PENGUSJIAN KLASIFIKASI
DYNAMOMETER KOMERSIL BRIDLE-MBM
‘Oday Rachman’, Rachman Mustar”
Pystitbang KIM-LIPI
INTISARI:
Telah dinjt sebuah Dinamometer komersil tipe " Bridle-MBM" wntuk memastikan Kasifikasinya agar
dapat memenuhi persyaratan sebagai alat standar sekunder dalam sistem penguluran gaya. Menurut
spesifikasiteknis dari pabrik Dynamometertersebut termasuk kelas G1 (DIN). Dart hasil analisa ternyata
tersebut tidak termasuk kelas GI melainkan kelas G2. Sehingga bila alat tersebut akan
digunakan sebagai alat standar, diperlukan perhatian can pengamatan thusus.
ABSTRACT :
‘A commercial Dynamometer of "BRIDLE-MBM" type has been tested to make sure that its elasiication
‘can meet the requirements as secondary standard in force measurement system. According 10 the
{echnical spesification from the manufacturer thatthe Dynamometer is of class G1 (DIN). But in reality the
result of analyse shows that the Dynamometer i of class G2. So to use itas a standard, special observation
‘and attention must be paid
Kata Kunci : Dynamometer, force measurement.
1. PENDAHULUAN
Berbagai informasi dan pengalaman memperlihatkan, bahwa ada kalanya sebuah pabrik
produsen alat-alat ukur mencantumkan spesifikasi teknis yang tidak sesuai dengan kenyataan, pada
buku manual/ brosur untuk produk yang mereka jual. Keadaan ini mereka lakukan dengan
berbagai alasan dan tujuan tertentu.
‘Beberapa kemungkinan alasannya adalah sbb :
Pada umumnya para pemakai alat (user) adalah pemakai yang tidak kritis.
‘Mereka menganggap bahwa pemakai alat tidak mengerti betul mengenai spesifikasi teknis dan
tidak mungkin untuk melakokan "klaim*,
3, Pemakai alat tidak mungkin melakukan pengujian sendiri, karena diperlukan sarana dan
pengetahuan khusus.
Selain itu untuk pengujian diperlukan biaya cukup yang besar,
‘Dengan menaikan kelas spesifikasi teknis diatas kertas, maka harga alat tersebut menjadi lebih
mahal,
Dengan adanya kemungkinan alasan-alasan tersebut diatas, maka apabila kita ingin
mendapatkan dan mengetahui data teknis yang persis sama mengenai suatu alat ukur, terutama bila
kita akan menggunakan alat ukur tersebut untuk tujuan tertentu, misalnya digunakan sebagai alat
standar, maka kita perlu melakukan pengujian terhadapnya. Sehingga dalam menggunakan alat
aus
‘ISSN 0852-002 X, PPI-KIM 1995 204yang sudah diujitersebut kita merasa yakin terhadap keandalannya,
Dalam penelitian ini telah diyji sebuah Dynamometer komersil kapasitas 1 KN/tekan, Alat
tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai alat standar dalam pengukuran gaya.
2, TEORIDASAR
2.1 Dynamometer
Dynamometer adalah sebuah alat yang banyak digunakan untuk mengukur gaya-gaya
tekan/ tarik yang statis. Alat ini biasanya digunakan bersama-sama dengan mesin uji atau tersendiri
sebagai alat standar untuk mengkalibrasi mesin ujitekarV tarik.
Bagian utama dari Dynamometer adalah :
1. Unit pegas yang bersifat elastis bila mendapat gaya. Biasanya terbuat dari baja berbentuk sistem
Loop.
2. Unit ukur akan menunjukkan perubahan dimensi unit pegas dan mentransmisikan gerakan ke
clemen transmisi dan alat ukur.
3. Unit penyambung ke sistem mesin.
Gambar 1 dibawah ini mempertihatkan dynamometer tipe Bride MBM.
Unit wkur
Unit pegas
‘Gambar 1, Dynamometer tipe "Bridle MBM"
Prinsip kerja alat adalah sebagai berikut
Dynamometer dipasang pada mesin yang akan dikalibrasi sedemikian rupa sehingga unit
pegas sesumbu dengan arah gaya yang akan di ukur. Bila Dynamometer menerima gaya maka
‘akan terjadi perubahan bentuk (deformasi) dari unit pegas yang scbanding dengan gaya efektf, dan
perubahan ini di transmisikan ke unit ukur yang menunjukkan nilai dalam satuan tertentu pada
sebuah skala.
2.2 Teori pengujian
“Temperatur standar untuk pengujian Dynamometer adalah 20° C + 1° C. Untuk pengujian
yang dilakukan pada temperatur yang berbeda dari Kondisi diatas perlu dikoreksi menurut ramus"!
Dn=dt{1-K(t-n)] (0)
‘ISSN 0852-002 X, PPI-KIM 1995 205Dn = pemunjukan pada temperaturstandar °C)
Dr = penunjukan pada’ pengukuran (°C)
k =koefisien temperatur bahan Dynamometer
n= temperatur standar (20° C)
t = temperatur pengukuran (20°C)
Sebelum dilalcukan pengujian, Dynamometer harus diberi beban febih (over loading)
sebesar 110% dari beban maksimum. Beban tersebut ditahan selama 1 menit. Ini dimaksudkan
agar Dynamometer menghasilkan unjuk kerja yang optimal dan mengurangi efek histeresis,
Perbedaan antara pembacaan tanpa beban sebelum dan sesudah over loading pertama, dapat“ ~
diabaikan, Sedangkan perbedaan pada over loading berikutnya dicatat dan tidak boleh melebihi
batas yang dizinkan,
eran saa pean Danone ttn dan pian maa pe
beban fecsare pe sesudah pembebanan dicatat. Kesalahan over loading maksimum dihitung
ox ~ Penunjukan aktirsettah over loading
Penunjukan beban maksimum ®
Dari proses pembebaran naik dan turun cimaksudkan untuk mengetahui keslshan
histresisKeslahan “istrei reat maka dbitung menurut uma!”
U, = x 100% o
go 2 Waleed
dengan U, = "2
dan uy, =x
Perubahan posisi Dynamometer setiap 90° C, dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruhnya terhadap penunjukan Dynamometer. Kesalahan spart relatif maksimum pada seri
pengukuran x;, x2 dan x; dihitung menurut rumust! ;
Xi wats — %i in 4
Six, 1 100% o
dengan Xx, = V(x, +25 +%5,)
Kesalahan span relatif pada seri pengukuran x1, x4, xs dan xe dihitung menurut sus!” :
by, = Aimy inte « 100% O)
A
dengan Xv, = Ya ry #4 +8 +%ui)
ISSN 0857-002 X, PPI-RIM 1995 206