You are on page 1of 24

Oleh : Arnaldi Fernandes Ferucha Moulanda Naila Atsmara Lannisa NS Pembimbing : Dr.

Effy Huryati , SpTHT-KL

Anatomi
y Anterior -------Rongga hidung y Posterior -----Dasar tengkorak y y y y y y y y

dan vertebra Inferior ------- Orofaring dan palatum molle Lateral -------Tuba Eustachius, torus tubarius, fosa Rosenmuller (lokasi paling sering) Sangat berhubungan dengan foramen dasar tengkorak Mukosa---- jaringan epitel --- asal KNF epitel skuamosa bertingkat epitel torak bertingkat semu ----- kelenjar liur, struktur limfoid

Epidemiologi
y China selatan Guang Dong

Prevalensi : 40-50 per 100.000 pddk/thn y Indonesia Prevalensi : 4,7 per 100.000 pddk/thn y Umur : 30 50 thn ( termuda 2 thn,tertua 87 thn) y Laki-laki : perempuan : 2-3 :1

Epidemiologi
y Ras: Mongoloid --China > imigran China > Amerika utara y Letak geografis ( China selatan,Hongkong, Taiwan,Kenya,Filipina,Singapura,Tunisia,Sudan,Uganda dan Indonesia. y Genetik : HLA (human leucocyte antigen) HLA tipe A2, Bw46,B17/ Bw58,DR3,DR9 HLA A2 ---resiko tertinggi terkena KNF jika terpapar zat karsinogenik Di China Selatan : HLA Bw46 dan B17 resiko 10 kali u/menderita KNF Bw46 onset KNF lambat ( usia >30 thn) B17 onset KNF cepat

Epidemiologi
y Lingkungan

1.Virus:-Epstein-Barr- titer antivirus EB -----WHO tipe II &III - Human Papiloma Virus (HPV) -----WHO tipe III 2.Faktor ras dan genetik 3. Faktor geografik 4. Faktor kimia dan lingkungan 5.Faktor imunologik 6. Radang kronis daerah nasofaring

Histopatologi
y Makroskopik

Bentuk Ulseratif : - Lesi kecil disertai jar. Nekrotik - Mudah infiltrasi ke jar. Sekitar - Sering pd ddg posterior/ fosa rosen muller

Histopatologi
y Bentuk noduler/lobuler - Spt anggur/ polipoid tanpa ulserasi - Sering daerah tuba E - meluas dr tuba ke ruang maksilofaring dan menekan N V2 - Menekan palatum molle & menjalar ke daerah petrosfenoid di basis kranii

Histopatologi
Bentuk eksofitik Pd satu sisi nasofaring Tdk ada ulserasi Kadang bertangkai,licin Pd atap nasofaring & dapat memenuhi rongga nasofaring - Menekan palatum molle, msk ke ro. Hidung ,sinus maksila & orbita - Menekan saraf bila tumor sangat besar.
y -

Histopatologi
Mikroskopis
a) Perubahan pra keganasan

Metaplasia skuamosa dan hiperplasia dari sel-sel nasofaring merupakan keadaan yang paling bermakna untuk terjadinya KNF. b) Perubahan patologik pada mukosa nasofaring y Reaksi radang tukak mukosa yang mengandung sejumlah leukosit PMN, sel Plasma dan Eosinofil. Pada peradangan kronis akan dijumpai limfosit dan jaringan fibrosis.

y Hiperplasia

Sedang hyperplasia jaringan limfoid dapat terjadi dengan atau tanpa proses radang. y Metaplasia Sering terlihat metaplasia pada epitel kolumnar nasofaring berupa perubahan kearah epitel skuamosa bertingkat. y Neoplasia terlihat adanya perubahan epitel dari karsinoma in situ pada dinding posterior nasofaring.

Gejala dan tanda klinis


y Hidung : tersumbat, epistaksis, ingusan y Telinga : otore, gangguan pendengaran ,tinitus,otalgia y Mata : Diplopia, proptosis y Neurologi : nyeri saraf, kelumpuhan saraf (N

III,IV,V,VI---- for.laserum---penjalaran petrosfenoid, N IX,X,XI,XII ----- for. Jugulare -----penjalaran retroparotidian

Gejala dan tanda klinis


y Metastasis KGB leher homo/kontralateral/bilateral y Metastasis jauh secara limfogen danhematogen : spina

vertebra torakalumbal,femur, hati,paru, ginjal dan limpa. y Nasofaringoskopi : massa berbenjol atau ulserasi.

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC (Union Internationale Contre le Cancer 2002)
Tumor primer T y T0 : tumor primer tidak terlihat y T1 : tumor terbatas pd nasofaring y T2 : tumor meluas ke jar. Lunak

T2a : Tumor meluas ke orofaring dan /atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring. T2b : Tumor dgn perluasan ke parafaring y T3 : Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal. y T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan atau terkena saraf kranial,fosa infratemporal,hipofaring,orbita,atau ruang mastikator

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC 2002 . Kelenjar limf regional-N y N0 : Tidak ada metastasis ke kel.limf regional y N1 : Metastasis unilateral pada kel.limf, ukuran 6 cm, diatas fossa supraklavikula. y N2 : Metastasis bilateral pada kel. Limf, ukuran 6 cm, diatas fossa supraklavikula y N3: Metastasis pd kel.limf,ukuran >6 cm atau pada fossa supraklavikula

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC 2002 .


Metastasis jauh M y M0 : Tidak terdapat metastasis jauh y M1 : terdapat metrastasis jauh

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC (Union Internationale Contre le Cancer 2002) Stadium klinik :
y I : T1 y IIA : T2a y IIB : T1

y y y

N0 M0 N0 M0 N1 M0 T2a N1 M0 T2b N0,N1 M0 III : T1 N2 M0 T2a,T2b N2 M0 T3 N0,N1,N2 M0 IVA : T4 N0, N1,N2 M0 IVB : setiap T N3 M0 IVC : setiap T setiap N M1

Terapi
y Radioterapi: pilihan utama

- Tumor primer :200 cgy/ hr atu 5 kali /mgg ( 6000 6600 cgy ) - Metastasis KGB leher : 6000 cgy - Bila tdk ada metastasis KGB leher : profilaksis 4000 cgy - Bila terjadi residu dan kekambuhan pg tumor primer: Brachiterapi (radiasi interna)

Terapi.
y Kemoterapi :

- Sbg terapi penyelamat : KNF stadium lanjut dgn metastasis jauh dan pada kasus kekambuhan - jenis sitostatik : metotrexat, vincristin, platamin, bleomicin, fluorourasil,cyclophospamide dan cisplatin y Terapi sandwich kombinasi kemoterapi dgn radioterapi.

Terapi.
y Pembedahan -Tumor primer : residu dan rekurens (bila tumor sdh mendapat radiasi dgn dosis maximum). Pendekatan : - Fossa infra temporal - Transparotid temporal bone - Transmaksila - Transmandibula - Transpalatal - Metastasis KGB leher: bila tidak dapat dikontrol dgn radioterapi dan kemoterapi, tetapi tumor primer dapat dikontrol.------Diseksi Leher

Prognosis
y Spt pd keganasan lain y Faktor yg mempengaruhi prognosis :

- Stadium penyakit: dini lebih baik dr lanjut - Gambaran histopatologi: WHO III lebih baik dari WHO I & II - Usia : Usia < 40 thn lebih lama bertahan hidup. - Kelamin : perempuan lebih bertahan hidup dari laki-laki. - Jenis pengobatan.

KESIMPULAN DAN SARAN


y Kesimpulan  KNF merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia.  Guangdong, terjadi pada usia rata-rata 40-50 tahun dan perbandingan antara pria dan wanita adalah 3:1.  Etiologi KNF antara lain: infeksi virus, faktor ras dan genetic, faktor geografik, faktor kimia dan lingkungan, faktor imunologik, radang kronis daerah nasofaring.  Diagnosis pasti serta stadium tumor dapat diTegakkan melalui tahap:anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan nasofaring, biopsi nasofaring, pemeriksaan Patologi Anatomi, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan neuro-oftalmologi serta pemeriksaan serologi.  Radioterapi masih merupakan pengobatan utama KNF dan pengobatan tambahan : diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interfeon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan antivirus.  Prognosis KNF dipengaruhi oleh keberadaan tumor primer

ySaran
 Diperlukan pembelajaran lebih lanjut mengenai

karsinoma nasofaring.  Pengenalan dini KNF hendaknya lebih disosialisasikan mengingat eratnya hubungan dengan prognosis.  Perlunya kerjasama yang baik dari berbagai disiplin yang terkait dalam penatalaksanaan KNF.

You might also like