You are on page 1of 17

OPTIMASI EKONOMI Pengantar Pengambilan keputusan manajerial merupakan proses penentuan solusi terbaik dari berbagai alternatif solusi

terhadap suatu masalah tertentu. Manajer menggunakan alat ekonomi manajerial untuk membantu dalam proses menemukan keputusan tindakan yang terbaik. Keputusan optimal (optimal decision) adalah tindakan yang memberikan hasil yang paling konsisten dengan tujuan pengambil keputusan.
A. Maksimasi Nilai Perusahaan

Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang merupakan pekerjaan yang kompleks karena mencakup faktor-faktor penentu penerimaan, biaya, dan tingkat diskonto untuk setiaptahun pada masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga membuat masalah ini menjadi lebih rumit. VALUE = =

(1 + i )
t =1

Laba
t

TR TC t t =1 (1 + i )
n

Dimana: TR = Total Revenue (total pendapatan) TC = Total Cost (total biaya) TR = P x Q. Faktor-faktor berpengaruh terhadap pendapatan (P*Q) adalah Demand dan Supply: Disain produk Strategi periklanan kebijakan harga jual produk Kondisi ekonomi secara umum; dan Tingkat persaingan yang terjadi. Kompleksitas yang ada di dalam analisis pengambilan keputusan terpadu tersebut mengendalai penerapannya dalam pembuatan keputusan-keputusan perencanaan yang utama. Untuk keputusan sehari-hari, teknis optimasi parsial yang lebih sederhana sering digunakan. Optimasi parsial menyarikan kompleksitas dari proses pengambilan keputusan yang terpadu itu dan hanya memusatkan kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas di dalam berbagai departemen dari perusahaan tersebut. Proses pengambilan
1

keputusan yang rumit tersebut, baik dalam masalah optimasi terpadu ataupun parsial, terjadi dalam dua tahap. Pertama, seseorang harus menyajikan hubungan ekonomi tersebut dalam suatu bentuk yang bisa dianalisis, ini berarti bahwa penyajian masalah tersebutdalam hubungan analitis. Kedua, seseorang harus menerapkan berbagai teknik untuk menentukan penyelesaian yang optimal. B. Metode Penyajian Hubungan Ekonomi 1. Model Persamaan Hubungan antara kuantitas (Q) dan total pendapatan (TR) dapat diekspresikan sebagai berikut: TR = f (Q) TR = P x Q Misalnya harga produk yang bersifat konstan adalah Rp 1.000,00 per unit, maka hubungan antara kuantitas yang terjual dengan total pendapatan secara tepat dapat dinyatakan dalam suatu fungsi sebagai berikut: TR = 1.000 Q
2. Model Tabel dan Grafik.

Berikut ini disajikan data yang menggambarkan hubungan fungsi dan digambarkan dalam suatu grafik. Tabel 1 Hubungan antara Total Pendapatan dan Kuantitas Kuantitas Produk 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Total Pendapatan (TR) = 1.000 Q Rp 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000

Gambar 1. Hubungan antara Total Pendapatan dan Kuantitas

T K 5 1 8 6 4 2 0 o u 5 2 0 t a 0 a n 0 l t 0 i 0 P t e a n s d a P p r a o t d a u n k

C. Hubungan antara Nilai Total, Rata-rata, dan Marjinal Dalam analisis optimasi, hubungan total, average dan marginal menjadi sangat penting. Pendapatan marginal adalah perubahan pada total pendapatan sebagai akibat dari perubahan satu unit output. Dalam fungsi TR, penerimaan marjinal (MR) adalah perubahan penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang dijual. Berikut ini disajikan hubungan antara total, marginal dan average dalam suatu fungsi keuntungan hipotetis. Tabel 2 Hubungan Total, Marginal dan Average dalam suatu fungsi keuntungan hipotetis Unit Output 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Total keuntungan $0 19 52 93 136 175 210 217 208 Keuntungan marginal $0 19 33 41 43 39 35 7 -9 Keuntungan Average $ 19 26 31 34 35 35 31 26

Pengetahuan mengenai hubungan geometrik antara total, marginal dan average dapat juga menjadi bukti untuk penggunaan dalam pengambilan keputusan manajerial. Gambar 2a. Menyajikan Hubungan Keuntungan dengan Output. Gambar 2b. Menunjukkan Hubungan antara Keuntungan Marginal, Keuntungan Average dan Unit Output.

M K O 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 $ a 4 3 e u 2 1 5 0 r u t 5 0 g n p 0 i t u n u t a n l g a n A v e r a g e &

D C E B

Keuntungan Total

Keuntungan Average

Keuntungan Marginal

Keuntungan average = Secara geometrik, hubungan ini ditujukkan dengan slop garis dari titik 0 sampai titik tertentu pada kurva keuntungan total. Slop adalah perubahan marjinal Y sebagai akibat dari perubahan 1 unti X. Slop = = Oleh karena Y1 dan X1 terletak pada titik 0, maka keduanya bernilai (0 , 0), sehingga slopnya menjadi = Jadi slop OB adalah = 93 Beberapa hal penting berkenaan dengan hubungan total, marginal dan average sebagai berikut:
a. Slop kurva keuntungan total meningkat dari titil 0 sampai titik C.

b. Antara titik C dan E, keuntungan total terus meningkat, marginal masih positif, tapi terus menurun.

karena keuntungan

c. Pada titik E slop kurva keuntungan total adalah 0, dimana keuntungan

marginalnya sama dengan 0 dan keuntungan totalnya menjadi maksimal. d. Dibawah titik E kurva keuntungan total mempunyai slop negatif yang menunjukkan keuntungan marginalnya negatif. Optimisasi dengan pendekatan Total dan Marginal. Pendekatan Total Laba Total () adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas pulang pokok (Break EvenPoint/BEP). Gambar 3. Laba Total

Q 0* Rp TC TR

Pendekatan Marginal. Perusahaan memaksimimkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output. Secara matematis dirumuskan:

M C

T C = Q

Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan. D. Metode Optimasi : Penggunaan Turunan untuk Memaksimumkan / Meminimumkan Fungsi Proses optimasi seringkali mengharuskan seseorang untuk mendapatkan nilai maksimum atau minimum suatu fungsi. Maksimasi atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika turunannya sama dengan nol. Contohnya fungsi laba : = -10.000 + 400Q 2Q2 Gambar 4. Laba sebagai Fungsi dari Output

Untuk mengetahui kuantitas agar laba maksimum dihitung dengan laba marjinal (M), dengan rumus : M = d
dQ = 400-4Q

dengan menyamakan turunan tersebut sama dengan nol, maka diperoleh Q = 100 untuk laba maksimum. Perbedaan Nilai Maksimum dengan Nilai Minimum Konsep turunan kedua digunakan untuk membedakan nilai maksimum dengan minimum dari suatu fungsi. Turunan kedua ini merupakan turunan dari turunan pertama. Jika laba total memiliki persamaan = a-bQ+cQ2-dQ3, makaturunan pertama M = -b+2cQ-3dQ2, dan turunan kedua M = 2c-6dQ. Gambar 5. Penentuan Nilai Maksimum dan Minimum suatu Fungsi

Jika turunan kedua dari sebuah fungsi negative, makatitik yang ditentukan adalah maksimum, demikian pula sebaliknya. Penggunaan Turunan untuk Memaksimumkan Selisih antara Dua Fungsi Agar laba maksimum dapat tercapai, maka MR harus sama dengan MC. Hal ini timbul karena adanya asas optimisasi kalkulus tersebut, di mana asas tersebut timbul dari adanya kenyataan bahwa jarak antara dua fungsi akan maksimum pada titik di mana slope kedua fungsi tersebut adalah sama. Pada gambar, laba total sama dengan dengan TR dikurangi TC. Jarak tersebut akan memaksimumkan pada tingkat output Qb di mana slope dari kurva TR dan TC tersebut adalah sama karena slope kurva TR dan TC masing-masing menunjukann MR dan MC, maka MR = MC. Qb merupakan tingkat output yang memaksimumkan laba bisa tampak dengan memperhatikan bentuk kurva TR dan TC di sebelah titik A. Pada titik A, TR=TC di mana pada saat itu terjadi titik impas dan oleh karena itu titik A menunjukan tingkat
2

output yang menghasikan laba sama dengan nol. Pada tingkat output setelah Qa, TR meningkat lebih cepat dari TC, dengan kata lain MR > MC. Jika slope TR = TC, maka kedua kurva tersebut akan sejajar. Keadaan tersebut terjadi pada tingkat output Qb. Setelah melampaui Qb slope kurva TC lebih besar dari slope TR (MC>MR), maka jarak antara kedua kurva tersebut mengecil dan laba total menurun. Gambar 6. TR, TC dan Laba Maksimum

E. Optimisasi Multivariat. Karena hampir semua hubungan ekonomi menggunakan dua variable atau lebih, maka konsep diferensiasi diperluas kedalam persamaan-persamaan dengan tiga variable atau lebih. Contohnya fungsi permintaan suatu produk dimana kuantitas yang diminta (Q) ditentukan oleh harga (P) dan tingkat pengeluaran iklan (A) : Q = f(P,A) Untuk menganalisis hubungan variable majemuk fungsi diatas, kita perlu mengetahui pengaruh variable marginal dari setiap variable independen terhadap variable independen. Dengan menggunakan fungsi permintaan diatas kita bias memperoleh 2 turunan parsial : 1. Turunan parsial Q pada harga (P) = Q/P 2. Turunan parsial Q pada pengeluaran iklan (A) = Q/A Contoh :
2

Y= 10 - 4X + (3Z)X Z2 Dari fungsi ini ada dua variable independen yaitu X dan Z, oleh karena itu dua turunan parsial bias dihitung Karena Z dianggap konstan, maka turunan parsial Y pada X adalah : Y/X = 0 4 + 3Z 0 = - 4 + 3Z Dalam menentukan turunan parsial Y dan Z, X dianggap konstan, maka kita bias tulis: Y = 10 4X + (3X)Z Z2 Dan turunan parsial Y pada Z adalah : Y/Z = 0 0 + 3X 2Z = 3X 2Z F. Maksimasi Fungsi dengan Variabel Majemuk. Syarat maksimasi dari fungsi dengan variable majemuk merupakan perluasan secara langsung dari variable tunggal. Semua turunan parsial pertama harus sama dengan nol. Oleh karena itu maksimasi dari fungsi Y = f (X,Z) adalah sebaga berikut : Y/X = 0 Dan Y/Z = 0 Contoh : Y = 4X + Z X2 + XZ Z2 Memiliki turunan parsial : Y/X = 4 2X +Z Dan Y/Z = 1 + X 2Z Untuk memaksimumkan persamaan diatas, turunan-turunan parsial tersebut harus disamakan dengan nol 4 2X + Z = 0 1 + X 2Z = 0 Dengan cara eliminasi maka diperoleh nilai X = 3, dan Z = 2. Dengan memasukkan nilai X dan Z ke dalam fungsi Y, maka diperoleh nilai Y = 7. Oleh karena itu nilai maksimum dari Y = 7. G. Optimisasi dengan Kendala. Secara umum masalah optimasi terkendala dikelompokkan menjadi dua kelompok: Masalah Maksimasi Masalah Minimasi
1

Maksimasi : Laba, penerimaan atau output Tunduk kepada : Kendala Sumberdaya

Minimasi : Biaya Tunduk kepada : Kendala Kuantitas atau Kualitas Output

Masalah optimasi terkendala ini bias dipecahkan dalam berbagai cara antara lain: 1. Substitusi 2. Angka Pengganda Lagrange Substitusi Cara ini dapat digunakan apabila persamaan kendala tidak terlalu rumit. Dimana kita bisa memecahkan persamaan kendala tersebut untuk salah satu dari variable-variabel pengambilan keputusan terlebih dahulu, kemudian mensubstitusikan variable tersebut kedalam fungsi tujuan baik itu untuk memaksimumkan maupun meminimumkan. Contoh : Sebuah perusahaan memproduksi produknya dengan menggunakan dua pabriknya yang bekerja dengan fungsi biaya total ( TC ) sebagai berikut : TC = 3X2 + 6Y2 XY Dimana X merupakan output dari pabrik yang pertama dan Y merupakan output dari pabrik yang kedua. Manajemen berusaha menentukan kombinasi biaya terendah antara X dan Y dengan tunduk kepada kendala bahwa produk total harus 20 unit. Jawab : Tujuan : minimumkan TC = 3X2 + 6Y2 XY Dengan kendala : X + Y = 20 Selesaikan kendala X lalu substitusikan nilai tersebut kedalam fungsi tujuan maka : X = 20 Y TC = 3(20 Y)2 + 6Y2 (20 Y)Y = 3(400 40Y Y2) + 6Y2 (20Y-Y2) = 1200 120Y + 3Y2 + 6Y2 20Y + Y2 = 1200 140Y + 10Y2 Kemudian cari turunan pertama dari fungsi TC lalu samakan turunan tersebut dengan ) untuk mendapatkan nilai Y dTC/dY = - 140 + 20Y = 0 20Y = 140 Y=7
1

Suatu pengujian terhadap tanda dari turunan kedua yang ditaksir pada titik tersebut akan membutikan bahwa titik minimum ditemukan : d2TC/dY2 = +20 Karena turunan kedua tersebut adalah positif maka Y = 7 pastilah merupakan titik minimum. Masukkan nilai Y kedalam persamaan kendala untuk mengetahui kuantitas optimum yang diproduksi oleh pabrik X. X+7 = 20 X = 13 Kemudian masukkan nilai X kedalam persamaan TC untuk mendapatkan nilai biaya terendah dalam menghasilkan 20 unit produk dari perusahaan tersebut adalah : TC = 3(13)2 + 6(7)2 (13 x 7) = 710 H. Angka Pengganda Lagrange Teknik lagrange digunakan untuk memecahkan masalah-masalah optimasi terkendala dengan cara menggabungkan fungsi tujuan mula-mula dengan persyaratan kendala. Fungsi ini dibuat untuk memastikan : 1. Bahwa jika fungsi mencapai nilai maksimum atau minimum maka fungsi tujuan mula-mula juga akan maksimum atau minimum 2. Bahwa semua persyaratan kendala terpenuhi. Dengan menggunakan contoh persoalan pada cara substitusi diatas maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut Persamaan kendala diubah menjadi : 0 = 20 X Y Kemudian kalikan kendala diatas dengan sebuah factor yang tidak diketahui () dan menambahkan hasil tersebut pada fungsi tujuan sehingga mengahsilkan persamaan Lagrange LTC = 3X2 + 6Y2 XY + (20 X Y) Cari turunan parsial dari persamaan Lagrange diatas LTC/X = 6X Y LTC/Y = 12Y X 1 LTC/ = 20 X Y Dengan menentukan ketiga keturunan parsial tersebut = 0 maka diperoleh tiga persamaan sebagai berikut : 1. 6X Y = 0 2. X + 12Y - = 0
2

3. 20 X Y = 0 Kurangkan persamaan satu dan dua sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut 4. 7X 13Y = 0 Lakukan cara eliminasi antara persamaan tiga dengan empat 140 7X 7Y = 0 7X 13Y = 0 140 20Y = 0 20Y = 140 Y=7 Dengan mensubstitusikan nilai Y kedalam salah satu persamaan variable X dan Y maka diperoleh nilai X = 13 nilai X pada titik dimana fungsi Lagrange minimum. Oleh karena penyelesaian fungsi Lagrange juga merupakan penyelesaian masalah optimasi terkendala dari perusahaan tersebut maka 13 unit dari pabrik X dan 7 unit dari pabrik Y akan merupakan kombinasi output yang bias dihasilkan dengan jumlah pengeluaran biaya terendah, dengan tunduk pada kendala dimana output total harus sama dengan nol. Kemudian dengan mensubstutusikan nilai X dan Y kedalam persamaan ! maka diperoleh persamaan sebagai berikut 13 7 = 0 = 71 Dengan melihat persamaan diatas, kita bias menginterpretasikan sebagai marginal cost (MC) pada tingkat putput sebesar 20 unit ini menunjukkan bahwa jika perusahaan tersebut diharuskan memproduksi 19 unit output maka TC akan turun sekitar 71. Sebaliknya jika output diharuskan sebesar 21 unit maka biaya akan naik sejumlah 71. I. Peralatan Manajemen Baruuntuk Optimasi Peralatan yang paling penting adalah perbandingan, manajemen mutu terpadu, rekayasa ulang dan organisasi pembelajar, bagaimana peralatan tersebut berhubungan dengan area fungsional tradisional dan ekonomi manajerial. 1. Perbandingan (Benchmarking) Perbandingan berarti menemukan dengan cara terbuka dan jujur, bagaimana perusahaan lain dapat mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, lebih murah, sehingga perusahaan lain bisa meniru dan memperbaiki cara yang lebih baik dan efisien. 2. Manajemen Mutu Terpadu

Usaha ini untuk memperbaiki kualitas produk dan proses perusahaan sedemikian rupa, sehingga secara konsisten memberikan nilai kepuasan yang mungkin meningkat kepada pelanggan. Untuk membuat produk lebih murah, cepat, lebih baik harus melibatkan tim pekerja dan perbandingan. Dalam bentuk yang lebih luas, TQM menerapkan metode perbaikan kualitas pada semua proses perusahaan dari produksi sampai ke pelayanan pelanggan, penjualan, dan pemasaran bahkan keuangan. Berbagai Peralatan Manajemen yang lain: 1. Perluasan Pembatasan (bredbanding) menghapus berbagai tingkat gaji yang terlalu banyak untuk mendorong perpindahan antar pekerjaan didalam peusahaan, untuk meningkatkan fleksibilitas tenaga kerja dan menurunkan biaya. 2. Model bisnis langsungperusahaan berhubungan langsung dengan konsumen, menghilangkan waktu dan biaya distribusi dari pihak ketiga.Membuat jaringan kerjapembentukan aliansi strategis temporer agar setiap perusahaan dapat mengembangkan kemampuan terbaiknya.
3. Kekuatan

menentukan

harga

(pricing

power)

dapat

diartikan

sebagaikemampuan perusahaan meningkatkan harga lebih cepat daripada peningkatan biaya atau menurunkan biaya lebih cepat daripada penurunan harga barang sehingga meningkatkan labanya.
4. Model dunia kecil ide atau teori bahwa perusahaan besar beroperasi seperti

perusahaan kecil
5. Integrasi maya dapat diartikan sebagaikemampuan manajer untuk meniru

perilaku konsumen dengan mempergunakan model komputer, yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang muncul atau teori kompleksitas. Peralatan Manajemen Baru dan Spesifikasi Fungsional dalam ekonomi manajerial Setiap perusahaan hampir mempergunakan berbagai macam alat untuk mencapai tujuannya yaitu laba, akan tetapi kegagalan selalu ada, keuntungan besar bagi perusahaan biasanya disebabkan kurangnya keyakinan dan usaha. Bila diterapkan dengan keyakinan yang lebih besar, tingkat keberhasilan penggunaaan alat/peralatan kemungkinan akan meningkat dan memberikan manfaat yang besar.

You might also like