You are on page 1of 35

UNIVERSITAS BUNG KARNO FAKULTAS HUKUM

ILMU BUDAYA DASAR


PENYUSUN Drs. Jacub M. Saleh, S.E.

Jakarta 2008

BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Kata budaya berasal dari bahasa Sangserkerta yaitu buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah memenuhi empat syarat, yaitu: objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Ilmu Budaya Dasar (IBD) adalah ilmu pengetahuan yang mencoba budaya. Tiga unsur yang berada dalam diri manusia yang mendorong perkembangan budaya manusia, yaitu: a. Unsur Cipta atau Budi, berhubungan dengan akal atau ratio, menimbulkan ilmu dan teknologi. Kemampuan menilai yang benar berdasarkan kenyataan yang diterima oleh akal. b. Unsur Rasa (Estetika), menimbulkan kesenian. Kemampuan manusia untuk menilai sesuatu yang indah dan sesuatu yang tidak indah. c. Unsur Karsa (Etika), yang menimbulkan kebaikan. Manusia dapat menilai yang baik dan mana yang tidak baik. Hal ini disebut nilai kebaikan atau nilai moral 2. Tujuan Tujuan Ilmu Budaya Dasar ialah mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikal terhadap masalah-masalah budaya, sehingga mengemukakan konsep-konsep dasar tentang pengkajian masalah-masalah kemanusiaan dan masalah-masalah

daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa menjadi lebih halus. Pendekatan yang dipergunakan dalam mengungkapkan dan memberi arti pada peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam tulisan-tulisan yang bersifat unik. Hal-hal yang dianggap unik misalnya: putusan hakim, karya sastra, media massa, kitab suci, filsafat, karya seni. 3. Ruang Lingkup Kajian Masalah pokok yang menjadi kajian Ilmu Budaya Dasar adalah hakekat manusia yang satu (universal), namun beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan menurut keadaan, waktu dan tempat. Tanggapan manusia terhadap perkembangan lingkungan alam, sosial budaya menciptakan kesamaan yang diungkapkan dalam berbagai bentuk dan corak pikiran, perasaan, kehendak dan hasil perbuatannya. Manusia sebagai makhluk budaya menjadi tema pokok yang diuraikan ke dalam delapan pokok bahasan, yaitu a. Manusia dan Cinta Kasih b. c. d. e. Hidup f. g. h. Menurut Prof. Dr. Sutan Manusia dan Tanggung Jawab Manusia dan Kegelisahan Manusia dan Harapan Takdir Alisyahbana: apabila Manusia dan Keindahan Manusia dan Penderitaan Manusia dan Keadilan Manusia dan Pandangan

perwujudan budaya itu penekanannya pada unsur cipta, maka akan timbul tingkat peradaban yang berbeda. Dalam bahasa

Inggris, timbul

cipta

yaitu

mind ada

selalu

dihubungkan tinggi,

dengan bukan

civilization, bukan culture. Dengan penekanan pada mind, akan pernyataan bahwa peradaban berkebudayaan tinggi. Tingkat berpikir tinggi lebih dahulu tinggu di kalangan orang Barat, karena itu dikatakan bahwa orang Barat mempunyai peradaban tinggi bukan kebudayaan tinggi. Apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada semua unsur cipta, rasa dan karsa, maka akan timbul tingkat kebudayaan berbeda. Dengan penekanan pada semua unsur budaya, akan timbul pernyataan bahwa ada kebudayaan tinggi dan ada kebudayaan rendah, karena diukur dengan faedahnya bagi manusia. Apabila kebudayaan dihubungkan dengan peradaban, maka walaupun peradaban manusia itu rendah belum tentu kebudayaannya rendah. Menurut E. B. Taylor, kebudayaan adalah seluruh kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, tata cara dan kemampuan-kemampuan apa saja lainnya, kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Leslie White, kebudayaan adalah suatu kumpulan gejala-gejala yang terorganisasi yang terdiri dari tindakantindakan (pola-pola perilaku) benda-benda (alat-alat atau bendabenda yang dibuat dengan alat-alat), ide-ide (kepercayaan dan pengetahuan) dan perasaan-perasaan (sikap-sikap, nilai-nilai) yang semuanya itu tergantung pada penggunaan simbol-simbol. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan-gagasan dan karya manusia, yang dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karya itu, selanjutnya menurut beliau bahwa sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap

amat bernilai dalam hidup. Suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Penelitian-penelitian berikut ini mungkin dapat memperjelas tulisan di atas. Kebudayaan adalah produk manusia: produk itu lalu menjadi kenyataan objektif yang kembali mempengaruhi manusia yang menghasilkannya. Nilai ialah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang lain dan norma ini merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau menolak perilaku seseorang.

BAB II MANUSIA DAN CINTA KASIH


1. Pengertian Cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, pemujaan dan belas kasihan. Mutu cinta kasih dapat diberi nilai tertentu jika telah diwujudkan dalam tingkap laku manusia yang ditujukannya sekitarnya. Cinta kasih berasal dari unsur rasa (estetika), mengungkapkan perasaan, dilandasi oleh unsur karsa (etika) dan dipertimbangkan dengan akal sehingga menimbulkan tanggung jawab. 2. Jenis Cinta Kasih Hubungan cinta kasih dapat dicatat sebagai berikut: a. Cinta kasih antara orang tua dan anak Hubungan cinta kasih antara orang tua dan anak disebut hubungan kasih sayang, seorang ibu atau ayah selalu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan anaknya secara wajar. Sejak lahir seorang anak telah mengenal kasih sayang, meskipun adapula kelahiran anak yang tidak diharapkan. Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan sehingga dapat menjadi anak yang sombong, pemboros. tidak saleh dan tidak menghormati orang tua. kepada sesama manusia, Tuhan dan alam

Unsur-unsur kasih sayang adalah terdiri dari tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka yang merupakan satu kesatuan yang utuh. b. Cinta kasih antara pria dan wanita Hubungan yang akrab antara pria-wanita atau suami-istri disebut kemesraan. Kemesraan ditunjukkan dengan perhatian yang istimewa terhadap seseorang yang dicinta: perilaku yang baik, lemah lembut dan sopan. c. Cinta kasih antara sesama manusia Menjalankan perintah agama dengan cara mencintai sesama, berkunjung ke rumah teman yang sedang sakit, memberikan pertolongan terhadap yang susah atau menderita merupakan penjelmaan dari rasa belas kasihan. d. Cinta kasih antara manusia dan Tuhan Menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya adalah dengan merupakan penuh manifestasi dan hubungan keikhlasan cinta manusia diri dengan Tuhan. Pengabdian dan pemujaan kepada Tuhan kepasrahan berserah semata-mata karena Tuhannya merupakan puncak keimanan seorang manusia e. Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya Menciptakan taman yang indah, memelihara kelestarian hutan, melakukan kegiatan reboisasi dan membudidayakan hewan secara baik serta menjaga keindahan alam adalah pertanda adanya cinta kasih manusia terhadap lingkungan hidupnya. Untuk memperdalam pemahaman-pemahaman terhadap pokok bahasan manusia dan cinta kasih maka kepada para mahasiswa diharapkan membaca novel salah asuhan karangan Abdul Muis, novel Cintaku di Kampus Biru karya Ashadi Siregar, 7

mengikuti kegiatan Palang Merah dan perkembangan usaha menggalakkan orang tua asuh, mendengarkan dan menghayati lagu yang dibawakan oleh Bimbo yang berjudul Tuhan, serta ikuti usaha pemerintah untuk menata, memelihara dan menjaga lingkungan sehingga dapat tercipta keselarasan, keserasian dan kesinambungan antara manusia dan lingkungannya.

BAB III MANUSIA DAN KEINDAHAN


1. Pengertian Keindahan berasal dari kata indah, yang berarti bagus, cantik, molek, elok, permai. Yang indah itu adalah sesuatu yang berbentuk. Pemandangan alam yang indah adalah salah satu contoh dari ciptaan Tuhan dan taman-taman diri yang indah untuk dan merupakan sebagian dari ciptaan manusia. Kontemplasi dalam dari adalah daya dalam manusia merasakan menciptakan sesuatu yang indah sedangkan ekstasi adalah daya manusia untuk menyatakan, menikmati sesuatu yang indah. Persepsi terhadap keindahan berbeda-beda dari setiap orang karena adanya perbedaan derajat kontemplasi dan ekstasinya. Sifat-sifat keindahan: a. Keindahan itu kebenaran b. Keindahan itu abadi c. Keindahan mempunyai daya tarik d. Keindahan itu universal e. Keindahan itu wajar f. Keindahan itu kenikmatan g. Keindahan itu kebiasaan 8

Para seniman terdorong untuk menciptakan keindahan karena menghadapi hal-hal sebagai berikut: a. Tata nilai yang telah usang b. Kemerosotan moral c. Penderitaan manusia d. Keagungan Tuhan Di dalam keindahan terdapat unsur kehalusan. Kehalusan berasal dari kata halus yang artinya tidak kasar atau dengan kata lain lembut. Kehalusan adalah kemampuan melahirkan sikap, perilaku, perbuatan yang sopan, ramah rendah hati, tidak bersikap sombong, menanggapi orang lain dengan sabar dan tidak emosi, suka menolong orang lain, berpakaian sederhana tetapi sopan, baik budi bahasa sehingga dapat dikatakan indah. Unsur yang melahirkan sikap adalah: a. Anggota badan: kaki, tangan, kepala, bahu, mulut, bibir, mata dan roman muka b. Bahasa: pemilihan kata/kalimat baik lisan maupun tulisan serta bentuk irama, nada dan alunan suara c. Rohani: kemauan yang keras, lemah, lembut untuk berbuat baik atau tidak baik. Perasaan yang peka yang dikendalikan dengan baik serta pikiran yang bijaksana dan sehat. 2. Pengaruh Keindahan Terhadap Jiwa Manusia Menikmati pemandangan alam yang indah, hawa gunung yang segar, bunga-bunga yang beraneka warna maka kita akan kagum oleh keindahan tersebut sehingga teringat kebesaran Tuhan. Menyadari kekuasaanNya, membangkitkan rasa ketaqwaan kepada Tuhan dan memperhalus budi pekerti maka akan timbul kesan cantik, ganteng, cakap dan sebagainya. Menyaksikan tarian-tarian, misalnya tari gambyong, tari srimpi dan tarian lainnya, membaca novel yang bermutu, melihat

lukisan yang mengemukakan keindahan serta menonton film dapat memperdalam wawasan mahasiswa tentang keindahan. 3. Renungan Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya memikirkan sesuatu dengan tenang dan secara mendalam. Kadar renungan setiap orang berbeda satu sama lainnya walaupun obyek yang direnungkan sama. Berfilsafat mengevaluasi demikian tidak artinya segenap semua kegiatan orang untuk mampu merenungkan dimiliki. berfikir atau pengetahuan yang Namun

kefilsafatan.

Pemikiran kefilsafatan adalah berdasarkan penalaran, sedangkan penalaran itu sendiri merupakan proses berpikir yang logis dan analitik. Kreativitas manusia yang senantiasa berkembang itu tiada lain adalah bermula dari renungan, yang kemudian diperjuangkannya menjadi hasil ciptaan.

10

BAB IV MANUSIA DAN PENDERITAAN


1. Pengertian Penderitaan berasal dari kata derita. Derita artinya rasa tidak enak, tidak menyenangkan, rasa sakit. Menderita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan dan menanggung rasa sakit. Penderitaan yang dirasakan adalah penderitaan lahir (jasmani) dan rohani. Seseorang yang menderita jasmani sudah tentu akan diikuti pula oleh derita rohani dan menderita rohani pasti juga dibarengi oleh derita jasmani. Sesungguhnya kedua jenis penderitaan itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Seorang mahasiswa yang bercanda dengan rekannya menyebabkan jari tangannya luka atau lecet merasakan kesakitan secara fisik sehingga ia lemah konsentrasi pada waktu mengikuti kuliah, yang pada akhirnya dapat juga menurunkan nilai atau hasil ujian akhir semesternya. Mungkin juga seorang mahasiswi yang dari hari demi hari jasmaninya semakin kurus, perhatian kepada materi kuliah menjadi berkurang, daya pikir merosot ternyata penyebabnya adalah sang kekasih yang sedang berlayar tak pernah lagi mengirim berita seperti sedia kala.

11

Perbuatan orang, bencana alam, penyakit, siksaan Tuhan atau azab, polusi, tekanan mental, kegagalan cinta, difitnah, kawin paksa, dimadu dan rasa takut adalah merupakan sumber penderitaan manusia. 2. Penderitaan sebagai kodrat Dalam menjalankan kehidupannya manusia dapat dipastikan pernah merasakan penderitaan, hal ini disebabkan oleh beraneka ragamnya permasalahan yang dihadapi sehingga tak mungkin mampu diatasi secara keseluruhan. Segenap kegiatan dan usaha yang kita lakukan cenderung untuk memperkecil penderitaan ataupun menghilangkan semua penderitaan yang akan ditanggung. Seseorang merasakan penderitaan setelah dialami oleh dirinya sendiri atau sesudah menyaksikan penderitaan yang ada pada orang lainnya. Penghayatan terhadap penderitaan dapat diperoleh melalui surat kabar, radio, televisi, membaca karya tulis yang bersifat unik ataupun menyaksikan secara langsung ke tempat-tempatnya. Pribadi yang belum mempunyai persepsi tentang bahwa penderitaan penderitaan dengan maka itu ia tak tergerak hatinya kepada untuk kita membantu orang lain yang sedang ditimpa kesusahan. Menyadari bersifat kodrati maka diri diharapkan selalu bersifat optimis menghadapi penderitaan demi penderitaan cara mendekatkan kepada Tuhan. Mencari dan menemukan sebab-sebab munculnya penderitaan dapat meringankan sebagian beban penderitaan. Pemerintah seluruh warga setiap Negara mengkomunikasikan media massa kepada tentang negaranya melalui

penderitaan yang dialami oleh warga Negara sendiri maupun warga negara lainnya, misalnya pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, orang tua Ari Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian,

12

perang Iran-Irak, perang Libanon banyak korban jiwa, anak kehilangan ayah dan ibu, istri kehilangan suami, kesengsaraan lahir batin, hilang tempat teduh agar terketuk hati nurani yang mengetahuinya guna meringankan beban kesengsaraan sesama. Pemanfaatan lingkungan dan alam sekitarnya yang berdasarkan sifat serakah untuk kepentingan pribadi maupun sekelompok orang-orang tertentu menyebabkan penderitaan bagi pelaku itu sendiri dan seluruh masyarakat yang berdomisili di sekitarnya, serta secara lebih luas lagi merusak ekosistem. Setelah mengalami penderitaan maka akan timbul reaksi sebagai tanggapan berupa sikap positif dan sikap negatif. Sikap negatif misalnya tidak bahagia, putus asa, kecewa dan tidak memiliki gairah hidup sedangkan sikap positif yaitu optimis dalam menghadapi penderitaan hidup dan menganggap sebagian dari tantangan untuk mencapai cita-cita hidup. kreatif, rajin, mentaati perintah Tuhan, tidak mudah menyerah, menyelesaikan tugastugas yang diharapkan oleh dosen tepat pada waktunya adalah sebagian pertanda sikap positif.

13

BAB V MANUSIA DAN KEADILAN


1. Pengertian Kata keadilan berasal dari kata adil. Kata adil menurut jenis katanya adalah kata sifat dan menerangkan sifat setiap bidang kegiatan kehidupan. Begitu luasnya ruang lingkup permasalahan keadilan tersebut maka acap kali menimbulkan kesulitan tertentu dalam memahaminya bahkan lebih sukar lagi ketika seseorang menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Adil berarti tidak memihak, seimbang, layak, objektif, netral dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban merupakan pertanda terwujudnya keadilan. Adanya pengakuan terhadap hak orang lain akan mendorong seseorang untuk menghormati hak orang lain tersebut. Keharmonisan dan keseimbangan antara kegiatan menuntut hak dan melaksanakan kewajiban merupakan sendi dasar keadilan. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia demikianlah salah satu dari empat pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam dari Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, ini berarti bahwa bangsa Indonesia memiliki keyakinan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur 14

yang merata, adil di bidang hukum, politik, ekonomi dan kebudayaan. Menanamkan, memupuk serta membina sikap positif, sikap kegotongroyongan, adil, suka menolong, kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Telah menjadi kenyataan sehari-hari atau dengan kata lainnya sudah merupakan fenomena adalah bahwa keadilan dan ketidakadilan dihadapi oleh manusia dalam mengarungi hidupnya sehari-hari. Oleh sebab itu, keadilan dan ketidakadilan dapat merangsang timbulnya berbagai usaha/kreativitas manusia untuk memecahkan terhitung permasalahannya. seni lahir Dari waktu ke serta waktu tak hasil dari gagasan imajinasi

ketidakadilan, misalnya seni drama, seni puisi, novel, musik, film filsafat dan lain-lain. 2. Kejujuran Apabila seseorang berkata sesuai dengan hati nurani dan menepati janjinya maka orang tersebut telah berlaku jujur terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Untuk menjadikan diri sebagai manusia yang bertulus budi dan manusiawi maka seseorang diharapkan belajar serta latihan bersikap jujur karena kejujuran membuat menentramkan orang tegas, hati, yakin menghilangkan dan yang rasa takut, adalah hakiki

mendatangkan keadilan. Tekanan sosial ekonomi, terpaksa, tidak rela, kadang-kadang pengaruh lingkungan, ingin popular, sopan santun dan kepentingan pendidikan adalah merupakan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakjujuran.

15

Kejujuran dan ketidakjujuran adalah kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri. Kreativitas manusia, khususnya para seniman bangkit setelah menyaksikan kasus atau peristiwa yang mengandung hal ketidakjujuran karena dengan menyampaikan hal yang sebaiknya yang wajib dilakukan, orang akan terpancing untuk berbuat jujur. 3. Kecurangan Manakala hati sanubari orang telah diliputi oleh sifat tamak, iri, dengki maka ia tidak akan segan-segan melakukan perbuatan yang melanggar norma moral ataupun hukum maka terciptalah kecurangan. Kecurangan dan sifat-sifat buruk yang identik misalnya pemalsuan, penipuan, Mutu perampokan dan jenis dan lain-lain senantiasa mengalami muncul dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagi pola yang berbeda-beda. kecurangan keanekaragaman dan kemajuan sesuai dengan kebutuhan hidup manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan selalu ada baik dan buruk, ketika ada konflik yang baik selalu menang meski pada mulanya kalah. Kecurangan banyak merangsang para seniman untuk menciptakan hasil-hasil karyanya. 4. Pemulihan Nama Baik Dalam menjalani kehidupannya manusia kadangkala melakukan kesalahan dan apabila ia memiliki kesadaran untuk bertaubat, meminta maaf serta melakukan perbuatan yang sesuai dengan kehendak penciptanya maka tindakan demikian disebut sebagai usaha pemulihan nama baik.

16

Nama

baik

seseorang

akan

menjadi

tercela

bila

yang

bersangkutan tidak sanggup menahan/menguasai hawa nafsunya dari tiga macam godaan yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Memiliki derajat/pangkat, harta dan wanita adalah juga menjadi cita-cita orang, namun hendaknya dicapai melalui jalan yang wajar dan berdasarkan akhlak yang baik. Jalan yang menjerumuskan ke jurang kenistaan adalah antara lain fitnah, membohong, suap, mencuri, merampok, membunuh dan semua jalan yang diharamkan. Bertingkah laku yang sopan, ramah, memberikan kebijakan dan pertolongan kepada sesama dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrih, taqwa kepada Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur hendaknya senantiasa dilatih dan dipupuk. 5. Pembalasan Manusia adalah makhluk sosial dan bermoral, timbulnya pembalasan karena manusia mengadakan interaksi atau pergaulan antara sesamanya. Pergaulan yang berdasarkan pada norma-norma moral akan mendatangkan keadilan dan perbuatan amoral yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban orang lain cenderung menerima sangsi moral, karena tiap manusia tidak rela hak dan kewajibannya dilanggar dan diperkosa oleh pihak lain. Di dalam kitab-kitab suci pun terdapat ayat-ayat yang menegaskan bahwa Tuhan akan mengadakan pembalasan bagi yang bertaqwa kepadaNya dan siksaan di neraka bagi yang mengingkari. Sikap pergaulan yang bersahabat akan mendapat balasan yang bersahabat pula dan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan kecurigaan akan mendapat balasan yang tidak

17

bersahabat pula. Mempertahankan hal dan kewajiban itulah yang disebut dengan pembalasan.

BAB VI MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


1. Pengertian Pandangan hidup adalah dasar pemikiran, konsep atau pendapat yang dijadikan patokan, batasan pegangan, pedoman serta petunjuk untuk menjalankan kehidupan di dunia. Setiap kelompok manusia memiliki pandangan hidupnya masing-masing sesuai dengan sejarah pertumbuhannya sebab pandangan hidup dapat juga menggambarkan cara-cara mereka memecahkan problema kehidupannya. Pandangan kegunaannya, sehari-hari. Di dalam suatu organisasi formal misalnya negara kita Republik Indonesia memiliki Pancasila sebagai jiwa, kepribadian, dasar negara dan pandangan hidup yang mengandung cita-cita, 18 hidup itu tumbuh dan secara bertahap oleh diuji akal kebenarannya dapat diterima

sehingga bisa bermanfaat sebagai arahan dalam kehidupan

pikiran yang terdalam dan gagasan yang diyakini kebaikannya. Tanpa ini. Oleh karenanya, pandangan hidup bersifat kodrati bagi individu, kelompok maupun suatu negara. 2. Cita-cita Keinginan yang ada di dalam hati seorang mahasiswa, karyawan maupun suatu bangsa itulah yang disebut cita-cita. Untuk mewujudkan cita-cita agar menjadi suatu kenyataan seorang harus mengorbankan segala daya yang dimilikinya misalnya dana, tenaga pikiran maupun fisik, waktu dan perhatian. Mahasiswa hendaknya membuat daftar kegiatan belajar di rumah secara individual, jadwal kunjungan ke perpustakaan yang teratur sehingga dengan demikian diharapkan memperoleh nilai Indeks Prestasi yang lebih baik. Indeks Prestasi yang baik merupakan salah satu prioritas dalam kegiatan seleksi pegawai baru dari sebuah perusahaan dan ini berarti akan mendekatkan terwujudnya cita-cita guna memperoleh pekerjaan. Angan-angan adalah bentuk cita-cita yang belum atau tak mungkin tercapai, hal ini mungkin belum diwujudkan di dalam usaha nyata sehingga membutuhkan jangka waktu yang relatif lama untuk mencapainya. Agar supaya seseorang atau suatu masyarakat memiliki citacita yang baik dan berguna maka menjadi tugas keluarga khususnya ayah beserta ibu, fungsi pendidikan dan peranan negara menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung (kondusif) sehingga tertanam dengan kokohnya di dalam sanubari generasi-generasi muda sebuah cita-cita luhur yang menggelora. mempunyai pandangan hidup suatu bangsa akan senantiasa goyah dalam menghadapi persoalan-persoalan di dunia

19

Sejak masih dalam kandungan sebenarnya orang tua kita telah menanamkan cita-citanya untuk anak yang akan dilahirkannya namun selanjutnya tergantung kepada anak itu sendiri pada akhirnya apakah ia akan sungguh-sungguh untuk meraihnya. Cita-cita kehidupannya. 3. Kebajikan Perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan suara hati sendiri tanpa tekanan maupun paksaan dari luar dan harmonis dengan suara hati masyarakat serta firman Tuhan itulah yang disebut dengan kebajikan. Kebajikan itu akan menghasilkan keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Kebajikan yang ditampilkan seseorang dalam pergaulannya berasal dari salah satu unsur budaya yaitu karsa berupa kemauannya yang kuat untuk berbuat baik. Mengucapkan katakata yang sopan, berpakaian yang rapi, menjaga kebersihan lingkungan, mentaati peraturan lalu-lintas, menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi umat manusia adalah sebagian contoh dari kebajikan Orang yang beriman kepada Tuhan, yakin bahwa kebajikan manusia itu sebenarnya berasal dari kebajikan Tuhan. Kemauan yang buruk akan menimbulkan kejahatan dan pada akhirnya menghasilkan kesengsaraan. Kebajikan merangsang kearah kemajuan dalam bidang ekonomi, sosial, agama, seni, politik, iptek dan budaya. 4. Sikap hidup dapat mendorong kreativitas manusia dalam memajukan dan meningkatkan mutu dalam setiap segi-segi

20

Sikap

adalah

merupakan

pencerminan

dari

dorongan-

dorongan yang datang dari dalam diri seseorang dan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari lingkungan. Bila sikap tersebut disalurkan keluar maka terjadilah perilaku. Jadi sikap adalah kecenderungan berprilaku. Dorongan adalah suatu kekuatan di dalam diri seseorang yang jika telah mencapai kekuatan yang maksimum akan menyebabkan orang tersebut melakukan sesuatu. Dorongan itulah yang disebut sebagai unsur dinamika manusia, yaitu daya cipta, daya rasa dan karsa. Sikap-sikap etis yang perlu dibina yaitu sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap aktif, sikap rendah hati dan sikap bangga. Sikap-sikap non etis yang diusahakan dikurangi bahkan dihilangkan yaitu: sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap pasif, sikap angkuh dan sikap rendah diri. Dalam kata lain sikap hidup adalah suasana batin atau perasaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap hidup yang etis hendaknya dibentuk sejak masih anakanak, di lingkungan keluarga dan kemudian diteruskan ke suasana pendidikan formal yang sesuai dengan bakat. Jenis pendidikan militer dapat juga membentuk sikat tegas disiplin dan kesatria. Seseorang dapat dibedakan dengan seorang yang lain karena sikap yang ditampilkannya. Jadi orang lain menilai kita berdasarkan sikap kita menghadapi suatu permasalahan. Jika sikap kita mudah berubah karena suatu hal kecil saja berarti kita disebut sebagai orang yang lemah pendiriannya. Sebaliknya bila kita merasa yakin bahwa keputusan dan tindakan itu benar maka kemungkinan untuk dipengaruhi oleh pihak lain untuk merubahnya menjadi lebih kecil. Pribadi yang konsisten di dalam pendiriannya cenderung menjadi berwibawa dan bila mampu membina dan mempertahankannya maka ia telah memenuhi 21

salah satu persyaratan menjadi seorang pemimpin yang berhasil. Sikap hidup dapat merangsang munculnya kreativitas dalam bidang seni khususnya dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya misalnya bidang iptek.

BAB VII MANUSIA DAN TANGGUNGJAWAB


1. Pengertian Tanggungjawab adalah perbuatan, tugas, fungsi, kegiatan yang wajib dilaksanakan dan sanggup memberikan penjelasan atas hasil yang dicapai maupun akibat yang ditimbulkannya. Seseorang rela bertanggungjawab karena adanya kesadaran dalam dirinya bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya pasti menyangkut kepentingan pihak lain di dalamnya. Kadang kala seseorang bertanggungjawab atas akibat perbuatan pihak lain karena sesuatu ikatan moral. Menurut cakupannya maka tanggungjawab meliputi tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam dan Tuhan. 22

Mencari nilai tambah (added value) dengan cara rajin membaca buku, majalah, surat kabar bermutu, meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani adalah contoh pelaksanaan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri. Bagi mahasiswa rasa tanggungjawab dapat pula diukur dari nilai indeks prestasinya. Tanggungjawab terhadap masyarakat terwujud di dalam keikutsertaan untuk membantu menciptakan keharmonisan antara hak dan kewajiban, memungut anak angkat, menyumbang untuk korban bencana alam, korban perang dan lain-lainnya. Karena keluarga adalah merupakan bagian dari suatu masyarakat luas maka memenuhi kebutuhan hidup keluarga juga merupakan salah satu bentuk rasa tanggungjawab terhadap masyarakat dan kemanusiaan yang identik dengan tanggung jawab terhadap Tuhan. Jenis tanggungjawab terhadap lingkungan alam terwujud dalam kegiatan menjaga polusi, udara, tanah kebersihan lilngkungan, mencegah air. Kebijaksanaan di dalam maupun

pemanfaatan sumber daya alam di laut, darat dan hutan agar tetap menjaga kelestariannya juga merupakan pengejawantahan dari rasa tanggungjawab terhadap ekosistem yang baik. Rasa tanggungjawab kepada Tuhan terlihat pada ketaatan kepada perintah Tuhan, menjalankan kehidupan di dunia sesuai petunjukNya, menjauhkan diri dari perilaku yang dilarang oleh Tuhan. Rasa tanggungjawab yang demikian diharapkan datang dari dalam hati sanubari sendiri bukan berdasarkan tekanan dari pihak luar maupun lingkungannya. 2. Pengabdian Pengabdian adalah sikap yang didasarkan kepada kesetiaan atau loyalitas. Perbuatan yang semata-mata dilandasi oleh imbalan material belaka tidak dapat disebut sebagai suatu

23

kesetiaan. Pengabdian adalah bentuk kepuasan yang diperoleh dalam bekerja atau berbuat karena telah membahagiakan pihak lain, misalnya pemerintah, swasta, masyarakat terpencil, keluarga dan lain-lainnya. Guru yang mengajar ditempat yang terpencil, sarjana yang bergabung dalam program BUTSI, dokter yang bertugas di daerah pedalaman merupakan sebagian kecil contoh sifat pengabdian. 3. Kesadaran Kesadaran berasal dari kata sadar. Sadar artinya memahami atau mengetahui tepat dan benar sesuatu, baik yang tersurat (konkrit) maupun yang tersirat (abstrak). Kesadaran tentang peranan, fungsi dan tugas masing-masing menyebabkan seseorang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sedang berkembang. Pengaruh dan tekanan situasi seerta kondisi tertentu menyebabkan seseorang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang sedang berkembang. Pengaruh dan tekanan situasi serta kondisi tertentu menyebabkan seseorang berbuat di luar kesadarannya. Bila hal demikian terjadi maka pribadi yang telah memiliki kesadaran yang baik agar segera berusaha untuk memulihkan keadaan seperti yang diharapkan semua pihak. Kesadaran akan profesi masing-masing akan mempertinggi efisiensi setiap sektor dan mempercepat proses pembangunan bangsa kita di semua bidang. 4. Pengorbanan Memberikan harta, tenaga pikiran, perasaan, biaya, waktu dan perbuatan kepada keluarga, masyarakat, Negara, Tuhan maupun orang lain berdasarkan keikhlasan dan tempat

24

mengharapkan kompensasi (balas jasa) itulah yang disebut dengan pengorbanan. Banyak kasus atau kejadian sehari-hari yang dapat menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukan semata-mata dirangsang oleh kemauan untuk berkorban. Walaupun pengorbanan itu adalah bersifat kodrati namun kita senantiasa melatih diri untuk melakukannya agar memiliki persepsi yang mendalam tentangnya.

BAB VIII MANUSIA DAN KEGELISAHAN


1. Pengertian Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang menggambarkan keadaan rasa tidak tenang, tidak sabar lagi, tidak tentram hati, merasa cemas dan khawatir, kegelisahan bersifat kodrati artinya dapat dirasakan oleh setiap orang, sehingga disebut sebagai bersifat psikologis atau kejiwaan. Gerakan duduk sejenak, berjalan kian kemari tanpa tujuan yang wajah terarah, murung mengepal-ngepalkan dan sayu merupakan tangan, sebagian termenung, dari gejala memandang jauh ke depan dengan pandangan mata kosong, kegelisahan.

25

Menunggu pengumuman hasil ujian akhir semester bagi seorang mahasiswa menyebabkan ia gelisah, menantikan kelahiran bayi bagi seorang suami muda cukup mencemaskannya, seorang ibu gelisah karea putri remajanya yang di SMA kelas sore terlambat pulang sekolah, para atlit yang akan bertanding pada babak yang menentukan, adalah contoh suatu kegelisahan wajar atau objektif. Kegelisahan jenis neurotic terjadi pada orang yang sulit menyesuaikan irrasional itu diri disebut dengan phobia lingkungan yaitu rasa sosialnya, takut yang takut tak bayangannya sendiri sehingga menekan egonya. Rasa takut terkendalikan, tidak normal kepada suatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya. Misalnya melihat ular. Kegelisahan juga dapat muncul karena adanya masalah moral yaitu iri, benci, dendam, dengki, gelisah, cinta dan rasa kurang. Untuk menghadapi kegelisahan maka kita dianjurkan bersikap tenang dan salah satu cara untuk mencapai keadaan tenang yaitu sebelum melakukan suatu kegiatan kita mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. 2. Keterasingan Keterasingan menunjukkan suatu keadaan yang terpisah, terpencil, tersingkir, tersisih dari kontak sosial dengan masyarakat khusus atau masyarakat umum. Kegiatan komunikasi pikiran dan perasaan yang terhenti dengan pihak lain juga melukiskan suatu keterasingan, kadang-kadang orang merasa terasing di tengahtengah keramaian. Masyarakat akan mencampakkan orang yang berbuat yang tidak diterima atau merugikannya, misalnya mencuri, memperkosa, mengganggu istri orang, menghina orang lain dan angkuh, oleh karenanya orang tersebut akan terasing. Rasa rendah diri karena cacat fisik, kondisi sosial ekonomi yang 26

terbatas, rendah pendidikan menyebabkan seseorang merasa tersisih dari lingkungan pergaulan. 3. Kesepian Kesepian berasal dari kata sepi artinya sunyi, tidak ada apaapa, tidak ada orang sebagai teman. Kesepian berhubungan dengan rasa. Kesepian yang coba kita kaji adalah kesepian yang berada dalam lubuk jiwa sehingga dikemudian hari mempengaruhi jalan hidupnya. Pasangan suami istri yang telah bertahun-tahun ingin memperoleh anak belum juga dikaruniai oleh Tuhan sudah tentu sangat merasakan kesepiannya. Bagaimana pemecahan masalah seperti ini? Bila bermaksud mempertahankan rumah tangga berarti pasangan tersebut terpaksa menyesuaikan diri dengan gelombang kesepian yang menimpanya dengan cara tabah dan tawakhal kepada Tuhan, seandainya tidak demikian maka mereka cerai atau istri dimadukan. Alternatif pilihan ke dua anggota pasangan tersebut di dalam mengatasi permasalahan dapat menentukan perjalanan hidup masing-masing selanjutnya. Rasa kesepian bersifat kodrati oleh karenanya mampu merangsang munculnya kreativitas para seniman untuk menelurkan hasil ciptaannya. 4. Ketidakpastian Ketidakpastian menggambarkan suatu keadaan yang tidak menentu, tanpa tujuan yang jelas, tanpa sejarah, tanpa asal usul yang terang, tidak mampu diduga, tak bisa diperkirakan arahnya, kesulitan dalam menebaknya. Bila seseorang dihadapkan dengan suasana ketidakpastian maka ia akan menjadi gelisah karena hal yang diharapkan belum tentu tercapai. Karyawan yang menunggu

27

kenaikan pangkat dan golongannya sesuai peraturan perusahaan merasakan ketidakpastian bila tidak dilaksanakan tepat pada waktunya. Keadaan perekonomian nasional Indonesia dipengaruhi juga oleh perdagangan internasional yang penuh dengan ketidakpastiannya. Ketidakpastian berakhirnya perang di Bosnia, Libanon menimbulkan kegelisahan bagi rakyatnya, tidak tentram sehingga tidak tahu lagi yang harus dikerjakan. Hal demikian menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam. Timbulnya usaha-usaha di dalam kehidupan sehari-hari justru juga dimotivasi oleh suasana ketidakpastian, sebab manusia cenderung menghindar dari suasana ketidakpastian. Tak terhitung pula hasil karya para seniman yang kita jumpai menjadi terkenal karena tema hasil ciptaannya dilandasi ketidakpastian.

BAB IX MANUSIA DAN HARAPAN


1. Pengertian Harapan berasal dari kata harap yang artinya menginginkan sesuatu tercapai atau tidak terjadi. Adanya suatu harapan didorong oleh adanya kebutuhan. Kebutuhan bisa berupa kebutuhan biologis, kebutuhan ekonomi dan kebutuhan rohani. Merubah harapan menjadi kenyataan perlu ada usaha dan selanjutnya usaha yang dirintis berdasarkan kemampuan yang sebenarnya dapat menimbulkan sikap positif, optimis, aktif dan 28

kreatif dengan kata lain memiliki rasa percayadiri. Setiap bentuk usaha harus dimulai walaupun dari ukuran yang sekecil apapun dan kemudian Tuhanlah yang mengabulkan apakah sesuatu yang diharapkan itu akan tercapai atau tidak. 2. Kepercayaan Kepercayaan berasal dari kata percaya yang artinya kemampuan untuk meyakinkan bahwa sesuatu sesuai dengan yang dirasakan maupun dipikirkan. Sikap kita terhadap seseorang maupun sesuatu sangat dipengaruhi oleh kepercayaan kita. Kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain, kepercayaan kepada situasi dan kondisi kepercayaan kepada Tuhan adalah merupakan aneka ragam yang setiap manusia miliki. Kepercayaan kepada kemampuan sendiri yang positif seperti disebut tadi membuat kita bersemangat, kreatif dan penuh inisiatif serta imajinatif dalam mensukseskan setiap usaha. Kepercayaan pada orang lain bahwa orang lain itu mampu dan jujur menyebabkan iklim kerjasama dalam organisasi menjadi baik dan kalau dalam lingkup rumah tangga keadaan yang demikian disebut sebagai keluarga yang penuh kedamaian. Kepercayaan kepada situasi kondisi lingkungan yang tepat maka kita akan tampil terbuka dan perasasan bebas dalam mengemukakan pikiran dan persaan tanpa adanya rasa tertekan dan ragu-ragu. Kepercayaan pada Tuhan yang dalam dan kuat menyebabkan kita tegar menghadapi kesulitan dan tantangan hidup, sabar dan tawakal sehingga kebersihan rohani tetap terjaga sesuai dengan ajaran agama yang dipeluk. Kepercayaan dapat membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menelurkan hasil karya yang terus menerus semakin baik dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

29

DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana, Takdir, S, (Ph.d), Philosophy for the future of humanitif, Vol 1, Universitas Nasional, 1991, Jakarta Bieliaushas, Linas, A, The Influence of Individual differences in Health and Illness, 1981, Chicago Mihardja, Achdiat, K, Polemik kebudayaan, Pustaka Jaya, 1986, Jakarta.

30

Muhammad, Abdul, Kadir (S.H.), Ilmu Budaya Dasar, Fajar Agung, 1987, Jakarta Munandar, Soelaeman, M, Dr , Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar, Refika Aditama, 2007, Bandung Tim Penulis, Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, 1985, Jakarta Von Magnis, Frank, Etika Umum, Yayasan Kanisius, 1979, Yogyakarta

Oleh:

31

Drs. Jacub M. Saleh,S.E.

Jakarta 2008

Kata Pengantar

Pengalaman mengampuh ilmu budaya dasar sebagai Mata Kuliah dasar umum di lingkungan Universitas Bung Karno Jakarta sangat mendorong penulis untuk menyusun buku ini. Buku ini memuat konsep dasar dari setiap pokok bahasan yang disajikan sesuai satuan acara perkuliahan (SAP) dan dalam penggunaannya akan lebih bermanfaat bila materinya diperkaya melalui diskusi didalam kelas.

32

Terimakasih penulis sampaikan kepada pimpinan Universitas Bung Karno yang telah memberikan kesempatan dan dukungan bagi penulis untuk berkarya. Terimakasih khususnya kepada Drs. Daniel Panda dan Drs. Yoseph yang telah memberikan dorongan dan koreksi terhadap isi buku ini. Senantiasa saran dan sumbangsih para pemakai buku ini tetap dibutuhkan demi penyempurnaannya.

Jakarta, Januari 2008

Drs. Jacub M. Saleh S.E.

Kata Sambutan

Saya menyambut gembira setiap buku yang ditulis oleh dosen berupa materi ajaran (instructional-material) sebagai kelengkapan utama Satuan Acara Perkuliahan yang diasuh dan dirancangnya, oleh karna itu akan sangat berarti bagi mahasiswa demi kelancaran proses belajar.

33

Buku Ilmu Budaya Dasar ini diperlukan oleh mahasiswa untuk lebih mendalami pengetahuan budaya, sehingga diharapkan dapat menimbulkan sikap dan perilaku yang berbudaya sesuai tujuan. Sebagai materi ajaran tulisan Drs. Jacub M. Saleh., S.E. ini, patut dihargai dan pimpinan fakultas menyetujui untuk diterbitkan serta menganjurkan para mahasiswa untuk memakainya.

Jakarta, Januari 2008 Dekan Fakultas Hukum, Universitas Bung Karno,

Hotlan Napitupulu, S.H.,MM

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN Bab I PENDAHULUAN 1. Pengertian 2. Tujuan .. 3. Ruang Lingkup Kajian . Bab II MANUSIA DAN CINTA KASIH 1. Pengertian 2. Jenis Cinta Kasih .. MANUSIA DAN KEINDAHAN 1. Pengertian 2. Pengaruh Keindahan terhadap jiwa Manusia . 3. Renungan .

1 1 2 5 5 7 8 8

Bab III

34

Bab IV

MANUSIA DAN PENDERITAAN 1. Pengertian. 10 2. Penderitaan Sebagai Kodrat... 10 MANUSIA DAN KEADILAN 1. Pengertian 2. Kejujuran . 3. Kecurangan . 4. Pemilihan Nama Baik .. 5. Pembalasan . MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP 1. Pengertian 2. Cita-cita 3. Kebajikan . 4. Sikap Hidup MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB 1. Pengertian 2. Pengabdian . 3. Kesadaran 4. Pengorbanan .. MANUSIA DAN KEGELISAHAN 1. Pengertian 2. Keterasingan .. 3. Kesepian .. 4. Ketidakpastian .. 13 14 14 15 16 17 17 18 19 21 22 22 23 24 25 25 26

Bab V

Bab VI

Bab VII

Bab VIII

Bab IX

MANUSIA DAN HARAPAN 1. Pengertian 27 2. Kepercayaan 27 DAFTAR PUSTAKA

35

You might also like