You are on page 1of 18

DEPARTEMEN KEUANGAN

KEBIJAKAN FISKAL, MONETER, & SEKTOR RIIL DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN INDONESIA

JAKARTA, 31 JANUARI 2008


1

PENDAHULUAN
Pemerintah telah berkomitmen untuk terus mengurangi tingkat

kemiskinan Indonesia, dari 17,75% pada tahun 2007 menjadi 8,2% pada 2009 (target RPJM) terbatasnya akses.

Kemiskinan diukur dari tingkat pendapatan nominal, dan/atau Kemiskinan disertai dengan ketidakmerataan:

Ada ketimpangan dalam distribusi program pada wilayahwilayah Indonesia. Pada tahun 2007 masih ada sekitar 8.000 desa yang belum pernah tersentuh pembangunan.

Oleh karena itu, kebijakan yang diambil adalah peningkatan

pendapatan/kesejahteraan masyarakat dan peningkatan akses bagi penduduk miskin. pemerataan (growth with equity) atau pertumbuhan yang pro poor
2

Strategi pembangunan yang dilakukan: pertumbuhan dengan

ARAH KEBIJAKAN TAHUN 2008


Mulai tahun 2007, Pemerintah melakukan kebijakan pergeseran belanja

barang ke belanja modal dan bantuan sosial untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi: growth with equity.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2007: 6,3%. Tahun 2008, ditargetkan

terjadi percepatan pertumbuhan, sehingga secara bertahap akan mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan.
Upaya mengurangi/mengentaskan masyarakat miskin akan dipercepat

melalui program-program Gerakan Pembangunan Masyarakat, yaitu memperluas akses pelayanan dasar bagi masyarakat miskin, khususnya yang berada di daerah-daerah terpencil, menjaga stabilitas dan ketersediaan bahan pokok, serta membangun sistem jaminan sosial bagi masyarakat miskin.
3

Konsumsi Masyarakat Desa dan Kota


(Menunjukkan Pertumbuhan yang Pro Poor)

Desil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

Maret 2006 110.165 148.240 175.358 200.767 228.247 259.642 297.806 349.001 434.726 806.120 300.921

Maret 2007 175.227 208.729 237.918 264.269 289.546 299.521 330.056 379.280 432.868 618.419 338.385

Peningkatan (%) 59,06 40,80 35,68 31,63 26,86 15,36 10,83 8,68 -0,43 -23,28 12,45
4

Sumber : SUSENAS - BPS

DAYA BELI MASYARAKAT TERUS MENINGKAT

Konsumsi Masyarakat Desa dan Kota


(Menunjukkan Pertumbuhan yang Pro Poor)

Desil 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total

Maret 2006 110.165 148.240 175.358 200.767 228.247 259.642 297.806 349.001 434.726 806.120 300.921

Maret 2007 175.227 208.729 237.918 264.269 289.546 299.521 330.056 379.280 432.868 618.419 338.385

Peningkatan (%) 59,06 40,80 35,68 31,63 26,86 15,36 10,83 8,68 -0,43 -23,28 12,45

Konsumsi Per Kapita Riil meningkat (SUSENAS 20052007). Gaji Minimum PNS Golongan I naik dari Rp700 ribu (2005). menjadi Rp1,3 juta (2007). Upah rill petani tidak turun. Inflasi stabil.
5

Sumber : SUSENAS - BPS

A n g g ara n P ro g ra m K em is k in an
2008 2007
Tahun

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (%)

58 51
Tahun

2007 2006 2005 15,97

16,58 17,75

2006 2005 2004 0 10 20 30


Triliun Rupiah

42 23 28 40 50 60

2004 2003 2002 2001 2000 14 15 16 17

16,66 17,42 18,2 18,41 19,14 18 19 20

Anggaran untuk Program Pengentasan Kemiskinan

dalam APBN dari tahun ke tahun selalu meningkat. Namun penurunan kemiskinan dirasa belum optimal
6

PERMASALAHAN DALAM PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN


Program-program pemberdayaan masyarakat dan pengentasan

kemiskinan tersebar di beberapa departemen/lembaga: Kurang terkoordinasi; Biaya operasional secara kumulatif tinggi; Indikator pengukur kemiskinan, termasuk data penduduk miskin berbeda-beda sehingga menimbulkan kesulitan dalam membandingkan efektifitasnya. porsi anggaran yang menyentuh masyarakat miskin optimal

Memerlukan pengarusutamaan (mainstreaming) anggaran agar Memerlukan dukungan semua pihak: pemerintah pusat dan

daerah, serta masyarakat

KEBIJAKAN APBN PRO POOR 2008


Dengan dana yang terbatas, perbaikan kesejahteraan dan daya beli masyarakat luas terutama kelompok miskin akan terus dilakukan. Program bantuan pendidikan, asuransi kesehatan miskin, subsidi beras, dan berbagai subsidi dan bantuan bagi kelompok petani, nelayan, dan usaha kecil dan koperasi akan tetap dilanjutkan. Komponen: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat BOS dan Askeskin Subsidi Pangan (Raskin) Program Kredit Usaha Rakyat dan Program Penjaminan UKM. Subsidi bunga RSS dan Rusunami
8

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Mengharmonisasikan dan mengintegrasikan seluruh program pemberdayaan masyarakat yang berada di berbagai departemen, Menggunakan data dasar kemiskinan yang seragam, Menetapkan target nasional secara bersama (common National targeting): proses penetapan lokasi target satu pintu. setiap lokasi menerima paket yang sama : pendampingan, pelatihan, dan dana bergulir. Membangun prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat yang sama diantara seluruh Departemen terkait

KOMPONEN DALAM PNPM


Anggaran: Rp5,22 T; meliputi: 1. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dan PNPM Perdesaan dengan Kecamatan Anggaran: Rp3,59 T utk 2.389 kec; Rp3 M/kec (2007: pagu Rp1,45 T utk 1.993 kec; Rp1-1.5 M/kec) 2. Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah/ Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Anggaran: Rp685,4 M utk 955 kec; Rp3 M/kec (2007: pagu Rp1,48 T utk 33 prop, 250 kota/kab, 834 kec dan 7.273 kel/desa; Rp1-1.5 M/kec) 3. Program Keluarga Harapan Anggaran: Rp939,7 M utk 700 rb rumah tangga sangat miskin (RTSM) (2007: pagu Rp720,1 M utk 500 rb RTSM; Rp0,6-2,2 jt/ RTSM)

10

RENCANA ALOKASI DANA PNPM


2007: Untuk Bantuan Langsung Masyarakat sebesar 60% Untuk Pendampingan/fasilitator sebesar 20% - 30% Untuk Overhead sebesar 10% - 20% 2008: Dalam RKP 2008, teridentifikasi ada 22 program sektoral dengan total dana sekitar Rp10 T, yang diharapkan dapat masuk ke dalam PNPM penguatan pada tahun 2008.
11

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN PRO POOR (1)


Peningkatan Akses Pendidikan bagi Penduduk

Miskin: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2008 Rp12,6 T, untuk 41,9 juta siswa; Rp254 rb per siswa SD/sederajat, Rp354 rb per siswa SMP/sederajat
(2007: Rp10,4T untuk 35,2 juta siswa)

Beasiswa Pendidikan untuk Siswa Miskin Rp2,25 T untuk 1,8 jt siswa SD-SMP, 640 rb siswa MI-MTs, 732 rb siswa SMA, 210 rb siswa MA, 210,6 rb mahasiswa PT-PT Agama.
12

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN PRO POOR (2)


Peningkatan Akses Kesehatan bagi Penduduk

Miskin (Askeskin): Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Rp1,0 T untuk 76,8 juta RTSM. (2007: Rp1,0 T untuk 76,8 juta RTSM) Pelayanan Kesehatan di Kelas III Rumah Sakit Rp3,7 T untuk 76,8 juta RTSM. (2007: Rp2,4 T untuk 76,4 juta RTSM)

13

SUBSIDI PRO POOR


Subsidi Pangan Rp 6,6 T untuk 19,1 jt rumah tangga

miskin (2007: Rp6,6 T untuk 15,8 RTM)

Subsidi bunga kredit Program Rp2,1 T (2007: Rp1,6 T),

untuk al.: Kredit Ketahanan Pangan KPRSh, termasuk rusunami Kredit Energi Alternatif (biofuel) Kredit bunga utk pengusaha NAD

Subsidi minyak goreng Rp600 M (2007: Rp325 M)


14

PENINGKATAN AKSES BERUSAHA (1)


Indonesia mempunyai skim kredit untuk usaha kecil dan rumah

tangga berpenghasilan rendah melalui kredit pedesaan Bank Rakyat Indonesia Rural- Unit (BRI-Unit Desa) yang cukup berhasil. Kecil dan Menengah (UKM) yang tidak mempunyai akses keuangan (kredit) dari lembaga keuangan resmi. Menengah (UKM) adalah satu kunci untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Namun, ada tantantgan lebih lanjut, yaitu banyaknya Usaha

Akses keuangan atau kredit permodalan kepada usaha Kecil dan

15

PENINGKATAN AKSES BERUSAHA (2)


Untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM),

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai langkah dan strategi dalam percepatan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (growth) serta pengurangan pengangguran dan kemiskinan, yaitu: Perbaikan akses kepada sumber-sumber keuangan; Pengembangan sumberdaya manusia dan kewirausahaan; Memperluas pasar bagi produk-produk UKM; Reformasi regulasi. dan BUMN dapat digunakan secara lebih baik dan optimal untuk mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM). dan profesional dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi, sehingga dapat bersaing di pasar global.
16

Diharapkan pendanaan yang tersedia melalui perbankan, APBN

Selain itu, jiwa kewirausahaan diharapkan tumbuh lebih baik

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DAERAH


Upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat harus menjadi komitmen bersama secara nasional. transfer ke daerah.

Pelu adanya sikronisasi antara belanja pemerintah pusat dengan Kebijakan alokasi transfer ke daerah tetap diarahkan untuk

mendukung program/kegiatan prioritas nasional.

Mengingat besarnya dana APBN yang mengalir ke daerah-daerah,

pemerintah daerah diminta dapat menggunakan dana tersebut dengan efisien dan bijaksana. program tersebut berhasil dan tidak tumpang tindih dengan program yang dilakukan Daerah.

PNPM yang dilakukan oleh Pusat perlu dukungan Daerah, agar

17

TERIMA KASIH

18

You might also like