You are on page 1of 20

SEORANG IBU JATUH TERDUDUK

Kelompok 12

Laporan Kasus
Seorang wanita Ny. Winny, usia 67 tahun datang ke Unit Gawat Darurat suatu Rumah Sakit Daerah jam 10 malam, diantar anaknya dengan keluhan nyeri pinggang. Pasien masih mampu berjalan tanpa alat bantu. Nama Usia Status Alamat : Winny : 67 tahun : Menikah, 5 anak, 13 cucu : Jl. Tawakal Jakarta Barat

Pekerjaan: Pensiunan karyawati Department Pendidikan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Sekitar 2 jam yang lalu, saat akan masuk ke mobil, terpeleset dan jatuh terduduk di aspal dari posisi berdiri. Menurut pasien, pada saat jatuh benturan yang terjadi tidak keras. Pada saat berusaha berdiri dari posisi duduk tersebut, pasien merasa nyeri pada pinggang, tetapi masih sanggup berdiri dan berjalan, walaupun harus berpegangan karena menahan sakit pada pinggang. Beberapa waktu kemudian nyeri pinggang dirasakan semakin berat. Kedua anggota gerak bawah dapat digerakkkan, tidak ada rasa kesemutan atau kebas pada kedua anggota gerak bawah. Buang air besar dan buang air kecil dirasa normal dan terkontrol. Pasien mengaku sudah tidak mengalami menstruasi sejak 17 tahun yang lalu, tidak memiliki kebiasaan merokok, tidak minum alkohol, tidak minum obat anti alergi. Tidak melakukan olahraga teratur, dan aktivitas paling banyak adalah nonton TV di kamar.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Tidak ada riwayat penyakit: darah tinggi, jantung, kencing manis. Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Dari Pemeriksaan Fisik ditemukan ; STATUS GENERALIS : Kesadaran compos mentis, tidak tampak pucat, ekspresi wajah kesakitan. Datang dengan berjalan digandeng anak dan posisi badan sedikit membungkuk. Tanda vital : T 130/85 mmHg, N 100x/menit, suhu : 36,5o, pernafasan 16x/menit, BB 58kg, TB 160cm. Mata : Tidak ikterik, tidak pucat THT : Dalam batas normal Fungsi Jantung : Tidak ada kelainan Fungsi Paru : Tidak ada kelainan Abdomen : Dalam batas normal STATUS LOKALIS : Look ( Inspeksi ) : Postur tubuh membungkuk, merasa nyeri saat dimintai menegakkan badan Feel ( Palpasi ) : Nyeri tekan dan spasme otot pada area vertebra lumbal Move ( Gerak ) : Gerak aktif thoracolumbal terbatas karena nyeri

Nama : Winny Usia : 67 tahun Pekerjaan : Pensiunan karyawati Department Pendidikan Status : Menikah, 5 anak, 13 cucu Alamat : Jl. Tawakal Jakarta Barat

 Keluhan Utama

Nyeri pada pinggang


 Keluhan Tambahan

Nyeri pinggang dirasakan semakin berat saat berusaha berdiri, setelah jatuh terduduk sekitar dua jam yang lalu.

 Riwayat penyakit sekarang

- Sejak kapan nyeri dirasakan? - Apakah nyeri tumpul/tajam? Apabila tajam, dimana lokasi nyeri paling hebat dirasakan? - Kapan nyeri paling dirasakan? Apakah ada penurunan berat badan dalam waktu dekat ini? - Apakah saat ini ada respon muntah atau mual?

 Riwayat penyakit dahulu

- Apakah ada riwayat penyakit gagal ginjal? - Apakah pernah jatuh / trauma sebelumnya?  Riwayat keluarga Apakah ada anggota keluarga yang menderita Osteoporosis?

2. DIAGNOSIS BANDING
 Fraktur vertebra  Spondylolisthesis  Osteoporosis

3. DIAGNOSIS
 Fraktur kompresi L2-L3 dengan scoliosis et causa trauma

4. PATOFISIOLOGI
Sum-sum tulang dan sel mononuklear Sekresi IL-1, IL-6, TNF Diferensiasi osteoklas

osteoblast

Reseptor RANK

Menopause (estrogen )

Prekursor osteoklast

Ligan RANK

aktivasi osteoklas Destruksi tulang

Sintesis OPG

Reabsorbsi kalsium di ginjal Absorbsi kalsium di usus

Hipokalsemia

Kelenjar paratiroid sekresi PTH

mineral dan matriks tulang

Resiko fraktur patologis

Osteoporosis

5. INTERPRETASI HASIL
 Antero Posterior (AP) - Dilihat terjadinya penurunan

densitas tulang - Allignment tidak sejajar (skoliosis derajat satu) pada L 3 tulang - Deformitas pada os. coxae - Os. Coxae dextra trabekulasi halusPada foto Lateral (L), corpus vertebra L2 & L3 terjadi perubahan bentuk yang diduga karena kompresi, terlihat ada deformitas.

5. INTERPRETASI HASIL
 Foto Lateral (L) - Corpus vertebra L2 & L3

terjadi perubahan bentuk (gambaran baji dan bikonkaf) - Deformitas

5. INTERPRETASI HASIL
Vertebra L1 L4 Nilai BMD 0.879 Nilai T score -3,5 Total bone mineral density BMD 0.615 dan T score -2,7 dan telah disertai fraktur  Pasien mengalami osteoporosis berat berdasarkan hasil BMD total, T score terutama pada daerah L1-L4 serta ditinjau dari segi usia
 -

Articulatio coxae Nilai BMD Nilai T score Gambaran hipodensitas pada trochanter mayor femur dextra - Axis didapatkan deviasi
 -

6. TATALAKSANA
 Medikamentosa - Raloxifen meningkatkan massa tulang dan -

menurunkan resiko fraktur Alendronate menghambat resorbsi tulang dan meningkatkan massa tulang Teriparatid merangsang pertumbuhan tulang baru Kalsitonin membantu metabolisme tulang dan regulasi kalsium Preparat kalsium Vitamin D

6. TATALAKSANA
 Rehabilitasi medik - Latihan - Alat bantu brace, tongkat atau alat bantu berjalan  -

Edukasi Aktifitas fisik yang teratur Mencegah resiko terjatuh Menjaga asupan kalsium 1000-1500mg per hari Menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol Hindari mengangkat barang barang yang berat Sebaiknya sering terpajan sinar matahari Membatasi asupan natrium

6. TATALAKSANA
 -

Pencegahan Nutrisi diet kalsium dan vit D Menghindari minuman bersoda & kopi Menghindari konsumsi obat obatan sedatif Hindari kebiasaan merokok Paparan sinar matahari Menghindari lantai atau alas kaki yang licin Pemakaian tongkat atau rel pegangan tangan Perbaikan penglihatan menggunakan kacamata

7. KOMPLIKASI
 Fraktur, terutama vertebra  Kifosis  Sindrom dekondisi  Lost of height

. PROGNOSIS
 Ad vitam  Ad functionam:  Ad sanationam:

: bonam dubia ad malam dubia ad malam

KESIMPULAN
Pada kasus ini, pasien didiagnosis menderita fraktur kompresi vertebra L2-L3 dengan skoliosis et causa osteoporosis. Diagnosis ini ditegakan berdasarkan faktor resiko pasien yaitu perempuan 67 tahun dengan trauma yang tidak terlalu berat tapi bisa menimbulkan fraktur. Dan juga dilihat dari pemeriksaan penunjang pada pemeriksaan BMD menunjukkan hasil kalau pasien ini menderita osteoporosis berat dan pada foto rontgen menunjukkan ada trabekulasi halus pada os.femur. Penatalaksaan pada pasien ini diberikan obat - obatan yang meningkatkan reabsorbsi kalsium di ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium di usus, dan menghambat diferensiasi osteoklas. Pasien dianjurkan untuk menggunakan brace selama proses penyembuhan fraktur. Komplikasi pada osteoporosis ini dapat menyebabkan fraktur, kifosis, dan lost of height. Prognosis osteoporosis biasanya tidak akan kembali normal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Setiyohadi B. Osteoporosis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Simandibrata M, Setiati S, Editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2006.p.2650-75. 2. Sherwood L. Kelenjar Endokrin Perifer. Yesdelita N, Editor. Fisiologi Manusia. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.p.797. 3. Terapi dan Pengobatan Osteoporosis. Available at : http://www.medicastore.com/osteoporosis/artikel_utama/19/Terapi_dan_Pengobatan_Osteopor osis.html. Accessed on: October 26th, 2011. 4. Carter MA. Gout. In: Price SA, Wilson LM, Editors. Patofisiologi: Konsep Klikis Proses-proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.p.1402. 5. Junqueira LC, Carneiro J. Tulang. In: Dany F, Editor. Histologi Dasar. 10th ed. Jakarta: 2007.p.134-43. 6. Osteoporosis. Available at: http://www.scribd.com/doc/50243721/17/Biopatogenesis-danpatofisiologi-osteoporosis. Accessed on: October 26th, 2011. 7. Osteoporosis Primer. Available at : http://osteoporosis.klikdokter.com/subpage.php?id=1&sub=57. Accessed on: October 26th, 2011.

You might also like