You are on page 1of 3

R amadhan adalah bulan terindah yang dikaruniakan Allah swt kepada hamba-hamba-Nya yang

menginginkan derajat ketaqwaan. Bulan penuh ampunan ini di dalamnya ditawarkan banyak sekali
mata pelajaran yang apabila mampu ditempuh dengan baik sampai pada ujian akhir, maka orang
tersebut berhak menyandang gelar muttaqin.

Sebelum memasukinya, diperlukan banyak firoh, sedang penghujungnya adalah pembebasan


persiapan baik materi maupun immateri. Sejenak dari api neraka. Maka perbanyaklah empat hal,
kita perlu renungi dan pikirkan bagaimana agar ki- yang dua untuk memperoleh ridho Allah, yaitu
ta mampu memaknai tiap amal ibadah yang akan bersyahadat dan beristighfar. Adapun yang dua
kita laksanakan di bulan Ramadhan. Selanjutnya hal lagi yang pasti kalian butuhkan, yaitu kalian
kita buat perencanaan dan persiapan yang matang minta surga kepada-Nya dan mohon perlindungan
serta manajemen yang jitu terhadap rohani, jasma- dari api neraka. Siapa yang memberi minum
ni, ilmu, amal, waktu, dan hawa nafsu kita agar orang yang berbuka, maka di padang mahsyar
kesempatan emas dari tiap detik berharga yang te- Allah akan memberinya minum dari telaga Allah
lah diberikan oleh Allah swt dapat kita manfaat- dengan minuman yang dia tidak merasa haus.”
kan sebaik mungkin dan tidak ada yang sia-sia. Begitulah kurang lebih pesan Rasulullah
Kita terapkan target yang ingin dicapai, yaitu me- tentang berbagai keutamaan Ramadhan berikut
raih derajat ketaqwaan atau paling tidak dosa-dosa amalan-amalan yang baik untuk disertakan di
kita dapat diampuni. Semua tentu saja butuh kerja dalamnya. Begitu berharganya waktu Ramadhan
keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. sehingga diperlukan penjadwalan yang ketat ter-
Mari kita simak pesan yang disampaikan hadap amal ibadah kita. Sejenak kita jauhi hiruk
oleh Rasulullah saw menjelang bulan Ramadhan, pikuk dunia materi, kita renungi segala kealpaan
“Wahai sekalian manusia, bulan besar yang pe- dan kelalaian diri untuk kita koreksi, kemudian
nuh barokah telah menaungi kalian. Bulan yang kita tata kembali orientasi hidup dan kita siapkan
di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik agar kehidupan selanjutnya lebih baik lagi. Di
dari seribu bulan. Bulan yang Allah jadikan penghujung bulan Sya’ban Rasulullah pernah
puasanya sebagai kewajiban dan shalat pada ma- bersabda, “Barang siapa yang bergembira mema-
lam harinya sebagai sunnah. Siapa yang mende- suki bulan Ramadhan, maka sungguh jasadnya
katkan diri kepada Allah dengan satu bentuk ke- diharamkan untuk masuk ke dalam api neraka.”
baikan, maka samalah dengan orang yang me- Bergembira di sini maksudnya lebih dite-
ngerjakan satu fardlu dibulan lainnya. Dan siapa kankan pada kegembiraan menyambut dengan
yang mengerjakan satu fardlu di dalamnya, maka persiapan optimal seorang hamba untuk ber-
sama dengan orang yang mengerjakan tujuh pu- munajat dan mendekatkan diri pada Allah. Bukan
luh fardlu di bulan lainnya. Ia adalah bulan sa- kegembiraan yang diluapkan dengan meledakkan
bar, sedangkan pahala besarnya surga. Ia adalah petasan atau apa pun yang tidak jelas tuntunannya.
bulan santunan dan bulan di mana rizki seorang
mukmin akan ditambah. Siapa yang memberi Manajemen Ramadhan
buka orang yang berpuasa di dalamnya, maka Yang perlu digarisbawahi dalam mengha-
yang demikian itu pengampunan bagi dosa- dapi bulan Ramadhan adalah manajemen, seperti:
dosanya, pembebasan dari api neraka, dan mem- Rohani. Hal yang pertama kali harus kita
peroleh pahala yang sama dengan orang yang persiapkan adalah rohani kita. Jauh-jauh hari kita
berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun biasakan diri kita melakukan puasa sunnah dan
pahalanya...” shalat malam sehingga pada bulan Ramadhan kita
Para sahabat bertanya, ”Ya Rasulullah, bisa lebih berkonsentrasi pada peningkatan kuali-
tidak setiap kami mendapati apa yang akan tas ibadah. Sudah tidak kita pikirkan lagi rasa la-
diberikan untuk buka orang yang berpuasa?” par dan haus. Kita harus bangun pagi untuk sa-
Rasulullah menjawab, “Allah memberikan hur, rasa kantuk tidak lagi menjadi masalah kare-
pahala ini kepada siapa yang memberi buka pu- na kita sudah terbiasa. Di saat orang lain baru me-
asa dengan satu biji kurma atau seteguk air atau nyesuaikan jadwal tidur dan bangun, kita sudah
seteguk susu yang sudah dicampur dengan air khusyuk bermunajat kepada Allah. Kemudian kita
sekalipun. Ia adalah bulan yang permulaannya sucikan hati kita dari kotoran dunia yang berbau
adalah rahmat, pertengahannya adalah magh- syirik, iri, dengki, hasut, dan takabur. Kita bersih-
kan kaca lampu hati kita agar jernih sehingga kebanyakan kita belum mempunyai tabungan
mampu menangkap cahaya yang terang yang Ramadhan.
akhirnya ikut terang pula hati dan jiwa raga kita. Waktu. Mengingat begitu singkatnya
Jasmani. Hal lain yang sangat berkaitan waktu Ramadhan, maka kita dituntut untuk
dengan rohani dan perlu mendapat perhatian khu- pandai-pandai mengelolanya. Kita bisa
sus dari kita adalah persiapan jasmani. Agar ketika manfaatkan waktu fajar untuk membaca dan
Ramadhan tiba, kondisi fisik kita dalam keadaan menghafal ayat-ayat Alquran, berdzikir, dan
sehat wal afiat sehingga kita bisa beribadah merenung akan keagungan Allah. Lalu pagi
dengan khusyuk. Berkaitan dengan manajemen sampai siang atau sore kita isi dengan kegiatan
rohani, perlu kita pertanyakan pada diri kita akademik kita (ngampus). Kalau masih ada waktu
masing-masing, sudah siapkah panca indera kita di sore hari kita bisa membaca buku-buku yang
untuk berpuasa? bermanfaat, mendengarkan pengajian atau pun
Kita kendalikan lidah kita dari ucapan menghadiri majelis taklim. Malamnya kita
yang sia-sia, dari kata-kata bohong, menggunjing, istirahat sebentar untuk kemudian kita
mencela orang, dsb. Kita basahi dengan dzikir dan melaksanakan shalat tarawih, berdzikir, dan sebisa
selalu bersyukur serta beristighfar kepada Allah. mungkin mendekatkan diri kepada Allah. Dan
Mata pun wajib kita kendalikan dan kita tutup sehabis shalat tarawih kita bisa mengerjakan
rapat dari hal-hal yang dilarang dan diharamkan. tugas-tugas yang belum kita selesaikan. Namun
Dengan begitu hati kita pu menjadi bersih, tenang, kesemuanya di atas hanyalah contoh belaka, kita
dan tenteram sehingga bertambah keimanan kita. bisa saja mengatur jadwal kita sendiri asal jangan
Kemudian, telinga yang sudah terbiasa lupa antara agama dan duniawi kita dahulukan
mendengar ayat-ayat suci Alquran dan pengajian- agama, mengingat ini bulan Ramadhan.
pengajian, akan lebih bisa menjauhkan pemiliknya Jangan lupa pula sebelum matahari
dari perilaku-perilaku yang menyimpang, godaan terbenam, ketika rasa lapar demikian mendekat,
syetan, dan pikiran-pikiran yang mengarah pada bibir dan tenggorokan terasa kering, ketika itulah
dosa. Perut kita belum bisa dikatakan berpuasa ke- saat teragung bagi kita untuk memanjatkan doa,
tika masih dimasuki makanan-makan-an yang ha- memohon sesuatu kepada Allah. Karena pada saat
ram, makanan yang diperoleh dari jalan riba, ko- itu Allah memberikan hak pinta kepada orang
rupsi, menipu, dsb. Sungguh itu hanya akan mem- yang berpuasa yang telah mengikhlaskan diri
buat hati kita mengeras dan meredup cahayanya. menahan semua hawa nafsunya di siang hari.
Ilmu. Agar segala amal ibadah kita Sayang tidak banyak orang yang menyadari hal
didasari dengan landasan yang kuat, dan tidak ini. Kebanyakan orang lebih berkonsentrasi pada
hanya ikut-ikutan saja apa yang dikatakan dan hidangan yang disediakan untuk berbuka, dan
dikerjakan orang, maka kita perlu mempelajari cenderung melakukan aksi “balas dendam” ketika
ilmunya. Dengan ilmulah kita mengetahui apa telah dihalalkan baginya makan dan minum.
yang menjadi rukun dan syarat sahnya puasa. Hal- Sangat sedikit orang yang mau berpikir,
hal apa saja yang dibolehkan dan apa saja yang merenung, dan memaknai teguk demi teguk air
diharamkan, hal-hal apa saja yang membatalkan yang diminumnya.
dan merusak puasa, sekaligus amalan apa saja Hawa nafsu. Suasana kondusif pada bulan
yang diutamakan pada bulan Ramadhan. Ramadhan membantu kita untuk mengendalikan
Amal. Pada bulan Ramadhan kita diberi segala hawa nafsu kita. Kecenderungan orang
kesempatan untuk berdagang dengan Allah untuk berbuat baik pada bulan itu lebih besar dari
dengan keuntungan yang berlipat ganda, serta biasanya. Akan tetapi, ada juga orang yang tidak
tidak ada istilah rugi bagi siapa saja yang ikhlas peduli akan kehadiran Ramadhan. Kemaksiatan
menjalankannya. Tergantung pada diri kita tetap saja mereka lakukan. Hendaknya kita jaga
masing-masing, mampukah kita memanfaatkan agar jangan sampai rapor kita banyak nilai
waktu singkat satu bulan ini untuk meraup merahnya yang disebabkan dosa dan kemaksiatan
keuntungan sebesar-besarnya. Kalau perlu, kita yang masih kita lakukan. Kita kendalikan betul
bisa buat daftar amalan yang akan kita laksanakan nafsu amarah dan ketika kita berbuka pun kita
untuk kemudian kita adakan muhasabah (koreksi), masih dituntut untuk mengendalikan nafsu yang
apakah sudah cukup amalan kita, pertahankan, berlebih-lebihan. Padahal Allah telah berfirman,
atau harus kita tambah lagi. Kemudian hal yang “Makan dan minumlah kamu, dan janganlah
perlu kita lakukan namun seringkali luput dari berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
pehatian kita adalah pengadaan tabungan orang-orang yang berlebih-lebihan.” Akan lebih
Ramadhan. Kita bisa kumpulkan uang untuk indah kalau makanan kita yang berlebihan itu kita
kemudian kita infaq-kan pada bulan Ramadhan. bagikan kepada orang yang lebih membutuhkan,
Seperti halnya ibadah haji, banyak dari kita yang seperti yang telah dipesankan Rasulullah saw
mempersiapkannya dengan tabungan haji, namun menjelang bulan Ramadhan.
ulkhaq_redsfans@yahoo.co.id

You might also like