You are on page 1of 6

1.

Penjelasan singkat menggunakan kata-kata sendiri tentang latar belakang munculnya istilah dan doktin Tritunggal dalam sejarah gereja mula-mula. Istilah Tritunggal tidak pernah dipergunakan dalam Alkitab. Orang yang pertama sekali menggunakan istilah itu adalah Tertulianus dengan pengertian bahwa dalam substansi Allah yang satu ada tiga Oknum yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Memang Tertulianus menyebutkan substansi yang satu dan oknum yang tiga, tetapi karena mau mempertahankan doktrin keesaan Allah yang dipakai oleh penganut Agama Yahudi pada gereja mula-mula, ia membedakan Oknum I dan Oknum II dalam derajat. Menurutnya Oknum II yaitu Anak lebih rendah derajatnya dari Oknum I yaitu Bapa dan bukan hanya Anak lebih rendah daripada Bapa , tetapi Oknum III yaitu Roh Kudus lebih rendah dari Anak dan Bapa.

2. Penjelasan yang singkat dan sistematis tentang konsep yang salah mengenai Allah Tritunggal sejak masa sebelum sampai sesudah reformasi. Dalam sidang Nicea pada tahun 325 disimpulkan bahwa hanya ada satu Allah dan bahwa Anak berasal dari Bapa, karena itu Anak sederajat dengan Bapa. Namu kesatuan dan perbedaan dari tiga Oknum tersebut tidak terjelaskan dalam sidang tersebut. Dalam sidang Konstatinopel keputusan konsili Nicea lebih dipertegas dan dikemukakan pula bahwa Roh Kudus juga sederajat dengan Bapa dan Anak. Pada masa reformasi dah sesudahnya kesalahpahaman sebelumnya tentang doktrin tersebut muncul lagi. Golongan Arminians misalnya. Demi menegaskan kesatuan Allah, cenderung merendahkan Oknum II dan Oknum III. Beberapa teolog dari golongan Lutheran mengikuti modalisme. Karl Bath juga memberi komentar bahwa yang memberi pernyataan adalah Bapa, pernyataan itu sendiri adalah Anak dan yang dinyatakan adalah Roh Kudus. Karl Bath tidak mengikuti konsep modalisme dan menerima adanya Oknum Allah Tritunggal.

3. Penjelasan yang singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai konsep Tritunggal baik menurut Penjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dan implikasinya bagi dasar kepercayaan orang Kristen pada masa kini. Perjanjian Lama tidak memberi penjelasan yang lengkap tentang doktin Tritunggal tetapi lebih menekankan pengajaran tentang keesaan Allah. Walau demikian dalam Perjanjian Lama juga dapat ditemukan indikasi tentang eksistensi Allah Tritunggal. Dikemukakan keberadaan Malaikat Tuhan yang bukan malaikat biasa karena Ia berfirman atas namaNya sendiri dan mau disembah. Ditemukan juga pernyataan tentang Roh Allah yang memberi ilham kepada manusia. Bahkan kadang-kadang diperlihatkan Oknum lebih dari satu. Dalam Perjanjian Baru dengan jelas dinyatakan bahwa Allah memberikan AnakNya ke dalam dunia, Bapa dan Anak mengirim Roh Kudus. Kita menemukan bahwa Bapa berbicara kepada Anak dan Anak berkomunikasi dengan Bapa. Ketiga Oknum Allah

Trituggal secara sendiri-sendiri diperlihatkan tegas dalam Matius 3:16-17, Anak dalam diri Yesus Kristus yang dibabtiskan, Bapa yang berbicara, Roh dalam wujud burung merpati. Ketiga Oknum ini disebutkan sejajar dalam amanat agung. Ketiga Oknum ini bukan sekedar 3 model atau fungsi yang berbeda tetapi 3 pribadi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa keberadaan Allah secara kekal terdiri dari tiga Oknum. Implikasinya adalah bahwa dalam keberadaan Allah ada satu hakekat, essens atau substansi yang satu tak dapat dipisahkan atau dibagi. Kuasa, kasih, kebenaran itu tak dapat dibagi 3 tetapi secara sempurna berada pada ketiga Oknum tersebut.

4. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Bapa sebagai Oknum Pertama Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Allah Tritunggal ditandai dengan urutan pasti. Sang Bapa berada diurutan pertaman karena dariNyalah lahir atau berasal Sang Anak. Dia tidakl dilahirkan atau berasal dari Sang Anak. Jadi Oknum I yakni Bapa tidaklah lebih kekal atau lebih berkuasa daripada Anak dan Roh Kudus. Karena dari kekal sampai kekal Anak dan Roh Kudus ada di dalam dan bersama-sama Bapa. Pembedaan bagi Bapa sebagai Oknum I dari Anak dan Roh Kudus adalah dalam keberadaanNya sebagai asal dari Oknum II & III dan dalam fungsiNya sebagai pencipta dan pemelihara segala makhluk. Dia telah mengutus Anak untuk keselamatan manusia. Bapa yang mengadili, membalas kebaikan dengan berkat atau kejahatan dengan hukuman. Bapa senantiasa beserta Anak. Bapa adalah Dia yang dalam dan melalui Yesus Kristus menjalin hubungan dengan manusia yang percaya dan mengakui Yesu Kristus sebagai Tuhannya. Implikasinya adalah pertama bahwa keberadaan Allah yang agung dantak terbatas itu jauh di luar jangkuan kemampuan manusia untuk memahaminya. Implikasi kedua dari keberadaan Bapa sebagai Pencipta dan Pemelihara adalah bahwa Dialah sumber kehidupan dan keberadaan kita. Kita adalah milikNya. Implikasi ketiga dari pengenalab yang benar akan Oknum Bapa adalah memanggil, memohon dan berharap kepadaNya sesuai dengan pengenalan yang benar tersebut.

5. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Anak sebagai Oknum Kedua Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Pemakaian istilah Logos, yang berasal dari dunia Hellenistik kuno untuk Oknum II Allah Tritunggal, berfungsi untuk memperlihatkan makna yang sama dengan istilah Anak. Dia disebut Firman sebelum berinkanasi menjadi manusia. Firman atau Anak itu secara kekal ada bersama-sama Allah, setara dengan Allah, bahkan Dia adalah Allah sendiri. Dia disebut Firman atau Anak karena keilahianNya melampaui manusia

dan segala makhluk. Pembedaan bagi Anak sebagai Oknum II dari Oknum lain adalah kelahiranNya secara kekal dari Bapa dan asal yang kekal dari Roh Kudus. Pembedaan itu juga berlaku dalam fungsinya sebagai Penyelamat dan Perantara manusia. Segala sesuatu secara mutlak berasal dari Bapa tetapi melalui Anak yang berfungsi sebagai Perantara. Anak mengerjakan apa yang diperintahkkan Bapa kepadaNya. Dialah satusatunya jalan kepada Bapa. Dan khususnya Dia adalah Sang Penyelamat bagi manusia. Implikasinya adalah pertama kepercayaan dan penyembahan kita kepada Allah Bapa Sang Pencipta dan Pemelihara bukanlah terpisah dengan kepercayaan dan penyembahan kita kepada Anak Sang Penyelamat yakni Yesus Kristus. Implikasi kedua adalah kepercayaan kepada Allah yang kasih dalam sang Anak Penyelamat, haruslah diikuti dengan kasih kepada Allah lewat kasih terhadap sesame dan alam ciptaanNya. Implikasi ketiga adalah kepercayaan kepada Allah sebagai Sang Penyelamat dalam Yesus Kristus haruslah diikuti dengan pemahaman bahwa keselamatan itu adalah anugrah Allah bukanlah karya manusia.

6. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai konsep holistik yang mencakup seluruh pengalaman hidup di dunia ini, kematian, dan kehidupan sesudah kematian. Dalam injil Matius dikemukakan bahwa Anak Manusia menyelamatkan orang berdosa dengan mengorbankan nyawaNya sebagai tebusan. Baik Injil Matius dan Lukas menegaskan bahwa keselamatan yang diberikan bukan hanya keselamatan baitiniah tetapi juga menyangkut hal-hal jasmaniah seperti kelepasan dari penyakit dan keterawanan atau keselamatan dari permasalahan hidup dan kehidupan sehari-hari. Jika dalam Perjanjian Lama keselamatan ditujukan pada aspek jasmaniah, pada Perjanjian Baru keselamatan jelas tampak bahwa keselamatan itu bersifat holistik, maksudnya mencakup aspek batiniah dan jasmaniah. Dan dalam injil Markus terlihat yang dituntut dari orang yang telah menerima keselamatan yaitu bersedia setia padaNya, berkurban, dibenci orang, menderita, kalau perlu mati demi keselamatan itu dan menolak perkerjaan iblis. 7. Penjelasan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri mengenai eksistensi dan peran Roh Kudus sebagai Oknum Ketiga Tritunggal dan implikasinya dalam kepercayaan dan perilaku Kristiani. Menurut Perjanjian Lama bahwa Roh Kudus ada sebelum dunia diciptakan karena pada hakekatnya Allah adalah Roh. Pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, adalah Allah dalam Roh yang berkarya. Umumnya dalam Perjanjian Lama Dia disebut Roh Allah, sering sebagai Yang Suci dari Israel, kecuali dalam beberapa kasus Dia dipanggil Roh Kudus. Roh Allah tidak saja di perlihatkan tetapi juga berperan dalam nubuatan. Dialah yang mengilahmi nubuatan terutama yang disampaikan para nabi. Roh Allah berfungsi sebagai kekuatan yang

mengkomunikasikan kehendak Allah agar umatNya hidup sesuai kehendakNya. Menurut Perjanjian Baru bahwa Roh Kudus memberi hidup baru dalam konteks kelahiran kembali. Untuk membaharui hidup seseorang, Dia bukan saja merubah kesadaran orang tersebut tetapi juga membaharui keberadaannya. Roh Kudus memberi karunia secara khusus kepada setiap orang percaya. Implikasinya adalah pertama, kepercayaan dan penyembahan kita kepada Allah sang Bapa Pencipta dan Pemelihara serta kepada sang Anak Penyelamat bukanlah terpisah dengan kepercayaan dan penyembahan kita kepada Allah Roh Kudus sang Pembaharu. Kedua, kepercayaan kepada Allah Roh Kudus sang Pembaharu adalah kepercayaan kepada kuasa Allah atas manusia yang tak dapat dibatasi oleh apapun. Ketiga, kepercayaan kepada Allah Roh Kudus sang Pembaharu juga menjadi dasar pengaharapan bagi orang percaya bahwa Dia akan membaharui segala sesuatu sehingga terbentuk langit dan bumi baru.

8. Penjelasan singkat mengenai beberapa pemahaman yang salah mengenai Roh Kudus dan memberi penjelasan yang benar tentang hal itu.

Pendidikan Agama Kristen Protestan


D I S U S U N

Oleh :
y Nama : Arnando A.T. Gea

y NIM

: 110200185

y Dosen

: Ibu Risnawaty Sinulingga

You might also like