Professional Documents
Culture Documents
DINI KURNIAWATI,S.Kep.,Ns.,M.Psi
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Pendahuluan
Marah merupakan persaan jengkel yg timbul sebagai respon terhadap kecemasan/kebutuhan yg tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilku yg dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang adaptif dan maladaptif
asertif
Frustasi
pasif
agresif
kekerasan
Pengertian PK
PK adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun oarnag lain.
Faktor predisposisi
1. Psikologis -Kegagalan yg dialami dapat menimbulkan frustasi agresif/amuk -masa kanak-kamak yg tdk menyenangkan kanak2. Perilaku -Reinforcement yg diterima pd saat melakukaN kekerasan, -mengobservasi kekerasan didalam atau diluar rumah
3. Sosial budaya -budaya tertutup & membalas secara diamdiamdiam(pasif agresif) -kontrol sosial yag tidak pasti thdp perilaku kekerasan ----> seolah2 PK diterima ----> 4. Bioneurologis ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan terjadinya PK
Faktor presipitasi
Dapat bersumber dari diri klien,lingkungan atau interaksi dg orla Klien: - Kelemahan fisik ( Penyakit fisik) - Keputusasaan - Ketidakberdayaan - Percaya diri yg kurang Lingkungan: ribut, padat Lingkungan: Interaksi: - Kritik yg mnegarah pada penghinaan - Kehilangan orang yg dicintai/pekerjaan
Masalah keperawatan
Resiko menciderai diri sendiri, orang lain & lingkungan Perilaku kekerasan Harga diri rendah Koping individu tak efektif
Pohon masalah
Resiko menciderai: diri, orang lain/ lingkunagan
Diagnosa keperawatan
1. Resiko menciderai: diri, orang lain/ lingkungan y.b Perilaku kekerasan 2. Perilaku kekerasan y.b Gangguan harga diri: harga diri rendah
Rencana tindakan
Manajemen krisis ( saat vterjadi PK, fase akut, gaduh gelisah) Manajemen perilaku kekerasan
Manajemen krisis
saat terjadi perilakunkekerasan
A.Tim krisis PK Terdiri dari: Ketua tim: pemimpin (leader) kepala tim: ruangan,penanggung jawab shiff, perawat primer, atau staf perawat (ditetapkan sebelum melakukan tindakan) Anggota tim: min.2 orang staf perawat, dokter tim: atau konselor yng telah terlatih menangani krisis
Berikan obat sesuai program terapi dokter Pertahankan sikap yg tenang Evaluasi tindakan yg telah dilakukan bersama anggota tim Jelaskan kejadian pada klien dan staf lain jika diperlukan Integarsikan kembali pada lingkungan secara bertahap.
B. Pembatasan gerak Memisahkan klien ditempat yg aman dg tujuan melindungi klien, orang lain dan lingkungan Istilah di RSJ kamar isolasi
Tunjuk ketua tim krisis Jelaskan pada klien tujuan, prosedur & lama tindakan Buat perjanjian dengan klien untuk dapat mengontrol perilaku Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan ADL Lakukan supervisi secara periodik untuk mementau dan memberikan tindakan
Libatkan klien dalam memutuskan pemindahan klien Dokumentasikan alasan pembatasan gerak, tindakan yangb dilakukan, respon klien dan alasan penghentian pembatasan gerak
C. Pengekangan/pengikatan fisik
Pengekangan adalah pembatasan gerak klien dengan mengikat tungkai klien (Struat, 1998) Dilakukan jika perilaku klien berbahaya melukai dirio sendiri atau orang lain Atau strategi tindakan lain tidak bermanfaat Tindakan pengekangan masih umum digunakan perawat disertai dengan penggunaan obat psikotropik.
Lakukan supervisi yg adekuat dengan tindakan terapeutik dan pemberian rasa nyaman. Beri aktivitas seperti: televisi, buku bacaan untuk memfasilitasi kerjasama klien pada tindakan Perawatan pada daerah pengikatan - pantau kondisi kulit yg diikat: warna, temperatur, sensasi - Lakukan latihan gerak pada tungkai yg diiikat secara bergantian setiap 2 jam - Lakukan perubahan posisi tidur - periksa tanda-tanda vital tiap 2 jam tanda-
Bantu pemenuhan kebutuhan nutrisi, eliminasi, hidrasi dan kebersihan diri Libatkan dan latih klien untuk mengontrol perilaku sebelum ikatan dibuka secara bertahap Kurangi pengekangan secara bertahap: ikatan dibuka satu persatu pembatasan gerak kembali kelingkungan Dokumentasikan seluruh tindakan yang dilakukan beserta respon klien
Rencana tindakan
Dx. Resiko menciderai diri sendiri,orang lain dan lingkungan y.b PK TUM:klien tidak menciderai dengan melakukan TUM:klien manajemen PK TUK: 1. klien dapat BHSP 2. klien dapat mendefinisikan penyebab PK 3. klien dapat mengidentifikasi tanda tanda PK 4. klien dapatmengidentifikasi PK yg biasa dilakukan 5. klien dapat mengidentifikasi akibat PK 6. klien dapat mendefinisikan cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan
7. klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK 8. klien dapat menggunakan obat dg benar 9. klien dapat mendapat dukungan keluarga mengontrol PK 10. Klien mendapat perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol PK
Beri salam/pangil nama Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan Jelaskan maksud hubungan interaksi Jelaskan tentang kontrak yg akan dibuat Beri rasa aman dan sikap empati Lakukan kontak sering tapi singkat
2. klien dapat mendefinisikan penyebab PK Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya Bantun klien untukn mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal 3. klien dapat mengidentifikasi tanda tanda PK Anjurkan klien mengungkapkan yg dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal Observasi tanda PK pada klien Simpulkan bersama klien tanda-tanda tandajengkel/kesal yang dialami klien
Anjurkan klien untuk mengungkapkan PK yg biasa dilakukan Bantu klien bermain peran sesuai dengan PK yang biasa dilakukan Bicarakan dengan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.
5. klien dapat mengidentifikasi akibat PK Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yg dilakukan klien Bersama klien menyimpulkan akibat cara yang digunakan oleh klien Tanyakan pada klienapakahb ia ingin mempelajari cara baru yang sehat
6. klien dapat mendefinisikan cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan Tanyakan pada klienapakab ia ingin mempelajari cara baru yang sehat Beri pujian jika klien mengetahui cara laian yg sehat Diskusikan dengan klien cara lain yg sehat: a. secara fisik: tarik nafas dalam, jika sedang kesal/memukul bantal/kasur atau olahraga atau pekerjaan yg memerlukan tenaga b. secara verbal: katakan bahwa anda sedang kesal/tersinggung/jengkel(saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah bkrn mama tridak memenuhi keinginan saya)
c. Secara sosial: lakukan dalam kelompok caracara-cara marah yg sehat, latihan aserif. Latihan manajemen PK d. Secara spiritrual: anjurkan klien untuk sembahyang, berdoa/ibadah lain: meminta pada tuhan untuk diberi kesabaran
7. klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK Bantu klien memilih cara yng paling tepat untuk klien Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih Bantu klien menstimulasi tersebut (Role play) Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel atau marah Susun jadwal melakukan cara yang telah dipelajari
8. klien dapat menggunakan obat dg benar Jelaskan jenis-jenis obat yg diminum klien jenis Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter Jelaskan prinsip benar minum obat Jelaskan manfaat minum obat dan efek obat yang perlu diperhatikan Anjurkan klien untuk minta obat dan minum tepat waktu Anjurkan klien untuk melaporkan pd perawat/dokter jika merasakan efek yang tinak menyenangkan Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
10. Klien mendapat perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol PK Bicara tenang, gerakan tidak terburuterburuburu, nada suara rendah, tunjukkan kepedulian Lindungi klien agar tidak menciderai orang lain dan lingkungan Jika tidak dapat diatasi lakukan: pembatasan gerak atau pengekangan
Evaluasi
Berdasarkan observasi perubahan perilaku dan respon subyektif, mengacu pada tujuan
Semoga bermanfaat