You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM

1. 1. KAJIAN TEORI 1. A. PENGERTIAN 1. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90). 2. Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/ bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107) 3. Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan menca,puri kemampuan pikiran diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith Heber, 1987: 722). 4. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 1991 : 117). Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.

1. B. RENTANG RESPON Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut : Rentang respon neurobiologis Respon adaptif Pikiran logis persepsi akurat Respon maladaptif Gangguan isi pikir waham halusinasi Ketidakmampuan untuk mengalami emosi Ketidakmampuan isolasi sosial

Kadang-kadang isi pikir terganggu ilusi

Emosi konsisten dengan Reaksi emosional berpengalaman lebihan atau kurang Prilaku sesuai dengan hubungan social Prilaku ganjil atau tidak lazim

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir

terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham

1. C. FAKTOR PREDISPOSISI Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut : 1. 1. Teori Biologis 1. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). 2. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia. 3. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis. 4. 2. Teori Psikososial 1. Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya. 2. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain. 3. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.

1. D. FAKTOR PRESIPITASI Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu : 1. Biologis Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan. 1. Stres lingkungan Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. 1. Pemicu gejala Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.

1. E. JENIS-JENIS WAHAM Waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu : 1. Waham Kejar Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya, sering ditemukan pada klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik. 1. Waham Kebesaran Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya adalah ratu adil dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah, dll. 1. Waham Somatik

Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada tubuhnya sering didapatkan pada tubuhnya. 1. Waham Agama Waham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu meningkatkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. 1. Waham Curiga Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya. 1. Waham Intulistik Bahwa sesuatu yang diyakini sudah hancur atau bahwa dirinya atau orang lain sudah mati, sering ditemukan pada klien depresi.

1. F. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.

1. G. SUMBER KOPING Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.

1. H. POHON MASALAH Kerusakan komunikasi verbal Akibat

1. 2. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM 1. A. Pengkajian 1. 1. Pengumpulan Data Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan isi pikir : waham kebesaran yaitu : 1. Data Subjektif Klien merasa dirinya sebagai orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian yang luar biasa, misalnya dapat membaca atau membawa pikiran orang lain, dialah ratu adil.

1. Data Objektif Klien kadang-kadang tampak panik, tidak mampu untuk berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka kadang sedih kadang gembira, tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, sering tidak memperlihatkan kebersihan diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah bolak-balik), mendominasi pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan minum obat, menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama sekali melakukannya, merusak diri-sendiri dan orang lain serta lingkungannya, jarang mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, sering terbangun pada dini hari, penampilan kurang bersih.

1. 2. Daftar Masalah Masalah yang lazim muncul pada klien dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran, yaitu : 1. Kerusakan komunikasi verbal. 2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran 3. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri 1. B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa yang sering muncul, yaitu : 1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham 2. Perubahan isi pikir : waham berhubungan dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri.

3. Kerusakan interaksi sosial : menaruh diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

1. C. Perencanaan dan Intervensi Tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien dengan perubahan isi pikir: waham kebesaran yaitu : 1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran : 1. Tujuan umum : klien mampu berkomunikasi verbal dengan baik sehingga klien dapat melakukan hubungan dengan orang lain.

1. Tujuan khusus :
y y

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Dapat mengidentifikasi pikiran yang realita, mengarahkan pikiran yang realita.

Intervensi dan Rasional


y

Bina hubungan saling percaya dengan klien, ciptakan lingkungan yang hangat dan bersahabat.

Rasional : dengan rasa saling percaya, klien dapat mengungkapkan perasaannya sehingga akan mempermudah melakukan tindakan keperawatan.
y

Diskusikan dengan klien penyebab perubahan isi pikirnya.

Rasional : dengan mengetahui penyebab, maka akan mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan.
y

Diskusikan, anjurkan serta arahkan klien berpikir secara realita.

Rasional : klien dapat melakukan hal-hal yang realita sesuai dengan kenyataan.
y

Libatkan keluarga dalam perawatan klien terutama terhadap perubahan isi pikir klien.

Rasional : keluarga merupakan support sistem yang baik untuk mendukung penyembuhan klien. 1. Perubahan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan menarik diri 1. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran 2. Tujuan khusus :
y

Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.

Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain.

Intervensi dan rasional


y

Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali tandatanda menarik diri.

Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
y

Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab prilaku menarik diri.

Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan.
y

Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.

Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan dengan orang lain. 1. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan konsep diri, harga diri rendah. a. Tujuan umum : klien mau berinteraksi sosial dan tidak menarik diri. 1. Tujuan khusus : dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan digunakan dengan kriteria evaluasi, dapat mengungkapkan kemampuan yang dimiliki. Intervensi dan rasional
y

Diskusikan dan anjurkan klien untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang masih dapat dipergunakan selama sakit.

Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan hingga klien merasa harga dirinya meningkat.
y

Anjurkan klien meminta obat pada petugas dan dapat merasakan manfaat.

Rasional : memastikan klien minum obat. 1. Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak realistis dan gambaran diri yang terlalu tinggi. 1. Tujuan umum : klien tidak merasa harga diri rendah 2. Tujuan khusus :
y y

Mengenal masalah, mengidentifikasi sikap menyebut masalah mengetahui pemecahannya. Mampu mengenal harapan-harapan nyata dan tidak nyata.

Intervensi dan rasional


y

Bimbing keluarga untuk menghargai kemampuan hal-hal yang dimiliki klien walaupun tidak sebanding dengan kemampuan anggota keluarga lain.

Rasional : dengan menghargai kemampuan klien akan meningkatkan harga diri rendah.
y

Identifikasi bersama kilen tentang prilakunya yang maladaptif.

Rasional : klien dapat mengenal, mengungkapkan serta menerimanya


y

Identifasi bersama klien cara untuk memecahkan masalah.

Rasional : dapat meningkatkan kemampuan klien.


y

Beri tanggapan dan dengarkan harapan yang diinginkan.

Rasional : membuat klien menjadi terbuka.


y

Dorong individu untuk mengungkapkan harapan yang dimilikinya.

Rasional : memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang dimiliki.


y

Tunjukkan pada klien harapan yang nyata.

Rasional : menunjukkan pada harapan yang bersifat nyata sehingga dapat menerima kenyataan.
y

Alihkan pada harapan yang tidak sesuai keaktivitas sesuai hoby.

Rasional : dapat membimbing untuk melakukan tindakan sesuai kemampuannya.

1. D. Evaluasi Hasil yang diharapkan setelah melakukan intervensi pada klien dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat mengendalikan isi pikir : waham kebesaran. Klien dapat mengekspresikan perasaannya. Klien dapat mengembangkan persepsi diri yang positif. Klien dapat berhubungan dengan lingkungan. Klien dapat terlibat dalam perawatannya.

MATERI WAHAM

1. Pengertian waham Waham merupakan suatu kenyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak dinyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. 2. Penyebab waham Waham dapat disebabkan karena ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panic, menekan rasa takut, stres yang berat yang mengancam ego yang lemah, kemungkinan faktor herediter. Secara khusus faktor penyebab timbulnya waham diuraikan dalam beberapa teori yaitu : a. Faktor predisposisi Teori BiologiZ Faktor-faktor genetik ikut mempengaruhi perkembangan psikologis. Bila suatau individu memiliki anggota keluarga dengan kelainan psikologis maka individu tersebut memiliki resiko tinggi untuk mengalami kelainan psikologis yang sama. Pada penelitian terbaru menyatakan bahwa skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suatu kecacatan sejak lahir yang terjadi pada Hipokampus otak. Teori biokimia menyatakan bahwa peningkatan dopamin neurotranmiter mengakibatkan peningkatan aktivitas yang berlebihan dan gangguan dalam asosiasi. Teori PsikososialZ Individu yang tumbuh dalam keluarga yang penuh konflik dan ansietas yang tinggi akan mengalami hambatan dalam perkembangan psikologisnya sehingga tidak dapat melakukan tugas perkembangan secara optimal. Anak yang tumbuh dalam keluarga psikosis akan menerima pesan-pesan yang membingungkan yang menyebabkan ketidakmampuan anak mempercayai orang lain. Kelainan psikosis dapat pula merupakan hasil ego yang lemah, bila individu mendapat stres yang berat yang mengancam ego yang lemah maka individu cenderung akan berespon maladaptif. b. Faktor Presipitasi BiologisZ Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses imformasi dan abnormalisasi yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menanggapi rangsangan. Stres lingkunganZ Secara biologis menetapakan ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi denga stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku. Pemicu gejalaZ Terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif yang berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan prilaku individu seperti gizi buruk, kurang tidur, infeksi, kelebihan rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, gangguan dalan berhubungan interpersonal, kesepian, kemiskinan, tekanan pekerjaan dan sebagainya. 3. Jenis-jenis waham Adapun jenis-jenis waham antara lain : a. Waham Kebesaran Penderita merasa dirinya orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa , misalnya dia adalah seorang ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil. b. Waham sisip pikir Bahwa pikiran ditempatkan ke dalam benak orang seseorang atau pengaruh luar. c. Waham somatik

Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya, sering didapatkan pada skizoprenia. d. Waham curiga Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya sehingga ia selalu curiga terhadap sekitarnya. kecurigaan yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain. e. Waham Agama Waham Agama dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu mengkaitkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. Kenyakinan bahwa dirinya terpilih sebagai Yang Maha Kuasa atau alat dari Tuhan. f. Waham Nihilistik Yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri atau orang lain sudah mati. Sering ditemukan pada klien dengan Depresi. g. Waham siar pikir Waham tentang pikiran yang sedang disiarkan ke dunia lain 4. Tanda dan gejala waham Tanda dan gejala waham antara lain : a. Menyatakan dirinya orang besar b. Mempunyai kekuatan pendidikan atau kekayaan yang luar biasa c. Menyatakan perasaan di kejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang d. Mengatakan perasaan mengenai penyakit yang ada di dalam tubuhnya e. Menarik diri dan isolasi f. Sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, g. Rasa curiga yang berlebihan h. Kecemasan meningkat i. Sulit tidur j. Suara monoton k. Eksperi wajah datar l. Kadang tertawa atau menangis sendiri m. Rasa tidak percaya pada orang lain. 5. Penanganan Medis a. Farmakoterapi b. Terapi kejang listrik Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizoprenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. c. Psikoterapi dan Rehabilitasi Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama. 6. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip therapiutik b. Jangan membantah dan mendukung waham klien yaitu : Katakan perawat menerima keyakinan wahamZ klien saya menerima kenyakinan anda disertai ekspresi menerima. Katakan perawat tidak mendukung sukar bagi saya untuk mempercayainya disertai ekspresi ragu.Z Tidak membicarakan isi waham klienZ c. Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan terlindungi Anda berada ditempat yang aman, kami akan menemani andaZ Gunakan keterbukaan dan kejujuranZ Jangan tinggalkan klien sendiriZ d. Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistisZ Z Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan klien melakukan saat ini Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.Z Z Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak ada, perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting e. Membantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi Observasi kebutuhan klien sehari-hariZ Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah (rasa takut, ansietas, marah)Z Z Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien yang memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu menggunakan wahamnyaZ f. Membantu klien dapat berhubungan dengan realita Bicarakan dengan klien dalam kontek realitas (realitas diri, realitas orang lain, realistas tempat dan waktu)Z Sertakan klien dalam therapy aktivitas kelompok (orientasi realitas)Z Beri penguatan atau pujian terhadap kegiatan yang dilakukan klienZ Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosisZ g. Membantu klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan wahamnya Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengendalikan wahamZ Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum obat sesuai program dokterZ Observasi tanda dan gejala terkait dengan efek samping obatZ

Oleh Ni Made Bundari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI 2008-2009 1. Pengertian waham Waham merupakan suatu kenyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak dinyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. 2. Penyebab waham Waham dapat disebabkan karena ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain, panik, menekan rasa takut, stres yang berat dan mengancam, kemungkinan faktor keturunan. 3. Jenis-jenis waham Adapun jenis-jenis waham antara lain : Waham KebesaZran Penderita merasa dirinya orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa , misalnya dia adalah seorang ratu adil, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil. Waham sisip pikirZ Bahwa pikiran ditempatkan ke dalam benak orang seseorang atau pengaruh luar. Waham somatikZ Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya, sering didapatkan pada skizoprenia. Waham curigaZ Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya sehingga ia selalu curiga terhadap sekitarnya. kecurigaan yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai orang lain. Waham AgamaZ Waham Agama dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu mengkaitkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan. Kenyakinan bahwa dirinya terpilih sebagai Yang Maha Kuasa atau alat dari Tuhan. Waham NihilistikZ Yakin bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri atau orang lain sudah mati. Sering ditemukan pada klien dengan Depresi. Waham siar pikirZ Waham tentang pikiran yang sedang disiarkan ke dunia lain 4. Tanda dan gejala waham Tanda dan gejala waham antara lain : Menyatakan dirinya orang besarZ Mempunyai kekuatan pendidikan atau kekayaan yang luar biasaZ Menyatakan perasaan di kejar-kejar oleh orang lainZ atau sekelompok orang Mengatakan perasaan mengenai penyakit yang ada di dalam tubuhnyaZ Menarik diri dan isolasiZ Sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain,Z Rasa curiga yang berlebihanZ

Kecemasan meningkatZ Sulit tidurZ Suara monotonZ Eksperi wajah datarZ Kadang tertawa atau menangis sendiriZ RasaZ tidak percaya pada orang lain. 5. Penanganan Medis FarmakoterapiZ Terapi kejang listrikZ Z Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. 6. Tindakan Keperawatan a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip therapiutik b. Jangan membantah dan mendukung waham klien yaitu : Katakan perawat menerima keyakinan wahamZ klien saya menerima kenyakinan anda disertai ekspresi menerima. Katakan perawat tidak mendukung sukar bagi saya untuk mempercayainya disertai ekspresi ragu.Z Tidak membicarakan isi waham klienZ c. Yakinkan klien berada dalam lingkungan aman dan terlindungi Anda berada ditempat yang aman, kami akan menemani andaZ Gunakan keterbukaan dan kejujuranZ Jangan tinggalkan klien sendiriZ d. Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistisZ Z Tanyakan apa yang biasa dilakukan klien (kaitkan dengan aktivitas sehari-hari dan perawatan diri) kemudian anjurkan klien melakukan saat ini Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.Z Z Jika klien selalu bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak ada, perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting e. Membantu klien mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi Observasi kebutuhan klien sehari-hariZ Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah (rasa takut, ansietas, marah)Z Z Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien yang memerlukan waktu dan tenaga (aktivitas dapat dipilih bersama klien, jika mungkin buat jadwal) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu menggunakan wahamnyaZ f. Membantu klien dapat berhubungan dengan realita Bicarakan dengan klien dalam kontek realitas (realitas diri, realitas orang lain, realistas tempat dan waktu)Z Sertakan klien dalam therapy aktivitas kelompok (orientasi realitas)Z Beri penguatan atau pujian terhadap kegiatan yang dilakukanZ

Kolaborasi dalam pemberian obat anti psikosisZ g. Membantu klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan wahamnya Diskusikan dengan klien tentang obat untuk mengendalikan wahamZ Bantu klien untuk memastikan bahwa klien minum obat sesuai program dokterZ Observasi tanda dan gejala terkait dengan efek samping obatZ

Delusi : dalam bahasa Indonesia delusi ini sering disebut sebagai waham. Waham ini merupakan suatu kepercayaan yang tidak masuk akal sehat namun dipercaya oleh si penderitanya. Waham ini tidak mudah digoyahkan, bahkan walaupun kita menyajikan fakta-fakta yang menggoyahkan wahamnya. Biasanya para nabi palsu ini mengalami waham di mana dirinya merasa mendapat suatu kekuatan gaib, mereka juga tidak mudah digoyahkan walaupun sudah ditunjukkan ayat-ayat yang menyatakan bahwa mereka bukanlah nabi. Perubahan perilaku : Penderita skizofrenia ini juga menunjukkan perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang nyata. Bisa dari sikap yang sangat apatis, sampai sikap yang sangat emosional dan tidak wajar.

Hidup dengan janji berarti hidup dalam iman, tapi bukan iman pada Tuhan yang telah selesai diketahui. Ini iman dalam kekurangan dan kedaifan ikhtiar yang tak henti-hentinya, sabar dan tawakal, karena Tuhan adalah Tuhan yang akan datang, Tuhan dalam ketidakhadiran. Dari sini kita tahu para atheis salah sangka: mereka menuntut Tuhan sebagai sosok yang hadir dan ditopang kepastian. Sebenarnya mereka juga terkena waham, tertipu berhala. Al-Ghazali dalam al-Maqsad al-Asn Atheisme dimulai dengan kesulitan bahasa. Dan, jika kita membaca buku Christopher Hitchens, God is Not Great, kita akan tahu: ada juga salah sangka. Atheisme tak datang dari kecerdasan semata-mata, tapi juga dari kaki yang gemetar dan tubuh yang terdesak. Kegamangan kepada agama yang sedang tampak kini mengingatkan suasana sehabis perang agama di Eropa di beberapa dasawarsa abad ke- 16. Agama nyaris identik dengan kekerasan, kesewenang- wenangan, dan penyempitan pikiran. Dari sinilah lahir semangat Pencerahan: terbit karya Montaigne dan Descartes, buah skeptisisme yang radikal. Doktrin agama diletakkan di satu jarak. Kini berkibarnya "revivalisme" , terkadang dalam bentuk "fundamentalisme" , dan tentu saja bercabulnya kekerasan menyebabkan reaksi yang mirip: buku Hitchens terbit di dekat The End of Faith oleh Sam Harris (tahun 2004). Juga The God Delusion karya Richard Dawkins, seorang pakar

biologi. Satu kutipan oleh Dawkins: "Bila seseorang menderita waham, gejala itu akan disebut gila. Bila banyak orang menderita waham, gejala itu akan disebut agama."

You might also like