You are on page 1of 28

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Bertanam secara hidroponik telah dikenal lebih dari 100 tahun yang lalu namun kepopulerannya baru berlangsung sejak tahun 1936, saat dokter WF Gericke berhasil menumbuhkan tanaman tomat dalam kolam berisi air dan nutrient di laboratoriumnya. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sebenarnya yang dibutuhkan tanaman bukanlah tanah, tetapi nutrient yang dilarutkan dalam air (Prihmantoro dan Indriani, 2000). Hidtoponik berasal dari kata hidroponick yaitu bahasa Yunani. Kata tersebut merupakan gabungan dari 2 kata hidro yang artinya air dan poros yang artinya bekerjasama dengan air (Prihmantoro dan Indriani, 2000). Hidroponik diusahakan di berbagai tempat. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim oleh karena itu harga jualnya pun tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya relative bersih, media tanamnya steril dan tanaman terlindungi dari terpaan hujan (Hartus, 2002). Ada beberapa alasan menarik untuk berhidroponik. Alasan yang pertama kebersihan tanaman begitu terjamin sehingga bisa dilakukan di kamar tidur sekalipun. Alasan lain karena tanaman yang biasa ditanam dengan cara hidroponik hampir semua tanaman. Hasilnya sudah teruji lebih melimpah dibandingkan bercocok tanam di lahan atau di sawah (Lingga, 1999). Woodward menemukan bahwa dengan menambah sedikit tanah ke dalam air tempat tanaman ditumbuhkan, menyebabkan kesehatan tanaman itu menjadi

lebih baik. Sebagai hasil dari penemuan ini, dia menyusun sebuah teori bahwa tanaman mengambil makanan dari tanah dan bukan dari air (Nicholls, 1996). Tujuan Percobaan Untuk meneliti unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) Kegunaan Percobaan Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Menurut Rukmana (1997), kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae : Leguminales : Leguminosae : Phaseolus : Phaseolus radiatus L. sinonim P. aureus

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. System perakarannya dibagi menjadi dua, yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara itu, xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang kea rah bawah (Purwono dan Purnamawati, 2007). Tanaman ini merupakan tanaman setahun separuh- tegak dengan tinggi 0,5-1 m, dengan cabang banyak yang tertutupi bulu pendek kecoklatan, dan daun beranak-daun-tiga yang mirip dengan daun kacang tunggak

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Dua daun pertama berhadapan dan tunggal, daun berikutnya berseling dan tiga. Daun berbentuk bundar telur hingga mendelta berukuran 5-18 cm 4-15 cm,

biasanya

mengutuh

(http://www.proseanet.org/prohati3/browser.php?

docsid=328,2011). Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuki sendiri

(http://makalahdanskripsi.com,2011). Polong umumnya mengandung sedikitnya 10 biji kecil lonjong hingga bundar, berwarna hijau tua kekuningan atau kuning; tanaman tertentu menghasilkan biji coklat atau hitam (Rubatzky dan Yamaguchi,1998). Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil denagn bobot (berat) tiap butir 0,5 mg-0,8mg atau berat per 1000 butir antara 6 g-78 g, berwarna hijau hingga hijau mengilap (Rukmana, 1997). Syarat Tumbuh Iklim Kacang hijau adalah tanaman tropis dataran rendah yang dapat dibudidayakan pada ketinggian 5-700 m dpl. Di daerah dengan ketinggian di atas 750 m dpl produksi kacang hijau menurun (Purwono dan Purnamawati, 2007). Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25C-27C dengan kelembapan udara 50%-80%, curah hujan antara 50mm-200mm per bulan, dan cukup mendapat sinar matahari (Rukmana, 1997). Tanah Jenis tanah yang dikehendaki kacang haiju adalah tanah liat yang berlempung atau lempung yang mengandung bahan organic tinggi, memiliki tata air dan udara yang baik. Jenis tanah yang dianjurkan adalah ultisol, latosol, dan

lahan sawah menjelang penanaman padi pada musim kemarau (Purwono dan Purnamawati, 2007). Hal yang penting dilakukan dalam pemilihan lokasi kebun kacang hijau adalh tanahnya mempunyai kisaran pH 5,8-6,5. Untuk lahan yang ber-pH lebih rendah daripada 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming) (Rukmana, 1997). Hidroponik Bertanam secara hidroponik banyak dilirik orang karena banyak keuntungan yang dapat diperoleh dibandingkan bertanam secara biasa di tanah. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam berhidroponik ialah sebagai berikut. 1. Sesuai untuk penanaman di tempat yang terbatas; 2. Lebih bersih; 3. Pemakaian pupuk atau nutrient lebih efisien, awet, dan terkontrol; 4. Gulma tidak ada, hama dan penyakit lebih sedikit; 5. Kegiatan pemeliharaan lebih sedikit; 6. Hasil produksinya lebih seragam. (Prihmantoro dan Indriani, 2000). Berdasarkan media tanam yang digunakan, maka hidroponik da[at dilakukan dengan tiga metsode, yakni: 1. Metode kultur air 2. Metode kultur pasir 3. Metode kultur bahan porous seperti; kerikil, pecahan genteng, gabus putih, termasuk kerikil. (Lingga, 1999).

Pada metoda yang menggunakan air, tumbuh-tumbuhan ditanam sematamata dalam air, atau dalam air yang dilengkapi dengan larutan zat makanan. Metoda yang menggunakan pasir menuntut penanaman tumbuh-tumbuhan pada pasir yang telah disteril, ke dalamnya sejumlah air dan larutan zat makanan dipompakan masuk. Metoda agregasi menggantikan pasir dan menggunakan salah satu diantara serentetan material, seperti kerikil atau vermiculit (jenis silicon yang berlendir), sementara mempertahankan metoda pemompaan air dan larutan zat makanan ke dalam materialnya (Nicholls, 1996). Beberapa bahan kimia sebagai sumber unsure hara mikro terdapat dalam bentuk mineral, beranion sulfat, disertai air Kristal. Memang agak berbeda dengan unsure Fe yang diselimuti dengan kelat EDTA menjadi Fe-EDTA. Tujuan penyelimutan dengan kelat ini untuk mengurangi antagonis atau pertentangan dengan unsure-unsur mikro lainnya (Sutiiyoso,2003). System hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) jauh berbeda dengan hidroponik substrat.pada hidroponik substrat, tanaman ditumbuhkan di media nontanah, seperti arang sekam, zeolit, batu kerikil, perlit, pasir, rockwool, gambut, atau serbuk gergaji. Pada media itulah akar berkembang. Sementara pada hidroponik NFT, akar tanaman terendam dalam air yang mengandung pupuk. Air bersirkulasi selama 24 jam terus-menerus. Sebagian akar terendam dan sebagian lagi berada di atas permukaan air. Lapisan air sangat tipis, sekitar 3 mm, sehingga mirip film. Oleh karena itu, teknik ini disebut NFT (Untung, 2000). Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara lain philodendron, dracaena, aglonema, dan spatyphiium. Dari jenis sayuran yang dapat dihidroponikkan antara lain paprika, tomat, mentimun, selada,

sawi, kangkuna, dan bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan antara lain melon, jambu air, kedondong Bangkok, dan belimbing (Prihmantoro dan Indriani, 1999). Tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial. Disebut esensial karena bila satu saja diantaranya tidak tersedia maka tanaman akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Ke-16 unsur hara esensial tersebut digolongkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Disebut unsur hara makro karena dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak dan sebaliknya unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif sedikit. Unsur hara makro terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). unsur hara mikro terdiri dari besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), klor (Cl), seng (Zn), dan molybdenum (Mo) (Hartus, 2002). Unsur Hara Makro Esensial Karbon (C) Penting sebagai pembangun bahan organik, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Carbon diambil tanaman berupa

CO2, sumber carbon dapat dikatakan banyak, dalam ruangan tertutup yang berisi : CO2 ----- fotosintesa terus aktif (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Kandungan karbon bervariasi diatas tanah, diatas daun, dalam hal ini satu meter diatas tanah akan berbeda (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011).

Diudara terbuka terdapat 0,03 % CO2, sedangkan

di

tempat

yang

banyak tanamannya terdapat CO2 yang lebih besar dari 0,03 % (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Hidrogen (H) Merupakan elemen pokok pembangun bahan organik, supply dari air. Sumbernya tidak terbatas (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Oksigen (O) Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangun bahan organik, diambil dalam bentuk CO2. Sumbernya tidak terbatas (www.untagsmd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Karbon diambil oleh tumbuhan dalam bentuk gas CO2 , hidrogen diambil dalam bentuk air (H2O), sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya

http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/unsur-hara-esensial/, 2011). Nitrogen (N) Merupakan unsur hara utama, sebagai penyusun dari semua protein dan asam nukleik, dengan demikian merupakan penyusun protoplasma secara keseluruhan (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Nitrogen merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,

merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun. Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan

tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati (http://www.hdrfarm.com/? p=247, 2011). Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif, seperti daun, batang, akar, tetapi kalau terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan pada tanaman smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Fosfor (P) Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fosfatide, merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagian bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat ) (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Sumber Fosfat dapat dijelaskan bahwa zat Fosfat berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang kebanyakan terdapat : 1). Dalam bentuk batu kapur-fosfat (Cirebon fosfat, Muria fosfat, dll) 2). Dalam bentuk sisa tanaman dan lain-lain bahan organis 3). Dalam berbagai bentuk pupuk buatan (Superfosfat, dobel super fosfat, Cirebon-fosfat, dll) (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). (www.untag-

10

Kalium (K) Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa Kalium berperan membantu : 1. Pembentukan protein dan karbohidrat 2. Mengeraskan bagian kayu dari tanaman 3. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit 4. Meningkatkan kualitas biji atau buah 5. Kebanyakan berada pada bagian titik tumbuh (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda). Menurut penelitian, Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung Kalium (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Kalsium (Ca) Kalsium termasuk unsur hara yang esensial, unsur ini diserap dalam bentuk Ca++. Sebagian besar terdapat dalam daun dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat juga dalam batang, berpengaruh baik pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011).

11

Dalam ini apabila zat ini tidak diperhatikan atau ditiadakan, maka pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar akan terhenti sedangkan bagian-bagian yang telah terbentuk akan mati dan berwarna coklat kemerah-merahan (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Fungsi Kalsium : 1. Ca terdapat pada tanaman yang banyak mengandung protein 2. Ca ada hubungannya dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman.
3. Ca dapat menetralkan asam-asam organik yang dihasilkan pada metabolism 4. Kekurangan Ca pada tanaman gejalanya pada pucuk 5. Ca penting bagi pertumbuhan akar, sama halnya dengan urium 6. Ca dapat menetralkan tanah asam, dapat menguraikan bahan organik,

tersedianya pH dalam tanah tergantung pada Ca (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Magnesium (Mg) Magnesium diserap dalam bentuk Mg++, merupakan bagian dari khlorofil. Kekurangan zat ini maka akibatnya adalah khlorosis, gejala-gejalanya akan tampak pada permukaan daun sebelah bawah (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Kadar Mg di dalam bagian-bagian vegetatif dapat dikatakan rendah daripada kadar Ca, akan tetapi di dalam bagian-bagian generatif malah sebaliknya. Mg banyak terdapat dalam buah dan juga dalam tanah (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Sebagai pupuk diberikan dalam bentuk : MgSO4, MgCo3, Mg (OH)2.

12

Di dalam tanah Mg berasal dari dekomposisi batuan yang mengandung mineral, seperti : Biotit, terpentin, klorit, dan olivine (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Sulfur (S) Sulfur diserap dalam bentuk SO4-, zat ini merupakan bagian dari protein yang terdapat dalam bentuk : Cystein, methionin dan thiamine. Belerang yang larut di dalam air akan diserap akar tanaman (terutama tanaman muda) pada pertumbuhan permulaan dan perkembangannya (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Biji tanaman terdapat kandungan zat belerangnya cukup banyak sekitar 50 % dari jumlah kandungan unsur fosfat (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Terdapat pada tanaman jenis leguminoceae karena pada tanaman legum sulfur sangat penting untuk pembentukan nodula (bintil-bintil akar,kekurangan sulfur gejalanya khlorosis, kecuali pada pucuk) (www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt, 2011). Unsur Hara Mikro Esensial Besi (Fe) Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA

13

dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase digambarkan secara ringkas sebagai berikut:
a. Catalase b. Peroksidase

: H2O + H2O O2 + 2H2O : AH2 + H2O A + H2O

(http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua enzim (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Mangan (Mn) Mangan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih

14

tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3) (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300 smpai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai aktivator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Seng (Zn) Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm, sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte

15

(ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain : pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis auxin, pemanjangan sel dan ruas batang (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Ketersediaan Zn menurun dengan naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Adapun gejala defisiensi Zn antara lain : tanaman kerdil, ruas-ruas batang memendek, daun mengecil dan mengumpul (resetting) dan klorosis pada daundaun muda dan intermedier serta adanya nekrosis (http://www.hdrfarm.com/? p=247, 2011). Tembaga (Cu) Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat diserap dalam bentuk senyawa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA (Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu diethilen triamine penta acetate acid) (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Dalam getah tanaman bik dalam xylem maupun floem hampir semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks.

Dalam tanah, Cu berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit (CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit

16

(Cu3AsS4), tetrahidrit [(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3], adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4] (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim sitokromoksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain: pembungaan dan pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah, layu dan pucuk mongering serta batang dan tangkai daun lemah

(http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Molibden (Mo) Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan

17

kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulangtulang daun lebih dominan (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Boron (B) Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin

(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011).

18

Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3) (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan, mudah terserang penyakit (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Klor (Cl) Klor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro. Klor dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting.

19

Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011). Adapun defisiensi klor adalh antara lain : pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk (http://www.hdrfarm.com/?p=247, 2011).

20

BAHAN DAN METODOLOGI

Waktu dan Tempat Praktikum Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 pada pukul 10:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kecambah kacang hijau (Phaseolus radiates L.) sebagai objek pengamatan, larutan baku unsure-unsur hara sebagai sumber nutrisi kecambah, air destilata sebagai pelarut dari larutan baku. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 11 botol kultur (ukuran 1,8 liter) yang berwarna hitam sebagai wadah larutan, 11 sumbat botol dan gabus berlubang tiga untuk menyumbat mulut botol kultur, pinset, gelas ukur untuk mengukur volume larutan, pH-meter untuk memeriksa/mengukur pH larutan, kapas untuk melilit kecambah dalam lubang sumbat, kertas label untuk menandai botol kultur. Prosedur Percobaan 1. Dicuci botol kultur sampai bersih dan kemudian dibilas 2 atau 3 kali dengan air destilata.
2. Ditandai botol-botol tersebut dengan etiket: lengkap (FeEDTA), lengkap (

), -Ca, -S, -Mg, -K, -N, -P, -Fe, -hara mikro dan hara yang tidak diketahui.

21

3. Diisi botol-botol tersebut dengan larutan hara sampai ke lehernya. Diikuti urutan seperti berikut ini: a) Diisi 2/3 botol dengan air destilata. b) Ditambahkan berturut-turut ke dalam masing-masing botol tadi larutan baku dengan pipet sesuai dengan petunjuk label, diaduk campuran dengan baik setelah setiap penambahan larutan baku. c) Ditambahkan ke dalam masing-masing botol air destilata sampai volumenya mencapai batas yang telah ditentukan (leher botol). 4. Diminta kepada asisten larutan yang tidak diketahui. 5. Dipasang 3 kecambah kacang hijau pada sumbat botol kultur. Diikuti caracara berikut: a) Dimasukkan akar kecambah melalui sumbat dengan hati-hati. b) Diperkuat kedudukan kecambah dengan melilitkan kecambah ke dalam lubang sumbat di sekeliling hipokotil kecambah. c) Diusahakan supaya kapas tidak mengenai larutan, untuk menghindari tumbuhnya ganggang atau jamur di sekitar hipokotil. 6. Apabila telah selesai, diminta bantuan asisten untuk memeriksa apakah semua perlakuan sudah lengkap dan diperiksa pH larutan hara dalam masingmasing botol. 7. Diperiksa setiap hari dan ditambahkan air destilata apabila air dalam botol kurang. 8. Setelah 1 minggu diperiksa keadaan kecambah, dicatat gejala-gejala yang tidak normal. 9. Diukur panjang rata-rata akar dan batang.

22

10. Diukur pH larutan hara.

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil PER LA KU AN Lengkap FeEDTA Umur 3 hari pH Keterangan lart. 2 dari 3 sampel tumbuh normal, warna daun hijau 2 dari 3 sampel tumbuh normal, warna daun hijau Semua sampel mengering dan layu Ketiga sampel tumbuh normal daun normal 3 sampel tumbuh, namun terjadi pengerdilan dan tidak berkembang Ketiga kecambah tumbuh, namun terjadi pengerdilan dan tidak berkembang Ketiga sampel PENGAMATAN Umur 6 hari Pjg Keterangan Pjg daun aka r 2,2 2 sampel 5,2 layu, 1 sampel tumbuh normal 1,8 3 sampel layu 3,2 Umur 9 hari Pjg pH Keterangan daun lart. 2,4 Mati 2

Pjg aka r 4,8

Lengkap FeCl3

2,9

2,1

Layu semua

-Ca

2,6

1,6

Semua sampel mati 2 dari 3 sampel layu, 1 sampel masih normal Semua sampel layu

2,6

1,6

Mati semua

-S

1,8

0,8

2,1

0,8

Layu semua

-Mg

3,8

0,6

3,8

0,6

Layu semua

-K

2,9

2,7

2 dari 3 sampel layu, 1 sampel tumbuh normal 2 dari 3 sampel

3,2

2,8

Hidup 1

-N

5,3

1,0

5,6

1,1

Hidup 1

24

berkecambah daya normal -P 1 sampel mati, yang lain tumbuh normal 2 sampel berkecambah, namun 1 sampel tidak berkembang 3 sampel berkecambah namun tidak normal 3,3 2,4

-Fe

4,6

1,8

layu, 1 sampel tumbuh normal 2 dari 3 sampel layu, 1 sampel tumbuh normal Semua sampel layu Semua sampel layu

3,8

2,6

Hidup 1

4,6

1,8

Layu semua

-Hara Mikro

2,3

1,8

2,3

1,8

Layu semua

25

Pembahasan Dari data diperoleh bahwa ada beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh dengan normal, seperti pada perlakuan -K, -N, -P, meskipun sampel tidak semua tumbuh dengan normal. Hal ini disebabkan karena tanaman dapat memanfaatkan unsur-unsur hara didalam media dengan baik sebagai sumber makanan. Sementara tanaman dapat tumbuh jika unsur hara, air, cahaya, dan faktor lainnya untuk tumbuh dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan literatur Nicholls (1996) yang menyatakan bahwa pada metoda yang menggunakan air, tumbuh-tumbuhan ditanam semata-mata dalam air, atau dalam air yang dilengkapi dengan larutan zat makanan. Dari data juga dapat dilihat bahwa tanaman dengan berbagai perlakuan yang di dalam medianya terdapat unsut hara yang kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa semua tanaman mesti mendapatkan unsur hara yang cukup agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini sesuai dengan literatur Hartus (2002) yang menyatakan bahwa tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial. Disebut esensial karena bila satu saja diantaranya tidak tersedia maka tanaman akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyelesaikan siklus hidupnya. Hidroponik tanaman dilakukan agar memudahkan kita sehingga tidak hanya di media tanah, di media lain pun seperti air, batu, dan kerikil tanaman dapat ditumbuhkembangkan. Hal ini sesuai dengan literatur Hartus (2002) yang menyatakan bahwa hidroponik diusahakan di berbagai tempat. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim oleh karena itu harga jualnya pun tidak khawatir akan jatuh. Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih

26

mudah karena tempat budidayanya relatif bersih, media tanamnya steril dan tanaman terlindungi dari terpaan hujan.

27

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Dari data diperoleh bahwa ada beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh dengan normal, seperti pada perlakuan -K, -N, -P, meskipun sampel tidak semua tumbuh dengan normal. 2. Dari data juga dapat dilihat bahwa tanaman dengan berbagai perlakuan yang di dalam medianya terdapat unsut hara yang kurang tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 3. Hidroponik tanaman dilakukan agar memudahkan kita sehingga tidak hanya di media tanah, di media lain pun seperti air, batu, dan kerikil tanaman dapat ditumbuhkembangkan. Saran Sebaiknya dalam bertanam secara hidroponik, perawatan terhadap tanaman dilakukan dengan lebih cermat, sehingga tanaman dapat terawat dan tumbuh serta berkembang dengan baik.

28

DAFTAR PUSTAKA

Hartus, T. 2002. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Penebar Swadaya. Jakarta. Http://www.hdrfarm.com/?p=247. 2011. Unsur Hara Dalam Tanah. Diakses pada tanggal 6 Desember 2011. Http://makalahdanskripsi.com.2011. Morfologi Tanaman Kacang Hijau. Diakses pada tanggal 26 November 2011 pukul 20:00 WIB. Http://wikipedia.org/wiki/kacanghijau.2011. Kacang Hijau. Diakses pada tanggal 26 November 2011 pukul 20:10 WIB. Http://www.proseanet.org/prohati3/browser.php?docsrd=328.2011. Deskripsi Kacang Hijau. Diakses pada tanggal 26 November 2011 pukul 20:05 WIB. Http://www.untag-smd.ac.id/uploads/data/.../Kes_tanahmateri2.ppt. 2011. Unsur Hara Essensial. Diakses pada tanggal 6 Desember 2011. Lingga, P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Nicholls, R. E. 1996. Hidroponik Tanaman tanpa Tanah. Dahara Prize. Jakarta. Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 1999. Hidroponik Sayuran Semusim untuk Hobi dan Bisnis. Penebar Swadaya. Jakarta. Prihmantoro, H. dan Y. H. Indriani. 2000. Hidroponik Tanaman BUah untuk Bisnis dan Hobi. Penebar Swadaya. Jakarta. Purnomo. dan H.Purnamawati. 2007. Budidaya & Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia, Prinsip, Produksi, dan Gizi. ITB Press. Bandung. Rukmana, R. 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Sutiyoso, Y. 2003. Meramu Pupuk Hidroponik Tanaman Sayur, Tanaman Buah, Tanaman Bunga. Penebar Swadaya. Jakarta. Untung, O. 2000. Hidroponik Sayuran Sistem NFT (Nutrient Film Technique). Penebar Swadaya. Jakarta.

You might also like