You are on page 1of 43

.

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PENDEKATAN PROSES 5 FASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS V SD

Oleh: Dra. Sumarwati, M.Pd. Sudarsono, S.Pd., M.Pd. Drs. Suradi


Dibiayai Oleh : Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor : 110/Ketenagaan/2007 tanggal 23 Februari 2007

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA NOVEMBER 2007
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH) 1. Penelitian Judul PENERAPAN PENDEKATAN PROSES 5 FASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS 5 SD Bahasa Indonesia Masalah Pembelajaran Menulis di SD Dra. Sumarwati, M.Pd. Perempuan Pembina/IV.1/131658567 Pend. Bahasa Indonesia/Pend. Bahasa dan Seni Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta Perum Dalem Asri Jl. Duku AA5 Jaten, Karanganyar (0271)822653/08164272262 watik_fkipuns@yahoo.com

2. a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat, Golongan, NIP d. Program Studi/Jurusan e. Fakultas f. Institut/Universitas g. Alamat rumah Nomor telepon/HP: Email: 4. Nama Anggota Peneliti 5. Lama Penelitian 6. Biaya yang diperlukan: a. Sumber dari Ditjen Dikti b. Sumber lain Jumlah

Sudarsono WP, S.Pd. Drs. Suradi 8 (delapan) bulan dari bulan April sampai bulan November 2007
1. 2.

Rp 15.000.000 Tidak ada _______________________ Rp. 15.000.000 (Lima belas juta rupiah) Surakarta, 2 November 2007

Mengetahui Dekan FKIP, Prof. Dr. M. Furqon H., M.Pd. NIP: 131658563

Ketua Pelaksana,

Dra. Sumarwati, M.Pd. NIP: 131658567

ii

Menyetujui Ketua LPPM UNS,

Mengetahui Kepala SD Negeri 15 Surakarta, Sudarsono WP, S.Pd., M.Pd. NIP : 130576319

Prof. Dr. Sunardi, M.Sc. NIP : 130605279

ABSTRAK DRA. SUMARWATI, M.PD., DKK PENERAPAN PENDEKATAN PROSES 5 FASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PADA SISWA KELAS V SD Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan kemampuan menulis dengan mengimplementasikan tahap-tahap dalam pendekatan proses 5 fase. Strategi penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 dan tiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi dan verifikasi. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta, sedang objeknya adalah pembelajaran menulis yang termasuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan penerapan tahap-tahap dalam pendekatan proses 5 fase, yaitu meliputi tahap prapenulisan, penulisan, revisi, pengeditan, dan pemajangan karangan, dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis pada para siswa kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta. Ini ditunjukkan dari adanya peningkatan jumlah siswa yang termotivasi dan aktif selama proses kreatif menulis berlangsung. Selain itu, juga tampak dari meningkatnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar menulis (mendapat nilai minimal 65) dari siklus pertama hingga ketiga. Adapun cara penerapan pendekatan proses 5 fase yang dapat meningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis tersebut adalah sebagai berikut: (1) tahap prepenulisan direalisasikan melalui pembimbingan pemilihan dan pembatasan topik karangan serta penyusunan kerangka karangan, (2) tahap penulisan direalisasikan melalui pembimbingan mengembangkan topik-topik

iii

pada kerangka karangan menjadi paragraf-paragraf sehingga dihasilkan draf karangan, (3) tahap revisi dan tahap pengeditan direalisasikan melalui pemberian tanda-tanda atau feedback mengenai kekurangan pada aspek isi karangan dan kesalahan bahasa dan pembimbingan memperbaiki isi dan mengoreksi kesalahan bahasa, dan (4) tahap publikasi diwujudkan melalui pemajangan karya semua siswa kelas V.1 pada papan pajang oleh guru dan siswa KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya karena dapat melaksanakan penelitian ini hingga penyusunan laporan hasilnya. Sudah barang tentu pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ketua LPPM Universitas Sebelas Maret yang memberikan pengesahan pada proposal maupun laporan hasil penelitian. 2. Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret yang memberikan pengesahan pada proposal maupun laporan hasil penelitian. 3. Kepala SD Negeri 15 Surakarta yang telah memberikan pengesasahan pada proposal dan hasil penelitian serta berpartisipasi sebagai angota dalam penelitian ini 4. Guru kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta yang telah berpartisipasi aktif sebagai anggota dalam penelitian ini 5. Para guru SD Negeri15 Surakarta yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini 6. Para siswa kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta yang menjadi subjek penelitian ini dan berpartisipasi aktif selama pelaksanaan tindakan. 7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini. Semoga amal baik semua pihak diatas mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu wataala. Amin.

iv

Sudah barang tentu laporan penelitian ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya kemampuan peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan untuk memperbaikinya. Surakarta, November 2007

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya. . . . . . . . . . . .. C. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D. Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Menulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Bahasa dalam Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Proses. . B. Kerangka Pemikiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 11 13 17 1 5 8 8 i ii iii iv v vii viii

C. Hipotesis Tindakan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Subjek dan Objek Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . C. Prosedur Penelitian . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

18

19 19 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A Hasil Penelitian . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Siklus Pertama . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Siklus Kedua . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Siklus Ketiga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Pembahasan Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB V SIMPULAN DAN SARAN A Simpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . LAMPIRAN 37 38 39 22 22 27 30 35

vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Rerata Nilai Hasil Tes Tengah Semester Siswa Kelas V. Tabel 2 : Contoh Kesalahan Terjemahan Soal Cerita Matematika . . Tabel 3: Persentase Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran . . . . . . Tabel 4: Persentase Siswa yang Menerjemahkan Soal Cerita secara Benar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tabel 5: Persentase Siswa yang Menjawab Soal Cerita secara Benar. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38 37 1 2 31

vii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 : Perangkat Pembelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran 2 : Instrumen Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran 3 : Personalia Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran 4 : Curriculum Vitae Tim Peneliti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran 5: Data Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Lampiran 6 : Bukti Lain Pelaksanaan Penelitian . . . . . . . . .. . . . . . . 41 50 52 53 56 60

viii

ix

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 15 Surakarta, yang berdasarkan data pada Kantor Dinas Dikpora kota Surakarta, termasuk dalam kualifikasi baik Fasilitas penunjang pelajaran menulis yang telah ada di sekolah ini adalah adanya sebuah papan tempel berukuran sekitar 100 x 80 cm pada setiap kelas sehingga hanya mampu memuat sebagian karya siswa. Karya yang dimuat adalah yang menurut penilain guru merupakan karya terbaik sehingga yang dimuat umumnya karya dari siswa yang itu-itu saja, yakni hanya yang berminat atau suka menulis. Padahal, siswa yang demikian itu jumlahnya tidak banyak sehingga seringkai papan tersebut dalam kondisi kosong. Waktu pelaksanaan penelitian, yakni dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan selama 8 bulan, yakni mulai bulan April sampai dengan 15 November 2007. Adapun pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan pada setengah semester gasal (semester 1), yaitu bulan Agustus hingga September 2007 dengan rincian sebagai berikut: 1. Siklus I 2. Siklus II 3. Siklus III : dilaksanakan pada tanggal 6, 8, dan 10 Agustus 2007 (pema: dilaksanakan pada tanggal 20, 22, dan 24 Agustus 2007 (pema: dilaksanakan pada tanggal 3 dan 7 September 2007 (pemajangan karangan berlangsung dari tanggal 11 s.d. 23 Agustus 2007) jangan karangan berlangsung tanggal 26 Agustus s.d. 8 September 2007) jangan karangan berlangsung dari tanggal 10 s.d. 22 September 2007 B. Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa kelas V.1 (nonakselerasi) SD Negeri 15 Surakarta tahun ajaran 2007 yang berjumlah 48 siswa. Dalam berbagai mata pelajaran, sebenarnya kelas ini memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan kelas V.2, namun dalam menulis tampaknya para siswa kelas V.1 minatnya lebih rendah daripada kelas V.2 Adapun yang menjadi objek penelitian adalah pembelajaran menulis yang termasuk dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

C. Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan menempuh prosedur sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi kegiatan tim (dosen, guru, dan kepsek): 1) Negeri 15 masukan 2) mengadakan sharing ideas dengan guru-guru SD untuk mendapatkan mengenai penerapan sarana berbagai pertimbangan dan pendekatan dan media proses dalam

pembelajaran menulis penyiapan pembelajaran seri menulis, yaitu papan pajang karya dan gambar-gambar dan pembatasan topik) 3) menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran menulis dengan pendekatan proses serta pedoman penilaian terhadap karangan siswa b. Tahap Aplikasi Tindakan Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 3 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi (McNiff, 1992:22-24). Karena pendekatan proses ini meliputi 5 fase, maka pelaksanaan kelima fase tersebut dianggap sebagai satu siklus. 1) Rancangan siklus I a) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan menyiapkan perngkat pembelajaran dan merancang skenario pembelajaran menulis dengan pendejkatan proses 5 fase. b) Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu siklus ada 3 kali tatap muka, yang masing-masing 2 x 40 menit, sesuai skenario pembelajarn dan RP pada siswa Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas, sedangkan peneliti lain (dosen dan kepala sekolah) melakukan observasi terhadap proses pembelajaran

sebagai stimulan pada siswa untuk tahap prapenulisan (pemilihan

dan wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir. c) Tahap observasi dilakukan dosen dan kepala sekolah dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. d) Tahap analisis dan refleksi, dilakukan oleh dosen, guru, dan kepala sekolah dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara. proses Dengan hasil akan demikian, analisis dilakukan terhadap hasil dan

pembelajaran.

Berdasarkan

analisis

tersebut

diperoleh kesimpulan bagian fase mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah memenuhi target. Rancangan siklus II dan III Pada siklus kedua dan ketiga dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua, begitru juga dengan siklus III.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pelaksanaan Tindakan Setiap Siklus Sebagaimana telah dituliskan di depan, penelitian tindakan terhadap pembelajaran menulis ini dilakukan dalam 3 siklus yang setiap siklus meliputi 2 atau 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan menggunakan waktu 2 x 35 menit. Yang menjadi buku sumber adalah buku teks Bina Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V Semester I yang diterbitkan oleh Erlangga. Buku tersebut dimiliki oleh semua siswa kelas V.1 sehingga membantu kelancaran pembelajaran menulis Ada sembilan tema pelajaran dalam buku itu, yaitu tema hiburan, kependudukan, keamanan dan keselamatan, ekonomi, pahlawan, pertanian, lingkungan, kegiatan, dan peristiwa. Dari pelajaran pertama hingga kesembilan terdapat materi keterampilan menulis. Namun demikian, pada dasarnya materi menulis yang termuat meliputi menulis surat (pribadi dan resmi), menulis berdasarkan gambar seri, menulis berdasarkan pengalaman, dan menulis percakapan. Oleh guru biasanya materi tidak disampaikan sesuai urutan dalam buku teks karena guru menerapkan prinsip penyampaian materi dari yang mudah ke yang sukar, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. Misalnya menulis berdasarkan gambar yang terdapat pada pelajaran kedua disampaikan terlebih dahulu, sedangkan menulis surat undangan pada pelajaran pertama disampaikan berikutnya. Pertimbangannya, menulis berdasarkan gambar lebih mudah dibandingkan menulis surat undangan. Adapun hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut ini. 1. Siklus I Pada siklus pertama ini, materi pelajaran diambil dari buku teks Bina Bahasa Indonesia pada pelajaran ke-2 yang bertema kependudukan dengan pokok bahasan menulis berdasarkan gambar seri. peneliti

mengawalinya dengan melakukan tahap perencanaan tindakan yang, mencakup kegiatan: a. b. menyusun silabi dan rencana pembelajaran (RP) menulis untuk merancang skenario pembelajaran menulis dengan pendekatan setengah semester proses dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa mengenai peristiwa yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari, (2) guru memperlihatkan beberapa gambar seri yang menggambarkan suatu peristiwa, (3) guru memberi contoh kerangka karangan berdasarkan gambar seri tersebut, (4) guru memberi contoh mengembangkan beberapa topik yang ada dalam kerangka karangan, (5) guru memberi contoh memperbaiki isi karangan, (6) guru memberi contoh memperbaiki pemakaian bahasa dalam karangan, (7) guru meminta siswa melihat gambar seri yang ada dalam buku teks, (8) guru meminta siswa menyusun kerangka karangan sesuai dengan gambar seri, (9) siswa diminta mengembangkan setiap poin dalam kerangka karangan sehingga menjadi draf karangan (10) draf karangan selanjutnya diberi feedback oleh guru pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki isi dan dibetulkan bahasanya, (11) siswa melakukan revisi dan pengeditan bahasa, (12) siswa menulis kembali karangan masing-masing serta memberikan ilustrasi sesuai keinginan siswa sehingga menjadi karangan final, (13) dosen, guru, dan kepala sekolah mengevaluasi dan menganalisis hasil tulisan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus I, dan (14) guru bersama siswa memajang semua tulisan pada papan displai c. membuat media pembelajaran berupa gambar seri pada kertas contoh kerangka karangan untuk gambar seri tersebut, draf manila,

karangan yang merupakan pengembangan dari kerangka tersebut, serta contoh pemanfaatan feedback untuk merevisi dan mengedit tulisan yang diketik pada kemudian diperbanyak untuk dibagikan kepada para siswa. d. menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman penilaian terhadap hasil karangan siswa

e.

menyiapkan papan pajang untuk menempelkan seluruh karya

siswa yang telah diberi ilustrasi Aktivitas-aktivitas perencanaan tindakan tersebut dilakukan oleh dosen, guru, dan kepala sekolah dalam waktu satu minggu sebelum pelaksanaan pembelajaran (minggu pertama bulan Agustus 2007) .Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran menulis dengan pendekatan peroses 5 fase dilakukan dalam waktu 3 kali tatap muka yang setiap tatap muka menggunakan waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama diawali dengan pemberian apersepsi berupa tanya jawab tentang penduduk di Indonesia yang sudah dibahas dalam pelajaran membaca. Selanjutnya, siswa diminta mengamati gambar seri yang ada dalam buku teks pada halaman 24 dan 25, dan mengurutkan ketiga deretan gambar seri tersebut. Kemudian, guru memberi contoh membuat kerangka karangan untuk tiga deret gambar seri yang masing-masing deret memuat 3 gambar.Selanjutnya guru memberi contoh mengembangkan salah satu kerangka karangan menjadi sebuah karangan (telah diketik, digandakan, dan dibagikan kepada siswa) Dalam contoh karangan yang dibagikan tersebut sengaja dibuat terdapat kesalahan pada aspek isi maupun bahasanya. Kemudian, guru meminta siswa memperbaiki kesalahan isi dan bahasa pada karangan di bawah bimbingan guru. Setelah siswa diberi contoh melakukan tugas mengarang melalui tahap-tahap menulis dengan benar, selanjutnya mereka diminta menulis berdasarkan gambar seri yang termuat pada halaman 31. Sebelumnya para siswa mengurutkan deretan gambar seri yang terdiri atas lima gambar tersebut di bawah bimbingan guru. Setelah diperoleh urutan yang benar, siswa diminta membuat kerangka karangan sesuai gambar seri dan mengumpulkannya pada guru. Siswa diminta membuat minimal sebuah poin/catatan untuk sebuah gambar sehingga minimal akan diperoleh lima poin pada kerangka karangan. Selanjutnya, kerangka tersebut dikumpulkan pada guru yang akan diperiksa untuk diberi catatan pada yang dinilai kurang baik. Pada pertemuan kedua, guru membagikan kerangka karangan kepada masing-masing siswa untuk dikembangkan menjadi sebuah karangan pada kertas folio tersendiri. Siswa diminta membuat minimal

sebuah paragraf untuk setiap poin yang ditulisnya dalam kerangka karangan. Selama penaksanaan aktivitas menulis tersebut, guru memberikan bimbingan kepada para siswa yang merasa mengalami kesulitan, terutama mengenai detail peristiwa yang terdapat pada gambar. Hampir 50% siswa yang minta dijelaskan. Karangan yang sudah selesai dikumpulkan kepada guru. Karangan tersebut selanjutnya diamati guru dalam hal organisasi isi dan bahasanya agar guru memiliki gambaran tentang hal-hal yang perlu mendapat perhatian besar pada saat revisi dan pengeditan. Pada pertemuan ketiga, karangan dibagikan kepada para siswa sesuai nama yang tertera. Kemudian, di bawah bimbingan guru, para siswa melakukan revisi atau perbaikan isi karangan dengan cara siswa diminta membaca karangannya dan menilai isinya sudah lengkap belum. Penilaian ini dikaitkan dengan kesesuaian isi tiap paragraf dengan gambar yang dimaksud. Siswa yang merasa isi karangannya kurang sesuai dengan gambar, siswa tersebut dapat memperbaikinya dengan bantuan guru. Begitu halnya dengan siswa yang merasa karangannya belum memuat semua peristiwa yang terdapat pada gambar seri, dia dibimbing untuk melengkapinya. Setelah melakukan revisi, siswa dipandu guru untuk memperbaiki bahasanya (pengeditan) Berdasarkan pengamatan guru, kesalahan bahasa yang banyak dilakukan siswa adalah pemakaian tanda koma, titik, penulisan kata depan, dan pemakaian kata yang tidak tepat. Tahap pengeditan ini dilakukan dengan cara guru memberi contoh pemakaian aspek bahasa (koma, titik, kata depan, kata yang tepat) yang salah dan cara pembetulannya. Kemudian siswa diminta menemukan kesalahan yang sejenis pada karangannya, jika ada mereka harus mengoreksinya. Kalau karangan sudah selesai diperbaiki bahasanya, selanjutnya bisa ditulis ulang di rumah untuk dikumpulkan hari berikutnya.. Semua karangan siswa yang telah dikumpulkan, selanjutnya ditempelkan pada dua papan pajang yang terdapat di depan kelas V,1. Penempelan karya siswa tersebut dilakukan oleh para siswa di bawah bimbingan guru. Adapun pemajangan karangan dilakukan selama sepuluh hari. Tampak para siswa berebutan membaca karangan temannya.

Berdasarkan a.

hasil

observasi

yang

dilakukan

terhadap

pelaksanaan tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut ini. 60% siswa belum dapat membuat kerangka karangan yang lengkap dan sesuai dengan urutan gambar dan detail peristiwa pada gambar (umumnya hanya memuat 3 poin, padahal seharusnya minimal ada 5 poin karena ada 5 gambar) b. 50% siswa belum dapat mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang lengkap, yakni ada yang tidak mengembangkan poin tertentu pada kerangka karangannya dan ada yang menulis hanya satu kalimat pendek untuk sebuah poin (bukan sebuah paragraf). c. 50% siswa belum dapat memperbaiki isi karangannya yang kurang lengkap atau belum selesai yang tampak dari tidak adanya perbedaan antara karangan yang belum direvisi dengan yang sudah d. 40% siswa belum dapat memperbaiki kesalahan bahasa dalam karangannya yang ditunjukkan dari masih adanya kesalahan bahasa pada aspek tanda koma, titik, penulisan kata depan, dan pemakaian kata tidak tepat e. f. 40% siswa belum menampakkan kesungguhan dan aktif dalam melakukan tahap-tahap menulis 55% belum mencapai ketuntasan belajar menulis karena nilai hasil karangannya masih di bawah 65. Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator penelitian ini belum tercapai, peneliti berupaya menggali faktor penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan refleksi bersamasama. Adapun hasilnya sebagai berikut ini. a. Para siswa belum bisa membuat kerangka karangan secara lengkap karena mengikuti contoh yang diberikan, yakni membagi tulisan menjadi tiga bagian (pembukaan, isi, penutup). Hal ini akan diperbaiki dengan menerangkan dan memberi contoh kerangka karangan yang lebih tepat pada pembelajaran berikutnya. b. Para siswa kurang mampu mengembangkan poin-poin dalam kerangka karangan ke dalam paragraf-paragraf dan wacana yang lengkap dan

utuh serta memperbaiki isi karangannya (merevisi) karena umumnya kurang memahami peristiwa yang terdapat dalam gambar. Ini menunjukkan gambar seri yang menjadi sumber materi kurang jelas dan masalahnya tidak dikuasai para siswa. Faktor ini juga menjadi penyebab para siswa kurang antusias dan aktif dalam melakukan tahap-tahap menulis serta karangannya tidak mencapai nilai 65. Dengan kata lain, para siswa merasa asing dengan masalah kependudukan yang digambarkan sehingga mereka enggan untuk menulis sebaik-baiknya. Untuk menghindari terulangnya masalah tersebut, pada pembelajaran berikutnya, siswa akan diberi pilihan topik karangan dan yang diperkirakan dikuasai serta disukai mereka. c. Para siswa belum dapat memperbaiki kesalahan bahasa pada aspek yang dicontohkan karena kesulitan menemukan letak-letak kesalahan pada karangannya. Selain itu, waktu yang diberikan untuk melakukan tahap pengeditan juga dirasa kurang. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut pada pambelajaran berikutnya siswa akan dibantu dengan memberikan tanda tertentu pada kesalahan bahasanya dan waktu pengeditan akan ditambah 2. Siklus II Yang menjadi guru pada siklus ini adalah kepala sekolah sehingga guru kelas bersama dosen berposisi sebagai pengamat selama proses pembelajaran. Tindakan pada siklus kedua tetap menggunakan pendekatan proses 5 fase dengan materi menulis surat pribadi dan akan menerapkan hasil refleksi dari siklus I. Materi ajar diambil dari buku teks Bina Bahasa Indonesia halaman 58. Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan hasil tindakan siklus I. Selain itu, yang disiapkan adalah media yang berupa contoh-contoh surat pribadi yang ditulis siswa kelas V.1 tahun lalu (saat ini kelas VI). Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh sebagai berikut: (a) guru memberikan apersepsi, (b) guru menunjukkan beberapa contoh surat pribadi, (c) guru meminta siswa menyebutkan

bagian-bagian yang ada dalam surat pribadi dan memberi contoh cara menyusun surat pribadi, (d) guru meminta siswa menyusun kerangka surat dengan membebaskan siswa memilih topik dan orang yang dituju, (e) siswa diminta mengembangkan setiap poin dalam kerangka sehingga menjadi draf surat yang lengkap (f) draf surat selanjutnya diberi tanda-tanda oleh guru pada bagian-bagian yang perlu, yaitu pada masalah isi dan bahasa, (g) siswa melakukan revisi isi, (h) siswa melakukan pengeditan bahasa, (i) siswa menulis kembali karangan masing-masing serta memberikan ilustrasi sesuai keinginannya, (j) guru bersama siswa memajang semua surat pribadi pada papan displai, dan (k) dosen, guru, dan kepala sekolah mengevaluasi tulisan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus II. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran dengan aktivitas sebagai berikut ini. Pertemuan pertama (2 x 35 menit) diawali pemberian apersepsi dengan pertanyaan mengenai pentingnya komunikasi melalui surat dengan saudara atau teman. Selanjutnya guru menunjukkan contoh-contoh nyata surat pribadi juga contoh yang ada dalam buku teks, kemudian guru bersama siswa mengidentifikasi komponen-komponen yang terdapat dalam surat pribadi. Setelah siswa dinilai dapat memahami cara menyusun surat pribadi, mereka diminta membuat surat dengan topik dan tujuan surat yang dipilih sendiri melalui tahap penyusunan kerangka karangan terlebih dahulu, baru mengembangkannya menjadi surat yang lengkap. Meski demikian, bimbingan guru tetap diberikan kepada para siswa yang tampak mengalami kesulitan, baik dalam pemilihan topik surat maupun penyusunan kerangka karangannya. Surat yang sudah selesai dikumpulkan pada guru, yang akan diberi tanda-randa tentang kekurangan pada isi dan kesalahan bahasanya. Tanda-tanda tersebut untuk membantu siswa ketika melakukan revisi isi dan pengeditan bahasa yang akan dilakukan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua surat para siswa yang telah diberi tandatanda (menggunakan tinta merah) dikembalikan pada siswa masing-masing. Pertama-tama, guru memandu siswa dalam melakukan perbaikan isi surat berdasarkan tanda-tanda yang ada. Tanda yang digunakan adalah plus (+) berarti pada bagian itu perlu ditambah uraiannya, tanda panah ( )

10

berarti bagian itu perlu dipindah letaknya.sesuai arah panah. Bimbingan merevisi ini dilakukan dengan memanfaatkan satu per satu tanda sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk memperbaiki karangannya. Selanjutnya, guru memandu siswa untuk melakukan pengeditan bahasanya. Seperti halnya pada tahap revisi, pada pengeditan ini dilakukan dengan bimbingan menggunakan satu persatu tanda. Tanda tersebut adalah T untuk kesalahan pemakaian tanda titik, K untuk kesalahan pemakaian tanda koma, Sk untuk kesalahan penulisan singkatan, H untuk kesalahan penulisan huruf, dan KD untuk penulisan kata depan. Surat yang telah diperbaiki dikumpulkan kembali kepada guru. Pada pertemuan ketiga, surat yang memuat coretan-coretan sebagai tanda telah mengalami perbaikan dikembalikan kepada siswa. Selanjutnya, siswa diminta menulis ulang surat tersebut pada lembar kertas yang baru. Kalau sudah selesai, para siswa dapat memberi hiasan sesuai keinginanya supaya menarik kalau dipajang. Sebelum dipajang, surat-surat tersebut dinilai guru. namun nilainya tidak dituliskan pada surat melainkan langsung pada daftar nilai. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II ini diperoleh data sebagai berikut ini. a. b. 30% siswa belum dapat membuat kerangka karangan yang lengkap dan sesuai dengan urutan komponen surat 30% siswa belum dapat mengembangkan kerangka karangan menjadi surat yang lengkap, yakni ada yang masih mengembangkan poin tertentu pada kerangka karangannya dalam satu kalimat pendek (bukan sebuah paragraf) dan dua poin dikembangkan dalam satu paragraf. c. 30% siswa belum dapat memperbaiki isi suratnya yang kurang lengkap atau kurang runtut yang tampak dari tidak adanya perbedaan antara karangan yang belum direvisi dengan yang sudah d. 25% siswa belum dapat memperbaiki kesalahan bahasa dalam karangannya yang ditunjukkan dari masih adanya kesalahan bahasa yang sudah diberi tanda oleh guru e. 25% siswa belum menampakkan kesungguhan dan aktif dalam melakukan tahap-tahap menulis

11

f.

30% belum mencapai ketuntasan belajar menulis surat pribadi karena nilainya masih di bawah 65. Dari hasil refleksi yang dilakukan guru, kepala sekolah, dan dosen

diperoleh fakta-fakta dan rencana tindakan sebagai berikut ini. a. Siswa belum dapat membuat kerangka karangan secara runtut dan lengkap karena masih belum memahami cara menyusun kerangka karangan dan kesulitan ini akan diupayakan dengan memberi contoh lebih banyak. b. Siswa belum mampu mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan lengkap karena kurangnya penguasaan kosa kata. Hal ini akan diatasi dengan memberi tugas membaca dan membuat ringkasannya sebelum dilakukan tindakan siklus III. c. Siswa kurang maksimal dalam memanfaatkan tanda-tanda yang diberikan guru. baik pada aspek isi maupun bahasa. Ini disebabkan siswa masih belum memahami paragraf yang baik dan kurang baik serta kurang memahami mengapa pemakaian bahasa yang ditandai itu salah. Karena itu, pembetulan yang dilakukan hanya bersifat coba-coba sehingga perbaikan yang dilakukan masih juga salah. Kesulitan ini akan diatasi dengan cara guru memberi banyak contoh tentang paragrafparagraf yang baik dan penjelasan penyebab suatu pemakaian bahasa salah dan bagaimana membetulkannya. Selain itu, karena pemberian tanda-tanda kesalahan pada karangan sangat membantu siswa dalam melakukan perbaikan, langkah tersebut akan tetap diterapkan pada siklus berikutnya. d. Siswa kurang antusias dan aktif selama pembelajaran berlangsung karena beranggapan menulis surat sulit. Ini akan diatasi dengan pemberian reinforcement berupa pujian terhadap karangannya. 3. Siklus III Pada siklus ini kompetensi yang akan diajarkan adalah menulis pengalaman yang berkesan. Yang menjadi guru pada siklus ini adalah guru kelas V.1. Karena tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis, sebelum melaksanakan siklus III ini, penerapan fase-fase yang

12

berdasarkan hasil penerapan siklus I dan II dinilai belum berhasil diperbaiki untuk diterapkan lagi. Perencanaan tindakan dilakukan dengan merancang skenario pembelajaran dengan langkah-langkah : (a) guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang dianggap berkesan, (b) guru memberi contoh urutan karangan tentang suatu pengalaman yang berkesan, (c) guru meminta siswa menyusun kerangka karangan, (d) siswa diminta mengembangkan setiap poin dalam kerangka karangan sehingga menjadi draf karangan, (e) draf selanjutnya diberi feedback oleh guru pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki yakni kejanggalan isi dan kesalahan bahasanya, (f) siswa melakukan revisi isi (g) siswa melakukan pengeditan bahasa, (h) siswa menulis kembali karangan masing-masing serta karya memberikan ilustrasi sesuai keinginannya, (i) guru mengevaluasi

siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus terakhir ini, dan (j) guru dan kepala sekolah bersama siswa memajang semua karangan pada papan displai. Untuk mengukur ketercapaian siklus III didasarkan pada persentase siswa yang memenuhi ke-6 indikator yang telah dirumuskan. Target persentasenya tentu saja harus lebih besar dibandingkan persentase pada siklus II. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan guru dengan melakukan pembelajaran menulis dalam 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan pengalaman para tokoh yang terdapat dalam wacana yang telah dibaca pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya siswa diminta membaca tugas yang ada dalam buku teks halaman 123, yaitu tugas menulis pengalaman yang berkesan. Pertamatama dengan dibimbing guru, siswa memilih topik tentang hal menarik yang pernah dialaminya. Kemudian, topik tersebut dirinci menjadi sub-sub topik sehingga membentuk sebuah kerangka karangan. Siswa diminta memeriksa kelengkapan sub-sub topik serta urutannya dengan cara membandingkannya dengan contoh kerangka karangan yang ditunjukkan guru. Kalau dinilai sudah baik, siswa diminta mengembangkan masing-masing sub topik pada kerangka karangan menjadi paragraf-pargraf sehingga terbentuk sebuah karangan yang lengkap. Karangan yang sudah selesai dikumpulkan pada

13

guru. Selanjutnya guru membaca semua karangan dan memberi tandatanda pada bagian-bagian yang dinilai perlu diperbaiki, baik dalam hal isi maupun bahasanya. Adapun tanda yang dipakai sama dengan pada siklus II Pada pertemuan kedua, karangan dikembalikan kepada penulisnya masing-masing. Dengan bimbingan guru, siswa memperbaiki isi karangan dengan memanfaatkan tanda-tanda yang diberikan guru pada karangannya. Pada umumnya yang masih perlu direvisi adalah paragraf yang isinya belum lengkap. Untuk membantu siswa, guru memberikan contoh sebuah paragraf yang lengkap dan yang kurang lengkap pada kertas manila. Siswa diminta membandingkan paragraf-paragraf yang ditulisnya dengan yang dicontohkan guru. Siswa yang menemukan kekurangan pada tulisannya diminta melengkapinya. Selanjutnya, guru memandu siswa untuk memperbaiki pemakaian bahasanya dengan memanfaatkan tanda-tanda yang diberikan guru pada aspek bahasa. Kesalahan bahasa yang banyak dilakukan siswa adalah penulisan kata depan dan kata berimbuhan di-/di serta ke-/ke, yakni kata depan ditulis serangkai, sedangkan imbuhan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Untuk memperjelas pemahaman siswa, guru memberikan rumus di dan ke yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa memilki makna ning atau ing harus ditulis terpisah. Tampaknya siswa terbantu dengan penjelasan guru sehingga tahap pengeditan berlangsung lancar.Karangan yang sudah direvisi dan diedit, selanjutnya dikumpulkan pada guru untuk diberi paraf. Adapun penulisan ulang dilakukan di rumah dan dikumpulkan pada hari berikutnya untuk dipajang. Observasi yang dilakukan kepala sekolah dan dosen menghasilkan fakta-fakta sebagai berikut: a. 20% siswa masih membuat kerangka karangan yang kurang lengkap dan kurang tuntut b. 20% belum dapat membuat pengembangan kerangka menjadi karangan yang utuh dan runtut c. 25% siswa belum dapat memperbaiki isi karangan d. 15% siswa belum dapat memperbaiki pemakaian bahasanya e. 20% siswa belum menampakkan keaktifan dan kesungguhan dalam melakukan fase-fase menulis

14

f. 25% siswa masih mendapat nilai menulis di bawah 65 Berkaitan dengan hasil observasi di atas, guru, kepala sekolah, dan dosen melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut ini. a. Siswa belum dapat membuat kerangka karangan yang baik karena bimbingan yang diberikan guru tidak bisa maksimal mengingat jumlah siswa dalam satu kelas yang cukup besar, yaitu 48 orang. Pada pembelajaran menulis berikutnya masalah ini akan diatasi dengan meminta para siswa yang masih kesulitan dalam membuat kerangka karangan yang baik untuk duduk di deretan depan. Cara ini memungkinkan mereka mendapat bimbingan secara invidual lebih banyak. b. Masalah siswa belum bisa membuat pengembangan kerangka menjadi karangan yang utuh dan runtut dapat dikaitkan dengan hambatan yang dialami ketika membuat kerangka karangan. Dengan demikian, penempatan para siswa yang mengalami masalah ini pada tempat duduk di depan sekaligus sebagai upaya pengembangan karangan. c. Para siswa belum mampu memperbaiki isi dan bahasa dalam karangan, padahal sudah diberi tanda-tanda yang perlu dibehani karena mereka tidak berupaya memperbaikinya, Ini tampak dari fakta bahwa bagianbagian karangan yang telah diberi tanda oleh guru tidak diperbaiki siswa. Refleksi lebih lanjut mengenai hal ini mendapati bahwa para siswa beranggapan karangannya sudah jadi atau sudah baik sehingga tidak perlu diperbaiki lagi. Mereka juga menyatakan bahwa biasanya tugas menulis hanya sampai pada taraf itu, tidak ada kegiatan lanjutan. Untuk meluruskan pandangan siswa tersebut guru dan kepala sekolah akan menyampaikan cara menulis yang benar melalui berbagai kesempatan, misalnya melalui majalah dinding dan pengarahan saat upacara. Mengingat capaian pada siklus III yang telah sesuai dengan indkator yang dirumuskan, penelitian ini diakhiri. Namun demikian, karena masih terdapat hambatan dalam pembelajaran menulis seperti di atas, guru kelas V.1 memutuskan untuk tetap menerapkan tindakan pada pembelajaran menulis berikutnya. mengatasi masalah dalam

15

Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I hingga III di atas dapat dibuat rekapitulasi sebagai berikut: Persentase yang Dicapai No. 1 Indikator
Siswa mampu membuat kerangka karangan secara lengkap dan urut pada fase prapenulisan Siswa mampu mengembangkan kerangka karangan menjadi draf karangan secara lengkap dan runtut pada fase penulisan Sswa mampu memperbaiki isi karangan sesuai tanda-tanda dari guru pada fase revisi Sswa mampu memperbaiki bahasa karangan sesuai tanda yang diberikan guru pada fase pengeditan Siswa aktif dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tahap-tahap menulis Siswa mencapai ketuntasan belajar (karangannya memperoleh nilai minimal 65)

Siklus I 40%

Siklus II 70%

Siklus III 80%

50%

70%

80%

3 4

50% 60%

70% 75%

75% 85%

5 6

60% 45%

75% 70%

80% 75%

Perbandingan persentase yang dicapai pada siklus I, II, dan III menunjukkan adanya peningkatan pada keenam indikator. Peningkatan paling banyak terdapat pada indikator pertama, yaitu jumlah siswa yang dapat membuat kerangka karangan dengan baik dari 40% pada siklus I menjadi 70% pada siklus II. Peningkatan yang tinggi juga terjadi pada indikator keenam, yakni jumlah siswa yang mendapatkan nilai minimal 65, dari 45% pada siklus I menjadi 70% pada siklus II. Peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada indikator satu, dua, dan tiga yang masing-masing meningkat 20% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan yang kurang berarti terjadi pada indikator ketiga dan enam, yakni hanya mencapai 5% dari siklus II ke siklus III. Adapun secara umum dapat dinyatakan bahwa peningkatan keenam indikator dari siklus I ke II lebih tinggi dibandingkan dari siklus II ke III. Namun demikian, secara

16

keseluruhan ada peningkatan persentase pada semua indikator deri satu siklus ke siklus berikutnya. B. Pembahasan Hasil Penelitian Melihat pencapaian indikator-indikator penelitian antarsiklus dapat dinyatakan bahwa penerapan pendekatan proses 5 fase dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil menulis para siswa kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta. Dengan kata lain, aktivitas menulis yang dilakukan siswa melalui tahap prapenulisan, penulisan, revisi, pengeditan, dan pemajangan menghasilkan karangan yang kualitasnya baik. Ini menunjukkan aktivitasaktivitas dalam proses menulis berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Fenomena tersebut dapat dibenarkan jika dikaitkan dengan penelitian Baskoff (dalam Raimes, 1992:52) yang mengidentifikasi bahwa kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam karangan para siswa dapat dikaitkan dengan tahap-tahap yang dilalui selama aktivitas menulis berlangsung. Temuan tersebut juga sejalan perbaikan dengan hasil eksperimen Simpson (dalam Shaw, 1991) yang karangannya (tahap prapenulisan dan revisi), kekacauan mendapati bahwa pada siswa yang tidak melakukan tahap perancangan dan penempatan idenya lebih parah dibandingkan yang melakukannya. Temuan tersebut dapat dikaitkan dengan berbagai temuan Nunan (1988:89) bahwa guru yang menerapkan pendekatan tradisional hanya bertujuan agar hasil karangan siswa bebas dari kesalahan, sedangan guru yang menerapkan pendekatan proses lebih bertujuan agar siswa dapat menghasilkan karangan sebaikbaiknya dengan melalui proses memproduksi hingga memperbaiki Pembelajaran menulis dengan melatih siswa mengerjakannya melalui proses yang seharusnya, oleh Chan (1986:57) dinyatakan sebagai salah satu upaya mengasah kreativitas siswa. Pernyataan tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian Rea, Pittman, dan Valley terhadap 34 kelas menulis yang mendapati bahwa kelas-kelas yang menerapkan pendekatan tradisional (berorientasi pada produk) mendorong para siswa untuk mencontoh tulisan yang ada sehingga hal itu menghambat kreativitas mereka (dalam Chan, 1986:56) Fenomena siswa mencontoh tulisan yang sudah jadi merupakan hal yang memungkinkan terjadi karena satu indikasi dari pembelajaran menulis

17

yang berorientasi pada produk yaitu dilakukan dengan memberi tugas menulis sebagai tugas di rumah (Nunan, 1988: 16). Ini berarti dalam mengerjakan tugas menulis, para siswa tidak memiliki skemata tentang cara-cara yang harus dilakuinya untuk menghasilkan tulisan final (Shaw, 1991:225). Karena siswa tidak memiliki pengalaman yang seru ketika melakukan aktivitas menulis, sebagai konsekuensinya mereka memiliki sikap kurang positif terhadap tugas itu (Flower dan Hayes,1981: 271). Konsekuensi lanjutannya adalah setiap ada tugas menulis, siswa tidak termotivasi mengerjakannya sehingga hasil karangannya banyak yang mengecewakan (Shaw, 1991:229). Dari tabel 2 dapat dinyatakan bahwa pencapaian semua indikator pada siklus I masih rendah. Ini dapat dipahami mengingat pendekatan proses 5 fase baru kali pertama diterapkan. Hal tersebut juga terjadi pada kelas yang diteliti Chan (1986: 25) dan menurutnya yang menjadi penyebab adalah belum terbiasa atau terlatihnya siswa melalui tahap-tahap yang ada namun kegagapan tersebut akan hilang kala mereka telah menikmati hasilnya. Pernyataan itu sejalan dengan hasil penelitian ini, yakni adanya peningkatan yang tinggi pada persentase siswa yang mendapatkan nilai 65 atau lebih yaitu dari 45% pada siklus I menjadi 70% pada siklus II. Berkaitan dengan hal tersebut, para siswa menyatakan bahwa pemajangan karangannya menjadikan mereka berusaha membuat karangan selanjutnya yang lebih baik karena akan dibaca banyak orang, bukan hanya gurunya. Ini karangannya

menunjukkan adanya tahap publikasi telah memotivasi siswa untuk mengarang sebaik-baiknya. Fenomena tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kounin (dalam Borich, 1996: 271) yang menemukan bahwa kunci untuk mencegah pembelajar dari kebosanan dan kepasifan adalah mendesain kegiatan belajar yang memungkinkan mereka benar-benar melihat adanya penghargaan terhadap yang telah dilakukannya. Adapun menurut Tompkins (1995:106) pemajangan karangan siswa pada dasarnya sebagai upaya memberi penghargaan kepada siswa terhadap keryanya dan itu juga merupakan reinforcement positif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian tandatanda senagai feedback pada draf karangan siswa sangat membantu siswa dalam kegiatan memperbaiki karangannya. Menurut Choudron feedback

18

merupakan hal penting yang pasti terjadi di dalam interaksi pembelajaran yang baik (1988, 133). Menurutnya apapun yang dilakukan oleh pengajar, pembelajar mendapatkan masukan. Dari pandangan seorang pengajar bahasa, adanya umpan balik merupakan alat utama yang bisa memberitahukan kepada pembelajar mengenai ketepatan dalam menggunakan bahasa. Penggunaan umpan balik dalam rangka koreksi kesalahan berbahasa merupakan sumber pengembangan berbahasa yang sangat potensial. Bahkan oleh Allwright (1975: 98) dikatakan bahwa feedback mempunyai 3 fungsi, yakni sebagai pemberi reinforcement penguatan, information informasi, dan motivation motivasi. Feedback dapat memberikan pertimbangan pada pembelajar untuk mengulangi pemakaian pola-pola bahasa yang benar. Informasi yang ada pada feedback dapat digunakan oleh pembelajar untuk membenarkan atau tidak membenarkan dugaan-dugaan yang telah muncul dalam pikirannya terhadap suatu bentuk pemakaian bahasa. Adapun sebagai pemberi motivasi, feedback dapat mempengaruhi pembelajar untuk mencoba memperbaiki kesalahan bahasa yang terjadi. Ini disebabkan tidak adanya feedback akan timbul kecemasan akan gagal.. Dalam kegiatan koreksi kesalahan bahasa semua yang dilakukan guru dapat berfungsi sebagai feedback, seperti pengajar melakukan pengulangan pada ujaran yang salah (repetition), melakukan konfirmasi, melakukan klarifikasi, melakukan interupsi, memberikan contoh, memberi tanda cek atau tanda lainnya (clues), atau menerangkan (Walz, 1982:4). Pemilihan bentuk feedack harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan kaidah oleh pembelajar, kemajuan belajar yang telah dicapai, dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Day (dalam Chaudron, 1984:2) membedakan teknik pemberian feedback dalam kegiatan koreksi kesalahan menjadi 3, yaitu kegiatan koreksi tanpa feedback, dengan feedback secara langsung, dan dengan feedback secara tak langsung.

19

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi pada hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. (prapenulisan, Penerapan penulisan, revisi, pendekatan pengeditan, proses dan 5 fase dapat publikasi)

meningkatkan keaktifan dan kesungguhan siswa kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta dalam melakukan aktivitas menulis. Ini ditunjukkan dari meningkatnya persentase jumlah siswa yang memenuhi kriteria pada indikator tersebut, baik dari siklus I ke siklus II, maupun dari siklus II ke III. Peningkatan kualitas kerangka karangan, draf karangan, hasil revisi, serta hasil pengeditan juga mengindikasikan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran. b. Penerapan pendekatan proses 5 fase dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis. Ini ditunjukkan dari adanya peningkatan persentase jumlah siswa yang mendapatkan nilai minimal 65. Bahkan dari data nilai dapat dinyatakan bahwa sejak siklus I capaian nilai menulis para siswa kelas V.1 lebih tinggi dibandingkah nilai menulis sebelumnya. Adapun rentangan nilai pada siklus I adalah 40 - 70, pada siklus II 60 - 80, dan pada siklus III 60 - 90. c. Penerapan pendekatan proses 5 fase yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran adalah melalui prosedur sebagai berikut: (1) tahap prapenulisan dan penulisan dengan memberi contoh dan bimbingan intensif, (2) tahap revisi dan pengeditan dilakukan dengan memberikan tanda-tanda pada bagian yang perlu diperbaiki dalam karangan siswa sehingga mereka dapat memanfaatkan tanda tersebut untuk menemukan letak kekurangan atau kesalahan, dan (3) tahap publikasi dilakukan dengan memajang semua karangan siswa pada

20

papan di depan kelas sehingga para siswa mengetahui orang-orang yang membaca karangannya.

B. Saran-saran Berkaitan dengan hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut ini. 1. Hendaknya para guru SD tidak lagi menerapkan pendekatan menulis yang tradisional, yaitu memberi tugas menulis langsung jadi, atau pendekatan berorientasi pada produk karena hasil yang dicapai akan mengecewakan. fase 2. Hendaknya sekolah memberi perhatian pada ketersediaan tempat untuk memajang karangan para siswa meskipun dalam bentuk yang sederhana, misalnya triplek yang disandarkan pada dinding sehingga penerapan pendekatan proses 5 fase tidak mengalami kendala pada tahap publikasi. Akan tetapi, pendekatan yang perlu dipotimalkan penerapannya adalah pendekatan proses, terutama pendekatan proses 5

21

DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, dkk. (1995). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta; Erlangga.

22

Lampiran 1: Perangkat Pembelajaran a. Materi Pembelajaran MATERI UNTUK SIKLUS I

23

MATERI UNTUK SIKLUS II

24

MATERI UNTUK SIKLUS III

25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 2: Instrumen Penelitian Tindakan LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS Siklus Petunjuk No : I/II/III (Coret yang tidak sesuai) : Berilah tanda cek () pada kolom frekuensi yang sesuai. Frekuensi
Sangat Banyak > 75% Banya k 50% 75 % Cukup 25% 50% Sedikit <25% Tidak ada

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

4 5

Dapat memilih topik karangan yang sesuai dengan tema Dapat membuat kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih Dapat mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan secara lengkap Dapat memberi judul yang sesuai dengan isi karangan Dapat memperbaiki isi karangan sehingga menjadi lebih runtut (melakukan revisi)

26

6 7 8 9 10 11

Dapat memperbaiki pema-kaian ejaan dalam karang-annya Dapat memperbaiki pemi-lihan kata dalam karang-annya Dapat memperbaiki penyu-sunan kalimat dalam ka-rangannya Memiliki semangat yang tinggi dalam mengarang Memiliki motivasi yang tinggi untuk memajang karangannya Termotivasi untuk membaca karangan temannya PEDOMAN PENILAIAN KARANGAN SISWA

No. 1 2 3 4 5

Aspek Karangan yang Dinilai Organisasi isi Isi gagasan yang disampaikan Pemakaian ejaan Pemilihan kata Penyusunan kalimat

Bobot Penilaian 1-30 1-30 1-10 1-15 1-15 5-100

JUMLAH (RENTANGAN NILAI)

27

Lampiran 4 : Curicculum Vitae Tim Peneliti 1. Ketua Peneliti RIWAYAT HIDUP a. b. c. d. e. f. Nama lengkap Tempat/Tanggal Lahir Jenis kelamin Lembaga tempat kerja Jabatan Akademis/Gol NIP : Dra. Sumarwati, M.Pd. : Kudus : Perempuan : Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS : Lektor Kepala/IV.1 : 131658567

A. PENGALAMAN AKADEMIS
No. 1 2 Pendidikan/Pelatihan Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia (S1) IKIP Yogyakarta Jurusan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (S2) Pascasarjana IKIP Yogyakarta Tahun 1979 1985 1994 1997

B. PENGALAMAN PENELITIAN YANG RELEVAN


No. Judul Penelitian Tahun Ket.

28

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penguasaan Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah pada Mahasiswa FKIP UNS Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa pada Karangan Siswa Kelas V SD Negeri dan Swasta di Kodya Surakarta Analisis Pemakaian Bahasa dalam Laporan Pengabdian pada Masyarakat di FKIP UNS Pembelajaran Apresiasi Sastra yang Apresiatif: PTK pada Siswa SLTP Negeri 4 Surakarta (PTK) Karakteristik Pemakaian Bahasa dalam Karangan Narasi Siswa SD di Kota Surakarta. Pembelajaran Microteaching Berbasis Sekolah pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS (PTK)_ Penerapan Teknik Koreksi dengan Feedback Tak Langsung dalam Pembelajaran Analisis Kesa-lahan Bahasa pada Mahasiswa (PTK Keefektifan Pendekatan Proses dalam Pembelajaran Menulis di SMP (PTK) Pemakaian Bahasa Komunikatif untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita pada Sisws Kelas V.3 SDN 15 Surakarta Penerapan Pendekatan Proses 5 Fase untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menulis Siswa Kelas V.1 SD Negeri 15 Surakarta (PTK)

2000 2000 2001 2002 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Ketua Individu Ketua Ketua Individu Ketua Ketua Ketua Ketua Ketua

Surakarta, 2 November 2007 Yang Membuat, . Dra. Sumarwati, M.Pd. NIP: 131658567

2. Anggota Peneliti I a. Nama lengkap b. Tempat/tanggal lahir c. Jenis kelamin d. Lembaga tempat kerja e. NIP f. Alamat : Sudarsono WP, S.Pd. : Surakarta : Laki-laki : SD Negeri 15 Surakarta : 130576319 : Jati Rt. 03/V Cemani

A. PENGALAMAN AKADEMIS No. Pendidikan/Pelatihan Tahun

29

1 2 3 4

D2 Pendidikan Matematika Universitas Veteran Sukoharjo

1992-1994

S1 Pendidikan Matematika Universitas Widya Darma 1996-1999 Klaten Pelatihan Pengelolaan Administrasi Sekolah di Surakarta Pelatihan Penerapan KBK untuk SD di Ungaran 2001 2004

B. PENGALAMAN PENELITIAN (5 TAHUN TERAKHIR) No. 1 Judul Penelitian Perbedaan hasil Belajar Bilangan Berdasarkan Peragaan yang Digunakan pada Siswa Kelas V SD Negeri Kutosari Pembelajaran Bilangan Bulat dengan Menggunakan Alat Peraga Muatan pada Siswa Kelas V Sekolah dasar Pemakaian Bahasa Komunikatif untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas V SD Tahun 1999 Ket. Skripsi

2001

Tesis

2006

Anggota

Surakarta, 2 November 2007 Yang Membuat, . Sudarsono WP, S.Pd., M.Pd. NIP: 130576319

3. Anggota Peneliti II a. Nama lengkap b. Tempat/tanggal lahir c. Jenis kelamin d. Lembaga tempat kerja e. NIP f. Alamat : Drs. Suradi : Surakarta : Laki-laki : SD Negeri 15 Surakarta : 131026530 : Perum Bayan Indah No 2 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta HP: 08562830125

A. PENGALAMAN AKADEMIS

30

No. 1 2 3

Pendidikan/Pelatihan D3 Pendidikan Sejarah di Universitas Muhammadiyah Surakarta S1 Pendidikan Sejarah di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tahun 1986-1988 1990-1992

A.

PENGALAMAN PENELITIAN (5 TAHUN TERAKHIR) No. 1 Judul Penelitian Hubungan Minat Belajar Sejarah dan Prestasi Mata Pelajaran Sejarah Siswa SMP Kartasura 1 Pemakaian Bahasa Komunikatif untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal Cerita Matematika pada Siswa Kelas V SD Tahun 1992 Ket. Skripsi

2006

Anggota

Surakarta, 2 November 2007 Yang Membuat, . Drs. Suradi. NIP: 131026530

Lampiran 5 : Data Penelitian a. Daftar Nilai Karangan Siswa V.1


No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Abdau Rochman Tejo M. Agam Nata Widjaja Annisa Aprilia Riesky Arfelya Prestiana Arfian Tri Laksita Arini Widyawati Adyatma Revan Pradipta Barana Driya Santosa Benita Katri Cinantya No. Induk 4645 4647 4649 4650 4651 4652 4654 4655 4656 Nilai Siklus I 60 62 50 70 75 60 50 67 60 Siklus II 61 70 60 72 75 62 60 70 62 Siklus III 70 72 80 75 80 60 63 75 61

31

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48

Bimo Arif Hidayat Prayoga Bulan Berlinda Anjani Chintya Amelia S. Denovan Riefky Vireal P. Dika Sekar Dwi Utami Faren Andika Putri Fitri Ardiyanti Putri Grenda Audia Wuryas Pradita Hakim Aulia Rahman Gusti Haribowo Setyo Pambudi Indira Meidina Ivana Kusumadewi Khairina Cintya Kusuma Muhammad Adtya Milyarwan Muhammad Ilhah Anjasmoro Muhammad Reza Irawan Muhammad Zulfikar Baihaqi Odhie Dhanis Fajar Pamungkas Oktaviana Kurnia W. Rahardiyan Proharyo Rhona Kharisma Apsari Roya Sukma Adam Tatiara Sanjani Taufan Putra Prasetyo Tiara Intania Suseno Varriel Handhita Serevian Vega Tiara Anaditya Widya Sekar Tanjung Yulaikha Puspaningrum Muhammad Rifki Hartanto Natasha Ayu Kusumaningrum Jessica Kusumadewi Rara Rose Kumaladewi Ahmad Nugroho Isma Raulia S. Muh. Syamsul B. Juhan Rehana Ardanes Axel Bramasta Nigel Bramantya

4657 4658 4659 4662 4663 4665 4666 4667 4668 4669 4670 4671 4672 4674 4675 4676 4677 4682 4683 4684 4686 4687 4688 4689 4690 4691 4692 4693 4694 4697 4968 4964 4976 5087 5090 5091 4672 4653 4680

50 68 62 56 72 70 56 62 75 60 75 61 55 65 70 58 72 70 71 60 50 70 45 54 72 57 60 65 61 62 77 61 58 76 75 68 68 62 72

60 70 60 62 75 72 58 80 77 62 75 60 60 75 80 65 77 75 76 70 65 72 60 55 75 80 70 72 80 65 80 70 68 75 70 75 70 82 85

60 72 62 60 78 80 61 75 80 60 77 60 60 78 85 70 80 75 77 80 70 76 62 60 78 80 75 75 90 70 85 77 70 75 75 72 68 85 90

b. Contoh Karangan Siswa

32

c. Dokumentasi Pelaksanaan Tindakan

33

Foto 1: Aktivitas Pembelajaran Menulis Siklus I

Foto 2: Pemajangan Karangan pada Siklus I

34

You might also like