You are on page 1of 3

TUGAS MATA KULIAH MASALAH PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN ANTONIUS WAHYU TRI PUTRANTO CFA 211 0004

RESUME SEMILOKA BAGAIMANA PELAKSANAAN REDD+ DI KALIMANTAN TENGAH BERMANFAAT BAGI SEMUA PEMANGKU KEPENTINGAN HOTEL AQUARIUS, 17 NOVEMBER 2011

Kegiatan Semiloka diadakan dengan tujuan meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan akan program REDD+ sehingga dapat dijadikan rujukan untuk mensuksekan program ini. Materi Semiloka diberikan oleh 2 orang ahli dari CIFOR yaitu Prof. Dr. Daniel Murdiyarso dan Dr. Dayu Resosudarmo. Berikut akan disajika ringkasan materi dan hasil Semiloka tersebut. Pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD) disepakati di Bali pada sesi ke-13 Konferensi Para Pihak(COP 13) Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), sebagai mekanisme global untuk mitigasi perubahan iklim. Mekanisme yang sekarang disebut REDD+ ini meliputi rangkaian kegiatan yang lebih luas, termasuk konservasi hutan, pengelolaan hutan secara lestari dan peningkatan cadangan karbon melalui penghutanan (aforestasi) dan penghutanan kembali (reboisasi). Pada tanggal 26 Mei 2010, Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Norwegia menandatangani Surat Pernyataan Kehendak (LoI) tentang REDD+. Berdasarkan LoI ini, Indonesia sepakat untuk melakukan beberapa tindakan, antara lain : a. Menyusun Strategi Nasional tentang REDD+; b. Menetapkan badan khusus untuk menerapkan strategi REDD+, termasuk system pemantauan, pelaporan dan pembuktian (MRV) atas pengurangan emisi dan instrument keuangan untuk penyaluran dana; dan c. Mengembangkan dan menerapkan instrument kebijakan serta kemampuan untuk

melaksanakannya, termasuk penundaan selama dua tahun bagi pemberian izin HPH baru untuk konversi kawasn lahan gambut dan hutan alam untuk penggunaan lainnya.

Komitmen ini sesuai dengan janji sukarela Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diumumkan tahun sebelumnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca Indonesia sebesar 26% pada tahun 2020 dengan sumber daya keuangan dalam negeri atau 41% dengan bantuan Internasional. Di lain pihak, pemerintah Norwegia menjajikan dana hingga US$ 1 miliar untuk mendukung sejumlah tindakan Indonesia. Hanya satu minggu sebelum setahun penandatangan LoI tersebut, pada 20 Mei 2011, Instruksi Presiden No. 10/2011 diterbitkan. Inpres ini mengumumkan moratorium hutan yang akan memenuhi salah satu tindakan kesepakatan dalam LoI yng paling banyak menarik perhatian publik. Inpres ini bertujuan untuk menunda pemberian izin HPH baru untuk penebangan dan konversi hutan dan lahan gambut selama dua tahun sejak tanggal diundangkannya. Penundaan ini memungkinkan pembenahan tata kelola hutan yang lebih baik melalui pelembagaan proses koordinasi dan pengumpulan data serta kemungkinan juga peraturan-peraturan baru yang diperlukan. Untuk merumuskan langkah tindak lanjut para pemangku kepentingan di Kalimantan Tengah maka dibentuklah kelompok-kelompok kecil sesuai sektor pembangunan yang berkepentingan. Penulis berada di sektor swasta yang difasilitasi oleh KFCP, dan untuk memperoleh rumusan yang diperlukan digunakan metode SWOT yang hasilnya sebagai berikut : RENCANA AKSI 1. Profesionalitas 2. Networking 3. Transparansi 4. Akuntabilitas 5. Manajemen 6. Modal 1. Orientasi pada 1. Restorasi profit 2. Tidak Ekosistem punya 2. Mendapat keuntungan sambil mendapat nama baik 1. Standart tinggi 2. Ketidakpastiaan : politik, harga 1. Membentuk kelompok/jaring an hijau.

KEKUATAN

KELEMAHAN

PELUANG

TANTANGAN

kewenangan 3. Sulit mendapat kepercayaan

jual, kebijakan 2. Jaminan internasional, tata waktu. advokasi

ruang, 3. Kejelasan kebijakan 4. Membentuk konsep guna lahan tata

3. Memperbesar 3. Kebocoran usaha 4. Inovasi jalan terus 4. Kalah bersaing dengan sawit batubara. usaha dan

Hasil pembahasan kelompok kecil kemudian dibawa kedalam forum umum untuk mendengarkan hasil dari kelompok lain. Hasil-hasil pembahasan inilah yang akan dijadikan rumusan tindak lanjut untuk pelaksanaan program REDD+ di Kalimantan Tengah. Diharapkan program ini betul-betul memberi manfaat bagi masyarakat Kalimantan Tengah dan menjadi andil dalam pelaksanaan pengurangi emisi GRK dunia.

You might also like