Professional Documents
Culture Documents
Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anakanaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan.
manusia dan pengabdian
PENGABDIAN Pengertian pengabdian menurut WJS. Poerwodarminto adalah hal-hal yang berhubungan dengan mengabdi. Mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada suatu yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti pengorbanan. Dimana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga. Dengan begitu,Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, honnat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Macam-macam Pengabdian Munculnya pengabdian karena ada Tanggung Jawab, maka pengabdian dibedakan menjadi beberapa macam antara lain, : a. Pengabdian terhadap Tuhan YME yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh pengorbanan.Misalnya : shalat,zakat,puasa. b. Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggng jawab terhadap masyarakat. c. Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang melindunginya. d. Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa iktu bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan bangsa. e. Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya. Sehinggga tindakannya sematamata demi harta, bahkan rela berkorban untuk mempertahankan hartanya.
Artikel Bali - Anatta Gotama MOTIVASI DARI PENGABDIAN MANUSIA Posted by Anatta on 2006-10-09 [ print artikel ini | dilihat 944 kali ]
Para sahabat terkasih, tulisan ini adalah tulisan dari Bapak Jusuf Achmad - seorang sahabat kita di milis spiritual - yang terinspirasikan oleh sebuah tulisan di sebuah web seperti pengakuannya berikut ini. Saya mencoba memperkenalkan konsep yang pertama kali saya dapat dari www.zetatalk.com yang membagi kecenderungan manusia menjadi service-to-self dan service-to-others. Saya sependapat bahwa inilah tujuan hidup didunia sekarang (3rd Density lihat zetatalk). Apakah kecenderung kita ke pengabdi-diri-sendiri atau pengabdi-pihak-lain
(ini istilah saya dlm bhs. Indonesia. Ada usulan lain?) dengan definisi yang sebut di bawah. Saya melihat suatu substansi yang relevan dengan topik pokok yang saya rancang dengan judul NATURE OF THE SELF. Oleh karenanyalah saya berniat menyantumkannya dalam topik pokok itu dalam kesempatan ini. Dalam kesempatan ini pula saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Jusuf Achmad, sekaligus mohon ijinnya untuk mencantumkan tulisannya dalam topik ini. Bagi para sahabat, saya ucapkan selamat menyimaknya dan semoga berkenan adanya.
Yusuf Ahmad - Versi 2.1 1999-12-12 Dengan Nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang Segala Puji Hanya bagi Allah Pemilik semua Kehormatan, Keagungan, Ketinggian karena segalanya berasal dari-Nya Pencipta Alam Semesta Pemilik Alam Raya dengan segala isinya baik benda nyata maupun yang maya Maha Pemurah yang senantiasa memberi dengan penuh kecintaan yaitu memberi tanpa pamrih, yang memberikan dan mengembangkan segala sesuatu tanpa diminta dan tanpa mengharap suatu balasan Maha Penyayang yang senantiasa memberi dengan yang jauh lebih baik dari yang diterima-Nya, membalas seketika dengan yang lebih baik Pemilik Hari Pembalasan Pemilik tunggal atas kekuasaan untuk menganjar, Pemilik tunggal kebenaran mutlak, penguasa atas segala sesuatu dimasa datang karena Dia penguasa disaat ini dan dimasa lalu Hanya Engkau yang kami sembah kami tidak terdominasi oleh siapapun atau oleh apapun selain oleh kecintaan Engkau Dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan sumber kekuatan hakiki hanya ada pada Engkau karena segala sesuatu berasal dari Engkau, dari manapun kekuatan datang kalau ditelusuri akhirnya berasal dari Engkau jua. Engkaulah sumber utama kekuatan, kami senantiasa memohon kekuatan dari Engkau karena kami tidak mempunyai sumber kekuatan hakiki apapun Tunjukilah kami pada jalan yang lurus jalan orang orang yang senantiasa memberi tanpa pamrih, memberi karena kecintaan tanpa ada kepentingan untuk diri sendiri Jalan orang orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka jalan orang orang yang bukan saja memberi tanpa pamrih bahkan senantiasa membalas kebaikan pihak lain dengan yang jauh lebih baik dari yang diterima bukan atas mereka yang dimurkai jadi seyogyanya menghindari diri dalam merasa memiliki kebenaran mutlak, merasa mempunyai hak untuk mendominasi pihak lain, merasa masa depan orang lain ada di tangan kita, singkatnya merasa berkuasa atas pihak lain dan bukan pula yang sesat jadi seyogyanya menghindari diri dalam merasa senantiasa patut mendapat pujian, kehormatan, ketinggian, merasa yang memiliki hak mutlak atas manusia, harta, ilmu dan alam yang ada dalam titipan kita, merasa pihak lain patut terdominasi oleh kelebihan maupun kekurangan kita, merasa tidak memerlukan pertolongan dari pihak lain, malah merasa tanpa diri kita hancurlah kehidupan di sekeliling kita. Tujuan Hidup menurut AL-FATIHAH Memilih diantara dua alternatif yaitu merefleksikan sifat sifat Tuhan yang mengarah menjadi Pengabdi-pihak-lain (ArRahman & Ar-Rahim) atau Pengabdi-diri-sendiri. PENGABDI-PIHAK-LAIN, bukan berarti tidak ada perhatian sama sekali terhadap diri sendiri, sehingga misalnya tidak makan sama sekali yang berarti bunuh diri. Tapi senantiasa berusaha mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. Perhatiannya sama besar baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain. Apa yang tidak patut diperlakukan terhadap dirinya tidak patut pula diperlakukan terhadap pihak lain. Senantiasa memberi dengan kecintaan tanpa pamrih dan
membalas kebaikan pihak lain dengan yang lebih baik hanya karena kecintaan. Senantiasa melakukan yang tersurat dalam tafsir Al-Fatihah. PENGABDI-DIRI-SENDIRI, hampir sepanjang waktu hanya memikirkan diri sendiri. Senantiasa merasa patut mendapat pujian, merasa kepemilikan atas harta, ilmu, anak-istri-suami adalah mutlak bagi kepentingan dirinya, mendominasi pihak lain yang menurutnya demi kebaikan adalah haknya yang tidak dapat digugat, tidak memberikan pilihan kepada pihak lain (terutama anak-pasangan-keluarga). Menjadikan kelebihan maupun kekurangan sebagai senjata untuk kepentingan diri. Merasa terusik oleh kelebihan maupun kekurangan pihak lain. Sepertinya tidak membutuhkan pihak lain bahkan merasa dirinya-lah sebagai dewa penyelamat.
manusia...???
Semua aktifitas itu dilakukan oleh semua kalangan, semua golongan, semua umur dari manusia. Tidak memandang dia tua ataupun muda, miskin ataupun kaya, manager maupun staff, di Amerika maupun Indonesia, berkulit putih maupun hitam, dll. Pada intinya dilakukan oleh semua lapisan manusia di bumi ini. Itu semua sudah kodrati dari diri seorang manusia, seperti yang tertulis dalam sebuah artikel tentang Ilmu Sosial
Budaya Dasar, manusia itu digolongkan sebagai berikut ini : 1. Manusia sebagai makhluk budaya 2. Manusia dan peradaban 3. Manusia sebagai individu, makhluk sosial dan mahluk religius 4. Manusia, keragaman dan kesederajatan 5. Manusia, moralitas dan hukum 6. Manusia, sains dan teknologi 7. Manusia dan lingkungan. Sekarang mari kita bahas satu persatu dari point-point diatas : Manusia sebagai makhluk budaya Manusia sebagai makhluk budaya yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab.Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. KONSEP-KONSEP BUDAYA DASAR Manusia dan Keadilan Keadilan merupakan salah satu modal dasar bagi kehidupan terartur manusia. Keadilan mengacu suatu tindakan baik bagi kehidupan yang mesti dilakukan oleh setiap manusia. Manusia dan Penderitaan Penderitaan adalah rasa tidak menyenangkan yang setiap orang secara kemanusiaan ingin menghindarinya. Ini melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia. Manusia dan Cinta Kasih Cinta kasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan belas kasih dan kemesraan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi. Manusia dan Tangung Jawab Tanggung jawab adalah kewajiban melakukan keharusan tugas tertentu. Dasar tanggung jawab adalah hakekat keberadaan manusia sebagai mahluk yang mau menjadi baik dan memeperoleh kebahagiaan. Manusia dan Pengabdian Pengabdian diartikan sebagai perihal perilaku berbakti atau meperhamba diri kepada tugas yang (dianggap) mulia. Manusia dan Pandangan Hidup Pandangan hidup berkenan dengan eksistensi manusia di dunia dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama dan dengan alam tempat kita berdiam. Manusia dan Keindahan Eksistensi manusia di dunia diliputi oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta keindahan bagi kehidupan. Manusia dan Kegelisahan Kegelisahan adalah merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tentram (hati maupun perbuatannya), rasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah laku. Kegelisahan adalah salah satu ekspresi kecemasan. Manusia dan peradaban Konsep peradaban yang berasal dari kata adab yang intinya teratur dan dapat berarti ahlak atau kesopanan serta kehalusan budi pekerti berhubungan erat dengan konsep nilai moral, norma, etika dan estetika yang ada di masyarakat. Oleh karena itu kebutuhan akan adab dan peradaban berhubungan dengan kebudayaan dan organisasi sosial. Manusia sebagai individu, makhluk sosial dan mahluk religius Manusia sejak awal lahirnya adalah sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri, masyarakat dan kepada Sang Pencipta. Manusia, keragaman dan kesederajatan Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, ditandai oleh keragaman suku bangsa, agama dan
kebudayaan. Keragaman tersebut merupakan kekayaan budaya yang membanggakan, tetapi pada sisi lain mengandung potensi masalah konflik. Jadi keragaman tersebut haruslah dapat dicari solusinya dengan semangat pluralisme, keterbukaan dan mengembangkan kesederajatan. Manusia, moralitas dan hukum Manusia sebagai makhluk social dan berbudaya pada dasarnya dipengaruhi oleh nilai-nilai kemanusiaan. Nilai tersebut berupa: etika yang erat hubungannya dengan moralitas, maupun estetika yang berhubungan dengan keindahan. Dalam realitas sosial, pengembangan supremasi hukum sangat tergantung pada empat komponen, yaitu : 1. Materi hukum 2. Sarana prasarana hukum 3. Aparatur hukum 4. Budaya hukum masyarakat. Tatkala terjadi dilema antara materi hukum, konflik diantara penegak hukum, kurangnya sarana dan prasarana hukum, serta rendahnya budaya hukum masyarakat, maka setiap orang (masyarakat dan aparatur hukum) harus mengembalikan pada rasa keadilan hukum masyarakat, artinya harus mengutamakan moralitas masyarakat. Demikian pula dalam pengembangan estetika yang akan menjadi wujud budaya masyarakat sangat mungkin terjadi dilema dan benturan dengan nilai etika. Manusia, sains dan teknologi Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan. Manusia dan lingkungan Secara alamiah manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia sebagai pelaku dan sekaligus dipengaruhi oleh lingkungan tersebut. Perlakuan manusia terhadap lingkungannya sangat menentukan keramahan lingkungan terhadap kehidupannya sendiri. Manusia dapat memanfaatkan lingkungan tetapi perlu memelihara lingkungan agar tingkat kemanfaatannya bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bagaimana manusia mensikapi dan mengelola lingkungannya pada akhirnya akan mewujudkan pola-pola peradaban dan kebudayaan.
MANUSIA DAN PENGABDIAN Pengabdian adalah perbuatan baik berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, antara lain kepada raja,cinta kasih saying,hormat,atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya adalah rasa tanggung jawab.apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore hari di beberapa tempat untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga,berarti mengabdi kepada keluarga,karena kasih sayang kita kepada keluarga. Lain halnya bila keluarga kita membantu teman, yang berada dalam kesulitan,mungkin diperlukan waktu berhari-hari untuk menyelesaikannya sampai tuntas.itu bukan pengabdian,tetapi bantuan saja. Pengabdian dapat juga diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung dari apa yang diabdikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan berbakti juga kepada kedua orangtuanya, biarawan/wati yang mengabdi kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga, ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang bersangkutan. A.Pengabdian kepada keluarga Pada hakekatnya manusia hidup berkeluarga.hidup berkeluarga ini didasarkan atas cinta dan kasih saying.kasuh saying pengandung pengertian pengabdian dan pengorbanan. tidak ada
kasih saying tanpa pengabdian. Apabila kasih saying tidak di sertai pengabdian, berarti kasih sayang itu palsu atau semu. Pengabdian kepada keluarga dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak. Istri kepada suami dan anak-anak, atau anak-anak kepada orang tuanya. B.Pengabdian kepada masyarakat Manusia adalah anggota masyarakat. Ia tak dapat hidup tanpa orang lain, karena tiap-tiap orang saling membutuhkan. Bila seorang yang hidup di masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkam diri,maka apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa,ia tidak mendapat bantuan dari masyarakat.cepat atau lambat, ia akan menyadari dan menyerah kepada masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama baiknya pula. Bila ramaja masyarakat kampungnya terkenal dengan remaja berandal, suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain, maka ia juga akan merasa malu. C.Pengabdian kepada Negara Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga negara.karena itu, seorang warga akan mencintai bangsa dan negaranya, yang biasanya di wujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada cinta tanpa pengabdian. D.Pengabdian kepada tuhan Sebagai makhluk ciptaan tuhan, manusia wajib mengabdi kepada tuhan.pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada tuhan yang maha esa.