You are on page 1of 89

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN SISTEMATIKA HEWAN II Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan 19 Mei 2011

KELOMPOK 5 Alia Amru Falistya Dinda Nurul Maulida Reza Bayu Zikrillah Stephani Dwi Dara 109095000007 109095000020 109095000012 109095000006

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dengan 17.508 pulau besar dan kecil merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Meskipun luas wilayahnya hanya 1,3 % dari luas bumi, namun indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi sehinnga disebut negara megabiodiversity. Hal ini ditunjukkan dengan dimilikinya koleksi 10% dari jenis tumbuhan berbunga (20.000 spesies), 12%dari jenis mamalia dunia (800 spesies), 17% dari jenis burung dunia (1300 spesies), 16% dari reptil dan amphibi dunia dunia (3000 spesies) serta 25% atau lebih dari jenis ikan dunia (2500 spesies). Selain itu Indonesia memiliki tingkat endemisme (keaslian) spesies yang tinggi yang tersebar pada berbagai tipe ekosistem. Mamalia diperkirakan ada 36% endemik, serangga 44% endemik dan burung sekitar 28% endemik (Anonim 2003, Mostasib dan Masyud, 2003). Kerajaan binatang memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini.Tingkatan tertinggi pada kerajaan binatang tersebut adalah Mamalia. Mamalia.terdiri dari beberapa ordo yang memiliki ciri khusus pada pada tiap-tiap ordo.Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain. Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Maka dari itu diperlukan pengamatan morfologi pada tiap-tiap mamalia yang akan diteliti. Indonesia memiliki 40 spesies primata dari keseluruhan jumlah spesies primata yang ada diseluruh dunia yaitu 195 spesies (Supriatna dan Wahyono.200). Dengan 24 diantaranya merupakan spesies endemik. Seabnyak 12 spesies primata dari famili Hylobatidae tersebar di kawasan Asia Tenggara. Enam Spesies tersebar dia kawasan Indonesia bagian barat. Lima diantara nya termasuk kedalam genus Hylobates yaitu ungko, Dark Handed Gibbon ( Hylobates agillis F Cuvier) Siamang Kerdil (Hylobates klosii), ungko lengan putih White Handed Gibbon (Hylonates lar linnaeus), Owa Jawa Silver Handed Gibbon (Hylobates moloch Audebert), Kelawat Grey Gibbon (Hylobates muelleri Martin) dan satu termasuk kedalam genus Symphalangus yaitu siamang (Symphalangus syndactylus Raffles) (Geissmann.2007). Siamang kerdil (Hylobates klosii) terkenal suka menyanyi dengan merdu, Sekarang, nyanyian merdu mereka sudah sangat jarang terdengar. Semakin hari populasi mereka makin berkurang. Bahkan, satwa ini

dimasukkan dalam daftar CITES Appendix I dan dikategorikan sebagai hewan endangered (terancam punah). Konsekuensinya, semua bentuk perdagangan atau pun kepemilikan satwa ini, termasuk bagian-bagian tubuhnya, dilarang secara nasional dan internasional. Conservation Status of the Hylobatidae Species Hylobates agilis Hylobates hoolock Hylobates klosii Hylobates lar Hylobates moloch Hylobates muelleri Hylobates pileatus Status Endangered Endangered Endangered Endangered Endangered Endangered References Rowe, 1996 Rowe, 1996 Rowe, 1996 Rowe, 1996 Rowe, 1996 Rowe, 1996 Rowe, 1996

Hylobates concolor Endangered

Critically Endangered Rowe, 1996

Rowe,N. 1996. The Pictorial Guide to the Living Primates. Pogonias Press: East Hampton, New York. Penyebab kepunahan terbesar, sekitar 98%, adalah pembabatan habitat mereka oleh perusahaan pemegang HPH dan perambah hutan liar, yang menyebabkan tempat hidup dan sumber pakan mereka ludes. Selebihnya, akibat ulah pemburu tradisional yang mencarinya sebagai sumber protein hewani atau satwa dagangan (ilegal). Semula para pemburu menggunakan sumpit beracun, belakangan mereka menggunakan senapan. Karena keadaanya yang kian terancam kepunahanya, dilakukan penyelamatan dengan memindahkan hewan tersebut ke habitatnya yang semi alami di Pusat primata Schmutzer Kebun Binatang Ragunan, untuk itu dilakukan pengamatan ini karakteristik yang dimiliki oleh primata ini. untuk mengenal baik

Selain itu, diamati pula Morfologi pada Aves terrestrial, Aves Akuatik, dan Primata. Dengan mengetahui morfologi masing-masing kelas, kita dapat membedakan karakteristik yang dimiliki hewan-hewan yang diamati, serta dapat mengertahui hubungan kekerabatan suatu individu dengan individu lain dalam satu kelas. 1.2 Tujuan

Untuk mengetahui keanekaragaman mamalia, aves dan primata di Taman Margasatwa Ragunan

Untuk membandingkan setiap karakter yang dimiliki tiap-tiap spesies. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan dari spesies-spesies yang ada. Untuk mengetahui fungsi dari bentuk tubuh. Mengetahui hubungan kekerabatan tiap-tiap kelas yang diamati dari dendogram.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mamalia Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut adalah mamalia. Pada umumnya , semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi tubuhnya.. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang lain.Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya.Mamalia merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas.Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula ( kelenjar ) mamae pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu.Seperti yang kita ketahui bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar tersebut.Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak memiliki kelenjar mamae.Semua mamalia memiliki kelenjar mamae , tetapi pada mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan oleh mamalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan , pernafasan , peredaran darah , urogenital , hingga sistem syarafnya.Oleh karena itu perlulah kita mengetahui tentang

karakteristik, struktur tubuh, cara hidup, dan habitat dari class mamalia beserta peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang pengetahuan. Klasifikasi Hewan Mamalia

Kingdom Filum Sub-Filum Kelas

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia

Sub-Kingdom : Metazoa

Berdasarkan ukurannya, mamalia dibagi menjadi dua, yaitu mamalia besar ( memiliki ukuran berat badan dewasa > 5Kg ) dan mamalia kecil. ( ukuran berat badan dewasa ). Dalam pemanfaatan waktu aktivitas, mamalia dibedakan menjadi mamalia diurnal dan nokturnal. Mamalia diurnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya pada pagi dan sore hari, seperti orangutan, rusa, dan beberapa jenis bajing. Sedangkan mamalia nokturnal merupakan jenis-jenis mamalia yang melakukan aktivitasnya mulai menjelang malam hari hingga menjelang pagi hari, seperti kelelawar, kucing hutan , musang.Selain itu, terdapat juga jenis-jenis yang beraktivitas sepanjang hari seperti babi hutan. 2.1.1 Habitat

Berdasarkan habitatnya, mamalia dapat dibedakan menjadi dua yaitu :


1. Mamalia darat merupakan mamalia yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di

darat contoh : sapi , monyet-ekor panjang, macan tutul, tikus, dan kuda.
2. Mamalia laut. melakukan aktivitasnya sebagian besar di laut. Contoh : pesut, dugong,

dan paus.

Dalam pemanfaatan strata tegakan hutan, mamalia diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Mamalia arboreal, yaitu jenis-jenis mamalia yang banyak menghabiskan waktu

aktivitasnya pada strata yang tinggi. Jenis-jenis yang merupakan mamalia arboreal, antara lain monyet, kelelawar, bajing, serta beberapa jenis dari suku Felidae.

2. Mamalia terestrial, yaitu merupakan jenis-jenis mamalia yang menghabiskan waktu

aktivitasnya pada lantai hutan atau strata terbawah jenis-jenis. Mamalia terestrial, antara lain kijang , gajah , dan badak . 2.1.2 Klasifikasi Mamalia

Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.Sebagian besar mamalia melahirkan keturunannya, tapi ada beberapa mamalia yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur.Kelahiran juga terjadi pada banyak spesies non-mamalia, seperti pada ikan guppy dan hiu martil; karenanya melahirkan bukan dianggap sebagai ciri khusus mamalia Evolusi mamalia yang paling awal belangsung mulai beberapa jalur yang berbeda. Dari kelompok dari cara mereka merawat anak selama perkembangan embrio tersebut dinagi tiga yaitu: 1. Monotremata, mamalia yang bertelur (sub kelas Prototheria) 2. Marsupiala, mamalia berkanting (sub kelas Metatheria) 3. Mamalia berplasenta (sub kelas Eutheria) 2.1.3 Monotremata Monotremata tetap bertelur seperti moyang terapasidanya. Platipus paruh bebek dan pemakan semut berduri adalah satu-satunya monotremata yang ada di bumi sekarang. Monotremata mamalia berparuh dan bertelur, tidak memiliki putting susu, dan menyedot susu dari bulu induknya misalnya : platypus (Ornithorynchus anatinus)/ cungur bebek, dan echidna.

Klasifikasi Kingdom Filum Kelas Ordo : Animalia : Chordata : Mammalia : Monotremata

Famili Genus Spesies

:Ornithorhynchidae : Ornithorhynchus :Ornithorynchus anatinus

2.1.4 Marsupiala Marsupiala, anak bertahan untuk jangka waktu yang pendek di dalam saluran reproduksi induk.Selama waktu yang pendek ini, makanan diperoleh dari kuning telur yang tumbuh di dalam dinding uterus.Tetapi, anak itu dilahirkan pada tahap perkembangan yang sangat awal.Anak itu kemudian merayap kedalam kantung yang terdapat di perut induknya dan melekatkan diri pada puting yang mengeluarkan air susu. , disini perkembangan diselesaikan.Marsupialia atau Diprotodontia mamalia berkantung, perkembangan embrionik diselesaikan dalam kantung marsupial, misalnya : kanguru (Marcropus sp).

Kingdom Filum Kelas Subkelas Ordo Subordo Famili Genus

: Animalia : Chordata : Mammalia : Marsupialia : Diprotodontia : Macropodiformes : Macropodidae : Macropus

Mamalia berplasenta mempertahankan anaknya didalam uterus induk sampai berkembang baik. Kuning hanya sedikit di dalam telur, tetapi membran ekstra embrionik itu membentuk tali pusar dan plasenta sehingga anak yang sedang bertumbuh itu mendapat makanannya langsung dari induknya.Meliputi : Artyodactylla , Carnivora , dan Cetacea. 1. Artyodactylla Artiodactyla mamalia yang memiliki kuku dengan jumlah jari kaki yang genap pada masing-masing kaki, herbivore, misalnya : domba peliharaan (Ovis aries), rusa

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Bovidae : Caprinae : Ovis : Ovis aries

2. Carnivora

Carnivora mamalia pemakan daging, memilki gigi tajam, runcing dan geraham untuk merobek, misalnya : harimau (Panthera sp), anjing, musang

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Carnivora : Panthera : Panthera sp

3. Cetacea Cetacea mamalia yang hidup di laut dengan badan berbentuk ikan, kaki depan mirip dayung dan tidak ada tungkai belakang serta lapisan tebal lemak sebagai insulasi, misalnya : ikan paus (Balaenoptera omurai), dan lumba-lumba.

Kingdom Filum Kelas Subkelas Super Ordo Ordo Famili Genus

: Animalia : Chordata : Mammalia : Eutheria : Mysticeti : Cetacea : Balaenoptiidae : Balaenoptera

Spesies

: Balaenoptera omurai

4. Chiroptera Chiroptera mamalia yang memiliki kaki seperti sayap atau bersayap tangan dengan selaput di antara ruas jari sampai ke belakang hingga tungkai depan bagian belakang, misalnya : kelelawar (Pteropus vampeirus)

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Species

: Animalia : Chordata : Mamalia : Chiroptera : Pteropidae : Pteropus :Pteropus vampeirus

5. Edentata Edentata mamalia yang memiliki geligi tereduksi atau tidak ada sama sekali, misalnya : Armadillo dan kukang

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Species

: Animalia : Chordata : Mamalia : Edentata : Dasypodidae : Priodontes : Priodontes maximus

6. Insektivora Insectivora atau Soricomorpha mamalia pemakan serangga, misalnya : tikus cerurut (Crocidura mutina)

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Soricomorpha : Soricidae : Crocidura : Crocidura mutina

7. Lagomorpha Lagomorpha mamalia yang memiliki gigi seri mamalia yang mirip dengan ordo rodentia tetapi memiliki empat gigi seri atau lebih mirip pahat, kaki belakang lebih panjang dibandingkan dengan kaki depan dan diadaptasikan untuk berlari dan melompat, misalnya : Kelinci (Lepuhnigri collis)

Kingdom Filum

: Animalia : Chordata

Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Mammalia : Lagomorpha : Leporidae : Lepuhnigri : Lepuhnigri collis

8. Perissodactylla Perissodactyla mamalia berkuku dan berjari kaki ganjil, herbivore, misalnya : Kuda (Equus), Caballus, zebra, dan tapir.

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Perissodactyla : Equidae : Equus : Equus caballus

9. Primata Primata mamalia dengan ibu jari berhadapan dan yang memiliki anggota gerak yang panjang, mata yang menghadap kedepan, korteks serebral yang berkembang baik, omnivore, misalnya : monyet (Macaca mulatta), lemur, dan orang utan.

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mamalia : Primata : Cercopithecidae : Macaca : Macaca mulatta

10. Proboscidea Proboscidea mamalia berotot dan badan panjang, misalnya : Gajah (Elephantidae elephas)

Kingdom Filum Subfilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Proboscidea : Elephantidae : Elephantidae : Elephantidae elephas

11. Rodentia Rodentia mamalia pengerat yang memiliki gigi seri seperti pahat yang tumbuh terusmenerus, misalnya : berang-berang (Castor sp), tikus mencit, kelinci

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus

: Hewan : Chordata : Mamalia : Rodentia : Castoridae : Castor

12. Sirenia Mamalia herbivora akuatik, memiliki tungkai mirip sirip, dan tidak ada kaki belakang, misalnya : sapi laut/dugong (Dugong dugong).

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mamalia :Sirenia : Dugongidae : Dugong : Dugong dugong

13. Herbivora Herbivora merupakan mamalia pemakan tumbuhan, misalnya : sapi (Bos taurus)

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Bovidae : Bovinae : Bos : Bos Taurus

14. Omnivora Omnivora atau Artiodactyla mamalia pemakan segala : babi hutan (Sus scrofa)

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Suidae : Sus : Sus scrofa

15. Scandentia, Scandentia : misalnya : tupai (Tupaia javanica)


Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Scandentia : Tupaiidae : Tupaia : Tupaia javanica

16. Pholidota Polydota mamalia berbisik dan tidak bergigi, misalnya : Tringgiling (Manis javanica)

Kingdom Filum Subfilum Kelas Subkelas

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Eutheria

Ordo Famili Genus Spesies

: Pholidota : Manidae : Manis : Manis javanica

17. Dermoptera Mamalia bersayap kulit dengan sayap mirip pada kelelawar, misalnya Lemur (Cyanocephalus volans), dan Galeopithecus.

Kingdom Phylum Subfilum Kelas Subkelas Ordo Familia Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Vertebrata : Mamalia : Eutheria : Dermoptera : Cyanocephalidae : Cyanocephalus : Cyanocephalus volans

2.1.5 Ciri-Ciri Tubuh Mammalia

Ciri-ciri umum:

Tubuhnya tertutup rambut, yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh panas maupun dingin. Pada betina terdapat kelenjar mammae (glandula mammae) yang tumbuh baik. Tetrapoda dengan anak yang diberi makan dari kelenjar susu betina. Diagfragma yang menventilasi paru-paru. Mempunyai kantung amniotik. Tubuh yang endoterm atau berdarah panas. Bernafas melalui paru-paru. Mempunyai cuping telinga. Gigi umumnya terbagi menjadi empat tipe yaitu gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar.

Ciri-ciri khusus:

Beberapa jenis mamalia mempunyai kelenjar lain misalnya kelenjar bau, dan kelenjar pipi. Memiliki kantung pada mamalia marsupialia. Memiliki alat gerak yang berupa dua pasang tungkai, sepasang tungkai belakang dan sepasang tangan, atau sepasang tungkai depan yang menyerupai sirip, atau alat gerak yang menyerupai sayap.

Anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak. Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Struktur Tubuh

2.1.6

Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Tiap betina mempunyai kelenjar mamae (air susu) yang tumbuh baik. Anggota gerak depan pada mamalia dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang, dan terbang. Pada jari-jarinya terdapat kuku, cakar, atau tracak. Pada kulit terdapat banyak kelenjar minyak dan kelenjar keringat.Gigi umumnya terbagi mnjadi empat tipe: gigi seri, gigi taring, gigi premolar, dan gigi molar. Dibandingkan dengan kondisi vertebrata lainnya, jumlah tulang tengkorak mamalia banyak yang tereduksi.Ada dua kondil oksipital.Vertebrae servikal biasanya ada tujuh buah.Dalam sabuk tektoral tidak terdapat tulang korakoid, dan klavikula vestigial atau tidak ada sama sekali.Ekor, jika ada, panjang dan dapat digerakkan.Ada tiga buah osikel

auditori yaitu malleus, inkuls, dan stapes.Akhir organ pendengaran (koklea) berstruktur sangat kompleks dan sedikit banyak bergelung.Pada telinga terdapat suatu auditori eksternal dan pinna (telinga luar) pada tiap sisi lateral kepala.Kranium dengan dua condylus occipitalis.Leher terdiri dari tujuh ruas vertebrae.Hidung memanjang, lidah biasanya dapat digerakkan, mata berkelopak, mempunyai empat kaki (pada cetacean dan sirenia tidak mempunyai kaki belakang).Tiap kaki dengan lima jari (atau kurang) dan bermacam-macam bentuknya beradaptasi untuk brjalan, lari, memanjat, menggali, berenang atau terbang. Jarijari dilengkapi cakar atau kuku atau teracak dari zat tanduk dan sering dengan telapak yang berdaging. Struktur tubuh pada mamalia contohnya pada kucing. Kucing termasuk dalam ordo carnivora(hewan pemakan daging) biasanya memakan mamalia yang kecil-kecil dan burung.Memiliki mata yang mengarah kedepan, mempunyai indra yang tajam, dan berjalan dengan menggunakan telapak kakinya tidak bersuara sehingga efektif dalam memburu mangsanya.Tubuhnya lentur dan cakarnya tajam sehingga memungkinkan untuk menerkam dan menggenggam mangsanya dengan mudah dan gigi penggunting yang tajam untuk memotong-motong daging. Struktur kerangka pada kucing (Felis tigris)

1. leher, terdiri dari 7 buah tulang (vertebrae cervicalis) 2. bahu, tulang belikat (Scapulla) 3. tulang punggung, 13 vertebrae thoracalis 4. tulang punggung, 7 vertebrae lumbalis 5. tulang punggung, 3 tulang vertebrae sacralis bergabung menjadi satu 6. tulang panggul (ischium) 7. tulang paha (femur) 8. fibula (tulang betis) 9. tibia (tulang betis) 10. pergelangan kaki (tarsus) 11. telapak kaki (meta tarsus) 12. jari (phalank) 13. tulang ekor, 18-23 tulang vertebrae coccigea 14. tempurung lutut (patella)

15. tulang rusuk 16. telapak tangan (meta carpus) 17. cakar 18. pergelangan tangan (carpus) 19. ulna (tulang tangan) 20. radius (tulang tangan) 21. humerus (tulang siku) 22. tulang dada (sternum) 23. rahang bawah (mandibula) 24. rahang atas (maxilla)
25. tulang kepala (Cranium)

2.1.7

Cara Hidup Pada umumnya mammalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusui

anaknya sampai anaknya mandiri.Beberapa perkecualian, misalnya : pada hewan paruh bebek (Platypus), bertelur, setelah menetas anaknya baru disusui.Pada hewan berkantung (Marsupialia), contoh : kanguru, anaknya lahir muda (amat prematur) kemudian merayap masuk, kantung induknya, mencari putting susu, kemudian menyusui dalam kantung sampai mandiri.Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus).Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal.Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

2.2 Burung Burung merupakan binatang berdarah panas seperti binatang menyusui,tetapi sebenarnya burung lebih berkerabat dekat dengan reptile, yang mulaiberevolusi sekitar 135 juta tahun yang lalu. Semua jenis burung dianggap berasaldari sesuatu yang mirip dengan fosil burung yang pertama yaitu Archaeopteryc.Burung masa kini berbeda dengan reptile karena berkembangnya buluyang mempengaruhi daya terbang.Reptil seperti Pterosaurus sudah mempunyaidata terbang yang kuat tetapi hanya mengandalkan bentuk sayapnya yang panjangdan berselaput.Mulanya sayap burung yang lebar hanya untuk melayang dan barudigunakan untuk terbang yang sebenarnya setelah bulu sayapnya berkembangsemakin lebar, ringan dan tersusun rapat.Bulu merupakan rahasia keberhasilanburung, tidak hanya memberikan daya terbang, melainkan juga memberikankehangatan dalam memelihara suhu badan.Modifikasi bulu burung masa kini adayang berubah fungsi menjadi lapisan yang kedap air, sebagai alat perasa, berwarnacerah atau berburik burik untuk memikat atau menyamar.Karena sayap dipakaiuntuk terbang burung kehilangan fungsi tangan dan menjadi makhluk berkaki dua.Selain itu tulang burung berevolusi menjadi berongga berisi udara dan lebih ringan;tulang punggungnya menjadi lebih pendek dan menyatu; paruhnya terbentuk darizat tanduk yang ringan dan tidak bergigi; dibandingkan dengan rahang bergigi daritulang yang berat pada reptil nenek moyang mereka.Keberadaan burung sangat dekat dengan manusia, merupakan hewanyang mudah dikenal diantara hewan hewan lainnya karena burung seringdijumpai aktif sepanjang hari dan mudah dilihat.Keanekaragaman bulu dan suaraburung dapat menarik perhatian manusia sehingga beberapa jenis burung dianggapmemiliki nilai ekonomi yang penting. 2.2.1 Pola Sebaran Burung Faktor faktor yang mempengaruhi distribusi burung (Berger, 1961 dalamSukmantoro, 1995) yaitu : 1. Waktu dan Geologi 2. Penghalang fisik 3. Mobilitas 4. Kebutuhan akan lingkungan 5. Toleransi ekologi

6. Faktor faktor psikologis. Burung tersebar di semuabenua, lautan dan hampir seluruh kepulauan.Penetrasi burung burung tersebut mencapai artik dan antartika termasuk meliputidaerah permukaan laut sampai pegunungan.Dengan mempertimbangkankemampuan terbang, mereka mempunyai kemampuan penyebaran geografi danhabitat yang luas (Storer, 1961).Di seluruh kawasan Jawa, jumlah total dari jenis burung yang tercatatadalah 494 jenis, 366 diantaranya adalah jenis penetap dan 128 lainnya sebagaipengunjung / pengembara (migran). Daerah Jawa dan bali mempunyai avifaunayang kaya, terdapat hampir 500 jenis yang mewakili setengah dari suku burung didunia (MacKinnon, 1993). Sebanyak 24 jenis merupakan endemik Jawa, 16 jenisterbatas di Jawa, 1 jenis hanya terdapat di Bali dan 7 jenis terdapat di kedua pulautersebut.Burung menempati setiap habitat dari khatulistiwa sampai daerah kutub.Ada burung yang hidup di daerah hutan, padang terbuka, daerah gunung, burungair, burung yang menjelajahi samudra dan ada yang hidup di gua. Burungditemukan dimana mana antara lain hutan serta kolam kolam yang terdapatikan, serangngga dan invertebrate (MacKinnon, 1993).Beberapa jenis burung tinggal di daerah daerah tertentu, tetapi banyakjenis yang bermigrasi secara teratur dari suatu daerah ke daerah yang lain sesuaidengan perubahan musim. Migrasi umumnya antara bagian Utara dan Selatanbumi yang disebut Latitudinal. Pada musim panas burung burung bergerak atautinggal di daerah sedang dan daerah daerah sub artik dimana terdapat fasilitas fasilitas untuk makan dan bersarang, serta kembali ke daerah tropik untukberistirahat selama musim salju. Beberapa spesies burung melakukan migrasialtitudinal yaitu ke daerah daerah pegunungan selama musim salju dan initerdapat di Amerika Utara bagian Barat (Murad, 1993).Luas pergerakan dan jarak tempuh burung berbeda pada setiap jenis.Beberpa jenis menempati teritori yang kecil serta tetap dan lambat berpencar untukmenempati daerah baru. Jenis lain mempunyai ruang lingkup pergerakan yanglebih luas. 2.2.2 Kelas Aves Kelas aves (burung) Ciri utama aves sebagai berikut: Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan baik. Berdarah panas (homoioteral). Jantung terdiri dari empat ruang 2 serambi dan 2 bilik yang sudah berkembangdengan baik. Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasiinternal).

Terdapat sepasang testis, Sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik disebelah kiri. Aves dapat dibagi menjadi beberapa ordo antara lain: 1) Ordo colombiforines Familia : columbidal Species : perkutut (geopilia striata) 2) Ordo coraciiformes Familia : arcedinadae Species : telengket (harcy concholm) 3) Ordo grana cares Familia (1) : ardidae Species : bangau (reptotilas javanicus) Familia (2) : rassidal Species : mordar (parphyrio albus) 4) Ordo nato tores Familia (1) : laridae Species : dara laut Familia (2) : pamilirostros Species : bebek / itik (anus koshos) Familia (3) : sphe niscidae Species : pinguin (aptenodytes SP) 5) Ordo rapaces Familia (1) : fontanida Species : alap-alap (falco papuanus) Familia (2) : strigi dae Species : burung hantu (suba kukua) 2.2.3 Kebiasaan

Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanyacangkangnya lebih keras karena berkapur.Beberapa jenis burung seperti burung maleo danburung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantaiyang panas, atau di dekat sumber air panas.Alih-alih mengerami, burung-burung inimembiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumimenetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.Akan tetapikebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya disarangnya itu.Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu;atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkantidak mudah terguling.Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secararumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dannamdur.Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harusdihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya.Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, dimana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan.Anakburung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yangsudah mampu terbang.Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual iniadalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan.Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukansemacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikatpasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betinaberkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna;akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya. 2.3 Aves aquatik Burung air adalah jenis burung yang seluruh hidupnya brkaitan dengan daerah perairan. Menurut Rusila-Noor dkk (1999), burung air dapat diartikan sebagai jenis burung yang secara ekologis bergantung pada lahan yang basah. Lahan basah yang dimaksud mencakup daerah basah alami dan lahan basah buatan, meliputi mangrove, rawa, dataran berlumpur, danau, tambak, sawah dan lain lain. Burung air dijumpai secara berkelompok yang sangat besar dengan jumlah individu banyak.Hal ini merupakan salah satu upaya perlindungan diri pada saat mencari makan.Pembentukan kelompok pada saat makan bertujuan untuk mengusik mangsa yang

bersembunyi dalam lumpur (Sibuea dkk, 1995).Burung air yang sering terlihat membentuk kelompok besar adalah Pelecanus occidentalis (burung pelikan), Phoenicopterus.sp (burung flamingo), Cygnus atrattus (angsa hitam/black swan), akan tetapi tidak semua burung air hidup dalam kelompok yang besar seperti Haliaeetus leucogaster (elang laut perut putih).
A. BURUNG PELIKAN(Pelecanus occidentalis)

Leptoptilus javanicus (bangau tong-tong),

Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Pelecaniformes Famili: Pelecanidae Rafinesque, 1815 Genus: Pelecanus Linnaeus, 1758

Gambar 1.Pelecanus occidentalis

Burung pelikan adalah burung air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae.Bersama burung pecuk, pecuk ular, gannet, angsa batu, dan cikalang, mereka membentuk ordo Pelecaniformes. Burung pelikan ini memiliki cirri cirri morfolgi yaitu memiliki bulu berwarna putih atau sebagian besar putih.Sayap dan ekor sebagian berwarna hitam.Selama masa mengeram warna kulit yang sulah, paruh, kantung, tengorok, dan kaki menjadi lebih jelas. Burung pelikan mempunyai ciri ciri khusus yaitu antara lain paruh besar dan lurus, dilengkapi dengan kait pada ujungnya dan kantong makanan yang besar.

Gambar 2. Kantung pada paruh burung Pelikan Kantung tersebut digunakan untuk menampang ikan yang diperoleh.Beberapa burung pelikan berenang bersama-sama, memaksa ikan-ikan berkumpul. Kemudian masing-masing burung pelikan akan mengisi kantung makannya dengan banyak ikan. Perbedaan morfologi antara jantan dan betina kurang jelas, sehingga cukup sulit membedakan antara pelikan jantan dan pelikan betina.Meski demikian, jika diamati lebih sesama, dapat diketahui bahwa pelikan jantan memiliki ukurtan tubuh yang lebih kecil, dan paruh yang lebih panjang dibanding pelikan betina. Pelikan adalah perenang yang baik, dengan kaki mereka yang pendek dan kuat serta jarijari berselaput, untuk memudahkannya berenang di air. Pelikan dapat digolongkan menjadi dua kelompok :

Pelikan yang berburu ikan dengan cara membentuk barisan di permukaan air dan mengambil ikan dengan paruhnya. Pelikan yang menyelam ke dalam dan muncul ke permukaan setelah memperoleh buruan.

Burung Pelikan modern ditemukan di semua benua kecuali Antartika.Mereka hidup umumnya di wilayah hangat, dan mereka tidak dijumpai di wilayah kutub, laut dalam, kepulauan samudra, dan benua Amerika Selatan.Pelikan suka hidup berkelompok di wilayah yang berdekatan dengan air, dan berenang di danau, rawa, sungai, dan lautan. Makanan pelikan biasanya adalah ikan, namun mereka juga memakan amfibi, crustacea, dan dalam beberapa kasus, burung kecil.Mereka menangkap mangsa dengan memperbesar kantung paruh mereka.Lalu mereka harus mengeringkan kantung tersebut sebelum

menelan.Hal ini memakan waktu satu menit, dan burung laut lainnya dapat mencuri ikan tersebut di waktu kritis itu. Pelikan kadang-kadang mencuri mangsa dari burung laut lain. Pelikan menangkap ikan dalam kelompok. Mereka membentuk barisan untuk mengejar sekumpulan ikan kecil ke perairan dangkal, lalu menyapu sekumpulan ikan tersebut dengan paruh mereka.Ikan besar ditangkap dengan ujung paruh, lalu dilempar ke udara untuk ditangkap kembali dan masuk ke kantung paruh mereka dengan kepala lebih dulu.

Gambar 3. Koloni burung pelikan

B. BURUNG FLAMINGO (Phoenicopterus. sp) Kerajaan Animalia : Filum: Kelas: Chordata Aves

Infrakela Neognathae s: Ordo: Phoenicopterif ormes Frbringer, 1888 Phoenicopterid ae Bonaparte, 1831 Phoenicopterus

Famili:

Gambar 4. Flamingo

Genus:

Flamingo adalah spesies burung berkaki jenjang yang hidup berkelompok.Mereka berasal dari genus Phoenicopterus dan familia Phoenicopteridae.Burung ini ditemukan di belahan bumi barat dan timur, namun lebih banyak terdapat di belahan timur.Terdapat 4 spesies flamingo di Amerika dan 2 jenis flamingo di Dunia Lama. Spesies Spesies Flamingo (P. roseus) Flamingo (P. minor) Flamingo (P. chilensis) Flamngo (P. jamesi) Flamngo andes Dunia Baru James chili kecil besar Dunia Lama Lokasi geografis Sebagian Afrika, Eropa Selatan, dan Timur Tengah (flamingo yang paling banyak tersebar luas). Afrika (mis. Lembah Retak Besar) hingga India Barat Daya (flamingo paling banyak). Bagian Amerika Selatan yang beriklim sedang.

Pegunungan Andes di Peru, Chili, Bolivia, dan Argentina.

(P. andinus) Flamingo amerika ruber) (P.

Pegunungan Andes di Peru, Chili, Bolivia dan Argentina.

Laut Karibia dan Kepulauan Galapagos.

Flamingo seringkali berdiri dengan satu kaki.Alasan mengenai hal ini tidaklah banyak diketahui.Ada yang mengatakan bahwa flamingo memiliki kemampuan untuk membuat setengah bagian tubuhnya berada dalam keadaan tidur dengan posisi sedemikian rupa, namun hal ini belum cukup terbukti.Ada yang mengatakan bahwa posisi berdiri dengan satu kaki untuk menjaga agar kaki tidak basah, dengan maksud mengkonservasi energi.Karena berdiri di atas perairan, flamingo menggunakan kaki berjaring mereka yang juga digunakan untuk mengaduk lumpur demi mencari makanan.

Gambar 5. Flamingo berdiri dengan 1 kaki Flamingo menyaring air untuk mendapatkan udang.Paruh mereka yang berbentuk sedemikian rupa beradaptasi untuk menyaring air dan lumpur untuk mendapatkan makanan.Flamingo muda keluar dari telur dengan warna abu-abu, namun flamingo dewasa memiliki warna bervariasi dari merah muda hingga merah cerah karena bakteri akuatik dan beta karoten yang terkandung dalam makanan mereka.Flamingo yang makan cukup memiliki warna yang lebih cerah dan menarik sehingga mudah dalam menarik pasangannya.Sedangkan flamingo pucat atau putih umumnya tidak sehat dan malnutrisi.Flamingo yang ditangkarkan umumnya memiliki warna merah muda pucat karena asupan beta karoten yang didapatkan tidak sebanyak yang didapatkan kerabat mereka di alam liar.Hal inilah yang mengubah perilaku pengurus kebun binatang untuk memberi makan udang kepada flamingo seperti di alam liar.

Gambar 6. Flamingo sedang mencari makan Struktur lamellae, yang juga terdapat pada burung akuatik penyaring makanan lainnya, terdapat dalam paruh mereka dan membantu proses penyaringan. Warna merah muda cerah mereka dikarenakan beta karoten yang terdapat dalam makanan mereka.Udang dan alga biruhijau adalah sumber beta karoten yang umum didapatkan flamingo.

Gambar 7.Flamingo Amerika (Phoenicopterus ruber), dan Flamingo Chili (P. chilensis).

C. BURUNG BANGAU TONG TONG (Leptoptilos javanicus)


Kingdo Animalia m: Phylum: Chordata Class: Order: Aves Ciconiiform es

Family: Ciconiidae Genus: Leptoptilos Species L. javanicus :

Gambar 8. Burung bangau tong tong (Leptoptilos javanicus) Burung bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus) adalah salah satu spesies burung di Indonesia yang terancam punah. Burung yang biasa ditemui di wilayah berair ini memiliki ciri morfologi yaitu berkepala botak, mempunyai kaki panjang dan paruh kuat yang panjang pula .

Gambar 9.Leptoptilos javanicus merupakan burung besar Panjang tubuh 110 cm, mudah dikenali, warna bulu hitam dan putih, dengan paruh besar dan lebar.Punggung, sayap dan ekor hitam.Kepala lebar, bagian kepala yang tidak berbuluberwarna merah muda.Pada mahkota terdapatbulu-bulu halus berwarna putih.Iris

berwarna abu-abu kebiruan, paruh abu-abu dan kaki coklat gelap.Makanan utamanya katak, dan serangga, juga memakan burung muda, kadal, tikus. Bangau ini terkadang juga memakan bangkai..Bangau tong-tong termasuk burung dengan ukuran cukup besar. D. Cygnus atratus (ANGSA HITAM / BLACK SWAN) Klasifikasi ilmiah Kerajaan:Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Anseriformes Famili: Anatidae Genus: Cygnus Spesies: C. atratus Gambar 10.Cygnus atratus Angsa Hitam atau dalam nama ilmiahnya Cygnus atratus adalah salah satu angsa yang terdapat di dalam marga Cygnus. Burung dewasa berukuran besar, dengan panjang mencapai 130cm. Seluruh bulu-bulunya berwarna hitam dengan perkecualian bulu sayap yang berwarna putih, paruh berwarna merah dengan garis putih diujungnya dan kaki berwarna abuabu. Angsa Hitam mempunyai leher yang sangat panjang dan membentuk huruf "S".Burung betina serupa dan berukuran lebih kecil dari burung jantan.Anak angsa mempunyai bulu berwarna abu-abu.

Gambar 11. Bentuk tubuh angsa hitam dan angsa hitamsaat terbang Istilah angsa hitam muncul dari asumsi bahwa 'semua angsa adalah putih'.Dalam konteks ini, seekor angsa hitam adalah sebuah metafora untuk sesuatu yang tidak mungkin ada.Penemuan keberadaan angsa hitam pada abad ke-18 membawa istilah tersebut menjadi sebuah konotasi untuk suatu hal yang dianggap tidak mungkin terjadi tetapi pada akhirnya menjadi kenyataan.

Gambar 12. Angsa putih dan angsa hitam


E. ELANG LAUT PERUT PUTIH (Haliaeetus leucogaster)

Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia (Hewan) : Chordata : Vertebrata : Aves : Falconiformes : Accipitridae : Haliaeetus : Haliaeetus leucogaster Gmelin, 1788

Gambar 13. Elang laut perut putih sedang bertengger Jenis elang ini mempunyai panjang tubuh 70-85 cm, rentang sayap 178-218 cm dengan berat tubuh jantan 1,8 2,9 kg dan betina 2,5 3,9 kg. Bagian atas berwarna abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher berwarna putih.Iris coklat.Kuku, paruh dan sera berwarna abu-abu.Tungkai tanpa bulu dan kaki berwarna abu-abu.Saat terbang, ekornya yang pendek tampak berbentuk baji dan sayapnya terangangkat ke atas membentuk huruf V. Haliaeetus leucogaster ditemukan diseluruh daerah, berputar-putar sendirian atau berkelompok.Mengunjungi pesisir, sungai, rawa-rawa, dan danau sampai deengan ketinggian 3000 m.

Makanannya cukup bervariasi, namun tidak seluruh jenis dimakan.Terutama memakan ular laut, kura-kura dan penyu kecil, burung-burung air seperti penggunting laut, petrell, camar, cikalang, pecuk dan cangak.Juga burung burung air besar seperti angsa-angsaan, bebek dan belibis.Mamalia umumnya hewan pengerat domestik. Cara berburu jenis ini hampir menyerupai Elang Bondol Haliastur indus yaitu terbang berputar sambil mengawasi permukaan air dan seketika akan meluncur ke mangsanya begitu mangsa terlihat. Menangkap mangsanya menggunakan kakinya yang kuat kemudian membawa mangsanya terbang.Haliaeetus leucogaster dapat membawa mangsanya sambil terbang diudara walupun mangsanya besar. 2.4 Primata Lekagul and McNeely (I977) membagi suku Hylobatidae menjadi tiga marga yang didasarkan atas perbedaan jumlah kromosom, yaitu : marga Hylobates memiliki 44 kromosom, Symphalangus memiliki 50 kromosom dan Nomaseus memiliki 52 kromosom. Marga Hylobates terbagi menjadi tiga sub marga dengan 7 jenis, yaitu sub marga Hylobates dengan jenis Hylobates lar (Miller, 1903); Hylobates agilis F. Cuvier, 1821; Hylobates moloch (Audebert, 1798); Hylobates muelleri Martin, 1841; dan Hylobates pileatus (Gray, 1861); sub marga Bunupithecus dengan jenis Hylobates hoolock (Harlan,1834) dan sub marga Braehitanytes dengan jenis Hylobates klosii (Miller,1903). Marga Sympalangus hanya memiliki satu jenis yaitu Hylobates syndactylus (Raffles, 1821) dan marga Nomaseus juga hanya memiliki satu jenis yaitu Hylobates concolor (Harlan, 1826). K1asifikasi Napier (1967) Kingdom Phylum Sub phylum Class Ordo Familly Genus Species 1903) : Animalia : Cordata : Vertebrata : Mammalia : Primata : Hylobatidae : Hylobates : Hylobotes klosii (Miller, ilmiah Hylobates klosii (siamang kerdil) menurut Napier and

Super familly : Homonoidae

2.4.1 Morfologi primata Secara morfologi, siamang kerdil sangat berbeda dengan siamang(Hylobates syndactylus). Ia lebih dekat ke jenis owa. Sebutan siamang kerdil sebenarnya juga kurang tepat. Ia bukanlah siamang, melainkan salah satu keluarga gibbon, seperti siamang itu sendiri. Mungkin lantaran sama-sama berbulu hitam di sekujur tubuhnya, mirip siamang, namun ukurannya kecil, maka muncul sebutan siamang kerdil itu. Namun, menurut Yanuar(2001), untuk sementara nama siamang kerdil bisa dipakai sebagai nama Indonesia. Orang Mentawai sendiri menyebutnya bilou yang oleh orang bule ditulis beeloh. Sementara, para peneliti internasional dan nasional mengusulkan nama bilo sebagai nama Indonesia. Menurut Grzimek (1972), siamang kerdil adalah jenis kera tidak berekor dan mempunyai kepala yang kecil dan bulat, memiliki hidung yang tidak menonjol, rahang yang kecil dan pendek serta tidak menonjol, otak relatif kecil, badannya ramping, rongga dada pendek tetapi lebar serta rambut tebal dan halus. 3 Marga Hylobates memiliki lengan yang sangat panjang (Napier and Napier 1967), hampir dua kali panjang batang tubuhnya dan lebih dari dua kali apabila tangan diikutsel1akan; tungkai 30% lebih panjang daripada batang tubuhnya tetapi hanya 2/33/4 panjang lengannya (Ensiklopedia Indonesia 1988). Berat tubuh jantan dan wanita dewasa rata-rata 5,5 kg. Panjang tubuh sekitar 45 cm. Badan dan anggota tubuh siamang kerdil ditutupi oleh rambut yang sangat lebat; menarnpilkan warna hitam kelam. Kulit muka, telapak tangan dan kakinya tidak berambut berwarna hitam kelabu (Lembaga Biologi Nasional-LIPI 1982; Napier and Napier 1967. Siamang kerdil memiliki warna hitam seragam, tanpa warna putih pada tangan dan kaki, dan sedikit tersisa bekas lingkaran wajah dengan (udung putih pada bagian kepala (Ensiklopedia Indonesia 1988). 2.4.2 Penyebaran Primata ini hanya bisa ditemukan di hutan-hutan hujan tropis Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, terutama Pulau Siberut, Sipora, serta Pagai Utara dan Selatan.

Gambar. 1 Gambar Pulau Mentawai . Sumber : Danielle June Whittaker A dissertation Faculty in Anthropology The University New York 2005 Mereka sudah lama tinggal didaereah ini, karena hutan didaerah ini kaya tanaman buah yangmerupakan makanan mereka. Suku Hylobatidae yang terbagi menjadi 3 marga dan 9 jenis terdistribusi mulai dari Assam, Burma, Thailand, Indocina, Yunan, Malaya, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan (Lekagul and McNeely (1977; Napier and Napier 1985).dan khusus siamang kerdil merupakan hewan endemik dari kerpulauan Mentawai. Distribusi Siamang kerdil hanya terdapat di Kepulauan mentawai. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa fak1or-faktor yang membatasi penyebaran Siamang kerdil menurut ketinggian adalah struktur pohon yang sulit digunakan untuk perpindahan dengan cara brakhiasi, kemiskinan komposisi floristik dan rendahnya suplai dan diversitas pakan; serta temperatur yang rendah pada malam hari (Kappeler 1994). 2.4.3 Habitat dan Pakan Kalau dirinci, 72% pakan yang dimakannya adalah bebuahan dan 25%-nya pakan hewani, termasuk serangga. Buah yang disukainya pun terutama yang berkadar gula tinggi. Mereka hampir tidak makan dedaunan. Dalam satu keluarga atau kelompok siamang kerdil terdapat sepasang bilou dewasa dan anak-anak mereka. Pasangan dewasa dari sebuah kelompok keluarga gibbon selalu menghasilkan seekor bayi setiap 2 - 3 tahun. Dalam keluarga itu, bapak siamang kerdil merupakan pimpinan dan penguasa wilayah. Meski begitu, ukuran tubuhnya ternyata lebih

kecil ketimbang yang betina. Bobot badan bilou jantan rata-rata cuma 5,6 kg. Sedangkan yang betina rata-rata bisa mencapai 5,9 kg. Namun, dalam soal bulu, keduanya memiliki warna yang sama. Ini pula yang membedakan siamang kerdil dengan jenis-jenis gibbon lainnya, kecuali siamang. Untuk mendapatkan keturunan ibu siamang kerdil mesti bunting selama 7 - 8 bulan. Setelah punya anak, oroknya disapih pada umur dua tahun. Pada usia anak setahun, sang bapak akan mengambil alih proses pengasuhannya dan dari bapak inilah anak belajar bergerak bebas sampai usia tiga tahun. Pakan Siamang kerdil sama dengan marga Hylobates lainnya, yaitu : buah, daun muda dan pucuk daun, bunga dan pucuk bunga, kadang-kadang makan binatang kecil, atau produk dari binatang misalnya madu. Pakan tersebut diambil pada ketinggian kurang lebih 10 meter dari permukaan tanah (Kappeler 1981). Sedangkan Ensiklopedia Indonesia (1988) menyebutkan bahwa pada umumnya marga Hylobates memakan buah-buahan, sedikit daundaunan, tunas, bunga, telur maupun serangga. Grzimek (1972) menerangkan pula bahwa pakan dari marga Hylobates adalah buah, daun, tunas, bunga, semut pohon dan serangga lainnya, burung kecil dan vertebrata kecil. Menurut Bismark (1991) suku Hylobatidae merupakan satwa frugivorous, karena lebih banyak makan buah-buaho" daripada jenis pakan lainnya. Buah lebih banyak mengandung karbohidrat na~un kurang kandungan proteinnya, sehingga sebagai tambahan satwa dari suku ini memakan daun' muda yang banyak mengandung protein. 2.4.4 Organisasi Sosial, Ukuran dan Komposisi Kelompok Napier and Napier (1967) menyebutkan bahwa jumlah individu untuk setiap kelompok siamang berkisar antara 2-6 ekor, yang terdiri dari jantan dewasa, dan beberapa siamang remaja atau anak. Bilou (siamang kerdil) yang menyendiri terjadi karena umur yang sudah tua atau Bilou remaja yang memisahkan diri dari kelompok untuk meneari pasangan yang ideal untuk kawin. Hal ini diperkuat oleh Grzimek (1972) babwa suku Hylobatidae hidup dalarn keluarga yang terdiri dari satu jantan dewasa, satu atau dua betina dewasa dan beberapa remaja dari berbagai kelas umur. Kadang-kadang juga ditemukan jantan dewasa atau betina dewasa yang soliter, yang dikarenakan kalah bersaing dengan individu lain yang sama jenis kelamin dalarn kelompok dan akhimya keluar. Ketika beranjak menjadi siamang kerdil muda, mereka, baik jantan maupun betina, relatif jarang dilibatkan dalam interaksi sosial dalam kelompok. Sampai sekitar enam tahun binatang yang belum dewasa ini cenderung berinteraksi dengan saudara kandung untuk belajar bersahabat. Sedangkan

bersama keluarga jantan dewasa mereka belajar berperilaku agresif dan menghindari betina dewasa. Konflik dengan jantan dewasa inilah yang membantunya menjadi individu matang dan siap keluar dari kelompoknya pada umur sekitar delapan tahun. Kappeler (1981) membagi Hylobatidae ke dalam empat kelas umur, dengan ciri-eiri scbagai berikut: a. Bayi (infant) : mulai labir sampai berumur 2 tahun, dengan ukuran badan sangat kceil. Individu ini kadang-kadang atau selalu digendong oleh induk betina. b. Anak (juvenile) : berumur kira-kira 2-4 tahun, badan kecil, dan tidak dipelihara scpcnuhnya olch induknya. e. Muda (sub-adult) : berumur kira-kira 4-6 tabun, ukuran badannya sedang, hidup bcrsama pasangan individu dewasa dan kurang ataujarang menunjukkan aktivitas tcritorial. d. Dewasa (adult) : bcrumur Icbih dari 6 tabun, hidup soliter atau bcrpasangan dan mcnunjukkan aktivitas teritorial. Menurut Sugardjito dan Sinaga (1997), ukuran kelompok Siamang kerdil adalah 2-4 individu, sedangkan menurut Balai TNGH (1997) ukuran kelompoknya adalah scpasang jantan dan betina dewasa dengan satu atau tanpa anak. 2.4.5 Daerah Jelajah (Home Range) dan Teritori Daerah jelajah (home range) adalab daerab yang dikunjungi satwaliar seeara tetap karena dapat mensuplai pakan, minuman, serta mempunyai fungsi sebagai tempat berlindung danberscmbunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Sedangkan teritori adalab tempat yang khas dan selalu dipertahankan dengan alctif, misalnya tempat tidur untuk primata, tempat istirahat untuk binatang pengerat dan tempat bersarang untuk burung (Alikodra 1990). Daerah jelajah Siamang kerdil adalah 5-8 hektar (Tenaza, 1975). Menurut SaWins (1972) penggunaan teritori dipengaruhi oleh variasi ekologis, yang dikelompokkan menjadi tiga, yakni : a. Sumberdaya pakan terdistribusi merata dan tersedia sepanjang tabun. Di sini seeara nyata teritori dan keanggotaan kelompok relatif tetap. b. Sumberdaya pakan terdistribusi merata pada beberapa musim dan kelimpahannya bervariasi pada musim yang lain. Kekhususan terilori dan keanggotaan kelompok bersifat musiman. e. Pakan tidak terseclia seeara nyata. Kelompok yang mendekati areal tersebut sangat bervariasi,

karena sumberdaya pakan bervariasi kelimpabarmya seeara musiman dan tahunan. Sebaran pakan utama bagi marga Hylobates menyebabkan kera ini mempertahankan homerange karena pakan yang terbatas dan perlu efisiensi dalam pergerakan (Bismark 1991). Ukuran tersebut tergantung pada beberapa faktor seperti kelompok lain (kerapatan kelompok) dan kondisi habitat (ketersediaan pakan, tipe vegetasi dan kering atau basalillya lahan). 2.4.6 Aktivitas Harian Siamang kerdil menggunakan akar gantung untuk berpindah-pindah tempat di area jelajah nya. Menggunakan kanopi pohon bagian atas untuk bernyanyi dan menggunakan kanopi bagian tengah untuk makan dan tidur.(Whitten.1982) Aktivitas harian didefinisikan scbagai periode aktif atau bangun antara satu pohon tempat bennalam sampai masuk ke pohon bermalam berikutnya. Aktivitas tersebut dapat berupa mencari makan, mclakukan perjaianan/pcrpindahan, dan istirahat (Chivers, Raemaekers and AldrichBlake 1975) Siamang kerdil merupakan satwa diurnal, aktif dari pagi hingga sore hari. Sebagian besar aktivitasnya diisi dengan menyantap pakan di sekitar tempat hidupnya. Dari 9 - 10 jam aktivitas hariannya, 35%-nya atau sekitar 3 3,5 jam, untuk makan. Lalu, sekitar 24%, atau 2 2,5 jam, untuk berjalan ke sana kemari. Selebihnya, untuk berbagai kegiatan lain, termasuk di dalamnya melantunkan nyanyian yang bisa dinikmati seluruh penghuni hutan. Marga Hylobates jantan dewasa mempunyai berat badan berkisar antara 4300-7928 gram sedangkan betina dewasa 4100-6800 gram. Sedangkan panjang badan dan kepala jantan dewasa berkisar antara 403-635 mm, sedangkan betina dewasa 408-622 mnL(Napicr and Napier 1967).Marga Hylobates hidup pada habitat hutan hujan tropis, hutan semi deciduous (menggugurkan daun pada musim kemarau), dan hutan pegunungan sampai ketinggian kirakira 2000 m dpl (Napier and Napier 1967). Kappeler (1994) menyebutkan bahwa Siamang kerdil cenderung menghuni hutan dengan spesifikasi hutan dengan tajuk yang kurang lebih tertutup, tajuk pohon-pohon tersebut tidak terialu rapat dan memiliki cabang yang besar atau kurang lebih horisontal, serta tersedia pakan berupa buah dan daun sepanjang tahun pada daerah jelajahnya yang tetap Satwa ini juga brachiator sejati, yakni satwa yang bergerak dari pohon ke pohon dengan jarak sampai 10 m. Pergerakan itu lebih mengandalkan lengannya yang relatif lebih panjang ketimbang lengan gibon lainnya. Mereka menyukai tinggal di kanopi hutan bagian atas. Di tanaman yang menjulang itu pula mereka tidur dan beristirahat. Yang dipilih pohon-

pohon yang tidak mengundang serangga. Kawasan seluas 1 km2 bisa dihuni oleh 20 ekor atau lebih.

2.4.7 Hubungan kekerabatan

Gambar 3 menunjukan hubungan kekerabatan antara siamang kerdil dengan primata lain seperti Orang utan, Gorilla, Kelewat, dan lain-lain Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa siamang erdil termasuk kera tak berekor yang berkerabat dekat dengan gibon, dan owa jawa. Hubungan kekerabatan dapat dilacak melalui varrietas genetik dan morfologi luar nya. Secara morfologi, Siamang kerdil tidak memiliki ekor, tidak memililiki lipatan di sekitar muka, dan menurut evolusinya,

meruakan primata yang modern yang telah mengalami banyak evolusi, tidak seperti primata primitif yaitu kukang dan tarsius. 2.4.8 Molekuler Jumlah kromosom dapat digunakan untuk menenntukan sesies atau genus dari primata. (Roos & Geissmann,2001). Genus Diploid number of chromosomes 44 Other division names Lar group Species

Hylobates

Bunopithecus Nomascus

38 52

Concolor group, crested gibbons

Symphalangus

50

H. agilis H. klossii H. lar H. moloch H. muelleri H. pileatus B. hoolock N. concolor N. sp. cf. nasutus N. gabriellae N. leucogenys S. syndactylus

Tabel 1 : Jumlah kromosom Primata Sumber : Keith, S.A. 2005 Oxford Brookes University MSc in Primate Conservation 2.4.9 Nyanyian Siamang kerdil Nyanyian Siamang kerdil tergolong unik karena para jantan dan betina tidak menyanyi bersama, para jantan bernyanyi sebelum memasuki masa kawin untuk menarik perhatian betina, mempertahankan wilayah teritorialnya dan pasangan nya akan pesaing serta sebagai tanda adanya bahaya yang mengancam, (Whitten, 1984b; Geissmann et al., in press). Sedangkan para betina bernyanyi setelah melalui masa kawin biasanya untuk memanggil aanggota kelompoknya.

Sumber Keith, S.A. 2005 Oxford Brookes University MSc in Primate Conservation Bentuk nyanyian siamang kerdil betina terdiri dari nada meninggi dari frekuensi tunggal, Diikuti dengan nyanyian bernada tinggi dengan tempo cepat yang berulang-ulang. Tiap nyanyian terdiri atas tiga elemen yaitu pre-trill, the trill dan post trill. Nyanyian diawali dengan pre trill yaitu nada tunggal panjang denga frekuensi tunggal, lalu diikuti dengan trill elemen dengan nyanyian bertempo cepat dengan waktu 8-12 detik. Sedangkan pada elemen post trill memiliki nada semakin panjang dengan frekuensi menurun dan tempo yang melambat. Keseluruhan waktu nynyian sekali panggilan yang dilakukan siamang kerdil bisa mencapai 25-30 detik.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum lapangan dilaksanakan di Taman Margasatwa Ragunan, berikut : Hari Tanggal Lokasi : Kamis : 19 Mei 2011 : Taman Margasatwa Ragunan, Pasar Mingggu, Jakarta Selatan Jakarta Selatan.

Adapun waktu dan tempat diadakannya pelaksanaan praktikum lapangan ini yaitu sebagai

3.2 Alat dan Bahan Sebagai penunjang dilakukannya pengamatan, maka diperlukan alat alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum lapangan tersebut.Alat-alat yang digunakan dalam pengamatn adalah camera digital dan alat tulis 3.3 Metode Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati secara langsung setiap spesies yangdijadikan sebagai bahan pengamatan. Kemudian dicatatpada worksheetyang telah disediakan. 3.4 Metode Penyusunan Laporan

Laporan disusun berdasarkan data hasil observasi di lapangan dan dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik studi kepustakaan atau literatur, yaitupengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur danmedia lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalamlaporan ini.Diantaranya adalah tentang ciri-ciri morfologi suatu spesies burung danmembandingkan antara spesies yang satu dengan yang lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Mamalia Gajah (Elephas maximus )

Klasifikasi Kingdom Phylum Class Order Family Genus Species SubSpecies : Animalia : Chordata : Mamalia : Proboscidea : Elephantidae :Elephas :Elephas maximus : Elephas maximus

Gajah dewasa memiliki berat antara 3000 - 5000 kg dengan tinggi badan mencapai 2,5 3 m. Kulitnya tebal dan kering dengan warna kulit abu-abu. Gajah sumatera hidup di berbagai tipe hutan, dari hutan dataran rendah dampai dataran tinggi dan suka berada di daerah yang berair seperti sungai dan danau.Gajah bisa berada dalam kelompok yang terdiri dari 8 - 20 ekor gajah dewasa dan diketuai oleh salah satu gajah betina yang paling tua.Gajah memiliki masa kebuntingan selama 18 - 22 bulan dan hanya mengandung satu anak saja pada setiap kehamilannya.Berat 50-120 kg saat dilahirkan dan dapat berdiri dalam beberapa jam setelah dilahirkan. Anak tetap bersama induknya selama 8 tahun. Gajah jantan memiliki gading sedangkan gajah betina gadingnya sangat kecil sehingga hanya menyerupai gigi taring saja.Dalam sehari, gajah sumatera bisa menghabiskan sekitar 250 kg makanan dan 250 liter air atau setara dengan 10% berat badannya. Makanannya berupa buah-buahan, daun-daunan dan tanaman yang masih muda (rumput, tumbuhan rambat dan tunas yang lunak). Gajah Sumatera berhabitat di daerah padang rumput, hutan bamboo dan daerah rawa. Penyebarannya berada di Sumatera.

Jerapah (Girraffa camelopardalis)

Klasifikasi

Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Animalia : Chordata : Mammalia : Artiodactyla : Giraffidae : Giraffa : G. camelopardalis

Morfologi Jerapah adalah binatang tertinggi di planet ini, tingginya bisa mencapai 5,5 meter dengan berat 1.360 kg atau sekitar 20 kali lebih berat dari manusia dewasa. Lidah jerapah panjangnya sekitar 53 cm, dan jerapah mampu berlari sekitar 55 km/jam saat di serang musuh. Jerapah tidur sekitar 1,9 jam per hari. Jerapah berkomonikasi dengan variasi bunyi yang dikeluarkannya. Leher jerapah yang panjang memiliki 7 buah tulang sama jumlahnya dengan tulang leher manusia manusia. Leher yang panjang berfungsi untuk mengambil dedaunan di pepohonan yang tinggi dan juga sebagai bentuk pertahanan diri. Dengan ketinggian sampai 5,5 meter, jerapah bisa melihat dengan jelas areal padang rumput tempat kumpulannya berada. Jika ada musuh seperti singa jerapah bisa melihatnya dan ia akan memberi tanda pada kumpulannya.Ada sembilan subspesies yang membedakan jerapah berdasarkan warna dan variasi pola, tetapi perbedaan itu sangat sedikit.

Habitat hidup jerapah Jerapah hidup di padang safanah di Afrika, mereka tidak suka hidup di hutan yang lebat karena menyulitkan untuk melihat musuhnya. Jerapah hidup bersama-sama dalam satu kawanan, walaupun kawanan datang dan pergi silih berganti karena untuk membentuk kawanan-kawanan lain.

Makanan jerapah Dengan lehernya yang panjang jerapah memakan dedaunan dari pohon-pohon di sekitarnya.Untuk memakan dedaunan, lidah jerapah yang panjangnya sekitar 53 cm sangat membantunya untuk merenggut dedaunan. Daun mengandung kadar air membantu jerapah untuk tidak minum dalam jangka waktu yang lama setelah mereka minum. Jerapah sekali minum bisa mengahabiskan 40 liter air.Saat minum inilah pertahanan diri jerapah lemah karena lehernya lebih rendah sehingga pemangsa lebih mudah menyerang.

Siklus hidup jerapah Jerapah betina melahirkan anaknya setelah hamil sekitar 15 bulan. Anak jerapah lahir dengan berat 68 kg dan tinggi 1,8 meter. Beberapa jam setelah lahir anak jerapah sudah bisa berjalan. Dalam minggu-mingu pertama pertumbuhan anak jerapah bisa satu centimeter perhari. Anak jerapah sangat rentan terhadap pemangsa, hanya sektar 25 -50 % anak jerapah yang bisa tumbuh sampai dewasa.Jerapah bisa hidup sampai 25 tahun di alam liar dan 28 tahun di penangkaran.

Kanguru
Jenis kaki: Digigrad

Kanguru Klasifikasi Kingdom Phylum Kelas Ordo Familia Genus : Animalia : Chordata : Mamalia : Marsupialia : Macropodiae : Macropus

kaki dan ekor

Spesies

: Macropus robustus

- Penyebaran: benua Australia - Habitat: tempat yang linkungannya panas dan kering - Pakan: rumput, semak belukar dan buah - Masa hidup: mencapai umur 25 tahun - Perkembangbiakan: lama kebuntingan 29 hari, biasanya melahirkan satu ekor di dalam kantung induk sampai umur sekitar 3 bulan. Struktur tubuh (morfologi): Kaki : mempunyai kaki 4 buah, mempunyai 2 kaki belakang yang kuat, telapak kakinya yang besar didesain untuk meloncat digunakan untuk berpindah tempat, 2 kaki depan agak pendek dari kaki belakang.

Bulu Ekor

: mempunyai warna bulu dominan abu-abu yang menutupi seluruh : mempunyai ekor yang panjang, tebal dan berbentuk slindris

badannya dan bertekstur halus. meruncing di bagian ujung. Kebiasaan:

Cara makan Cara berjalan

: memakan rerumputan dengan menggunakan mulut dan : melompat-lompat dari tempat satu ke tempat lain

gigi

dengan kaki belakang yang mempunyai otot kekar. Terkadang berjalan jika tempat yang dituju berjarak pendek.
-

Kebiasaan lain/ciri: Pada betina selalu mempunyai kantung di bagian perut yang dapat di tempati oleh anaknya dan dapat membawanya kemanapun saat anak berada dalam kantung induknya.

Beruang madu(Helarctos malayanus)

Klasifikasi Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Mammalia : Carnivora : Ursidae : Helarctos : Herarctos malayanus

Beruang madu atau dalam bahasa latin disebut Helarctos malayanus merupakan spesies (jenis) beruang terkecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang madu (Helarctos malayanus) yang suka menyukai sarang lebah (anak lebah dan madunya) sebagai makanan favoritnya ini merupakan binatang khas (fauna identitas) provinsi Bengkulu. Binatang pemakan madu ini juga menjadi maskot kota Balikpapan. Beruang madu dalam bahasa ilmiah disebut sebagai Helarctos malayanus. Sedangkan dalam bahasa Inggris Malayan Sun Bear atau Sun Bear. Spesies beruang terkecil ini merupakan satwa yang dilindungi dari kepunahan secara International. Oleh IUCN Red List, binatang pemakan lebah dan madu yang pandai memanjat ini dalam status konservasi di kategorikan sebagai Rentan (Vulnerable; VU). Beruang madu (Helarctos malayanus) mempunyai panjang tubuh sekitar 1,4 meter dengan tinggi punggungnya sekitar 70 cm. Beruang madu dewasa mempunyai berat tubuh antara 50-65 kg. Dengan ukuran tubuh ini, menjadikan Beruang madu sebagai beruang terkecil diantara jenis-jenis beruang lainnya yang terdapat di dunia. Beruang madu berwarna hitam, dengan bulu yang keputih-putihan atau kuning yang berbentuk V di dadanya. Moncongnya berwarna lebih cerah dari warna dadanya. Beruang madu mempunyai kuku yang panjang-panjang dan terdiri dari masing-masing lima pada sepasang kaki depan dan belakang. Kaki depannya menghadap ke dalam dan tapaknya licin. Dengan kukunya dan bentuk kakinya inilah Beruang madu mampu memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah.

Dalam kondisi liar, usia hidup spesies beruang terkecil ini tak diketahui. Sedangkan dalam kurungan, beruang bernama latin Helarctos malayanus ini mencapai umur 28 tahun. Binatang pemakan madu ini mampu bereproduksi sepanjang tahun. Beruang madu mengandung selama 96 hari, dan menyusu selama 18 bulan. Mencapai kematangan seksual setelah berumur 3-4 tahun. Habitat dan Makanan, beruang madu hidup di hutan-hutan dataran rendah, hutan perbukitan, dan perbukitan atas sampai ketinggian 1.500 meter. Penyebarannya mulai dari Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, Beruang madu terdapat di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Beruang madu walaupun termasuk ke dalam ordo karnivora (pemakan daging) tetapi bersifat omnivora (pemakan segala), antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam hutan, buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuk palem. Makanan yang paling disukainya ialah sarang lebah (anak beserta madunya), oleh karena itulah binatang ini disebut beruang madu. Caranya seekor beruang memangsa sebuah sarang madu, ialah dengan memasukkan kukukuku kaki depannya ke dalam sebuah sarang yang sudah ada madunya, lalu menjilat madu beserta anak lebah itu dari dalamnya. Kegiatan mencari makan dilakukan pada malam hari.

Kalong( Pteropus vampyrus )

Klasifikasi Kingdom : Animalia

Phylum Class Ordo Familia Genus Species

: Chordata : Mamalia : Chiroptera : Pteropodidae : Pteropus : Pteropus vampylus

Kelelawar adalah mamalia yang dapat terbang yang berasal dari ordoChiroptera dengan kedua kaki depan yang berkembang menjadi sayap.Hanya ada sedikit hewan yang sangat tergantung pada terbang dan bergerak seperti kelelawar. Walaupun burung dan serangga juga terbang mereka dapat berjalan kalau perlu. tapi anggota tubuh dan kaki kelelawar tidak cock untuk berjalan. Artinya mereka juga tidak dapat berdiri dengan baik. Jadi kelelawar perlu bertengger, cara termudah baginya adalah bergantung, dangan kepala di bawah. Kelelawar melakukan banyak hal yang sangat luar biasa. Kelelawar adalah mamalia satu-satunya yang dapat terbang. Anak-anaknya lahir dalam keadaan hidup dan minum susu induknya. ketika anak-anaknya masih sangat kecil, induknya membawa mereka ketika berburu. Kelelawar adalah nokturnal, artinya mereka aktif pada waktu malam dan tidur pada siang hari. Karena mereka harus berburu makanan, kau mungkin membayangkam betapa hebatnya penglihatan mereka. Tapi sebenarnya kelelawar tidak bergantung pada matanya untuk bergerak kemanamana. Ketika kelelawar terbang, mereka mengeluarkan suara- suara tinggi. Suara-suara ini terlalu tinggi untuk dapat tertangkapmoleh telinga manusia. Gema suara ini dipantulkan kembali ke kelelawar dalam penerbangannya. Kelelawar dapat mengetahui apakah gema itu datang dari rintangan didekatnya atau dari tempat yang ajuh, dan dapat mengubah arahnya untuk menghindari membentur rintangan. Kebanyakan orang mengira semua kelelawar bertingkah laku sama, tapi karena ada ratusan jenis kelelawar yang berbeda, kau dapat melihat mengapa hal ini tidak demikian adanya. Ada kelelawar yang rentang sayapnya 15 cm- dan ada kelelawar yang rentang sayapnya 1.8 meter.Lain lain Struktur tubuh (morfologi):

Kaki

: mempunyai kaki 2 buah dengan jari kaki yang kecil dan kuat dapat

menopang tubuhnya saat menggelantung. Membri anterius memanjang, begitu pula jari tangan kedua sampai dengan kelima, di antara jari-jari itu ada lipatan

kulit yang dipakai untuk terbang dengan menggerakkannya seperti sayap pada burung .

Bulu

: mempunyai bulu berwarna hitam. Diantara kedua lengannya terdapat

sayap yang lebar tipis digunakan untuk terbang. Mata : memiliki mata yang besar dan bulat.

Kebiasaan: Cara makan : jari tangannya digunakan utnuk memegang makanan saat ia menggelantung di atas.Mempunyai gigi-gigi runcing.

Cara berjalan : pada saat bergelantungan di atas, terkadang ia tidak langsung terbang. Berpindah tempat dengan menggunakan kakinya yang mencengkram dan menggeserkan badannya dibantu dengan jari tangannya.

Dendogram Mamalia

Dendogram diatas dibuat bertujuan untuk mencari hubungan kekerabatan antar mamalia yang ada di kebun binatang ragunan. Mamalia yang dicari hubungan kekerabatanya adalah gajah (Elephans maximus), jerapah (Giraffa camelopardalis), kangguru (M. robustrus), beruang madu (H.malayanus), dan kalong (Pteropus vampyrus). Dendogram menggunakan

metode spearman coeffisien, yaitu menggunakan sistem kesamaan sifat. Semakin banyak sifat yang sama dimiliki oleh suatu individu, maka semakin dekat kekerabatannya, dengan menganggap semua bobot variabel yang ada adalah sama. Variabel yang diamati adalah warna bulu, warna moncong, ada tidaknya ekor, modifikasi maxilla, dan keberadaan kantung pada perut. Cara bacanya adalah dengan melihat angka penunuk garis pada tiap spesies. Semakin mendekati angka 1, maka berarti hubungan kekerabatanya semakin dekat. Berdasarkan dendogram diatas, hubungan kekerabatan paling dekat dimiliki oleh gajah (E. maximus) dan jerapah (G.camelopardalis) dengan nilai kesamaan 0,393. Berikutnya yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah antara E. maximus dengan M. robostrus dengan indeks kesamaan 0.295 selanjutnya yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah dengan ), beruang madu (H. malayanus). Sedangkan hubungan kekerabatan yang paling jauh dimiliki oleh kalong (Pteropus vampyrus), dikarenakan angsa hitam tidak memilikiekor, sementara ke4 mamalia yang lain memiliki ekor. 4.2 AVES TERESTRIAL Burung Blekok (Ardeola speciosa) Klasifikasi Kingdom Phylum Kelas Ordo Famili Genus Species : Animalia : Chordata : Aves : Ciconiiformes : Ardeidae : Ardeola : Ardeola speciosa

Struktur morfologi : Warna lehernya coklat keemasan, paruh panjang. Tubuhnya berwarna putih,kakinya berwarna kuning jumlah digitanya empat hingga delapan.Tubuh berukuran kecil (45 cm), bersayap putih serta cokelat bercoret-coret. Iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau buram serta mempunyai palebra.Pada waktu bereproduksi kepala dan dada kuning tua, punggung nyaris hitam, tubuh bagian atas lainnya cokelat becoret-coret, tubuh bagian

bawah putih, ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan punggung yang gelap . Pada saat remaja: Coklat bercoret-coret. Biasanya burung ini hidup sendirian atau dalam kelompok tersebar, berdiri diam-diam dengan tubuh pada posisi rendah dan kepala ditarik kembali sambil menunnggu mangsa. Setiap sore terbang dengan kepakan sayap perlahan-lahan, berpasangan atau bertigaan, beramai-ramai menuju tempat istirahat. Musim kawin berlangsung bulanDesember Mei dan Januari-Agustus.Habitatnya sawah, rawa, daerah berair,tambak dan mangrove.Penyebaran global terdapat disemenanjung Malaysa, Indocina, Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sulawesi

Burung tekukur (Streptopelia chinensis)

Klasifikasi Kerajaan Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Streptopelia : S. Chinensis

Struktur morfologi : Burung tekukur memilki leher dengan spot berwarna hitam. Badannya berwarna coklat dengan sayap berwarna hitam. Ekstrimitas posterior berwarna merah. Burung ini termasuk pemakan biji. Tekukur afrika (C. amhestie)

Filum Kelas Ordo Famili Klasifikasi Kerajaan : Animalia Genus Spesies

: Chordata : Aves : Columbiformes : Columbidae : Crysalophus : C. Amhestie

Struktur morfologi : Warna tubuhnya hitam dengan garis kuning,jenis paruh seperti burung pemakan buah dan biji.paltebranya bergerak dari inferior ke superior. Lubang hidungnya berada di sisi tubuh dan pada kepalanya terdapat bintik-bintik hitam.Burung tekukur memiliki kemampuan menakjubkan karena dapat menyimpan telur di dalam tubuhnya selama lebih dari 24 jam agar anaknya menetas lebih cepat.

Merak hijau (Pavo muticus)

Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Galliformes : Phasianidae : Pavo :Pavo muticus

Struktur morfologi : Pada mahkotanya berwarna hiaju toska dan hitam.Kepalanya berwarna kuning, hijau tosca dan lingkarmata berwarna biru muda. Bulu leher berwarna hijau.Badannya berwarna hijau dan biru pada sayap bawah berwarna kuning.Kakinya berjumlah 4 ,3 berada di depan, 1 berada di belakang.Selaput kakinya pendek.Merak merupakan jenis burung yang indah dan helita, mempunyai ukuran yang besar dengan kaki yang panjang dan ramping. Merak jantan mempunyai bulu ekor panjang yang sangat indah dan dapat direntangkan seperti kipas raksasa. Kalau pada saat musim kawin merak jantan sering memperagakan penutup ekornya untuk menarik sang betina.Tidur di atas pohon gundul yang tinggi di malam hari.Makanannya berupa biji rumput, padi, dedaunan, rayap, belalang, dan reptil kecil.

Klasifikasi Kerajaan Nuri Merah Punggung Kuning (Lorius garrulous) Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Aves : Psittaciformes : Psittacidae : Lorius : Lorius garrulus

Struktur morfologi : Badannya berwarna merah, kedua sayap hijau dengan warna kuning pada lipatannya. Suara pada saat terbang seringkali dikeluarkan, tersendiri, keras, sengau, ringkikanyang gemetar.Kebiasaannya asanya berpasangan, adakalanya dalam kelompok besar hingga 10 ekor di pohonpakan. Dendogram aves terrestrial

Dendogram diatas dibuat untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara aves terrestrial yang kami amati, diantaranya Burung Blekok (Ardeola speciosa), Burung tekukur (Streptopelia chinensis). Tekukur afrika (Crysalophus amhestie), Nuri Merah Punggung Kuning (Lorius garrulous)dan burung merak hijau (Pavo muticus) . Hubungan kekerabatan dicari menggunakan program MVSP, dengan menggunakan metode spearman coefficient, yaitu dengan menggunakan indeks kesamaan yang dimiliki tiap individu terhadap variable yang dimiliki, cara membaca dendogram diatas adalah dengan melihat nilai indeks keragaman yang tertera pada bagian bawah garis penunjuk hubungan kekerabatan spesies.

Indeks keragaman terbesar dimiliki oleh Nuri Merah Punggung Kuning (Lorius garrulous) dan ). Tekukur afrika (Crysalophus amhestie), dengan perolehan nilai indeks sebesar 0,537. Hal ini menandakan bahwa nuri punggung kuning memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan burung tekukur afrika, dilihat dari ukuran dan bentuk tubuh serta bentuk parunya yang hamper serupa. Kemudian aves yang memiliki hubungan kekerabatan terdekat denga kedua jenis tersebut adalah Burung tekukur (Streptopelia chinensis).dengan nilai indeks keragaman yang dmiliki adalah sebesar 0,343. Selanjutnya yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan ketiga jenis tersebut adalah burung merak hijau (Pavo muticus). Dengan nilai indeks keragaman yang dimilki adalah sebesar 0,227 dilihat dari cirri morfologi nya, burung merak hijau memiliki kesamaan bentuk paruhnya, jumlah digiti pada kaki dengan burung nuri merah punggung kuning, burung tekukur afrika, burung tekukur, sedangkan nilai indeks keragaman yang paling jauh dimiliki oleh burung blekok (Ardeola speciosa), hal ini menandakan bahwa burung blekok memiliki hubungan kekerabatan yang jauh dengan keempat jenis burung lainya. dilihat berdasarkan karakter morfologi dari bentuk paruh, jumlah digiti pada kaki, warna bulu pada tubuh, keberadaan jambul, dan jenis pakan.

4.3 AVES AKUATIK

PELIKAN (Pelecanus conspilatus) NO. 1 GAMBAR DATA INDIVIDU Waktu pengamatan : Kamis, 19 Mei 2011 08.14 WIB Lokasi pengamatan: Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan (Kandang Pelikan) 2 Jumlah Individu : > 10 Klasifikasi Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Pelecaniformes Famili: Pelecanidae Rafinesque, 1815 Genus: Pelecanus Linnaeus, 1758

Morfologi Memiliki warna bulu tubuh yang didominasi oleh warna putih, Terdapat bulu yang berwarna hitam yang menutupi sebagian sayap,

Memiliki paruh yang panjang, kuat, dan memiliki kantung yang berfungsi Terdapat Makanan oleh alami untuk makanan seperti yang pelikan pada menyimpan sementara. paruh. dikonsumsi dibuat kandang semi

pengait pada bagian ujung

adalah ikan. Pada habitat yang pelikan makanan

diberikan oleh petugas. Namun sebenarnya cara makan dari burung ini adalah dengan membenamkan kepalanya dan

menangkap mangsanya. Memiliki sepasang kaki yang memiliki dan selaput untuk silinder. berenang. Berwarna abu abu berbentuk Terdapat kuku atau zakar pada ujung-ujung digiti-nya. Mangsa dimasukan kedalam selaput yang berbentuk seperti kantung pada bagian mandibula sementara waktu baru dimakan.

Pada wajah terdapat cincin berwarna kuning yang berada di dekat mata. Mata pelikan memiliki inferior. palpebra yang bergerak dari superior menuju

ANGSA HITAM / BLACK SWAN (Cygnus atratus) NO. 1 GAMBAR DATA INDIVIDU Waktu pengamatan : Kamis, 19 Mei 2011 09.10 WIB Lokasi pengamatan: Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan (Kandang Pelikan) Jumlah Individu : 2

Klasifikasi Klasifikasi ilmiah Kerajaan:Animalia Filum: Chordata

Kelas: Aves Ordo: Anseriformes Famili: Anatidae Genus: Cygnus Spesies: C. atratus

Morfologi Memiliki warna bulu tubuh yang didominasi oleh warna hitam Memiliki paruh yang pendek pipih, saringan berfungsi kuat, dan memiliki yang menyaring didalamnya untuk

lumpur saat makan agar lumpur terpisah dengan makanannya dan tidak ikut termakan. Paruh pada angsa hitam berwarna merah. Makanan yang dikonsumsi oleh angsa hitam adalah sayur sayuran, biji bijian dan cacing.

Pada wajah terdapat cincin berwarna merah yang berada mengitari mata. Mata mata dari angsa hitam memiliki palpebra yang bergerak dari superior menuju inferior Terdapat bulu yang berwarna putih yang terda[at pada bagian bawah sayap,akan terlihat jelas apabila sayapnya. Memiliki sepasang kaki yang memiliki selaput untuk angsa mengepakan

berenang. Berwarna abu abu pekat dan berbentuk silinder Adapun sayapnya kebiasaan saat daripada di jenis aves ini yaitu mengepakan berenang permukaan air lalu dibersihkan dengan menggunakan paruhnya seolah-olah sedang menyisir bulu-bulunya

BURUNG FLAMINGO (Phoenicopterus. sp) NO. 1 GAMBAR DATA INDIVIDU Waktu pengamatan : Kamis, 19 Mei 2011 14.35 WIB Lokasi pengamatan: Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan (Kandang Flamingo) Jumlah Individu : 2 Klasifikasi Kingdom : Animalia

Filum Kelas

: Chordata : Aves

Interkelas : Neograthae Ordo Famili Genus Spesies : Phoenicopteriformes : Phoenocopteridae : Phoenicopterus : Phoenicopterus sp.

3 Morfologi Memiliki warna bulu tubuh yang didominasi oleh warna merah muda atau pink Memiliki paruh yang pendek, kuat, dan memiliki saringan didalamnya yang berfungsi untuk menyaring lumpur saat makan agar lumpur terpisah dengan makanannya dan tidak ikut termakan. Makanan yang dikonsumsi oleh Flamingo adalah ikan kecil, udang, dan dapat pula mengkonsumsi sayuran. Pada wajah terdapat cincin yang berada mengitari mata. Mata mata dari flamingo memiliki palpebra yang bergerak dari superior menuju inferior Terdapat bulu yang berwarna lebih muda yang terdapat pada bagian sayap dibandingkan dengan warna bulu pada leher sampai kepalanya Memiliki sepasang kaki yang memiliki selaput untuk berenang dan berbentuk silinder sejenis sayur

BURUNG BANGAU TONG TONG (Leptoptilos javanicus)

NO. 1

GAMBAR

DATA INDIVIDU Waktu pengamatan : Kamis, 19 Mai 2011 14.50 WIB Lokasi pengamatan: Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan (Kandang Bangau) Jumlah Individu : 2

Klasifikasi Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Order: Family: Genus: Species: Aves Ciconiiformes Ciconiidae Leptoptilos L. javanicus

Morfologi Memiliki warna bulu tubuh yang didominasi oleh warna hitam pada bagian dorsal atau punggungnya dan bulu warna putih pada bagian ventral atau perut dan dadanya, pada bagian leher dan kepala tidak ditumbuhi bulu atau dapat diakatakan botak. Pada bagian kepalanya terdapat semacam bagian tubuh yang keras. Memiliki paruh yang panjang, kuat, bahkan dapat menimbulkan suara yang cukup keras apabila antara kedua paruh bangau saat beradu. tong kadal, Makanan yang dikonsumsi oleh bangau tong adalah ikan, serangga, tikus, burung muda,

bahkan bangkai. Iris mata bangau tong tong memiliki warna abu abu dan memiliki palpebra yang bergerak dari superior menuju inferior Memiliki sepasang kaki yang panjang memiliki selaput untuk berenang. Berwarna abu abu dan berbentuk silinder

ss ELANG LAUT PERUT PUTIH (Haliaeetus leucogaster) NO. 1 GAMBAR DATA INDIVIDU Waktu pengamatan : Kamis,19 Mei 2011 15.16 WIB Lokasi pengamatan: Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan (Kandang Elang Laut) Jumlah Individu :

2 Klasifikasi Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies leucogaster : Chordata : Aves : Falconiformes : Accipitidae : Haliaeetus : Haliaeetus Sub filum : Vertebrata

Morfologi Memiliki warna bulu tubuh yang didominasi oleh warna hitam pada bagian dorsal atau punggungnya dan bulu warna putih pada bagian ventral atau perut, dada, leher serta kepalanya. Memiliki paruh yang pendek, kuat dan tajam untuk memakan daging. Iris mata elang laut memiliki warna cokelat dan memiliki palpebra yang bergerak dari superior menuju inferior Memiliki sepasang kaki yang kuat tanpa selaput untuk berenang dan memiliki cakar yang besar dan kuat untuk mencengkram abu abu. mangsa. Kaki, kuku dan paruhnya berwarna

Dendogram Aves Aquatik

Dendogram diatas dibuat bertujuan untuk mencari hubungn kekerabatan antara aves akuatik yang ada di kebun binatang ragunan. Aves akuatik yang dicari hubungan kekerabatanya adalah burung pelikan (Pelecanus conspilatus), angsa hitam (Cygnus atratus), burung flaminggo (Phoenicopterus. sp), Burung Bangau Tong Tong (Leptoptilos Javanicus), Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster). Dendogram menggunakan metode jackcards coeffisien, yaitu menggunakan sistem kesamaan sifat. Semakin banyak sifat yang sama dimiliki oleh suatu individu, maka semakin dekat kekerabatannya, dengan menganggap semua bobot variabel yang ada adalah sama. Variabel yang diamati adalah seperti ada tidaknya cincin mata, warna bulu badan, panjang pendeknya leher, ada tidaknya selaput renang, keberadaaan cakar, keberadaan kantung pada paruh, panjang pendeknya kaki. Cara bacanya adalah dengan melihat angka penunuk garis pada tiap spesies. Semakin mendekati angka 1, maka berarti hubungan kekerabatanya semakin dekat. Berdasarkan dendogram diatas, hubungan kekerabatan paling dekat dimiliki oleh Burung bangau tongtong(Leptoptilos Javanicus) dan burung flaminggo (Phoenicopterus. sp). dengan nilai kesamaan 0,80. Berikutnya yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah antara burung bangau ton-tong dengan burung pelikan dengan indeks kesamaan 0,68 . selanjutnya yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat adalah dengan ), Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster). Sedangkan hubungan kekerabatan yang paling jauh dimiliki oleh angsa hitam, dikarenakan angsa hitam tidak memiliki aruh panjang dan tajam, sementara ke4 aves akuatik yang lain memiliki paruh panjan, dan tajam , dengan warna bulu pada tubuh cerah.

4.4 Primata Pengamatan Morfologi : Bentuk memiliki berjalan tubuh memanjang, kaki memiliki yang tangan bisa yang

kelenjar mammae, tidak memiliki ekor, sepasang dan digunakan untuk melompat dan terkadang sepasang digunakan untuk memanjat dan berpindah pindah dari satu ranting pohon ke yang lain, dengan panjang tangan melebihi ukuran tinggi tubuhnya. Bentuk kepalanya kecil, Mata, hidung dengan lingkaran kuku dan baik, disekitar yang telinga terdapat mata, tajam, berkembang semacam

mamiliki seretan gigi, terdapat 4 gigi taring.Memiliki diadaptasikan untuk makan buah.Memiliki kuku yang dilapisi kutikula. Memiliki lima Hylobaates klosii (Siamang kerdil) Siamang Kerdil atau Bilou atau Klosss Gibbon atau Hylobates klosii, memiliki ukuran tubuh relatif kecil.Sekujur tubuh bilou jantan, betina dan anak dipenuhi oleh rambut berwarna hitam, kecuali bagian muka, telapak tangan dan kaki tidak berambut dan berwarna putih keabuan. buah digiti pada tangan primata kerdil dan kaki. Frekuensi siamang kerdil yang ada di pintu gerbang buah, pusat Siamang Schmutzer akan berjumlah 3 individu. Makanannya berupa terkenal nyanyian merdunya. Ia bernyanyi untuk menarik perhatian sang betina, dan untuk menandakan teritorialnya.

Aktivitas dan Perilaku: 11.00-11.30 11.30-12.00 12.00-12.30 12.30-13.00 : Makan (feeding) : Berpindah-pindah (Moving) : Berpindah-pindah sambil bernyanyi (Moving) : Istirahat (resting)

Siamang kerdil merupakan hewan diurnal, yakni hewan yang aktif pada siang dan sore hari.Siamng kerdil memiliki waktu makan 3 kali sehari yaitu pukul 9 pagi, 11 siang, dan jam 5 sore.Pakanan utama nya adalah buah-buahan, namun dihabitat aslinya, seringkali siamang kerdil memakan serangga kecil dalam jumlah sedikit. Menurut pengamatan, dari ketiga individu yang berada dalam tempat kaca kandang siamang kerdil tersebut, tidak ada interaksi yang berarti antara Ketiga individu tersebut. Selama 2 jam pengamatan, Siamang kerdil berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat lain menggunakan akar gantung yang dan memanfaatan tanganya untuk berpegangan, tangan nya yang berukuran hampir dua kali panjang tubuhnya mempermudah siamang kerdil untuk menjangkau akar gantung dengan jarak jauh sekalipun, selain itu, berdasarkan pengamatan, Siamang kerdil juga cukup agresif. Dilihat dari interaksi antara manusia yang sedang mengamati kandangnya, siamang tersebut langsung mendekat dan membuka mulutnya, dan menunjukkan mulutnya, sehingga bisa terlihat keempat taring nya yang tajam, yang cukup untuk membuat takut para wisatawan.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Koleksi mamalia di Taman Margasatwa Ragunan sangat bervariasi. 2. Setiap spesies mamalia memiliki karakter khusus yang membedakannya dengan spesies lain. 3. Dilihat karakter yang dimiliki ada beberapa hewan yang memiliki kekerabatan yang cukup dekat.
4. Setiap organ tubuh khas yang dimiliki oleh spesies tertentu memiliki fungsi

tertentu sesuai dengan aktivitas tubuhnya. 5. Jerapah dan gajah memiliki hubungan kekerabatan paling dekat. 6. Gajah dan kalong memiliki hubungan kekerabatan paling jauh. 7. Semakin tinggi tingkat perkembangannya maka akan semakin kompleks variasi yang dimiliki. 8. Semakin kecil indeks koefisiennya maka kesamaan antar hewan-hewan tersebut semakin mirip atau dengan kata lain hubungan kekerabatannya semakin dekat. 9. Burung air adalah jenis burung yang seluruh hidupnya brkaitan dengan daerah perairan 10. Burung pelikan adalah burung air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae.
11. Flamingo adalah spesies burung berkaki jenjang yang hidup berkelompok. Mereka

berasal dari genus Phoenicopterus dan familia Phoenicopteridae


12. Haliaeetus leucogaster ditemukan diseluruh daerah, berputar-putar sendirian atau

berkelompok. Mengunjungi pesisir, sungai, rawa-rawa, dan danau sampai deengan ketinggian 3000 m. 13. Semakin mendekati angka 1, maka berarti hubungan kekerabatanya semakin dekat. 14. Variabel yang diamati adalah seperti ada tidaknya cincin mata, warna bulu badan, panjang pendeknya leher, ada tidaknya selaput renang, keberadaaan cakar, keberadaan kantung pada paruh, panjang pendeknya kaki.

15. Hubungan kekerabatan paling dekat dimiliki oleh Burung bangau tong-

tong(Leptoptilos Javanicus) dan burung flaminggo (Phoenicopterus. sp). dengan nilai kesamaan 0,80 16. hubungan kekerabatan yaang paling dekat berikut nya adalah burung bangau tontong dengan burung pelikan dengan indeks kesamaan 0,68 . 17. hubungan kekerabatan yang paling jauh dimiliki oleh angsa hitam, dikarenakan angsa hitam tidak memiliki aruh panjang dan tajam, sementara ke4 aves akuatik yang lain memiliki paruh panjan, dan tajam , dengan warna bulu pada tubuh cerah.
18. Ciri Morfologi Burung Blekok

(Ardeola speciosa) Warna lehernya coklat

keemasan, paruh panjang. Tubuhnya berwarna putih,kakinya berwarna kuning


19. Ciri morfologi Burung tekukur (Streptopelia chinensis) adalah memilki leher

dengan spot berwarna hitam. Badannya berwarna coklat dengan sayap berwarna hitam.
20. Cirri morfologi burung tekukur afrika(C. amhestie) adalah Warna tubuhnya hitam

dengan garis kuning,jenis paruh seperti burung pemakan buah dan biji.paltebranya bergerak dari inferior ke superior
21. Ciri morfologi burung Merak hijau (Pavo muticus) adalah memiliki mahkota

berwarna hiaju toska dan hitam.Kepalanya berwarna kuning, hijau tosca dan lingkarmata berwarna biru muda
22. Ciri morfologi burung Nuri Merah Punggung Kuning (Lorius garrulous)

Badannya berwarna merah, kedua sayap hijau dengan warna kuning pada lipatannya. bersuara keras pada saat terbang 23. Nuri punggung kuning memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan burung tekukur afrika
24. Burung tekukur (Streptopelia chinensis).memiliki hubungan kekerabatan yang

dekat dengan jenis burung nuri punggung kuning dan tekukur afrika.
25. Hubungan kekerabatan paling jauh dimiliki oleh burung blekok (Ardeola

speciosa) dengan keempat jenis burung lainya, dilihat berdasarkan kesamaan cirri dan morfologi yang dimiliki.
26. Siamang kerdil adalah jenis kera tidak berekor dan mempunyai kepala yang

kecil,bulat,

hidung

tidak menonjol, rahang kecil dan pendek serta tidak

menonjol. Seluruh tubuhnya ditutupi rambut tebal dan halus berwarna hitam pekat
27. Secara morfologi, siamang kerdil (Hylobates klosii) sangat berbeda dengan

siamang lebih dekat ke jenis owa (Hylobates syndactylus).

28. Siamang kerdil merupakan hewan endemik di Kepulauan Mentawai 29. Siamang kerdil memiliki hubungan kekerabatan terdekat dengan owa jawa dan

kelewat
30. Pakan utama Siamang kerdil adalah buah-buahan, dan terkadang insecta kecil.

31. Siamang kerdil terkenal akan nyanyianya yang merdu untuk menarik perhatian jantan maupun menguasai wilayah teritorinya 32. Siamang kerdil merupakan hewan diurnal (aktif pada siang dan sore hari)
33. Siamang kerdil hidup pada habitat hutan hujan tropis, hutan semi deciduous

(menggugurkan daun pada musim kemarau), dan hutan pegunungan.


34. Siamang kerdil tergolong cukup agresif.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Laporan Struktur Hewan Sistem Rangka. Htttp marinebiologi.blogspot.com (diakses 24 Mei 2010). Alikodra,H.S. 2002. Pengelolaan satwa liar.Jilid 1. Yayasan Penerbit. Fakultas Kehutanan IPB. xxi + 366 hal. Artawan, I Ketut,dkk. Buku Ajar Zoologi Invertebrata dan Vertebrata. Singaraja: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha Bawa, Wayan, dkk. 1998. Lambar Kerja Mahasiswa (LKM) Zoologi Vertebrata. Singaraja: Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP Singaraja Bawean, Java Sea, With Recorders of Three Species New To The Island. The Raffles Bulletin of Zoology 2004 52(2): 647-651. Bismark, M. 2006. Populasi Primata Endemik Mentawai di Kompleks Hutan Desa Tiniti Siberut Utara. Laporan Penelitian. C.I. Jakarta. Beruang madu Helactos malayanus , kumpulan Informasi menarik Tentang Beruang Terkecil di Dunia. Diterbitkan oleh Badan Pengelola Hutan Lindung Sungai Wain Yayasan Peduli Hutan. Cupper, J. & Cupper, L. (1980). Hawks in Focus.Jaclin Enterprises, Victoria. Ferguson-Less,J. And D. A. Christie. 2001. Raptors of the world. New York; Houghton Miffin.

Geissmann, T. and Nijman, V. 2006. Calling in wild silvery gibbons (Hylobates moloch) in Java (Indonesia): behavior, phylogeny, and conservation. American Journal of Primatology.68:119. Harianto et al. 2009.Buku Informasi Burung Pemangsa [Raptor] di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.Cianjur. H.R.L. Lerner, D.P. Mindell, 2005. Phylogeny of eagles, Old World vultures, and other Accipitridae based on nuclear and mitochondrial DNA. Molecular Phylogenetics and Evolution 37 (2005) 327346. Hollands, D. (1984). Eagles, Hawks and Falcons of Australia.Reed Press. IPB. 2006.Siberut Conservation Program.Research,Nature Conservation and Local Economy Perspectives on Siberut. Report, Institute of Research and Community Empowerment. Keith, S.A. 2005. Vocal Diversity Of Female Klosss Gibbons (Hylobates Klossii) In The Mentawai Islands, Indonesia.Oxford Brookes University Msc In Primate Conservation. MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. 2000. Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. LIPI/BirdLife-Indonesian Programme, Bogor: xviii + 505 hlmn Paiyne, J, C, M. Francis , K. Philips, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam. Prawiradilaga, Dewi M. dkk. 2003. Panduan Survey Lapangan dan Pemantauan Burung Pemangsa. Biodiversity Conservation Project, JICA Purwanto, AA. 2007. Laporan Pengamatan Perilaku Elang Laut Perut Putih Haliaeetus leucogaster Gmelin, 1788 di Pulau Yu, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.International Animal Rescue Indonesia. Tidak di Publikasi

Tenaza, R.R. 1987. The status of primates and their habitats in the Pagai Islands, Indonesia. Primate Conservation 8:104110. Whittaker, D.J. 2005b. Evolutionary genetics of Klosss gibbons (Hylobates klossii): systematics,phylogeography, and conservation. (unpubl. Ph.D. thesis, The CityUniversity of New York). WWF (2001) Mentawai Islands Rain Forests. Retrieved on 8th October 2005 from World Wide Web: www.worldwildlife.org

You might also like