Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN UMUM
a Secara harfiah yang dimaksud pembangkitan, adalah sesuatu atau hal-hal atau suatu aktivitas yang bisa membangkitkan sesuatu, atau timbulnya efek (hasil) tertentu akibat adanya pembangkitan. a Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksudkan pembangkitan adalah pembangkit tenaga listrik. a Definisi pembangkit tenaga listrik : Suatu sub sistem dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari instalasi elektrikal, mekanikal, bangunan-bangunan (civil works), bangunan pelengkap serta bangunan dan komponen bantu lainnya. Berfungsi untuk merubah energi (potensi) mekanik menjadi energi (potensi) listrik. a Dalam mendefinisikan pengertian pembangkit listrik, akan muncul berbagai definisi/ pengertian, tergantung dari sudut mana orang melihat, memahami, mengasumsikan dan mendefinisikannya.
1
a Untuk melayani beban dalam keadaan darurat, misalnya karena gangguan listrik dan untuk mengatasi beban puncak, pada umumnya jenis pembangkit : 3 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 3 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) a Catatan : Apakah pembangkit tenaga listrik dioperasikan untuk melayani beban dasar, beban dalam keadaan darurat atau beban puncak, pada kenyataannya sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang ada, misal : untuk daerah terisolir yang hanya memiliki PLTD, maka PLTD tersebut akan dioperasikan terus menerus, tanpa melihat jenis beban yang dilayani.
Lanjutan 1.7.
a Pada Bab X disajikan informasi secara garis besar tentang Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik, dengan maksud dan tujuan : 3 Para peserta uji keahlian kualifikasi Ahli Utama yang kelak akan menjadi Konstruktor pekerjaan Ketenagalistrikan (termasuk pembangkit tenaga listrik) , harus mengetahui dan memahami tentang proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik. Dengan mengetahui dan memahami proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pembangkit tenaga listrik, diharapkan akan mampu melaksanakan pekerjaan pembangkit tenaga listrik dengan baik. Karena sulitnya mendapatkan buku yang dapat dijadikan acuan/referensi dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan pembangkit tenaga listrik, sehingga buku ini dapat memandu pihakpihak yang membutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan pembangkit tenaga listrik. 8
2.1. U M U M
a Adalah pembangkit tenaga listrik dengan penggerak utama (prime mover) mesin diesel, untuk memutar generator. a Bahan bakar (sumber energi primer) yang digunakan : High speed diesel (HSD/ Solar. MFO. Gas. Catatan : Pada umunya PLTD di Indonesia menggunakan bahan bakar HSD/ Solar. a Sistem pendinginan : PLTD kapasitas 5 MW, menggunakan sistem pendinginan radiator/ air. PLTD kapasitas 5 MW, menggunakan sistem pendinginan Heat Exchanger. Sirkulasi air untuk heat exchanger, diambil dari kolar air dengan cooling tower, sungai, danau atau laut. Hal ini sangat tergantung dimana lokasi PLTD tersebut berada. 9
10
12
13
14
15
19
Bendungan Urugan Tanah (Earth Fill Dam) Bendungan Urugan Batu (Rock Fill Dam) Lapisan buntu teratur Urugan tanah Urugan batu (rock fill) Saluran drainage Filter halus Filter kasar Inti kedap air Grouting
20
Lanjutan 3.3.
21
22
a Mekanikal : Turbine Governor Katub Pintu Air Pipa Pesat Baja Over Head Crane
24
Lanjutan 3.7.
26
3.8. GENERATOR
a Pemasangan generator : Untuk daya kecil dipasang horizontal. Untuk daya besar dipasang vertikal, karena diperlukan pondasi yang lebih kecil, dengan sistem pondasi yang lebih rendah. a Generator dengan as vertikal : Type Conventional Trust bearing terletak di atas rotor. Type Umbrella Trust bearing terletak dibawah rotor, digunakan untuk low speed. Type Semi Umbrella Generator dilengkapi trust bearing dan guide bearing dibawah rotor dan guide bearing diatas rotor, digunakan untuk low speed. Support Type Trust bearing diantara Generator dan Turbine. 27
28
9,8 X
Dimana : 9,8 = Gaya Gravitasi (m/sec2) Turbine Efficiency yang diharapkan berkisar 80 % - 92 %
29
Lanjutan 3.10.
a Hubungan antara jumlah Pole Generator dan Rotasi Mesin Turbine adalah :
Dimana : Pt ng cos = Out Put Turbine = Efficiency Generator = Rated Power Factor
30
Lanjutan 3.10.
a Kecepatan Turbine dapat digunakan rumus : NS.Hd 5/4 Pt Dimana : NS = Spesific Speed (m-kw) Hd = Design Head (m) Pt = Turbine Output (kw) NS NS NS 20.000 + 30 Hd + 20 Hd + 20 Hd + 20 + 50 + 12 - 23 Francis Turbine Propeler Turbine Pelton
N=
31
Lanjutan 3.10.
a Rated Voltage pada umumnya adalah : Generator Output (Kva) < 5000 4.000 15.000 35.000 25.000 80.000 150.000 Rated Voltage (kw) 6,6 atau 3,3 6,6 11 13,2 atau 13,8 18 - 21
> 150.000
32
Lanjutan 3.10.
33
Lanjutan 3.10.
34
Lanjutan 3.10.
35
a Ada 4 macam Katub Air yang disesuaikan dengan tinggi terjun air dan dimensi Katub Masuk : Susunan Utama Pada Katub Masuk Spherical Tinggi Terjun Diatas 200 m Butterfly dibawah 200 m Besar (0,25) Normal (12,4 1/mnt) Murah Through flow dibawah 300 m Kecil (0,13) Bagus (2,9 1/mnt) Agak Murah
Head Losses Sangat kecil Coef. Head Losses (0,03) Kerapatan Air (kebocoran) Harga Sangat Bagus (0,2 1/mnt) Mahal
36
Lanjutan 3.11.
37
4.1. UMUM
a Adalah pembangkit listrik dengan tenaga penggerak utama turbine berbahan bakar gas. a Terdiri dari Kompresor, Ruang Bakar dan Turbine.
38
a Siklus Bryton Udara Luar masuk ke kompresor Udara saat keluar kompresor Udara panas masuk turbine Udara/ gas buang. 39
40
a Karena temperatur gas buang dari PLTG cukup tinggi, panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap yang selanjutnya
akan menghasilkan uap. a Uap panas tersebut dapat dipakai untuk industri. Selain itu uap panas tersebut juga dapat untuk menggerakkan turbine uap untuk memutar generator. Proses ini disebut PLTGU (Pusat Listrik
Tenaga Gas Uap). a Pada PLTGU > 100 MW temperatur gas buang bisa mencapai 1.250 0C.
41
a Keuntungan PLTGU terhadap PLTU adalah : Waktu pembangunan singkat. Total efficiency lebih tinggi. Area pusat listrik lebih kecil. Kebutuhan air pendingin sedikit. Waktu start pendek. Dampak lingkungan kecil. Modus operasi lebih fleksibel.
42
Lanjutan 5.3.
44
Lanjutan 5.4.
a Start Up : Untuk memutar turbin perlu mesin dari luar berupa mesin diesel atau motor listrik dengan daya ~ 300 ~ 500 HP. a HRSG : Heat Recovery Steam Generator Gas buangdari turbin ~ 1.250 0C dipakai untuk memanaskan ketel. Uap panas dapat digunakan untuk industri atau untuk memutar turine uap yang dihubungkan dengan generator. a Bahan bakar : - Natural Gas - Diesel Oil - Crude Oil - Heavy Oil
47
48
Lanjutan 5.6.
a Gambar 3 : Proses Pengubahan Energi Pada PLTGU
49
Lanjutan 5.6.
a Keterangan : PLTU PLTG HRSG PLTGU AB BB Ud MU EU AC MG EG GBB GBT GBH U G Pusat Listrik Tenaga Uap Pusat Listrik Tenaga Gas Head Recovery Steam Generator/ Ketel Pusat Listrik Tenaga Gas Uap Air Ketel Bahan Bakar Udara Energi Termal (Uap) Energi Mekanis Tenaga Uap Energi Listrik Tenaga Uap/Dari Proses Gas Air Kondenser Energi Mekanis Tenaga Gas Energi Listrik Tenaga Gas / Dari Proses Gas Gas Buang Ketel Gas Buang Turbin Gas Gas BUang HRSG Uap Gas
50
51
52
Lanjutan 5.9.
53
a Bahan Bakar PLTU : Gas Residu Batubara Gambut Kayu Sampah Belum digunakan oleh pembangkit di PLN
54
Lanjutan 6.1.
a Beberapa Data Lain Tentang PLTU : Untuk ukuran besar > 200 MW. Turbin uap terdiri dari 3 cylinder. Turbin tekanan tinggi. Turbin tekanan menengah. Turbin tekanan rendah. Dihubungkan dengan satu poros (tandem). Pada sisi turbin tekanan rendah, uap yang keluar didinginkan di condensor. 3 Turbin memutar Generator. 3 Tegangan generator adalah 11 KV s/d 23 KV tergantung daripada daya generator. 3 Generator didinginkan dengan : Udara, untuk generator < 50 MW. H2, untuk generator > 50 MW. H2 + H2O untuk generator > 400 MW. H2 untuk rotor. H2O untuk stator. 3 3 3 3 3 3 3
55
57
58
59
60
61
62
63
Lanjutan 7.2.
64
Gambar
7.1.
dan
kumparan 65
a a
Gambar 7.2. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Tunggal dengan PMS seksi. 66
Lanjutan 7.4
a Rel Ganda Dengan Satu PMT : Pada umumnya dilengkapi PMT dan PMS Fungsi PMT dan PMS tersebut adalah, untuk menghubungkan rel 1 dan rel 2 (lihat gambar 7.3.). Model rel ini memiliki keandalan dan fleksibilitas operasi yang lebih baik jika dibanding dengan rel tunggal.
Gambar
7.3.:
Rel
Ganda
Dengan 67
Lanjutan 7.4
a Rel Ganda Dengan Dua PMT : Pada prinsipnya sama dengan rel ganda satu PMT Perbedaannya adalah, disini semua unsur dapat dihubungkan ke rel 1 atau rel 2 atau dua-duanya melalui PMT, sehingga fleksibilitas manuver lebih baik (lihat gambar 7.4.). Sebelum melakukan manuver, harus diyakini bahwa rel 1 dan rel 2 tegangannya harus sama, baik besarnya tegangan maupun fasanya. Oleh karena itu PMT harus masuk.
Gambar 7.4. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Ganda Dengan menggunakan Dua PMT.
68
Lanjutan 7.4
a Rel Dengan PMT 1 : Pada dasarnya rel dengan PMT 1 adalah rel ganda dengan 3 PMT di antara dua rel tersebut. Dibandingkan dengan rel-rel yang lain, jenis ini memiliki keandalan paling tinggi.
Gambar 7.5. : Pembangkit Tenaga Listrik Rel Ganda Yang Menggunakan PMT 1 .
69
a a
72
73
7.9. TRANSFORMATOR.
a Transformator Penaik Tegangan Generator : Trafo ini digunakan karena tegangan keluaran (output voltage) yang dihasilkan generator sampai saat ini baru mencapai 23 KV. Transformator penaik tegangan generator umumnya dianggap merupakan satu kesatuan dengan generator, terutama dari segi proteksi. Transformator Unit Pembangkit : Digunakan pada unit pembangkit yang besar(di atas 10 MW). Transformator ini mengambil daya langsung dari generator untuk memasok alat-alat bantu unit pembangkit yang bersangkutan, misal : motor-motor pendingin, motor pompa minyak pelumas, dan lain-lain. Transformator Pemakaian Sendiri : Mendapat pasokan daya dari rel pembangkit listrik, kemudian memasok daya ke rel pemakaian sendiri. Rel pemakaian sendiri digunakan untuk memasok instalasi penerangan, baterai ski, mesin-mesin bengkel, mesin pengangkat dan alat-alat bantu unit pembangkit pada periode start. 74
Lanjutan 7.9.
a Transformator Antar Rel : Digunakan pada pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa rel, dengan tegangan operasi yang berbeda-beda.
Macam Transformator 75
Lanjutan 7.10.
a Motor-Motor Listrik. Proteksi Motor Listrik, terdiri dari : Relai Arus Lebih dan Sekring Lebur. Relai Stall. Relai Tegangan Rendah/Hilang. Relai Arus Urutan Negatif. Saluran Keluar. Pengaturan Tegangan. Pengaturan Frequensi. Perlindungan Terhadap Petir. Proteksi Rel (Busbar). Instalasi Penerangan/Vital.
a a a a a a
77
8.1. U M U M
a Tidak berbeda dengan pembangunan pusat-pusat listrik yang lain, apakah PLTU atau PLTA, pembangunan suatu PLTD memerlukan perencanaan yang baik. Pembangunan PLTD adalah terpendek dibanding dengan pembangunan suatu PLTU maupun PLTA, yaitu sekitar 2 tahun , sedang pembagunan PLTA sekitar 6 tahun. Dengan asumsi dana telah tersedia, maka jika tanah yang cukup memenuhi syarat sudah tersedia, begitu pula jalan access menuju tempat tersebut telah ada, berarti separuh dari persoalan sudah terpecahkan. Kegiatan utama dari pembangunan yang menyusul adalah ENGINEERING , yakni pembuatan Tender Dokument (Sipil, Elektromekanik), Tendering, Evaluasi dan penandatanganan kontrak, disusul Manufacturing, Transportation, Erection Commisioning dan Operation.
78
Lanjutan 8.1.
a Agar yang dibeli khususnya peralatan Electromekanik tidak mengecewakan, maka yang diterima ialah type yang telah beroperasi minimum 12.000 jam. Begitu pula diminta agar Kontraktor kenal bentuk dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan baik alamnya, teknologinya yang dipergunakan di Indonesia, peraturan-peraturan yang berlaku, begitu pula segala barang dan jasa yang dipergunakan untuk pembangunan PLTD tersebut di Indonesia. Standard Internasional yang harus dipegang oleh Kontraktor harus tercantum dalam Tender Dokumen/Kontrak, agar memudahkan evaluasi dan komunikasi sewaktu memasuki tahap Approval Drawing. Untuk pengadaan pekerjaan Elektromekanik maupun pekerjaan sipil, Tender Dokumen PLN dapat dipakai sebagai referensi.
79
Lanjutan 8.1.
a Perlu diperhatikan sesudah kontrak ditandatangani maka antara Kontraktor dan Pemberi Kerja harus tejalin kerja sama yang baik, khususnya dalam memecahkan persoalan, penyimpangan yang timbul antara kenyataan dan yang tercantum dalam kontrak, yang menyangkut Design, Erection dan Commisioning maupun penyelesaian kontrak. Dari kedua pihak dapatnya diharapkan sikap kejujuran yang tinggi, karena kedua pihak berkepentingan dalam penyelesaian proyek yang berkualitas, berada dalam budget yang disetujui dan tepat waktu seperti yang tersebut dalam kontrak. Dari pihak pemberi kerja yang diharapkan adalah bahwa PLTD tersebut akan berfungsi seperti yang direncanakan, andal, hemat, umur panjang dan tidak merepotkan, termasuk adanya jaminan After Sales baik berupa barang maupun jasa untuk mesin pembangkit tersebut.
80
Lanjutan 8.1.
a Tentunya dari Kontraktor mengharapkan bahwa proyek memuaskan Pemberi Kerja sehingga reputasinya bertambah luas. ini
Sudah barang tentu dengan harapan bahwa Pemberi Kerja mengoperasikan PLTD tersebut dengan penuh tanggung jawab, tidak memaksa keluar dari petunjuk yang diberikan kepada Kontraktor, maupun buku petunjuk / instruction yang kontraktual harus disediakan oleh Kontraktor dalam bahasa maupun jumlah seperti tercantum dalam kontrak. Oleh karena itu Training on the spot sewaktu Erection maupun Commissioning Trial Run perlu dipahami secara tuntas oleh Operator dari pihak Pemberi Kerja. Sebab itu general condition yang tersebut dalam FIDIC dapat dipergunakan secara utuh. Karena kepentingan Pemberi Kerja maupun Kontraktor secara adil telah tertera di dalamnya.
81
82
Lanjutan 8.3
a Sesudah pengapalan ke pelabuhan tujuan dan di transport ke lokasi proyek, sebaiknya segera diadakan penyelidikan/pengecekan, agar segala kekurangan dapat segera diganti. Biasanya asuransi transportasi hanya berlaku sampai dengan enam bulan dihitung dari kedatangan di site. Kegiatan utama pemasangan di site adalah mendudukkan mesin pembangkit di atas pondasinya, karena bagian ini adalah yang terberat. Sementara itu pondasi kecil (plinths) untuk alat bantu maupun cubicle sudah siap, sehingga alat-alat bantu maupun cubicle dapat didudukkan pada tempatnya. Dengan telah terpasangnya mesin utama dan alat bantu maupun cubicle maka pekerjaan pemipaan maupun cabling dapat dimulai sesuai gambar, prosedur yang telah disahkan. Pipa-pipa perlu dipickling, pengelasan sesuai prosedur yang telah ditentukan dan sebagainya.
84
Lanjutan 8.3
a Menjelang selesainya pemasangan elektromekanik, kira-kira tiga bulan sebelumnya, kontraktor mengajukan rencana/program commissioning, yakni suatu kegiatan pembuktian apakah unjuk kerja mesin pembangkit sesuai yang tertera dalam kontrak. Bagian terpenting dari commissioning adalah pembuktian bahwa output dari mesin, maupun efisiensi pemakaian bahan bakar, begitu juga respons dinamis mesin pembangkit menghadapi keadaan darurat, sesuai yang disebut dalam kontrak. Agar wakil dari Owner menguasai mesin pembangkit ini, maka diadakan training oleh Kontraktor kepada wakil Owner yang nantinya akan mengoperasikan mesin pembangkit, baik pada waktu pemasangan maupun pada waktu commissioning.
85
Lanjutan 8.3
a Sesudah commissioning yang memuaskan akan dikeluarkan oleh Owner suatu taking over certificate yang menandai dimulainya quarantee period selama 12 bulan (atau 24 bulan sesuai tersebut dalam kontrak). Sesudah quarantee period terlewati dan tidak ada keluhan dari Owner, maka Owner mengeluarkan final taking over certificate, yang menandai selesainya tanggung jawab Kontraktor terhadap kontrak tersebut. Pada umumnya terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan yang disebutkan dalam kontrak, misalkan specific fuel consumption melebihi quarantee, commissioning tidak dapat dilaksanakan secara lengkap karena beban tidak ada, timbul ketentuan baru yang perlu penyesuaian. Hal-hal tersebut sebaiknya telah dinegosiasikan sewaktu pembuatan kontrak, sehingga sewaktu pelaksanaan sudah siap dengan tindakan yang disetujui bersama.
86
bantalan jalan, ke piston pin , ke punggung piston dan cylinder liner, mengambil panas, didinginkan, disaring begitu seterusnya. a Ukuran pelumasan yang normal adalah tekanan sebelum masuk mesin sesudah saringan (filter) seperti yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. a Umur mesin pembangkit terutama dipengaruhi oleh kwalitas sistem pelumasan, sehingga perlu ketentuan-ketentuan yang dianjurkan pembuat mesin seperti penggantian filter element, pembersihan strainer dan kwalitas pelumas yang diperuntukkan, dilaksanakan sebaik-baiknya.
87
Lanjutan 9.3
a Karena suatu saat bahan bakar ini harus disemprotkan lewat nozzle ke dalam ruang pembakaran, keberadaan kotoran tersebut akan menyumbat, mengganjal nozzle, menggerus bagian plunger injection dan lain-lainnya, sehingga pembakaran tidak sempurna dan pompa injection maupun yang lain-lainnya bisa rusak. a Jika kurva pemakaian bahan bakar pada beban tertentu sudah melebihi harga yang seharusnya, perlu penyelidikan lebih jauh diadakan, untuk menentukan bagian mana dari sistem yang menyebabkan keborosan tersebut.
90
Lanjutan 9.4
a Jika klep masuk dan klep buang tidak dapat duduk rapat pada saatnya maka kompresi, pembakaran tidak akan menghasilkan BMEP (Break Mean Effective Pressure) yang diperlukan. a Perlu diperhatikan letak dan saringan udara agar dapat menghisap udara tanpa dipengaruhi gas buang dan seandainya berada dalam sentral perlu diperhitungkan daya dari blower yang tidak hanya bekerja sebagai sumber udara bersih untuk ventilasi tetapi juga memberikan udara cukup bagi mesin yang terpasang.
92
93
Lanjutan 9.5
a Hal tersebut di atas dijelaskan panjang lebar di dalam Instruction Manual yang dibuat oleh Engine Maker. Gangguan yang sering terjadi pada penyaluran tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat, baik antara phasa dengan phasa maupun antara phasa dengan tanah. a Bagi sentral diesel, gangguan ini meyebabkan tegangan di sentral menjadi rendah, sehingga motor-motor akan terlepas dan ini memungkinkan mesin pembangkit trip karena tekanan pelumas rendah. a Untuk mencegah hal tersebut terjadi, pada tahap pertama harus diusahakan agar gangguan hubung singkat tersebut dicegah.
94
95
9.7. KEBISINGAN
a Mesin diesel yang modern dengan BMEP sekitar 20 kg/cm2, mempunyai kebisingan sekitar 109 db pada jarak 1 m dan tinggi 1 m dari mesin. Untuk mencegah jangan menggangu lingkungan, gedung sentralnya harus dilapisi dengan kedap suara. Selain langsung dari mesin, suara bisa timbul dari sistem udara masuk (Turbocharger) maupun dari sistem udar keluar (Exhaust), sehingga untuk mencegah kebisingan dari sistem ini perlu dipasang Silencer, baik pada udara masuk maupun udara keluar. Radiator luar juga bisa menjadi penyebab timbulnya suara, tetapi relatif tidak sekeras dari mesin. Dengan suasana yang demikian, maka para operator maupun pemeliharaan perlu mempergunakan pelindung telinga, jika berada dalam ruangan mesin.
96
Lanjutan 9.8
a Tempat untuk mencuci filter minyak pelumas dan lain-lain untuk merendam pistons sewaktu overhaul dibuatkan atap dan lantai sebegitu rupa, sehingga limbah minyak dapat disalurkan ke dalam bak tertutup dan tidak tercampur air hujan. Drainage dari lantai sentral sebaiknya dibuatkan Konstruksi Oil Separator (memisahkan minyak dari air berdasarkan perbedaan berat jenis) Sludge dari hasil Centrifuging (Centrifugal Separator) pada sentral dengan mesin SPD sedang, perlu ditampung yang baik dan pada saat tertentu dilenyapkan dari sentral. Hal tersebut juga berlaku bagi minyak pelumas dari Carter mesin, sesudah penggantian dengan minyak pelumas baru. Cara melenyapkan bisa dibakar dalam Incinerator atau cara lain.
98
Lanjutan 9.8
a Persoalan pencegahan limbah ini meskipun usaha usaha tersebut di atas sudah dilaksanakan, tidak menjamin limbah diatasi 100 %, karena faktor utama yang menentukan adalah manusianya. Jika operator dan regu pemeliharaan tidak mempunyai inisiatip sendiri untuk menjaga kebersihan, dan agak berusaha yang sedikit memakan tenaga, pasti sentral PLTD tadi akan bergelimang minyak, yang selain memberikan kesan tidak terawat juga membahayakan bagi keselamatan para operator. Sebaiknya diusahakan adanya air bersih untuk maksud cuci-cuci dan keperluan lain, seperti sanitasi dan sebagainya. Suatu sistem udara bertekanan yang terpisah dari keperluan mesin, juga amat bermanfaat bagi PLTD untuk maksud kebersihan dan sebagainya.
99
9.10. BENGKEL
Falsafah kapal sebaiknya dipakai dalam pengoperasian suatu PLTD yaitu pada saat yang serba kekurangan dan mendadak PLTD harus dapat menolong dirinya sebelum peralatan yang sesuai design tiba ditempat. a Oleh karena itu sebuah bengkel dengan peralatan standar amat dianjurkan keberadaannya pada /dekat PLTD, yang terdiri dari mesin bubut, mesin gerinda, gergaji, bor, mesin las dengan perabotannya. a Peralatan tersebut sekaligus dapat dijadikan sarana untuk berlatih bagi para maintenance crew maupun untuk mengembangkan inisiatif guna lebih mengefisiensikan dan mengefektifkan PLTD.
101
9.11. GUDANG
a Gudang adalah investasi serbaguna yang amat penting, dalam prakteknya dapat dirubah menjadi tempat pertemuan, kantor, penyimpanan barang sementara, untuk berteduh sesuai tahap / keinginan pemakai. Syarat gudang pada umumnya ialah mampu melindungi isinya terhadap guyuran dan tepisan hujan, kering, mudah untuk keluar masuk sewaktu mengangkut barang peralatan , cukup terang, sehat (cukup ventilasi, cukup sinar matahari) dan sudah barang tentu bebas dari banjir. Jika gudang dibuat dari bahan yang non metal sebaiknya diberi pengaman terhadap petir (kandang faraday). Jika dibuat dari metal, baik kerangka maupun penutupnya (dinding dan atap) sebagaimana sentralnya tidak perlu diberi pengaman petir.
102
Lanjutan 9.11
a Untuk suatu PLTD, dalam gudang ini disimpan spare parts baik untuk keperluan scheduled maintenance maupun emergency. Berapa yang harus tersedia untuk maksud tersebut disesuaikan dengan kondisi/kapasitas PLTD dan dapat diketahui dari buku Instruction Manual pembuat mesin. Pada umumnya komponen yang terus menerus subject gerakan maupun gesekan perlu disediakan sparenya antara lain : inlet/outlet valve, nozzle, macam-macam spring, piston rings, crank pin/main bearing, fuel pump, sedangkan dari generator praktis hanya bearingnya, untuk switchgear adalah contactor-contactor, lampu-lampu maupun Heater Elemen. Manajemen gudang ini harus baik, sehingga jika diperlukan dapat segera ditemukan spare parts yang diperlukan. Penyimpanan dalam gudang harus sedemikian, sehingga selama disimpan tidak berubah fungsinya, maupun fisiknya (tidak karatan, tidak macet). Sebab itu untuk komponen yang memerlukan udara kering perlu disediakan fasilitas yang relevan. 103
9.12. POWERHOUSE
a Fungsi Powerhouse (rumah sentral) cukup jelas, yakni untuk meletakkan peralatan elektromekanik, membuat suasana dimana keperluan mesin dan operator maupun maintenance crew dapat berlangsung lancar, tidak ada gangguan. Seperti diketahui mesin torak pada umumnya dan mesin diesel khususnya, adalah sumber getaran sewaktu operasional baik horizontal, vertical maupun transversal (rocking). Sebab itu pondasi dipilih sedemikian rupa sehingga dalam keadaan tanah tersedia mesin tadi mempunyai dudukan yang tidak membahayakan. Agar getaran dari mesin dapat diredam seminimum mungkin, dewasa ini dipergunakan sistem resilient dengan pir dan peredam getaran Pada umumnya design pondasi dibuat sesudah kondisi tanah diketahui akan dilaksanakan oleh Kontraktor (supplier dari mesin) mengetahui secara pasti gaya yang ditimbulkan oleh mesin yang dipergunakannya. Dengan sistem pir tadi tidak terasa getaran pada lantai sentral.
104
Lanjutan 9.12
a Selanjutnya ventilasi seperti tersebut pada butir 9.6 harus terlaksana dengan baik. Contoh yang baik adalah PLTD Pekan Baru dimana udara pendingin dihisap ke kolong sentral (sesudah melalui saringan) oleh Fan Axial dan didorong lewat kisi-kisi pada Checker plate mengambil panas mesin dan generator menuju ke atas. Kalau perlu dibubungan atap diberi Ex Hauster. Untuk sentral modern dengan unit besar ventilasi secara natural tidak bisa dilaksanakan (tidak mencukupi) . Cahaya maupun lampu (pada malam hari) harus memenuhi persyaratan untuk tempat kerja. Harus ada emergency exit sehingga memudahkan penyelamatan diri dalam keadaan darurat, pintu emergency exit harus membuka keluar.
105
Lanjutan 9.12
a Karena titik nyala bahan bakar solar adalah cukup tinggi, maka mesin diesel jauh lebih aman dari pada mesin otto. Oleh karena itu letak tangki harian pada sentral pada ketinggian tertentu terhadap mesin sehingga sekaligus memberikan tekanan positip untuk (booster pump maupun Fuel Injection Pump). a Perletakan modul sehingga modul dalam sentral diatur sedemikian rupa control dan pemeliharan, disediakan untuk
memudahkan
pembongkaran/pemeliharaan
sebaiknya
tersendiri,
sehingga baik bagi operator maupun regu pemeliharaan dapat bekerja dengan mudah dan enak, menaruh bongkaran mesin antara 2 mesin adalah menganggu operator.
106
Lanjutan 9.12
a Adanya kamar kecil pada sentral PLTD adalah perlu, tetapi perlu diadakan pengaturan yang keras agar kamar kecil tetap bersih dan bukan merupakan gangguan. a Jika suasana menghendaki agar PLTD ini tidak mencemari
lingkungan dengan kebisingan, dengan mempergunakan bahan peredam suara, demikian juga dengan mengatur letak silencer dan sebagainya dapat dicapai suatu derajat sebesar 65 db di luar sentral. a Selanjutnya drainage sekeliling powerhouse maupun sekeliling lahan PLTD perlu dilaksanakan untuk menjaga powerhouse maupun PLTD bebas dari genangan air, perhatian perlu diberikan untuk pemasangan kabel dari powerhouse keluar agar tidak menyebabkan air masuk ke sentral.
107
Perhitugan ekonomi PLTD bergantung pada harga bahan bakarnya, untuk itu PLTD di Indonesia dalam keadaan kurang atraktif. Jika diibanding dengan PLTU dengan residu yang memiliki kapasitas sampai dengan 200 MW, maka alternatif PLTD pakai residu akan lebih menarik. Untuk dekade yang akan datang Jepang telah menentukan bahwa pembangunan pembangkit listrik dengan minyak akan lebih dominan dari pada pembangkit listrik dengan batu bara.
109
Lanjutan 9.15
a Sebagai manager, maka Kepala Sentral harus menyusun rencana operasional, baik untuk pembangkitan maupun pemeliharaan, sehingga daya dan energi yang ditentukan dapat diberikan oleh PLTD tersebut (bidang planning) Untuk pelaksanaan dari rencana tersebut regu operasional dan regu pemeliharaan harus sudah jelas tugas-tugasnya beserta peralatan yang diperlukan termasuk spareparts (bidang organizing) Bagaimana cara pengoperasian maupun pemeliharaan walaupun sudah ada buku instruction, perlu dibuatkan petunjuk yang mudah dimengerti dan harus ditaati oleh tenaga PLTD, satu dan lain merujuk bahan-bahan waktu training yang diberikan oleh kontraktor (bidang activating). Kinerja operator dan kondisi mesin serta kejadian pada PLTD perlu dimonitor dengan mengevaluasi laporan harian, laporan bulanan, laporan sentral/laporan gangguan/pemeliharaan (bidang control), demikian juga melaksanakan WASKAT berdasarkan SOP yang telah ditentukan.
111
Lanjutan 9.15
Beberapa parameter pada waktu commissioning mengenai defleksi, tekanan, temperatur dan data lain pada berbagai beban merupakan alat pembanding untuk menilai operasi mesin pembangkit.
Khususnya mengenai kalibrasi relay dan meter, perlu dalam tender dokumen disebutkan agar kontraktor mensuplay peralatan yang pada tahap commissioning sekaligus dapat dipergunakan.
Jika PLTD didesign dengan teliti maka akan jauh dari gangguan yang menyebabkan tidak andal, demikian juga akan membuat suasana di dalam PLTD lebih tenang.
112
a Prediksi pemakaian / kebutuhan daya. a Kapasitas pembangkit. a Kapan daya digunakan. a Ramalan beban dimasa mendatang. a Analisa dampak lingkunan. a Cara mendapatkan sumber daya.
114
a Lokasi pembangkit. a Jauh / dekat dengan pemukiman. a Kondisi jalan & jembatan menuju site. a Keadaan site. a Transportation. a Penyambungan dengan pembangkit lain. a Site Parameter survey & analisys (metrologi, hydrologi, geologi, ecology,dan population).
115
a Area tanah yang dibutuhkan. a Ukuran Gedung sentral, bengkel, gudang, kantor, switch yard, jalan masuk, dll. a Jumlah unit, daya per unit dan lain-lain. a Type/daya mesin, generator, trafo, switch yard dan lain-lain. a Gambar gambar lay out, prasarana, supply air dan listrik. a KWH yang akan dibangkitkan.
116
a Biaya pembangunan. a KWH yang bisa dijual. a Ratio antara investasi & Return on invesment. a Kelayakan dan efisiensi (feasible). a Biaya operasi. a Biaya pemeliharaan. a Dan lain sebagainya.
117
a Tata letak bangunan peralatan. a Penentuan kapasitas peralatan. a Pemilihan sistem, jenis peralatan & bangunan. a Fungsi & mode operasi peralatan. a Pemilihan peralatan & material utama. a Paket paket pengadaan. a Biaya dan jadual pelaksanaan. a Study & investigasi lebih lanjut.
118
a Perhitungan perhitungan. a Ukuran ukuran / dimensi. a Jalur pipa-pipa dan kabel-label. a Gambar terinci untuk konstruksi & fabrikan. a Program Inspeksi prosedur pengujian di pabrik. a Rencana pelaksanaan keseluruhan.
119
120
a Pengumuman tender. a Undangan peserta pelelangan. a Pelaksanaan lelang. 3 Penjelasan kantor. 3 Penjelasan dan peninjauan. 3 Pemasukan dan pembukaan tender. a Pengumuman pemenang. a SPK dan kontrak.
121
10.10. PREPARATION
a Persiapan administrasi : Ijin ijin. Time schedule. Surat menyurat. Gambar gambar dan petunjuk pelaksanaan. Koordinasi dengan instansi terkait. a Persiapan teknis : Gudang lapangan dan direksi keet. Mobilisasi peralatan dan material. Lain lain.
122
10.11. CONSTRUCTION
a Civil work. a Mechanical work. a Electrical work. a Sarana dan Prasarana. a Cheking dan Finishing. a Perbaikan dan penyaluran.
123
10.12. COMMISIONING
a Test individual a Test sub system a Test system 3 Uji tanpa beban 3 Uji beban
124