You are on page 1of 2

Selayang Pandang: Ikatan Cendikiawan Perempuan Minang (ICPM) Silang pendapat seputar kongres kebudayaan minangkabau 2010, belakangan

menjadi alat paling efektif untuk mengundang kepedulian urang minang terhadap kelangsungan adat dan budayanya. Meski sepintas lalu silang pendapat atau pro kontra tersebut terkesan cukup tajam, akan tetapi itulah ciri perkembangan demokrasi di alam minang saat ini. Dari sisi kuantitas, gerakan menolak KKM 2010 bisa jadi tidak akan mempengaruhi pelaksanaan KKM 2010. Mengingat jumlah orang atau lembaga di Ranah Minang yang menolak cuma segelintir. Akan tetapi jika Panitia KKM dan Gebu Minang bisa membaca lebih arif,tidak menutup kemungkinan Gerakan Menolak KKM bisa semakin membesar. Sebab, Buktinya, setelah beberapa lembaga resmi seperti Badan Kesenian Sumatra Barat, LKKM dan Gerakan Menolak Kongres Kebudayaan Minangkabau menyerukan penolakannya secara resmi. Kini penolakan serupa dilontarkan pula oleh Agusti Bambang salah satu aktivis muda diranah Minang, yang dikenal padangpost, cukup rajin mengikuti proses perjalanan kongres Kebudayaan Minangkabau 2010, dengan keragaman masalah yang dihadapinya Menurut Agusti, aksi penolakan KKM yang dilakukan beberapa lembaga resmi terdahulu, didasari alasan-alasan yang substantif. Bukan alasan subjektif (karena kecemburuan sosial), "Bahkan kalau boleh saya tambahkan Kongres Kebudayaan Minangkabau sarat bermuatan politik. Saya menghimbau kepada pemangku adat di Minangkabau, jangan mencampur adukan kedudukan pemerintah dengan adat," ungkap Agusti Bambang saat dihubungi padangpost melalui telepon selularnya. Mewakili segenap sesepuh, putra minang di perantauan, dan juga masyarakat Danau Kembar Solok. Agusti Bambang Rajo Imbang menyatakan penolakan terhadap penyelenggaraan Kongres Budaya Minangkabau. "Saya. Agusti Bambang Rajo Imbang. Mewakili segenap sesepuh, putra Minang di perantauan, dan juga mewakili masyarakat Danau Kembar Solok. Dengan ini menyatakan penolakan. Terhadap rencana penyelenggraan Kongres Kebudayaan Minanangkabau 2010," ungkapnya Dijelaskan, adat minangkabau, "Tidak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh panas". Saya sependapat, dengan kanda Herman Jamal. Dt. Rajo Mudo. jangan karena ada Gebu Minang kita semua mengesampingkan silsilah adat," pungkasnya. Berbeda dengan apa yang disampaikan Jasman Nazar, salah satu Staf di Caltex, yang memiliki kepedulian terhadap budaya minang. Menurut Jasman, "KKM tuch bagus banget, asalkan bertujuan untuk kemajuan masyarakat minang keseluruhan. karena juga akan mempertemukan ide-ide dari tokoh-tokoh masyarakat minang, alim ulama, cerdikpandai atau cendikiawan minang. " Saya rasa ini adalah wadah yang paling tepat "Kalau pun saat ini terjadi pro - kontra, itu hal yang biasa, mencerminkan bermacam ragamnya

masyarakat kita. Apapun yang akan kita lakukan pasti ada pro - kontranya, disisi lain dibutuhkan persiapan yang matang dari Panitia Pelaksana, bagaimana supaya KKM 2010 sukses." Paparnya. Jasman menyarankan, Panitia perlu mengadakan pendekatan dengan mereka (tokoh masyarakat minang, alim ulama, cerdikpandai atau cendikiawan minang) dan memberikan penjelasan-penjelasan tentang tujuan dari KKM tersebut, bahwa tujuan KKM adalah semata-mata untuk kemajuan masyarakat Minang itu sendiri. "Saya rasa, adanya penolakan seputar kongres, karena kurangnya sosialisasi," paparnya. Sementara ditempat terpisah, salah satu pelaku seni kawakan asal minang, yang kini tinggal di Malaysia, menilai Pro Kontra Kongres Kebudayaan Minangkabau, sebagai proses pencerahan dari keadaan yang berkembang di Sumatera Barat. "Artinya, saya tidak mendukung namun tidak juga menolak," kata Daulat Nan Sati.

You might also like