You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini diajukan guna memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sehubungan dengan tersusunnya karya ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membanu dan membimbing penulisan karya ilmiah ini. Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Ibu guru studi Bahasa Indonesia, Ibu Nurasnah Sembiring, berkat bimbingannya karya ilmiah ini dapat terselesaikan. 2. Orang tua penulis yang telah turut membantu,membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu kritik dan saran pembaca akan penuilis terima dengan senang hati demi penyempurnaan karya ilmiah ini di masa yang akan datang. Binjai, Mei 2011 Penulis, Wahyudi Wirja NIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan BAB II TANAMAN OBAT 2.1 Brotowali 2.1.1 Asal usul dan wilayah penyebarannya 2.1.2 Manfaat Brotowali 2.1.3 Ramuan obat dari Brotowali 2.2 Lidah buaya 2.2.1 Asal usul dan wilayah penyebarannya 2.2.2 Manfaat Lidah buaya 2.2.3 Ramuan obat dari Lidah buaya 2.3 Keji beling 2.3.1 Asal usul dan wilayah penyebarannya 2.3.2 Manfaat Keji beling 2.3.3 Ramuan obat dari Keji beling 2.4 Kacapiring 2.4.1 Asal usul dan wilayah penyebarannya 2.4.2 Manfaat Kacapiring 2.4.3 Ramuan obat dari Kacapiring 2.5 Jamblang 2.5.1 Asal usul dan wilayah penyebarannya 2.5.2 Manfaat Jamblang 2.5.3 Ramuan obat dari Jamblang BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran BAB IV DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sehat itu mahal. Itulah yang pertama kali terlintas di benak kita ketika salah satu sanak saudara atau bahkan kita sendiri terkena penyakit. Biaya obat,dokter,rumah sakit,perawatan,dan berbagai biaya lainnya yng diperlukan untuk menunjang proses penyembuhan menjadi beban tersendiri bagi kita. Apalagi jika proses penyembuhan itu memakan waktu yang lama, tentu anggapan itu semakin tertanam dalam diri kita. Jika dikaji lebih jauh, kesehatan merupakan sektor yang vital dalam menunjang pembangunan bangsa. Saat ini, kesehatan menjadi barang langka yang sulit diperoleh oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Mahalnya biaya pengobatan membuat masyarakat terbelenggu dalam masalah vital in. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah pada tahun 2006 membuat Program Desa Siaga. Dalam Program Desa Siaga ini, masyarakat diajak untuk meningkatkan pengetahuan,kesadaran,kewaspadaan,dan kesiapsiagaan masyarakat di bidang kesehatan. Salah satuya melalui pengenalan tanaman obat yang ada di sekeliling kita. Ternyata banyak tanaman obat yang berkhasiat yang tumbuh di lingkungan rumah kita. Sebut saja, daun sirih yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit,seperti tekanan darah tinggi,sesak nafas,keputihan,dan berbagai penyakit lainnya juga dapat diobati dengan tanaman herbal tanpa harus pergi ke dokter. Banyak keuntungan yang akan kita dapatkan ketika menggunakan tanaman obat di sekeliling kita. Di samping gratis,tanaman herbal juga tidak memberi efek samping bagi tubuh kita. Berbeda dengan obat antibiotik yang diberikan dokter yang dapat mematikan bakteri berguna dalam tubuh kita. Tanaman obat juga mudah ditemukan dan dapat langsung diolah menjadi obat. Penggunaan tanaman obat tentunya lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obat kimia. Tanaman obat bersal dari alam, berbeda dngan obat kimia yang diproses dengan berbagai tahap secara kimiawi. Senyawa kimia yang terkandung dalam obat memang dapat menyembuhkan satu penyakit secara cepat dan efektif,namun dapat mengurangi bagian tubuh lain yang sehat. Lain halnya dengan tanaman obat yang sekalipun memakan waktu dan proses penyembuhan yang agak lama,namun dapat mengobati berbagai penyakit sekaligus. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui berbagai macam tanaman obat yang tumbuh di sekeliling kita dan manfaat tanaman obat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Perumusan Masalah yang diambil dari judul karya ilmiah ini adalah tanaman obat yang tumbuh di sekeliling kita.Masalah tersebut dapat ke sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Tanaman apa sajakah yang bisa dimanfaatkan sebagai obat? 2. Manfaat apa sajakah yang diberikan dari tanaman tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan Karya tulis ini memiliki maksud untuk mengenalkan kepada masyarakat macam - macam tanaman obat yang tumbuh di sekitar lingkungan kita. Dan karya tulis ini pun memiliki memberikan sedikit pengetahuan kepada masyarakat cara cara meramu tanaman obat menjadi obat suatu penyakit.

BAB II TANAMAN OBAT


2.1 Brotowali
Bratawali

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnolio phyta

Kelas: Magnolio

psida

Ordo: Ranuncul ales

Famili: Menisper maceae

Genus: Tinospor a

Spesies: T. crispa

Bratawali, brotowali, atau batrawali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f.; juga T. cordifolia (Thunb.) Miers dan T. rumphii Boerl.) adalah tanaman obat tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Rebusan batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah, menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis. Di Indonesia, selain dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali, antawali, putrawali atau daun gadel. Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili tanaman Menispermaceae. Tanaman ini kaya kandungan kimia antara lain alkaloid (berberina dan kolumbina yang terkandung di akar dan

batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, hars, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).

2.1.1 Asal usul dan wilayah penyebaran Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah,seperti andawali(Sunda); antowali(Bali dan Nusa Tenggara); dan bratawali,antawali,putrowali,atau daun gadel(Jawa). Brotowali yang dikenal sebagai tanaman obat ini berasal dari Asia Tenggara. Wilayah penyebarannya cukup luas, meliputi wilayah Indo-Cina,Semenanjung Melayu Filipina,dan Indonesia. Di Indonesia, brotowali banyak ditemukan di Pulau Jawa, Bali,dan Ambon. 2.1.2 Manfaat Brotowali Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Kandungan senyawa kimia berkhasiat obat tersebut terdapat di seluruh bagian tanaman, dari akar,batang,sampai daun. Akar brotowali mengandung senyawa antimikroba berberin dan kolumbin. Berdasarkan jumlah literatur, secara umum di dalam tanaman brotowali terkandung berbagai senyawa kimia, antara lain alkaloid,damar lunak,pati,glikosida,pikroretosid,harsa,zatpahit,pikroretin,tinokrisposid,berberin,palmatin,kolum bin,dan kaokulin. Berdasarkan senyawa yang terkandung dalam tanaman brotowali,tercatat ada beberapa efek farmakologi dari brotowali, sehingga dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Brotowali dapat memberikan efek farmakologis, yaitu analgesik,anti-inflamasi,antikoagulan,tonuikum,anti periodikum,dan diuretikum. Sifat analgesik menyebabkan brotowali dapat menghilangkan rasa sakit. Sifat antipiretikum menyebabkan brotowali berkhasiat dalam menurunkan panas. Batang brotowali banyak digunakan untuk mengobati sakit perut(diare),demam,sakit kuning,sakit pinggang,dan cacingan. Di samping itu brotowali digunakan sebagai antidiabetik. Antidiabetik disini adalah sebagai obat penyakit diabetes melitus atau kencing manis. Brotowali juga dapat digunakan sebagai obat luar, misalnya kudis,membersihkan koreng dan ganreng. 2.1.3 Ramuan obat dari Brotowali Brotowali memiliki banyak manfaat,misalnya dapat mengobati penyakit diabetes melitus,hepatitis,kudis,dan lain sebagainya.

Berikut ini beberapa ramuan dari Brotowali: a. Diabetes Melitus Bahan : Sepertiga jari batang brotowali, 1/3 genggam herba sambiloto, dan 1/3 daun kumis kucing Cara pembuatan : Semua bahan dicuci sampai bersih. Batang brotowali dipotong potong seperlunya. Selanjutnya direbus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 2 gelas. Setelah cukup dingin, kemudian disaring Dosis b. Hepatitis Bahan : Satu jari batang brotowali dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu didinginkan dan disaring Dosis c. Kudis Bahan : 3 jari batang brotowali, belerang sebesar biji kemiri,dan minyak kelapa secukupnya. Cara pembuatan : Kedua bahan dicuci sampai bersih, kemudian ditumbuk halus dengan minyak kelapa seluruhnya. Dosis : Dioleskan ke permukaan kulit yang terserang kudis, 2 kali sehari : Ramuan ini dapat diminum dengan madu secukupnya. Diminum setiap 2 kali sehari, masing-masing gelas. Cara pembuatan : Batang brotowali dicuci bersih, dipotong potong, kemudian direbus : Diminum 2 kali sehari,setengah jam sebelum maka pada pagi dan sore hari masing masing 1 gelas.

2.2 Lidah Buaya


Lidah Buaya (Aloe vera; Latin: Aloe barbadensis Milleer) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Semenjak Zaman-Zaman Kerajaan tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) telah banyak digunakan untuk bidang kesehatan dan perawatan kecantikan. Beberapa manfaat penggunaan lidah buaya, yaitu untuk mencegah serangan jantung, mengatasi jerawat, dan menghitamkan rambut. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemanfaatan tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan. Lidah buaya memiliki daun yang bergerigi pada tepinya. Baik daging (isi) dan daunnya dapat dimanfaatkan. Tanaman ini mengandung berbagai macam senyawa yang sangat bermanfaat untuk perawatan kecantikan terutama bagi wanita. Beberapa di antaranya, yaitu : lignin, bermanfaat untuk menjaga kelembutan kulit dan menjadikan kulit lebih cantik. glikoprotein, berperan dalam menghasilkan rambut yang lembut dan indah. antrakuinon dan asam amino yang bermanfaat dalam regenerasi sel kulit. Pemanfaatan lidah buaya dapat dalam bentuk minuman, seperti minuman anti jerawat (lebih jelasnya lihat artikel bertajuk Minuman Anti Jerawat) dan masker wajah. 2.2.1 Asal-usul dan wilayah penyebarannya Lidah buaya merupakan tanaman asli Afrika, tepatnya Ethiopia, yang termasuk golongan Liliaceae. Tanaman ini mempunyai nama yang bervariasi tergantung wilayah dari negara atau wilayah tempat tumbuh. Latin,Prancis,Portugis,dan Jerman : aloe; Inggris: crocodiles longues; Malaysia: Jadam; Cina:luhui; Spanyol: savilla; India: musabbar; Tibet: jelly leek; Indian:ailwa; Arab: sabbar; Indonesia: Lidah buaya; dan Filipina: natau. Tanaman lidah buaya diduga berasal dari kepulauan Canary di sebelah barat Afrika. Telah dikenal sebagai obat dan kosmetika sejak berabad-abad silam. Hal ini tercatat dalm Egyptian Book of Remedies. Di dalam buku dikisahkan bahwa pada zaman Cleopatra, lidah buaya dimanfaatkan untuk bahan baku kosmetika dan pelembab kulit. Pemakaainnya di bidang farmasi pertama kali dilakukan oleh orang-orang Samara sekitar 1750 SM. Beberapa sumber menyatakan bahwa lidah buaya masuk ke Indonesia dibawa oleh petani keturunan Cina pada abad ke-17. Pemanfaatan ini di Indonesia masih sedikit, terbatas sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan digunakan sebagai kosmetika untuk penyuburan rambut. Pada tahun 1990 petani di Kalimantan Barat mulai mengusahakan tanaman lidah buaya secara komersial yang diolah menjadi minuman lidah buaya.

2.2.2 Manfaat Lidah buaya Banyak manfaat lidah buaya selain bahan kosmetika dan pelembab kulit yaitu: a.Menghambat infeksi HIV Di dalam gel lidah buaya terkandung Mannose. Mannose ini mapu menghammbat pertumbuhan virus HIV 1-30% dan meningkatkan viabilitas(kemungkinan hidup) sel terinfeksi. b.Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes Hormone Research melaporkan bahwa pemberian sendok the ekstrak lidah buaya kepada 5 orang dewasa penderita diabetes setiap hari selama 14 minggu, menurunkan kadar gula pasien diabetes yang tidak tergantung dari insulin (DM tipe II) hingga 45% tanpa perubahan berat badan. c.Menghambat sel kanker Japanese Journal of Corner Research melaporkan lidah buaya dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Sebuah penelitian terhadap 673 penderita kanker paru-paru di Okinawa,Jepang, menunjukkan bahwa kandungan senyawa lectin mencegah pertumbuhan sel kanker paru-paru, mengaktifkan sistem pertahanan tubuh dan mendorong pertumbuhan sel sehat. Lidah buaya meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengaktifkan makropage yang berperan melepaskan substansi pengaktif kekebalan dan antikanker,seperti interferon,interleukins,dan faktor nekrosis tumor. d. Membantu penyembuhan luka Khasiat lidah buaya dalam membantu penyembuhan luka ini didukung berbagai penelitian,salah satunya publikasi perdana oleh C.E Collins dari Amerika Serikat pada tahun 1934. Penderita radiasi kulit,luka bakar,borok,dan infeksi kulit setelah diobati dengan belahan daun dan salep lidah buaya selama 3 bulan, kulitnya kembali normal tanpa bekas.

e. Menyembuhkan Ambeien dan radang tenggorokan Menurut Dr.Suwijiyo Praamono. Apt., pakar tanaman obat Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, lidah buaya dapat menyembuhkan penyakit ambeien dan radang tenggorakan karena sifatnya yang anti iritasi dan anti inflamasi. Lidah buaya yang

mengandung lender dan antrakuinon yang bersifat laksatif melancarkan pembuanagn air besar, sehingga tidak membuat anus sakit. 2.2.3 Ramuan obat dari lidah buaya Lidah buaya memiliki banyak manfaat, misalnya sebagai salep obat luka, obat penurun kadar kolestrol, obat kencing manis,dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa ramuan obat dari lidah buaya: a. Salep obat luka Bahan Cara pembuatan Cara pemakaian Bahan Cara pembuatan Cara pemakaian c. Obat kencing manis Bahan Cara pembuatan : 1 pelepah daun lidah buaya dan air 3 gelas. : 1 pelepah daun lidah buaya dicuci bersih, dibuang durinya, kemudian dipotong-potong seperlunya dan direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 1 gelas. Cara pemakaian : Diminum 3 kali sehari, masing-masing gelas sesudah makan. : 30 gram brotowali,30 gram lidah buaya,30 gram biji pinang,30 gram : daun kecombrang, dan 200 cc minyak kayu putih. : Semua bahan ditumbuk halus dan dicampur dengan minyak kayu putih. : Dioleskan di bagian yang luka. : 30 gram lidah buaya dan 3 buah mengkudu yang sudah matang. : Lidah buaya dikupas dan dijus dengan mengkudu. Ditambah air Secukupnya dan direbus sampai mendidih. : Diminum selagi hangat 2 kali sehari, pagi dan sore hari.

b. Obat penurun kadar kolestrol

2.3 Keji beling


Keji Beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 - 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 - 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka 2.3.1 Asal-usul dan wilayah penyebarannya Tanaman keji beling(strobilanthes crispus Bl) berasal dari daerah Madagaskar. Perkembangan dari proses penyebarannya hingga ke Indonesia belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kemugkinan besar keji beling dibawa ke Indonesia oleh pedagang rempah-rempah yang berkeliling dunia berabad-abad yang lalu. Di Indonesia, kelji beling bisa tumbuh di hampir seluruh wilayah kepulauan Nusantara. 2.3.2 Manfaat Keji beling Sebagai tanaman obat, keji beling bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit seagai berikut: 1) Batu ginjal. Kalium pekat yang terkandung dalam keji beling bisa meluruhkan batu ginjal yang terbentuk atas unsur-unsur kalsium oksalat,kalsium fosfat,acid uric,cystine,dan magnesium phospat ammonia. 2) Batu empedu. Kalium pekat yang terkandung dalam keji beling bisa menghancurkan batu empedu yang tersusun atas kalsium oksalat,kalsium fosfat,acid uric,cystine,dan magnesium phospat ammonia. 3) Diabetes. Kalium yang bersifat diuretik bisa memperlancar sekresi gula dalam darah yang tidak terserap sel. 4) Ambeien. Kalium pekat dalam keji beling bersifat diueretik sehingga bisa membantu memperlancar proses pembuangan tinja yang keras.

5) Tumor. Unsur-unsur yang terkandun dalam keji beling bisa menghalangi berkembangnya sel-sel tumor. 6) Kolestrol. Keji beling yang bersifat diuretik bisa menghancurkan gumpalan kolestrol yang menyumbat pembuluh darah. 7) Sembelit. Unsur-unsur yang terkandun dalam keji beling bersifat diuretik sehingga bisa sebagai pencahar. 8) Digigit ular berbisa atau semut hitam. Kandungan anti racun yang disinyalir terdapat dalam daun keji beling dapat menyembuhkan sakit akibat gigitan ular berbisa atau semut hitam. 2.3.3 Ramuan obat dari keji beling Keji beling adalah salah satu tanaman obat yang daunnya bisa dgunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti batu ginjal dan abatu empedu. Berikut diuraikan beberapa ramuan keji beling unutk mengobati beberapa jenis penyakit, antara lain batu ginjal,diabetes melitus,tumor,dan ambeien. a. Gangguan batu ginjal Bahan Cara pembuatan Dosis : Daun sendok segar 7 g, akar alang-alang 7 g, daun keji beling 2 g, kumis kucing segar 6 g, meniran segar 2 g, air matang 130 ml. : Pipis atau giling semua bahan dengan blender,kemudian saring dengan kain saring. : Minum hasil saringan tersebut sekaligus selama 14 hari sebanayk 2 kali sehari pagi dan sore hari. b. Infeksi ginjal (Gagal ginjal) Bahan Cara pembuatan Dosis : Krokot 30 g, meniran segar 30 g, keji beling 30 g, air 600 cc. : Rebus semua bahan dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Saring hasil Rebusan dengan kain saring. : Minum ramuan tersebut 2 kali sehari. Sekali minum sebanyak 300 cc.

c. Diabetes melitus Bahan Cara pembuatan : Daun keji beling segar 18 lembar dan air 7 gelas. : Makan 3 lembar daun keji beling segar sebagai lalap setiap hari dan dilakukan secara teratur. Selain sebagai lalap, pemanfaatan keji beling sebagai obat diabetes melitus juga bisa dengan cara direbus. Sebanyak 15 daun keji beling segar direbus dalam 7 gelas sampai mendidih. Dosis d. Tumor Bahan Aturan pakai e. Ambeien Bahan Cara pembuatan : Daun keji beling segar 6 lembar dan air 3 gelas. : Daun keji beling dimakan sebagai lalap sebanyak 3 lembar setiap hari secara teratur. Selain dikonsumsi dalam bentuk lalap, daun keji beling juga bisa dikonsumsi dalam bentuk rebusan. Rebus daun keji beling dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Dosis : Diminum 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari sebanyak gelas. : Daun keji beling segar 3 lembar. : Daun keji beling dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. : Ramiuan tersebut digunakan untuk tiga kali pemakaian, yaitu pagi siang,dan malam hari.

2.4 Kacapiring

Kerajaan:PlantaeDivisi:MagnoliophytaKelas:MagnoliopsidaOrdo:RubialesFamili:Rubiaceae Genus:GardeniaSpesies:G. augustaKacapiring atau Kaca PiringGardenia augusta) adalah perdu tahunan dari suku kopi-kopian atau Rubiaceae. Bunganya berwarna putih dan sangat harum. Tanaman juga dikenal dengan nama binomial Gardenia jasminoides yang berarti "seperti melati," walaupun tidak ada hubungannya dengan marga Jasminum (Melati). Di Bali, tanaman ini dikenal dengan nama jempiring dan bunganya merupakan maskot kota Denpasar. Tinggi tanaman 1-3 meter, berasal dari Asia Timur dan banyak tumbuh di alam bebas, walaupun lebih banyak dijumpai di sekitar tempat tinggal manusia sebagai tanaman hias. Daun berbentuk bulat telur, tebal, permukaan daun berwarna hijau tua yang mengkilat. Bunga hanya muncul sekuntum di ujung-ujung tangkai, mempunyai 6 daun mahkota walaupun sebagian kultivar mempunyai bunga ganda (daun mahkota berlapis). Bunga sewaktu baru mekar berwarna putih bersih, tapi sedikit-sedikit berubah warna menjadi krem kekuningan. Bunga berbau sangat harum sehingga sering digunakan sebagai bahan baku minyak bunga. Harum bunga yang sepintas mirip Melati banyak menarik minat serangga seperti beberapa spesies Lepidoptera dan semut. Buah berwarna kuning dengan daun kelopak yang masih menempel, berbentuk oval dan tidak akan retak walaupun sudah matang dan kering.

2.4.1 Asal-usul dan wilayah penyebarannya Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti meulu breuk,raja putih(Aceh); kacapiring(Sunda); kacapiring,peciring,cepiring,ceplok piring(Jawa); kacapiring, sang klapa(Maluku); jempiring (Bali) 2.4.2 Manfat Kacapiring Buah kacapiring rasanya pahit,sifatnya dingin,dengan afinitas ke meridian jantung,hati,paruparu,lambung,dan sanjiao. Buah kacapiring berfungsi sebagai pembersih panas dan api, menyejukkan darah, membuang racun, serta menghilangkan lembap. Khasiat buah kacapiring adalah untuk mengatasi berbagai penyakit seperti demam,batuk,hepatitis disertai kuning,muntah darah,kencing darah,mata bengkak, sariawan. Akar dan bunga berkhasiat peluruh haid. Bunga berkhasiat hemostatis,penenang,dan peluruh kencing.

2.4.3 Ramuan obat dari Kacapiring Kacapiring adalah salah satu tanaman obat yang buahnya bisa dgunakan untuk mengobati beberapa penyakit, seperti demam,batuk,hepatitis disertai kuning,muntah darah,kencing darah, sariawan. a. Demam Bahan Cara pembuatan : Daun kacapiring segar 30 g, gula aren sebesar ibu jari, dan 2 gelas air. : Cuci daun kacapiring segar,kemudian rebus dan tambahkan gula aren sebesar ibu jari. Rebus dengan 2 gelas air rebusannya sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,saring dan minum sekaligus. Dosis b. Batuk Bahan Cara pembuatan Dosis : 3 kuntum bunga kacapiring segar, 3 gelas air, madu secukupnya. : Cuci bunga kacapiring segar,lalu rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, disaring dan diminum. : Minum sehari 3 sekali, masing-masing gelas. Setiap minum, tambahkan madu secukupnya. c. Hepatitis disertai kuning Bahan Cara pembuatan : Buah kacapiring segar 9 g, herba daun sendok segar 60 g, rimpang temulawak seukuran telapak tangan dan air 500 cc. : Cuci bersih semua bahan. Tambahkan air 500 cc, lalu rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan minum airnya sedikit demi sedikit. Dosis : Air yang diminum harus habis habis daklam sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh. d. Muntah darah,kencing darah Bahan : Buah kaca piring kering 9 g, akar alang-alang 15 g, herba urang-aring 30 g, daun nanas kerang 30 g, air 4 gelas. Cara pembuatan Dosis : Rebus semua bahan dengan 4 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya. : Minum airnya sehari 3 kali. Lakukan setiap hari sampai darah : Lakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.

berhenti keluar. e. Sariawan. Bahan Cara pembuatan : Daun kacapiring segar sebanyak 1 genggam : Cuci semua bahan, lalu giling halus. Masukkan ke dalam cangkir,seduh dengan air mendidih, lalu tutup. Setelah dingin,saring dan gunakan airnya untuk berkumur. Dosis : Lakukan 3-4 kali sehari sampai sembuh.

2.5 Jamblang

Jamblang, jambu keling atau duwet adalah sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tumbuhan berbuah sepat masam ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti jambee kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Min.), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka nama lokal di Sulut), jambulan Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun, kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90 cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan. Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.

Karangan bunga dalam malai atau malai rata, renggang, hingga tiga kali bercabang; umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau harum. Daun kelopak bentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4-7 mm; putik 6-7 mm.

Buah buni berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1-5 cm, bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih, kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah, sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm. 2.5.1 Asal-usul dan wilayah penyebarannya Jamblang, jambu keling atau duwet adalah sejenis pohon buah dari suku jambu-jambuan (Myrtaceae). Tumbuhan berbuah sepat masam ini dikenal pula dengan berbagai nama seperti jambee kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Min.), jambulang, jambulan, jombulan, jumblang (aneka nama lokal di Sulut), jambulan (Flores), jambula (Ternate), jamblang (Btw., Sd.). Juga jambu juwat, jiwat, jiwat padi (Ind., juwet atau duwet (Jw.), juwet, jujutan (Bl.), dhuwak, dhalas (Md.), duwe (Bima) dan lain-lain. 2.5.2 Manfaat Jamblang Daging buah jamblang digunakan untuk mengobati penyakit kencing manis, batuk kronis, batuk rejan,asma, batuk pada TB paru disertai nyeri dada,dan nyeri lambung dan diare. Sementara itu biji jamblang digunakan untuk mengobati penyakit kencing manis, diare,disentri,gangguan pencernaan,dan pembesaran limpa. Sedangkan kulit kayunya digunakan untuk pengobatan kencing manis dan diare. 2.5.3 Ramuan obat dari Jamblang Jamblang adalah salah satu tanaman obat yang dapat mengobati beberapa penyakit, seperti batuk kronis, ,diare, dan sariawan. a. Batuk kronis Bahan Aturan pakai : Buah jamblang segar 15 g yang sudah dicuci. : Makan buah jamblang tersebut. Lakukan 3 kali sehari.

b. Diare pada anak Bahan : Buah jamblang segar yang belum matang dan beras yang sudah digongseng sampai kuning. Cara pembuatan : Masukkan semua bahan ke dalam mangkuk, tambahkan air secukupnya sampai semua bahan terendam. Tnggu sampai matang. Setelah dingin, makan sekaligus. Dosis c. Sariawan Bahan Cara pembuatan Dosis : Kulit kayu atau daun jamblang : Rebus kulit kayu atau daun secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk berkumur-kumur. : Lakukan 3-4 kali sehari : Lakukan 3 kali sehari.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
Jadi,tanaman obat bisa sebagai alternatif bagi para kaum menengah ke bawah dalam masalah kesehatan. Tidak usah perlu berobat ke dokter yang memerlukan biaya yang berjuta juta bahkan ratusan juta. Selain itu penggunaan tanaman obat tentunya lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obat kimia. Tanaman obat bersal dari alam, berbeda dengan obat kimia yang diproses dengan berbagai tahap secara kimiawi. Senyawa kimia yang terkandung dalam obat memang dapat menyembuhkan satu penyakit secara cepat dan efektif,namun dapat mengurangi bagian tubuh lain yang sehat. Lain halnya dengan tanaman obat yang sekalipun memakan waktu dan proses penyembuhan yang agak lama,namun dapat mengobati berbagai penyakit sekaligus.

3.2

Saran-Saran

1. Pemerintah seharusnya lebih mensosialisasikan lagi tanaman tanaman obat yang tumbuh di sekitar lingkungan kita kepada masyarakat, agar masyarakat tahu apa saja tanaman obat dan manfaat dari tanaman obat tersebut. 2. Seharusnya masyarakat juga harus mengetahui beberapa macam tanaman obat tanpa harus disosialisasikan dari pemerintah dengan cara mencari informasi di Internet. Karena akan memberikan dampak positif bagi kita.

LEMBAR PENGESAHAN

TANAMAN OBAT

DISUSUN SERTA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT DALAM MEMPEROLEH PENAMBAHAN NILAI RAPOR DAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK KENAIKAN KELAS.

Binjai, Diketahui oleh Guru Pembimbing,

Mei 2011

Penulis,

N.H.Sembiring

Wahyudi Wirja

NIP : 1953 0402 198003 2002

NIS :

DAFTAR PUSTAKA
1. Kresnady, Budi, dan Tim Lentera.2003.Khasiat & Manfaat Brotowali si Pahit yang Menyembuhkan.Jakarta:Penerbit P.T Agro Media Pustaka. 2. Furnawanthi,Irni.2002.Khasiat & Manfaat LIDAH BUAYA SI TANAMAN AJAIB.Jakarta: Penerbit P.T Agro Media Pustaka. 3. Sulaksana,Jaka, dan Dadang Iskandar Jayusman.2005.KejiBeling,Jakarta:Penebar Swadaya. 4. Dalimartha,Setiawan.2003.Jakarta:Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.

TANAMAN OBAT
D I S U S U N OLEH :

Nama Kelas Jurusan

: Wahyudi Wirja : XI IA B : IPA

KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 2 BINJAI T.A 2010/2011

You might also like