You are on page 1of 4

UNIVERSITAS INDONESIA

(Fastener Stainless Steel Type 304 on Seawater)

ARDILES JEREMIA SITORUS 0806455603

FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL DEPOK

I. Definisi
Korosi celah merupakan korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen. Korosi jenis ini dapat terjadi pada celah sempit yang dapat terbentuk karena : 1. Susunan yang geometri, seperti paku payung, pembuatan las, pengabungan benang. 2. Menghubungkan logam dengan padatan yang bukan logam, seperti plastik, karet, kaca . 3. Lapisan pasir, kotoran atau hasil korosi pada permukaan logam yang dapat ditembus air (jenis korosi yang dihubungi menuju lapisan yang di serang). Sebelumnya penggunaan korosi celah (Crevice Corrosion) hanya untuk serangan terhadap paduan-paduan yang oksidasinya terpastikan oleh ion-ion agresif seperti klorida dalam celah-celah atau daerah-daerah permukaan logam yang tersembunyai. Sekarang, korosi celah memperoleh banyak sebutan lain, diantaranya korosi aerasi diferensial dan korosi sel konsentrasi. Istilah-istilah inilah yang mengarah ke aspek mekanisme-mekanisme korosi didalam celah atau retakan. Selain dua istilah diatas ada juga nama-nama lain yang biasanya tidak umum seperti korosi deposit, korosi retakan, korosi paking, dan lain-lain.

II. Faktor Penyebab


Faktor faktor yang dapat mempengaruhi korosi celah, antara lain : 1. Geometrical Geomerical ini terdiri dari tipe celah, besar celah, dan kedalaman celah.

2. Lingkungan Lingkungan yang dapat mempengaruhi antara lain bulk solution

(kandungan O2, pH, level chlorida, temperatur), transport massa, difusi dan konveksi, dan pengaruh biological. 3. Reaksi elektrokimia

Pemutusan Logam ( Metal Dissolution ),Reduksi oksigen, dan Evolusi

Hidrogen 4. Metallurgical Komposisi paduan ( element mayor, element minor, pengotor ), karakteristik lapisan pasif. Skema Geometri Crevice Corrosion

Gambar diatas merupakan skema geometri dari korosi celah. Substratnya merupakan material logam dan dipisahkan dari crevice former oleh sebuah gap (g), dimana untuk celah yang ideal bersifat konstan sepanjang panjang celah ( l ).

III. Mekanisme
Dalam terjadinya korosi celah, ada beberapa tahapan. Tahapan tahapan itu, antara lain : 1. Korosi terjadi karena normal baik di dalam dan diluar celah Reaksi anodik Reaksi katodik : M Mn+ + ne: O2 + 2H2O + 4e- 4OH-

Muatan positif dari ion logam secara elektrostatik diserang oleh OH-. 2. Pada tahapan ini, reaksi katodik yang berada di dalam celah mengkonsumsi banyak dari oksigen yang tersedia, sedangkan supplay oksigen ke dalam celah terbatas karena perpindahannya ke dalam celah cukup lambat melalui mekanisme difusi. Terbentuk sel elektrokimia dimana lokasi dalam celah dengan kandungan oksigen lebih kecil berfungsi sebagai anoda, dan lokasi di luar celah sebagai katoda .

3. Karena celah kelebihan muatan positif yaitu kation logam yang larut, maka Cl- dan OH- berdifusi kedalam celah untuk mempertahankan minimum potensial energi. Metal chloride terbentuk. Hidrolisis dari metal chloride pH rendah MCln + nH2O M(OH)n + n HCl 4. H+ akan masuk ke dalam celah mengkompensasi ion positif yang berpindah keluar celah sehingga keasaman di dalam celah semakin meningkat.Lebih banyak Mn+ ion menyerang lebih Cl- yang membuat pH semakin rendah didalam celah, metal dissolution menjadi dipercepat dan ion Mn+ akan dihasilkan yang membuat pH menjadi lebih rendah.

IV. Contoh
Contoh dari jenis korosi ini adalah fastener stainless steel type 304 yang berada pada air laut (seawater).

V. Referensi
ASM Handbook Vol.13. Corrosion ASM Handbook Vol.13 A Corrosion, Fundamental, Testing, and Protection. Rashidi, Navid. Crevice Corrosion Theory, Mechanisms and Prevention Methods.

You might also like