You are on page 1of 12

BAB 3 TINJUAN KASUS

Asuhan keperawatan komunitas pada pekerja industri yang dilakukan di PT A Indonesia menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status kesehatan pekerja, perumusan diagnosa keperawatan, dan perencanaan. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kepala departemen, kader kesehatan di masing masing departemen, dan pimpinan dari industry tersebut. 3.1 Pengkajian Pengkajian pada pekerja industri menggunakan pendekatan community as partner meliputi data inti komunitas dan subsystem. 3.1.1 Data Inti Komunitas

a. Demografi : Jumlah pekerja pabrik keseluruhan menurut data Monografi dari

manager HRD + 500 pekerja, jumlah pekerja menurut jenis kelamin dan golongan umur tergambar pada grafik di bawah ini. Diagram 1 : Karakteristik Pekerja Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di PT. A Indonesia.

10 0 9 0 8 0 7 0 6 0 percent 0 5 4 0 3 0 2 0 1 0 0

jeniskela min La i - lak k i Perempua n

1 - 2 thn 9 9

3 - 4 thn 0 9

5 - 5 thn 0 5

b. Status Perkawinan : sebanyak 60 % pekerja sudah menikah dan 40% pekerja

belum menikah.
22

c. Nilai, Kepercayaan dan Agama : agama yang dianut oleh pekerja tergambar

pada diagram dibawah ini Diagram 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Agama di PT. A Indonesia

H indu

B udha

K ten ris

Is lam K ten ris H indu B udha

Is lam
Berdasarkan winshield survey dan data dari monografi didapatkan fasilitas ibadah yang tersedia dari 1 masjid dan 1 mushola, terdapat majelis talim yang biasanya mengurus dan membersihkan serta menjaga masjid, terdapat satu klinik yang didalamnya ada 1 dokter dan 2 pembantu perawat dan tidak ditemukan perawat occupasional di perusahaan tersebut. Sedangkan dari hasil wawancara dengan pmpinan di perusahaan tersebut mengatakan bahwa sering terjadi kecelakaan kerja yang meliputi terpotongnya tangan oleh mesin cutting, terlindas dan ada pula penyakit saluran pernafasan salah satunya adalah ISPA, kurangnya kesadaran pekerja untuk menggunakan masker. Dari hasil winshield survey, didapatkan 20 pekerja yang sedang menderita penyakit saluran pernafasan yaitu ISPA dan 1 orang yang mengalami kecelakaan kerja yaitu jari tangan yang terpotong oleh mesin cutting.

3.1.2

Data Subsistem Komunitas

Delapan subsitem yang dikaji adalah sebagai berikut : a. Lingkungan Fisik


23

Inspeksi

: Lokasi perusahanan dekat dengan perumahan penduduk, luas perusahaan cukup besar, dan lingkungan cukup bersih, pembuang limbah tidak tersedia dan hanya di alirkan ke sungai setempat, tiap tiap mesin tidak diberi pengaman, terdapat kantin yang makanannya cukup terjaga kebersihannya, udara lingkungan sekitar tercium bau seperti besi dan sangat menyengat.

Auskultasi : Dari hasil wawancara dengan pekerja setempat ditemukan bahwa lingkungan sekitar perusahaan kurang sehat karena adanya limbah gas yang belum tertangani pembuangannya secara baik. Menerut para pekerja, pekerja sering mengalami sakit ISPA dikarenakan limbah gas yang beredar di lingkungan perusahaan dan kurangnya kesadaran pekerja dalam menggunakan masker untuk mencegah limbah gas tersebut masuk ke saluran pernafasan. Angket : Diketahui penggunaan masker dilingkungan perusahaan yang tidak dimanfaatkan dengan baik meskipun perusahaan telah menyediakannya secara gratis bagi seluruh warga perusahaan dan pekerja masih banyank yang belum mengetahui dampak dari limbah gas serta manfaat penggunaan dari masker tersebut. b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial Pelayanan kesehatan yang memadai dan terstandar belum ada, hanya tersedia klinik yang berukuran kecil dan hanya dapat digunakan sebagai pengobatan biasa saja tanpa ada pendidikan kesehatan yang terjadwal setiap bulannya.

24

c. Ekonomi Berdasarkan hasil wawancara pekerja yang bekerja diperusahaan tersebut rata rata berpenghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari akan tetapi beberapa pekerja masih ada yang mengeluhkan bahwa dengan gaji pokok tersebut masih belum bias memenuhi kebutuhan sehari harinya jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit, rincian gaji atau upah karyawan ada pada table dibawah ini : No. Kelas Jabatan Upah/ Gaji pokok tiap bulan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10 11 12 13 14 Operator ( Worker ) Leader Foreman Supervisor Manager Direktur Presiden Direktur 1 juta 1,2 juta 1,5 juta 2 juta 3 juta 5 juta 10 juta

Menurut hasil wawancara dengan bagian keuangan di PT.A Indonesia untuk kelas 8 sampai dengan kelas 11 bisa mengambil jam lembur dengan upah 10.000 tiap jamnya. Di PT. A Indonesia juga menyediakan tunjangan untuk transportasi, bahasa, dll. d. Keamanan dan transportasi. 1) Keamanan : Dari hasil angket yang telah disebarkan pada 500 pekerja didapatkan 200 pekerja yang tidak menggunakan masker di lingkungan perusahaan. Tabel 1 : Alasan pekerja tidak menggunakan masker di PT. A Indonesia
Alasan Tidak Mengguanakan Masker Malas menggunakan masker Merasa ribet dan tidak nyaman Sukar berbicara Jumlah 100 50 50 Persentase 50 % 25 % 25 %

25

Total

200

100 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa alasan pekerja tidak menggunakan masker adalah malas menggunakan masker, hal tersebut merupakan kurangnya kesadaaran tentang keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) dari para pekerja dan merupakan perilaku pekerja yang perlu untuk diperbaiki untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik lagi. Tabel 2 : Pengetahuan pekerja tentang pentingnya penggunaan masker di PT. A Indonesia
Pengetahuan pekerja tentang pentingnya penggunaan masker Baik Cukup Kurang Total Jumlah 250 125 125 500 Persentase 50 % 25 % 25 % 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian pekerja mengetahui pentingnya penggunaan masker dilingkuangan perusahaan guna menjaga kesehatan pekerja akan tetapi pekerja malas dan menyepelehkan penggunaan dari masker tersebut sehingga pekerja sering mengalami penyakit ISPA. 2) Transportasi : Jenis transportasi yang dapat digunakan pekerja di dalm perusahaan berdasarkan inspeksi dan wawancara adalah sepeda motor. e. Politik dan pemerintahan Pada subsystem politik dan pemerintahan bagi pekerja industri adalah keikutsertaan pekerja industri dalam organisasi didalam perusahaan yang terkait dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja. Para pekerja industri tergabung dalam

26

asuransi kesehatan yang diberikan oleh PT. A kepada seluruh karyawannya yaitu melalui jasa asuransi kesehatan pekerja PT. Jamsostek. f. Komunikasi 1) Komunikasi formal Media komunikasi yang digunakan oleh pekerja industri untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja adalah melalui website, televisi dan masyarakat di lingkungan pekerja industri. 2) Komunikasi informal Komunikasi informal yang dilakukan pekerja industry meliputi data tentang kesehatan dan keselamatan kerja di PT. A Indonesia dalam menyelesaikan dan mencegah masalah kesehatan dan keselamatan kerja dan keterlibatan perusahaan. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini : Diagram 3 : Frekuensi diskusi yang dilakukan antara pekerja dengan petinggi perusahaan di bidang kesehatan dan keselamatan kerja.
100 80 60 40 20 0 S ering Ja ng ra T kPerna ida h

Dari diagram diatas 50 % pekerja jarang sekali melakukan komunikasi dengan pihak perusahaan tentang kesehatan dan keselamatan kerja sehingga pihak perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana keadaan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja industry oleh sebab itu perusahaan kurang mendapatkan masukan yang berguna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh pekerja di PT. A Indonesia. Diagram 4 : Perlunya keterlibatan perusahaan dalam peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja industry.

27

10%

Perlu T kperlu ida

90%

Dari diagram diatas 90 % perlu adanaya keterlibatan perusahaan dalam menyelesaikan masalah kesehatan dan keselamtatan kerja yang sedang terjadi di perusahaan tersebut karena pekerja merupakan unit terpenting dalam kemajuan atau keberhasilan perusahaan oleh karena itu perusahaan berkewajiban memberikan fasilitas kesehatan dan keselamatan yang bermutu guna menunjang kebutuhan pekerja khususnya dibidang kesehatan dan keselamatan kerja.

7. Pendidikan Diagram 5 : Karakteristik Pekerja Berdasarkan Pendidikan di PT. A Indonesia tahun 2011.

60 50 40 30 20 10 0 S rja a na S MA S MP

Pendidikan responden terbanyak adalah SMA

sebanyak 60 %, 20 % orang

berpendidikan SMA, dan 20 % responden adalah SMP. 8. Rekreasi


28

Tempat rekreasi yang sering dimanfaatkan pekerja biasanya ke mall dan daerah pegunungan yang letaknya cukup dekat dengan rumah para pekerja. Setiap tahunnya perusahaan menyediakan dana untuk mengadakan rekreasi ke tempaat yang dipilih oleh pekerja itu sendiri, hal ini dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan agar stressor para pekerja menjadi lebih ringan setelah mendapatkan hiburan di tempat rekreasi tersebut sehingga pekerjaan para pekerja dapat terselesaikan dengan baik. 3.2 Analisa Data
No. 1 Pengelompokan Data Terdapat 20 pekerja terserang penyakit ISPA Kemungkinan Penyebab a. Limbah gas pabrik yang beredar di lingkungan perusahaan b. Pekerja tidak menggunakan masker ketika berada di lingkungan perusahaan 2 Terdapat seorang pekerja yang tangannya terpotong oleh mesin cutting a. Kurangnya kewaspadaan pekerja dalam menjalankan mesin cutting Masalah Terjadinya penyakit ISPA di PT. A Indonesia berhubungan dengan limbah gas pabrik yang beredar di lingkungan perusahaan ditandai dengan 20 pekerja yang terserang ISPA.

b. Kurangnya

kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) sehingga tidak memasang alat pengaman pada mesin cutting. 3 a. Limbah pabrik yang masih belum tertangani dengan baik b. Banyaknya mesin mesin yang belum terdapat pengaman bagi pekerja Kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )

Terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kewaspadaan pekerja dalam menjalankan mesin cutting ditandai dengan seorang pekerja yang terpotong tangannya oleh mesin cutting

Resiko peningkatan kecelakaan kerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Terjadinya penyakit ISPA di PT. A Indonesia berhubungan dengan limbah gas

pabrik yang beredar di lingkungan perusahaan ditandai dengan 20 pekerja yang terserang ISPA.

29

b. Terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan

kurangnya kewaspadaan pekerja dalam menjalankan mesin cutting ditandai dengan seorang pekerja yang terpotong tangannya oleh mesin cutting
c. Resiko peningkatan kecelakaan kerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan

kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) 3.4 Perencanaan a. Prioritas Masalah Langkah awal dalam melakukan perencanaan adalah memprioritaskan diagnosa keperawatan dengan menggunakan ranking dari semua diagnosa yang telah ditemukan. Tujuan dari prioritas masalah adalah untuk mengetahui diagnosa keperawatan komunitas yang mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu dengan masyarakat. Prioritas untuk diagnosa komunitas pada pekerja industri adalah sebagai berikut :

30

Diagnosa keperawatan pekerja industri

Pentingnya penyelesaian masalah 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi

Perubahan positif untuk penyelesaian di komunitas 0 : tidak ada 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi

Penyelesaian untuk Peningkatan kualitas hidup 0 : tidak ada 1 : rendah 2 : sedang 3 : tinggi 2

Total score

Terjadinya penyakit ISPA di PT. A Indonesia berhubungan dengan limbah gas pabrik yang beredar di lingkungan perusahaan ditandai dengan 20 pekerja yang terserang ISPA.

Terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kewaspadaan pekerja dalam menjalankan mesin cutting ditandai dengan seorang pekerja yang terpotong tangannya oleh mesin cutting

Resiko peningkatan kecelakaan kerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 )

Ke Kesimpulan : masalah komunitas yang menjadi prioritas adalah Resiko peningkatan kecelakaan kerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) dan akan dilakukan implementasi karena dengan kesadaran pihak perusahaan dalam peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja maka diyakini kecelakaan kerja oleh pekerja dapat diminimalisir dan kesehatan dan keselamatan pekerja lebih terjamin lagi
31

sehingga perusahaan juga akan meningkat untuk kualitas dari perusahaan itu sendiri serta kualitas hidup dari seluruh pekerja juga akan meningkat.

b. Perencanaan
Diagnosa Keperawatan Resiko peningkatan kecelakaan kerja di PT. A Indonesia berhubungan dengan kurangnya kesadaran pihak perusahaan dalam keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) Tujuan Rencana Tindakan 1. Lakukan pendekatan secara informal dengan kepala bidang K3 di perusahaaa n tersebut Diskusikan tentang cara untuk meningkatk an kesehatan dan keselamata n kerja warga perusahaan. Diskusikan diadakanny a pendidikan kesehatan yang dilakukan secara rutin di perusahaan tersebut. Lakukan pendidikan kesehatan kepada para pekerja tentang kesehatan dan keselamata n kerja Diskusikan tentang cara Sasaran Kepala bidang K3 Metoda Komunikasi dan informasi Waktu Tanggal 6 Desember 2011 jam 09.00 Tempat Ruang pertemuan 1

1.

Tujuan Umum : setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas selama 1 bulan kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja di PT. A Indonesia meningkat.

2.

Kepala bidang K3

Diskusi

2.

Tujuan Khusus : Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas tiap minggu diharapkan : a. Perusaha an memiliki klinik yang memadai untuk tempat pengobatan. b. Diaadaka nnya pendidikan kesehatan secara rutin bagi pekerja

Tanggal 7 Desember 2011 jam 09.00

Ruang pertemuan 1

3.

Kepala bidang K3

Diskusi

Tanggal 7 Desember 2011 jam 09.00

Ruang pertemuan 1

4.

Pekerja

c.

Perusaha an dapat meningkatakan keamanan mesin mesin yang dioperasikan oleh pekerja

Ceramah dan Tanya Jawab

Tanggal 2 Januari 2012 jam 09.00

Aula pertemuan

5.

Kepala

32

d.

Perusaha an dapat mengelola limbah dengan baik

meningkatk an keamanan mesin denga kepala bidang machining. 6. Diskusikan dengan kepala bidang pengelolaan limbah untuk mengurangi limbah yang beredar di perusahaan. Diskusikan cara penanganan dan pengelolaan limbah agar tidak mencemari lingkungan sekitar perusahaan. Observasi kesehatan pekerja setiap bulannya

bidang machining Diskusi

Tanggal 7 Januari 2012 jam 09.00

Ruang pertemuan 1

Kepala bidang pengelolaan limbah Diskusi

Tanggal 8 Januari 2012 jam 09.00

Ruang pertemuan 1

7.

Kepala bidang pengelolaan limbah

Diskusi

Tanggal 8 Januari 2012 jam 09.00

Ruang pertemuan 1

8.

Pekerja Observasi

Tanggal 10 Januari 2012 jam 09.00

Klinik kesehatan perusahaan

33

You might also like