undang Nomor : 11 Tahun
bea masuk selama tiga tahun terakhir ini dapat dilihat dari 1995 Tentang Cukai oleh Tim Sosialisasi Kantor Pusat
tabel di bawah ini DJBC.Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 18
dan 19 September 2007.Hari pertama dilaksanakan terhadap
Pengguna Jasa Barang Kena Cukai dan instansi terkait.Pada
hari kedua diikuti oleh Pejabat/Kepala Kantor Pengawasan dan
Pelayanan serta para pegawai yang mewakili setiap unit kantor
di lingkungan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara.
Acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor
Wilayah (Kakanwil),Heryanto Budi Santoso dan dilanjutkan
dengan penjelasan singkat oleh Direktur Cukai,Frans
Rupang. Dalam penjelasan pembukaan,Direktur Cukai
mengatakan bahwa perubahan Undang-Undang Cukai No.39
Tahun 2007 dimulai dengan melakukan inventarisasi yang
perlu diamandemen kepihak-pihak yang berkompeten
antara lain melalui para stakeholder,Asosiasi,Perguruan
Tinggi, Ahli Bahasa dan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia sampai kepada pengesahan undang-undang oleh
Jumlah ekspotir/importir yang terdaftar di KPPBC Ambon Presiden Republik Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2007.
terdapat 24 buah. Impornya berupa pakan udang, Buku Undang-undang No.39 Tahun 2007,hanya berisi pasal-
perlengkapan penangkap ikan, dan beras. Sedangkan ekspor pasal yang berubah.Mengapa Undang-undang cukai dirubah?.
berupa ikan, udang, dan minyak. “ Pada awal November ini Direktur Cukai memberikan penjelasan alasan perubahan yang
pun akan ada ekspor perdana tambang nikel di Piru terdapat dalam undang-undang baru yaitu : Agar lebih
Kabupaten Seram Barat yang diekspor oleh PT Usindo jelas,adanya kepastian hukum, kepastian berusaha dan lain-lain.
Sentosa, produksi sekitar 200.000 ton per tahun. Untuk DOK. HULMAN & ABD RASYID
ekspor perdana akan dikirim 30.000 ton dengan negara
tujuan China,” kata Munady.
TIM SOSIALISASI KP-DJBC. Didampingi Kakanwil pada acara pembukaan acara sosialisasi. Tampak sebelah kiri Bambang Prasojo, Heryanto Budi
Santoso dan Direktur Cukai Frans Rupang
Kriteria barang yang menjadi obyek cukai dalam 3. Penegakan pemenuhan ketentuan ( aspek yuridis )
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai Dalam pandangan umum, Tenaga Pengkaji Bidang
perlu dipertegas dasar hukumnya dalam menetapkan Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Bambang
BKC baru.Dalam undang-undang yang baru,kriteria BKC Prasojo yang juga anggota tim sosialisasi memberikan motivasi
telah disusun dengan memperhatikan sifat kekhususan kepada seluruh peserta sosialisasi untuk memahami undang-
yang dimiliki oleh cukai yang menjadi faktor pembeda undang cukai yang baru dengan baik.Undang-undang cukai
antara cukai dengan pajak.Beberapa prinsip dasar No.11 Tahun 1995 terdiri dari 72 pasal, sedangkan Undang-
penegasan cukai yang menjadi acuan sifat dan undang No.39 Tahun 2007 terdiri dari 82 pasal.Adapun lingkup
karakteristik yang dimiliki cukai adalah : perubahan meliputi :
1. Pemilihan cakupan ( selectivity in coverage ) dimana Cukai 1. Penegasan batasan obyek cukai
hanya dikenakan terhadap beberapa jenis barang tertentu. 2. Tarif cukai paling tinggi
2. Mempunyai sifat memilih sesuai dengan maksud atau 3. Pencetakan pita cukai
tujuan pengenaan ( discrimination in intent) 4. Peningkatan pelayanan dan optimalisasi penerimaan
DOK. HULMAN & ABD RASYID 5. Pengawasan dan peningkatan kepatuhan
6. Pemberatan sanksi di bidang cukai
7. Pembinaan pegawai dalam rangka kesetaraan
8. Dana bagi hasil cukai hasil tembakau
9. lain-lain
Peresmian
FOTO : HULMAN SIMBOLON
Gedung Baru
KPPBC Teluk Nibung
Proses pembangunan gedung tersebut
dimulai sejak Desember 2006
P
ada tanggal 5 September 2007 bertempat di
halaman Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tipe A4, Jalan
Besar Pelabuhan Teluk Nibung, Kepala Kantor
Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Sumatera Utara, Heryanto Budi Santoso,
meresmikan pemakaian gedung baru KPPBC Teluk
Nibung yang ditandai dengan penandatanganan prasasti
dan pengguntingan pita. Proses pembangunan gedung
tersebut dimulai sejak Desember 2006 sampai dengan
bulan Mei 2007,mempunyai luas bangunan sekitar 1000
m2 terdiri dari 3 lantai,menggunakan anggaran DIPA
tahun 2006 sekitar Rp.4.02 miliar.
Kepala Kantor Wilayah dalam sambutannya
mengatakan bahwa, kebersamaan dalam proses
pembangunan KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung,Sumatera
Utara adalah sangat baik, diharapkan dengan adanya
kantor yang baru dapat menjawab tuntutan para
pengguna jasa kepabean semakin baik. Pada
kesempatan yang sama, Kakanwil mengatakan bahwa SAMBUTAN KAKANWIL DJBC SUMATERA UTARA. Pada saat peresmian
penerimaan Cukai KPPBC Teluk Nibung hingga Agustus KPPBC Tipe A4 Teluk Nibung..
2007 mencapai sekitar 86 % sedangkan penerimaan Bea
Masuk masih jauh dari target yang ditetapkan. terkait dengan adanya kantor baru dapat mengoptimalkan
Target penerimaan Bea Masuk KPPBC Teluk Nibung performance dalam menunjang kebijakan-kebijakan
dianggap terlalu berat karena pencapaian target pemerintah daerah.Dengan semangat profesionalisme
tergantung kepada volume kegiatan impor yang dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pelayanan
kondisinya jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun diharapkan target cukai terlampaui dan target Bea Masuk
sebelumnya.Selanjutnya,dukungan dari seluruh instansi tercapai. Hulman Simbolon Koresponden WBC Kanwil Sumatera Utara
KPPBC TIPE A3 TANJUNG PINANG. Dengan sarana dan prasarana yang ada, berusaha untuk tetap memberikan pelayanan dan pengawasan yang
prima kepada masyarakat usaha.
KPPBC Tipe A3
Tanjung Pinang
Dengan terus melakukan pengawasan yang cukup potensial untuk investasi, hingga promosi pariwi-
yang ekstra ketat dan memberikan pelayanan sata yang memang tak kalah hebatnya dengan daerah-
daerah lain di Indonesia, semua dilakukan demi berkembang
yang prima kepada masyarakat usaha, dan majunya Tanjung Pinang.
diharapkan trade mark Tanjung Pinang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang dalam
sebagai sarang penyelundup dapat terkikis hal ini dijalankan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan
Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3 Tanjung Pinang, juga turut
secara perlahan-lahan. serta dalam meningkatkan perekonomian Tanjung Pinang
S
dengan memberikan perlayanan ekspor impor yang hingga
ebagai pulau terbesar di kepulauaun Riau, Tanjung kini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hampir
Pinang sejak dulu hingga sekarang tetap dijadikan tiap hari ada komoditi unggulan Tanjung Pinang yang di eks-
motor perekonomian kepulauan Riau, selain Pulau por, begitu juga dengan impor, hampir tiap minggu ada barang
Batam yang kini menjadi sentra industri dalam dan kebutuhan Tanjung Pinang yang diimpor dari luar negeri.
luar negeri. Perkembangan pesat Tanjung Pinang
memang dapat dilihat dari berkembangnya kota Tanjung KEGIATAN KEPABEANAN PALING DOMINAN
Pinang yang kini menjadi salah satu tujuan investor asing. Menurut Kepala KPPBC Tipe A3 Tanjung Pinang, Henry
Dengan letak geografis yang cukup strategis, yaitu berbatas- Saut Siahaan, kegiatan di KPPBC Tanjung Pinang meliputi
an dengan dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura. kegiatan kepabeanan dan cukai, akan tetapi yang dominan
Tanjung Pinang juga terkenal dengan sebutan “Kota Gurindam” adalah kegiatan kepabeanan. Dari kegiatan kepabeanan ini
karena tempat lahirnya sastra melayu dan kerajaan Melayu terbe- diantaranya adalah kegiatan impor dan ekspor oleh
sar. Dengan potensi yang ada tersebut, maka seiring dengan perusahaan umum, produsen, dan kawasan berikat.
diberlakukannya otonomi daerah, Tanjung Pinang pun kini menja- “Sektor perekonomian Tanjung Pinang lebih pada bidang
di Ibu Kota Propinsi dari Kepulauan Riau. perikanan, untuk itu ekspor ikan dari Tanjung Pinang dilaku-
Sebagai Ibu Kota Propinsi, Tanjung Pinang kian hari kian kan tiap hari sebanyak 20 ton dengan tujuan Singapura.
menunjukkan potensinya, mulai dari promosi sebagai daerah Selain ikan, komoditi lain yang juga diekspor dari Tanjung
PELABUHAN LAUT INTERNASIONAL SRI BINGTANG PURA. Pintu gerbang bangsa yang perlu pengawasan lebih efektif dan ketat.
Pinang adalah, karet, granit, boksit, dan mulai bulan Februari arus barang dan persiapan apabila diberlakukannya free tra-
kemarin Tanjung Pinang juga sudah mulai mengekspor sayur de zone di Batam, Bintan, dan Karimun.
mayur tujuan Singapura dan Malaysia,” ujar Henry. Untuk pelabuhan laut, Tanjung Pinang memiliki tiga pelabuh-
Lebih lanjut Henry menjelaskan, untuk ekspor jumlah PEB an yang cukup ramai, namun kondisinya kurang memadai.
dalam satu bulan mencapai 150 PEB, sedangkan untuk Pertama, pelabuhan internasional Sri Bintan Pura, merupakan
impor dalam satu bulan mencapai 30 PIB. Jumlah tersebut pelabuhan penumpang dari Singapura dan Malaysia, termasuk
belum digabungkan dengan jumlah PIB dan PEB yang domestik, kondisi pelabuhan ini masih cukup baik. Kedua,
berasal dari kawasan berikat, karena di Tanjung Pinang juga pelabuhan Sri Payung Batu VI, merupakan pelabuhan untuk
memiliki delapan perusahaan yang menerima fasilitas kegiatan bongkar muat barang impor, ekspor dan antar pulau.
kawasan berikat dan masih aktif, dengan komoditi tekstil, Kondisi pelabuhan ini sangat tidak layak karena kadenya sudah
crumb rubber, tiang pancang dan komponen badan kapal, lapuk, crane hanya satu, sandar kapal terpaksa harus
kapal laut, komponen badan kapal, perawatan kapal, dan berminggu-minggu. Selain itu tidak ada pemisah yang jelas
beton bertulang. Sementara itu ada satu perusahaan antara kade pelabuhan antar pulau dengan yang untuk ekspor
penerima fasilitas kawasan berikat yang sudah non aktif. impor, dan TPS di pelabuhan sudah tidak layak.
Pelabuhan ketiga adalah, pelabuhan laut Kijang (Sri
TIGA PELABUHAN DENGAN KENDALA PENGAWASAN Bayintan), merupakan pelabuhan untuk kapal PELNI dan
Selain kegiatan kepabeanan tersebut, KPPBC Tanjung Pi- untuk bongkar muat kapal ekspor. Kondisi pelabuhan ini
nang juga melayani kegiatan cukai. Untuk cukai, Tanjung masih baik, namun tidak memiliki crane dan tidak ada TPS di
Pinang memiliki tiga perusahaan MMEA yang masing-masing kawasan pelabuhannya. Dengan ketiga pelabuhan ini,
memproduksi arak obat dan arak putih. Namun demikian keti- KPPBC Tanjung Pinang harus mengawasi dengan ekstra
ga perusahaan ini bukan termasuk skala besar hanya industri ketat, karena Tanjung Pinang merupakan salah satu tujuan
rumahan, yang produksinya tidak untuk luar Tanjung Pinang. masuknya barang-barang ilegal.
“Dari kedua kegiatan tersebut, KPPBC Tanjung Pinang Untuk barang-barang ilegal ini, Tanjung Pinang memang su-
memiliki batasan wilayah pengawasan dan pelayanan yang dah mendapat trade mark sebagai sarang penyelundup. Ini tak
cukup luas. Untuk pelayanan, wilayahnya mencakup kota dapat dipungkiri dari sekian luasnya pulau Pinang, jalur masuk
Tanjung Pinang dan sebagian wilayah kabupaten Bintan. melalui tangkahan-tangkahan juga banyak dan sangat sulit untuk
Sedangkan untuk pengawasan meliputi, pelabuhan laut Tan- diawasi.”Dengan luas wilayah pengawasan yang harus kami awasi
jung Pinang, pelabuhan laut Kijang, pelabuhan udara Kijang, ini, kami juga memiliki kendala-kendala yang menjadikan Tanjung
dan kantor pos lalu bea Tanjung Pinang,” kata Henry. Pinang disebut sebagai sarang penyelundup,” kata Henry.
Khusus untuk pelabuhan udara Kijang, berdasarkan Kendala tersebut adalah, patroli rutin dengan kapal patroli
peraturan Menteri Keuangan nomor 68/PMK.01/2007 tentang belum efektif karena hanya cukup untuk satu hari perjalanan,
organisasi dan tatalaksana instansi vertikal DJBC, maka akibat bahan bakar premium yang sulit tersedia apabila diper-
pelabuhan udara kijang masuk dalam wilayah kerja KPPBC lukan secara mendadak. Para pegawai yang melaksanakan
Tipe A3 Tanjung Pinang. Pada 24 September 2007 telah pengawasan patroli darat umumnya menggunakan kendara-
dilakukan penerbangan perdana yang melayani rute Tanjung an pribadi, karena tidak ada kendaraan khusus patroli dan
Pinang-Jakarta PP. Sebelumnya pelabuhan udara ini hanya tidak sebanding dengan luasnya daerah pengawasan. Selain
melayani rute Pekanbaru-Tanjung Pinang-Natuna PP dengan itu kendala lainnya, tidak ada X-Ray di pelabuhan keberang-
pesawat Riau Air Lines. Dengan masuknya pelabuhan udara katan internasional. Dan, luas pengawasan KPBC Tanjung
Kijang menjadi wilayah pengawasan KPPBC Tanjung Pinang, Pinang didominasi wilayah lautan yang merupakan daerah
kini telah ditempatkan pos di lokasi pelabuhan udara Kijang, rawan untuk dilalui kapal penyelundup, seperti perairan Pulau
hal ini juga dirasakan penting dalam rangka pengawasan Mapor, Merapas, Selat Dompak, Selat Dempo, dan Pulau Karas.
BANDAR UDARA KIJANG. Untuk menghadapi diberlakukannya FTZ Batam, POS PENGAWASAN/HANGGAR SRI PAYUNG. Dengan kondisi yang
Bintan, dan Karimun KPPBC Tanjung Pinang telah menempatkan pos seadanya pos pengawasan Sri Payung memerlukan perhatian lebih
pengawasan lalu lintas barang pada pelabuhan udara Kijang. karena memiliki peran yang cukup vital bagi Tanjung Pinang.
FOTO BERSAMA. Seluruh pegawai KPPBC Tanjung Pinang berfoto bersama. Dengan SDM yang cukup handal di bidangnya, membuat KPPBC Tanjung
Pinang selalu menjadi ujung tombak untuk pengawasan perbatasan negara.
yang beredar di Indonesia berasal dari Tanjung Pinang, seba- untuk target bea masuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp.
gai contoh, beberapa kapal antar pulau yang berhasil ditegah 5,600,000,000 milyar, setelah ada revisi menjadi Rp.
selama ini seluruhnya bukan berasal dari Tanjung Pinang, 25.000,000,000 milyar, ini terealisasikan Rp. 27,051,037,147
namun karena kapal yang digunakan milik Tanjung Pinang, milyar atau 108,44 persen. Sedangkan cukai ditetapkan Rp. 31,
pandangan masyarakat langsung memvonisnya barang ter- 650,000 juta, setelah direvisi menjadi Rp. 70,000,000 juta, dan
sebut dari Tanjung Pinang. Hal ini lah yang kini akan diubah terealisasikan hanya Rp. 41, 606,500 juta atau 59,44 persen,”
baik oleh KPPBC Tanjung Pinang, masyarakat usaha, ungkap Henry.
instansi terkait, dan masyarakat Tanjung Pinang umumnya, Lebih lanjut Henry menjelaskan, mengapa peningkatan
karena mereka pun merasa sakit jika dikatakan daerahnya target penerimaan tahun 2006 dari 5,6 milyar menjadi 25
sebagai sarang penyelundup. milyar dan itu dapat tercapai, tidak lain karena KPPBC
Mampukan KPPBC Tanjung Pinang mengubah trade mark Tanjung Pinang bagaikan menerima durian runtuh. Pasalnya
yang ada tersebut? Menurut Henry, KPPBC Tanjung Pinang akan sebelum ada revisi target penerimaan, salah satu
berusaha semaksimal mungkin mengubah trade mark tersebut, perusahaan importir di Tanjung Pinang, yaitu PT. Indojaya
karena dengan dukungan 91 pegawai yang ada saat ini, kemam- Pipe mendapat kontrak kerja pengerjaan cutting pipa untuk
puan mereka pun dinyatakan telah cukup untuk menjalankan tu- pengoboran minyak sangat besar, bahkan 1 PIB mencapai
gas kepabeanan maupun cukai dengan maksimal. Rp.19 milyar dan total keseluruhan mencapai Rp.20 milyar,
Selain itu, untuk lebih meningkatkan kemampuan pegawai dengan satu perusahaan tersebut saja terget penerimaan
KPPBC Tanjung Pinang selalu mengadakan P2KP yang diada- saat itu sudah dapat terealisasikan, dan saat itu target direvisi
kan setiap dua minggu sekali dengan materi tentang peraturan menjadi Rp.25 milyar maka hal tersebut tidak menjadi
baru atau melakukan diskusi terhadap suatu kasus/permasalahan persoalan bagi KPBC Tanjung Pinang.
yang sedang terjadi. Sementara untuk masyarakat usaha, Bagaimana dengan target penerimaan tahun 2007 ini
pelayanan yang prima, cepat dan efisien pun kini terus digalakan yang mencapai Rp.39,205,000,000 milyar atau mengalami
sehingga masyarakat benar-benar terbantu dalam bisnis mereka kenaikan 56,82 persen dari tahun 2006 dan cukai ditetapkan
tanpa harus menyimpang dari peraturan. Rp. 75.000.000 juta atau naik 7,14 persen dari tahun 2006,
apakah dapat terpenuhi? Menurut Henry, kemungkinan besar
BEBAN TARGET PENERIMAAN MENINGKAT sangat berat sekali, apalagi untuk tahun 2007 ini PT. Indojaya
Dengan mulai meningkatnya perekonomian Tanjung Pipe tidak menerima kontrak kerja yang besar, dan kalau pun
Pinang, penerimaan negara dari bea masuk dan cukai kian menerima tarif bea masuk pipa yang dikenakan saat ini telah
tahun juga mengalami peningkatan, bahkan untuk tahun berubah menjadi nol persen. Namun demikian KPPBC
2005 yang saat itu target bea masuk dan cukai ditentukan Tanjung Pinang akan tetap berusaha secara maksimal agar
hanya Rp. 3 milyar, untuk tahun 2007 target penerimaan bea target yang telah ditetapkan dapat tercapai.
masuk dan cukai ditetapkan sebesar Rp. 39 milyar. Ini Sebagai gambaran, hingga semester II ini, tepatnya
tentunya suatu peningkatan yang sangat signifikan. Perlahan Agustus 2007, penerimaan bea masuk yang baru mencapai
namun pasti Tanjung Pinang sudah dikategorikan sebagai Rp. 4.593.211,253 atau 12,11 persen dari keseluruhan target
daerah potensial untuk investasi. bea masuk yang ditetapkan. Sementara itu untuk cukai,
Menurut Henry, penerimaan kali ini memang dirasakan hingga Agustus 2007 telah mencapai Rp. 49.744.500 atau
cukup berat, karena peningkatan penerimaan dari tahun 2005 66,33 persen dari keseluruhan target cukai tahun 2007.
hingga 2007 bukan dikarenakan meningkatnya produksi Satu hal yang diharapkan KPPBC Tanjung Pinang saat ini
impor. Hal ini lebih dikarenakan salah satu perusahaan adalah, pelabuhan yang ada di Tanjung Pinang seluruhnya
pemeliharaan alat-alat pertambangan menerima kontrak kerja dapat menjadi pelabuhan yang memadai, sehingga semua
yang cukup banyak sehingga penerimaan bea masuk pun barang bisa sandar, dengan demikian akan dapat memudah-
menjadi meningkat. kan dalam melakukan pengawasan. Selain itu komunikasi
“Tahun 2005 target bea masuk kita sebesar Rp.3,565,320,000 antar KPPBC juga dapat meningkat, karena beberapa hasil
milyar, dan terealisasi sebesar Rp.3.312,623, 502 milyar atau tegahan yang berhasil didapat beberapa waktu lalu adalah
hanya 98,77 persen. Untuk cukai target Rp.12,000,000 juta, hasil komunikasi yang baik antara KPPBC Tanjung Pinang
terealisasikan Rp.15,522,840 juta atau 129,36 persen. Sementara dengan KPPBC yang berada disekitarnya. adi
M
enempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Untuk menselaraskan tugas pelayanan dengan pihak
Jakarta untuk mencapai Kantor Pengawasan dan yang dilayani dalam hal ini para pengusaha di KB dan GB
Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A 2 bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu ada kerjasama dan
Purwakarta. Begitu pula dari Ibukota Purwakarta, keterbukaan diantara kedua belah pihak. Untuk itu sebelum
perlu waktu yang sama kurang lebih satu jam melakukan pembinaan keluar, pembinaan kedalam juga
untuk mencapai KPPBC yang mulai beroperasi sejak 1 Mei perlu dilakukan.
1998 ini. Dalam rangka upaya tadi, langkah-langkah atau strategi
Lokasinya yang berada di kawasan industri Bukit Indah yang dilakukan Martediansyah saat baru menjabat sebagai
dinilai sangat sentral dan strategis untuk mempermudah dan Kepala Kantor antara lain melakukan pembinaan kepada
memperlancar pelayanan kepada pengguna jasa yang mela- pegawai supaya pengusaha bisa comply mengikuti aturan
kukan kegiatan kepabeanan di sekitar wilayah Purwakarta. kepabeanan yang berlaku, maka itu yang harus dibenahi dan
Wilayah kerja yang masuk dalam lingkup pelayanan dan diperhatikan terlebih dahulu adalah unsur dari para aparat
pengawasan KPPBC Purwakarta meliputi Subang, Karawang Bea dan Cukai, agar pegawai KPPBC Purwakarta mengikuti
dan Purwakarta serta sebagian Cikarang yang merupakan ketentuan yang ada.
wilayah-wilayah yang penuh dengan kawasan berikat. Karena “Pertama-tama saya melakukan pembinaan pada pega-
itu selain Bekasi, Purwakarta merupakan penyangga Jakarta wai agar dalam melaksanakan tugas harus sesuai ketentuan,
dalam mendukung perekonomian Indonesia. misalnya untuk pencatatan BC 2.3 dikarenakan wilayah kami
Mengenai tugas aparat Bea dan Cukai di KPPBC yang lebih fokus mengawasi barang-barang yang terutang, Bea
dipimpin, Drs Martediansyah, MPM, memang lebih fokus Masuk dan pajak. Peningkatan pembinaan pegawai
pada pengawasan kegiatan perusahaan-perusahaan yang dilakukan karena saya yakin masih banyak pegawai yang
berada di dalam kawasan berikat di wilayah Kabupaten bekerja di KB belum mengetahui secara detil ketentuan-
Purwakarta, Karawang, Subang dan sebagian wilayah ketentuannya. Selanjutnya mengenai pembukuan, itu yang
Cikarang. Tercatat saat ini terdapat 228 obyek pengawasan, paling penting, karena mengawasi barang-barang yang
meliputi 56 Gudang Berikat (GB) dan 149 Kawasan berikat terutang bea harus benar catatannya,” ujar Martediansyah.
(KB) dan 3 Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Lebih lanjut menurutnya, banyak perusahaan di KB di
“Kita juga melayani penjualan dari KB ke DPIL (Daerah wilayah KPPBC Purwakarta tidak hanya menggunakan
Pabean Indonesia Lainnya) dengan menggunakan dokumen BC 2.3 impor tetapi BC.2.3 antar KB yang
Pemberitahuan Impor Barang (PIB), termasuk juga dari GB, subkontrak untuk selanjutnya ke DPIL, sehingga variasi
seperti misalnya Honda Motor yang melakukan proses pergerakannya sangat banyak. Karena itu diperlukan suatu
perakitan yang bahan bakunya terlebih dahulu masuk ke GB, pembukuan yang sangat baik, ditambah lagi hingga saat ini
kemudian dengan menggunakan PIB untuk membayar bahan KPPBC Purwakarta dalam melakukan pelayanan masih se-
baku dari gudang berikat,” ujar Martediansyah. cara manual dan belum elektronik, sehingga sangat mengan-
diperlukan dukungan sarana prasarana operasional. didukung dengan sistim yang sudah otomasi untuk mendu-
Untuk melakukan tugas pengawasan, KPPBC ini kung pelaksanaan tugas pelayanan dan pengawasan.
dilengkapi dengan satu unit kendaraan dinas pick up “Karena kita tidak bisa menambah pegawai maka sa-
untuk kegiatan surveillance. Dikarenakan mobilisasi lah satu caranya adalah harus ditingkatkan dengan sistim
petugas yang sangat tinggi sampai saat ini masih banyak otomasi untuk BC 2.3. Saya harapkan ini bisa segera
pegawai melaksanakan tugas di lapangan dengan direalisasikan, karena di KB tidak hanya impor tetapi
menggunakan kendaraan pribadi, padahal, minimal juga ekspor dan banyak sekali pergerakannya, misalnya
diperlukan kendaraan roda dua supaya kegiatan antara KB pinjam meminjam mesin lalu dikerjakan di
pengawasan di lingkungan KB dan sekitarnya bisa lebih DPIL, banyak sekali kegiatan seperti itu,” demikian harap
efektif dan efisien. Namun begitu selama ini tingkat Martediansyah yang dalam memimpin anak buahnya
pelanggaran di wilayah kerja KPPBC Purwakarta sangat menerapkan prinsip, “Dalam memberikan pelayanan dan
kecil bahkan belum ada. Ini dikarenakan perusahaan di menjalankan pengawasan harus tertib dan disiplin.” ris
KB lebih banyak yang high tech yang memproduksi WBC/ATS
elektronik, otomotif maupun yang bersifat mekanikal.
PENERIMAAN.
Untuk Tahun Anggaran (TA) 2007, sampai dengan September
2007 di wilayah kerja KPPBC Purwakarta tercatat terdapat 149
Pengusaha Kawasan Berikat (PKB) atau Pengusaha Dalam
Kawasan Berikat (PDKB), 56 Pengusaha Gudang Berikat (PGB)
atau Pengusaha Pada Gudang Berikat (PPGB) dan 3 Tempat
Penimbunan Sementara (TPS) Dan tercatat telah mengeluarkan
sebanyak 42.794 dokumen B.C 2.3 impor dan 10.229 dokumen PIB.
Mengenai target penerimaan dari Bea Masuk untuk tahun ini,
Martediansyah berharap dapat terpenuhi, karena hingga Septem-
ber 2007, targetnya sudah mencapai 80 persen lebih. Untuk pe-
nerimaan di KPPBC Purwakarta diperoleh dari Bea Masuk yang
untuk TA 2007 ditargetkan sebesar Rp. 188.484.224.000, hingga
30 September 2007 terealisasi sebesar Rp. 169.316.481.869,
atau pencapaian targetnya sudah sebesar 89,83 persen.
Sedangkan dari sector cukai ditargetkan sebesar Rp. 984.000
sudah tercapai Rp. 1.036.800, atau target tercapai 105,37 persen.
Menurutnya, karena Kawasan Berikat merupakan suatu
sarana investasi yang berkembang, dan bertambah terus PERUSAHAAN yang terdapat di Kawasan Berikat di wilayah kerja KPPBC
jumlahnya, maka sudah waktunya di KPPBC Purwakarta Purwakarta.
JAKARTA. Pada 27 September 2007 Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa KP-DJBC melaksanakan buka puasa bersama Dirjen Bea dan Cukai di Auditorium
gedung utama KP-DJBC. Acara buka puasa ini diawali dengan pembacaan ayat suci Alqur’an dengan dilanjutkan sambutan dari Ketua Umum DKM Heri Kristiono. Acara
buka puasa bersama ini diisi juga dengan penyerahan santunan dari Direktur Jenderal Anwar Suprijadi kepada sejumlah anak yatim piatu yang berada dilingkungan KP-
DJBC. Acara selanjutnya mendengarkan siraman rohani yang dibawakan oleh Ketua MPR Dr. Hidayat Nur Wahid dengan diakhiri buka puasa bersama. Hadir dalam acara
buka puasa ini, Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kamil Sjoeib, Direktur P2 Heru Santoso, Direktur Audit Thomas Sugijata, Direktur Cukai Frans Rupang,
Direktur Fasilitas Kepabeanan, Kusdirman, Direktur PPKC Hanafi Usman serta para pejabat eselon III, IV dan para pegawai dilingkungan KP-DJBC.
WBC/ATS
JAKARTA. Kurang lebih 50 stand yang menjual berbagai variasi seperti makanan, tanaman baju muslim, pernik-pernik, bunga dan buku-buku islam, mengikuti
bazaar yang diselenggarakan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat DJBC. Bazar Ramadhan ini diselenggarakan satu hari yaitupada 4 Oktober 2007 di belakang
gedung utama KP-DJBC. Bazaar dibuka oleh Dirjen Bea dan Cukai Anwar Suprijadi didampingi Ny. Anwar Suprijadi dengan disaksikan beberapa staf inti (gambar
Kiri). Usai pembukaan acara dilanjutkan dengan meninjau tempat bazaar yang berada di belakang gedung utama KP-DJBC. Dalam kunjungan tersebut Dirjen Anwar
Suprijadi membeli kue dan kain batik di stand Dharmawanita Persatuan KP-DJBC (gambar kanan).
WBC/ATS
JAKARTA. Panitia Gema Ramadhan Masjid Baitut Taqwa Kantor Pusat (KP) DJBC pada 13 Oktober 2007 menyelenggarakan Sholat Ied di halaman Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sholat Ied tahun ini yang dipimpin oleh Ust Irhamsyah Putra, LC, MA, dihadiri umat islam yang berada dilingkungan KP-DJBC
serta para pegawai dan para bea cukai (gambar kanan). Hadir dalam sholat ied mantan Direktur Fasilitas Kepabeanan Ibrahim A. Karim, Direktur Fasilitas Kepabeanan
Kusdirman Iskandar, Kepala KPU Bea dan Cukai tipe A Tanjung Priok, Agung Kuswandono dan beberapa pejabat eselon III lainnya. Gambar kiri, usai Sholat Ied di
Auditorium gedung B diselenggarakan halal bilhalal Dirjen Bea Dan Cukai Anwar Suprijadi dengan keluarga besar DJBC.
MAKASAR. Bertempat di Aula Kanwil DJBC Sulawesi, pada tanggal 6 September 2007 dilangsungkan upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat
eselon IV yang bertugas di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Acara yang dipimpin langsung oleh Kakanwil DJBC Sulawesi Bachtiar, dihadiri oleh beberapa
pejabat eselon III di lingkungan Kanwil DJBC Sulawesi. Dalam kesempatan itu, setelah upacara selesai Kakanwil berkesempatan memberikan briefing kepada para
pejabat yang baru dilantik tersebut dan dilanjutkan dengan foto bersama. Don’s, Makassar (Foto : Donny Eriyanto)
FOTO : MUQSITH HAMIDI
BALIKPAPAN. Pada 19 September 2007 atau 8 Ramadhan 1428 H, bertempat di Aula KPPBC Tipe A3 Balikpapan diadakan acara buka puasa dan tarawaih bersama
untuk menyambut bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Acara yang diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan ini bertujuan untuk
memupuk rasa tali persaudaraan antar pegawai khususnya di Kantor Pelayanan sendiri juga antar pegawai yang ada di Kantor Wilayah. Tampak dalam gambar
ceramah yang diisi oleh Ustadz Ahmad Khan, serta Kepala KPBC Tipe A3 Balikpapan, Taryono Ekso Wardoyo tengah memberikan cinderamata kenang-kenangan
kepada pegawai yang mutasi. Acara buka puasa bersama yang dilaksanakan di Aula KPPBC Tipe A3 Balikpapan mengundang Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian
Timur, Ismartono dan pegawai yang ada di Kanwil. Dalam acara ini juga sekaligus dilangsungkan acara perpisahan dengan 5 orang pegawai yang mutasi yakni Ade
Wismiyati, Dwi Yogo Hardianto, Wahyudi, Agus Dwi Wahyono dan Rudy Rullyanto. Muqsith Hamidi, Balikpapan.
FOTO : HULMAN SIMBOLON
MEDAN. Pada 19 Agustus 2007 dilingkungan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara diadakan pelantikan pejabat eselon III bertempat di Auditorium Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara.Upacara pelantikan dipimpin oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara Heryanto Budi Santoso yang melantik 6 pejabat eselon III. Acara diawali dengan
pembacaan sumpah jabatan oleh Kanwil dan selanjutnya dilakukan dengan penandatanganan naskah sumpah jabatan. Hulman Simbolon, Sumatera Utara
MEDAN. Dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-62, Kanwil DJBC Sumatera Utara mengadakan kegiatan olah raga yang diikuti para pegawai
Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe A1 Belawan , Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B Medan dan KPPBC
Tipe A3 Medan.Cabang olah raga yang dipertandingkan adalah Bola Volley, Tennis Meja dan Catur.Kegiatan oleh raga dimulai sejak 3 Agustus 2007 - 16 Agustus
2007. Penyerahan hadiah kepada para juara diberikan seusai acara senam kesegaran jasmani pada tanggal 24 Agustus 2007 bertempat di halaman Kanwil DJBC
Sumatera Utara. Ketua Panitia Perayaan Hari Kemerdekaan RI,Yudiarto, menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan olah raga berjalan dengan baik dalam suasana
kekeluargaan dalam rangka memupuk tali silaturahmi diantara pegawai. Selanjutnya KaKanwil Heryanto Budi Santoso dalam sambutan singkatnya mengatakan
bahwa pelaksanaan kegiatan olah raga sudah menunjukkan adanya kerja sama yang baik. Tampak pada gambar, Heryanto memberikan piala juara umum kepada
Kepala KPPBC Tipe A1 Belawan. Hulman Simbolon, Sumatera Utara
FOTO : KIRIMAN
TANGERANG. Bertempat di aula gedung A Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A1 Soekarno-Hatta pada tanggal 26 September 2007 dilaksanakan
kegiatan buka puasa bersama dengan para karyawan-karyawati dan ibu-ibu Dharmawanita KPPBC Soekarno- Hatta. Acara buka puasa ini diisi dengan ceramah agama oleh K.H.
Ahya Al-Ansori. Selain itu acara diisi pula dengan pemberian santunan dan bingkisan untuk anak-anak Yatim Piatu dari panti asuhan yayasan “Darul Hiqmah” Tangerang. Tampak
pada gambar Kepala KPPBC Soekarno Hatta Rahmat Subagio sedang menyerahkan santunan. Kiriman KPPBC Soekarno Hatta
FOTO : KIRIMAN
SEMARANG. Bertempat di aula Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY diselenggarakan Sosialisasi UU Nomor 39 tahun 2007 tentang perubahan atas UU
nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, untuk lingkungan Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY yang dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan
DIY, Z. A. Likumahwa dan dengan menampilkan pembicara dari Tim Sosialisasi Kantor Pusat DJBC yang terdiri dari Direktur Cukai Frans Rupang, Tenaga Pengkaji
Bidang Pengawasan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai Erlangga Mantik dan beberapa tim sossialisasi lainnya. Sosialisasi dilaksanakan selama dua hari
mulai tanggal 4 September 2007 dihadiri oleh pengusaha barang kena cukai, instansi pemerintah (Pemda, Kepolisian dan Kejaksaan) serta para pegawai diwilayah
kerja kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY. Kiriman Sudardjo, Kanwil DJBC Jawa Tengah dan DIY
FOTO : ARIE JULIANTO
JAKARTA. Panitia Ramadhan 1428 H Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) Kantor Pelayanan Utama (KPU) Tanjung Priok
menggelar acara buka puasa bersama mitra pendukung pada 3
Oktober 2007 di Aula Lantai 5 Gedung Induk (gambar kiri).
Ustadz Ade Purnama Hadi, Lc. dari MUI Jakarta Utara hadir
memberikan tausyiah menjelang waktu berbuka puasa. Acara
dihadiri oleh Kepala KPU Agung Kuswandono, pejabat struktural
eselon IV ke atas, dan mitra pendukung seperti cleaning service,
PKD, sopir, petugas parkir, dan pengurus masjid. Kepala KPU
Agung Kuswandono, dalam sambutannya, mengajak mitra
pendukung untuk membantu Bea Cukai mencegah KKN dengan
tidak menjadi kurir dokumen maupun kurir uang suap. “Jangan
mau jika disuruh memasukkan uang suap ke dalam mobil,” ajak
Agung. Sebelumnya, juga dilakukan taklim Ramadhan setelah
shalat Zuhur di Mesjid Baituttaubah dengan tema memperhatikan
makanan yang dimakan, yang disampaikan Oggy Febri Adha,
staf pada Bidang Kepatuhan Internal. Sementara keesokannya,
4 Oktober 2007 Taklim Ramadhan diisi dengan topik pedihnya
siksa kubur yang disampaikan oleh Untung SM dari Bidang
kepatuhan Internal KPU (gambar kanan). Arie Julianto, KPU
BANDA ACEH. Sebanyak 28 pejabat eselon IV dilingkungan Kanwil DJBC BALIKPAPAN. Dalam rangka memasuki bulan Ramadhan 1428 H, Dharma Wanita
NAD dilantik oleh Kakanwil DJBC NAD Ahmad Riyadi pada tanggal 5 September Persatuan (DWP) Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur dan KPPBC Tipe A3
2007. Gambar berdiri dibelakang para pejabat eselon IV, duduk di depan Balikpapan melaksanakan beberapa kegiatan antara lain memberikan bantuan berupa
Kakanwil dan para pejabat eselon III. Amir Hasan A, Kanwil NAD sembako kepada para korban banjir di Desa Giri Rejo, Karang Joang km.14 kota
Balikpapan yang langsung diserahkan oleh Ny. Taryono Ekso Wardoyo sebagai wakil
FOTO : HULMAN SIMBOLON ketua DWP beserta pengurusnya. Selain itu DWP gabungan ini juga ambil bagian
mengikuti Bazar di depan Kantor Pemerintah Kota Balikpapan yang dilaksanakan
selama 4 hari dari tanggal 24 – 27 Agustus. Tampak pada gambar, secara simbolis
penyerahan bantuan oleh pengurus DWP kepada para korban banjir serta kegiatan
DWP di Stan Bea Cukai selama pelaksanaan Bazar. Muqsith Hamidi, Balikpapan.
FOTO : DONNY ERIYANTO
C A H Y O W I B O W O
Ditemui di sela-sela kesibukannya sebagai seorang administrasi penyidikan
Cahyo Wibowo bersedia diwawancarai seputar aktivitasnya. Akhir Juli 2007
pegawai yang satu ini harus meninggalkan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I
untuk mengemban tugas di Kantor Pelayanan Utama Batam..
Cahyo mulai meniti karir di Bea Cukai sejak tahun 1999. Menjadi
pegawai negeri sipil bukan merupakan cita-citanya. Sejak kecil sebenar-
nya ia ingin menjadi dokter. “Cita-cita saya waktu SMA menjadi dokter tetapi
pada waktu ujian masuk peguruan tinggi negeri yang diterima malah pilihan
kedua yaitu MIPA Universitas Airlangga Surabaya. Selain itu saya juga coba-
coba mendaftar di Departemen Keuangan karena ikut-ikutan teman dan
diterima di Prodip I spesialisasi Bea dan Cukai. Dengan pertimbangan
kepastian kerja akhirnya saya memilih Prodip I spesialisasi Bea dan Cukai
,” kenang pria kelahiran 15 Maret 1981
Setelah menempa pendidikan selama satu tahun di BPLK Malang pada 2000
kemudian ia ditempatkan di KPBC Tanjung Perak. Selama di KPBC Tanjung
Perak ia telah beberapa kali pindah bagian dari bagian penerimaan dokumen,
petugas dinas luar, dan penyidikan.
Ketika ditanya mengenai suka duka selama bertugas di Bea dan Cukai ia
menuturkan suka dalam tugas penyidikan dan duka ketika tugas dinas luar.
“Sebagai tim penyidik sangat puas rasanya bila kasus yang disidik telah sele- sai
walaupun dikerjakan secara maraton/lembur sebagaimana kasus yang pernah
terjadi tahun 2005 mengenai penyelundupan motor,” tutur Cahyo
“Sedangkan duka dalam tugas pernah saya alami ketika bertugas menjaga
pintu gate in/gate out di terminal peti kemas pada saat bulan puasa ramadhan,
apabila hendak makan sahur sangat sulit sekali karena jauh dari tempat penjual
makanan, terkadang terpaksa tidak makan sahur,” ceritanya
A N W A R L U B I S
Mungkin 29 tahun telah cukup menggambarkan bagaimana pengalaman pria
kelahiran 8 Nopember 1951 di Tapanuli Selatan ini selama berkarir di Bea Cukai.
manis, asam, garam telah dirasakan bapak dua orang anak ini selama
menjalankan tugasnya. Pembawaannya yang kalem dengan logat Medannya
yang khas membuatnya disegani oleh rekan seprofesinya. Anwar Lubis, begitu
nama sosok pria yang telah mengabdikan dirinya untuk Bea Cukai selama
bertahun-tahun.
Karirnya dimulai menjadi honorer di KPBC Panjang Lampung (sekarang
KPPBC Lampung) pada tahun 1973 ketika dia lulus SMUO (SMU Olahraga red.)
di Tapanuli Selatan. Lubis begitu ia disapa, jago dalam hal olahraga khususnya
atletik dan volly karena bersekolah disana. Cita-cita menjadi Guru Olahraga
diurungkannya ketika Rahmat Effendy (Kasi P2 KPBC Panjang Lampung waktu
itu) memasukkannya menjadi honorer setelah melihat permainan volly pria satu
ini. Kurang lebih setelah 5 tahun menjadi honorer akhirnya datang pula
kesempatan menjadi pegawai.
Dengan bermodal tekad dan keinginan yang kuat, Lubis menjalani test
penerimaan pegawai hingga akhirnya diterima dan ditempatkan di Kanwil X
Cakung (sekarang Kanwil Jakarta I). Pasukan Bodrex begitu nama familiar
angkatan lubis pada tahun 1977-1978 di Kanwil X Cakung tersebut. Cukup 10
tahun di Kanwil X Cakung akhirnya ia dimutasi ke KPBC Kemayoran (sekarang
sudah tidak ada). Kurang lebih 1,5 tahun disini kemudian mutasi ke KPBC
Tanjung Priok I sebagai penjaga pintu.
Karirnya belum padam sampai disitu karena pertengahan September
1994 untuk pertama kalinya Lubis mutasi ke Pulau Kalimantan tepatnya di
KPPBC Tarakan dibidang P2. Disini ia mendapatkan banyak pengalaman
mengenai situasi dan kondisi dilapangan khususnya wilayah perbatasan
Kalimantan-Malaysia ketika patroli laut. Ia bercerita, pernah rekan setimnya
tertembak sewaktu melaksanakan patroli sehingga waktu itu kegiatan patroli
rutin sempat vakum karena tidak ada yang berani berpatroli. Patroli laut
kembali berjalan lubis menjadi Komandan Patroli (Kopat) atas perintah Ke-
pala Kantor dan dengan semangat juang beliau menjalankan tugas negara
tersebut.
Sebagai Kopat dijalani kurang lebih 4 tahun hingga akhirnya mutasi lagi ke
Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur yang kemungkinan menjadi pelabuhan
terakhir pria ini karena awal Desember menjadi akhir karirnya di DJBC sebagai
Rp. 120.000
Pos, Adil, Hai, Kawanku, Aneka, dan lain-lain. ats
LANGGANAN MAJALAH
Kebaikan itu dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari
sekarang, dan dimulai dari diri sendiri.
Di akhir wawancara Cahyo menyampaikan suatu ha-
rapan kepada institusi DJBC yang sangat ia cintai ini.”
Semoga dengan adanya Kantor Pelayanan Utama yang
ada sekarang mampu meningkatkan citra Bea Cukai di
WARTA BEA CUKAI
mata masyarakat terutama stakeholder dan sekaligus
mampu meningkatkan kesejahteraan pegawai juga,” ha-
rap pria yang hobby bulutangkis ini. bambang w. (sby)
Diklat PPNS
Guna Menjawab Tantangan Reformasi
Kepabeanan dan Cukai
Jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) pengajar, yang terdiri dari Pusdikteknik 16 pengajar, Biro Psikologi
di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Mabes Polri 1 pengajar, Pusdik Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia (DephumHam) RI 1 pengajar, dan DJBC
saat ini 751 orang, atau kurang lebih sebanyak 4 pengajar. Dari 30 pengawai yang mengikuti diklat, se-
tujuh persen dari seluruh jumlah pegawai yang luruhnya dinyatakan lulus dengan hasil kualifikasi baik, dan dinya-
ada. Sementara itu, minimnya jumlah takan telah mampu memahami serta melaksanakan penyidikan
tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai.
pelaksana penyidik disebabkan karena proses Dirjen pada acara penutupan diklat PPNS ini juga didampingi
regenerasi PPNS yang lamban. oleh Direktur Penindakan dan Penyidikan (P2), Heru Santoso,
P
Kasubdit Penyidikan, Sugeng Apriyanto, Kabag Kepegawaian,
ada 21 September 2007 lalu Direktur Jenderal Bea dan Azhar Rasyidi, dan Kasi Penyidikan I, Sonny Surachman Ramli.
Cukai, Anwar Suprijadi, menutup secara resmi Pendi- Sementara itu dari Pusdik Reskrim Polri, turut hadir langsung
dikan dan Latihan (Diklat) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Kepala Pusdik Reskrim Polri, Kombes Abdul Kholik, yang juga
(PPNS) pola 400 jam pelajaran (JP) yang diikuti oleh 30 didampingi oleh para pengajar dan pembimbing diklat.
pegawai DJBC di Pusat Pendidikan dan Latihan Dalam kata sambutannya Dirjen menyatakan customs reform
Resimen Kriminal (Pusdik Reskrim) Kepolisian Republik Indone- yang saat ini dilakukan adalah sebagai jawaban akan tuntutan
sia (Polri), Mega Mendung Bogor Jawa Barat. masyarakat , untuk itu customs reform tidak mungkin dijalankan
Diklat yang berlangsung selama dua bulan ini, berlang- tanpa SDM yang memadai, khususnya PPNS yang handal dalam
sung sejak 24 Juli 2007 hingga 21 September 2007, dengan menjalankan tugasnya.
materi pelatihan meliputi, Pengantar (14 JP), Pengetahuan “Kita melihat modus operandi dari beberapa pihak yang ingin
dan Keterampilan (252 JP) yang meliputi: hukum dan melakukan pelanggaran undang-undang kepabeanan dan cukai
undang-undang (56 JP), taktis teknik penyidikan (102 JP), semakin canggih, untuk ini saya berpesan bahwa diklat PPNS
pelengkap (92 JP), serta Pembulatan (130 JP) yang meliputi: adalah langkah awal dari saudara-saudara sekalian, di lapangan
latihan (120 JP) dan ditambah karya (10 JP). anda harus mulai belajar sendiri kemudian juga mengembangkan
Adapun tenaga pengajar pada Diklat ini melibatkan 22 tenaga diri karena 400 jam pelajaran tidak cukup, untuk ini banyak ilmu
WBC/ATS yang harus kita tempuh
khususnya di dalam kepa-
beanan dan cukai,” pesan
Dirjen.
Lebih lanjut Dirjen me-
nyatakan, kedepan DJBC
mencoba untuk mengura-
ngi kontak person dengan
memanfaatkan teknologi
informasi (IT), untuk itu
PPNS juga harus memaha-
mi IT dan kecenderungan
penyalagunaan IT untuk
tindakan-tindakan yang
menyimpang dari undang-
undang kepabeanan dan
cukai.
“Untuk ini saya mohon
kepada Direktur P2, Kabag
Kepegawaian, dan
Kasubdit Penyidikan, untuk
menempatkan para lulusan
dengan konsisten dan me-
melihara, menjaga lulusan
ini. Biasanya, di Pusdik
mereka berdisiplin baik dan
berprestasi, tetapi begitu di
lapangan banyak godaan
yang harus kita
tanggulangi,” ujar Dirjen.
Peraturan Kepabean-
an dan Cukai (PPKC)
mengatakan, sangat
relatif dikatakan
pegawai telah siap
menjadi PPNS hanya
berdasarkan kepada
materi dan subtansi
yang diperoleh
selama diklat PPNS.
“Dalam imple-
mentasi penyidikan,
masih diperlukan ke-
mampuan-kemam-
puan atau keteram-
pilan yang tidak di-
peroleh di diklat
PPNS, seperti bagai-
mana melakukan un-
der cover, observasi,
interview, dan survel-
lance untuk meng-
ungkap suatu kasus.
Keterampilan
tersebut bisa dipero-
leh dari pengalaman
di lapangan, oleh
karena itu kemampu-
an tersebut harus di-
cari dan dikembang-
kan oleh penyidik,”
ujar Cerah Bangun.
benar seorang penyidik, apabila dirinya sering terjun langsung Sementara itu menurut Sonny, kepercayaan diri seo-
melakukan proses penyidikan dari awal sampai akhir proses, se- rang PPNS akan timbul apabila memahami modus dan
hingga dirinya terbiasa, terbentuk, terampil dan terasah. Jika perlu motif kejahatan atas kasus yang sedang disidiknya, dan
mengantarkan surat panggilan sendiri, karena kemungkinan saja memang sudah terbiasa melakukan tugas penyidikan.
sewaktu mengantarkan surat pangilan ke lokasi seseorang yang Oleh karena itu, seorang PPNS dituntut untuk memahami
dipanggil, seorang penyidik mendapat petunjuk baru yang dapat setiap perkembangan peraturan dan proses kepabeanan
menjadi bahan informasi tambahan dalam proses pemeriksaannya. dan cukai.
Karena saat ini ada anekdot, seorang PPNS enggan diperin- “PPNS juga dituntut untuk memiliki motivasi dan komitmen
tahkan untuk menyidik dengan alasan dirinya sejak lulus diklat tinggi sehingga kurangnya kemauan dapat teratasi, hal ini dapat
belum pernah melakukan proses penyidikan, atau dirinya tidak dilakukan dengan kerjasama tim penyidik yang solid, saling
ditempatkan pada unit yang tugasnya melakukan penyidikan. membantu, melengkapi kekurangan, bertukar pikiran memberi-
Salah seorang lulusan terbaik pada diklat PPNS yang baru kan masukan, informasi dan pengalaman, serta didukung ke-
saja dilaksanakan, Cerah Bangun, yang juga merupakan Kepala tersediaan dana operasional yang memadai. Koordinasi dengan
Seksi Bantuan Hukum pada Direktorat Penerimaan dan pihak terkait juga perlu dilakukan terus menerus,” kata Sonny.
WBC/ATS WBC/ATS
PENYIDIKAN. Memiliki effort yang sangat besar, sehingga membutuhkan RUMAH TAHANAN. DJBC hanya memiliki dua rumah tahanan, yaitu di
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dana, dan keluarga. Kantor Pusat dan Kanwil Tanjung Balai Karimun
Barang
dala terberat yang dihadapi umumnya datang dari dalam
diri PPNS sendiri, yaitu kurangnya kemauan dan keperca-
yaan diri dalam melaksanakan tugasnya.
Seorang PPNS harus bisa mengungkap fakta yang didu-
kung oleh bukti dan alat bukti yang cukup, bahwa seseorang
memang “pantas” diduga telah melakukan perbuatan pidana.
Proses pengungkapan fakta inilah yang menguras energi,
Ilegal
pikiran, tenaga, biaya, dan waktu. Tidak jarang PPNS harus
bekerja diluar jam kantor yang dapat mengorbankan pikiran
dan waktu buat keluarganya.
Selain faktor diri PPNS itu sendiri, kendala lain yang diha-
dapi oleh penyidikan saat ini adalah, faktor sarana pendu-
kung. Pada umumnya KPPBC tidak memiliki sarana/tempat
untuk menahan orang (cabang rumah tahanan), sehingga
harus menitipkan tersangka untuk dilakukan penahanan di
Rumah Tahanan Negara (Rutan). Namun kondisi tersebut
masih menguntungkan jika lokasi Rutan berada pada satu Dalam kurun waktu satu bulan, Kantor
lokasi dengan KPPBC, jika tidak, maka memerlukan effort lagi Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
untuk membawa ke Rutan terdekat.
“Umumnya pihak Rutan hanya mau ketitipan tahanan
(KPPBC) Tipe A1 Soekarno-Hatta, berhasil
pada hari dan jam kerja, apabila seseorang dikenakan menegah lima kasus replika senjata api (Senpi),
status tahanan pada Jum’at malam, otomatis PPNS nya 11 kasus telepon selular, dan delapan kasus
dan tersangka yang ditahan harus bermalam bersama- kosmetik dan obat-obatan ilegal.
sama di KPPBC sampai dengan Senin pagi, untuk
K
dititipkan di Rutan. Potensi masalah tersebut adalah,
keamanan tersangka bahkan PPNS itu sendiri. Bahkan PPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta kini menemukan
pernah dilaporkan kepada kami, ada pihak Rutan yang modus baru dalam upaya penyelundupan
belum memahami jika DJBC mempunyai PPNS yang telepon selular. Temuan modus didasari atas
dapat menitipkan tahanan di Rutan,” ungkap Sugeng. tegahan yang berhasil dilakukan terhadap 3.238
Kini, DJBC baru saja mendapatkan keputusan pcs atau sebelas temuan kasus penyelundupan
MenhukHam nomor: M.10-PR.07.03 tahun 2007 tanggal telepon selular, selama periode 20 Agustus 2007 hingga
11 Juli 2007 tentang tempat tahanan pada Kantor Pusat 24 September 2007, dengan setimasi nilai keseluruhan
DJBC Departemen Keuangan sebagai Cabang Rumah sebesar Rp.2,3 milyar. Tegahan ini terungkap berkat kerja
Tahanan Negara (Cabang Rutan). Tempat tahanan di KP keras dan ketelitian petugas dalam menilai penampilan
DJBC telah ditetapkan sebagai Cabang Rumah Tahanan penumpang.
dari Rumah Tahanan Negara kelas I Jakarta Pusat. Dan Menurut Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2)
hal ini, masih dalam proses pembahasan penyelarasan KPPBC Tipe A1 Soekarno-Hatta, Eko Dharminto, pada salah
menuju tahap operasionalnya, mengingat ketentuan tugas satu kasus telepon selular ilegal, tersangka telah menyiapkan
dan fungsi rutan harus mengacu pada keputusan Menteri pakaian khusus agar dapat memasukan telepon selularnya
Kehakiman no. 04.UM.07.03 tahun 1985 tentang secara ilegal ke Indonesia, dan dengan terlebih dahulu mem-
organisasi dan tata kerja rutan dan Rupbasan (Rumah pelajari situasi yang ada, sehingga tersangka mensiasatinya
penyimpatan benda sitaan negara). dengan menyiapkan pakaian khusus.
“Kendala lainnya saat ini adalah, KPPBC tidak memiliki “Ini merupakan modus baru yang kita temukan khusus
tempat khusus untuk menyimpan barang bukti penyidikan. WBC/ATS
untuk upaya pemasuk-
Tidak jarang pula Rupbasan dalam kondisi sudah penuh, me- an telepon selular
nolak menerima barang lagi untuk disimpan,” papar Sugeng. ilegal yang biasanya
Bahkan dalam proses penyerahan tahap II (penyerah- hanya melalui kopor.
an tersangka dan barang bukti) ke Kejaksaan, pihak Ke- Dengan pakaian khu-
jaksaan malah menitipkan kembali barang bukti kepada susnya ini, tersangka
PPNS mengingat Rupbasan sudah penuh dan tempat berusaha memasukan
penyimpanan barang bukti di kantor Kejaksaan pun tidak 100 psc telepon
memadai. Tentunya dalam kedua kondisi tersebut, diper- selular tanpa diberita-
lukan lagi pengawasan dan perawatan dari PPNS-nya. hukan dengan benar
Penyidikan memang suatu tugas mulia yang penuh kepada petugas,” jelas
dengan tantangan, namun tugas penyidikan juga memiliki Eko.
effort yang sangat besar, sehingga mengakibatkan Lebih lanjut Eko
banyak pegawai yang enggan untuk menggelutinya. Akan menjelaskan, selain
hal tersebut, DJBC akan berupaya semaksimal mungkin tegahan telepon
agar effort yang sangat besar menjadi tantangan yang selular tersebut, pada
menarik, sehingga DJBC memiliki jumlah ideal dari PPNS periode 20 Agustus
sekaligus pemetaan yang merata. 2007 hingga 24 Sep-
Selain itu, DJBC juga akan mengeluarkan buku tember 2007, KPPBC
panduan tentang penyidikan yang berisikan teknik-teknik Tipe A1 Soekarno-
penyidikan beserta contoh kasus yang telah ada, dan Hatta juga berhasil
buku ini lebih dikenal dengan julukan “Buku Hitam”. menegah barang
Dengan buku hitam diharapkan dapat menjadi guidance EKO DHARMINTO. Selama satu bulan impor kategori barang
bagi para penyidik dalam menjalankan tugasnya sehingga ada 23 kasus yang berhasil ditegah oleh larangan dan pemba-
apa yang diharapkan dapat terwujud dengan benar. adi petugas KPPBC Soekarno-Hatta.. tasan, baik yang masuk
MOBILE X-RAY
Selain memiliki petu-
gas yang cukup handal
dalam tugasnya, belum
lama ini KPPBC Soekar-
no-Hatta juga mendapat
tambahan fasilitas peng-
awasan yang bertujuan
agar fungsi pengawasan
menjadi lebih efektif dan
efisien lagi. Menurut Eko,
tambahan fasilitas terse-
but berupa Mobile X-Ray,
yang fungsinya dapat
mendukung kinerja petu-
gas di lapangan dalam
mengidentifikasi barang
yang masuk melalui ban-
dara domestik ke Soekar- MODUS BARU. Pakaian khusus menjadi modus baru untuk upaya penyelundupan telepon selular.
no-Hatta.
“Sebenarnya Mobile X-Ray ini bukan barang baru bagi dapat melaksanakan tugas untuk melakukan pengawasan
DJBC, bahkan untuk KPPBC Soekarno-Hatta sendiri barang eks impor yang masuk ke Soekarno-Hatta.
sebenarnya telah menggunakan fasilitas ini sejak tahun Adapun penggunaan Mobile X-Ray pada barang
1993 hingga 1999. Namun sejak tahun 2000 fasilitas penumpang dan kargo domestik, juga telah disahkan oleh
tersebut tidak dipergunakan lagi karena biaya perawatan Undang-Undang nomor 17 tahun 2006 tentang
yang cukup tinggi dan saat itu fasilitas tersebut memang Kepabeanan, yang mana disebutkan untuk barang-barang
kurang men- dapat perhatian,” kata Eko. tertentu diberikan kewenangan kepada DJBC untuk
Lebih lanjut Eko menjelaskan, Di tahun 2007 ini melakukan pengawasan antar pulau. Dengan demikian,
kendaraan tersebut kembali dioperasikan karena cukup KPPBC Soekarno-Hatta berusaha untuk berperan aktif
potensial sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dengan target utama pengawasan adalah barang-barang
terutama berkaitan dengan barang penumpang atau yang membahayakan masyarakat, seperti narkoba.
kargo eks domestik yang merupakan eks impor. “Selain telah diatur oleh undang-undang mengenai
Sebagaimana diketahui untuk barang domestik, DJBC pengawasan antar pulau, penggunaan fasilitas Mobile X-
tidak memiliki alat untuk melakukan X-Ray baik diterminal Ray ini juga karena kita menginginkan suatu kondisi yang
penumpang maupun kargo, maka dengan adanya alat ini lebih baik, sementara itu kendala di lapangan yang cukup
diharapkan DJBC khususnya KPPBC Soekarno-Hatta pelik sehingga kita memerlukan lebih baik lagi perangkat
DOK. KPPBC SH pendukung, nah karena sebelumnya kita telah memiliki
fasilitas ini, sekarang tinggal memperbaikinya lagi dan
mengganti perangkat yang rusak dengan yang baru,” kata
Eko.
Masih menurut Eko, dengan memperbaiki fasilitas yang
ada, maka menjadi lebih efektif ketimbang mengadakan
barang yang baru, karena selain membutuhkan biaya
yang tinggi, waktu pengadaannya pun tentunya cukup la-
ma. Untuk itu Mobile X-Ray yang ada sejak dulu kini lebih
pada perbaikan kembali dan mengganti perangkat yang
rusak dengan yang lebih baik dan canggih.
Dengan kembali berfungsinya Mobile X-Ray tersebut,
maka pengawasan yang dilakukan oleh KPPBC
Soekarno-Hatta menjadi lebih terfokus, khususnya pada
penerbangan yang high risk domestik, seperti Batam,
Pekanbaru, dan Padang yang menjadi daerah resapan
barang eks impor sehingga rawan terhadap masuknya
narkoba.
“Sejak tahun 1993 hingga 1999 tentunya Mobile X-Ray
ini juga telah memiliki report hasil tegahan yang cukup
banyak, sementara untuk saat ini masih belum karena
baru saja penggunaannya. Sementara untuk jumlahnya
tentunya masih sangat kurang namun kita tetap mencoba
REPTIL. Sejumlah kotak yang berisi reptil yang berhasil diamankan semaksimal mungkin untuk jumlah yang ada ini menjadi
petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta efektif,” tandas Eko. adi/zap
Gelondongan Ilegal
pencantuman nomor Harmo-
nized System (HS) Gold and
Silver Ore atau bijih emas
dan bijih perak yang tidak te-
pat pada kontainer-kontainer
PT. PUR diduga mencoba memanfaatkan waktu tersebut guna menghindari
menjelang hari raya yang diperkirakan pengawasan terhadap aturan larangan dan pemba-
barang impor dan ekspor akan melonggar. tasan dari pemerintah.
Atas kecurigaan tersebut,
P
maka dikeluarkan Nota Hasil
etugas Bea dan Cukai Kantor Pelayanan Utama Tipe Intelejen (NHI) atas partai barang ekspor dimaksud yang
A (KPU) Tanjung Priok Jakarta, berhasil menggagal- dilanjutkan dengan penerbitan instruksi pemeriksaan fisik
kan eksportasi 10 kontainer berisi kayu gelondongan barang dan akan dilakukan koordinasi dengan Badan
illegal yang diduga jenis Ebony menuju China. Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK) dalam pelaksanaan
Penggagalan tersebut menurut Kepala KPU Agung pemeriksaan untuk menentukan jenis kayu tersebut.
WBC/ATS PT. PUR lanjut Agung,
diduga mencoba memanfa-
atkan waktu menjelang hari
raya, yang diperkirakan
pengawasan terhadap ba-
rang impor dan ekspor akan
melonggar. Sepuluh
kontainer yang berisi 150
M 3 kayu ilegal tersebut,
hingga berita ini diturunkan
masih berada dikawasan
Terminal Kontainer Pelabuh-
an Tanjung Priok Jakarta
untuk proses penyelidikan
dan penyidikan.
Eksportasi ilegal terse-
but merugikan negara sebe-
sar Rp.7,5 Miliar, sementara
aturan yang dilanggar ada-
lah pasal 102A huruf (b) Jo
pasal 103 huruf (a) Undang-
Undang Nomor 17 tahun
2006 tentang Kepabeanan,
dimana tersangka dikenai
sanksi penjara maksimal 10
tahun dan denda maksimal
BARANG BUKTI. Dua dari 10 kontainer yang berisi kayu eboni ilegal yang gagal dikirim ke China Rp.5 Miliar. zap
T
ra, untuk Pulau Sumatera itu di daerah Palembang
egahan yang berawal dari adanya informasi masyara- dan untuk Pulau Sulawesi itu di daerah Makassar,” papar Dirjen.
kat akan tindak pidana di bidang cukai dan ditindaklan- Dengan berhasil ditegahnya para tersangka pembuat
juti dengan kegiatan surveillance oleh tim P2, akhirnya pita cukai palsu ini, maka para tersangka dinyatakan telah
berhasil mengamankan tujuh orang tersangka dengan melanggar pasal 55 huruf b Undang-Undang Nomor 39 tahun
barang bukti berupa tiga mesin cetak dan puluhan rim 2007 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 11 tahun
pita cukai palsu siap edar. 1995 tentang Cukai, dengan ancaman hukuman pidana
Menurut Kepala Kanwil DJBC Jakarta, Nasir Adenan, dari penjara antara 1 hingga 8 tahun, dan pidana denda antara 10
informasi yang diberikan oleh masyarakat tersebut, tim P2 hingga 20 kali nilai cukai yang seharusnya dibayar. adi
langsung bergerak ke alamat yang dituju, yaitu daerah Teluk WBC/ATS
Gong Jakarta Barat. Di daerah ini tim P2 Kanwil Jakarta, berhasil
mengamankan tersangka Sdr. EM dan UD, dengan barang bukti
berupa dua rim (120.000 keping) pita cukai palsu dengan HJE
senilai Rp. 4.650/keping dengan nilai keseluruhan mencapai Rp.
558.000.000.
“Dari penyidikan kedua tersangka tersebut, berhasil ditangkap
lima pelaku lainnya, dan dari hasl penyidikan, para tersangka
diketahui tidak bekerja sendiri namun mempunyai jaringan pita
cukai palsu yang berujung pada tempat percetakan pita cukai pal-
su, yaitu CV. SA, dengan alamat di Kali Baru Jakarta Pusat. Dan,
dari CV tersebut kita berhasil mengamankan pelaku lainnya, yaitu
Sdr. W, Sdr. EA, dan Sdr. R,” ungkap Nasir Adenan. Saat ini dari
tujuh tersangka, enam orang diantaranya telah dititipkan di Rutan
salemba.
Lebih lanjut Nasir Adenan menjelaskan, dari CV. SA ini berha-
sil diamankan juga antara lain, 18 negatif film, untuk mencetak
pita cukai palsu (HJE senilai Rp.4.650 dan Rp.3.550 per keping),
tiga unit mesin cetak merk Oliver made in German, 10 rim (1 rim =
500 lembar yang masing-masing lembarnya berisi 120 keping MESIN CETAK PITA CUKAI PALSU. Dalam waktu 8 jam, mesin ini dapat
pita cukai palsu), HJE senilai Rp.4.650 per keping dengan nilai membuat 60 rim pita cukai palsu.
“
kacangan yang kita pamerkan, akan ditertawain !! Geng lain
punya ilmu macan nggereng, kok dipamerin ilmu segitu, lha rak
diemplok malang tenan sampeyan !!
POKOKNYA SEMUA W, kata bukunya Weakness atau kelemahan. Apa saja
YANG MUMPUNG- sih semua kelemahan geng, seperti jumlah anggota yang
minim, terlalu necis dan tidak pantas untuk duduk di warung
MUMPUNG kaki lima swalayan, maunya diladeni dan ditemani nona-nona
DITAMPUNG, berambut bule, maunya dikudhang, baru dibelai semenit
saja langsung pulas, belum pengalaman nyopir di ibu kota,
Oleh : SEMAKIN BANYAK gaptek, dan lain-lain. Biar jelek, ndesoni, malu-maluin, nggak
Fauzan SEMAKIN apa-apa, tulis saja. Nggak usah sampeyan sembunyiin, tutup-
tutupin, bahaya Mas !! Sekali kena elusan Mak Reot, maunya
UNTUNG... perkasa, malah kelenger geng sampeyan !!
Toh ini rahasia geng sendiri dan tidak mungkin akan kita
”
bocorkan ke geng lain, bisa bubar kita !! Mari kita permalukan diri
sendiri, sebelum dipermalukan orang lain.
O, kata bukunya Opportunity atau peluang, kesempatan,
mumpung... Di luar kantor ada apa sih ? Mari kita data, semua
yang masih mumpung, belum terlanjur bawa mobil, hari Kamis
Kita Boleh Saja Berencana, biasa ada famili yang andhok di warung itu, hari Jumat biasanya
Tapi Hanya
boss ke luar kota, jam segini jalanan belum macet, belum banyak
BOSS
pelanggan di warung, dan lain-lainnya. Pokoknya semua yang
mumpung-mumpung ditampung, semakin banyak semakin
untung, karena akan semakin banyak pilihan keputusan nantinya
yang dapat digantung. Maksudnya untuk dipilih mas, bukan untuk
dipelototi atau divideokan, bisa heboh !!
T, kata bukunya Threats atau ancaman, hambatan. Di luar
ada kemungkinan ancaman atau hambatan nggak sih, kalau kita
ke warung ? Seperti teror bom, copet, preman, tempat parkir
Yang Boleh Memutuskan sempit dan tidak aman, banyak anak kecil dan besar yang suka
main gores mobil, razia kendaraan, hujan dan becek, ada geng
lain yang lebih sakti, kantong tebal, belum pesan makanan, dan
sebanyak mungkin ancaman yang mungkin terjadi. Biar kecil
H
ancaman itu, datain saja. Nggak rugi kok, ingat, biar kecil sebesar
ewan banyak bengong dan tidurnya sehabis makan pasir, kalau masuk mata, ya merah dan pedih juga mata
kenyang, besok urusan besok, masa bodoh, nggak sampeyan. Nggak enak makan, suasana jadi penuh haru dan
usah dipikir. Tuhan Maha Pemurah, ada hari ada kasihan, pesta makan jadi nggak karuan.
mangsa, ada makanan. Ono dino ono upo, kata
Mbah Ronggo dari Kediri. Nah, setelah semua sewot tadi kita data habis, baru kita
Bagi manusia tidak demikian. Sehabis makan enak, ia aturlah rencanakan strategi menuju warung, untuk makan enak.
berpikir, apa makanan enak untuk besok ? Siapa yang enak Pertama, strategi untuk memanfaatkan O, peluang atau
dimakan ? Siapa yang bayar ? Apa-siapa... kesempatan yang ada, dengan memobilisasi aji mumpung:
Nah untuk memenuhi rasa kepuasan dan keinginannya 2 S atau kekuatan.
itu, jadilah ia, bersiasat membuat perencanaan, mengatur Mumpung belum terlanjur bawa mobil, lihat dulu berapa
strategi. Mau makan enak, lihat dulu kondisi yang ada, baik jumlah anggota geng yang mau makan enak. Lima orang ada
intern maupun ekstern : Avanza, 7 orang ada APV, 10 orang bawa 2 Avanza. OK,
sarana tidak masalah. Cek kondisi mobil, laik jalan, syukur.
Kondisi Intern, seperti seberapa kuat sih duit, perut, dan Ragu-ragu, manfaatkan montir dinas, cek dan servis mobil,
tenaga kita untuk makan enak besok ? Apa ada ijin keluar gratis biaya dinas.
kantor, berapa banyak anggota geng yang mau dibawa, Mumpung hari Kamis, ajak anggota yang punya famili, biar
adakah sarana yang bisa dipakai untuk mencapai warung bisa nego, dan alhamdulillah makan enak gratis.
yang dituju, atau prasarana barang kali, seperti dapur maupun Mumpung hari Jumat, ngabur aja, nggak perlu izin Boss, yang
bahan-bahan yang dibutuhkan bila kita mau masak sendiri. penting dalam jam istirahat.. Bila Boss ada, ya baik-baik saja
minta izin beliau.
Kondisi Ekstern, seperti apa ada geng lain yang juga punya Mumpung jalanan belum macet, warung belum banyak
maksud makan enak di luar kantor atau mau masak di dapur pelanggan, ada persiapan dini, kesepakatan anggota. Begitu
dalam waktu yang bersamaan ? Amankah jalan yang dilewati, sirene istirahat, langsung naik mobil dan tancap gas.
tidak macet, banjir. Tersediakah sarana, mobil, sepeda motor, Tapi, ada anggota yang masih sibuk dengan game-nya, bantu
ojek, atau omprengan. Amankah warung yang dituju, adakah rame-rame menyelesaikannya, gotong royong-lah !!
copet atau premannya, bagaimana kalau ketemu anak-bini, Tapi, anggota alergi warung kaki lima swalayan, yaaa.... dari
adakah famili yang bakal ketemu di warung ? awal dong rencana warung tujuan ditetapkan, jangan
berdebat sekarang. Habis dah waktu istirahat dan akal sehat
Jadi untuk berencana mau makan enak saja, kita harus makan enak.... nikmat..
mempertimbangkan berbagai kondisi yang ada. Yah,
istilahnya sewot gitu lah !! Kalau menurut bukunya, sewot itu 2 W atau kelemahan.
dapat digambarkan sebagai berikut: Tapi, siapa yang bayar? Biar pelit, kalau patungan bayar
S, kata bukunya Strength atau kuat, sakti. Apa saja sih daftar sendiri-sendiri mau kan?
semua kesaktian geng yang dapat kita pamerkan kepada orang Tapi, kalau bayar sendiri-sendiri, nggak asyik dong, nggak
di luar geng, seperti ilmu pencak silat, ilmu kebal, ilmu totok, ilmu bisa merasakan nikmatnya semua masakan yang dipesan
ngathok, kantong tebal, bahkan kalau perlu muka tebal pun dapat ? Ya pesan makanan bermacam-macam, makan rame-
kita pamerkan. Nggak apa-apa, semua itu akan dapat kita manfa- rame, bon dibagi rata gitu dong !! Ini baru namanya kerja
atkan dalam beberapa situasi tertentu. Jangan ilmu wedhus sama, sinergi...,
“
PIB berbeda.
Alasan dan maksud apa yang mendasari kata-kata
“hanya berlaku untuk PIB bersangkutan” tidak perlu
SEYOGYANYA, dibahas atau diperdebatkan lebih jauh. Namun, jika
PENETAPAN KEMBALI menggunakan “logical thinking”, akan tampak hal-hal
yang tidak lazim atau ekstrimnya agak menyimpang dari
OLEH LEMBAGA alur pikir logis/normal.
KEBERATAN DAPAT DI Misalnya, pengguna jasa mengajukan keberatan
terhadap penetapan nilai pabean oleh PFPD ke lembaga
UP-DATE DALAM yang lebih tinggi. Kemudian, keberatan tersebut
Oleh : DATABASE diproses, dan diputuskan untuk diterima oleh lembaga
Nasir NASIONAL …
yang lebih tinggi (KP-DJBC). Artinya, lembaga keberatan
Adenan
menerima bahwa pemberitahuan nilai pabean si importir/
pengguna jasa memang merupakan nilai transaksi yang
”
Customs
sebenarnya (actually paid or payable). Jadi, ada
pengakuan dari lembaga keberatan/banding bahwa harga
yang diberitahukan adalah benar (sebagai harga
transaksi).
Oleh karena itu, diluar kelaziman bila dikatakan bahwa
penetapan tersebut hanya berlaku untuk PIB
bersangkutan. Sebaliknya bahkan, si importir seharusnya
Valuation :
berhak memberitahukan harga yang sama pada importasi
berikutnya untuk barang identik/serupa yang diperoleh
dari penjual yang sama. Besar kemungkinannya, untuk
importasi pada 2-3 bulan berikutnya harganya akan lebih
rendah dari harga pada saat pertama kali diimpor
Sekedar
misalnya; adanya pergantian musim yang mengakibatkan
terjadi obral, barang reject, cuci gudang, atau modelnya
sudah out of date (kecuali ada kenaikan harga global
Otokritik 2 akibat memburuknya perekonomian dunia; resesi, inflasi,
stagflasi dll). Yang tidak lazim lainnya adalah untuk apa
lembaga keberatan/banding dibentuk jika penetapannya
hanya bersifat insidentil/temporer.
N
Di negara hukum manapun di dunia, penetapan
ilai pabean memang merupakan sumber perdebatan lembaga yang lebih tinggi berkekuatan hukum tetap,
yang tak ada hentinya, dan memang asyik untuk diper- kecuali jika yang dirugikan mengajukan banding ke
debatkan sepanjang itu mencari kebenaran. Mengutip lembaga tertinggi. Sayangnya lagi, keputusan/penetapan
peribahasa dari Thomas Huxley yang mengatakan bah- diterimanya keberatan itu tidak pernah dimasukkan dalam
wa masalahnya, bukan pada siapa yang benar, melain- database harga nasional (up-dating harga), sehingga
kan apa yang benar. Karena itu, menyambung tulisan mengenai berulang-ulang “notul” selalu terjadi untuk importasi
masalah nilai pabean beberapa waktu yang lalu, barang identik/serupa oleh importir yang
dipandang perlu untuk menambahkan atau ber-
bagi (sharing) pendapat mengenai pemahaman
DITUNJUK SEBAGAI
sama dari penjual yang sama. Lucu
memang, kalau dikaitkan dengan
yang mengatakan bahwa keputusan (penetapan UNTUK MASALAH NILAI peribahasa yang mengatakan “takkan dua
kali orang tua kehilangan tongkat” artinya,
jangan sampai melakukan kesalahan yang
ADALAH NEGARA YANG sama, atau keledai tidak akan terperosok
pada lubang yang sama.
Seyogyanya, penetapan kembali oleh
KEBERATAN NILAI PABEAN DAN COORDINATING COUN- lembaga keberatan dapat di up-date dalam
APLIKASINYA TRY DI ASEAN database nasional, baik itu menerima
Hasil putusan terhadap keberatan nilai keberatan bersangkutan ataupun
”
pabean yang diajukan oleh pengguna jasa penetapan kembali, dan benar-benar
kepabeanan kepada lembaga yang lebih difungsikan sebagai “risk assessment tool”
tinggi (keberatan/banding) prinsipnya ada 2 jenis kepu- (bukan sebagai pembanding, salah kaprah yang
tusan : keberatan diterima atau keberatan ditolak. Untuk selamanya dipahami. Untuk diketahui bahwa berdasarkan
keberatan yang diterima, berarti pemberitahuan nilai pa- Metode 1, data yang hanya dapat digunakan sebagai
bean/harga oleh pengguna jasa adalah benar, sedangkan pembanding adalah data yang ada pada PIB importasi
untuk keberatan yang ditolak mempunyai hasil keputusan, sebelumnya dan, ini yang paling penting, atas inisiatif si
pertama, ditolak dan menerima penetapan nilai pabean importir bukan bea cukai) dimana PFPD mempunyai
PFPD, atau kedua, ditolak dan ditetapkan kembali (lebih banyak alternatif rujukan harga. Sehingga PFPD dapat
rendah atau lebih tinggi dari penetapan PFPD). menetapkan harga terendah ( metode 2 dan metode 3 )
Keputusan-keputusan oleh lembaga yang lebih tinggi, dari berbagai alternatif yang ada dalam database harga
selama ini melekat (embedded) atau ditambah embel- nasional.
embel “hanya berlaku untuk PIB bersangkutan”, artinya,
keputusan lembaga keberatan/banding hanya berlaku MALFUNCTION DAN AKIBATNYA
untuk importasi barang-barang yang dipermasalahkan Malfunction (gagal fungsi) penetapan harga ini adalah
nilai pabeannya pada PIB yang diajukan tersebut. berawal dari adanya instruksi yang juga gagal fungsi,
Dengan kata lain, tidak berlaku untuk importasi artinya, ada pimpinan yang memberi instruksi bahwa
barang-barang identik/serupa (yang diimpor oleh penetapan harga harus mengacu (baca: sesuai) dengan
importir/pengguna jasa yang sama, dan dibeli dari database harga dengan toleransi 5% lebih rendah. Ini
penjual yang sama), yang diajukan setelah itu dengan kemudian diterjemahkan oleh PFPD, yang mencari aman,
“
bahwa nilai pabean ditetapkan berdasarkan database
harga nasional. Dengan kata lain, digunakan sebagai
mekanisme untuk menetapkan harga minimum (yang
jelas dilarang oleh undang-undang). PENDAPAT UMUM
Disamping itu, terkadang adanya intervensi- ‘ORANG AWAM’
intervensi yang menambah beban psikologis bagi
PFPD. Ini menyimpang dari sasaran GATT Valuation PERPAJAKAN
Agreement yang menginginkan sistim nilai pabean BAHWA BEA MASUK
yang adil, seragam dan netral. Sehingga
profesionalisme PFPD selaku petugas yang DAN CUKAI TIDAK
berwenang menetapkan nilai pabean menjadi mandul, Oleh: LAIN ADALAH
ironis memang ! Agus
Akibatnya, penerapan nilai pabean menjadi tidak Cahyono, PAJAK JUGA ...
pandang bulu, tidak melihat apakah barang tersebut S.E., Ak.,
diimpor oleh importir produsen, perorangan, pedagang
ataupun perusahaan PMA, PMDN dan lain-lain,
sepanjang harga/nilai pabeannya lebih rendah dari
database harga, maka akan dikenakan “notul”
(parahnya, notul tersebut seringkali tidak sama antara
PFPD yang satu dengan PFPD yang lain, walaupun
barangnya sama, dengan importir yang sama, dan
penjual yang sama). Tidak perlu meneliti atau
M.Si
Atas Pajak ?
transaksi atau tidak.
Sebetulnya, masih ada mekanisme yang dapat
dilakukan baik oleh bea cukai maupun pengguna jasa
(inipun kalau pintu komunikasi masih terbuka), yakni,
kepala kantor dapat membatalkan “notul”(SPKPBM)
tersebut jika pengguna jasa dapat membuktikan
bahwa harganya merupakan harga transaksi. Jadi,
M
importir/pengguna jasa tidak perlu mengajukan
keberatan ke lembaga yang lebih tinggi, sehingga embaca salah satu rubrik dalam Warta Bea Cukai
dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. edisi April 2007 mengenai pengenalan Bea dan
Cukai bagi Mahasiswa Pascasarjana Universitas
PENUTUP Airlangga, Surabaya, Program Magister Akuntansi
Sebagaimana disinggung di atas, otokritik ini tidak yang salah satu mata kuliahnya adalah
dimaksudkan untuk mencari siapa yang benar/salah, Kepabeanan dan Cukai mengingatkan penulis pada saat
melainkan apa yang benar/ menyelesaikan tugas akhir. Umumnya di program pasca
“
PENERAPAN
”
positif) antara kedua belah dikatakan terjadi pajak atas pajak?
pihak. Artinya, bukan menutup ‘Pajak atas pajak’ yang dimaksud si penanya yang nota-
pintu untuk berkomunikasi guna penyelesaian bene pengajar sekaligus praktisi perpajakan bukanlah double
masalah. taxation sebagaimana dikenal dalam hukum pajak internasio-
Yang perlu diingat dan digarisbawahi, bahwa untuk nal khususnya kesepakatan mengenai penghindaran pajak
masalah nilai pabean, Indonesia adalah negara yang berganda (P2B) melainkan persepsi pajak dalam negeri.
ditunjuk sebagai coordinating country di ASEAN. Nampaknya tidak sulit untuk membedakan definisi bea
Semua perubahan mengenai nilai pabean sebaiknya masuk, cukai dan pajak pada umumnya namun ternyata me-
dilaporkan ke WCO, sebagaimana yang pernah merlukan pemahaman yang mendalam untuk menjelaskan-
dilakukan pada waktu lalu. Karena itu, jika ada nya secara sistematis. Tulisan ini bukan dimaksudkan seba-
penerapan nilai pabean yang menyimpang dari GATT gai sesuatu yang pasti benar tetapi lebih merupakan pema-
Valuation Agreement, tentunya dapat mencoreng haman penulis yang masih jauh dari memiliki pengalaman
kompetensi dan kapabilitas Indonesia. dan pengetahuan yang luas, namun paling tidak telah
Seandainya banyak pendapat yang mengatakan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi penanya
bahwa suatu ketentuan menabrak ketentuan yang dalam memenuhi rasa ingin tahu kerangka sistematisnya.
lebih tinggi, seyogyanya ketentuan tersebut Apalagi seiring dengan berjalannya waktu, semakin tidak
dievaluasi. Karena kalau tidak, dengan menggunakan mudah untuk mendefinisikan makna pajak dengan baik
hirarki hukum, maka ketentuan yang lebih rendah tanpa terlebih dahulu berbekal pengetahuan tentang hukum,
akan batal demi hukum. ekonomi, politik, sosiologi, filsafat dan sebagainya yang
Penulis adalah Kepala Kanwil DJBC Jakarta melatarbelakangi dasar hukum terbentuknya pajak.
Sebagaimana menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. arti dan fungsi tersendiri yang berkesinambungan dalam ter-
bahwa pajak merupakan gejala sosial dan hanya terdapat dalam jadinya utang pajak (Rochmat Soemitro, 2004:139).
masyarakat hukum yaitu masyarakat yang mempunyai hubungan Dalam merealisasikan pajak-pajak negara, di Indonesia
timbal balik antara individu dan masyarakat dengan melekat hak dikenal lembaga pelaksanaan pajak yang lazimnya disebut
dan kewajibannya (2004:1), oleh sebab itu maka pemungutan lembaga administrasi pajak yang terdiri dari Direktorat
pajak yang dilakukan negara ditetapkan berdasarkan undang- Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam sebagai bagian dari Departemen Keuangan.
rangka memenuhi aspek yuridisnya. Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan pemungutan
Definisi pajak menurutnya sebagaimana dikutip oleh Santoso pajak berdasarkan hukum pajak formal yang pokok-pokoknya
Brotodihardjo, S.H. (Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, diatur dalam Undang-undang Nomor: 6 tahun 1983 tentang
2004:4) “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasar- Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
kan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada telah mengalami dua kali perubahan yaitu dengan Undang-
mendapat jasa-imbal (kontra-prestasi), yang langsung dapat undang Nomor: 9 Tahun 1994 dan terakhir dengan Undang-
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran undang Nomor: 16 Tahun 2000.
umum.” Definisi tersebut telah diperbaharui menjadi, “Pajak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melaksanakan pe-
adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara mungutan pajak berdasarkan hukum pajak formal tersendiri
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan yang masing-masing diatur dalam Undang-undang Nomor:
untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk 17 tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang
membiayai public investment.” (Mohammad Zain, 2005:11). Nomor: 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-
undang Nomor: 39 tahun 2007 tentang Perubahan atas Un-
Ditinjau dari jenis pajak yang ada di Indonesia, pajak dapat dang-undang Nomor: 11 tahun 1995 tentang Cukai.
digolongkan dalam tiga golongan yaitu menurut sifat, sasaran/ Menurut Mohammad Zain (2005:12), jenis pungutan bea
objek, dan lembaga pemungutnya: dan cukai dikategorikan sebagai pajak tidak langsung.
a. Menurut Sifatnya Adapun pengertian bea adalah, “Pungutan yang dikenakan
Jenis-jenis pajak menurut sifatnya dapat dibagi dua yaitu atas suatu kejadian atau perbuatan yang berupa lalulintas
pajak langsung yaitu adalah pajak-pajak barang dan perbuatan lainnya berdasarkan
yang bebannya harus dipikul sendiri oleh
Wajib Pajak; dan pajak tidak langsung
yaitu pajak yang bebannya dapat dilimpah-
kan kepada orang lain dan hanya dikena-
kan pada hal–hal tertentu atau peristiwa-
peristiwa tertentu saja, misalnya Pajak Per-
tambahan Nilai.
b. Menurut Sasaran/Objek
“
MEMAKSA UNTUK
KEPERLUAN NEGARA
ketentuan peraturan perundang-undangan,
bea dapat berupa bea masuk yang dipu-
“PAJAK DAN PUNGUTAN ngut atas barang–barang yang dimasukkan
LAIN YANG BERSIFAT ke dalam daerah pabean berdasarkan
harga atau nilai barang tersebut (tarif ad
valorum) atau berdasarkan tarif yang sudah
ditentukan.”
Sedangkan cukai ialah, “Pungutan yang
Menurut sasarannya, jenis-jenis pajak da- DIATUR DENGAN dikenakan atas barang-barang tertentu,
pat dibagi dua yaitu pajak subjektif yaitu UNDANG-UNDANG” berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
jenis pajak yang dikenakan dengan perta- undangan dan biasanya barang konsumsi.
ma-tama memperhatikan keadaan pribadi (AMANDEMEN UU DASAR Cukai dapat berupa cukai tembakau, cukai
Wajib Pajak (subjeknya). Setelah diketahui 1945, PASAL 23A) rokok, cukai gula, cukai alkohol, cukai minum-
keadaan subjeknya barulah diperhatikan an keras dan lain-lainnya”.
”
keadaan objektifnya sesuai daya pikul apa- Secara yuridis, definisi bea masuk
kah dapat dikenakan pajak atau tidak, dalam Undang-undang Nomor: 17 tahun
misalnya pajak penghasilan; dan pajak objektif yaitu jenis 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 10
pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikan/ tahun 1995 tentang Kepabeanan adalah, “pungutan negara
melihat objeknya baik berupa keadaan perbuatan atau berdasarkan Undang-Undang ini yang dikenakan terhadap
peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar barang yang diimpor.” Sedangkan bea keluar adalah,
pajak. Setelah diketahui objeknya barulah dicari subjeknya “pungutan negara berdasarkan Undang-Undang ini yang
yang mempunyai hubungan hukum dengan objek yang telah dikenakan terhadap barang ekspor.” Kepabeanan sendiri
diketahui, misalnya Pajak Pertambahan Nilai. dalam undang-undang tersebut disebutkan sebagai, “segala
c. Menurut Lembaga Pemungut sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu-
Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak dapat dibagi lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta
dua jenis yaitu Pajak Pusat yang dipungut oleh pemerintah pemungutan bea masuk dan bea keluar”.
pusat yang dalam pelaksanannya dikelola oleh Direktorat Mengenai cukai, dalam Undang-undang Nomor: 39 tahun
Jenderal Pajak (DJP) seperti Pajak Penghasilan, Pajak Per- 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor: 11
tambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, tahun 1995 tentang Cukai disebutkan bahwa “Cukai adalah
Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak/Bea Perolehan Hak atas pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang
Tanah dan Bangunan dan Bea Materai; dan yang dikelola tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang
oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) seperti Bea ditetapkan dalam undang-undang ini.”
Masuk, Bea Keluar dan Cukai. Sebagai salah satu peserta dalam acara sosialisasi Undang-
Sedangkan Pajak Daerah adalah jenis pajak yang dipu- undang tentang Cukai belum lama ini, penulis sempat mendapat
ngut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaan pertanyaan dari peserta lain mengenai definisi Cukai yang
sehari-hari dilakukan oleh Dispenda (Dinas Pendapatan merupakan ’pungutan negara’, padahal istilah itu sudah ada sejak
Daerah), seperti Pajak Daerah Tingkat I dan Pajak Dae- Undang-undang Nomor: 11 tahun 1995 diundangkan bahkan ka-
rah Tingkat II. lau tidak salah jauh sebelum itu di dalam Ordonansi Cukai. Kalau
kita perhatikan definisi bea masuk, bea keluar, dan cukai
Berkaitan dengan lembaga perpajakan, dengan memaha- memang tidak menggunakan terminologi ’pajak’ atau ’pajak nega-
mi lembaga-lembaga perpajakan yang ada maka akan lebih ra’ melainkan ’pungutan’ atau ’pungutan negara’.
mudah memahami arti dan fungsi pajak dalam masyarakat. Dalam Undang-undang Dasar 1945 (Hasil Amandeman)
Istilah “lembaga” yang dimaksud adalah sebagai permulaan khususnya pasal 23A yang berbunyi, “Pajak dan pungutan
atau asal mula perpajakan, atau juga acuan (cetakan) atau lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
titisan (asal) yang sudah melembaga, menjadi suatu dengan undang-undang” (Redaksi Sinar Grafika,2002: 16).
kesatuan yang mempunyai bentuk tertentu yang mempunyai Maka secara eksplisit definisi bea masuk, bea keluar, dan cu-
”
specific commodities, financial transac- dan bangunan, bea perolehan hak atas ta-
tions, estates, etc, and not on individu- nah dan bangunan, cukai dan pajak lainnya.
als; thus it is right to talk of import duties, excise duties, Sedangkan bea masuk merupakan bagian dari pajak
death or succession duties, etc, but of income tax as perdagangan internasional yaitu semua penerimaan negara
being levied on a person in proportion to his income. yang berasal dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.
(Farlex, Inc, www.thefreedictionary.com:2006). Kesimpulan penulis dari uraian di atas adalah : (1) bahwa
secara hukum fiskal sesungguhnya bea masuk/bea keluar
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa duty lebih ditekankan dan cukai merupakan pajak negara namun secara hukum
kepada hal yang berhubungan dengan kepabeanan atau aktifitas formal telah menjadi lembaga perpajakan yang berdiri sendiri;
impor/ekspor yaitu memasukkan/mengeluarkan barang dari/ke (2) Sementara orang ada yang berpendapat terjadinya ‘pajak
luar negeri yang dikenakan terhadap barang tertentu atau atas pajak’ terhadap Pajak dalam Rangka Impor (PDRI)
transaksi keuangan tertentu yang tidak bersifat individual (subjek- kiranya dapat dijelaskan dengan penggunaan istilah ‘pajak
tif). Sehingga atas impor barang tertentu yang termasuk dalam atas duties’. Kedua hal tersebut sesungguhnya telah
barang kena cukai dari luar negeri selain dikenakan bea masuk didukung oleh aturan perundang-undangan yang memadai.
juga dikenakan cukai. Sebaliknya, terhadap produk dalam negeri Demikian sekedar opini dari penulis mengenai kaitan Bea
yang dikenakan cukai, apabila diekspor atau dikirim ke luar negeri Masuk, Cukai, dan Pajak dalam Rangka Impor sebagai suatu
dapat dimintakan pengembalian cukainya. terminologi ibarat dua sisi keping mata uang yang tak dapat
Hubungannya dengan Undang-undang Pajak, sebagai dipisahkan. Kiranya masukan, kritik atau tanggapan dapat
pajak objektif yang berkaitan dengan Barang Kena Pajak disampaikan melalui e-mail: aguscahyono@indosat.net.id.
yaitu PPN dan PPnBM, sebagaimana diatur dalam Penulis akan menerima dengan senang hati, terima kasih.
Undang-undang nomor 8/1983 jo nomor 11/1994 jo 18/
2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa DAFTAR PUSTAKA
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah disebutkan Abdurrachman A.1991. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan.
Jakarta: Pradnya Paramita.
dalam ketentuan umum bahwa, “Dasar Pengenaan Pajak Farlex. 2006. www.thefreedictionary.com. New York : Farlex, Inc
adalah jumlah Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ilyas, Wirawan B. dan Richard Burton. 2004:Edisi Revisi. Hukum Pajak.
Ekspor, atau Nilai Lain yang ditetapkan dengan Jakarta: Salemba Empat.
Redaksi Sinar Grafika. 2002. UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses
Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap. Jakarta: Sinar Grafika.
untuk menghitung pajak yang terutang”. Sedangkan Nilai Soemitro, Rochmat dan Dewi Kania Sugiharti. 2004. Asas dan Dasar
Impor adalah, “nilai berupa uang yang menjadi dasar Perpajakan I, Edisi Kedua (Revisi). Bandung: Refika Aditama.
penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya Zain, Muhammad. 2005. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam per- Penulis adalah Kepala Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen,
aturan perundang-undangan Pabean untuk impor barang KPPBC Tipe A4 Bontang
“
UNTUK IMPORTASI
YANG BERISIKO
TINGGI TIDAK
Pemeriksaan
MUNGKIN KALAU
Oleh : HANYA DISERAHKAN
Barang
Wirawan KEPADA SEORANG
Sahli PEMERIKSA SAJA
”
S
ewaktu bertugas saya sering terlibat diskusi dengan Korlak disitu tetapi ia tidak diberikan wewenang apa-apa.
rekan-rekan sekerja tentang peranan unit P2 Penunjukkan petugas pemeriksa saja dilakukan oleh
(Penindakan dan Penyidikan). Ada beberapa rekan komputer. Jadi tidak punya wewenang untuk mengatur atau
berpendapat telah terjadi overlapping atau bahkan memimpin disitu. Ia tidak bisa misalnya memerintahkan dua
duplikasi dalam tugas unit P2 karena dalam praktek atau tiga orang pemeriksa bersama-sama memeriksa satu
pemeriksaan barang impor, petugas P2 ikut memeriksa kontainer yang berisi 30 jenis barang karena siapa
barang padahal sudah ada petugas pemeriksa dari Seksi pemeriksa yang bertugas sudah ditunjuk langsung oleh
Pabean yang khusus ditunjuk untuk itu. Di lapangan selalu komputer. Jadi barang yang mudah dan yang sulit
ada petugas P2 Kantor Pelayanan yang ikut memeriksa memeriksanya, yang berisiko tinggi dan yang berisiko rendah
mendampingi petugas pemeriksa. Malah kadang-kadang ada sama-sama diperiksa satu orang petugas saja. Tentu saja ini
juga petugas dari Bidang P2 Kantor Wilayah dan petugas menimbulkan kerawanan di lapangan.
Direktorat P2 Kantor Pusat. Jadi ada empat orang sekaligus
memeriksa barang. Ada yang berpendapat hal ini tidak PEMERIKSAAN BERSAMA
efisien, terlalu banyak orang dikerahkan jadi ada tenaga Sejak saya masuk Bea Cukai tahun 1973 saya lihat pola
mubazir. pemeriksaan barang disini sudah dilakukan secara individual.
Uraian tugas P2 adalah melakukan kegiatan intelejen, Kepala Hanggar (sekarang Korlak) menunjuk siapa yang
pencegahan, penindakan, penegahan dan penyidikan, jadi bertugas memeriksa barang apa dan yang ditunjuk untuk
seharusnya tidak dilibatkan dalam pemeriksaan barang. memeriksa suatu party barang hanya seorang saja setiap
Pemeriksaan barang yang bersifat rutin ditangani seksi party. Apakah jumlah barang seratus peti atau satu peti sama
pabean. Berdasarkan peraturan yang berlaku petugas P2 saja diperiksa oleh seorang pemeriksa.
bisa melakukan pemeriksaan barang berdasarkan nota Setelah ada gebrakan pemberantasan penyelundupan
intelejen yang dibuatnya sendiri dan melakukan pemeriksaan Operasi 902 pada tahun 1976 hampir semua barang impor
sendiri tanpa melibatkan petugas seksi pabean. Hasilnya diperiksa bersama-sama unit P2. Kepala Hanggar dalam
juga harus dipertanggungjawabkan sendiri. Tetapi penunjukan pemeriksa selalu menambahkan klausul
kewenangan ini jarang dilakukan oleh petugas P2 di diperiksa bersama-sama P2. Akhirnya terjadi hambatan
lapangan. dalam pemeriksaan barang karena jumlah petugas P2
Terlibatnya P2 dalam pemeriksaan fisik kemungkinan terbatas sehingga seringkali petugas pemeriksa dari Seksi
karena tidak jelasnya direktorat apa yang bertanggungjawab Pabean sudah siap memeriksa barang harus menunggu
membina dan mengawasi pelaksanaan pemeriksaan fisik. petugas P2 yang pontang panting harus lari kesana kemari
Direktorat Teknis Kepabeanan tidak secara eksplisit karena banyaknya barang yang harus diperiksa. Maklum
menyebutkan adanya tugas ini, demikian juga Direktorat P2. waktu itu belum ada jalur hijau, jadi semua barang diperiksa
Uraian tugas Direktorat Teknis Kepabeanan adalah tanpa kecuali termasuk milik importir yang berisiko rendah.
menyiapkan perumusan kebijakan, standarisasi dan Waktu itu petugas pemeriksa dan petugas P2 sama-sama
bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan di bidang impor menandatangani nota pemeriksaan jadi kalau ada kesalahan
dan ekspor, identifikasi dan klasifikasi barang, tarif bea dalam pemeriksaan mereka berdua yang harus
masuk dan nilai pabean. bertanggungjawab.
Sedangkan tugas Direktorat P2 adalah menyiapkan Pemeriksaan bersama ini tentu saja menimbulkan
perumusan kebijakan, standarisasi dan bimbingan teknis, keluhan dari kalangan importir karena pelaksanaannya
dan evaluasi pelaksanaan di bidang intelejen, penindakan menyeluruh untuk semua barang. Karena adanya keluhan
pelanggaran peraturan perundang-undangan dan penyidikan akhirnya hanya diberlakukan untuk 9 jenis barang yang
tindak pidana kepabeanan dan cukai, serta pelaksanaan berisiko tinggi saja. Malah kemudian dihapuskan oleh Inpres
intelejen dalam rangka pencegahan pelanggaran peraturan 4 Tahun 1985 yang memangkas kewenangan Bea Cukai
perundang-undangan kepabeanan dan cukai. dalam memeriksa barang. Jiwa Inpres itu adalah
Dari uraian tugas dua direktorat itu tidak ada yang tegas penyederhanaan prosedur dan pemeriksaan bersama itu
menyebutkan adanya tugas pembinaan atau pemberian dianggap hambatan yang menyulitkan importir dalam
bimbingan dalam pemeriksaan barang. Namun dalam mengurus barangnya sehingga harus dihilangkan. Tetapi
praktek Direktur Jenderal selalu menanyakan dan menegur peran P2 sebagai unit pengawasan di lapangan itu tetap ada
Direktur P2 jika dirasakan pemeriksaan fisik di lapangan tidak walaupun secara resmi tidak ikut memeriksa barang dan
berjalan semestinya sehingga sering P2 ikut turun tangan tidak ikut tandatangan di nota pemeriksaan.
dalam pemeriksaan barang. Karena disini tidak ada mekanisme pemeriksaan oleh
Disamping itu, mungkin ikut sertanya petugas P2 beberapa orang dibawah Seksi Pabean maka yang muncul
memeriksa barang karena situasi di lapangan dimana tidak adalah pemeriksaan oleh unit kerja pabean bersama-sama
ada yang mengkoordinasikan para pemeriksa. Memang ada dengan unit P2. Bahkan sekarang bersama-sama juga
bisa terjadi karena melibatkan petugas pelabuhan. Kapal harus bertanggungjawab akan hasilnya. Sama dengan P2
yang menurut jadwal seharusnya sandar di gudang 007 tahu- disini juga berwenang memeriksa barang dengan
tahu pindah sandar di gudang 008. Untuk hal-hal demikian menerbitkan nota intelejen. Biasanya P2 disana mempunyai
juga tidak pernah ada perhatian dari pimpinan setempat yang tempat khusus untuk melakukan pemeriksaan barang.
kemudian memanggil dan menasihati bahwa ini tidak baik, Masalahnya kita disini tidak ada kepercayaan kepada
merusak citra Bea Cukai atau memberikan tegoran supaya pejabat setingkat korlak untuk memimpin pemeriksaan
hal ini tidak terjadi lagi. Kepala Hanggar yang sebenarnya barang impor. Pejabat setingkat korlak dari dulu dianggap
bisa dibina sebagai manajer pada level bawah untuk memim- tidak mampu dan tidak bisa dipercaya sehingga peran dan
pin para pemeriksa pada akhirnya tugas dan fungsinya fungsinya dieliminasi. Bahkan tugas menunjuk pemeriksa
menjadi terpinggirkan (istilah sekarang: termarjinalisasi). saja sudah digantikan oleh komputer karena korlak dinilai
Situasi dan kondisi yang tidak kondusif untuk tidak adil, pilih kasih dalam membagi tugas pemeriksaan
menjalankan tugas ini tidak diatasi dengan memberikan barang. Malah korlak dianggap akan menghambat prosedur,
pembinaan dan pendidikan kepada perangkat hangar dan mempersulit dan memeras orang saja. Jika pejabat setingkat
bawahannya agar organisasi pada tingkat itu menjadi kuat korlak ini bisa dipercaya dan mampu memimpin seperti di
tetapi malah makin mengurangi tugas dan fungsinya negara lain tentu kita bisa menyerahkan tanggungjawab
sehingga peranannya semakin kecil. pemeriksaan barang kepada mereka.
Sepertinya kepemimpinan pada level itu dianggap tidak Memang bukan hal yang mudah menciptakan
perlu dan dianggap sebagai benalu saja yang harus kepemimpinan pada tingkat korlak kalau tidak ada Kepala
diamputasi. Akhirnya memang sekarang ini fungsi dan Seksi yang juga mampu memimpin. Jadi juga harus ada
peranan kepala hangar tidak ada karena sudah digantikan Kepala Seksi yang bisa memimpin dan juga harus ada
oleh komputer. Pada jaman itu memang tidak nampak Kepala Bidang atau Kepala Kantor yang bisa memimpin.
kepemimpinan para kepala hangar kepada bawahannya. Hal Kalau tidak ada atasan korlak yang mampu memimpin, tentu
ini barangkali terjadi karena rotasi pegawai yang terlalu organisasi setingkat korlak yang solid tidak dapat diwujudkan.
cepat. Biasanya di pelabuhan-pelabuhan besar tiap Masalah tidak tersedianya sumber daya manusia yang
pemeriksa dirotasi setiap minggu dan kepala hangar dirotasi mampu inilah yang merupakan kendala disini dalam rangka
tiap tiga bulan sehingga atasan dan bawahan tidak pernah memperkuat kepemimpinan pada tingkat bawah.
merasa satu unit kerja. Masing-masing sepertinya hidup Yang perlu dibangun adalah kepemimpinan pada tingkat
sendiri-sendiri. Korlak. Selama ini kalau ada jabatan eselon V (dahulu Kasubsi
Bahkan kalau ada yang rebutan pekerjaan antara Hanggar) yang diutamakan adalah pengisian jabatan tersebut
pemeriksa itu juga dianggap sebagai masalah pribadi, bukan secara formal tetapi tugas dan fungsi eselon V untuk memimpin
dianggap sebagai masalah organisasi. Karena peran itu kurang diperhatikan. Jadi formasi yang tersedia diisi oleh
kepemimpinan kepala hangar yang makin tidak nampak pegawai tetapi tidak diperhatikan bagaimana kepemimpinannya
akhirnya yang kelihatan hanya tugas membagi-bagi dan tidak ada pembinaan dari atasannya. Kalau ada yang kurang
pekerjaan, menunjuk petugas untuk melakukan pemeriksaan bisa memimpin tidak dicoba untuk diperbaiki oleh atasannya.
atas party barang. Malah akhirnya kegiatan membagi tugas Akhirnya mutu pekerjaannya makin lama makin merosot dan
inipun juga dianggap sebagai hambatan birokrasi dan akhirnya jabatan eselon V dianggap tidak ada manfaatnya
memperbanyak meja yang harus dilalui. Pada gilirannya sehingga kemudian ditiadakan.
dalam rangka penyederhanaan prosedur fungsi kepala Sekarang muncul rencana untuk menghidupkan kembali
hangar membagi pekerjaan ini dipangkas dan penunjukan jabatan eselon V. Rencana ini sangat baik untuk memperkuat
pemeriksa dilakukan oleh komputer secara otomatis. kepemimpinan pada level bawah namun jangan sampai
Alih-alih bisa menjadi manajer pada level bawah seperti di terulang kembali kejadian yang lalu dimana jabatan itu tidak
negara lain, fungsi kepala hangar di negara kita malah pernah dibina dan ditumbuhkan kepemimpinannya oleh
tereliminasi karena dianggap sumber masalah. Kebijakan kita pimpinan diatasnya. Kalau kepemimpinan pada tingkat
yang terlalu bertumpu pada komputer akhirnya kurang eselon V bisa terwujud dan mereka bisa memimpin dan
memperhatikan manusia sebagai sumber daya yang bertanggungjawab atas pemeriksaan barang tentu
seharusnya memimpin. Ada satu hal yang tidak bisa keterlibatan P2 dalam pemeriksaan bersama bisa dikurangi
dilakukan oleh komputer yaitu menjalankan kepemimpinan dan P2 bisa menjalankan fungsi pemeriksaannya sendiri.
(leadership). Kepemimpinan ini seharusnya ada pada level
bawah. Waktu itu memang kepemimpinan pada level bawah KESIMPULAN DAN SARAN
ini tidak nampak atau tidak berjalan efektif, yang seharusnya 1. Harus ada kejelasan dalam uraian tugas dan fungsi
itu harus diefektifkan bukan malah dieliminasi. Seharusnya direktorat di Kantor Pusat, direktorat apa yang
kita membina korlak agar bisa memimpin bukan bertanggungjawab membina dan mengawasi
membiarkannya mandul dan tidak berfungsi sama sekali. pelaksanaan pemeriksaan fisik di lapangan, selama hal
Negara tetangga kita Malaysia bisa menjalankan ini tidak ditegaskan maka unit P2 akan selalu ikut
kepemimpinan pada tingkat korlak ini. Disana pejabat mengawasi pemeriksaan barang.
setingkat korlak benar-benar bisa berfungsi dalam membagi 2. Jika pemeriksaan fisik di lapangan menjadi
tugas bawahannya. Mana yang harus diperiksa satu orang tanggungjawab Seksi Pabean maka pada tingkat pusat
dan mana yang harus diperiksa lebih dari satu orang diatur seharusnya yang membina dan mengawasi adalah
oleh korlak tadi dan semua anak buahnya menurut dan patuh Direktorat Teknis Kepabeanan dan hal ini seyogyanya
pada perintahnya. Mereka berhasil mengembangkan ditegaskan dalam uraian tugas dan fungsinya.
manajemen pada level bawah. Mungkin ini juga pengaruh 3. Petugas P2 jika memeriksa barang harus berdasar atas
mutu pendidikan mereka yang lebih tinggi daripada kita disini. kewenangannya sendiri berdasarkan nota intelejen dan
Jadi yang namanya kerjasama dan bersinergi itu bisa dilakukan terpisah dari pemeriksaan oleh Seksi Pabean.
terlaksana disana. Tentu saja ini terjadi karena ada 4. Sistem pemeriksaan satu orang untuk satu PIB seyogya-
kepemimpinan yang kuat pada level diatasnya. nya ditinjau lagi, harus ada mekanisme yang memungkin-
Pemeriksaan barang bisa menjadi tugas kolektif yang kan korlak mengerahkan lebih dari satu orang untuk
bisa dilaksanakan dengan efektif. Kalau ada barang diperiksa memeriksa satu party barang yang dianggap berisiko.
oleh lebih dari satu orang, ini semua adalah bawahan korlak 5. Kepemimpinan pada tingkat Korlak harus dikembangkan dan
yang berada dibawah seksi pabean. Jadi merupakan diberi wewenang untuk memimpin bukannya malah
tanggungjawab dari unit tersebut tanpa campur tangan unit dieliminasi dan pemeriksaan barang harusnya menjadi suatu
P2. Memang unit P2 mereka juga kadang-kadang memeriksa pekerjaan kolektif bukan individual seperti sekarang ini.
barang tetapi unit P2 itu sendiri yang menentukan dan yang Penulis adalah pensiunan Bea dan Cukai
Gusi
Anda
Anda Bertanya
Bertanya
Dokter Menjawab
Dokter Menjawab
DIASUH OLEH
PARA DOKTER
Sering Bengkak DI KLINIK KANTOR
PUSAT DJBC
S
aya seorang gadis berusia 25 tahun mempunyai Periodontitis sendiri dapat terjadi karena beberapa penyebab,
keluhan terutama pada mulut. Saya seringkali diantaranya adanya karang gigi, food impaksi (terjebaknya
mengalami gusi bengkak dan bernanah, apalagi jika atau tersangkutnya makanan diantara gigi dimana sisa
gusi saya terkena sikat gigi pada saat saya makanan tersebut tidak dapat dibersihkan dengan sikat gigi).
menyikat gigi. Keluhan lainnya, mulut saya sering Terapinya adalah dengan menghilangkan penyebab
timbul sariawan yang membuat saya menderita sekali jika terjadinya peradangan dan pemberian antibiotik bila sudah
sedang mengunyah makanan. Apakah saya ini kekurangan terjadi pembengkakan dan adanya nanah digusi.
vitamini dok ? Bagaimana untuk mengatasinya ? 4. Trauma pada gusi. Pada kasus ini pembengkakan terjadi
karena adanya benturan atau gesekan yang menyebabkan
JAWAB memar atau luka pada gusi. Pembengkakan dapat terjadi
Gusi adalah salah satu bagian dari mulut dimana antara karena trauma di dalam mulut seperti benturan sikat gigi pada
satu sama lain saling terkait dan berhubungan. Bila salah saat menyikat gigi, makanan yang keras sehingga melukai
satu bagian dari mulut mengalami kelainan atau gangguan gusi, duri ikan atau tulang yang menusuk gusi. Dapat juga
maka mulut tidak dapat berfungsi maksimal. Gangguan atau disebabkan oleh trauma dari luar mulut seperti terbenturnya
kelainan yang terjadi pada gusi menyebabkan beberapa mulut pada benda keras atau gusi terkena benda lain seperti
fungsi dari mulut dapat terganggu : tusuk gigi yang menyebabkan gusi terluka. Terapi utama pada
l Fungsi mengunyah. Pada saat mengunyah, lidah atau kasus ini sama dengan kasus sebelumnya yaitu dengan
makanan kontak dengan gusi yang mengalami gangguan menghilangkan penyebab terjadinya peradangan. Untuk
atau kelainan sehingga menimbulkan rasa sakit. trauma yang disebabkan oleh sikat gigi hendaknya dapat
l Fungsi bicara, bila posisi gusi yang mengalami gangguan dilakukan penggantian jenis sikat gigi dengan bentuk yang
berada pada daerah yang kontak de- lebih kecil dan bulu sikat lebih halus dan
ngan lidah pada saat pengucapan be- menyikat gigi dilakukan dengan gerakan
berapa huruf maka akan menimbulkan lebih pelan agar tidak membentur gusi. Bila
rasa sakit dan pengucapan huruf sudah ada nanah pemberian antibiotik juga
menjadi kurang sempurna membantu dalam proses penyembuhan.
l Fungsi estetis, pada kasus yang sudah 5. Adanya alergi. Alergi dapat disebabkan
parah sehingga pembengkakan sudah oleh makanan, obat-obatan yang dimakan
tampak dari luar maka akan atau juga oleh pasta gigi. Bila penyebabnya
mempengaruhi estetis dari wajah. makanan atau obat-obatan segeralah
hubungi dokter untuk mendapat obat anti
Dalam penentuan tindakan atau alergi. Ada beberapa orang yang tidak
pengobatan terlebih dahulu harus diketahui tahan terhadap bahan yang terkandung
penyebab dari timbulnya gusi bengkak dan dalam pasta gigi, misalnya adanya detergen
bernanah tersebut. Beberapa hal yang yang terkandung dalam pasta gigi. Bila hal
dapat menyebabkan gusi menjadi bengkak ini menjadi penyebab terjadinya pembeng-
dan bernanah adalah : kakan atau sariawan maka segeralah ganti
1. Gigi berlubang. Gigi pada lokasi di- pasta gigi dengan yang tidak mengandung
mana gusi tersebut bengkak menga- detergen.
lami peradangan atau infeksi yang 6. Hormonal. Pembengkakan gusi
disebabkan oleh gigi dengan lubang dapat juga terjadi pada saat terjadinya
yang dalam dan sudah mengenai perubahan hormon, misalnya pada
syaraf gigi. Pada kasus ini terapi wanita yang sedang hamil. Pada ibu
dilakukan pada gigi yang mengalami hamil biasanya penggunaan obat-obatan
infeksi dengan cara perawatan salur- harus lebih hati-hati. Sebagai pencegah-
an akar, bila sudah tidak dapat dilaku- an dapat digunakan obat kumur yang
kan perawatan saluran akar tindakan dipakai setelah sikat gigi.
selanjutnya adalah melakukan 7. Penyakit sistemik. Ada beberapa
pencabutan pada gigi tersebut. Selain penyakit atau keadaan yang dapat me-
itu dibutuhkan pengobatan peroral dengan pemberian an- nyebabkan gusi menjadi bengkak, misalnya pada pende-
tibiotik untuk mengatasi infeksinya. rita diabetes militus atau kencing manis.
2. Gigi patah atau fraktur. Gigi patah atau fraktur juga dapat
menjadi penyebab terjadinya infeksi yang menyebabkan gusi Kekurangan vitamin seperti vitamin C pada umumnya
bengkak. Dalam penegakan diagnosa dan penentuan dapat menyebabkan gusi berwarna lebih merah dan mudah
perawatannya harus dilakukan rontgen pada gigi, dari hasil berdarah dan bila ada penyebab lain seperti penyebab-pe-
rontgen dapat ditentukan diagnosa serta tindakan yang nyebab yang telah disebutkan diatas, maka gusi akan menja-
harus dilakukan terhadap gigi faktur tersebut. Pemberian di lebih mudah meradang, sehingga terjadi pembengkakan
antibiotik peroral juga dibutuhkan pada kasus ini bila sudah yang berlanjut menjadi bernanah.
ada pembengkakan dan bernanah. Sebagai anjuran bila dirasa ada kelainan atau kejanggal-
3. Periodontitis. Periodontitis adalah peradangan yang terjadi an yang terjadi di dalam mulut segeralah ke dokter gigi untuk
pada jaringan penyangga gigi atau disebut juga jaringan menanganinya. Sebaiknya kunjungan ke dokter gigi dilaku-
periodontal. Selain dapat menjadi penyebab dari kan setiap 6 bulan sekali untuk melakukan control dan pem-
pembengkakan pada gusi bila tidak segera ditangani bersihan karang gigi, sehingga bila ada kelainan bisa diketa-
periodontitis dapat menyebabkan gigi menjadi goyang. hui sedini mungkin. Drg. Etty M. Hustiowati, Poliklinik KP-DJBC
Silaturrahim
“Silaturrahim dan hubungan baik terhadap tetangga akan membuat tempat
tinggal kita makmur dan menambah umur.”
S
alah seorang sahabat saya dalam satu organisa- yang bertaqwa. Lalu bagaimanakah kriteria orang-orang
si kemasyarakatan, sambil silaturrahim lebaran, yang bertaqwa yang akan mendapatkan surga,
mengeluhkan tentang hubungan yang tidak sebagaimana dimaksud dalam ayat ini. Ayat berikutnya
harmonis antara anggota dan pengurus organi- menjelaskan bahwa yang dimaksud muttaqin itu adalah
sasi itu. Hal ini terjadi karena kurangnya “orang-orang yang berinfak baik dalam keadaan lapang
silaturrahim antara anggota dengan pengurus dan antara dan susah, orang-orang yang dapat mengendalikan hawa
pengurus dengan pengurus. Yang dimaksud silaturrahim nafsunya dan orang-orang yang memberikan maaf
disini adalah betul-betul silaturrahim dari hati ke hati, kepada sesama manusia”.
bukan sekedar kumpul-kumpul mengadakan acara, dan Ciri pertama muttagin dalam ayat di atas adalah orang
bukan sekedar bersalaman dan berpelukan. Yang paling yang berinfaq, baik dalam keadaan lapang maupun
pokok adalah bagaimana hati kita saling berkasih sayang. susah. Hal ini menunjukkan bahwa infaq adalah sesuatu
Dengan demikian, silaturrahim dapat menyelesaikan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan muslim baik
hubungan yang tidak harmonis di antara kita. ia dalam keadaan kaya maupun dalam keadaan kurang
Pengalaman juga menunjukkan bahwa berbagai ma- beruntung. Infaq itu diperintahkan sesuai dengan tingkat
salah dapat diselesaikan dengan silaturrahim. Pertikaian kemampuan ekonominya.
dan pertentangan di antara kita sesungguh- Ciri kedua adalah orang yang dapat
nya disebabkan oleh penyesatan-penyesatan
informasi dari orang-orang yang kebetulan
sedang mengalami kebekuan komunikasi dan
informasi dengan kita.
Penyesatan informasi itu dapat terjadi ka-
rena si informan tadi sesungguhnya tidak me-
ngetahui secara langsung informasi itu. Akan
tetapi, ia hanya menerima informasi dari
“SEMAKIN
BANYAK
BERKUMPUL
DENGAN ORANG
mengendalikan hawa nafsunya. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen hati begitu
mendapat perhatian sehingga menjadi ciri
muttagin. Hati inilah pangkal dari kebaikan
dan keburukan seseorang. Oleh karena itu,
mengendalikannya menjadi sesuatu yang
diperintahkan dalam Islam. Orang yang
bertaqwa harus dapat mengendalikan hati dari
orang lain yang kebenarannya belum terja- MAKA AKAN hawa nafsu yang senantiasa menyesatkan
min. Karena itu, kita diperintahkan untuk me- SEMAKIN BANYAK kita. Dengan demikian, hawa nafsu kita akan
ngecek kebenaran informasi itu dengan cara senantiasa dalam bimbingan dan terkontrol
melakukan komunikasi yang baik dengan RIZKI YANG oleh agama.
pihak-pihak yang memberikan informasi itu. DIRAIH Ciri ketiga muttaqin adalah orang yang
Tidak dengan cara menjauhi atau bahkan dapat memaafkan sesama manusia. Hal ini
”
memusuhi mereka. Hal ini akan menambah memberi pelajaran kepada kita bahwa
dan memperburuk hubungan di antara kita. muttaqin harus memiliki sifat lunak hati, tidak
Sesungguhnya silaturrahim dapat dijadikan media dalam keras hati, memberikan maaf kepada orang lain menjadi
mencairkan kebekuan komunikasi dan penyesatan infor- sarana untuk berlatih melunakkan hati kita. Sikap penuh
masi di antara kita. memaafkan ini telah diajarkan dan dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Tidak seorang pun yang terlepas dari
CIRI MUTTAQIN maaf Rasulullah SAW, bahwa orang yang memusuhinya
Sikap memaafkan dan lapang dada seharusnya kita tetap dimaafkan. Sikap memaafkan itu adalah realisasi
miliki agar dapat mencairkan kebekuan komunikasi dan dari ajaran silaturrahim.
penyesatan-penyesatan informasi tersebut. Oleh karena Orang-orang yang bersilaturrahim harus memiliki
itu, dalam ayat al-Qur’an disebutkan : (artinya) sikap memaafkan. Sikap memaafkan ini adalah inti dari
“bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga silaturrahim. Dengan demikian, sesungguhnya
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan silaturrahim itu tidaklah bersifat fisik, formalitas dan
bagi orang-orang yang bertaqwa”. seremonialitas semata, tetapi harus berawal dari rasa
Surga dalam ayat ini dgambarkan dengan luasnya maaf dalam hati kita. Dengan silaturrahim, pertikaian,
seluas langit dan bumi, Penggambaran ini memberi arti pertentangan, kecurigaan dan ketidakharmonisan antar
bahwa luas surga itu tidaklah terbatas. Ayat ini juga keluarga, organisasi, kelompok dan masyarakat dalam
menyatakan bahwa surga itu disediakan bagi orang-orang konteks kehidupan berbangsa dan bernegara akan dapat
Pahlawan
Siapa Pahlawan Diri Kita ?
Menjadi pahlawan adalah berjalan “As You Like It”, seperti juga lagu “Panggung Sandiwara”-
dan berjuang sebaik apa yang bisa dilakukan, nya Achmad Albar: “Dunia adalah panggung sandiwara,
Laki dan Perempuan para pemainnya. Mereka ada
terus menerus, meski hasilnya tak gilirannya bermain, dan berakhir dalam lakon panggung,
dapat diduga, sampai titik akhir kenyataan setiap satu waktu mereka melakonkan sesuatu. Dan satu
berada didalam genggaman. orang memainkan banyak peran…”
Mensitir hal ini maka kita semua adalah pahlawan
M
dalam lakon hidup kita. Kita mau eksis, mau tampil, mau
enghargai pahlawan senantiasa dilakukan, ter- maju, mau undur, mau dihargai, mau dicintai, mau
utama pada tanggal 10 November bagi bangsa dibenci, mau dihinakan adalah permainan peran kita
Indonesia. Saat itu kita menunduk mengingat sendiri, demikian Marie T. Russel dalam Hero Worship.
kembali betapa besar jasa para pahlawan Dan ketika kita memilih menjadi pahlawan, maka kita
menegakkan kemerdekaan Indonesia, merebut masuk dalam situasinya, berjuang dan membuat
kemerdekaan dari tangan penjajah. Kemerdekaan perlu perubahan. Kita akan dapat menyelamatkan jiwa kita dari
diperjuangkan, penjajahan perlu dienyahkan melalui per- keterkungkungan untuk mencapai hidup lebih baik,
juangan pahlawan. Maka setiap orang yang merasa ter- demikian Marie Russel mengatakannya.
jajah, maju memerdekakan diri, melakukan perjuangan,
seperti pahlawan memerdekakan negara. Siapakah pah- CONTOH NYATA PAHLAWAN
lawan itu bagi kemerdekaan individu ? Dalam drama penculikan Raisha Ali, 5 tahun, orang-
Pahlawan senantiasa eksis, artinya individu atau ke- tua Raisha sangat terpukul namun terus bekerja
lompok individu memerlukan seseorang atau menghubungi banyak pihak, merekam
“
sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri pembicaraan dengan kelompok penculik,
untuk memperjuangkan hak atas dirinya, ke- mengikuti berita setiap harinya dengan
merdekaan. Kemerdekaan berkarya, informasi yang beragam, bekerjasama
berkreativitas dan membentuk kehidupannya. SIAPA dengan banyak pihak, sampai polisi
Sesuatu atau seseorang tersebut dapat saja SESUNGGUHNYA membebaskan Raisha dari penculiknya di
figur publik seperti tokoh kesenian, ilmuwan, salah satu SPBU di Jakarta. Siapakah
pemimpin dan banyak lagi. Kita mencari PAHLAWAN pahlawan disini bagi Raisha ? Ayahnya atau
seseorang yang lebih hebat, lebih baik, dan polisi ? Ayah bekerja dengan naluri dan
lebih kuat dari diri kita sendiri dalam hal rasa DALAM kecerdikannya sebagai seorang ayah, polisi
percaya diri dan opininya.
HIDUP KITA ? bekerja sesuai dengan ilmu yang dimilikinya
dan intuisi kepolisiannya. Keduanya hebat,
APA ARTI PAHLAWAN ? berjalan dan bekerja tanpa henti sampai
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kon-
temporer Drs Peter Salim dan Yenny Salim,
pahlawan adalah orang yang gagah berani; orang yang
berani dan berkorban membela kebenaran. Dalam kamus
Webster, pahlawan adalah seorang yang besar
keberaniannya, berharga dan dikagumi hasil upayanya.
Sementara masih di Webster, pahlawan (dapat laki-laki
dan perempuan) yang memainkan peran utama atau
” keberhasilan diraih.
Mulanya jalan tak jelas, pada akhirnya
berhasil. Artinya menjadi pahlawan adalah berjalan dan
berjuang sebaik apa yang bisa dilakukan, terus menerus,
meski hasilnya tak dapat diduga, sampai titik akhir
kenyataan berada didalam genggaman. Kata Marie
Russel, ambil kesempatan, terima perjalanan perjuangan,
besarkan niat dan minat, maka pengalaman akan
tokoh sentral dalam novel, lakon sandiwara atau pertun- membuktikan.
jukan. Maka pahlawan yang akan kita bicarakan adalah Dengan cara yang sama, dalam hidup kita, yang
tokoh sentral dalam kehidupan seseorang. pertama dilakukan adalah yakin ada kemungkinan untuk
Mari kita lihat apa yang dikatakan Shakespeare dalam menjadi pahlawan atau jadi orang istimewa.Sebelum
“Kebersamaan Dalam
Menjalankan Tugas
Membuat Tugas Seberat Apapun Terasa Ringan...”
Ungkapan di atas merupakan salah satu prinsip kerja yang dianutnya
dalam menjalankan tugas sebagai aparatur negara dimanapun ia bertugas. Baik kebersamaan
dengan atasan maupun dengan para bawahan, baginya merupakan
suatu hal yang perlu diterapkan dalam menjalankan tugas yang dibebankan.
B
agi tokoh profil WBC kali ini, Ir. Tutung Budi Karya, Setelah lulus dari SMP Negeri 1 Cirebon, tahun 1981 ia
MA, kebersamaan dalam menjalankan tugas kembali harus pindah ke daerah lain. Kali ini ia mengikuti
memang hal yang mutlak baginya dalam orang tuanya pindah ke Lampung. Disini ia mengenyam
menjalankan tugas. Dengan kebersamaan akan pendidikan di SMA Negeri Telukbetung, Lampung.
timbul komunikasi yang harmonis dan saling Lulus SMA, pada tahun 1984, Tutung berhasil mendapat-
percaya antara bawahan dan atasan. Dengan demikian, kan program PMDK di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia ber-
selama bertugas dimanapun ia merasa semuanya terasa hak masuk IPB tanpa melalui tes masuk. Di IPB ini, Tutung
enjoy dan tidak ada beban baginya. mengambil jurusan Kehutanan. Banyak rekan seangkatannya
Tutung sendiri tidak kaget dengan penempatan tugas atau di Bea Cukai yang alumni dari Kehutanan IPB.
mutasi yang selalu berpindah-pindah tempat. Pasalnya, sejak Walaupun pada waktu kanak-kanak tinggal di lingkungan
kecil ia telah hidup berpindah-pindah mengikuti kedua orang Bea Cukai, tapi Tutung mengaku belum tertarik untuk masuk
tuanya. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri di Bea Cukai. Ia malah bercita – cita bekerja di sektor
Departemen Perdagangan yang selalu mengalami mutasi kehutanan. Ketika ditanyakan alasannya tertarik dengan
kerja ke luar daerah. bidang kehutanan, Tutung mengaku karena faktor lingkungan
Lahir di Pekanbaru pada 1 Agustus 1965, anak ketiga dari masa kecilnya yang tinggal di Pekanbaru dimana masih
empat bersaudara dari pasangan (Alm) Achjar Sukandar banyak hutannya. “Saya orangnya senang jalan. Waktu saya
dan Alisjah ini sangat merasakan hasil didikan dari orang kecil, Pekanbaru belum ramai seperti sekarang. Kalau
tuanya sejak masih kecil. Bagi orang tuanya, pendidikan (pergi) jalan ke Bukit Tinggi atau Padang, pasti melewati
adalah faktor yang memegang peranan penting dalam hutan alam yang indah,” katanya. Selain itu, alasan lain
mendidik anak-anaknya. “Orangtua saya sangat menekankan ketertarikannya dibidang kehutanan adalah di kehutanan ada
pada pendidikan karena merupakan suatu investasi yang bidang manajemen hutan, konservasi sumber daya alam dan
sangat berharga bagi anak-anaknya,” ujar Tutung BK teknologi hasil hutan.
mengawali ceritanya. Setelah lulus dari IPB, Tutung langsung mengaplikasikan
ilmunya dengan bekerja di perusahaan HPH (Hak Pengusa-
ANAK PENURUT haan Hutan). Ia sempat berpindah-pindah ke beberapa
Bisa dibilang pada masa kanak-kanak, Tutung adalah perusahaan. Selama kurun waktu dua tahun lamanya, ia
tergolong anak yang selalu menurut akan perintah orang tua. telah bekerja di perusahaan HPH dan konsultan kehutanan.
Hampir bisa dikatakan apa yang diperintahkan orang tua, di- Bekerja di sektor kehutanan ternyata tidak seindah yang
jalankannya dengan sepenuh hati. Hal inilah yang membuat- ia bayangkan. Ia merasakan kehidupan di kehutanan sangat
nya menjadi sosok anak yang dapat menjalani masa berat. Pertama kali kerja, Tutung langsung bekerja di tengah
sekolahnya dengan hasil yang baik. Masa sekolah dilaluinya hutan belantara dan ditempatkan di basecamp yang terletak
dengan hampir selalu menduduki rangking sepuluh besar. sejauh 60 Km dari desa Sarolangun Bangko (Jambi).
Masa kecil di Pekanbaru dijalani Tutung hanya sampai “Bayangin aja, kalau musim hujan, udah terputus hubungan.
duduk di bangku kelas 5 SD. Karena sejak tahun 1976, ia Jalan-jalannya tanah liat yang licin. Kalau hujan nggak ada
terpaksa meninggalkan sekolahnya SD Santa Maria kendaraan yang berani lewat,” cerita Tutung mengenang
Pekanbaru untuk pindah ke SD Kartini Cirebon mengikuti kisahnya dulu.
orang tuanya pindah kerja. Di kota Cirebon ini secara
kebetulan rumah yang ditempatinya berada di lingkungan KELUAR HUTAN, MASUK BEA CUKAI
rumah dinas Bea Cukai di jalan Wahidin. Jadi teman Melihat kenyataan tersebut, Tutung mulai tidak betah
sepermainannya dirumahpun dengan anak-anak pegawai bekerja di sektor swasta kehutanan. Alamnya yang keras dan
Bea Cukai. Dari sini dia mulai mengetahui sedikit hal jenjang karir yang tidak jelas membuatnya ingin pindah
mengenai Bea Cukai. bekerja di sektor lainnya.
“Saya lihat waktu itu, tahun 1977 – 1981, (pegawai) Pucuk dicinta ulam tiba, tanpa disangka suatu hari temannya
Bea Cukai untuk ukuran kota Cirebon sudah enak. Kehi- memberi kabar bahwa ada penerimaan pegawai negeri di Depar-
dupannya diatas rata – rata PNS yang lain. Padahal ma- temen Keuangan. Kebetulannya lagi, pegawai yang dibutuhkan
sih golongan biasa-biasa aja, lho,” kenang Tutung yang salah satunya dari jurusan kehutanan. “Padahal jarang sekali lho,
mengaku paling senang dengan kehidupan kota Cirebon. penerimaan pegawai negeri untuk jurusan Kehutanan...”
JALAN SEHAT. Bersama dengan Kakanwil DJBC Sulawesi, Bachtiar ketika BERSEPEDA. Menyalurkan hobi bersepeda
mengikuti jalan sehat dalam rangka HUT RI Ke-62. di waktu senggang.
Olivia Zalianty
seraya terkekeh.
Ketika disinggung apakah ia tahu tugas
dan fungsi Bea Cukai, Gilbert mengaku bahwa
“Pasti Legal...”
sepanjang pengetahuannya tugas Bea Cukai
adalah mengawasi perdagangan antara satu
negara dengan negara lain, termasuk
didalamnya narkoba. Sehingga, barang-barang
yang berasal dari negara lain yang ingin masuk
ke dalam daerah Indonesia harus diawasi oleh
Bea Cukai. ifa
Perubahan Keenam
Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 92/PMK.02/2005 Tentang
Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu
dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang :
a. bahwa sesuai kesepakatan dalam rapat koordinasi tingkat menteri menge-
nai masalah minyak goreng pada tanggal 15 Juni 2007 di Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, dan dalam rangka efektifitas dan
kepastian hukum dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
61/PMK.011/2007, perlu dilakukan perubahan terhadap Pasal 3 ayat (2)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang Penetapan
Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 61/PMK.011/2007;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan
Keenam Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang
Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan
Ekspor;
Mengingat :
1. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005 tentang Penetapan
Jenis Barang Ekspor Tertentu Dan Besaran Tarif Pungutan Ekspor
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Men-
teri Keuangan Nomor 61/PMK.011/2007;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN KEENAM ATAS
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 92/PMK.02/2005 TENTANG
PENETAPAN JENIS BARANG EKSPOR TERTENTU DAN BESARAN TARIF
PUNGUTAN EKSPOR.
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 1
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal I
Ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.02/2005
tentang Penetapan Jenis Barang Ekspor Tertentu dan Besaran Tarif Pungutan
Ekspor yang telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan :
a. Nomor 130/PMK.010/2005;
b. Nomor 30/PMK.02/2006;
c. Nomor 51/PMK.02/2006;
d. Nomor 88/PMK.010/2006;
e. Nomor 61/PMK.011/2007;
dihapus, sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 3
(1) Jenis barang ekspor tertentu dan besaran tarif Pungutan Ekspor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini.
(2) Dihapus.
Pasal II
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Juli 2007
MENTERI KEUANGAN,
Tatalaksana
Pindah Lokasi Penimbunan
Barang Impor yang Belum Diselesaikan
Kewajiban Kepabeanannya Dari satu
Tempat Penimbunan Sementara Ke Tempat
Penimbunan Sementara Lainnya
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
Menimbang :
a. Bahwa pemindahan lokasi penimbunan barang-barang impor yang belum
diselesaikan kewajiban kepabeanannya karena tuntutan akan kelancaran
arus barang di pelabuhan berpotensi risiko tidak terpenuhinya hak-hak
negara;
b. Bahwa upaya peningkatan pelayanan guna memperlancar arus barang impor
dan ekspor perlu diimbangi dengan sistem pengawasan di bidang kepabeanan
yang efektif dan efisien guna mencegah pelanggaran perundang-undangan
yang berlaku;
c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tatalaksana
Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor yang Belum Diselesaikan Kewajiban
Kepabeanannya Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat
Penimbunan Sementara Lainnya.
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4661);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen
Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2007;
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 3
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 453/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Impor sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 112/KMK.04/2003;
4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557/KMK.04/2002 tentang Tatalaksana
Kepabeanan di Bidang Ekspor;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 39/PMK.04/2006 tentang Tatalaksana
Penyerahan Pemberitahuan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut,
Manifes Kedatangan Sarana Pengangkut dan Manifes Keberangkatan Sarana
Pengangkut sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 108/PMK.04/2006;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 68/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2007 tentang Kawasan pabean
dan Tempat Penimbunan Sementara.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATALAKSANA
PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN
KEWAJIBAN KEPABEANANNYA DARI SATU TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
KE TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA LAINNYA.
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan :
1. Barang impor adalah barang yang dimasukkan ke dalam Daerah Pabean.
2. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat dipenuhinya
kewajiban pabean.
3. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut,
Bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang
sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Tempat Penimbunan Sementara (TPS) adalah bangunan dan/atau lapangan
atau tempat lain yang disamakan dengan itu di kawasan pabean untuk
menimbun barang, sementara menunggu pemuatan atau pengeluarannya.
5. Pejabat adalah Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk
dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006.
6. Pengusaha Tempat Penimbunan Sementara (Pengusaha TPS) adalah
pengusaha yang mengelola lapangan atau gudang penumpukan container atau
barang impor dalam suatu kawasan pabean yang berada di dalam area
pelabuhan, yang memiliki ijin sebagai Pengusaha TPS dari Menteri Keuangan
berdasarkan Undang-undang Kepabeanan.
4 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
7. Yard Occupancy Ratio (YOR) atau tingkat penggunaan lapangan
penumpukan adalah perbandingan antara jumlah penggunaan lapangan
penumpukan dengan lapangan penumpukan yang tersedia (siap operasi)
yang dihitung dalam satuan ton/hari atau m3/hari.
8. Shed Occupancy Ratio (SOR) atau tingkat penggunaan gudang adalah
perbandingan antara jumlah penggunaan ruang penumpukan dengan
ruang penumpukan yang tersedia yang dihitung dalam satuan ton/hari atau
m3/hari.
9. Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) adalah pemindahan lokasi penimbunan
barang impor yang belum diselesaikan kewajiban kepabeanannya dari
suatu gudang atau lapangan penumpukan Tempat Penimbunan Sementara
(TPS) tertentu ke suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu atau
TPS lainnya yang berada dalam satu wilayah pengawasan Kantor Pabean.
10. Container Scanner Inspection System adalah sistem pemeriksaan fisik
barang impor dalam peti kemas dengan menggunakan alat Container
Scanner.
11. Kantor Pabean adalah Kantor Pelayanan Utama dan Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai.
Pasal 2
(1) Pindah Lokasi Penimbunan (PLP) hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin
dari Pejabat yang menangani administrasi manifest atas nama Kepala Kantor
Pabean, berdasarkan permohonan dari Pengusaha TPS yang mengelola
gudang atau lapangan penumpukan asal.
(2) Dalam rangka pengambilan keputusan terhadap permohonan PLP, Pejabat
yang menangani administrasi manifest dapat berkoordinasi dengan Pejabat
yang menangani penindakan dan penyidikan.
Pasal 3
(1) Izin PLP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat diberikan dalam hal :
a. YOR atau SOR TPS bersangkutan telah melampaui batas 85% dan
berdasarkan pertimbangan Kepala Kantor Pabean dapat terjadi stagnasi;
atau
b. Barang impor konsolidasi, pengangkutan barang impor menggunakan satu
kontainer untuk lebih dari satu atau untuk banyak alamat consignee/
penerima barang (Less than Container Load = LCL); atau penyimpanan
atau penumpukan yang khusus dan tidak tersedia di gudang atau
lapangan penumpukan barang di tempat penimbunan sementara.
(2) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP wajib mencantumkan:
a. Keterangan yang menyatakan bahwa atas YOR atau SOR TPS yang
bersangkutan telah melampaui 85% dalam hal permohonan PLP diajukan
berdasarkan kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf (a);
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 5
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
b. Rincian jumlah dan jenis barang, nama consignee, nomor koli atau nomor
container dan nomor segel pelayaran barang impor yang dimohonkan
PLP-nya;
c. Surat pernyataan dari Pengusaha TPS tempat tujuan PLP akan
ketersediaan ruang atau tempat penimbunan bagi barang impor yang
dimohonkan PLP-nya.
Pasal 4
(1) Pemberian keputusan atas permohonan PLP wajib diterbitkan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak permohonan PLP dan
dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
diterima dengan lengkap.
(2) Dalam hal batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terlampaui,
permohonan PLP dianggap disetujui dan tetap diterbitkan keputusan
persetujuan.
(3) Keputusan atas permohonan PLP diterakan pada surat permohonan PLP
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Peraturan ini.
(4) Surat permohonan PLP yang telah disetujui sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) dipergunakan sebagai pelindung pengangkut Barang impor pada
pelaksanaan PLP.
Pasal 5
(1) Pemberian izin PLP berdasarkan pertimbangan YOR atau SOR TPS
bersangkutan telah melampaui batas 85%, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (1) huruf a hanya terhadap Barang impor yang termasuk
dalam kategori komoditas berisiko rendah dan diimpor oleh importir
berisiko rendah.
(2) Pejabat yang menangani penindakan dan penyidikan pada Kantor Pabean
dapat melakukan pemeriksaan menggunakan Container Scanner Inspec-
tion System terhadap Barang impor yang diberikan izin PLP.
(3) Dalam hal dari pemeriksaan dengan menggunakan Container Scanner
Inspection System menyimpulkan adanya dugaan pelanggaran
kepabeanan dan diperlukan pemeriksaan fisik lebih lanjut, maka Kepala
Kantor Pabean dapat memerintahkan kepada Pejabat yang menangani
penindakan dan penyidikan untuk segera melakukan pemeriksaan karena
jabatan dan/atau penindakan lain yang diperlukan demi pengamanan hak
keuangan negara atas barang yang bersangkutan.
(4) Pemeriksaan karena jabatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dilaksanakan menurut ketentuan yang berlaku.
6 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal 6
(1) Pengangkutan Barang impor yang telah diberikan ijin PLP dari TPS asal ke
TPS tujuan wajib dilindungi dengan segel dan dapat dilakukan pengawalan
dalam hal dianggap perlu.
(2) Pemasangan segel dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi
pengeluaran barang di TPS asal barang.
(3) Segel sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) hanya dapat dilepas oleh Pejabat
Bea Cukai yang mengawasi pemasukan barang di TPS tujuan.
(4) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP wajib menjamin agar
segel sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak rusak, lepas atau hilang.
(5) Kelalaian atas kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (4)
dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 105 Undang-undang Nomor 17 Tahun
2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan.
Pasal 7
(1) Pengusaha TPS asal wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap barang
impor yang telah diberikan izin PLP dan telah dikeluarkan dari TPS asal.
(2) Pengusaha TPS tujuan wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap barang
impor yang telah mendapat izin PLP dan telah selesai dibongkar di TPS tujuan.
(3) Sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan PLP, Pengusaha TPS Asal dan
TPS Tujuan wajib melaporkan Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP Barang impor
kepada Kepala Kantor Pabean u.p Pejabat yang menangani administrasi
manifest.
(4) Format Laporan Bulanan Rekapitulasi PLP adalah sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran II Peraturan ini.
Pasal 8
(1) Pengusaha TPS yang mengajukan permohonan PLP bertanggungjawab atas
Bea Masuk, Cukai dan Pajak Dalam rangka Impor yang terutang atas barang
Impor yang diberikan izin PLP sampai dengan Barang impor tersebut selesai
dipindahkan ke TPS tujuan, sebagaimana diatur dalam Pasal 32 Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan.
(2) Segala biaya dan risiko terkait pelaksanaan PLP menjadi tanggung jawab
pemohon PLP.
(3) Tata Kerja Pengajuan dan Pelaksanaan PLP adalah sebagaimana diatur dalam
Lampiran III Peraturan ini.
Pasal 9
Penghitungan jangka waktu penimbunan barang impor yang belum diselesaikan
kewajiban pabeannya dihitung sejak ditimbun di TPS yang pertama.
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 7
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Pasal 10
(1) Pengeluaran Barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya
dengan tujuan TPS selain pelabuhan pada Kantor Pabean lainnya
dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme angkut lanjut (BC 1.2).
(2) Pengeluaran Barang impor sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1)
dapat diberikan dalam hal :
a. Barang impor yang akan dipindahkan penimbunannya adalah Barang
impor yang termasuk dalam kategori komoditas berisiko rendah dan
diimpor oleh importir berisiko rendah; atau
b. Barang impor yang karena sifatnya membutuhkan sarana dan
prasarana penyimpanan atau penumpukan yang khusus dan tidak
tersedia di gudang atau lapangan penumpukan barang di tempat
penimbunan sementara di Kantor Pabean asal.
Pasal 11
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku mulai tanggal 01 September
2007.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Agustus 2007
DIREKTUR JENDERAL
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
Nomor : ……/PLP/200..
Tanggal :
Lampiran :
Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor
FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP
Yth. Kepala Seksi Administrasi Manifest
Dengan ini kami mengajukan permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor yang Belum
Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya (PLP) atas party barang sebagai berikut:
Nama Sarana Pengangkut : …………………………………………………....
Voyage No : ………………………………………….…………
TPS Asal : ……………………………………….……………
TPS Tujuan : ……………………………………….……………
Alasan Pindah Lokasi :
( ) YOR/SOR TPS telah melampaui batas 85%;
( ) Barang impor konsolidasi, pengangkutan barang impor menggunakan satu container
untuk lebih dari satu atau untuk banyak alamat consignee/penerima barang (Less than
Container Load = LCL);
( ) Barang impor yang karena sifatnya membutuhkan sarana dan prasarana penyimpanan atau
penumpukan yang khusus dan tidak tersedia di gudang atau lapangan penumpukan
barang di tempat penimbunan sementara.
No BCF 1.1:
No Pos No.Kontainer/ Consignee Jenis Jumlah No. Segel Disetujui/
No. Koli Barang Barang Pelayaran Ditolak
Hormat kami
Pemohon
…………….
………................……..
NIP
…………….......……. …………........……….
NIP NIP
10
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Tatacara
s Pelaksanaan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor Yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya
Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat Penimbunan Sementara Lainnya Dalam Satu Wilayah
Pengawasan Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
No Nomor/Tanggal Izin No. Kontainer/ Jumlah dan jenis Nama consignee Nomor segel Nama TPS
PLP No. Koli barang Asal/Tujuan*
K E P U T U S A N
&
Pimpinan TPS…………………………
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: P-26/BC/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Tatacara
Pelaksanaan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor Yang Belum Diselesaikan Kewajiban Kepabeanannya
Dari Satu Tempat Penimbunan Sementara ke Tempat Penimbunan Sementara Lainnya Dalam Satu Wilayah
Pengawasan Kantor Pelayanan Utama atau Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai
3. Menyimpan copy surat persetujuan PLP yang telah disetujui sebagai arsip.
12. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar pertama
yang telah diberi catatan oleh pejabat yang mengawasi TPS asal
dalam hal jumlah dan jenis barang, nama consignee, nomor koli atau
nomor container dan nomor segel pelayaran sesuai.
14. Menyimpan surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar ketiga
untuk monitoring.
15. Menerima surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua
yang telah diberi catatan selesai dibongkar oleh Pejabat Bea dan
Cukai yang mengawasi TPS tujuan untuk diadministrasikan bersama
berkas PLP dimaksud.
16. Apabila surat permohonan PLP yang telah disetujui lembar kedua
tidak diterima kembali dalam jangka waktu 2 (dua) hari, meminta
konfirmasi dari Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi TPS asal.
17. Apabila hasil konfirmasi yang diperoleh dari Pejabat Bea dan Cukai
yang mengawasi TPS tujuan, bahwa surat permohonan PLP yang
telah disetujui lembar pertama tidak diterima dari TPS asal; atau
BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007 13
s
K E P U T U S A N & K E T E T A P A N
barang impor dimaksud tidak sampai di TPS tujuan, atau barang
impor dimaksud telah dibongkar/ditimbun kedapatan kurang:
18. Menyampaikan berkas surat permohonan PLP yang telah disetujui yang
kedapatan tidak sesuai kepada pejabat yang menangani penindakan dan
penyidikan untuk dilakukan penyelidikan/penyidikan lebih lanjut.
DIREKTUR JENDERAL
ANWAR SUPRIJADI
NIP 120050332
16 BONUS WARTA BEACUKAI EDISI 396 NOPEMBER 2007
s