You are on page 1of 10

Perbedaan Besi dan Baja

Perbedaan besi dan baja terletak pada kandungan paduan karbon (C) yang akan menentukan sifat-sifat lain dari besi dan baja tersebut. Paduan baja yang mengandung lebih banyak karbon dari nilai komersialnya dapat dinamakan besi. Kandungan karbon pada beberapa jenis baja mencapai 0,04 persen sampai 2,0 persen. Besi tuang, besi tuang maleable, pig iron mengandung jumlah karbon sekiar 2-4 persen. Tetapi ada juga besi yang tidak mengandung karbon yaitu white-heart malleable iron. Pembuatan bahan baku besi dan baja dapat dilakukan dalam blast furnace ang menghasilkan pig iron. Pembuatan langsung juga dapat dilakukan dengan alat revolving kiln yang menghasilkan spong iron. Paduan baja dan besi dapat dikelompokan dalam ferroalloys. Paduan ini dapat menghasilkan jenis-jenis baja. Jumlah paduan yang diunakan dalam pembuatan besi dan baja bervariasi hingga mengandung 20 sampai 80 persen dari elemen paduan. Paduan ini seperti Mangan, Silkon , dan Cromium.

Sejarah Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM. Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya. Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati charge, pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja. Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah

komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi Diposkan oleh s0ny's po3nya di 14:37 1 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Makalah PPK 1
PENDAHULUAN Teknologi kimia adalah teknologi pengolahan bahan baku menjadi bahan hasil yang bermanfaat dan dapat mendatangkan keuntungan. Bahan-bahan hasil itu akan ada yang akan dipakai langsung oleh konsumen dan ada pula yang berupa antara yang baru menjadi bahan konsumsi setelah dimodifikasi secara kimia atau fisika. Para Insinyur kimia, ahli kimia murni, wiraswastawan, manajer dan para pengusaha yang bergerak di bidang pembuatan bahan kimia diharapkan akan memperoleh gambaran yang dapat membantu memahami keadaan muktahir industri kimia. Bidang teknik kimia dan kimia industri keduanya sangat bergantung pada laba usaha, tanpa adanya laba usaha tidak mungkin industri tersebut berkembang. Ilmu kimia teknik lahir sebagai suatu disiplin ilmu yang tersendiri kira-kira pada tahun 1910, yaitu waktu para professor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Amerika Serikat melihat bahwa perancangan pabrik kimia tidak mungkin dilakukan dengan baik melalui pendekatan teknik mesin atau kimia murni saja, Para Profesor ini menamakan operasi fisika yang diperlukan dalam pembuatan bahan kimia (misalnya perpindahan kalor, distilasi, filtrasi dan sebagainya) sebagai Satuan Operasi (unit operation). Walaupun teknik kimia itu pada mulanya lebih diskriptif, namun satuan operasi kimia ini telah banyak dikaji, sehingga dewasa ini dapat digunakan dengan menggunakan prosedur-prosedur matematika yang kuat untuk membuat berbagai ramalan yang diperlukan dalam merancang pabrik. Pada tahun 1930 P.H Groggins menyarankan suatu pendekatan yang agak serupa untuk mengelompokkan operasi-operasi kimia yang sejenis seperti nitrasi, sulfurasi, oksidasi, klorinasi, dan sebagainya dalam satuan proses. Konsep ini ternyata tidak begitu berkembang, namun dalam beberapa hal konsep ini sangat berguna. Teknik kimia melibatkan ilmu fisika, kimia dan engineering pada perancangan dan pengoperasian pabrik-pabrik yang memproduksi bahan-bahan yang dihasilkan melalui proses kimiawi. Di Industri para insinyur teknik kimia bertanggung jawab merancang sistem-sistem yang memproduksi dalam jumlah besar bahan-bahan yang biasanya dibuat dalam jumlah kecil di laboratorium oleh para kimiawan. Para insinyur kimia memilih proses-proses yang sesuai dan kemudian merancangnya sedemikian rupa sehingga menghasilkan produk yang diinginkan. Proses-proses tersebut diantaranya adalah : 1.Proses perpindahan kalor 2.Proses perpindahan massa misal: absorbsi, humidifikasi, dan drying (pengeringan) 3.Proses yang melibatkan kerja mekanik misal: pencampuran, pengecilan ukuran, penyaringan. 4.Proses yang melibatkan reaksi kimia misal : klorinasi, polimerisasi, oksidasi. Para insinyur kimia dibutuhkan di dalam hampir semua jenis industri manufaktur. Memandang ke masa depan, kita dapat melihat bahwa kebutuhan ini akan semakin berkembang seiring dengan tuntutan masyarakat akan produk yang lebih baik dan standar hidup yang lebih tinggi.

Para insinyur teknik kimia berpotensi pula untuk memainkan peranan yang lebih penting di dalam berbagai upaya pencarian solusi untuk masalahmasalah paling mendasar dalam kehidupan manusia : pencemaran lingkungan, menipisnya sumber energi, ledakan jumlah penduduk, serta perkembangan teknologi yang semakin canggih. BAB I KONSEP DASAR PERANCANGAN PABRIK 1.1Peran Enginer dalam Industri Kimia Berkaitan dengan Perancangan dan Operasional pabrik adalah bahwa seorang insinyur teknik kimia diharapkan selalu dapat memikirkan bagaimana suatu pabrik harus dirancang hingga bagaimana suatu pabrik harus dioperasionalkan agar pabrik tersebut bisa menghasilkan produk dengan kualitas yang sesuai permintaan pasar dan dengan harga jual yang mampu bersaing dengan produsen lainnya. Seorang insinyur kimia diharapkan selalu belajar meningkatkan kemampuan dan kualitas diri untuk dapat mencapai posisi yang lebih tinggi dalam kariernya dan siap mengahadapi tantangan yang semakin berat. Sesuai dengan kemampuannya insinyur dapat diklasifikasikan yaitu sebagai berikut : 1.Kemampuan daya analisis untuk mengidentifikasikan, merumuskan dan memecahkan persoalan teknologi industri. 2.Kepekaan pada realitas yang meliputi kemampuan untuk mengenali fakta dan merumuskan prinsip-prinsip yang relevan dengan perkembangan industri. 3.Kemampuan imajinasi untuk melihat dan memanfaatkan kemungkinan-kemungkinan baru yang menguntungkan. 4.Kemampuan mengintegrasikan dan menghubungkan suatu obyek dengan obyek lainnya serta menempatkan persoalan teknologi industri sebagai bagian dari persoalan iptek. Perbedaan antara insinyur dan ilmuwan ialah bahwa para insinyur selalu memperhitungkan biaya dan laba usaha. Setiap keputusan teknik oleh insinyur selalu mempertimbangkan biaya. Sasaran utama dari setiap laba usaha keteknikan adalah menghasilkan produk yang sebaik-baiknya dengan aman dan selamat atau menghasilkan jasa seefisien mungkin dan biaya serendah mungkin bagi pemilik usaha atau masyarakat pemakai pada umumnya. Peran atau pekerjaan seorang enginer dalam suatu Pabrik Kimia dapat dilihat dari kebutuhan pabrik tersebut akan seorang enginer. Misal pabrik yang berencana mengembangkan produk terbaru maka pabrik tersebut butuh seorang enginer dengan pekerjaan sebagai Research and Development. Dapat pula pabrik membutuhkan seorang enginer yang menguasai teknologi yang ramah lingkungan dengan melandaskan pada keselamatan kerja dan berwawasan lingkungan, maka pabrik tersebut butuh engineer dengan posisi Production and Environmental. 1.1.1 Research and Developement Tugas seorang Enginer pada posisi Research and Development adalah melakukan berbagai penelitian serta pengembangan di dalam pabrik baik segi teknologi maupun ekonomi. Peneltian yang memadai dan disertai oleh perlindungan paten sangat penting untuk menjamin keuntungan di masa datang. Salah satu ciri yang menonjol dari industri pengolahan kimia ialah bahwa prosedur, bahan baku, dan pasaran cepat sekali berubah tanpa penelitian ke depan, perusahaan akan selalu ketinggalan dalam bersaing dalam industri. Pengembangan merupakan penerapan

gagasan-gagasan hasil penelitian.menjadi kenyataan produksi dan industri. Kemajuan industri membuka pasar baru, juga bagi produk yang sudah mapan dan mendasar sekalipun. Hasil dan manfaat penelitian sebagai berikut 1.Proses baru atau yang lebih baik. 2.Biaya dan harga pokok yang lebih rendah. 3.Jasa dan produk yang belum dikenal sebelumnya. 4.Perubahan dari bahan langka menjadi bahan komersial biasa yang mempunyai kegunaan praktis. 5.Penyediaan dalam jumlah yang cukup bahan yang tadinya hanya dihasilkan sebagai bahan sampingan. 6.Ketidaktergantungan pada luar negeri. 7.Kestabilan usaha dan lapangan kerja. 8.Kualitas produk yang lebih baik. 1.1.2 Process Engineer Posisi ini bertugas mengevaluasi jalannya proses serta mengadakan penanggulangan masalah masalah yang berkaitan dengan proses.. Para enginer diharapkan mampu mengamati, menganalisa, memecahkan masalah, serta melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan jalannya proses. Unit proses adalah proses yang saling berkesinambungan dan mempengaruhi proses yang lain dengan cara yang cukup rumit. Dengan adanya teknologi komputer yang sangat canggih dimasa kini, pengendalian terhadap perilaku proses dalam pabrik dapat dilakukan secara otomatis dan terukur. Proses enginer mengadakan kajian, analisis dan optimasi sistem yang saling berkaitan dan rumit. Dengan menghitung secara teliti parameter-parameter yang diperlukan, maka proses enginer dapat membuat suatu keputusan yang kemudian dilaporkan ke pimpinan sebagai bahan acuan dan estimasi untuk perancangan proses baik masa sekarang atau yang akan datang.. 1.1.3 Production And Environment Topik ini perlu untuk dipertimbangkan pada suatu tahap awal di dalam disain, dalam hubungan dengan pertimbangan lokasi, dan menaksir kembali sepanjang tahap disain yang terperinci. Efek operasi pabrik kimia ketika lingkungan dan populasi harus dipertimbangkan sepanjang studi kelayakan dan selama tahap disain yang berikut. Analisa Dampak lingkungan yang formal (EIA) mempunyai dua bagian, ini berhubungan dengan : (a) pengolahan dari bahan kimia tak dikehendaki (hasil sampingan) dan konsentrasi cairan buangan dan emisi berupa gas selama operasi normal; (b) penanganan suatu kecelakaan bahan kimia utama, mencakup semua bahan kimia di dalam pabrik dan dimanapun produk reaksi, mengendalikan dan membersihkan. 1. Pertimbangan Umum Semua limbah bahan kimia dari pabrik harus dibuang di dalam suatu cara yang bisa diterima. Beberapa bentuk pengolahan, antara lain dilusi, neutralisasi, pemurnian, separasi, dll., diperlukan sebelum dibuang. Itu diperlukan untuk menentukan apakah itu menjadi lebih hemat (dan lebih baik untuk operasi pabrik yang efisien) untuk melaksanakan perawatan ini di dalam pabrik kimia sendiri. Pertimbangan perlu juga diberikan kepada instalasi dari sistem pengeringan terpisah dari bagian tertentu pabrik dan untuk limbah tertentu, seperti air hujan, limbah domestik, air proses murni, jatuhan asam, minyak, dan lain-lain. Memisahkan sistem pengeringan yang terbaik adalah diinstal sepanjang konstruksi pabrik. Rencana ini akan jadi lebih mahal dibanding suatu tangki

pengumpul pusat untuk semua limbah cair, tetapi itu akan mengijinkan perawatan terpisah dan memungkinkan pendauran ulang cairan. Konsentrasi dari semua bahan kimia untuk dibuang, mencakup emisi berupa gas, harus ditentukan dan diambil ukuran untuk memastikan bahwa tingkatan ini sesuai dengan standard legislatif yang bisa diijinkan. Biaya pembersih bisa tinggi, seperti menggosok sistem, saringan, dll., dan bisa mempengaruhi analisa ekonomi operasi pabrik. Itu adalah bijaksana untuk memastikan bahwa tidak hanya ada standard emisi yang teramati, tetapi juga bahwa pabrik bisa menyesuaikan pada pengurangan legislatif manapun di dalam ukuran emisi ini (selagi masih beroperasi secara ekonomis). Efek dari semua emisi pada lingkungan, dan karyawan perusahaan dan populasi harus ditaksir. Kemungkinan dari proses pengadilan masa depan, katakan waktu 10 tahun, harus tidak diabaikan. Level kebisingan dari pabrik perlu untuk dipertimbangkan, dan akhirnya kemampuan menerima aesthetic nya. Bagian yang kedua dari analisa dampak lingkungan (EIA) berhubungan dengan efek suatu kecelakaan atau kejatuhan di dalam pabrik. Aspek keselamatan dari suatu lucutan gas bahan peledak (sebagai contoh) harus dipertimbangkan bersama dengan studi pencegahan kerugian untuk pabrik. Bagaimanapun, proposal untuk pengendalian, pembersihan, dan pembuangan bahan kimia utama harus menjadi bagian dari laporan EIA. Setiap proposal perlu memastikan keselamatan personil, memprkecil pembuangan dan efeknya pada lingkungan, dan memelihara integritas pabrik. Situasi yang terburuk harus dievaluasi, tidak hanya skenario yang hampir bisa dipastikan itu. Faktor untuk dipertimbangkan meliputi penempatan dan kuantitas bahan kimia yang disimpan di dalam pabrik, berlaku arah angin, penempatan personil pabrik dan kalayak ramai, mengakses pabrik dan ke area beresiko tinggi tertentu. 2. Kebijakan Dan Lingkup Penilaian Dampak Lingkungan (EIA) telah meningkat sebagai pendekatan menyeluruh untuk merancang evaluasi, di mana faktor lingkungan, seperti halnya pertimbangan teknis dan ekonomi (seperti Analisa biaya keuntungan), diberi pertimbangan sesuai di dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan suatu studi EIA adalah untuk menentukan lingkungan yang potensial, sosial dan efek kesehatan suatu pengembangan yang diusulkan. Itu untuk mencoba menggambarkan dan menilai secera fisik, biologi dan efek socio-ekonomi, sedemikian sehingga logis dan keputusan yang dibuat rasional. Identifikasi dari kemungkinan lokasi alternatif dan/atau proses bisa membantu pengurangan dari dampak potensial yang kurang baik. Suatu EIA harus meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan dengan memastikan bahwa kesubyektipan dan duplikasi usaha adalah kecil, dan dengan menghindarkan konsekuensi jangka panjang dan jangka pendek dari keputusan yang tidak sesuai. Bagaimanapun, agar efektif suatu EIA harus diterapkan pada langkahlangkah awal perencanaan proyek dan disain, dan itu harus suatu komponen integral di dalam proyek mendisain dibanding suatu teknik untuk dimanfaatkan setelah tahap disain diselesaikan. Suatu prosedur EIA harus diberlakukan bagi semua tindakan yang mungkin untuk mempunyai suatu efek lingkungan yang signifikan. Tanggung jawab untuk melakukan suatu EIA dapat dialokasikan daam beberapa cara, pilihan tergantung pada sistem EIA yang tertentu yang merencanakan atau beroperasi, dan sifat alami proyek itu. Empat alternatif utama (walaupun yang lain ada) itu biasanya digunakan untuk menugaskan tanggung jawab adalah: authorising agen; pengembang; tanggung jawab bersama antara authorising agen dan pengembang; atau suatu badan spesialis mandiri. Biaya suatu studi EIA dapat juga dialokasikan di dalam berbagai cara. Kenetralan dari suatu EIA mungkin bisa

dicapai beberapa jalan, sebagai contoh: (a) Menetapkan petunjuk atau standard minimum untuk format dan isi dari suatu EIA. (b) Pengawasan dengan meninjau ulang atau mengendalikan badan dengan tidak ada kepentingan di dalam proyek. (c) Konsultasi wajib dengan organisasi yang relevan dan berkompeten. (d) Publikasi dan ketetapan untuk diskusi publik dari dampak pernyataan. 1.2Faktor-faktor Dalam Perancangan Pabrik 1.2.1Faktor Teknologi Untuk teknik mendesain flow sheet peralatan dan material di dalam proses ditentukan sesuai klarifikasinya. Ini adalah transposisi dari skala laboratorium penelitian dan pengembangan yang mencatat dan melaporkan ke dalam istilah teknik. Flow diagram menyajikan gambar aliran bahan dan energi, proses operasi, dan peralatan, penanganan bahan, penyimpanan, pengembangan di masa depan, air, dan kebutuhan bahan bakar. Dalam penggambaran ini urutan yang dilalui adalah jumlah unit yang dibutuhkan serta distribusi tenaga kerja yang jelas. Keseimbangan bahan dan keseimbangan energi diperhitungkan dan interpelasi kuatitatif disajikan dalam flow sheet. Beberapa hal yang terkait dengan teknologi proses yang akan dipilih untuk pabrik yang akan didirikan antara lain : Teknologi yang sesuai untuk spesifikasi bahan baku yang akan digunakan. Hal ini karena teknologi proses dikembangkan dengan dasar spesifikasi bahan baku yang tertentu untuk mendapatkan spesifikasi produk yang tertentu pula. Teknologi yang paling efisien sehingga biaya produksi bisa minimum dan mampu bersaing dipasar dengan produk sejenis dari produk competitor. Teknologi yang sudah teruji dan matang. Hal ini didasari dari kenyatan bahwa pengmbangan teknologi dimukai dari skala laboratorium kemudian di skale up ke skala pilot, hasilnya di skale up lagi ke skala semi komersial baru kemudian di skale up ke skala komersial dengan skala tertentu. Dalam setiap pengembanganya teknologi tersebut selalui di temui kelemahankelemahan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Untuk menghindari memakai teknologi yang masih dalam pengembangan inilah perlu dilakukan studi investigasi. Pemakaian teknologi yang belum matang atau belum teruji akan berisiko sering mengakami masalah teknis saat pengoperasianya, yang ujungnya adalah pabriknya menjadi kurang efisien, biaya produksinya akan meningkat dan akan sulit bersaing dengan prosuk yang sama dipasaran. Teknologi yang diplih dipastikan dapat memproduksi produk dengan standar teknis atau spesifikfasi yang tertentu dan kapasitas yang tertentu pula (biasa ditetapkan dalam kontrak perjanjian dengan pemegang lisensi proses). Standar teknis produksi yang ingin dihasilkan harus ditetapkan lebih dahulu oleh pemlik pabrik berdasarkan pada pangsa pasar yang akan dimasukinya. Dengan semakin ketatnya peraturan / perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan lingkungan hidup, maka dalam pemilihan teknologi juga harus memperhatikan msalah ini, jangan sampai memilih teknologi proses yang memerlukan teknollogi pengendalian pencemaran lingkunganya telalu komplek dan mahal. Demikian pula masalah safety, harus diketahui dari awal pemilihan teknologi prosesnya. Bagaimana implementasi masalah safety ini nantinya bagi karyawan mapun lingkungan sekitar pabrik. Faktor safety ini diterapkan mulai dari pemilihan lokasi pabrik, pengturan lay out peralatan sampai dengan minimal luasan area pabrik yang dibutuhkanya.

1.2.2 Faktor Ekonomi. Faktor ekonomi adalah faktor dasar dalam pendirian suatu pabrik karena menyangkut nilai uangmodal yang besar. Bicara uang sesuai prinsip ekonomi nilai uang akan menurun dengan berjalannya waktu, salah satunya karena faktor inflasi. Sehingga agar nilai uang tetap perlu diupayakan uang tersebut bertambah jumlahnya. Pendirian pabrik menuntut adanya keuntungan yang memadai, karena itu sebelum didirikan harus dilakukan studi kelayakan, yaitu suatu kajian apakah pabrik ini bila didirikan akan memberi keuntungan financial atau tudak dan seberapa besar keuntungan yang diperoleh untuk bisa dibandingkan dengan modal investasi yang lain. 1. Sumber daya Faktor sumber daya sangat dominan peranannya. Beberapa faktor sumber daya yang perlu dikaji adalah: a. Sumber daya alam yang terkait dengan ketersediaan bahan baku utama maupun bahan baku pembantu dimana yang perlu dikaji adalah segi kualitas dan kuantitasnya. b. Sumber daya yang terkait dengan sarana dan prasarana pendukung antara lain meliputi ketersediaan dan kemampuan jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan ini terkait dengan masalah transportasi baik saat tahap konstruksi dimana perlu sarana transportasi material dan peralatan pabrik sampai tahap operasi untuk transportasi bahan baku dan produk. Juga perlu diketahui ada tadaknya jaringan listrik umum telepon umum yang nantinya dibutuhkan untuk administrasi perusahaan maupun karyawan. c. Sumber daya manusia juga perlu diperhitungkan khususnya apabila pabrik memerlukan jumlah karyawan yang banyak dengan spesifikasi tertentu. Sumber daya manusia ini akan berbeda kualuifikasinya saat tahap konstruksi dengan saat tahap produksi titik ujungnya adalah biaya pengadaan tenaga kerja. 2. Pembiayaan Proses Biaya pengolahan baru bisa didapatkan setelah pabrik beroperasi.Biaya terbesar adalah biaya bahan baku, energi, tenaga kerja, biaya umum, dan depresiasi (penghapusan) yang semuanya cukup penting. Kebanyakan kekeliruan dalam penaksiran biaya dikarenakan kecenderungan menaksir terlalu rendah biaya umum, biaya penjualan, biaya pelayanan pelanggan, dan modal yang diperlukan untuk operasi sehari-hari. Sesudah rancangan pabrik selesai dibuat, lalu dilakukan penawaran atas peralatannya, dan ini akan memberi petunjuk tentang biaya modal yang diperlukan untuk proses produksi, dimana faktor lainya adalah pajak. 3. Tenaga kerja Pabrik kimia banyak menggunakan tenaga terampil dan hanya sedikit memerlukan tenaga kasar yang tidak terampil. Pabrik kimia tidak bisa beroperasi tanpa keinginan atau persetujuan operatornya sehingga penting sekali memahami pendapat dan sikap tenaga kerja. Keterampilan operator tidak kalah perananya dari keunggulan rancang pabrik. Tanpa partisipasi para operator, pabrik tidak mungkin berhasil. Industri pengolahan kimia dewasa ini sudah sangat maju dalam teknik menghemat tenaga kerja, terlebih dengan kemajuan dalam proses kontinyu, penggunaan instrument pengendali proses dan optimisasi prosedur. Kebutuhan tenaga kerja dalam industri teknik kimia relative kecil tetapi kebanyakan pekerjaan itu memerlukan

keterampilan diatas rata-rata, dengan upah diatas rata-rata pula.

4. Pasaran Produk a.Kemasan Cara penyimpanan yang ekonomis adalah dalam bejana yang dapat diisi ulang, seperti tangki, kapal tangki, pipa, truk atau gerbong tangki, tongkang, gondola dan gerbong peti. Bahan kimia banyak pula yang diangkut dalam bentuk kemasan kecil, ada yang dapat dipakai lagi, ada pula yang hanya sekali pakai. Penampilan kemasan menjadi penting bila bahan kimia dijual langsung kepemakai. b.Penjualan Petugas penjualan merupakan mata, telinga, dan hidung perusahaan, karena dialah yang membawa informasi berguna untuk meramal ekonomi. Dibeberapa perusahaan kimia, bahan yang paling laku dan mendapatkan keuntungan yang paling besar barasal dari saran petugas penjualan. Karena keahlian teknis dan kemampuan menjual jarang sekali dimiliki oleh satu orang, dibuat suatu jabatan yang disebut pelayanan penjualan atau pelayanan pelanggan. Petugas pelayanan pelanggan dilatih untuk memberi petunjuk kepada pelanggan mengenai cara penggunaan produk perusahaannya dengan cara yang paling menguntungkan. Pelayanan penjualan dan pelayanan pelanggan merupakan kontak utama antara pihak pembeli dan penjual.

BAB II

2.1 Pengembangan Dan Perancangan Proses 2.1.1 Penelitian dasar Penelitian kimia menjadi penyelesaian untuk pembuktian basis kuantitas yang lebih untuk penilaian kajian ekonomi dari proses. dapat juga sebagai penyempurnaan dari penelitian sebelumnya. Objek praktis dari proses penelitian adalah untuk menyediakan data yang ilmiah. Dengan mempergunakan peralatan untuk mengoperasikan proses akhir yang memiliki banyak keuntungan dan kondisi ekonomi dengan ketertarikan terhadap semua variabel. Sasarannya adalah untuk mengurangi waktu dan biaya suatu proses sampai konstruksi sepenuhnya. Paten dalam sitem ekonomi persaingan bebas sangat diperlukan, karena dengan adanya paten biaya penelitian dapat dialihkan untuk memperbaiki proses yang sudah usang dan mendapat penemuan baru yang biaya investasi sedikitnya dapat terjamin pengembaliannya. Paten ialah hak khusus yang diberikan kepada penemu atas hasil temuannya itu untuk jangka waktu tertentu. Fungsi paten adalah untuk melindungi penemu dan mereka yang mengembangkan, membuat, dan menjual produk itu dari persaingan yang tidak sehat oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam menanggung beban penemuan dan komersialisasinya. Paten itu hanya diberikan untuk sesuatu yang baru, yang sifatnya harus diumumkan sepenuhnya kepada masyarakat, dan aspekaspek pokok penemuan itu harus ditegaskan dengan baik di dalam permohonan paten itu. 2.1.2 Bench Scale

Skala ini merupakan skala paling kecil dilihat dari segi kapasitasnya, karena dilakukan dengan peralatan laboratorium dalam ukuran ratusan ml hingga yang beberapa liter. Tujuannya adalah untuk mencari data data awal dari proses yang baru tersebut. 2.1.3 Pilot Scale Pabrik percontohan (pilot plant) adalah unit kecil yang dirancang agar dapat digunakan untuk melakukan berbagai eksperimen untuk mendapatkan data bagi perancangan unit-unit yang lebih besar. Insinyur perancang harus merencanakan operasi percobaan secara teliti, dengan menggunakan analisis statistik terhadap prosedur penentuan data yang diperlukan untuk perancangan. Terlebih lagi dalam operasi yang benar-benar baru, pabrik harus dibuat dengan bahan konstruksi yang sama dengan bahan yang akan digunakan dalam unit komersial. Skala pilot plant ini merupakan scale up awal dari skala bench yang tujuannya adalah untuk memastikan operasibilitas proses baru yang data-data awalnya sudah diperoleh dari bench scale. Tahapan ini meliputi pengintegrasian keseluruhan tahapan proses yang diperlukan dari penyiapan bahan baku dengan spesifikasi tertentu hingga menjadi produk jadi dengan spesifikasi tertentu pula.

Poin yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian pabrik percontohan (pilot plant) adalah : 2.1.3 Commercial Scale Pada akhir tahap pengembangan, bila proses pelaksanaannya berjalan sulit dan anggaran belanja menunjukkan biaya produksi yang cukup kecil, kemungkinan pabrik besar dapat menangani dan meminimalkan semua resiko yang terjadi baik teknologi maupun ekonomi. Ukuran pabrik akan dibuat sesuai dengan permintaan asli dari desain pabrik. Langkah selanjutnya adalah mengkoordinasi semua bahan kimia dan data teknik yang diperoleh, dan menerjemahkannya menjadi perancangan pabrik komersial yang lengkap. Harus mempunyai akses literatur tentang perdagangan dan buku-buku pedoman untuk memilih tipe dan spesifikasi sebagian peralatan. Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih spesifikasi komoditas produksi pada commersial plant unit, yaitu : 1.spesifikasi peralatan 2.spesifikasi bahan 3.pemilihan peralatan komersial 4.rencana 5.besarnya/jumlah bahan 6.lokasi pabrik 7.perintah cara kerja untuk tenaga kerja 8.pemilihan karyawan 9.biaya sebelum pembuatan 10.biaya produksi per unit bahan Pertimbangan penting lain yaitu mensurvey dengan teliti untuk mengetahui faktor penting apa saja yang berperan, tidak hanya desain tetapi juga pembuatan dan pelaksanaan pabrik kimia. Faktor-faktor perancangan pabrik meliputi faktor teknologi dan faktor ekonomi. Tujuan akhir desain ini untuk menjalankan pabrik dengan maksimal sehingga investasi dapat terjamin.

KESIMPULAN Seorang insinyur teknik kimia diharapkan selalu dapat memikirkan bagaimana suatu pabrik harus dirancang hingga bagaimana suatu pabrik harus dioperasionalkan agar pabrik tersebut bisa menghasilkan produk dengan kualitas yang sesuai permintaan pasar dan dengan harga jual yang mampu bersaing dengan produsen lainnya. Peran atau pekerjaan seorang enginer dalam suatu Pabrik Kimia dapat dilihat dari kebutuhan pabrik tersebut akan seorang enginer. Tugas seorang Enginer pada posisi Research and Development adalah melakukan berbagai penelitian serta pengembangan di dalam pabrik baik segi teknologi maupun ekonomi. Posisi process engineer bertugas mengevaluasi jalannya proses serta mengadakan penanggulangan masalah masalah yang berkaitan dengan proses. Tujuan suatu studi EIA adalah untuk menentukan lingkungan yang potensial, sosial dan efek kesehatan suatu pengembangan yang diusulkan. Itu untuk mencoba menggambarkan dan menilai secera fisik, biologi dan efek sosio-ekonomi, sedemikian sehingga logis dan keputusan yang dibuat rasional. Faktor-faktor dalam perancangan pabrik antara lain faktor teknologi dan faktor ekonomi yang meliputi sumbr daya, pmbiayan proses, tenaga kerja dan pemasaran produk. Dalam pengembangan dan prancangan proses dilakuakan dengan tahapan-tahapan : penelitian dasar, bench scale, pilot scale dan commercial scale.

DAFTAR PUSTAKA James M. Douglas : Conceptual Design of Chemical Process. 1988 J.M. Coulson and J.F. Richardson : Chemical Engineering.1983 M.S. Rayn and D.W. Johnston : Chemical Engineering Design Project : A Case Study Appidach. 1989 Stanley M. Walas : Chemical Process Equipment, Selection and Design. 1988 Warren D. Seider : Process Design Prinsiples. 1999 William D. Baasel : Preliminary Chemical Engineering Plant Design, 2nd Ed. 1990 William Resnick : Process Analysis and Design for Chemical Engineers. 1981

You might also like