Professional Documents
Culture Documents
dan hasil perhitungan untuk susunan pegas seri, paralel, dan campuran
Hukum Hooke: jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. F=gaya yang diberikan k=tetapan gaya x=perubahan panjang Beberapa pegas dapat dapat disusun seri, paralel, atau gabungan keduanya. Susunan pegas ini pun dapat kita ganti dengan sebuah pegas pengganti. Susunan seri pegas. Prinsip susunan seri pegas adalah sebagai berikut: Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar dan gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti. Misalkan gaya tarik yang dialami tiap pegas adalah F 1 dan F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F. Pertambahan panjang pegas pengganti seri x, sama dengan total pertambahan panjang tiaptiap pegas. Tetapan pegas pengganti.
Jadi, kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas
Susunan paralel pegas. Prinsip susunan paralel pegas adalah sebagai berikut: Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaua tarik pada tiap pegas. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar dan pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti. Tetapan pegas pengganti paralel
Massa masing-masing beban diukur dengan neraca 3 lengan guna memastikan jika massa yang tertera tepat. Panjang awal pegas diukur dengan meteran. Alat dan bahan disusun seperti pada gambar. Beban dipasang pada ujung pegas. Panjang pegas diukur.
Langkah 4 diulang dengan variasi beban yang berbeda-beda sebanyak 5 kali. Langkah 4-5 diulangi untuk pegas-pegas lain serta susunan pegas seri, paralel, dan campuran.
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Panjang awal
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Data yang telah didapatkan dapat diolah guna mencari: 1. Tetapan pegas masing-masing pegas 2. Tetapan pegas susunan pegas paralel, seri, campuran 3. Perbandingan antara tetapan susunan pegas dari hasil perhitungan dan pengukuran
1 2 3 4 5
Nilai dari tetapan pegas dapat dihitung dengan rumus-rumus yang sudah tersedia. Contoh: No. 1 Gaya yang diberikan pada pegas merupakan gaya berat, yang merupakan hasil perkalian antara massa dan gravitasi.
Berikutnya, selisih antara panjang saat pegas diberikan beban dan panjang awal dicari.
Perhitungan untuk data-data yang lain dapat dicari dengan cara yang sama seperti di atas.
1 2 3 4
28,40 20,60
2,815
0,078 Rata-rata
1 2 3 4 5
1 2 3
1 2 3 4 5
Karena nilai tetapan pegas dari masing-masing pegas penyusun susunan pegas paralel sudah ditemukan, khitung untuk susunan pegas paralel dapat ditemukan. Jadi, kebalikan tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tiap-tiap tetapan pegas penyusunnya.
Berdasarkan hasil perhitungan, k ukur dan khitung berbeda, meskipun seharusnya sama. Perbedaannya dapat dicari dengan:
1 2 3 4 5
Karena nilai tetapan pegas dari masing-masing pegas penyusun susunan pegas seri sudah ditemukan, khitung untuk susunan pegas seri dapat ditemukan. Jadi, kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.
Berdasarkan hasil perhitungan, k ukur dan khitung berbeda, meskipun seharusnya sama. Perbedaannya dapat dicari dengan:
1 2 3 4 5
Untuk menghitung tetapan pegas hasil perhitungan, susunan pegas dapat dilihat sebagai berikut: Pegas 1 dan 2 dapat dilihat sebagai susunan paralel dan digantikan dengan pegas pengganti paralel (tetapan pegas kp).
Kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh karena: Meteran tidak mengukur panjang pegas dengan tepat karena lokasinya yang tidak terletak pas pada ujung pegas. Namun, karena yang diperhitungkan hanyalah perubahan panjang, hal ini tidak terlalu berpengaruh. Kesalahan dalam melihat meteran. Posisi meteran menyulitkan pembacaan panjang pegas. Selain itu meteran juga agak bergelombang. Untuk susunan pegas yang bertumpuk, panjangnya agak sulit diukur karena pegas yang berbeda panjang disatukan, pegas bisa bengkok. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Kesalahan dalam pengukuran massa. Cukup sulit untuk mengukur massa hingga indikator pada neraca benar-benar seimbang, kesalahan pembacaan juga dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Susunan pegas yang tak memanjang secara merata karena panjangnya yang berbeda dan distribusi beban antar pegas yang tak seimbang.
Setelah pengolahan data dilakukan, nilai tetapan gaya (k) dari masing-masing pegas dan susunan pegas dapat ditemukan
Tetapan pegas Pegas no kukur (N/m) Kesalahan relatif khitung (N/m) %beda
22,377% 31,145% 32,773% 35,625% 9,646% 21,727% 141,385 15,636 32,060 30,991% 27,699% 7,477%
Tetapan pegas (k) berbanding lurus dengan gaya (F=w) dan berbanding terbalik dengan selisih panjang (x). Namun, seperti yang dapat dilihat, terdapat inkonsistensi data yang diperoleh. Selain itu juga ada selisih antara kukur dan khitung. Nilainya tidak sama 1 dengan yang lainnya.
Marthen Kanginan. Fisika untuk SMA Kelas XI Semester I. Penerbit Erlangga: Jakarta. 2007. Tim Penerbit. Fisika untuk SMA Kelas XI A. Penerbit Media Maxima: Bekasi. 2010.