You are on page 1of 5

PERSEPSI 1.

Definisi Persepsi Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi da n mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain perse psi adalah cara kita mengubah energi energi fisik lingkungan kita menjadi pengal aman yang bermakna. Berbeda dengan pendapat di atas, Wenburg dan Wilmot (Mulyana, 200:167) mendefinisikan persepsi sebagai cara organisme memberi makna. Verderber (Mulyana, 2000:167) mengungkapkan bahwa persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi. Cohen (Mulyana, 2000:167) mendefinisikan persepsi sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal. Pendapat lain tentang persepsi diungkapkan oleh Muchtar (2007:13) ba hwa Persepsi adalah pengamatan tentang objek-objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak ak urat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentuk an kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat ke samaan persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelo mpok identitas. Persepsi meliputi : Penginderaan ( sensasi ), melalui alat alat indra kita ( indra perasa, indra per aba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan yang diki rimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsun gnya komunikasi manusia.penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk d iinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk dita fsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai. Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi d ari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari pengindera an, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggu naan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaks i terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak s adar. Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua ata u lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik seca ra simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal seba gai interpretasi berurutan). Pengelompokan persepsi Mulyana (2000:171) mengemukakan bahwa persepsi manusia sebenarnya terbagi kedalam dua kelompok besar yaitu persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap manusia itu sendiri (persepsi sosial). Per sepsi terhadap lingkungan fisik berbeda dengan persepsi sosial, perbedaan ters ebut mencakup hal-hal sebagai berikut: Tabel 2.1. Perbedaan antara Persepsi terhadap Objek dan Persepsi Sosial No Persepsi terhadap objek Persepsi Sosial 1 Persepsi terhadap objek melalui lambanglambang fisik. Persepsi sosial melalui lambang-lambang verbal dan non verbal. 2 Persepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat

luar persepsi sosial menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan dan sebagainya). 3 Objek tidak mempersepsi ketika seseorang mempersepsi orang akan mempersepsi ketika orang lain mempersepsi dirinya. Dengan kata lain, persepsi sosial bersifat interaktif. 4 Persepsi terhadap objek bersifat statis persepsi sosial bersifat dinamis, sehingga dapat berubah dari waktu kewaktu, lebih cepat daripada persepsi terhadap objek. (Mulyana, 2000:171-172) a. Persepsi terhadap objek

Persepsi terhadap objek merupakan proses menangkap arti objek-objek yang ada di lingkungan sekitar. Latar belakang pengalaman, budaya dan suasana psikologis yang berbeda membuat persepsi terhadap sutu objek pun berbeda-beda. Tongkat lurus dimasukan kedalam air akan terlihat bengkok, fatamorgana yang merupakan imajinasi manusia, terjadi akibat pengaruh pembiasan cahaya suatu benda dalam jarak tertentu dan dalam kepadatan udara yang berbeda-beda karena perbedaan temperatur. Kondisi mempengaruhi pandangan sehingga orang melihat kolam air bercahaya ditengah jalan. b. Persepsi Sosial

Persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar. Setiap orang memil iki gambaran yang berbeda mengenai realitas di sekelilingnya. Mulyana (2000:176191) mengemukakan, setidaknya ada lima prinsip persepsi sosial yang terdiri dari persepsi berdasarkan pengalaman, persepsi bersifat selektif, persepsi ber sifat dugaan, persepsi bersifat evaluatif dan persepsi bersifat kontekstual.

1) Persepsi berdasarkan pengalaman Persepsi manusia terhadap seseorang, objek atau kejadian serta reaksinya terhadap hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu berkaitan dengan orang, objek atau kejadian serupa. Cara orang bekerja dan menilai pekerjaan apa yang baik bagi dirinya, caranya makan dan menilai makanan apa yang le zat baginya, mengukur kecantikan seorang perempuan, bereaksi terhadap seekor ular atau merespon kuburan, sangat bergantung pada apa yang telah diajarkan budayanya mengenai hal itu. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip. Seseorang terbiasa merespon objek dengan cara tertentu, maka sering kali gagal mempersepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip. Objek tersebut akan diperlakukan seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain pada objek tersebut. Berdasarkan pengalaman, suatu objek sering diperlakukan dengan cara tertentu yang lazim, seseorang akan bereaksi lain terhadap cara baru memperlakukan suatu objek, berdasarkan persepsinya yang lama. Merupakan sebuah hal yang umum jika pispot digunakan untuk menampung kotoran orang

sakit, namun bila pispot baru dan belum pernah digunakan sama sekali untuk menampung kotoran manusia, maka beranikah orang lain menyantap makanan lezat yang disimpan dalam pispot tersebut. 2) Persepsi bersifat selektif Setiap saat semua orang dijejali dengan jutaan rangsangan inderawi, apabila harus menafsirkan semua rangsangan tersebut maka seseorang bisa menjadi gila. Atensi merupakan faktor yang menentukan selektifitas seseorang atas rangsangan yang diterimanya. a) Fakktor internal yang mempengaruhi atensi Atensi dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya), faktor fisiologis (tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, sakit dan sebagainya) dan faktor sosial-budaya (gender, agama, pendidikan , pekerjaan dan sebagainya). Semakin besar perbedaan aspek-aspek tersebut antar individu maka akan semakin besar pula perbedaan persepsinya mengenai realitas (Mulyana, 2000:180-181). Seseorang yang senang akan kehidupan kota akan melihat lampu-lampu kota yang gemerlapan, gedung-gedung yang tinggi, berbagai aktifitas kota , peluang dan interaksi dengan semua jenis orang, tetapi sebaliknya dengan orang yang sedang mengalami depresi karena kehidupan kota, maka mereka akan melihat sampah, kemelaratan, kesepian, kekosongan dan kekerasan orang-orang kota. Persepsi manusia juga dipengaruhi oleh pengharapan. Apabila seseor ang telah belajar untuk mengharapkan sesuatu untuk terjadi, maka mereka aka n mempersepsi informasi yang menunjukan bahwa apa yang mereka harapkan telah terjadi dan mereka tidak akan memperhatikan informasi yang menunjukan kepada mereka bahwa pengharapannya tidak akan terjadi (Mulyana, 2000: 182). b) Fakktor eksternal yang mempengaruhi atensi Suatu objek yang bergerak, lebih menarik perhatian daripada objek diam, itu sebabnya orang lebih menyenagi TV daripada komik. Orang atau objek yang penampilannya lain daripada yang lain juga akan menarik perhatian, seperti bule diantara bangsa pribumi atau orang kulit hitam diantara orang kulit putih. Sesua tu yang baru pun merupakan unsur yang dapat menimbulkan perhatian, seseorang akan tertarik melihat mahasiwa baru daripada mahasiswa lama. Suatu peristiwa yang berulang lebih potensial untuk mendapat perhatian seperti iklan di TV yang disiarulangkan setiap periode tertentu. 3) Persepsi bersifat dugaan Data yang diperoleh mengenai objek melalui penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Saat seseorang melihat sebuah pesawat terbang di angkasa, maka tidak akan bisa melihat awak pesawat dan penumpangnya, namun orang telah berulang kali melihat pesawat terbang di angkasa yang menunjukan bahwa setidaknya terdapat awak pesawat yang menerbangkan pesawat tersebut. Proses persepsi yang bersifat dugaan, memung kinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang

manapun. Ketika informasi yang lengkap tidak tersedia maka dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang diperoleh melalui penginderaan tersebut. Persepsi juga memiliki arti sebagai proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang telah diketahui dalam skema organisasional tertentu untuk makna yang lebih umum. 4) Persepsi bersifat evaluatif Sebagian besar orang menjalani hari-harinya dengan perasaan bahwa apa yang dipersepsikannya a adalah nyata. Menerima pesan dan menafsirkanny

merupakan suatu proses yang alamiah, terkadang alat indera dan persepsi menipunya sehingga menimbulkan perasaan ragu tentang seberapa dekat persepsi dirinya dengan realitas (Mulyana, 2000: 188). Persepsi yang objektif tidak akan pernah ada, karena seseorang melakukan interpretasi berdasarkan pengalama n masa lalu dan kepentingannya. Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan pengharapan yang digunakan untuk memaknai objek. 5) Persepsi bersifat kontekstual Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang. Konteks sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan juga persepsi 2. Budaya dan Persepsi Faktor faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi bukan saja mempengaruhi at ensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita s ecara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, t ingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor faktor internal jelas me mpengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Denagn demikian persepsi itu te rkait oleh budaya ( culture - bound ). Kelompok kelompok budaya boleh jadi berbe da dalam mempersepsikan sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbi cara adalah kedangkalan, sedangkan orang Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara l angsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita berkomunikasi dengan orang dari bu daya lain, yakni : kepercayaan (beliefs), nilai ( values ), sikap ( attitude ) pandangan dunia ( world view ) organisasi sosial ( sozial organization ) tabiat manusia ( human nature ) orientasi kegiatan ( activity orientation )

persepsi tentang diri dan orang lain ( perseption of self and other ) 3. Pengamat / objek / konteks Seperti mempersepsi benda mempersepsi orang lain juga dapat ditinjau dari 3 unsu r yaitu : pengamat objek persepsi konteks yang berkaitan denagn objek yang diamati Sebagai pengamat anda juga dipengaruhi oleh atribu atribut anda sendiri. Misalnya orang cenderung membuat penilaian umum, positif ataupun negatif. Namun, karena persepsi personal merupakan proses tradisional, maka atribut atribut tersebut da pat berubah. Sesekali kesalahan persepsi dapat diperbaiki. Namun, biasanya suatu kesalahan persepsi diikuti kesalahan persepsi lainnya. Sehingga, penyimpangan y ang terjadi semakin parah. 4. kegagalan dan kekeliruan dalam persepsi Persepsi kita seringkali tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan peng harapan kita. Beberpa bentuk dan kegagalan persepsi adalah sebagai berikut : Kesalahan atribusi : atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memah ami penyebab perilaku orang lain. Efek halo : merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk kesan menyeluruh meng enai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat a tas penilaian kita akan sifat- sifatnya yang spesifik. Stereotip : adalah mengeneralisasikan orang orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Prasangka : suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda. Istilah ini b erasal dari bahasa latin ( praejudicium ), yang berarti preseden atau penilaian berdasarkan pengalaman terdahulu. Gegar budaya : suatu bentuk ketidak mampuan menyesuaikan diri, yang merupakan re aksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk menyesuaikan diri dengan lingkung an dan orang orang baru. 5. Bagaimanakah sebuah pembentukan kesan ? Meperhatikan diri sendiri Konsep diri adalah kesan anda yang relatif stabil menegenai diri sendiri. Umpan balik adalah sikap yang menunjukan sikap respon atau menanggapi lawan main Rasa malu Ramalan yang dipenuhi diri sendiri Atribusi pelaku Kebanyakan orang membentuk kesan atas oranglain dengan mudah, namun mereka meras a sulit bila diminta menjelaskan prosesnya. Kesan adalah kata yang kita gunakan untuk penilaian kita.

6. Kesan Pertama Penilaian kepribadian digunakan untuk menjelaskan dan memperkirakan perilaku ber dasarkan informasi yang amat terbatas. Bagaimanakah informasi yang ada dimanfaat kan dalam pembentukan kesan pertama?. Sebenarnya, setiap orang tampaknya mempuny ai teori khusus kepribadian atau biasa disebut degan teori implisit. Pada intiny a istilah in berarti bagaimana kita memilih dan mengorganisasikan informasi tent angorang lain berdasarkan perilaku yang kita rasa dimilikinya. 7. Beberapa variable yang mempengaruhi kecermatan persepsi Ada beberapa variable yang dapat mempengaruhi kecermatan dalam persepsi . Berbag ai kajian menunjukan sedikitnya tiga generalisasi yang dapat dibuat Ada orang orang yang lebih mudah menilai dari orang orang lainnya, mungkin merek lebih terbuka mengenai diri sendiri Beberapa sifat lebih mudah diniai daripada beberapa sifat lainnya Kita dapat menilai orang lebih baik bila orang tersebut mirip dengan kita

You might also like