You are on page 1of 14

KETELITIAN TITRASI POTENSIOMETRIK URANIUM TERMODIFIKASI

UNTUK ALIKOT 1-20 mgr DENGAN MENGGUNAKAN BESI(II)SULFAT


SEBAGAI REDUKTOR

Noor Yudhi

ABSTRAK
Ketelitian Titrasi Potensiometrik Uranium Termodifikasi untuk alikot
1-20 mgr dengan Menggunakan Besi(II)sulfat sebagai Reduktor. Ketelitian
titrasi potensiometrik uranium termodifikasi untuk alikot 1-20 mgr dengan
menggunakan besi(II)sulfat telah dipelajari. U308 digunakan sebagai sumber
uranium standar dan besi(II)sulfat digunakan untuk mereduksi U(VI) menjadi
U(IV) di dalam larutan asam phospat pekat yang mengandung asam sulfamat,
sementara kelebihan besi(II)sulfat kemudian dioksidasi oleh asam nitrat dengan
Mo (VI) sebagai katalisator. Setelah ditambahkan air dan vanadium (IV),
penentuan keseluruhan U (IV) ditentukan oleh titrasi standar kalium dikromat
secara potensiometrik menggunakan elektroda platinum. Pada prosedur ini
modifikasi meliputi pengurangan pereaksi sehingga tinggal l0% dari pereaksi
semula yang diadopsi dan mengganti konsentrasi titer kalium dikromat menjadi
0.025 N. Hasil analisis menunjukkan bahwa untuk berat uranium 1 mgr faktor
koreksi sebesar 0.846 dengan standar deviasi relatif sebesar 2.3%, sedangkan
untuk berat uranium 20 mgr faktor koreksi sebesar 0.991 dengan standar deviasi
relatif sebesar 0.405%. Hasil analisis yang diperoleh mengikuti persamaan garis
linier Y = 0.9995X + 0.2229
KATA KUNCI : Analisis uranium, kadar uranium (% uranium), titrasi redoks.
ABSTRACT
Accuracy of the Modified Potentiometric Titration for 1-20 mg of
Uranium by using Iron(II) sulphate as Reductant. Accuracy of the modified
potentiometric titration for 1-20 mg of uranium by using iron(II)sulphate as
reductant has been studied. The U308 is used as standard uranium and
iron(II)sulphate is employed to reduce U (VI) to U (IV) in concentrated phosphoric

1
acid solution containing sulfamic acid . The excess of iron(II)sulphate is
subsequently oxidized by a nitric acid solution in the presence of Mo (VI) as a
catalyst. After dilution with water and addition of vanadium (IV), the determination
of U(IV) is completed by titrating it with standard potasium dichromate solution
using a potentiometric technique with platinum electrode. In this procedure,
modification includes reduction of reactant up to 10% of the initial value and
changing the titer concentration of potassium dichromate to 0.025 N. The results
of the analysis indicate that for 1 mg of uranium, the correction factor is 0.846
with relative standard deviation is 2.3%, for 20 mg of uranium, the correction
factor is 0.991 with relative standard deviation is 0.405%. The results obtained
is represented by linear equation of Y = 0.9995X + 0.2229

KEY WORDS : Uranium analysis, uranium content (% uranium), redox


reactions.

PENDAHULUAN
Penentuan kadar uranium tidak hanya dilakukan secara potensiometrik
tapi juga banyak cara lain yang digunakan misalnya cara gravimetri, polarografi,
konduktometri dan sebagainya. Cara gravimetri dan polarografi cukup teliti tapi
kurang cepat, sedangkan cara konduktometri cukup cepat hanya saja
ketelitiannya kurang.[5]
Cara potensiometrik dipilih karena memiliki ketelitian yang relatif tinggi,
dapat dilaksanakan secara cepat dan preparasinya sangat sederhana. Analisis
uranium dengan metode titrimetri ada dua cara, yang pertama dengan pereduksi
titan dan yang kedua dengan pereduksi ferro sulfat. Percobaan ini menggunakan
pereduksi ferro sulfat seperti pada prosedur ASTM[1], ISO[2] dan Davies Gray[3].
Analisis uranium dengan metode titrimetri yang dimodifikasi ini diharapkan dapat
untuk menganalisis uranium dalam keadaan murni sampai berat 1 mg U di dalam
cuplikan yang dianalisis.

2
HIPOTESA
Pada percobaan ini modifikasi dititik beratkan pada prosedur ISO 7097-
[2]
1983 di mana uranium yang dianalisis mengandung sekitar 200 mgr yang
membutuhkan pereaksi relatif besar. Untuk penghematan pereaksi, uranium
yang digunakan untuk analisis berkisar antara 1-20 mgr agar penggunaan
pereaksi dapat ditekan hingga tinggal 10% dari pereaksi yang digunakan semula.
Modifikasi di dalam percobaan ini tidak hanya mengurangi pereaksi yang
digunakan tetapi juga mengganti konsentrasi larutan titer kalium dikromat yang
[2]
digunakan dari 0.2 N dan 0.015 N menjadi satu larutan titer kalium dikromat
0.025 N, Hal ini dilakukan guna menyederhanakan prosedur ISO 7097-83 yang
memakai dua larutan titer dalam satu kali titrasi. Dengan pertimbangan-
pertimbangan di atas diharapkan hasil analisis tetap berlangsung baik dan
menghasilkan data yang cukup teliti.

TEORI
Analisis uranium secara potensiometrik sudah banyak dilakukan
[1] [2]
diantaranya prosedur ASTM dan ISO , prosedur-prosedur tersebut banyak
kemiripannya satu dengan lainnya dan keduanya berasal dari penelitian yang
dilakukan oleh W. Davis dan W. Gray dari UKEA reactor group di Dounreay
skotlandia pada tahun 1964. [3]
Penentuan konsentrasi uranium secara potensiometrik didasarkan atas
reaksi redoks. Mula-mula uranium valensi (VI) direduksi menjadi uranium valensi
(IV) oleh zat pereduksi ferro sulfat di dalam larutan asam phosphat pekat yang
mengandung asam sulfamat , kelebihan besi(II)sulfat kemudian dioksidasi oleh
asam nitrat dengan Mo (VI) sebagai katalisator. Setelah larutan diencerkan
dengan air dan ditambah Vanadium (IV), penentuan keseluruhan U(IV) dititrasi
dengan standar kalium dikromat secara potensiometrik menggunakan elektroda
platina.

3
Reaksi yang terjadi :
Di dalam larutan asam phosphat pekat.
U02 2 + + 2Fe2+ + 4 H + → U4+ + 2Fe3+ + 2H20
3Fe2+ + N03- + 4H+ → 3Fe3+ + N0 + 2H20
Fe2+ + N03- + 2H+ → Fe3+ + N02 + H20
Di dalam larutan asam phospat encer.
U4+ + + 2Fe3+ + 2H20 → U022+ + 2Fe2+ + 4H+
Fe2+ + V02+ + 2H+ → Fe3+ + V3+ + H20
Reaksi total : U4+ + 2V02+ → U022+ + 2V3+
Reaksi selama titrasi dengan larutan kalium dikromat
Cr2072- + 6V3+ + 2H+ → 2Cr3+ + 6V02+ + H20
Kesetaraan reaksi antara U4+ dengan larutan dikromat
Cr2072- + 3U4+ + 2H+ → 2Cr3+ + 3U022+ + 2H20
Rumus yang digunakan dalam analisis ini
Kadar U (%) = Vt x 2.975 x K x 100 %
GxV
Vt = volume titran kalium dikromat
K = volume pengenceran
G = berat cuplikan awal
V = volume cuplikan yang dianalisis
2.975 = Nt x 238/2
Nt = normalitas titran (0.025)
Titrasi potensiometrik dijalankan dengan mengukur perubahan potensial
elektroda yang dicelupkan ke dalam larutan pada saat pereaksi ditambahkan,
dan titik akhir dicapai bila tejadi perubahan potensial yang cepat pada 400-600
mV kemudian titrasi dihentikan dan hasilnya diperoleh dari pencatatan alat dalam
unit gr/liter uranium.

4
METODA
Pada penelitian ini dilakukan standarisasi metoda titrimetri yang
dimodifikasi dengan U308 standar dengan variasi berat dari 1 mgr sampai dengan
20 mgr dan dititrasi secara potensiometrik dengan larutan kalium dikromat 0.025
N. Titrasi potensiometrik dijalankan dengan mengukur perubahan potensial
elektroda yang dicelupkan kedalam larutan pada saat pereaksi ditambahkan.
Metoda yang digunakan pada penelitian ini ialah potensiometrik dengan
pereduksi ferro sulfat atau disebut juga metoda titrimetri dengan pereduksi ferro
sulfat dan oksidator kalium dikromat.

BAHAN / ALAT DAN TATA KERJA


Bahan Yang digunakan dalam percobaan.
• FeS04.7H20 (ferro sulfat) 1 M
• H2S04 (asam sulfat) 96% (1.84) gr/ml
• HN03 (asam nitrat) 65% (1.42) gr/ml
• H3P04 (asam phosphat) 1.74 gr/ml
• Larutan ammonium molibdat 0.4 %
• Larutan kalium dikromat 0.02 M.
• Larutan titer kalium dikromat 0.025 N
• Asam sulfamat 1.5 M
• Vanadil sulfat 0.125%
Alat yang dipakai.
• Potensiometer
- Titroprocessor Metrohm 672
- Buret dosimat Metrohm 655
- Pengaduk magnit Metrohm 649
• Peralatan gelas
• Timbangan analitik Sartoius
• Ependorff 50,100,250 dan 500 mikro liter

5
Tata kerja.
Pada pelaksanaan ini diuraikan urutan cara melakukan percobaan yang
dilakukan di laboratorium, urutannya sebagai berikut :
• Dibuat larutan Asam sulfat 50% dengan mencampur Asam sulfat 96%
dengan air dengan perbandingan 1 : 1
• Dibuat larutan ferro sulfat 1 M dengan melarutkan Ferro sultat 280 gr dalam
100 ml H2S04 96% dan diencerkan dengan air sampai volume 1 liter.
• Dibuat larutan Ammonium molibdat 0.4% dengan melarutkan 4 gr ammonium
molibdat dalam 500 ml HN03 65% dan 500 ml air, dan selanjutnya disebut
larutan A.
• Dibuat larutan Asam sulfamat 150 gr/l dengan melarutkan 150 gr Asam
sulfamat 1 liter air.
• Dibuat larutan Vanadium sulfat 1.25 gr/l dengan melarutkan 1.25 gr dalam 25
ml asam sulfat 50% dan diencerkan dengan air sampai volume 1 liter.
• Dibuat larutan titer Kalium dikromat 0.025 N dengan melarutkan 1.226 gr
dalam 1 liter air.
• Dibuat larutan kalium dikromat 0.02 M dengan melarutkan 0.981 gr dalam 1l
air.
• Dibuat larutan induk U308 dengan kadar 20 gr U/liter.
• Dari larutan induk dibuat larutan standar U dengan berat 1, 5, 10 dan 20 mgr
dan dimasukkan dalam gelas beker 40 ml dan masing-masing berat dibuat 10
cuplikan.
• Tambahkan kedalam masing-masing cuplikan 0.5 ml H2S04 50%, 0.5 ml
Asam sulfamat, 4 ml Asam phosphat, 0.5 ml Ferro sulfat, 0.2 ml Kalium
dikromat 0.02 M, 1 ml lart. A, aduk selama 3 menit dan tambahkan lart.
Vanadium sulfat 0.125% 10 ml dan tambah air sampai volume 50 ml.
• Elektoda platina dimasukkan kedalam larutan yang akan dititrasi.
• Titrasi potensiometrik dimulai dengan menjalankan titroprocessor dan titrasi
dihentikan apabila titik ekivalen telah dicapai yaitu dengan ditandai
perubahan potensial yang sangat cepat dan hasilnya terbaca pada alat dalam
unit gr/liter.

6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tabel I kolom 5 terbaca bahwa makin kecil uranium yang dianalisis
makin besar penyimpangannya. Hal ini menunjukkan ketepatan analisis makin
berkurang, yang disebabkan oleh kemampuan komposisi bahan dari metode ini
sehingga faktor koreksi analisis tidak sama dengan satu.
Pada tabel 2 kolom 6 terbaca bahwa untuk analisis uranium dengan berat
1-20 mgr nilai standar deviasi relatif berkisar antara 0.405%-2.3%, menurut
statistik hasil ini masih cukup teliti karena masih dibawah 5%, sedangkan pada
pereaksi awal seperti prosedur ISO dan ASTM nilai standar deviasi relatifnya
sebesar 0.1% untuk 200 mgr cuplikan uranium yang dianalisis. Pada percobaan
ini, makin kecil berat uranium yang dianalisis faktor koreksi makin kecil dan
standar deviasi relatif makin besar. Hal ini menunjukkan bahwa berat uranium
yang dianalisis makin kecil, ketepatan dan ketelitian makin berkurang.
Pada tabel 3 kolom 6 hasil analisis yang menggunakan cuplikan bahan
kimia yang berbeda-beda menunjukkan bahwa dengan metoda ini uranium yang
teranalisis berkisar antara 98.08% - 98.80% dan hasil ini cukup baik dan masih
memenuhi persaratan yang ditentukan yaitu kesalahan relatif lebih kecil dari 5%.
Gambar 1 menunjukkan hubungan antara berat U awal dengan berat U
hasil analisis, pada gambar ini terlihat grafik hasil analisis uranium standar
memenuhi persamaan garis Y = 0.9995X + 0.2229 dan R=1. Hal ini
menunjukkan bahwa grafik berbentuk garis lurus dengan intersep 0.2229.

KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dengan prosedur yang dimodifikasi ini pereaksinya
dapat dihemat sebesar 90% dan penggunaan sampel dapat lebih kecil serta
preparasi dan perhitungannya dapat dilakukan dengan mudah dan lebih
sederhana karena hanya memakai satu larutan titer kaliun dikromat 0.025 N.

7
Ketelitian dari metoda ini cukup dapat diandalkan, hal ini dapat terlihat
pada cuplikan bahan kimia yang dianalisis dengan metoda ini mempunyai
kesalahan relatif berkisar antara 1.2% - 1.92%.

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan uranium hasil analisis masih


harus dikoreksi menggunakan faktor koreksi hasil analisis atau dikoreksi
menggunakan persamaan garis linier yang diperoleh pada saat standarisasi
untuk mendapatkan analisis yang teliti. Koreksi yang diperoleh pada saat
standarisasi baik itu faktor koreksi maupun persamaan garis linier keduanya bisa
dipakai sebagai faktor koreksi. Dari hasil analisis uranium standar diperoleh hasil
bahwa untuk berat 1 mgr uranium yang dianalisis ditemukan faktor koreksi
sebesar 0.846 dengan standar deviasi relatif 2.3%. Untuk berat 20 mgr U yang
dianalisis faktor koreksi sebesar 0.991 dengan standar deviasi relatif 0.405%.
Dari keseluruhan data diperoleh persamaan garis linier Y = 0.9995X + 0.2229
dengan R=1. Kesimpulan ini menunjukkan metode ini dapat digunakan untuk
analisis uranium dalam keadaan murni dari berat 1 mgr sampai dengan berat 20
mgr dalam larutan cuplikan.
Percobaan masih akan diteruskan dengan menggunakan pengotor, agar
prosedur ini dapat digunakan untuk menganalisis uranium yang terkandung
dalam limbah.

8
DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM STANDARD , Designation C799-83,” Standard Methods for Chemical,
Mass Spectrometric, Spectrochemical, Nuclear, and Radiochemical Analysis
of Nuclear-Grade Uranyl Nitrate Solution “, American National Standard
Institute, (1983), p.51-52
2. ANONIM, “ Determination of uranium in reactor fuel solutins and in uranium
product solutions-Iron(II) sulfate reduction/potassium dichromate oxidation
titrimetric method ”, International Standard Organization”, No 7097-1983,p.1-
5.
3. DAVIES W. and W. GRAY,” A rapid and specific titrimetric method for the
precise determination of uranium using Iron(II)sulphate as reductant “,
Talanta, vol 1, 1964, p.1203-1211.
4. SIGIT, “ Penentuan Potensiometrik Uranium dengan Modifikasi Metode Titan
“, Lokakarya KTPBN, BATAN – PPBMI, Yogyakarta, 1983, hal C11/1-C11/9.
5. SUMARTONO W. P.,“ Penerapan prosedure ASTM C 799-75 untuk
Penentuan kadar Uranium dalam larutan Uranil nitrat “, Lokakarya KTPBN,
BATAN – PPBMI, Yogyakarta, 1983, hal C12/1-C12/11.
6. PUTRO P.K. dan A. C. MUNARKA.” Penerapan cara analisis Potensiometrik
Davies Gray termodifikasi untuk penentuan kandungan uranium di Instalasi
Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset “, BATAN - PPNY, Yogyakarta, 1987,
hal 380-392.

9
TABEL 1 : DATA HASIL ANALISIS
No. Berat U awal, mg Volume titer (ml) Berat U hasil Berat U hasil ana
K2Cr2O7 (0.025 N) analisis, mg lisis rerata, mg
1. 1 0.418 1.214
0.401 1.162
0.414 1.200
0.390 1.131
0.414 1.200 1.182
0.405 1.176
0.419 1.215
0.412 1.194
0.398 1.154
0.404 1.172
2. 5 1.812 5.256
1.831 5.311
1.812 5.256
1.818 5.274
1.815 5.264 5.236
1.785 5.175
1.793 5.201
1.797 5.212
1.782 5.168
1.810 5.248
3. 10 3.534 10.249
3.546 10.284
3.531 10.239
3.564 10.336
3.547 10.286
3.537 10.257 10.272
3.525 10.222
3.546 10.284
3.560 10.324
3.531 10.239
4. 20 6.917 20.061
6.915 20.054
6.979 20.238
6.965 20.199
6.946 20.143 20.185
6.968 20.206
6.967 20.205
6.997 20.297
6.964 20.195
6.982 20.248

10
TABEL 2 : DATA HASIL PERHITUNGAN
No. Berat U hasil Faktor Berat U Berat U Keterang-
analisis, mg koreksi rerata terkoreksi, mg rerata, mg an

1. 1.214 1.027
1.162 0.983
1.200 1.015
1.131 0.957
1.200 0.846 1.015 0.9998 SD=0.023
1.176 0.995 RSD=2.3%
1.215 1.028
1.194 1.010
1.154 0.976
1.172 0.992
2. 5.256 5.019
5.311 5.072
5.256 5.019
5.274 5.037
5.264 0.955 5.027 5.0007 SD=0.043
5.175 4.942 RSD=0.860%
5.201 4.967
5.212 4.977
5.168 4.935
5.248 5.012
3. 10.249 9.983
10.284 10.017
10.239 9.973
10.336 10.067
10.286 0.974 10.019 10.0051 SD=0.037
10.257 9.990 RSD=0.370%
10.222 9.956
10.284 10.017
10.324 10.056
10.239 9.973
4. 20.061 19.880
20.054 19.874
20.238 20.056
20.199 20.017
20.143 0.991 19.962 20.0029 SD=0.081
20.206 20.024 RSD=0.405%
20.205 20.023
20.297 20.114
20.195 20.013
20.248 20.066

11
Uranium hasil analisis Vs Uranium awal

25
y = 0.9995x + 0.2229
Uranium hasil analisis, mgr

20 R2 = 1

15

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 20
Uranium awal, mgr

GAMBAR 1: Grafik hasil analisis Uranium .

KETERANGAN :

Faktor koreksi dapat dihitung dengan cara

Faktor koreksi = Berat uranium awal


Berat uranium hasil analisis rerata

Berat uranium terkoreksi rerata dapat dihitung dengan cara

Berat uranium terkoreksi rerata = Faktor koreksi X Berat uranium hasil analisis
rerata

12
TABEL3 : CUPLIKAN BAHAN KIMIA YANG DIANALISIS DENGAN METODE INI
No. Bahan/Berat U awal Berat U hasil Faktor Berat U Berat U yang
dlm bahan, mg analisis, mg koreksi rerata, mg teranalisis, %
U3O8 serbuk
1. 10 10.218
10.196
10.170 0.974 9.880 98.80%
10.094
10.050
2. Uranil acetat
kristal
5 5.106
5.106
5.180 0.955 4.927 98.54%
5.211
5.194
3. Uranil nitrat
kristal
5 5.098
5.127
5.101 0.955 4.904 98.08%
5.189
5.161
4. Limbah 1.
1 ml 0.908
0.903
0.895 0.974 0.872 872 ppm
0.884
0.888
5. Limbah 2.
1 ml 0.318
0.321
0.322 0.846 0.266 266 ppm
0.307
0.310

13
14

You might also like