You are on page 1of 32

STRUKTUR ORGANISASI NEGARA, BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN DI DUNIA

OLEH: RASYIDIN .
1

SISTEM POLITIK
1.

Sebagai kesatuan tatacara menjalankan pemerintahan dan kekuasaan negara. Menurut David Easton sistem politik adalah interaksi yang abstraksi dari seluruh tingkah laku sosial sehingga nilai-nilai tersebut diabadikan secara otoritas kepada masyarakat.

2.

Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan Presidensial (Model Amerika) Sistem Pemerintahan Parlementer/Sistem Kabinet (Model Inggris). Inggris Sistem Pemerintahan Campuran/Hybrid System (Model Perancis). Perancis Sistem Pemerintahan Kolegial (Model Swiss). Swiss

SISTEM PARLEMENTER

Sistem kepemimpinan terbagi dalam jabatan kepala Negara dan kepala pemerintahan sebagai dua jabatan yang terpisah. Sistem pemerintahan ditentukan harus bertanggungjawab kepada parlemen. Kabinet (menteri negara) dapat dibubarkan apabila tidak mendapat dukungan parlemen. Parlemen dapat dibubarkan oleh pemerintah apabila dianggap tidak dapat memberikan dukungan kepada pemerintah.

SISTEM PRESIDENSIAL

Kedudukan kepala negara tidak terpisah dari jabatan kepala pemerintahan. Kepala negara tidak bertanggungjawab kepada parlemen melainkan langsung bertanggungjawab kepada rakyat yang memilihnya. Presiden tidak berwenang membubarkan parlemen.
5

SISTEM PRESIDENSIAL

Kabinet sepenuhnya bertanggungjawab kepada presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara. Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara kekuasaan Eksekutif dan Legislatif. Presiden merupakan Eksekutif tunggal. Kepala pemerintahan sekaligus kepala negara. Presiden mengangkat menteri dan betanggungjawab kepadanya.
6

SISTEM PRESIDENSIAL

Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif. Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen. Supremasi Konstitusi (berbeda dengan supremasi Parlemen). Eksektif bertanggungjawab kepada rakyat yang berdaulat. Kekuasaan tersebar atau tidak tepusat.

SISTEM CAMPURAN

Terdapat ciri-ciri presidensial dan ciri-ciri Parlementer secara bersamaan dalam sistem pemerintahan yang diterapkan. Quasi Parlementer (di Perancis dikenal dengan sebutan HYBRID SYSTEM) kepala negara dipegang langsung oleh presiden yang dipilih secara langsung, tetapi ada kepala pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri yang didukung oleh parlemen.

SISTEM CAMPURAN

Quasi Presidensial diterapkan di Indonesia sebelum Undang-undang Dasar (UUD) 1945 diubah (diamendemen).

SISTEM KOLEGIAL

Mempunyai Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih dari dan oleh tujuh anggota Dewan Federal untuk masa jabatan secara bergantian setiap tahun. Tujuh anggota Dewan Federal secara bersama-sama memimpin negara dan pemerintahan (Contohnya di SWISS).

10

BENTUK PEMERINTAHAN

Suatu istilah yang dipergunakan untuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara, untuk menegakkan kekuasaan atas suatu komunitas politik (Kopstein and Lichbach,2005).

11

BENTUK NEGARA
1.

NEGARA KESATUAN
Negara bersusunan tunggal yaitu kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya berada di tangan pemerintah pusat, pemerintah pusat memegang keadulatan sepenuhnya. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri dan satu parlemen. Ciri utamanya adalah Supremasi perlemen pusat.

12

NEGARA KESATUAN
Negara Kesatuan Sentralisasi. Semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Dearah tidak berwenang membuat peraturan-peraturan sendiri.
1.
13

NEGARA KESATUAN SENTRALISASI


Keuntungan: Adanya keseragaman peraturan diseluruh wilayah negara. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang membuatnya Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
14

NEGARA KESATUAN SENTRALISASI


B. 1.

2. 3.

Kerugian Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering terlambat kelancaran jalanya pemerintahan, Kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/kebutuhan daerah, Daerah lebih bersifat fasif, menunggu perintah daripusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan yang demokratis karena kurang inisiatif dari rakyat.

15

NEGARA KESATUAN SENTRALISASI


4.

5.

Rakyat di daerah kurang mendapat kesempatan untuk memikirkan dan bertanggungjawab tentang daerahnya. Keputusan pemerintah pusat sering terlambat atau tidak tepat waktu.

16

NEGARA KESATUAN DESENTRALISASI

Daerah diberikan kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi), diberikan hak untuk menampung aspirasi rakyat daerah, adanya parlemen daerah (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), walaupun pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
17

NEGARA KESATUAN DESENTRALISASI


A. 2.

3. 4.

Keuntungan Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan keadaan, budaya maupun ciri khas daerah itu sendiri, Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan optimal.
18

NEGARA KESATUAN DESENTRALISASI


Partisipasi dan tanggungjawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat. 5. Terciptanya penghematan anggaran (APBN) karena sebagian anggaran ditanggung sendiri oleh daerah melalui APBDnya. B. Kerugian. Ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.
4.

19

NEGARA KESATUAN

20

NEGARA FEDERAL (FEDERASI)

Negara bersusun jamak yang terdiri dari beberapa negara bagian yang masingmasing tidak berdaulat. Negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sendiri, Kabinet sendiri, namun yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian.

21

CIRI-CIRI NEGARA FEDERAL


1. 2.

3.

Tiap negara bagian memiliki kepala negara, DPR, Kabinet (menteri) demi kepentingan negara bagian, Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, namun tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat. Hubungan antara pemerintah Federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

22

NEGARA FEDERASI (FEDERAL)

23

NEGARA KONFIDERASI

Mengikut pendapat L.Oppenheim. L.Oppenheim


Konfiderasi adalah negara yang terdiri dari persatuan negara-negara yang berdaulat. Persatuan tersebut adalah mempertahankan persatuan negara-negara anggota konfiderasi tersebut.(Malaysia dan Singapore pernah membentuk konfiderasi pada tahun 1963).
24

NEGARA KONFIDERASI

25

KONTEKS INDONESIA

Sebelum perubahan UUD 1945. Sistem Presidensial, namun Presiden bertanggungjawab kepada MPR sebagai lembaga tertinggi negaran (Quasi-Presidensial). Nopember 1945 Juli 1959 Kabinet Parlementer. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Kembali ke UUD 1945 Sistem Presidensial.

26

Sistem Saat Ini


Sistem Presidensial tetapi tidak efektif Parlemen memiliki sejumlah kekuasaan yang sebenarnya domain presiden. Parlemen memiliki hak veto sedang eksekutif tidak. UU terkait politik tidak koheren dengan sistem presidensial Multi Partai.

27

Kenapa jadi bermasalah

Pada masa demokrasi terpimpin dan Orde Baru Sistem Presidensial yang dilakukan melahirkan kekuasaan yang otoriter. Karakteristik UUD 1945 dimana pemusatan kekuasaan ada di tangan Presiden (Executive heavy). Banyak loop holes yang terdapat di dalam rumusan pasal-pasal UUD 1945 sehingga turut memperbesarkan kekuasaan Presiden, termasuk didalamnya tidak adanya pembatasan periode masa jabatan president
28

Kenapa jadi bermasalah

Pada masa Reformasi dalam rangka mencegah kekuasaan yang otoriter dilakukan amandemen terhadap UUD 1945. Dalam melakukan amandemren tersirat ambisi untuk membatasi kekuasaan presiden, sehingga yang terjadi sebuah antitesa terhadap kondisi sebelumnya, yaitu EXECUTIVE HEAVY menjadi LEGISLATIVE HEAVY
29

Kenapa jadi bermasalah


Yang menjadi persoalan bukan saja bagaimana membatasi kekuasaan presiden, namun bagaimana menjamin kekuasaan tersebut. Sistem presidensial menjadi tidak efektif. UU bidang politik tidak koheren dengan sistem presidensial- Multi Partai.

30

Solusi ke Depan

Sistem Presidensial murni. Penetapan hubungan antara eksekutif dengan legislatif. Pengangkatan para menteri berbasis profesional daripada partai. Sistem kepartaian yang sederhana dan berbasis merit Membangun paradigma bahwa jabatan pada institusi politik adalah kehormatan/pengabdian bukan tempat mencari rezeki semata.
31

REFERENSI: 1. DAVID EASTON 2. L. OPPENHEIM. 3. TEGUH KURNIAWAN 4. KOPSTEIN & LICHBACH

TERIMA KASIH
32

You might also like