You are on page 1of 2

Monolog Seorang Lelaki -AffodelTelah kuambil sebuah keputusan besar, aku akan melakukan sebuah pengembaraan suci.

Aku tidak memilih bertapa di gua-gua lalu berharap diberikan pencerahan. Sebab Tuhanku pernah berfirman, Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu bersyukur. Aku ingin mengembara dan belajar tentang kearifan berbagai tempat. Lebih dari itu, pengembaraan ini ku sebut pengembaraan suci sebab aku ingin mencari seorang bidadari. Langkahku setengah berlari, menjelah delapan penjuru mata ingin. Adakah kamu di salah satu penjuru itu, wahai bidadari yang kurindu Kamu boleh katakan aku berlebihan, sakit, atau kehilangan akal sehat. Namun sungguh hanya ada satu bintang yang menuntun jalanku, keinginan untuk bersamamu menapaki jalan ke surga, menikmati jamuan Tuhan untuk keluarga-keluarga pejuang. Hai semua wanita di dunia ini, aku bukan orang munafik. Aku tertarik pada semua daya tarik yang kalian tunjukkan, sebab apa yang kalian miliki amat indah. Apapun yang kalian miliki amat indah, yang nampak maupun yang tersebelubung. Maafkan pikiranku yang teramat liar, kadang ia menyingkap hal yang terjaga, menayangkan imajinasi-imajinasi yang amat tidak santun. Namun seolah bangkit dari mimpi burukku, aku kembali pada sebuah mimpi yang dicita-citakan oleh seluruh umat manusia, sebuah cita-cita yang amat purba: meraih kebahagiaan. Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita wanita solehah. Kalian adalah yang terindah yang diciptakan oleh Yang Maha Sempurna. Namun izinkan aku memilih bidadari sejati. Banyak wanita berkelabat di hadapanku. Mereka sungguh cantik menurut definisi yang kubuat, namun kadang aku menemukan rasa pahit di antara senyum manis mereka, kepalsuan dari penampilan mereka, kerendahan derajat dari dandanan yang mereka rasa menarik. Lantas siapakah yang ku rindu Aku merindukan seorang bidadari yang mendekatkan jarakku dengan Tuhanku, meneguhkanku dalam agamaku Siapakah lelaki di dunia ini yang tidak ingin meminang Khadijah yang agung atau Fathimah Az Zahra? Khadijah berada di sisi Rasul demi menghalau setiap bulir-bulir kegalauan saat menerima wahyu pertama. Dia memotivasi dengan kata-kata terbaik, mendorongnya untuk merealisasikan setiap mimpi, dia yang pertama percaya saat orang lain tidak percaya. Setiap mimpi yang tereliasi bukanlah mimpiku atau mimpimu, namun mimpi kita bersama.

Akankah aku mengulang pernyataan yang pernah diucapkan Ali kepada Fatimah, sebuah pernyataan yang amat sederhana yang membuat wanita manapun terbang ke taman Firdaus, Adakah Fatimah Az Zahra pada abad ini atau Khadijah yang agung. Akankah ku ulang kembali pernyataan Ali, sebuah pernyataan yang amat sederhana yang membuat siapapun wanita di dunia ini terbang ke taman Firdaus, Ketika aku memandangnya hilanglah kesusahan dan kesedihanku. Fatimah yang mengajarkan kepada anak-anaknya tentang makna perjuangan, keteguhan, dan pengorbanan. Adakah kalian saat ini Aku tak membutuhkan yang tercantik , cukuplah engkau yang tercantik di hatiku.

You might also like