You are on page 1of 2

Apa itu breakwater?

Breakwater adalah salah satu elemen penting dalam teknik kelautan yang juga merupakan kata yang cukup familiar di khalayak ramai. Namun meskipun familiar, tidak semua orang mengetahui breakwater secara mendalam dan detil. Definisi dari breakwater sendiri, seperti dapat dilihat pada namanya, adalah sebuah struktur pemecah gelombang (air laut). Tujuan utama dari struktur ini adalah memecah gelombang lebih awal di lepas pantai agar gelombang yang mencapai bibir pantai tidak terlalu besar sehingga perairan di bibir pantai lebih tenang. Kondisi ini diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti untuk tepat bertambatnya kapal di pelabuhan, untuk melindungi suatu struktur tertentu di bibir pantai atau untuk meringankan erosi pantai. break Breakwater terdiri dari beberapa jenis yaitu breakwater rubblemound, vertikal, terapung, caisson dan lain-lain, namun breakwater yang paling sering digunakan adalah jenis rubblemound karena kemudahan proses konstruksinya. Breakwater jenis rubblemound sederhananya adalah tumpukan batu atau cetakan beton, yang dikenal dengan istilah armour, yang ditumpuk dan disusun sedemikian rupa agar membentuk penampang berbentuk trapesium dengan lebar, tinggi, sudut elevasi trapesium dan ukuran armour bergantung pada parameter lingkungan seperti tinggi gelombang dan pasang surut. Untuk menghemat biaya dan mempermudah instalasi, armour hanya akan diletakkan di lapisan luar dari struktur saja, sedangkan di bagian dalamnya digunakan gradasi ukuran batu yang semakin mengecil, sehingga umumnya pada lapisan inti (core) struktur, digunakan batu krikil. Material armour juga bermacam-macam dan dapat dipilih berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Namun faktor utama dari pemilihan material adalah biaya. Material batu merupakan pilihan utama untuk armour karena kekuatannya dan biayanya yang cukup murah. Namun, tidak semua daerah memiliki stok batu yang cukup kuat dengan jumlah yang cukup melimpah. Karena itu, untuk kawasan di mana batu sulit diperoleh, seperti contohnya Kalimantan, penggunaan beton lebih masuk akal. Beton ini dicetak dengan jenis cetakan yang juga beragam seperti contohnya tetrapod, ajack dan kubus beton yang dipilih berdasarkan keadaan lingkungan seperti gelombang dan arus. Untuk gelombang yang cukup besar, tetrapod merupakan bentuk yang cocok karena kemampuan bentuk ini untuk mengunci antara satu dan lainnya sehingga lebih kuat, namun karena tetrapod membutuhkan lebih banyak beton setiap buahnya, armour tipe ini lebih mahal, sedangkan kubus beton lebih murah, namun kurang kuat. Secara teori, proses konstruksi breakwater cukup sederhana. Pertama-tama, material struktur beserta alat berat yang dibutuhkan disiapkan di lokasi. Apabila breakwater yang direncanakan berada cukup jauh di lepas pantai, digunakan ponton untuk mengangkut material dan alat berat ke lokasi, sedangkan bila cukup dekat, cukup dilakukan melalui darat. Material inti yang berukuran kecil kemudian ditimbun pada lokasi rencana dengan menggunakan excavator. Kemudian terus dilanjutkan untuk lapisan-lapisan selanjutnya dengan ukuran material batu yang lebih besar. Untuk material yang cukup besar seperti batuan armour, digunakan pula crane untuk meletakkannya satu persatu sampai membentuk struktur dengan dimensi yang telah direncanakan.

Namun prosedur seperti dijelaskan di atas seringkali terkendala akibat perairan di lokasi rencana yang cukup dalam, atau gelombang dan arus yang cukup besar. Untuk kasus seperti ini diperlukan proses tambahan. Untuk kasus perairan yang dalam, proses konstruksi dilakukan dengan terlebih dahulu memasang dinding sementara di sekeliling lokasi. Setelah lokasi tertutup, air di dalam dinding tersebut kemudian dipompa keluar dan proses konstruksi dapat dilanjutkan. Untuk kasus lain dengan gelombang dan arus besar, terlebih dahulu diletakkan geotextile di dasar laut, yaitu sejenis lembaran dari anyaman material khusus yang kuat dan tahan air. Kemudian material inti ditimbun di atas lembaran ini untuk kemudian dibungkus agar material inti yang berukuran kecil tidak menyebar setelah ditimbun saat terkena gelombang dan arus yang besar tadi. Tentu saja prosedur-prosedur ini pada teorinya terlihat sederhana, namun pada kenyataannya sangat sulit. Breakwater juga merupakan struktur yang amat mahal sehingga penggunaan breakwater sangat dihindari dalam perencanaan proyek. Sebagai gambaran, biaya konstruksi breakwater untuk setiap meter panjang struktur dengan keadaan lingkungan yang umum di pesisir pantai selatan Indonesia adalah sekitar 1-3 milyar rupiah. Angka ini juga belum termasuk biaya perawatan berkala yang juga cukup mahal. Breakwater juga memiliki umur layan tertentu dan untuk mendesain breakwater dengan umur layan yang panjang diperlukan kualitas yang sangat tinggi dalam setiap aspek struktur breakwater yang juga memerlukan biaya yang sangat mahal. Salah satu contoh struktur breakwater dengan kualitas yang paling tinggi di Indonesia adalah di Pelabuhan Tanjung Priok. Breakwater ini didesain oleh orang Belanda yang terkenal sangat mementingkan kualitas ketimbang biaya, bahkan seringkali desain mereka dianggap terlalu kuat atau over-designed untuk parameter lingkungan di sekitar lokasi. Namun sikap insinyur Belanda ini terbukti menguntungkan karena breakwater di Pelabuhan Tanjung Priok tersebut dibangun pada saat Belanda masih menjajah Indonesia dan sampai hari ini struktur tersebut masih berdiri dengan kokoh setelah beratus tahun lamanya.

You might also like