You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang Dalam proses pengalihragaman hujan menjadi aliran ada beberapa sifat hujan yang penting untuk diperhatikan, antara lain adalah intensitas hujan (I), lama waktu hujan (t), kedalaman hujan (d), frekuensi (f) dan luas daerah pengaruh hujan (A) .Komponen hujan dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik maupun hujan ratarata yang meliputi luas daerah tangkapan (chatment) yang kecil sampai yang besar. Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. Karakteristik hujan berhubungan antaranya adalah intensitas, durasi, kedalaman, dan frekuensi. Intensitas dengan durasi dan frekuensi dapat diekspresikan dengan kurva Intensity-Duration-Frequency (IDF) ( Soemarto, 1987). Sungai terbentuk dengan adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air, selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin mula mula merata, namun karena ada bagian- bagian dipermukaan tanah yg tidak begitu keras,maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring dengan makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas, kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar ( Lee, 1990 ). Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai. Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang 48

melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal ( Godam, 2008 ). Data hidrograf yang menggambarkan respon hujan yang memberi kontribusi pada aliran sehingga pengaruh yang timbul akibat variabilitas ruang dan waktu dari hujan serta kondisi initial soil moisture (ISM) sudah tercakup didalamnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dikembangkan perhitungan banjir rancangan dengan metode HS IER dan pola agihan IER, sehingga didapatkan cara perhitungan banjir berdasarkan data hidrograf tanpa data hujan ( Titiek. 2005 ) Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu prilaku debit sebagai respon adanya perubahan karateristik biogeofisik yang ber langsung dalam suatu DAS (oleh adanya pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan). Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberday air permukaan yang ada ( Mori, 1993 ). Tujuan Adapun tujuan dari praktikum Pembuatan Hidrograf Satuan ini adalah: 1. Untuk mengetahui pembuatan hidrograf. 2. Untuk mengetahui fungsi hidrograf

TINJAUAN PUSTAKA

49

Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai ( Maryono, 2005 ). Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa aliran permukaan, aliran air di bawah permukaan, aliran air bawah tanah dan butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan (Arsyad,2006). Dalam praktek, hidrograf satuan yang diturunkan dari banyak kejadian banjir akan bervariasi dari kejadian yang satu dengan yang lain. Kejadian ini mungkin terjadi akibat variabilitas hujan baik ruang dan waktu, pengaruh kondisi kelengasan tanah dan proses hujan-aliran yang tidak linier. Dengan demikian, variabilitas hujan, pengaruh sifat hujan-aliran yang tidak linier dan kontribusi komponen aliran dalam hidrograf perlu dikaji lebih lanjut dalam penurunan hidrograf satuan dari suatu kasus banjir. Selain itu pada umumnya data hujan yang tersedia berupa data hujan harian, sedangkan untuk aplikasi hidrograf satuan membutuhkan data hujan durasi yang lebih pendek ( Sujono & Jayadi, 2007 ). Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah, tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu prilaku debit sebagai respon adanya perubahan karateristik biogeofisik yang ber langsung dalam suatu DAS (oleh adanya pengelolaan DAS)

50

dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan). Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang ada ( Asdak, 2004 ). Penurunan HS dari data hujan efektif IER dan data hidrograf pada satu kejadian banjir dengan menggunakan metode Collins. HS IER dari beberapa kejadian banjir yang dipilih, kemudian dirata-ratakan sehingga diperoleh HS IER rerata yang mewakili sub-DAS yang ditinjau. Langkah perhitungan banjir rancangan adalah sebagai berikut banjir rancangan dengan metode HS IER, perlu diketahui besar hujan rancangan pada kala ulang tertentu misal kala ulang 50 dan 100 tahunan. Hujan rancangan diperoleh dengan cara analisis frekuensi data hujan maksimum tahunan disetiap sub DAS. Data hujan harian untuk setiap stasiun hujan pada hari yang sama dijadikan hujan DAS. Banjir rancangan dengan metode HS IER rerata dapat diperoleh dengan cara hujan rancangan dialihragamkan menjadi hujan jam-jaman dengan pola agihan hujan IER rerata. Banjir rancangan dengan analisis frekuensi data banjir maksimum tahunan digunakan untuk mendapatkan besar banjir rancangan kala ulang tertentu dengan menggunakan metode analisis frekuensi ( Suharto, 2007 ). Data hidrograf dengan metode Inversely Estimated Rainfall (IER) dapat digunakan dalam perhitungan banjir rancangan dengan metode HS. Hasil penelitian menunjukkan kemiripan pola distribusi antara hujan efektif terukur (ARR) dengan hujan IER. Pola agihan IER rerata yang diperoleh pada penelitian Titiek (2005) relatif mirip dengan pola agihan ARR rerata, sehingga pola agihan IER dapat digunakan untuk mengalihragamkan hujan harian menjadi hujan durasi pendek dalam perkiraan banjir rancangan dengan metode HS terukur dari data ARR. Kendala yang dihadapi dalam menurunkan HS seperti ketersediaan hujan efektif terukur dapat diatasi oleh metode hujan IER dari data hidrograf, pola agihan menggunakan metode Alternating Block Method ( Rinaldi, 2010 ).

METODE PRAKTIKUM

51

Waktu dan Tempat Adapun praktikum hidrologi hutan yang berjudul Pembuatan Hidrograf Satuan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Okober 2011 pukul 15.00 WIB di ruang kuliah 302 Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum hidrograf satuan adalah alat tulis dan kalkulator. Adapun bahan yang digunakan adalah data tentang besar debit dan waktu. Prosedur Percobaan 1. Ditentukan nilai BF (Base Flow) 2. Dihitung nilai DRO (Direct Run Off) dengan rumus DRO = Qtotal BF 3. Dihitung nilai hujan efektif dengan rumus Hujan efektif = DRO (hari) Luas DAS 4. Ditentukan hidrograf Hidrograf = CH DRO X 100% CH tot 5. Ditentukan hidrograf satuan dengan curah hujan pada waktu tertentu, dengan rumus : Hidrograf satuan jam n = hidrograf satuan x curah hujan jam n 6. Ditentukan hidrograf gabungan/total selama priode waktu tertentu dengan rumus : Hidrograf gabungan : hidrograf jam 1 + jam 2 + ............ jam n

52

53

54

Pembahasan

55

Dari praktikum pembuatan hidrograf satuan, dapat dilihat bahwa debit puncak terdapat pada waktu ke-3 yaitu sebesar 40,671 m/detik dengan DRO sebesar 39,981 m/jam. Tabel dan grafik diatas menunjukkan bagaimana gambaran dari cara perhitungan dengan menggunakan data debit sungai yang sudah ada. Base flow, DRO dan HS membantu untuk mengetahui curah hujan paling tinggi pada data. Curah hujan efektif dan total juga mempengaruhi gambar grafik hidrograf. Dari Grafik dapat dilihat hidrograf total lebih besar dibanding dengan data hidrograf dari jam ke-1 sampai jam ke-8. Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman atau tahunan) iklim lokal. Data hidrograf dengan metode Inversely Estimated Rainfall (IER) dapat digunakan dalam perhitungan banjir rancangan dengan metode HS. Hasil penelitian menunjukkan kemiripan pola distribusi antara hujan efektif terukur (ARR) dengan hujan IER. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rinaldi ( 2010 ) yang menyatakan bahwa Kendala yang dihadapi dalam menurunkan HS seperti ketersediaan hujan efektif terukur dapat diatasi oleh metode hujan IER dari data hidrograf, pola agihan menggunakan metode Alternating Block Method. Data hidrograf dengan metode Inversely Estimated Rainfall (IER) dapat digunakan dalam perhitungan banjir rancangan dengan metode HS. Hasil penelitian menunjukkan kemiripan pola distribusi antara hujan efektif terukur (ARR) dengan hujan IER Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maryono ( 2005 ) yang menyatakan bahwa Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang

56

bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Besarnya Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Hal ini karena sungai mendapat tambahan air secara langsung melalui hujan tersebut. Debit ini akan berkurang setelah hujan. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai. Hidrograf satuan yang diturunkan dari banyak kejadian banjir akan bervariasi dari kejadian yang satu dengan yang lain. Kejadian ini mungkin terjadi akibat variabilitas hujan baik ruang dan waktu, pengaruh kondisi kelengasan tanah dan proses hujan-aliran yang tidak linier. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sujono dan Jayadi (2007) yang menyatakan bahwa Dalam praktek, hidrograf satuan yang diturunkan dari banyak kejadian banjir akan bervariasi dari kejadian yang satu dengan yang lain. Kejadian ini mungkin terjadi akibat variabilitas hujan baik ruang dan waktu, pengaruh kondisi kelengasan tanah dan proses hujan-aliran yang tidak linier. Dengan demikian, variabilitas hujan, pengaruh sifat hujan-aliran yang tidak linier dan kontribusi komponen aliran dalam hidrograf perlu dikaji lebih lanjut dalam penurunan hidrograf satuan dari suatu kasus banjir. Banyak model hujan-aliran untuk prakiraan banjir rancangan yang telah dikembangkan dan diterapkan di daerah aliran sungai (DAS) untuk perancangan bangunan hidraulik. Metoda hidrograf satuan merupakan metode yang sederhana, mudah dalam penerapannya, dan memberikan hasil prakiraan hidrograf banjir yang relatif akurat jika dibandingkan dengan banjir rancangan hasil analisis frekuensi debit. Besarnya Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Hal ini karena sungai mendapat tambahan air secara langsung melalui hujan tersebut. Debit ini akan berkurang setelah hujan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan 57

1. Debit puncak terdapat pada waktu ke-3 yaitu sebesar 40,671 m/detik dengan DRO sebesar 39,981 m/jam 2. Data debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang 3. Besarnya Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai 4. Hidrograf satuan bervariasi dari kejadian hujan yang satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh variabilitas hujan baik ruang dan waktu, pengaruh kondisi kelengasan tanah dan proses hujan-aliran yang tidak linier 5. Metoda hidrograf satuan merupakan metode yang sederhana, mudah dalam penerapannya, dan memberikan hasil prakiraan hidrograf banjir yang relatif akurat jika dibandingkan dengan banjir rancangan hasil analisis frekuensi debit 6. Hujan yang diperoleh dari data hidrograf dengan metode IER dapat digunakan untuk memperkirakan banjir rancangan, dengan cara menurunkan HS IER maupun pola agihan IER. Saran Sebaiknya dalam menghitung data dilakukan dengan teliti agar hasil yang didapat teliti dan akurat.

58

You might also like