You are on page 1of 3

1.

Psikoanalisa (SIGMUND FRUED 1856-1939) Ketika aliran-aliran penting dalam psikologi sedang berkembangdengan pesatnya mengadakan penelitian-penelitian psikologis secara eksperimental, disaat itu pula muncul pandangan psikologiyang dikembangkan melalui dasar-dasar tinjauan klinis-psikiatris oleh aliran psikoanalisa yang dipelopori oleh Sigmund Frued, seorang yang berkebangsaan Jerman keturunan Yahudi yang dilahirkan pada tanggal 6 Mai 1856 di Freiberg dan meninggal pada 2 september 1939 di London. Dasar pendapat dan pandangan Frued berangkat dari keyakinan bahwa pengalaman mental manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung di samudra yang hanya sebagian terkecil yang tampak, sedankan sembilan persepuluhnya dari padanya yang tidak tampak, itulah yang merupakan bagian /lapangan ketidak sadaran mental manusia berupa pikiran kompleks,perasan dan keinginankeinginan bawah sadar yang tidak dialami secara langsung tetapi ia terus mempengarui tingkah laku manusia. Bagi Frued segala bentuk tingkah laku manusia bersumber dari dorongan-dorongan alam bawah sadar. Dialektika antara kesadaran dan ketidaksadaran ini dijelaskan Frued dalm tiga system kejiwaan, dintaranya adalah : Id (das-es), terletak dalam alam bawah sadar dan merupakan dorongan-dorongan primitive,yakni dorongan-dorongan yang belum dibentuk atau dipengaruhi oleh kebudayaan atau dorongan bawaan sejak lahir, seperti dorongan mempertahankan kehidupan (life instinct) dan dorongan untuk mati (death instinct).Bentuk dorongan hidup adalah dorongan agresi seperti keinginan menyerang , berkelahi, dan marah. superegon (das-ueber ich) merupakan kebalikan atau lawan dari Id (das-es). Superego sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan atau hasil pembelajaran dan dipengaruhi oleh pengalaman. Segala norma-norma yang diperoleh melalui pendidikan menjadi pengisi dalam sistem superego, sehingga superegopenuh dengan dorongan-dorongan untuk melakukan kebaikan, mengikuti norma-norma masyarakat Ego (das-ich), bisa dikatakan sebagai sintesis dari peperangan antara Id dan Superego. Ego berfungsi sebagai penjaga, mediator atau bahkan pendamai dari dua kekuatan yang berlawanan ini. Ego hanya menjalankan prinsip hidup secara realistis, yakni kemampuan untuk menyesuaikan dorongan-dorongan Id dan Superego dengan kenyataan di dunia luar.Jika Ego terlaludikuasai oleh Id maka orang itu mengidap Psikoneurosis (tidak dapat mengeluarkan dorongan primitifnya). Untuk itu pada satu sisi Ego dapat berfungsi sebagai motifasi diri, namun pada sisi lain karena tekanan superego bisa saja menjadi penyebab terbesar dalam pertentangan dan aliensi diri. Kemudian Frued memfokuskan diri bahwa Id terbesar yang dimiliki manusia dan sangat menentukan kepribadian manusia itu sendiriadalah dorongan seks. Frued yakin setiap orang sudah memiliki naluri seks sejak ia dilahirkan , adapun perkembangan fase-fase seks tersebut adalah sebagai berikut: Fase Oral Erotik, pada Fase ini kepuasan seksual berada pada rasa nikmat di mulut,seperti seorng bayi menyusu pada ibunya. Oleh karena itu mengapa anak pada usia 2 tahun selalu memasukkan semua benda yang ada pada pegangan tangaannya. Fase Anal Erotik, pada fase ini anak-anak mencari rasa kepuasan pada anusnya. Seperti pada kecenderungan anak-anak berumur 2-3 tahun yang suka memakan kotoran yang keluar pada anusnya. Fase Genetal Erotik, pada fase ini anak mencari kepuasan seks pada alat kelaminnya.dalam fase ini seseorang terus berkembang sampai dengan usia dewasa melalui tiga fase sebagai berikut: a) Fase Phallis (genetal muka)intinya anak telah menemukan kenikmatan pada genetalnya tetapi belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya.

b) Fase Latent (seksualitas infantile) dimana sudah ada nafsu seksual pada diri anak kecil. c) Fase Genetal Pubertas, pada fase ini genetal anak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, mulamula genetal yaitu anak mulai memiliki rasa cinta kepada orang tuanya. Fase ini makin lama makin menjadi, tetapi ditekan terus, karena teralang oleh adapt. Lama kelamaan nafsu tersebut menjadi kompleks yang terdesak. Kompleksitas ini sering disebut dengan oidipus complex yang menurut Frued menjadi sumber kegagalan hidup. 2. Behaviorisme (JHON BROADE 1878-1958) Behaviorisme adalah aliran yang terdapat di Amerika Serikat. Aliran ini di temukan oleh Jhon Broade Watson 1878-1958, ia menentang pandangan yang berlaku saat itu bahwa dalam eksperimeneksperimen psikologi diperlukan instropeksi. Introspeksi yang berarti mengamati perasaan sendiri, digunakan dalam eksperimen-eksperimen di laboraturium Wundt untuk mengetahui ada atau tidak adanyaperasaan-perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Bagi aliran ini manusia dipandang sebagai hasil dari jumlah kondisi-kondisi yang mempengaruhinya. Bagi Watson psikologi harus menjadi ilmu yang objektif. Dan bagi aliran ini manusia di pandang sebagai hasil dari jumlah kondisi-kondisi yang mempengaruhinya,behavorisme memandang manusia dari segi yang nampak (badaniah), tidak memandang manusia dari segi rohaniah. Di samping itu kaum behaviorisme memiliki semboyan the trust is in the making, kebenaran adalah apa yang dapat di praktekan denan tepat dan menguntungkan, dan tidak ada pula dalam praktekyang tidak memberi hasil. Pandangan behaviorisme ini banyak mempengaruhi psikologi modern, salah satunya adalah B.F.SKINNER yang berpendapat bahwa lingkungan merupakan kunci penyebab terjadinya tingkah laku . Tingkah laku biasanya timbul atau terjadi dan dikendalikan oleh sebab dan akibat lingkungan. 3. Humanisme (ABRAHAM MASLOW) Aliran yang dapat dikatakan baru berkembang dalam psikologi ialah aliran yang dikenal dengan sebutan Humanisme dan dalam psikologi sering dikenal sebagai the third force , pada aliran ini mempunyai tokoh yang terkenal diantaranya adalah: Carl Rogers, Abraham Maslow, dan aliran ini dikembangkan sebagi bantahan atas kekurangan yang mereka lihat pada pendapat aliran Behaviorisme dan Psikoanalisa. Bagi aliran ini manusia pada dasarnya baik dan memiliki kebebasan (free will) untuk menentukan dirinya. Humanisme menolak gagasan Frued yang menyatakan bahwa kepribadian itu diatur oleh kekuatan bawah sadar manusia, dan tidak setuju/menolak ide pendapat behavioris bahwa kita dikuasai/dikendalikan oleh lingkungan pada dasarnya Humanisme juga mengakui bahwa pengalaman masa lalu itu mempengaruhi kepribadian, tetapi harus diakui pentingnya kedudukan. Salah satu teori Abraham Maslow yang terkenal dan banyak diterapkan oleh berbagai cabang psikologi terapan adalah teori Hierarki kebutuhan manusia . Dalam teori ini Maslow menyatakan ada lima macam kebutuhan manusia yang berjenjang keatas, kebutuhan yang lebih tinggi akan timbul jika kebutuhan yang lebih rendah terpenuhi, ke lima teori tersebut adalah : Self actualization (Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri) Esteem needs (Kebutuhan untuk dihargai) Belonging and love needs (Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi) Security needs (Kebutuhan akan rasa aman dan tentram)

Survival fisiologis/basic needs (Kebutuhan kebutuhan fisiologis dasar) 4. Transpersonal Bagi aliran ini, manusia di pandang sebagai memiliki potensi-potensi luhur dapat keluar dari kesadaran biasa. Aliran ini adalah pengembangan lebih lanjut dari psikologi Humanisme, bahkan Abraham Maslow, Anthony sutich dan Carlos Taart yang juga pemuka psikologi Humanistik menjadi peletak dasar psikologi Transpersonal. Sedangkan tokoh pengembangnya adalah S.Y.Skapiro dan Denise H.Lajole. Setelah mereka menelaah lebih dari empat puluh ragam definisi tentang psikologi Transpersonal, akhirnya mereka sepakat bahwa Transpersonal Psychology is concerned with the study of humanities, highest potential, and with there cognation , Understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent states of consciousness psikologi Transpersonal memiliki concern pada kajian tentang harkat kemanusiaan, berusaha memahami potensi luhur kemanusiaan yang berhubungan dengan fenomena/gejala tentang kesaatuan spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran terpanting dari derajat kemanusiaan. Definisi ini mengarahkan untuk menarik kesimpulan bahwa concern psikilogi transpersonal memaandang manusia dari dua segi, yaitu: Potensi-potensi luhur (the highest potential) Fenomena kesadaran (state of consciousness) Psikologi transpersonal, sebagaimana psikologi humanistic menaruh perhatiaan kepada dimensi spiritual manusia yang berpotensi mengembangkan kemampuan luar biasa, yang sejauh ini terabaikan oleh telaah psikologi kontemporer. Perbedaan yang mencolok antara psikologi Humanistik dengan transpersonal, adalah bahwa psikologi humanistik lrbih memanfaatkan potensipotensi ini untuk meningkatkan hubungan antara manusia, sedangkan psikologi transpersonal lebih tertarik untuk meneliti pengalaman subjektif-transendental serta pengalaman luar biasa dari dimensi spiritual manusia.

You might also like