You are on page 1of 2

TIPS MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

Kekhawatiran seorang ibu setelah melahirkan adalah bagaimana memberikan asupan terbaik bagi sang buah hati. Ibu yang menginginkan generasi penerusnya menjadi generasi yang unggul, tentunya tau benar bahwa ASI eksklusif adalah jawaban yang paling utama. Namun memang selalu saja ada tantangan yang ditemui untuk segala niat baik dan hebat ! Banyak keluhan ketika ibu tidak mampu melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), produksi ASI yang minim, belum lagi pengaruh pihak2 keluarga maupun eksternal yang akhirnya ingin agar bayi cepat-cepat diberi sufor karena pertimbangan pengaruh tayangan komersil di berbagai media. Ibu, jangan putus asa. Ternyata sebenarnya semua ibu sudah diberikan berkah yang luar biasa oleh Sang Pencipta, ALLAH SWT, agar dapat menyusui bayi-bayinya. Hanya saja kurangnya pengetahuan dan informasi untuk kaum ibu yang mempengaruhi produksi ASI itu sendiri. Diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Sikap mental (apatis) sang ibu yang sangat mempengaruhi produksi ASI. Tehnik pemberian ASI yang keliru, sehingga isapan sang bayi kurang menstimulasi produksi ASI Frekuensi menyusui yang berkurang karena diselingi oleh sufor. Kurangnya asupan gizi sang ibu. Kurangnya waktu istirahat sang ibu.

Secara praktis, mekanisme menyusui sang bayi pada ibu adalah sebagai berikut: Isapan sang bayi akan merangsang payudara sang ibu mengirimkan signal ke otak ibu, sehingga otak akan memerintahkan hormon-hormon penghasil ASI untuk menghasilkan ASI bagi sang bayi. Terhubung pula dengan dengan prinsip supply ASI berikut: Low demand = slow production, high demand = faster production Full breasts = make milk slowly, drained breasts = make milk quickly (AIMI, 2011) Secara gampang mekanisme ini sering disamakan dengan tanaman teh, yakni semakin sering pucuk teh dipetik, maka akan lebih cepat menghasilkan pucuk teh yang baru. Berikut tips-tips singkat dan praktis yang dapat dilakukan untuk menstimulus produksi ASI: 1. Tingkatkan frekuensi menyusui, terutama pada malam hari saat hormon prolaktin bekerja. Dimalam hari lebih cenderung tercipta kondisi nyaman dan rileks antar sang ibu dan bayi. Didukung pula oleh lamanya frekuensi menyusui. Kondisi inilah yang sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. 2. Disiplinkan diri untuk selalu memberikan ASI/memompa ASI (jika bekerja) setiap dua jam sekali, tanpa perlu menunggu payudara terasa penuh. 3. Bebaskan sang bayi untuk menyusu kapanpun dan selama apapun. Selain menciptakan kontak batin terbaik dengan sang bayi, kondisi payudara yang kosong setelah disusukan akan lebih mempercepat dan meningkatkan produksi ASI.

4. Pijatlah payudara anda secara tepat. Teknik pemijatan yang tepat sangat membantu bekerjanya hormon oksitosin secara maksimal. 5. Gunakan metode switch nursing , menyusu secara bergantian. Lakukan jika payudara yang disusukan sudah terasa kosong. Gantikan dengan payudara sisi lain. Dapat pula dilakukan double nursing , yakni menyendawakan/mengistirahatkan bayi setelah dilakukan penyusuan pada kedua payudara. Setelah bersendawa, bisa disusukan kembali. Sehingga penyusuan dilakukan 2 kali. 6. Hindari penggunaan empeng atau dot. Bayi yang telah mengenal atau terbiasa menggunakan dot/empeng akan cenderung mengalami penurunan daya hisap ASI. Mudahnya tehnik menyusui menggunakan dot (tanpa usaha menghisap yang kuat) akan menyebabkan sang bayi malas menghisap. Bahkan ada juga bayi yang setelah mengenal dot akan menolak jika diberi ASI dari payudara sang ibu. Kalau saya secara pribadi, lebih baik menghindari pemberian dot sebagai langkah antisipasi, karena kita tentunya tidak ataupun belum mengetahui seperti apa nantinya bayi kita jika mengenal dot. 7. Gunakan kekuatan pikiran. Dengan mengingat saat-saat indah menyusukan sang bayi, maka akan meningkatkan kerja hormon oksitosin dan LDR bisa berfungsi dengan lancar. 8. Konsumsilah makanan yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI, misalnya sari kurma, habatussauda (jintan hitam), daun katuk, daun kacang, sayur-sayuran, beras kencur, dsb. Sumbersumber tersebut tidak memiliki efek samping karena alami. Jadi tidak ada salahnya untuk dikonsumsi. Bahkan manfaat sampingan bersifat positif (melancarkan pencernaan, meningkatkan gizi, meningkatkan vitalitas dan daya tahan sang ibu, dll). 9. Kunjungi klinik laktasi atau mintalah saran-saran dari keluarga, teman, kenalan yang telah berhasil dengan program pemberian ASI. Karena umumnya kasus yang ditemui sedikit bervariasi dengan pemecahan yang bervariasi pula, sehingga akan memperkaya pengetahuan sang ibu tentang pemberian ASI.

You might also like