You are on page 1of 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang Indonesia berada di daerah yang beriklim tropis dimana pada musim penghujan mempunyai curah hujan yang relatif cukup tinggi, dan seringkali mengakibatkan terjadi banjir. Setiap perencanaan dan perancangan suatu bangunan hidraulik diperlukan suatu usaha memperkirakan banjir rancangan (design flood) agar diperoleh hasil rancangan bangunan yang efektif, efisien dan aman. Salah satu metode perkiraan banjir rancangan untuk bangunan hidraulik adalah dengan metode hidrograf satuan (HS). Penurunan HS memerlukan data hujan durasi pendek dan data hidrograf. Data hujan durasi pendek seperti jamjaman atau menitan dapat diperoleh dari data automatic rainfall recorder (ARR). Stasiun hujan dengan alat pengukur hujan otomatis (ARR) pada kenyataan dilapangan masih sangat sedikit, umumnya masih berupa alat pengukur hujan manual ( Uniadi, 2005 ). Dalam kawasan hutan/tegakan maka siklus hidrologi akan melalui beberapa proses.masukan berupa curah hujan akan didistribusikan melalui beberapa cara, yaitu aliran batang (stemflow), air lolos (troughfall), dan air hujan langsung sampai ke permukaan tanah untuk kemudian dibagi menjadi air larian, evapotranspirasi dan infiltrasi. Intersepsi sebagai salah satu komponen dalam hidrologi mempunyai peranan yang penting dalam siklus hidrologi Dalam daur hidrologi, hutan mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat penting. Keberadaan penutupan hutan terhadap siklus hidrologi sangat penting, terutama terhadap neraca air dan iklim mikro. (Asdak, 2004). Perbedaan pengaruh tipe vegetasi terhadap sistem tata air pada suatu area antaralain disebabkan setiap jenis tumbuhan memiliki model arsitektur yang berbeda-beda. Model arsitektur biasanya diterapkan untuk tumbuhan berhabitus pohon yang merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu dimana merupakan salah satu fase dari rangkaian pertumbuhan pohon tersebut. Model arsitektur pohon tertentu mempengaruhi translokasi air hujan menjadi laju aliran batang, air tembus tajuk, infiltrasi dan laju aliran permukaan pada suatu area yang terkait dengan peranan suatu vegetasi. Didalam sistem kebun campur, pemilihan jenisjenis pohon yang di tanam pada saat ini lebih banyak berdasarkan pada fungsi 37

dan manfaat ekonominya sedangkan fungsi konservasi tanah dan air masih belum diperhatikan. Pengetahuan dan informasi dalam penelitian tentang profil arsitektur pohon yang berkaitan dengan konservasi tanah dan air masih kurang. Sehingga pada lahan kebun campur yang memiliki sumber air dapat mengalami gangguan baik dari alam maupun aktivitas manusia (Firoroh, 2009). Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi ( Godam, 2008 ). Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu kawasan yang dibatasi oleh pemisahan topografi yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya kedalam suatu sistem pengaliran sungai atau tempat tertentu sesuai dengan kepentingan. Salah satu usaha pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan kaitannya dengan pengendlian aliran sungai adalah untuk memenuhi keselamatan penduduk dari bahaya ancaman banjir yang sewaktuwaktu dapat terjadi ( Salim, 2007 ) Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai ( Ispana, 2004 ). Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum Pembuatan Hidrograf adalah : 1. Untuk mengetahui pembuatan hidrograf. 2. Untuk mengetahui fungsi hidrograf

TINJAUAN PUSTAKA
38

Hidrograf adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara unsurunsur aliran (tinggi dan debit) dengan waktu (stage hydrograph, ducharge hydrograph). Hidrograf merupakan dari responsi dari hujan yang terjadi. Kurva ini memberikan gambaran mengenai berbagai kondisi yang ada di suatu daerah pada waktu yang bersamaan. Hidrograf terdiri dari 3 bagian yaitu: a. Sisi naik (rising limb or concentration curve) b. Puncak (crest or peak discharge) c. Sisi turun (falling limb or recession curve) ( Harto, 1993 ). Proses curah hujan menjadi aliran sungai yang sampai di outlet pada daerah aliran sungai (DAS) melalui dua tahap, yaitu: 1. Fungsi produksi, yaitu perubahan dari hujan total menjadi hujan efektif, dan 2. Fungsi alihan yaitu transformasi hujan efektif menjadi hidrograf debit aliran permukaan (hidrograf). Analisis fungsi transfer yang digunakan berbasiskan pada karakteristik morfologi DAS yang dikenal sebagai model Geomorphologic Instantaneous Unit Hydrograph (GIUH) dan Universal Unit Hydrograph (Hidrogrametry Unitaire Universale/H2U). Model tersebut diekspresikan dalam bentuk Hidrograf Satuan Sesaat (HSS) dengan menggunakan fungsi kerapatan peluang (probability density function) dari waktu tempuh hujan efektif yang jatuh di permukaan DAS mengalir sepanjang jaringan hidraulik sampai di outlet ( Rinaldi, 2010 ). Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa aliran permukaan, aliran air di bawah permukaan, aliran air bawah tanah dan butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan ( Arsyad, 2006 ). Hidrograf merupakan penyajian grafis antara salah satu unsur aliran yaitu debit atau tinggi muka air dengan waktu. Hidrograf menggambarkan respon terhadap hujan yang memberi kontribusi pada aliran setelah proses infiltrasi, evaporasi, evapotranspirasi yang tergantung kondisi topografi DAS yang

39

ditinjau. Setiap perencanaan dan perancangan suatu bangunan hidraulik rancangan diperlukan (design suatu flood) usaha agar memperkirakan hasil banjir diperoleh rancangan

bangunan yang efektif, efisien dan aman. Salah satu metode perkiraan banjir rancangan untuk bangunan hidraulik adalah dengan metode hidrograf satuan (HS). Penurunan HS memerlukan data hujan durasi pendek dan data hidrograf. Pada kondisi tertentu di suatu DAS sudah banyak terdapat stasiun automatic water level recorder (AWLR) dan stasiun hujan manual, sehingga data yang tersedia berupa data hidrograf dan data hujan harian. Ketersediaan data hujan durasi pendek yang terbatas dapat menimbulkan permasalahan dalam perkiraan banjir rancangan terutama dengan metode HS ( Widyasari, 2005 ). Data hidrograf yang menggambarkan respon hujan yang memberi kontribusi pada aliran sehingga pengaruh yang timbul akibat variabilitas ruang dan waktu dari hujan serta kondisi initial soil moisture (ISM) sudah tercakup didalamnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dikembangkan perhitungan banjir rancangan dengan metode HS IER dan pola agihan IER, sehingga didapatkan cara perhitungan banjir berdasarkan data hidrograf tanpa data hujan. Hidrograf banjir rancangan untuk IER rerata maupun ARR rerata relatif berimpit. Dibandingkan dengan kondisi banjir aktual dari debit maksimun tahunan terukur maka prosentase relatif kesalahan cukup baik karena kurang dari 20 %. Hujan yang diperoleh dari data hidrograf dengan metode IER dapat digunakan untuk memperkirakan banjir rancangan, dengan cara menurunkan HS IER maupun pola agihan hujan IER ( Titiek, 2005 ). Salah satu metode yang masih banyak diterapkan untuk prakiraan banjir rancangan adalah hidrograf satuan. Metoda hidrograf satuan merupakan metode yang sederhana, mudah dalam penerapannya, dan memberikan hasil prakiraan hidrograf banjir yang relatif akurat jika dibandingkan dengan banjir rancangan hasil analisis frekuensi debit. Hidrograf satuan yang dikembangkan oleh Sherman pada tahun 1932 adalah hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh satu

40

unit hujan efektif dengan intensitas yang tetap, terdistribusi merata diseluruh DAS dalam satuan waktu tertentu ( Sujono, 2007 ).

METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum Hidrologi Hutan yang berjudul Pembuatan hidrograf ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Oktober 2010 pukul 15.00 WIB di ruang kuliah 302 Progran Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan berupa pulpen warna, kertas millimeter blok, pensil, penggaris dan kalkulator. Adapun bahan yang digunakan berupa data debit sungai dan data waktu. Prosedur Praktikum 1. Ditentukan data Best Flow dari data debit yang tersedia 2. Dihitung Direct Run Off dari data debit yang tersedia dengan menggunakan rummus yaitu : DRO = Debit Best Flow 3. Dihitung total DRO curah hujan efektif 4. Dihitung besaran hujan efektif, hujan total, koefesien run off dengan menggunakan humus : Hujan efektif = CH rata-rata Luas areal Hujan total = Debit total Luas areal Koefisien run off = Hujan efektif Hujan Total 5. Diganbarkan grafik dengan menggunakan microsoft excel 41

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Tabel 5. Hasil perhitungan data hidrograf
Waktu (T) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Debit (m3/ s) 0.69 2.5584 25.872 40.671 33.131 26.91 20.825 15.639 11.513 8.4625 6.2717 4.6987 3.5684 2.7575 2.1748 1.7561 1.4558 1.24 1.0846 0.9736 0.8935 0.8361 0.7948 0.7652 0.7443 0.7288 0.7178 0.7097 0.7042 0.7005 0.6974 0.6949 0.6912 0.6906 0.69 Base flow (m3/ s) 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 0.69 DRO (m3/ s) 0 1.8684 25.182 39.981 32.441 26.22 20.135 14.949 10.823 7.7725 5.5817 4.0087 2.8784 2.0675 1.4848 1.0661 0.7658 0.55 0.3946 0.2836 0.2035 0.1461 0.1048 0.0752 0.0543 0.0388 0.0278 0.0197 0.0142 0.0105 0.0074 0.0049 0.0012 0.0006 0

42

Total

= 223.3121

= 54.14

= 199.1621

Perhitungan 1. Hujan Efektif = Total DRO (mm/ dtk) Luas Area (km2) = 199,1621 m3/ dtk 19 km2 = 199,1621 m3/ dtk 19.000.000 m2 = 1, 0482 x 10-5 m/ dtk = 1,0482 x 3200 105 = 0,03774 m/ jam = 37, 74 mm/ jam 2. Hujan Total = Debit Total (mm/ dtk) Luas Area (km2) = 223,3121 m3/ dtk 19 km2 = 223,3121 m3/ dtk 19.000.000 m2 = 1,1753 x 10-5 m/ dtk = 1,1753 x 3200 105 = 0,04231 m/ jam = 42,31 mm/ jam 3. Koefisien Run Off = Hujan Efektif x 100% Hujan Total = 37,74 mm/ jam x 100 % 42,31 mm/ jam = 89.18 %

43

Gambar 5. Hidrogaf

44

Pembahasan Dari praktikum pembuatan hidrograf, dapat dilihat bahwa debit puncak terdapat pada waktu ke- 3 yaitu sebesar 40,671 m/detik dengan DRO sebesar 39,82 m/detik dan koefisien runoff sebesar 89,18 %. Perhitungan hidrograf yang dilakukan dengan menggunakan data debit sungai yang luas arealnya sebesar 19 km. Sehingga didapatkan hujan efektifnya sebesar 37,74 mm/jam dan hujan total sebesar 42,31 mm/jam. Data ini berfungsi untuk menghitung besarnya koefisien run off. Data hidrograf yang menggambarkan respon hujan yang memberi kontribusi pada aliran sehingga pengaruh yang timbul akibat variabilitas ruang dan waktu dari hujan serta kondisi initial soil moisture (ISM) sudah tercakup didalamnya. Model empiris ini sangat penting dalam perencanaan tata ruang wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam penentuan kawasan hutan, perkebunan dan pertanian. Model ini juga dapat digunakan untuk menghitung hasil air dari suatu tataguna lahan dalam peramalan banjir dan kekeringan pada suatu wilayah DAS. Banyak model hujan-aliran untuk prakiraan banjir rancangan yang telah dikembangkan dan diterapkan di daerah aliran sungai (DAS) untuk perancangan bangunan hidraulik. Metoda hidrograf satuan merupakan metode yang sederhana, mudah dalam penerapannya, dan memberikan hasil prakiraan hidrograf banjir yang relatif akurat jika dibandingkan dengan banjir rancangan hasil analisis frekuensi debit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sujono ( 2007 ) yang menyatakan bahwa Salah satu metode yang masih banyak diterapkan untuk prakiraan banjir rancangan adalah hidrograf satuan. Metoda hidrograf satuan merupakan metode yang sederhana, mudah dalam penerapannya, dan memberikan hasil prakiraan hidrograf banjir yang relatif akurat jika dibandingkan dengan banjir rancangan hasil analisis frekuensi debit. Hidrograf satuan yang dikembangkan oleh Sherman pada tahun 1932 adalah hidrograf limpasan langsung yang dihasilkan oleh satu unit hujan efektif dengan intensitas yang tetap, terdistribusi merata diseluruh DAS dalam satuan waktu tertentu. Besarnya Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Hal ini karena sungai mendapat tambahan air secara langsung melalui hujan tersebut. Debit ini akan

45

berkurang setelah hujan. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad ( 2006 ) yang menyatakan bahwa Aliran sungai berasal dari hujan yang masuk ke dalam alur sungai berupa aliran permukaan, aliran air di bawah permukaan, aliran air bawah tanah dan butir-butir hujan yang langsung jatuh kedalam alur sungai. Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Gambar tentang naik turunnya debit sungai menurut waktu disebut hidrograf. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan. Proses hujan menjadi aliran sungai yang sampai pada daerah aliran sungai (DAS) melalui dua tahap, yaitu perubahan dari hujan total menjadi hujan efektif, dan Fungsi alihan yaitu transformasi hujan efektif menjadi hidrograf debit aliran permukaan (hidrograf). Hal ini sesuai dengan pernyataan Rinaldi ( 2010 ) yang menyatakan bahwa Proses curah hujan menjadi aliran sungai yang sampai di outlet pada daerah aliran sungai (DAS) melalui dua tahap, yaitu: 1. Fungsi produksi, yaitu perubahan dari hujan total menjadi hujan efektif, dan 2. Fungsi alihan yaitu transformasi hujan efektif menjadi hidrograf debit aliran permukaan (hidrograf). Data hidrograf diperlukan dalam setiap perencanaan dan perancangan suatu bangunan hidraulik berdasarkan perbandingan tinggi muka air dengan waktu. Data hidrograf digunakan untuk mengetahui potensi banjir suatu kawasan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widyasari ( 2005 ) yang menyatakan bahwa diperlukan suatu usaha memperkirakan banjir rancangan (design flood) agar diperoleh hasil rancangan bangunan yang efektif, efisien dan aman. Salah satu metode perkiraan banjir rancangan untuk bangunan hidraulik adalah dengan metode hidrograf satuan (HS). Pada kondisi tertentu di suatu DAS sudah banyak terdapat stasiun automatic water level recorder (AWLR) dan stasiun hujan manual, sehingga data yang

46

tersedia

berupa

data

hidrograf

dan

data

hujan

harian.

Ketersediaan data hujan durasi pendek yang terbatas dapat menimbulkan permasalahan dalam perkiraan banjir rancangan terutama dengan metode HS.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan 1. Debit puncak terdapat pada waktu ke- 3 yaitu sebesar 40,671 m/detik dengan DRO sebesar 39,82 m/detik 2. Hujan efektif sebesar 37, 74 mm/ jam, Hujan total sebesar 190 mm/jam dan koefisien runoff sebesar 89,18 %

3. Data hidrograf digunakan untuk menghitung hasil air dari suatu tataguna lahan dalam peramalan banjir dan kekeringan pada suatu wilayah DAS 4. Bentuk hidrograf suatu sungai tegantung dari sifat hujan dan sifat-sifat daerah aliran sungai yang bersangkutan 5. Proses hujan menjadi aliran sungai yang sampai pada daerah aliran sungai (DAS) melalui dua tahap, yaitu perubahan dari hujan total menjadi hujan efektif, dan Fungsi alihan yaitu transformasi hujan efektif menjadi hidrograf debit aliran permukaan (hidrograf) 6. Debit aliran sungai akan naik setelah terjadi hujan yang cukup, kemudian akan turun kembali setelah hujan selesai. Saran Sebaiknya dalam perhitungan hidrograf ini dilakukan dengan benar dan teliti agar hasil yang di dapat akurat.

47

You might also like