You are on page 1of 8

Bakteri yang Normal di Vagina

by dilandx on August 6, 2009 Lactobacillus Genus Laktobasilus merupakan kuman yang mampu memproduksi sejumlah asam laktat yang mampu memproduksi sejumlah asam laktat dari karbohidrat sederhana, dengan demikian menciptakan suasana asam yang mampu mematikan kuman lain yang tidak berspora.Secara morfologik, kuman ini berbentuk batang positif Gram, dan tidak bergerak. Pada isolasi primer bersifat mikroaerofilik, atau anaerob (tumbuh baik pada keadaan sedikit sekali oksigen atau tanpa oksigen). Bakteri ini pada dasarnya bersifat non patogen (tidak berbahaya). Kuman ini penting dalam industri fermentasi, terutama susu (inget iklan yakult? / Susu anak Aa a anak?). Beberapa jenis kuman ini merupakan penghuni normal di usus, terutama pada bayi atau mereka yang banyak mengkonsumsi gula, misalnya laktosa. Pada vagina bayi yang baru lahir bisa ditemukan Laktobasil anaerob yang akan menetap di vagina selama beberapa minggu, selama vaginanya masih bereaksi asam. Jika pH netral, dimana keadaan ini akan menetap sampai pubertas, maka akan terjadi flora campuran dengan kuman kokus. Nah, pas puber, Laktobasil akan muncul lagi dalam jumlah besar dan akan berperan dalam mempertahankan asam atas dasar kemampuannya memproduksi asam dari karbohidrat, terutama glikogen. Suasana asam ini penting untuk menekan pertumbuhan kuman lainnya (jarang banget ada kuman tahan sama asam dengan pH rendah, kecuali kuman jenis mycobacterium (tuberculosis / leprae)). Nah kalo pake obat Aa a obatan anti mikroba (contohnya sering banget pake ntiseptik untuk vagina), maka setelah itu, kuman Aa a kuman lain akan meningkat jumlahnya (suasana gak asam lagi)dan menimbulkan gangguan atau peradangan.Dalam masa menopause, jumlah laktobasil akan berkurang kembali, sedang flora campuran akan muncul dan berkembang. Mukosa atau lendir serviks mengandung lisozim dengan kasiat anti bakteri. Pada beberapa wanita, di mulut vaginanya ada sejumlah flora yang sama dengan perineum. Hal inilah yang menjadi faktor membuat wanita ini mudah mendapatkan infeksi traktus urinaria (radang saluran kencing) berulang. Pada dasarnya Bakteri ini dibagi menjadi 2 atas dasar produk peragian gula Aa a gulanya: 1. homo fermentatif Merubah peragian gula menjadi asam laktat. 2. hetero fermentatif merupakan kelompok penghasil produk peragian lainnya, antara lain: karbondioksida, etanol dan asam asetat.
http://surgaku.com/2009/08/bakteri-yang-normal-di-vagina/

Candida albicans dan Keputihan


Pernah dengar nama Candida albicans? Candida albicans adalah satu dari sekian banyak jenis yeast yang namanya cukup dikenal di bidang Mikrobiologi. Yeast sendiri merupakan fungi mikroskopis bersel tunggal yang bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sejenis kuncup (budding). Beberapa jenis yeast, termasuk Candida albicans, memiliki sifat dimorphic. Ketika berada di alam ia akan tumbuh sebagai miselium dan ketika berada di dalam tubuh ia akan tumbuh sebagai yeast yang bereproduksi dengan membentuk budding. Candida albicans secara alami dapat ditemukan di dalam membran mukosa mulut dan juga di dalam vagina. Keberadaannya di dalam tubuh manusia ini dikenal dengan istilah flora normal. Sebagai flora normal vagina, Candida albicans tidak hidup sendirian melainkan hidup bersama dengan beberapa mikroorganisme lainnya. Lalu apa hubungannya Candida albicans dengan keputihan? Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan hanya akan muncul apabila keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Entah itu jumlahnya meningkat dengan pesat ataupun menurun secara drastis. Perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain : y Penggunaan alat kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi oral ini dapat menyebabkan perubahan kondisi hormonal yang pada akhirnya akan mempengaruhi derajat keasaman (pH) vagina. Adanya perubahan pH ini akan mempengaruhi keseimbangan flora normal yang ada di dalamnya. y Mengkonsumsi antibiotik (dari golongan tetracycline) secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan flora normal vagina dan berakibat lebih jauh akan meningkatkan pertumbuhan Candida albicans. y Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan pembersih vagina juga akan mematikan flora normal tertentu dalam vagina, sehingga komposisi flora normal menjadi tidak seimbang. y Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dan penggunaan pembalut yang terlalu sering akan mengurangi aerasi di daerah vagina, sehingga akan meningkatkan suhu dan kelembaban di sana. Kondisi semacam ini memungkinkan yeast untuk berkembang biak dengan pesat. Adanya perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina tersebut akan mengakibatkan munculnya gangguan yang biasa disebut keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans dikenal dengan nama vulvovaginal candidiasis. Gejala umum yang biasa muncul adalah rasa gatal yang teramat sangat pada vagina bagian luar, labia mayora (bibir vagina) menjadi kemerahan dan terkadang bengkak, keluar cairan vagina berwarna putih serupa keju berbau jamur. Meskipun vulvovaginal candidiasis ini dapat diobati, ada baiknya kalau kita melakukan pencegahan agar tak dihinggapi gangguan yang satu ini. Caranya? y Jagalah kebersihan vagina dan sekitarnya, tapi usahakan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan pembasuh vagina. y Setiap selesai buang air sebaiknya membasuh vagina dari arah depan ke belakang (dari vagina ke anus). y Hindari penggunaan celana dalam yang ketat ataupun berbahan nylon, lebih baik gunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat. y Jangan malas untuk mengganti pembalut sesering mungkin di saat menstruasi. Apabila vulvovaginal candidiasis terlanjur menghampiri, segeralah berobat ke Spesialis Kulit dan Kelamin. Biasanya Dokter akan memberikan obat antifungi berbentuk cream untuk dioleskan atau berbentuk supositoria untuk dimasukkan ke dalam vagina ataupun berupa obat per oral (untuk diminum). (Sapporo 19012005, Bunda Iyan) Referensi : Cole, G. T. 1996. Basic Biology of Fungi. In Medical Microbiology Texas Medical Branch at Galveston, Texas. 4th edition, Baron, S. (eds). The University of

Marrazzo, J. 2003. Vulvovaginal candidiasis. British Medical Journal. Vol. 326 : p 993-994 Mc. Ginnis, M. R. and Tyring, S. K. 1996. General Concept of Mycology. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas.

Walsh, T. J. and Dixon, D. M. 1996. Spectrum of Mycoses. In Medical Microbiology University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas.

4th, Baron, S. (eds). The

http://www.senandungbunda.4t.com/pelangiilmu001.htm

Flora normal vagina Untuk memahami lebih jelas mengenai keputihan, ada baiknya kita mengetahui keadaan normal vagina wanita. Mengenai bentuk dan anatomi vagina tidak perlu dibahas karena dapat dibaca di bukubuku ilmiah. Yang perlu difahami di sini adalah bahwa vagina memiliki mekanisme pemeliharaan secara fisiologis. Dinding bagian dalam vagina mengeluarkan lendir yang akan diserap kembali oleh mulut vagina. Aliran lendir ini normal berjalan terus menerus untuk melumasi dinding dalam vagina, guna mengurangi gesekan antar dinding ketika seorang wanita berjalan. Lendir ini juga berfungsi untuk memudahkan intercourse dan mencegah gesekan penis yang dapat mengakibatkan luka. Keberadaan lendir menyebabkan suasana lembab ditambah lagi dengan letak vagina yang memerangkap panas tubuh, menyebabkannya hangat. Hangat dan lembab merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya jamur dan bakteri. Jadi dalam keadaan normal, vagina sama sekali tidak steril, melainkan mengandung jamur dan bakteri dalam jumlah yang seimbang. Vagina wanita hanya steril sampai 24 jam setelah ia dilahirkan. Setelah 24 jam bakteri dan jamur segera menghuni vagina. Populasi jamur dan bermacam bakteri dalam vagina sering disebut 'flora normal vagina'. Aliran lendir vagina juga dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan populasi flora normal vagina. Gangguan keputihan akan muncul jika terjadi perubahan keseimbangan flora normal. Jika salah satu species flora normal berkurang, maka species lainnya akan tumbuh sangat cepat sehingga menimbulkan gangguan keputihan. Gangguan keseimbangan flora normal Keseimbangan flora normal vagina dapat terjadi karena beberapa sebab. Penggunaan pil KB akan mengubah kondisi hormonal yang dapat berefek pada berubahnya pH vagina. Perubahan ini dapat menyebabkan bergesernya keseimbangan populasi flora normal vagina dan menimbulkan gangguan keputihan. Konsumsi antibiotik dan anti jamur tertentu akan turut membunuh bakteri atau jamur dalam vagina, sehingga mengubah keseimbangan flora normal. Terlalu sering menggunakan pembalut wanita (tampon), mengurangi aerasi daerah vagina sehingga meningkatkan suhu dan kelembaban juga berakhir dengan perubahan keseimbangan. Kurangnya menjaga higienik sekitar vagina, membersihkan vagina dengan cairan pembersih vagina, bedak talk, tissue harum atau tissue warna dan terlalu sering menggunakan tissue toilet juga dapat berakibat bergesernya keseimbangan flora normal. Kebiasaan memakai celana ketat (apalagi berbahan dasar nilon), melakukan hubungan kelamin dengan lelaki yang menginfeksi jamur atau bakteri tertentu juga dapat menjadi penyebabnya. Masih banyak lagi keadaan yang dapat memicu perubahan keseimbangan flora normal, seperti perubahan hormonal menjelang dan sesudah menstruasi. Wanita yang menderita GO (Gonorrhoea) dan diabetes lebih mudah terserang keputihan. Keputihan umumnya disebabkan oleh jamur OCandida albicansO atau bakteri Haemophillus vaginalis atau protozoa Trichomonas vaginalis. Ketiganya menyebabkan keputihan dengan sedikit saja perbedaan.

Candidiasis adalah infeksi pada vagina (keputihan) yang disebabkan oleh sejenis jamur tidak sempurna yang dinamakan Candida albicans (candidus dalam bahasa Latin berarti putih bersinar). Candidiasis sebelumnya pernah juga dikenal dengan Moniliasis, karena nama sebelumnya adalah Monilia. Candida adalah sejenis jamur yang tidak sempurna yang dapat memproduksi misel, pseudomisel dan blastospora. Kumpulan ketiganya membentuk lapisan tebal di dinding vagina berwarna putih, berbentuk mirip potongan keju tipis dan kecilkecil. Gejala adanya jamur Candida adalah adanya rasa gatal yang sangat pada vagina bagian luar, ada rasa sakit saat senggama dan adanya bau khas jamur. Candidiasis umumnya terjadi pada wanita hamil atau penderita diabetes. Genus Candida adalah flora normal yang biasa terdapat di kulit (dapat menyebabkan sejenis panu, kadas), mulut (menyebabkan sariawan), di sela kaki (menyebabkan gatal), pada kulit kepala (menyebabkan ketombe), di vagina (menyebabkan lekore) dan terdapat pula di dalam usus. Dalam keadaan biasa, candida tidak menyebabkan gangguan, tetapi jika keseimbangan flora normal terganggu dan pertumbuhannya meningkat maka terjadilah gangguan umumnya rasa gatal. Pengobatan candidiasis dapat dilakukan dengan obat anti jamur, baik per oral (melalui mulut) atau dengan cream vagina atau dalam bentuk vaginal suppostoria (berbentuk peluru yang dimasukkan ke dalam vagina). Untuk pengobatan yang tepat, kunjungi dokter spesialis kulit dan kelamin (Sp.KK). Trichomonas vaginalis Trichomonas adalah golongan Protozoa (hewan bersel satu) anggota kelas Zoomastigophora dan ordo Polymastigida. Trichomonas hidup dari memakan bakteri dan berperan sebagai penyeimbang jumlah bakteri di dalam vagina. Trichomonas dapat menghasilkan racun yang dapat menembus sel dalam jaringan yang baru tumbuh, seperti keadaan mendekati menstruasi atau sesudahnya sehingga menimbulkan iritasi dan infeksi. Infeksi ini mengundang sel darah putih (leukosit) untuk memerangi infeksi. Sisa lekosit yang mati dan bertumpuk pada tempat infeksi , bercampur dengan selsel epitel yang lepas dan populasi Trichomonas menghasilkan lendir putih kehijauan dan berbau busuk. Vagina yang terinfeksi akan terasa gatal dan panas. Trichomoniasis umumnya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, di mana dinding uterus mengalami peluruhan dan pertumbuhan. Selain menyebabkan keputihan, genus Trichomonas lainnya menyebabkan banyak gangguan. Trichomonas foetus terdapat dalam saluran kelamin ternak besar dan dapat menyebabkan keguguran (abortus). Trichomonas gallinae menyebabkan gangguan saluran pencernaan dan hati pada unggas khususnya merpati. Trichomonas pulmonalis dapat menyebabkan abses paru. Dan masih banyak lagi genus Trichomonas yang mengganggu kesehatan baik manusia maupun hewan. Pengobatan Trichomoniasis biasanya dapat menggunakan Metronidazole untuk menekan pertumbuhan protozoa dan bakteri. Sebaiknya tetap menghubungi dokter Sp.KK untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Haemophillus vaginalis

Haemophillus adalah bakteri gram positif dari familia Brucellaceae dan ordo Eubacteriales. Dinamakan haemophillus karena untuk nutrisinya membutuhkan darah segar atau komponennya seperti Hemoglobin, Faktor X atau Faktor V. Separuh penderita keputihan jenis ini tidak mengeluh apapun, sisanya mengeluh karena adanya bau amis, terutama setelah hubungan kelamin. Bau ini terjadi karena adanya produksi berbagai senyawa amina, seperti trimetilamina, putresina dan kadaverina oleh bakteri. Senyawa amina dalam suasana pH vagina mudah menguap dan menimbulkan bau amis. Senyawa amina dari bakteri ini bercampur dengan asam asetat dan suksinat, menyebabkan terkelupasnya sel epitel vagina. Kumpulan epitel yang terlepas ini menjadi tempat melekatnya bakteri membentuk clue cells. Kumpulan clue cells inilah yang bersama dengan lendir vagina keluar sebagai cairan putih keabuan dan berbau busuk dan amis.
Oleh Dra Meida Nugrahalia, M.Sc. Staf Pengajar FMIPA UNIMED

http://goodsight.tripod.com/antip/index.blog/1118428/keputihan-dapat-kurangi-kemesraansuami-istri/

Jumat, 12 November 2010


Leukorea LEUKOREA Leukorea (white discharge, fluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolini.

Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal. Pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada pakaian. Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat darah, dan memiliki pH 3,5-4,5. Flora normal vagina meliputi Corinebacterium, Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan Candida spp. Lingkungan dengan pH asam memberikan fungsi perlindungan yang dihasilkan oleh lactobacilli.(1,2,3) Mungkin leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya. Dapat dibedakan antara leukorea yang fisiologik dan yang patologik. Leukorea fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat banyak leukosit.(2) Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah infeksi. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau, seringkali lebih kental dan berbau. Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri dapat menyebabkan leukorea patologik; pada

adneksitis gejala tersebut dapat pula timbul. Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-alat genital.(2) EPIDEMIOLOGI Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital. Proporsi perempuan yang mengalami flour albus bervariasi antara 1 -15% dan hampir seluruhnya memiliki aktifitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Seringkali fluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis, lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul bersamaan. Infeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis, Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis. Sering penyebab noninfeksi dari vaginitis meliputi atrofi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia. Servisitis sendiri disebabkan oleh Gonore dan Klamidia. Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti karena sering didiagnosis dan diobati sendiri. Selain itu vaginitis seringkali asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab.(2)

ETIOLOGI Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina.(4) Fluor albus fisiologik ditemukan pada (1) : a. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin. b. Waktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen. Leukore disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya. c. Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. d. Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer. e. Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri. Sedang fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh (1) 1. Infeksi : - Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan Gonococcus(2,5) - Jamur : Candida albicans - Protozoa : Trichomonas vaginalis - Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus 2. Iritasi : - Sperma, pelicin, kondom - Sabun cuci dan pelembut pakaian - Deodorant dan sabun - Cairan antiseptic untuk mandi. - Pembersih vagina. - Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat - Kertas tisu toilet yang berwarna. 3. Tumor atau jaringan abnormal lain 4. Fistula(5)

5. Benda asing(5) 6. Radiasi 7. Penyebab lain(5) : - Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik - Tidak dikatehui : Desquamative inflammatory vaginitis PATOGENESIS Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB.(2) Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain.(2) Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis. (6,7,8) Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis.(2) Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen. Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat. Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.(2) Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek

, higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina, disinfektan yang kuat.(2) http://dokteryudisiswanto.blogspot.com/

You might also like