You are on page 1of 17

Akuntansi Lingkungan

Pendahuluan Salah satu isu penting dewasa ini adalah isu lingkungan. Pentingnya isi lingkungan tersebut ditandai dengan meningkatnya pembicaraan dalam agenda politik dan sosial khususnya masalah pencemaran lingkungan dan penurunan kualitas hidup. Penetapan peraturantentang pengolaan limbah, pelarangan pengrusakan elemen-elemen lingkungan dan persetujuan bersama beberapa negara dalam European Economic dan ISO 13000 untuk produk yang memasuki negara mereka. Peristiwa-peristiwa yang menggugah kesadaran manusia tentang pentingnya kelestarian sumber daya alam pada akhirnya melahirkan paradigm etika lingkungan hidup (environmental ethics). Dunia bisnis mau tidak mau harus memberikan tanggapan proaktif terhadap peraturan-peraturan lingkungan dan gerakan hijau adae mampu bertahan dalam jangka panjang. Kompleksitas dunia bisnis berakibat meluasnya tanggung jawab suatu perusahaan. Perusahaan tak lagi hanya berranggung jawab atas maksiminasi laba dan bertanggung jawab kepada pemegang saham, kerditor, pemerintah dan lainlain tetapi juga bertanggung jawab atas kesejahteraan lingkungan sosial ekonomis sekitarnya. Selain karakteristik 3E (economy,efficiency dan effectivitas), perusahaan perlu menambahkan karakteristik baru yaitu, environment, untuk melengkapi tujuan sosial kepada masyarakat dan lingkungan. Sejarah Perkembangan Akuntansi Lingkungan Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The International Accounting Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep tentang prinsipprinsip akuntansi internasional, termasuk di dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit hak-hak azasi manusia. Di samping itu, standar industri juga semakin berkembang dan auditor profesional seperti the American Institute of

Certified Public Auditors (AICPA) mengeluarkan prinsip-prinsip universal tentang audit lingkungan (environmental audits). Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Ageency) yang kemudian berubah menjadi Kementerian Lingkungan Hidup (Ministry of Environment) mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) pada bulai Mei tahun 2000. Panduan ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan. Perusahaan-perusahaan besar Jepang mulai menempatkan posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan akuntansi keuangan. Kini semakin banyak perusahaan di Jepang sudah menerapkan akuntansi lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari lingkungan. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan. Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan mendorong kemampuan untuk meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa yang kini menerapkan akuntansi lingkungan. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan manfaat atau efek (economic benefit). Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection).

Beberapa alasan kenapa perusahaan perlu untuk mempertimbangkan untuk mengadopsi akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem akuntansi perusahaan, antara lain: memungkinkan untuk mengurangi dan menghapus biaya-biaya lingkungan, memperbaiki kinerja lingkungan perusahaan yang selama ini mungkin mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keberhasilan bisnis perusahaan, diharapkan menghasilkan biaya atau harga yang lebih akurat terhadap produk dari proses lingkungan yang diinginkan dan memungkinkan pemenuhan kebutuhan pelanggan yang mengharapkan produk/jasa lingkungan yang lebih bersahabat. Pengertian dan Ruang Lingkup Akuntansi Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukkannya biaya lingkungan (environmental costs) ke dalam praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan mampun non-keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Akuntansi lingkungan adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintergasian biaya-biaya ke dalam engambilan keputusan usaha serrta mengomunikasikan hasil kepada para stockholders perusahaan, menurut Junus dalam Sri Astusi dan Ikhsan (2002) Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (US EPA) akuntansi lingkungan adalah: Fungsi penting akuntansi lingkungan adalah untuk menyajikan biaya-biaya lingkungan bagi para stakeholders perusahaan, yang mampu mendorong pengidentifikasian cara-cara mengurangi atau menghindari biaya-biaya ketika pada waktu yang bersamaan, perusahaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan.

Badan Perlindungan Amerika Serikat atau United States Environment Protection Agency (EPA) menambahkan lagi bahwa istilah akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua dimensi utama. Pertama, akuntansi lingkungan merupakan biaya yang secara langsung berdampak pada perusahaan secara menyeluruh (dalam hal ini disebut dengan istilah biaya pribadi). Kedua, akuntansi lingkungan juga meliputi biayabiaya individu, masyarakat maupun lingkungan suatu perusahaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sistem akuntansi lingkungan terdiri atas lingkungan akuntansi konvensional dan akuntansi ekologis. Akuntansi lingkungan konvensional mengukur dampak-dampak dari lingkungan alam pada suatu perusahaan dalam sitilah-istilah keuangan. Sedangkan akuntansi ekologis mencoba untuk mengukur dampak suatu perusahaan berdasarkan lingkungan, tetapi pengukuran dilakukan dalam bentuk unit fisik (sisa barang produksi dalam kilogram, pemakaian energi dalam kilojoules, dll), akan tetapi standar pengukuran yang digunakan bukan dalam bentuk satuan keuangan. Sedangkan lingkup akuntansi lingkungan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama didasarkan pada kegiatan akuntansi lingkungan suatu perusahaan baik secara nasional maupun regional. Bagian kedua berkaitan dengan akuntansi lingkungan untuk perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya. Pada dasarnya penjelasan mengenai konsep akuntansi lingkungan harus mengikuti beberapa faktor berikut, antara lain: 1. Biaya konservasi lingkungan (diukur dengan menggunakan nilai satuan uang). 2. Keuntungan konservasi lingkungan (diukur dengan unit fisik). 3. Keuntungan ekonomi dari kegiatan konservasi lingkungan (diukur dengan nilai satuan uang/rupiah).

Gambar

Keterkaitan

Masing-masing

Faktor.

Sumber:

Ministry

of

the

Environment Japan, 2005: Environmental Accounting Guidelines.

Pemahaman sifat dan relevansi akuntansi lingkungan sangat beragam tergantung perspektif para professional dan orientasi fungsional para praktisi. Aspek-aspek yang menjadi bidang garap akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut (Cahyono, 2002): 1. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negative aktifitas bisnis perusahaan terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional. 2. Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang garap akuntansi konvensional yang bertentangan dengan criteria lingkungan serta memeberikan alternative solusinya. 3. Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional. 4. Pengambangan format baru sistem akuntansi keungan dan nonkeuangan, isitem pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan. 5. Upaya perusahaan berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko, investasi biaya terhadap energy, limbah dan perlindungan lingkungan.

6. Identifikasi biaya-biaya dan manfaat apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagi program perbaikan lingkunga. 7. Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun eksternal perusahaan. 8. Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban, dan biaya dalam konteks nin keuangan khususnya ekologi. Fungsi dan peran akuntansi lingkungan Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk. Fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi Internal Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun jasa lainnya. Adapun yang menjadi aktor dan faktor dominan pada fungsi internal ini adalah pimpinan perusahaan. Sebab pimpinan perusahaan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam setiap pengambilan keputusan maupun penentuan setiap kebijakan internal perusahaan. Sebagaimana hanya dengan sistem informasi lingkungan perusahaan, fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan keputusan. Dalam fungsi internal ini diharapkan akuntansi lingkungan berfungsi sebagai alat manajemen bisnis yang dapat digunakan oleh manajer ketika berhubungan dengan unit-unit bisnis. Fungsi Eksternal Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan keuangan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil

keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional. Pada fungsi ini faktor penting yang perlu diperhatikan perusahaan adalah pengungkapan hasil dari kegiatan konservasi lingkungan dalam bentuk data akuntansi. Informasi yang diungkapkan mereka hasil yang diukur secara kuantitatif dari kegiatan konservasi lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber pada entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap sumber tersebut. Fungsi eksternal memberi kewenangan bagi perusahaan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan stakeholders, seperti pelanggan, rekan bisnis, investor, penduduk lokal maupun bagian administrasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Diharapkan dengan publikasi hasil akuntansi lingkungan akan berfungsi dan berarti bagi perusahaan-perusahaan dalam memenuhi pertanggungjawaban serta transparansi mereka bagi para stakeholders yang secara semultan sangat berarti untuk kepastian evaluasi dari kegiatan konservasi lingkungan.

Gambar Keterkaitan antara Perusahaan dan Masyarakat. Sumber: Ministry of the Envionment Japan, 2005. Environmental Accounting Guidelines.

Tujuan Penerapan Akuntansi Lingkungan Ada beberapa maksud dikembangkannya akuntansi lingkungan, yaitu: 1. Akuntansi lingkungan merupakan alat manajemen lingkungan. 2. Akuntansi lingkungan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat. Sebagai alat manajhemen akuntansi lingkungan digunakan untuk menilai keefektifan kegiatan konservasi berdasarkan ringkasan dan klasifikasi biata konservasi lingkungan. Data akuntnasi lingkungan juga digunakan untuk menentukan biaya fasilitas penglaan lingkungan, biaya konservasi lingkungan keseluruhan dan juga investasi yang diperlukan untuk pengolaan lingkungan. Selain itu akuntansi lingkungan juga digunakan untuk menilai tingkat keluaran dan capaian tiap tahun untuk menjamin perbaikan kinerja lingkungan yang harus berlangsung terus menerus. Sebagai alat komunikasi dengan publik, akuntansi lingkungan digunakan untuk menyampaikan dampak negatif lingkungan, kegiatan konservasi lingkungan dan hasilnya kepada publik. Tanggapan dan pandangan terhadap akuntansi lingkungan dari para pihak, pelanggan dan masyarakat sebagai umpan balik untuk merubah pendekatan perusahaan dalam pelestarian atau pengilaan lingkungan. Dalam akuntansi lingkungan ada beberapa komponen biaya yang harus dihitung misalnya:
1. Biaya operasional bisnis yang terdiri dari biaya depresiasi fasilitas

lingkungan, biaya perbaiki fasilitas lingkungna, jasa atau fee kontrak untuk menjalankan fasilitas pengolaan lingkungan, biaya tenaga kerja unruk menjalankan operalitas fasilitas pengolaan lingkungan serta biata kontrak untuk pengolaan limbah (recycling).

2. Biaya daur ulang yang dijual yang disebut sebagai cost incurred by upstream

and down-stream business operation is the fee paid ti Japan Container and Package Recycling Association. 3. Biata penelitian dan pengembangan (litbang) yang terdiri dari biaya total untuk material dan tenaga ahli, tenaga kerja lain untuk pengembangan material yang ramah lingkungan, produk fasilitas pabrik. Menurut Pramanik (2007) tujuan akuntansi lingkungan antara lain adalah untuk: a. Mendorong pertanggung jawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan. b. Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat dan terlebih dengan kelompok-kelompok penggiat (activist) atau penekan (pressure group) terkait isu lingkungan. c. Memberikan citra yang lebih positif sehingga entitas dapat memperoleh dana dari kelompok dan individu hijau, seiring dengan tuntutan etis dari investor yang semakin meningkat. d. Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau dan dengan demikian membuat entitas memiliki keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif dibandingkan entitas yang tidak melakukan pengungkapan. e. Menunjukkan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup. f. Mencegah opini negatif publik mengingat perusahaan yang berusaha pada area yang berisiko tidak ramah lingkungan pada umumnya akan menerima tentangan dari masyarakat. Eksternalitas Tuanakota (2001: 253-254) menyatakan bahwa perusahaan sering mengabaikan dampak dari kegiatan produksinya terhadap masyarakat disekitarnya.

Dalam ilmu ekonomi dampak ini bermacam-macam nama, seperti 3rd party effect,Spillow Effect, atau lebih jelasnya External Economies (jika menguntungkan) atau external Diseconomies (jika merugikan) atau secara umum diistilahkan Eksternalities. Usaha dalam melakukan penilaian erhadap eksternalitas ini cukup sulitm dikarenakan oleh: 1. Kebanyakan eksternalitas memeang sulit untuk diukur karena adanya mata rantai sebab akibat yang sangat rumit. Contohnya : Pencemaran udara bukan saja akibat oleh volume produksi dan pembuangan sampah industry, tetapi juga oleh adanya interaksi bermacam-macam variable yang saling bereaksi.
2. Pengukuran environment cost lebih kepada besarnya persepsi dan kesadaran

masyarakat tentang masalah tersebut, apakah masyarakat memberikan nilai yang tinggi (tangible or intangible) kepada masalah tersebut.
3. Ada eksternalitas yang bersifat intangible, sehingga pengukuran dalam bentuk

uang tidak tepat. Item biaya sosial yang utama bagi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Merosotnya faktor kemanusiaan dalam produksi. 2. Pencemaran udara 3. Pencemaran air 4. Berkurngnya dan rusaknya sumber-sumber hewani. 5. Berkurangnya sumber-sumber energi sebelum waktunga. 6. Perubahan teknologi. 7. Erosi, berkurangnya kesuburan tanah, dan gundulnya hutan. 8. Pengangguran dan kelangkaan sumber daya manusia. Penerapan Akuntansi Lingkungan Fungsi penting dari akuntansi lingkungan adalah untuk menempatkan biaya-biaya lingkungan agar diperhatikan oleh para stakeholders perusahaan yang sanggup dan

termotivasi

untuk

mengidentifikasi

bagaimana

cara-cara

mengurangi

atau

menghindari seluruh biaya-biaya ketika pada saat yang bersamaan sedang memperbaiki kualitas lingkungan. Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasikan, mengakumulasikan dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau menyerahkan jasa. Overhead merupakan biaya yang dalam hal ini adalah biaya sistem akuntansi. Biaya ini tidak sepenuhnya membantu dalam proses, produk atau fasilitas. Contoh biaya yang termasuk ke dalam kelompok ini meliputi biaya gaji supervisor, mandor, pemanfaatan limbah buangan. Banyak biaya lingkungan sering diperlukan sebagai overhead dalam sistem akuntansi biaya perusahaan. Secara tradisional, biaya overhead dikelompokkan ke dalam dua cara:

Biaya dialokasikan pada produk-produk umum ke produk khusus. Biaya yang tidak dimasukkan ke dalam setiap produk khusus.

Jika biaya overhead dialokasikan tidak benar, produk dapat mengeluarkan alokasi overhead yang lebih besar dibandingkan yang dijaminkan, letika biaya lainnya dialokasikan ke hal-hal yang lebih kecil dibandingkan kontribusi nyatanya. Hasilnya adalah biaya produk lemah, yang dapat mempengaruhi harga dan keuntungan. Sebagai alternatif beberapa biaya overhead tidak lagi mencerminkan seluruh biaya produk dan harga. Berdarkan pada kedua hal tersebut, para manager tidak dapat mempersepsikan biaya yang besar dari menghasilkan produk dan oleh karenanya laporan akuntansi internal tidak menyediakan cukup insentif dalam menemukan caracara kreatif dari pengurangan keseluruhan biaya-biaya. Pemisahan biaya lingkungan dari jumlah overhead sering menyembunyikan dan mengalokasikan biaya-biaya terhadap produk yang tidak tepat, pada proses, sistem atau fasilitas yang secara langsung bertanggungjawab mengungkapkan biaya-biaya ini bagi para manager, analis biaya insinyur, perancangan dan lainnya. Kritikan ini tidak hanya untuk perusahaan dalam menghitung akurasi dari biaya produksi bagi

produk dan proses yang berbeda, tetapi juga untuk membantu target manajer mengurangi biaya kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan.

Terdapat dua pendekatan umum mengalokasikan biaya-biaya lingkungan, antara lain:

Dikembangkan sesuai alokasi biaya langsung ke dalam sistem akuntansi biaya. Menangani alokasi biaya di luar dari sistem akuntansi.

Manajer keuangan dan akuntan manajemen terlibat secara mendalam pada penyusunan anggaran operasional, baik dalam pengembangan anggaran maupun dalam pelaporan kinerja setelahnya. Contoh-contoh dari anggaran operasional meliputi anggaran penjualan, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya produksi dan seterusnya, di mana penekanan pada perbandingan antara hasil aktual dan anggaran untuk pengendalian, perencanaan dan koordinasi seluruh tujuan, yang seluruhnya didasarkan pada jangka pendek. Manager keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses penyusunan jenis lain dari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting). Kerena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai faktor, khususnya faktor-faktor keperilakuan yang sangat mempengaruhi penganggaran modal dan pengambilan keputusan. Peran anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang diinginkan dengan sumberdaya yang diperkirakan. Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya perusahaan terhadap kondisi tertentu. Proses penyusunan anggaran merupakan proses

penyusunan rencana jangka pendek, berorientasi pada laba, perusahaan memiliki rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering kali proses penyusunan anggaran disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka pendek (perencanaan laba jangka pendek). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya volume dan laba. Dalam analisa biaya volume dan laba ini, informasi akuntansi diferensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai alternatif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran. Sedangkan anggaran modal adalah bagian dari anggaran perusahaan. Anggaran modal merupakan proses dari perencanaan pembangunan investasi modal yang ingin dilakukan oleh perusahaan. Anggaran secara khusus mencoba untuk membandingkan biaya yang diprediksi dengan arus pendapatan dari proses operasional perusahaan saat ini serta alternatif perencanaan investasi yang bertolak belakang terhadap tolak ukur keuangan dalam biaya modal perusahaan. Menjadi hal umum bagi para analis keuangan dari alternatif investasi untuk mengesampingkan beberapa biaya terkait biaya lingkungan, biaya savings maupun pendapatan-pendapatan. Sebagai hasilnya, perusahaan tidak memperkenalkan investasi keuangan dalam pencegahan polusi dan teknologi yang bersih. Keputusan penyusunan anggaran modal dibuat ketika kebutuhan untuk itu muncul dan melibatkan jumlah uang yang relatif besar, komitmen dana jangka panjang dan ketidakpastian yang disebabkan oleh panjangnya waktu yang terlibat dan kesulitan dalam mengantisipasikan variabel-variabel pengembalian keputusan (jumlah arus kas, penentuan waktu dan seterusnya). Beberapa contoh dari proyek anggaran modal meliputi pembelian peralatan produksi yang tahan lama dan mahal, pembangunan fasilitas pabrik baru atau pembentukan dan pengisian staf dari segmen perusahaan besar yang baru (seperti divisi yang dimaksudkan untuk menghasilkan dan memasarkan suatu lini produk baru). Kerana melibatkan jumlah dana yang begitu besar, keputusan anggaran modal yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan,

masalah-masalah arus kas yang sulit, atau paling tidak, kegagalan untuk mengoptimalkan operasi perusahaan. Akibatnya, kebanyakan perusahaan melakukan pendekatan terhadap keputusan ini dengan serius dan terus menerus mencari cara untuk memperbaiki proses penyusunan anggaran modal. Ketika melakukan evaluasi terhadap besaran potensi dari investasi modal, penting untuk mempertimbangkan secara penuh aspek-aspek yang berkaitan dengan biaya lingkungan, biaya savings maupun pendapatan-pendapatan lainnya sebagai usaha menempatkan modal investasi untuk pencegaha polusi berdasarkan tingkat yang dikerjakan dilapangan, termasuk dengan pilihan investasi lainnya. Untuk melakukan hal ini, identifikasi dan masukan jenis-jenis dari biaya (dan pendapatan) akan membantu untuk menunjukkan kelangsungan keuangan dari investasi teknologi yang bersih. Analisis data kualitatif dan isu-isu yang tidak dengan mudah dikuantifikasikan, secara potensial akan lebih sedikit perannya mengukur investasi dalam usaha untuk mencegah polusi. Setelah mengumpulkan dan mengembangkan data lingkungan (termasuk dari sistem akuntansi atau dengan cara-cara manual), biaya-biaya yang dialokasikan dan direncanakan, biaya sevings dan pendapatanpendapatan potensial dari produk, proses, sistem atau fasilitas yang terfokus terhadap keputusan penganggaran modal, dimulai dengan cara-cara mengestimasi biaya-biaya dan pendapatan. Selanjutnya bergerak kearah perhitungan biaya lingkungan dan keuntungan-keuntungan seperti ketidakpastian dan gambaran perusahaan. Keuntungan meningkatkan gambaran perusahaan dalam hubungannya dengan modal investasi untuk mencegah polusi dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan dalam cara-cara yang mendatang. Desain dari proses atau produk secara signifikan mempengaruhi biaya dan kinerja lingkungan. Proses desain melibatkan kesetaraan biaya, kinerja, budaya, hukum dan kriteria lingkungan. Banyak perusahaan-perusahaan mengadopsi desain untuk lingkungan atau program desain siklus hidup untuk pertimbangan lingkungan pada jumlah awal. Untuk melakukan ini, para desain membutuhkan informasi berdasarkan biaya-biaya lingkungan dan kinerja dari alternatif produk/proses desain, banyak

informasi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal. Oleh karena itu, membuat biaya lingkungan dan informasi kinerja memberikan bagi para desain untuk memfasilitasi desain lingkungan produk dan proses yang lebih baik. Akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil hampir di setiap skala industri dalam sektor manufaktur dan jasa. Pada lingkup skala, akuntansi lingkungan dapat diterapkan oleh perusahaan besar dan kecil di mana penerapan yang dilakukan harus secara sistematis atau didasarkan pada kebutuhan dasar perusahaan. Bentuk yang diambil harus mencerminkan tujuan-tujuan dan kebutuhan-kebutuhan dari pengguna perusahaan. Bagaimanapun juga, pada setiap aspek bisnis, dukungan tim manajemen puncak dan tim fungsional yang bersebrangan menjadi poin penting dalam mencapai keberhasilan implementasi dari akuntansi lingkungan disebabkan: 1. Akuntansi lingkungan memerlukan suatu cara baru dalam memperhatikan biaya lingkungan perusahaan, kinerja dan pengambilan keputusan. Komitmen manajemen puncak mampu menetapkan nada positif dan penghitungan insentif bagi organisasi selama mengadopsi akuntansi lingkungan. 2. Perusahaan mungkin ingin memasang tim fungsional untuk menerapkan akuntansi lingkungan, termasuk di dalamnya desain, ahli kimia, ahli mesin, manajer produksi, operator, staf keuangan,manajer lingkungan, personel, dan para akuntan yang tidak mempunyai pekerjaan bersama sebelumnya. Karena akuntansi lingkungan bukan hanya suatu isu akuntansi, dan informasi penting untuk dibagi kepada seluruh anggota kelompok, orang-orang butuh untuk berbicara dengan orang lainnya dalam mengembangkan pandangan umum dan bahasa serta memuat pandangan lebih nyata. Perusahaan dengan sistem manajemen lingkungan fungsional formal perlu melembagakan akuntansi lingkungan karena akuntansi lingkungan merupakan suatu alat logis untuk mendukung keputusan sistem ini. Sama halnya dengan beberapa alat manajemen perusahaan lainnya, penggabungan pendekatan manajemen bisnis yang

ada sebelumnya sangat sesuai dengan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan, antara lain meliputi: 1. Biaya Berdasarkan Kegiatan/Management Berdasarkan Kegiatan 2. Total Manajemen Kualitas/Total Kualitas Lingkungan 3. Proses Bisnis Re-Engerineering/Pengurangan Biaya 4. Model Kualitas Biaya/Model Kualitas Lingkungan Biaya 5. Desain untuk Lingkungan/Desain Siklus Hidup Semua pendekatan di atas sesuai diterapkan dalam akuntansi lingkungan disebabkan karena kemampuannya untuk memperbaiki racangan serta dapat mengintegrasikan informasi lingkungan ke dalam keputusan bisnis. Perusahaan-perusahaan yang ingin mempertimbangkan secara eksplisit pengadopsian akuntansi lingkungan sebagai bagian dari sistem perusahaan dalam penggunaannya terlebih dahulu melakukan evaluasi pendekatan sistem ini. Berbeda hanya dengan perusahaan kecil yang tidak mempunyai sistem manajemen lingkungan formal, atau tidak menggunakan pendekatan-pendekatan seperti yang dijelaskan di atas, akan tetapi perusahaan kecil juga dapat menerapkan akuntansi lingkungan dengan sukses. Kunci utamanya terletak pada komitmen manajemen dan keterlibatan fungsional. Oleh karena itu diperlukan tanggungjawab semua pihak yang ada pada perusahaan.

You might also like