You are on page 1of 18

Laporan Kritik Jurnal Mata Kuliah Epidemiologi Gizi

Olive Oils High in Phenolic Compounds Modulate Oxidative/Antioxidative Status in Men Kelompok 3

Siti Farhatun (108101000025) Astri Widya (108101000026) Titah Wulandari (108101000028) Irda Septiani (108101000030) Ayu Dwi Lestari (108101000031)

Prodi Kesehatan Masayarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 M 1432 H

Olive Oils High in Phenolic Compounds Modulate Oxidative/ Antioxidative Status in Men

1. Judul dan penulisan I. Judul : Syarat syarat judul yang baik : a) Spesifik b) Efektif, judul tidak boleh lebih dari 12 kata untuk bahasa Indonesia dan 10 kata untuk bahasa Inggris c) Singkat, Menurut Day (1993), judul yang baik adalah yang menggunakan katakata sesedikit mungkin tetapi cukup menjelaskan isi paper. Namun, judul tidak boleh terlalu pendek sehingga menimbulkan cakupan penelitian yang terlalu luas yang menyebabkan pembaca bingung. d) Menarik e) Pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam sekali baca. Kritik jurnal : Judul diatas sudah spesifik karena pembaca sudah bisa memahami apa ekposure dan apa outcome yang ada dalam jurnal tersebut. Panduan penulisan berkala ilmiah, judul jurnal ini sudah efektif karena penulisan tidak lebih dari 10 kata dalam bahasa inggris. Judul cukup menarik dan menggambarkan mengenai penelitian yang dilakukan. Exposure yaitu Olive Oil High in Phenolic compounds dan outcomenya yaitu oxidative/antioxidative status in Men. II. Penulisan nama peneliti Syarat syarat penulisan nama penulis jurnal : a. Tanpa gelar akademik/ professional b. Jika lebih dari 3 orang boleh yang dicantumkan hanya penulis utama, dilengkapi dengan dkk ; nama penulis lain dimuat di catatan kaki atau catatan akhir c. Ditulis alamat dari penulis berupa email dari peneliti d. Tercantum nama lembaga tempat peneliti bekerja e. Jika penulisan paper dalam tim, penulisan nama diurutkan sesuai kontibusi penulis. Penulis Utama : Penggagas, Pencetus Ide, Perencana & penanggung jawab utama kegiatan. Penulis kedua : Kontributor kedua, dst.

Kritik Jurnal : Dalam jurnal ini, penulisan nama peneliti dalam jurnal ini sudah cukup baik dengan tidak menggunakan gelar akademik, namun penulisan nama peneliti lebih dari tiga orang dan semua penulis dilampirkan namanya. Seharusnya hanya tiga penulis utama saja yang dilampirkan, selebihnya dilampirkan dengan tulisan dkk dan seharusnya nama penulis yang lain dicantumkan di catatan kaki atau catatan akhir. Selain itu, tidak ada alamat email si peneliti, hanya tercantum lembaga tempat dimana peneliti bekerja. III. Abstrak & Referensi Abstrak merupakan ringkasan suatu paper yang mengandung semua informasi yang diperlukan pembaca untuk menyimpulkan apa tujuan dari penelitian yang dilakukan, bagaimana metode/pelaksanaan penelitian yang dilakukan, apa hasilhasil yang diperoleh dan apa signifikansi/nilai manfaat serta kesimpulan dari penelitian tersebut. Abstrak yang baik harus mencakup tentang permasalahan, objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian, hasil utama, serta kesimpulan yang dicapai. Selain judul, umumnya pembaca jurnaljurnal ilmiah hanya membaca abstrak saja dari paper-paper yang dipublikasi dan hanya membaca secara utuh paper-paper yang paling menarik bagi mereka. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa abstrak dibaca 10 sampai 500 kali lebih sering daripada papernya sendiri. Cara Penulisan Abstrak : Tersusun tidak lebih dari 200 250 kata. Namun ada pula yang membatasi abstraknya tidak boleh lebih dari 300 kata. Karena itu untuk penulisan abstrak cermati ketentuan yang diminta redaksi. Ditulis dalam bahasa Indonesia & Inggris. Diawali dengan bahasa Inggris jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bahasa Inggris, dan diawali dengan bahasa Indonesia jika penulisan keseluruhan tubuh paper dalam bahasa Indonesia. Berdiri sendiri satu alinea (ada juga yang menentukan bisa lebih dari satu alinea). Untuk jenis paper hasil penelitian, penulisan abtraknya tanpa tabel, tanpa rumus, tanpa gambar, dan tanpa acuan pustaka. Jadi tidak boleh mengutip pendapat orang lain, harus menggunakan data-data dan hasil penelitian serta argumen yang didapat dari penelitian sendiri.

Untuk jenis paper hasil review, penulisan abstraknya boleh mengutip hasil penelitian orang lain dari acuan pustaka/ sumber yang diacu. Di bawah abstrak ditulis kata kunci, paling sedikit terdiri dari tiga kata yang relevan dan paling mewakili isi karya tulis. Demikian juga di bawah abstrak ditulis paling sedikit tiga key words yang sesuai dengan kata kunci pada abstrak. Namun, kata kunci, tidak selalu terdiri 3 kata, ada juga yang menentukan kata kunci ditulis dalam 4-6 kata (tergantung redaksi). Kritik jurnal : Abstrak disusun secara jelas menerangkan keseluruhan isi dari jurnal. Penulisan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat langsung dipahami tanpa membaca keseluruhan naskahnya. Abstrak dalam jurnal ini hanya ada satu paragraf. Didalam abstrak ini juga memuat pendekatan, bahan dan metode yang digunakan pada penelitian serta hasil dan simpulan. Hal ini sesuai dengan persyaratan abstrak. Selain itu, abstrak juga ditulis dengan point-point yang menjelaskan permasalahan, objek penelitian, tujuan dan lingkup penelitian, pemecahan masalah, metode penelitian, hasil utama, serta kesimpulan yang dicapai peneliti. Untuk kata kunci (key word) dibawah abstrak telah sesuai dengan persyaratan jurnal karena terdapat lima kata kunci (tidak melebihi ketentuan).

Cara Penulisan Referensi : Daftar acuan (references) berisi informasi yang diacu dari sumber lain yang dimanfaatkan dalam penelitian, dan dikutip baik esensinya maupun statement lengkapnya dalam teks penulisan tesis/disertasi atau laporan penelitian. Penulis dari sumber informasi yang diacu ini harus tercatat dalam Daftar Acuan pada halaman terakhir dari penulisannya. Cara penulisan referensi ada dua yaitu : a. System harvard Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh tulisan. Format perujukan pustaka mengikuti cara Harvard atau cara Vancouver. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus muncul dalam daftar pustaka, begitu juga sebaliknya setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah dirujuk dalam tubuh tulisan. Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan

huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia. b. System Vancouver Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan. Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan di bidang kedokteran dan kesehatan. Contoh : (1) Prabowo GJ, Priyanto E. New drugs for acute respiratory distress syndrome due to avian virus. N Ind J Med. 2005;337:435-9. Kritik jurnal : Pada jurnal olive oil ini, penulisan literatur menggunakan system Vancouver yaitu dengan menggunakan cara penomoran sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan. Hal ini dapat memudahkan pembaca untuk menemukan literature yang dicari dibandingkan dengan cara system Harvard yang pengurutan nya dilakukan secara alfabetis. Dapat dilihat dari cara penulisan literaturnya sebagai berikut : 1. Renaud, S.,de Lorgerio, M., M., Delaye,. J. Guidollet,. J., Jacquard, F., Mamelle,. N., Martin, J. L., Monjaud, I., Salen, P. & Toubol, P. (1985) Cretan Mediterranean diet for prevention of coronary heart disease. Am. J. Clin. Nutr. 61: 1360S-1367S

IV.

Pendahuluan Latarbelakang Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian,

hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya permasalahan tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam

Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Latar belakang penelitian pada jurnal ini kurang mengangkat permasalahan tentang pentingnya penelitian ini. Hanya dijelaskan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitiannya sekarang, yaitu : There is growing epidemiologic evidence that the traditional Mediterranean diet has a beneficial effect on disease (CHD) and cancer, and also aging. Olive oil consumption was associated with a lower coronary risk and with a reduced breast cancer risk.

Hipotesis yang dilihat peneliti. Terdapat hipotesis yang ingin dilihat pada peneliti yaitu : we assessed the effect of moderate, real life doses of 3 olive oils, differing only in their phenolic content, on oxidative stress biomarkers and blood lipids, both postprandally and after short term consumption.

Tujuan yang dilihat peneliti Peneliti ingin melihat apakah dengan mengkonsumsi olive oil dapat meningkatkan status oxidative/ antioksidan pada laki-laki.

2. Deskripsi Penelitian Latar belakang penelitian ini dilaksanakan adalah karena fakta epidemiologi tentang diet Mediteranian yang memiliki efek yang menguntungkan dalam menghindari penyakit yang berhubungan dengan kerusakan oxidative seperti penyakit Jantung Koroner, kanker dan penuaan. Dan telah ada beberapa penelitian yang membuktikan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun berhubungan dengan penurunan resiko jantung koroner dan mengurangi resiko kanker payudara. Dalam penelitian ini, intervensi yang diberikan adalah pemberian minyak zaitun dengan kandungan tinggi Phenolic pada laki-laki. Outcome yang diharapkan adalah adanya pengaruh intervensi terhadap status oxidative pada subjek yang diteliti. Desain studi yang digunakan adalah Studi Eksperimen dengan jenis crossover experimental trial Dengan uji acak terkendali buta ganda (double blind randomized) dimana pada desain ini peneliti maupun subjek tidak mengetahui perlakuan/intervensi diberikan kepada siapa.

Cross over design (desain saling-silang) pada dasarnya adalah pengulangan perlakuan. Semua subjek menerima paparan, baik kelompok perlakuan maupun kelompok placebo, pada waktu yang setara. Pada desain ini terdapat washout period yaitu periode waktu dimana penerima perlakuan dipertukarkan. (Siagian, 2010) Dalam jurnal ini disebutkan bahwa desain yang digunakan adalah cross over design. Hal itu tercantum pada pernyataan The study was performed as a double-blind, randomized, crossover experimental trial. Subject received 1 of the 3 olive oil treatments 25 mL/d over 4 consecutive days (intervention period) with a washout period of 10 d between treatments. Populasi menurut Nazir (1999) adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Adapun yang dimaksud dengan populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 79). Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Biologi Universitas Pompeu Fabra, Barcelona, Spanyol. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini. (Soekidjo Notoatmodjo, 2005: 79). Sampel studi adalah sukarelawan yang direkrut dari Mahasiswa Biologi, Universitas Pompeu Fabra, Barcelona, Spanyol dengan jumlah sampel sebanyak 12 mahasiswa. H Hasil dari intervensi ini terdiri dari dua efek, yaitu efek pada waktu singkat dan efek prostprandial. y Efek Singkat (Short term effects) Menurunkan oxLDL, 8-oxo-dG di mitDNA dan urin Meningkatkan GSH-Px dan HDL-C MPC Meningkatkan GR, GSH Px dan HDL-C y Postprandial effects Pada hari ke-1 intervensi, konsentrasi lemak dan glukosa dalam darah tidak mengalami perubahan secara signifikan setelah diberikan minyak zaitun semua kategori tetapi perubahan yang signifikan terjadi pada hari ke-4 intervensi, yaitu menurunkan kadar oxLDL dan 8-oxo-dG di mitDNA .

HPC

3. Validitas Menurut Ahmad Watik (2007), validitas adalah ketepatan ukuran, ketelitian dan kecermatan. Ketepatan ukuran disini tepat mengukur apa yang memang akan diukur (sensitivitas) serta pengukuran tersebut tidak terukur hal lain selain yang akan diukur (spesifisitas), sedangkan ketelitian disini, yaitu pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat reabilitas. Validitas berkaitan dengan tiga unsur : 1). Alat ukur, 2) metode ukur, 3). Pengukur (penelti).Validitas penelitian terbagi dua yaitu internal validity dan external

A. Validitas internal Validitas internal adalah kesahihan penelitian menyangkut sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian (terutama penelitian experimental) benar-benar hanya terjadi karena perlakuan yang diberikan (variabel perlakuan) dan bukan karena faktor lain (variabel luar). Validitas internal suatu penelitian dapat dinilai dari beberapa hal, diantaranya adalah dengan meminimalisasi bias yang mungkin terjadi. a. Bias informasi Bias informasi (information bias) adalah bias observasi (observation bias) atau bias pengukuran (measurement bias) adalah bias yang terjadi karena perbedaan sistematik dalam mutu dan cara pengumpulan data. (misalnya karena menggunakan kriteria atau metode pengukuran yang tidak sahih) tentang pajanan atau penyakit/masalah kesehatan dari kelompok-kelompok studi. Ada 3 sumber bias informasi : Kesalahan pengukuran, khususnya ketika terjadi misklasifikasi penyakit dan/ atau misklasifikasi pajanan yang dapat menimbulkan apa yang disebut sebagai bias misklasifikasi (misclassification bias). Kecenderungan kesalahan pengukuran pertama (pada variable berskala kontinyu) yang menghasilkan nilai ekstrim, untuk bergeser ke nilai tengah pada pengukuran berikutnya. Kecenderungan ini dapat menimbulkan bias yang disebut regresi kenilai tengah (regression to the mean). Penggunaan kelompok (agregat) sebagai unit analisis pada penelitian-penelitian yang dirancang untuk mengambil kesimpulan kausal tentang fenomena (timbulnya

penyakit/masalah kesehatan) pada tingkat individu. Situasi ini dapat mengundang potensi bias ekologi (ecologic bias/ ecological fallacy). Bias jenis ini sering terjadi pada rancangan studi korelasi/ ekologi. Bias lainnya yg terkait dengan kesalahan pengukuran yg dapat berujung pada misklasifikasi penyakit atau pajanan adalah: a. Recall bias (bias mengingat kembali) dari subyek penelitian yg terjadi karena misalnya kemampuan pasien mengingat informasi pajanan berbeda pada kelompok kasus dan kontrol. b. Interviewer bias (bias pewawancara) terjadi karena subyektifitas atau sugesti pewawancara dalam proses pengumpulan data. c. Clever Hans effect yg terjadi karena subyek merubah respons agar sesuai dengan apa yg (dianggap oleh subyek) menyenangkan peneliti/ pewawancara. Bias ini mirip dengan Hawthorne effect, yaitu perubahan status pajanan karena pengaruh studi. Selama masa intervensi, LPC olive oil diberikan kepada subjek dan keluarganya agar dapat dimasukan ke dalam makanan yang mereka konsumsi. Kemudian, subjek diminta untuk mengisi dietary record setiap harinya. Kemungkinan adanya bias informasi adalah subjek tidak mengisi dietary record dengan benar dan lengkap atau bias informasi lainnya tidak dapat memastikan apakah olive oil yang diberikan oleh peneliti digunakan dalam campuran masakan keluarga subjek. b. Bias karena confounding Dalam jurnal ini, peneliti menjelaskan keterbatasan yang dialami pada saat penelitiannya, yaitu waktu penelitian yang singkat. It can be argued that one of the limitations of the study is the short term period. Hal ini dikarenakan peneliti ingin menimalisir variabel confounding, karena pada saat intervensi relawan harus melakukan diet ketat dan dikontrol untuk mengkonsumsi antioksidan yang sangat rendah, sehingga menghindari gangguan antioksidan lainnya serta variabel perancu lainnya yang mungkin timbul, seperti perubahan dalam faktor gaya hidup, yang sering menutupi hasil studi intervensi gizi. Namun, bias karena confounding dapat tetap terjadi karena tidak adanya pemeriksaan atau pengukuran status oxidative pada sebelumnya. Bisa saja subjek awalnya sudah memiliki

kebiasaan diet yang baik sehingga status oxidative sudah baik dari awal, sehingga tidak diketahui apakah status oxidative benar-benar merupakan efek karena pemberian minyak zaitun pada hari intervensi. c. Bias seleksi Bias seleksi adalah distorsi efek berkaitan dengan cara pemilihan subyek kedalam populasi studi. Bisa terjadi bila status penyakit pada studi kohort (retrospektif), atau status exposure, pada kasus kontrol atau kedua-duanya pada studi cross-sectional mempengaruhi pemilihan subyek pada kelompok-kelompok yang diperbandingkan. Bias seleksi terjadi ketika menggunakan kriteria yang berbeda dalam prosedur seleksi subyek. Besar dan arahnya seringkali tidak dapat diperkirakan. Bias ini sekali terjadi tidak dapat dikendalikan, melainkan hanya dapat dicegah. Penanggulangan Bias Seleksi 1. Sedapat mungkin menggunakan data insiden 2. Pada studi kasus kontrol, pilihlah kontrol dari populasi asal yang aktual (actual base population) darimana kasus studi tersebut muncul 3. Pada studi kasus kontrol yang tidak berbasis pada populasi, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan lebih dari 1 jenis populasi kontrol 4. Terapkan kriteria kelayakan yang sama untuk memilih semua subyek studi. 5. Usahakan agar semua subyek potensial menjalani prosedur diagnostik yang sama dan mendapat peluang deteksi dan pelaporan kasus yang sama. 6. Minimalkan non-respons atau non-partisipasi dan loss to follow-up. 7. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang riwayat pajanan, termasuk waktu dan alasan perubahan status pajanan. 8. Upayakan agar penyakit didiagnosis tanpa pengaruh dari pengetahuan tentang status pajanan (secara blind) 9. Berusaha menjamin obyektifitas dari peneliti dan subyek penelitian selama proses pengumpulan data. Untuk menjamin obyektifitas, maka beberapa pendekatan dapat dipakai, seperti penggunaan kriteria atau definisi penyakit dan pajanan yang ketat dan

dibenarkan (justified), menggunakan pendekatan blinding, ketika mengumpulkan informasi tentang pajanan dan/atau penyakit, menggunakan placebo dalam desain experimental, pendekatan restriksi dalam seleksi subyek 10. Berusaha menjamin dan memelihara tingkat kesahihan (measurement validity) dan kehandalan (reliability) dari instrumen/ tes studi Untuk menimalisir bias seleksi, peneliti menetapkan kriteria sampel inklusi dan eksklusi. y Inklusi : Mahasiswa sehat yang didukung berdasarkan rekam medis, uji fisik yang secara lengkap, dan uji laboratorium serta tidak merokok. y Eksklusi : Mahasiswa yang mengkonsumsi suplemen antioksidan, aspirin atau obat apapun yang mengandung bahan antioksidan Mahasiswa yang obesitas (BMI > 30 kg/m2) Mahasiswa yang mengidap penyakit diabetes, hiperlipidemia, penyakit pencernaan, Mahasiswa dengan faktor aktivitas fisik > 12,6 MJ/w atau kondisi lainnya yang dapat mengganggu persyaratan. Untuk menilai validitas internal lainnya, suatu jurnal juga harus memenuhi beberapa poin berikut ini : y Paparan mendahului akibat (time response) Hubungan intervensi yang diberikan dengan outcome yang muncul bersifat Retrospektif. Karena outcome akan terlihat setelah exposure diberikan. Penelitian ini didahului dengan pemberian olive oil terlebih dahulu sebelum diketahui akibat dari pemberian olive oil tersebut terhadap status oxidative/antioxidative pada laki-laki. Dengan demikian, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa benar paparan yang diberikan mendahului akibat. y Semua subjek mendapatkan perlakuan yang sama Ke-12 subjek penelitian mendapatkan perlakuan yang sama, hal ini dapat dilihat dari kata-kata dalam jurnal yang menyebutkan bahwa subject received 1 of

the 3 olive oil treatment (25ml/d) over 4 consecutive days (intervention period) with washout period of 10 d between treatment . Adanya kekuatan hubungan Dalam penjelasan hasil intervensi, di jurnal ini menunjukan nilai hubungan kekuatan. HPC Menurunkan oxLDL (P=0,059), Menurunkan 8-oxo-dG di mitDNA (P<0,01) dan di urin (P<0,01) Meningkatkan GSH-Px (P<0,01) Meningkatkan HDL-C (P=0,052) MPC Meningkatkan GR (P<0,05) Meningkatkan GSH Px (p<0,05) Meningkatkan HDL-C (P<0,05) y Resiko meningkat dengan peningkatan jumlah atau dosis paparan

Tingkat plasma meningkat secara signifikan sesuai dengan dosis fenol pada olive oil. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan, semakin besar efek yang muncul pada status oxidative, hal ini diketahui dari kalimat berikut Phenolic compounds in plasma and urine increased in a dose-dependent manner both postprandially after a 25 ml dose of MPC and HPC and after short term consumption of the olive oil. Semakin tinggi dosis olive oil, semakin terlihat perubahan yang signifikan terhadap penurunan LDL dan peningkatan HDL. LPC Wk 0 LDL HDL 2,02 1,20 Treatment 2,01 1,25 Wk 0 1,98 1,16 MPC Treatment 1,94 1,24 Wk 0 2,08 1,20 HPC Treatment 2,03 1,28

Sayangnya di dalam jurnal penelitian ini tidak mendeskripsikan hasil dari ke-12 subjek yang diteliti secara detail tiap diberi intervensi pada 3 level olive oil yang berbeda.

Adanya spesifisitas Dari penelitian ini diketahui bahwa olive oil akan mulai menimbulkan efek jika diberikan dengan dosis lebih dari 25 ml . Phenolic compounds in plasma and urine increased in a dose-dependent manner both postprandially after a 25 ml dose of MPC and HPC and after short term consumption of the olive oil.

Waktu pengamatan cukup lama dan jumlah peserta penelitian lengkap (jumlah drop out < 20 %) Durasi pengamatan bisa dikatakan cukup singkat, serta tidak dijelaskan total hari pengamatan yang dilakukan. Dan jumlah sampel komplet dari awal penelitian hingga akhir komplet, tidak ada yang drop out.

B. Validitas Eksternal Validitas eksternal adalah penelitian yang menyangkut sejauh mana hasil suatu penelitian dapat digeneralisasaikan pada populasi induk. Dengan ungkapan lain yaitu apakah penelitian yang dilakukan representative dapat menggambarkan kejadian yang sesungguhnya dalam populasi. Penilaian validitas eksternal dapat dilihat dari apakah studi intervensi yang dilakukan dapat diterapkan pada beberapa populasi, seperti populasi bersyarat, populasi pada tempat intervensi dilakukan dan pada populasi lain yang sifatnya relevan. Dalam jurnal ini, disimpulkan bahwa the olive oil phenolic content modulated the oxidative/antioxidative status of healthy volunteers consuming a very low-antioxidant diet. Artinya studi intervensi ini dapat diterapkan hanya pada subjek yang mengkonsumsi antioksidan rendah. Namun, studi ini tidak dapat diterapkan pada populasi dimana sampel subjek diambil atau pada populasi lain karena subjek penelitian ini bersifat sukarelawan dan jumlah sampel pada penelitian ini dianggap tidak dapat mewakili sifat keseluruhan populasi.Sampel yang bersifat volunteer atau sukarelawan

dapat menimbulkan keterbatasan hasil temuan karena datanya diperoleh dari sampel para sukarelawan dan bukan dari sampel yang representatif. Selain itu, ada kemungkinan para sukarelawan memiliki karakteristik yang berbeda dari orang-orang yang tidak bersedia menjadi sukarelawan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini terlalu sedikit untuk penelitian yang sifatnya experimental (hanya 12 subjek). Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian ada beberapa yang mendasarinya. Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai berikut : 1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen 2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan, SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30. 3. Pada penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariat) ukuran sampel harus beberapa kali lebih besar (10 kali) dari jumlah variable yang akan dianalisis.

Pendapat lain mengatakan untuk penelitian deskriptif, sampel minimal adalah 10% dari populasi, penelitian korelasi paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992). Atau akan lebih baik apabila suatu penelitian menentukan jumlah sampel berdasarkan perhitungan sampel dengan teori yang sudah ada. Dan bukan dengan cara volunteer. Diharapkan dengan sampel yang lebih banyak, penelitian ini dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya.

C. Membandingkan dengan Penelitian Lainnya Untuk menilai hasil dari penelitian bersifat konsisten dan koherens, maka dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian lainnya. Salah satu penelitian lain yang memiliki esensi yang sama dengan penelitian Weinbrenner, dkk adalah Effects of differing phenolic content in dietary olive oils on lipids and LDL oxidation. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan efek antioksidan dari olive oil yang memiliki kandungan fenol yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan Randomize Control Trial dan waktu penelitian selama 3 minggu dan washout periode selama 2 minggu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 volunteers, dengan criteria inklusi dan

eksklusi yang hampir sama dengan penelitian Weinbrenner, dkk. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh R. de la Torre di Universitas Pompeu Fabra, Barcelona, Spanyol ini yaitu olive oil dengan kandungan fenol yang tinggi lebih efektif dalam memproteksi LDL dari proses oksidasi dan meningkatkan HDL dibandingkan dengan olive oil lain. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa penelitian Weinbrenner, dkk bersifat konsisten karena memiliki hasil akhir penelitian yang sama. Hasil dari penelitian ini juga dapat diterima secara akal manusia karena telah membuktikan pengaruh minyak zaitun terhadap status oksidasi sesuai dengan mekanisme biologinya. Gambar 1.Mekanisme biologis senyawa fenolik minyak zaitun (diadaptasi dari Cicerale et.al.).

Menilai koherensi penelitian Weinbrenner, dkk (2004) Metode y Crossover experimental trial y 12 volunteers y 4 hari intervensi + 10 hari washout periode y LPC diberikan melalui bahan untuk dimasak y y y R. de la Torre (2004) y Randomize Trial 30 volunteers 3 minggu intervensi + 4 minggu washout Control

periode Olive oil diberikan melalui bahan untuk dimasak.

Eksposure

y HPC, MPC, LPC

Refined

olive

oil,

Common olive oil, Virgin olive oil

Outcome Penelitian Weinbrenner, dkk (2004) Status Oxidative Wk 0 Penurunan LDL Peningkatan HDL 2,02 1,20 LPC Treatment 2,01 1,25 Wk 0 1,98 1,16 MPC Treatment 1,94 1,24 Wk 0 2,08 1,20 HPC Treatment 2,03 1,28

Outcome Penelitian R. de la Torre (2004) Status Oxidative Baseline Penurunan LDL Peningkatan HDL 3,4 1,58 Refined Treatment 3,6 1,62 Wk 0 3,6 1,56 Common Treatment 3,4 1,57 Wk 0 3,5 1,57 Virgin Treatment 3,4 1,65

SIMPULAN DAN SARAN y Simpulan Dari telaah jurnal yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa jurnal ini cukup layak, karena telah memenuhi kriteria penulisan jurnal yang baik, namun ada pula beberapa kekurangan yang terdapat di jurnal ini, diantaranya jumlah sampel yang kurang representative. Jurnal penelitian Olive Oils High in Phenolic Compounds Modulate Oxidative/Antioxidative Status in Men juga cukup baik tingkat validitas internal dan eksternalnya, karena bersifat konsisten dan koherens dengan penelitian lainnya yang serupa.

Saran a. Pada pemilihan sampel, sebaiknya tidak dengan cara volunteer serta mengikuti cara perhitungan sampel yang sudah ada. Selan itu, diharapkaan dengan penambahan jumlah sampel, akan lebih menggambarkan populasi yang sebenarnya. b. Tabel dideskripsikan secara detail tiap diberi intervensi pada 3 level olive oil yang berbeda. c. Ada tes status oxidative terlebih dahulu supaya terlihat bagaimana status oxidative sebelum dan sesudah intervensi.

Daftar Pustaka Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Metode Penelitian Kesehatan edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta Pratikya, Ahmad Watik. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sastroasmoro, Sudigdo. 2008. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. Jakarta : Erlangga Media Series http://sman1ngunut.wordpress.com/2009/09/30/menulis-daftar-pustaka-dengan-metodeharvard-atau-vancouver/. Diakses pada tanggal 27 Oktober . Pukul 23.57

You might also like