You are on page 1of 7

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

ISOLASI DAN KARAKTERISASI CYANOBAKTERIA SEBAGAI SUMBER PENGHASIL BIOHIDROGEN Andi Setiawan dan Peni Ahmadi
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

ABSTRAK Telah dilakukan studi isolasi dan karakterisasi cyanobakteria yang berasosiasi dengan sponge callyspongia sp. sebagai sumber penghasil biohidrogen. Sampel sponge diperoleh di perairan dangkal Ringgung, Teluk Lampung, Bandar Lampung. Hasil dari isolasi dengan menggunakan teknik isolasi dengan pipa kapiler dan teknik kultivasi menggunakan media SN diperoleh empat jenis cyanobakteria DS1, PA1, PA2, and PA3. Pembentukan biohidrogen oleh cyanobakteria diukur berdasarkan reaksi redoks senyawa resazurin menjadi resofurin dengan menggunakan katalis PdCl2. Hasil dari reaksi redoks yang diukur pada maks 570 nm dengan menggunakan teknik kolorimetri menunjukkan bahwa jenis cyanobakteria PA2 mampu memproduksi biohidrogen lebih baik dibanding jenis lainnya. Kata kunci: biohydrogen, cyanobacteria, resazurin, redoxs

1. PENDAHULUAN Krisis energi akibat kebutuhan yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dapat berdampak pada berbagai sektor industri, pertanian, trasportasi dan ketahanan energi nasional. Lebih lanjut, berdasarkan informasi dan prediksi dari Internasional Energy Annual (2007), Indonesia cenderung menjadi negara net importir dimasa datang. Saat ini, meningkatnya pemakaian minyak bumi sebagai sumber bahan bakar dihadapi oleh permasalahan keterbatasan cadangan minyak bumi dan permasalahan pemanasan global yang terus semakin menghawatirkan. Mempertimbangkan hal tersebut maka dirasakan perlu mencari energi alternatif baru yang berasal dari sumber domestik dan dapat berkelanjutan. Biomassa merupakan salah satu contoh untuk sumber domestik yang potensial serta dapat dikonversi menjadi energi (EERE, 2008). Namun dalam upaya mengembangkan sumber energi alternatif baru perlu dicermati beberapa isue penting yang menjadi pertimbangan seperti ramah lingkungan, berkelanjutan dan layak secara ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, biohidrogen merupakan salah satu aternatif yang dapat di kembangkan khususnya di Indonesia. Hasil kajian pustaka yang telah dilakukan oleh Duta dkk., (2007) ada beberapa alasan yang menguntukan dalam pengembangan biohidrogen antara lain ramah lingkungan, efisien dan dapat terbarukan

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-391

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Teknologi untuk mendapatkan sumber hidrogen berbasis biomass dapat dilakukan dengan teknik termokimia, elektrokimia, dan biologi. Pendekatan yang ideal untuk mendapatkan gas hidrogen tentunya harus mendapatkan sumber material yang kaya akan hidrogen seperti air (H2O) dan ketersediaan energi yang berlimpah untuk prosesnya seperti energi matahari. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mikroalga dan cyanobakteria merupakan salah satu mikroorganisme yang memiliki potensi untuk menghasilkan gas hidrogen (Melis, A., 2000 dan Lambert, G., R., 1977). Disisi lain, informasi tentang potesi keragaman cyanobakteria di Indonesia sangat besar namun belum dapat termanfaatkan secara maksimal. Beberapa permasalahan yang menghambat memanfaatkan cyanobakteria sebagai sumber biohidrogen antara lain ketersediaan strain unggulan, teknologi bioreaktor, dan penyimpanan gas hidrogen. Untuk merealisasikan kajian teknologi biohidrogen dari cyanobakteria maka strategi awal yang perlu dilakukan adalah mendapatkan database strain unggulan cyanobakteria penghasil biohidrogen. Ketersediaan database strain unggulan dapat diperoleh dengan melakukan pendekatan skrining atau melalui rekayasa genetik. Teknik skrining untuk karakterisasi cyanobakteria yang memiliki potensi sebagai penghasil gas hidrogen telah dilakukan dengan cara mengukur pembentukan hidrogen dari cyanobakteria menggunakan metoda pengukuran seperti (a) elektroda jenis Clark; (b) kromatografi gas; (c) skrining kemokromik. Ketiga cara tersebut memiliki beberapa kekurangan seperti waktu pengukuran yang relatif lama (30-60 menit) untuk teknik elektroda, biaya yang cukup mahal untuk menggunakan kromatografi gas dan ketidak stabilan pembentukan film pada skrining kemokromik. Dalam upaya mencari strain ungulan cyanobakteria sebagai penghasil biohidrogen maka dalam penelitian ini akan dibahas teknik isolasi dan skriing beberapa jenis cyanobakteria khususnya yang berasosiasi dengan sponge dengan menggunakan metoda yang sederhana dan cepat. Pengukuran gas hidrogen dilakukan berdasarkan reaksi redoks menggunakan pereaksi resazuri dengan katalis PdCl2.

2. METODOLOGI PENELITIAN Survey dan sampling. Survey dan sampling dilakukan pada tanggal 20 April 2007, Pengambilan sampel sponge dilakukan di Pantai Ringgung, Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin dengan teknik snorkling. Sampel sponge, callyspongia sp., yang didapat selanjutnya dikeringkan dengan tisue kemudian dimasukkan dalam kantong plastik dan disimpan dalam box es. Pengkayaan Cyanobacteria. Pengkayaan dilakukan dalam media cair SN. Potongan sampel sponge berukuran 1 cm3 digerus kemudian dimasukkan kedalam 100 ml media SN. Komposisi media SN (Andersen.A Robert., 2005). yang digunakan terdiri dari: NaNO3,
ISBN : 978-979-1165-74-7 III-392

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

K2HPO4 anhidrat, Na2.EDTA.2H2O, Na2CO3, Vitamin B12, asam sitrat hidrat, ferri ammonium sitrat, MnCl2.4H2O, Na2MoO4.2H2O, Co(NO3)2.6H2O, aquadest, air laut steril. SN medium memiliki nilai pH antara 7-7,5. Inkubasi di dalam erlenmeyer 250 ml dilakukan dengan pencahayaan lampu TL 30 watt, serta aerasi selama satu minggu. (Ogbonda et al., 2007). Isolasi cyanobakteria dengan menggunakan teknik mikropipet. Isolasi cyanobakteria dilakukan dengan metode mikropipet. Teknik ini dilakukan dengan cara sebagai berikut, sampel diambil dari stock cyanobakteria hasil pengkayaan dengan menggunakan pipet kemudian diteteskan pada deckglass tanpa ditutup oleh coverglass, kemudian diamati dengan mikroskop. Selanjutnya target yang diamati dengan mikroskop dan diambil dengan menggunakan mikropipet kemudian dipindahkan pada media baru. Selanjutnya dilakukan pengamatan ulang untuk memastikan target yang diinginkan. Hasil target yang diinginkan dipindahkan ke microplate (24 wells). Pertumbuhan cyanobakteria diamati setiap 24 jam selama satu minggu (Robert, 2005). Kultivasi strain murni cyanobakteria dalam media SN. Sampel isolat murni cyanobakteria diambil dari stock kulture cyanobakteria hasil isolasi dengan teknik mikropipet, isolat diinokulasikan pada media SN cair dengan aerasi dan pencahayaan lampu TL 30 watt. Kultivasi dilakukan pada suhu ruang dengan menggunakan siklus gelap-terang 12:12. Setiap 3 hari sekali kultur cyanobakteria diremajakan kembali sesuai dengan laju pertumbuhan optimum cyanobakteria. Pengukuran Biohidrogen. Uji biohidrogen yang dihasilkan oleh cyanobakteria dilakukan berdasarkan reaksi kolorimetri dengan menggunakan preaksi resazurin dengan katalis PdCl2 Secara singkat, sampel cyanobakterian dengan berbagai kepadatan sel dimasukkan kedalam multiplate (24 well) sebanyak 2 mL, selanjutnya ditambahkan katalis PdCl2 sebanyak 50 resasurin 100 L, L. Sampel di inkubasi selama 24 jam kemudian perubahan warna resazurin

menjadi resafurin diukur secara spektrometer pada daerah serapan 400-700nm, serapan maksimum diamati pada daerah 570nm untuk resofurin dan 610 nm untuk resazurin.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolat Cyanobakteria dalam media SN. Hasil isolasi cyanobakteria yang berasosiasi dengan sponge callyspongia sp. dengan menggunakan medium SN didapat empat jenis cyanobakteria DS1, PA1, PA2 dan PA3. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Axio Carl Zeiss A10, pada perbesaran 400x menunjukkan adanya perbedaan morphologi yang sangat nyata seperti terlihat pada Gambar 1. Analisis morphlogi dari ke empat isolat cyanobakteria menunjukkan bahwa strain DS1, PA1, PA2 dan PA3 secara berurutan memiliki kesamaan dengan (a) Nostoc

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-393

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

commune, (b) Oscillatoria vaucher, (c) Gleocapsa sp., dan (d) Nostoc sp. Namun untuk memastikannya masih memerlukan pembuktian dengan menggunakan teknik biologi molekular.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 1. Isolat cyanobakteria (a) DS1, (b)PA1 (c) PA2, (d) PA3 Uji coba untuk mengisolasi cyanobakteria yang sama juga dilakukan terhadap sponge theonella sp dan lumpur disekitar habitat sponge. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa cyanobakteria DS1, PA1, dan PA3 dapat pula diisolasi dari sponge theonella sp sedangkan cyanobakteria PA2 dan PA3 cenderung ditemukan di lumpur. Hal ini menunjukkan bahwa adanya assosiasi ataupun diskriminasi cyanobakteria pada sponge callyspongia sp. Skrining Biohidrogen. Untuk mengetahui potensi dari cyanobakteria penghasil gas hidrogen maka dilakukan skriining dengan menggunakan metoda resazurin yang memiliki keunggulan dalam hal sederhana dan cepat. Hasil pengukuran kurva serapan dari resazurin menjadi resofurin menggunakan kolorimetri terlihat pada Gambar 2.

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-394

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Gambar 2. Kurva serapan rsazurin dalam media cyanobakteria DS1, PA1, PA2 dan PA3 dengan kepadatan sel 1 x 108/ml dan waktu inkubasi 12 jam. Pengujian di atas dilakukan berdasarkan pemahaman bahwa cyanobakteria mampu menghasilkan gas hidrogen dengan memanfaatkan enzim nitrogenase dan/atau hidrogenase (Tamagnini et al., 2002). Secara sederhana reaksi pembentukan hidrogen ataupun peruraian hidrogen pada cyanobakteria dapat dituliskan sebagai berikut:

Terjadinya pergeseran serapan max senyawa resazurin dari 610 nm menjadi 570 nm menunjukkan adanya produksi gas hidrogen, sedangkan perubahan yang terjadi disebabkan oleh reaksi redoks dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

Setiap cyanobakteria yang dijadikan sebagai model terlihat memiliki potensi menghasilkan gas hidrogen. Kurva serapan dari hasil pengukuran pada Gambar 2. juga memperlihatkan bahwa stain cyanobakteria PA2 memiliki kemampuan lebih baik dibanding dengan strain DS1, PA1, dan PA3 dalam medium SN. Namun untuk memastikan potensi yang sesungguhnya dari strain PA2 masih perlu kajian lebih lanjut. Beberapa faktor lain yang dapat menentukan produktivitas cyanobakteria antara lain jalur pembentukan gas hidrogen yang berbeda (Simon, 2007) atau adanya faktor genetik lain yang dapat mempengaruhi proses pembentukan gas hidrogen (Sjoholm, 2007) Untuk mengatahui pengaruh kepadatan sel cyanobakteria dalam pengukuran menggunakan pereaksi resazurin dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil pengukuran menunjukkan adanya korelasi antra kepadatan sel cyanobakteria dengan kemampuan cyanobakteria memproduksi hidrogen namun tidak linier untuk faktor pengenceran yang terlalu kecil. Hal ini dapat disebabkan faktor kecepatan pertumbuhuan dan fase stasioner yang relatif singkat dari cyanobakteria PA2.

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-395

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Gambar 3. Kurva serapan hidrogen terhadap variasi kepadatan sel cyanobakteria dengan pengenceran (0x,10x, 25x, dan 50x) dengan waktu inkubasi 48 jam

4. KESIMPULAN Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa cyanobakteria DS1, PA1, PA2, dan PA3 pada sponge callyspongia sp. memiliki kemampuan memproduksi gas hidrogen. Perbedaan dari kemampuan masing-masing jenis cyanobakteria dapat diukur dengan teknik kolorimetri menggunakan pereaksi resazurin dengan katalis PdCl2. Untuk memahami efektifitas cyanobakteria PA2 sebagai penghasil gas hidrogen masih dalam tahapan kajian lebih lanjut.

UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dana penelitian yang telah diberikan oleh DIKTI melalui program Pusat Keunggulan Biomass Universtas Lampung kontrak No. 4097/H26/PL/2007 TANGGAL 22 AGUSTUS 2007. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Dr. John Hendri M.S., atas arahan dan saran kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Dutta, D.,De, D., Chaudhuri, S., and Bhattacharya, S.,K., (2005) Hydrogen production Cyanobacteria Microbial Cell Factories 2005, Vol. 4, No.36: Energy Effisiensi and Renewable Energy, U.S. Department of Energy, November 2008 http://www1.eere.energy.gov/biomass/processing_conversion.html Internasional Energy Annual, Indonesia http://www.eia.doe.gov/ 14 october 2008 by

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-396

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Lambert, G., R., and Smith, G., D., (1977). Hydrogen formation by marine Bluegreen algae. FEBS Letters Vol 83:p. 159-162. Melis, A., Zhang, L., Forestier, M., Ghirardi, M., L., and Seibert, M., (2000) Sustained Photobiological Hydrogen Gas Production upon Reversible Inactivation of Oxygen Evolution in the Green Alga Chlamydomonas reinhardtii. Plant Physiology, Vol. 122,: p. 127135. Robert, A., A., (2005). Algal Culturing Techniques. ElsevierAcademic Press. Burlington, USA. Ogbonda, K,H., Aminigo,R.,E., and Abu, G. (2007). Influence of aeration and lighting on biomass production and protein biosynthesis in a Spirulina sp. isolated from an oilpolluted brackish water marsh in the Niger Delta, Nigeria. Journal of Biotechnology Vol. 6. : p.2596-2600 Simon, G.,M., Sebastian Behrens, S., Choo, A., D., and Spormann, A., M., (2007). Hydrogen Metabolism in Shewanella oneidensis MR-1. Appl. And Environ. Microbiol. Vol. 73, No. 4.: p. 11531165 Sjoholm, J., Oliveira, P., and Lindblad, P., (2007). Transcription and Regulation of the Bidirectional Hydrogenase in the Cyanobacterium Nostoc sp. Strain PCC 7120 Appl. And Environ. Microbiol., Vol. 73, No. 17: p. 54355446 Tamagnini, P., Axelsson, R., Lindberg, P., Oxelfelt, F., Wnschiers, R., and Lindblad., P. (2002). Hydrogenases and Hydrogen Metabolism of Cyanobacteria Microbiol. Mol. Biol. Rev. Vol 66, No.1; p1-20

ISBN : 978-979-1165-74-7

III-397

You might also like

  • Antioksidan
    Antioksidan
    Document1 page
    Antioksidan
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • Alkylation Reactor Design
    Alkylation Reactor Design
    Document15 pages
    Alkylation Reactor Design
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • Tugas Kelompok4
    Tugas Kelompok4
    Document20 pages
    Tugas Kelompok4
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • Van Winkle Methode
    Van Winkle Methode
    Document10 pages
    Van Winkle Methode
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • Van Winkle Methode
    Van Winkle Methode
    Document10 pages
    Van Winkle Methode
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • PKMKQ
    PKMKQ
    Document19 pages
    PKMKQ
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet
  • Demineralisasi
    Demineralisasi
    Document4 pages
    Demineralisasi
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    100% (1)
  • Identifikasi Korosi
    Identifikasi Korosi
    Document7 pages
    Identifikasi Korosi
    Nabillah Rachmantya Fitraini Arsya
    No ratings yet