Professional Documents
Culture Documents
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Keterangan Umum
Nama Kegiatan
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based
on Science and Technology ‐ (Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok
Usaha Kecil dan Menengah)
Penyelenggara Kegiatan
1. (Penyelenggara Utama) Beijing International Business Incubator (Beijing IBI); Lihat website
organisasi tersebut di sini.
• Keterangan tentang Beijing IBI:
Beijing IBI adalah salah satu instansi penunjang Zhongguancun Fengtai Science
Park (disingkat “Z‐Park”). Fokus layanan Beijing IBI adalah KUKM yang berada di
dalam bimbingan Z‐Park. Aneka layanan Beijing IBI adalah dalam hal pelatihan
pengelolaan bisnis, pembangunan jaringan, perluasan akses peralatan
Kantor Beijing IBI
laboratorium, investasi dan pelayanan keuangan, dan intermediasi.
Beijing IBI telah membantu Z‐Park untuk menginkubasi lebih dari seribu perusahaan KUKM,
menjalankan anggaran lebih dari 10 trilium RMB, bernilai kewajiban pajak 400 juta RMB atau sekitar Rp.
60 milyar (1 RMB = 1500 IDR), membuka lapangan kerja sebanyak lebih dari 10.000 posisi.
Beberapa sumber setempat menyebutkan bahwa Z‐Park dinilai pemerintah RRC sebagai referensi bagi
science park lainnya, terutama untuk layanan inkubasi bisnis dan penyediaan dana kerja.
Adapun deskripsi layanan Beijing IBI adalah sebagai berikut:
Pelatihan Sistem Bisnis (Venture Training System)
Beijing IBI memiliki pusat pelatihannya sendiri. Pusat pelatihan memberikan fungsi pelatihan dan
pendidikan bagi para kelompok bisnis yang dilayani, seperti “Hukum Perbisnisan” “Hukum Kerjasama”,
Pengelolaan Permodalan, Pengolaan Perkreditan, Pengembangan Jaringan, Pengenalan ISO 9000,
Manajemen Bisnis, dan lainnya.
Untuk tujuan fungsinya sebagai lembaga pengembangan jaringan bisnis, Beijing IBI juga memberikan
layanan pelatihan bagi pegawai baru, analisis bisnis, dan pengembangan kemampuan estimasi bisnis.
Dalam menjalankan fungsi “Venture Training System” Beijing IBI menjalankan pelatihan yang diikuti oleh
peserta kali ini.
Pembangunan Jaringan Untuk Perluasan Akses Peralatan Laboratorium
Beijing IBI mempromosikan, mengorganisir, memelihara kerjasama penggunaan fasilitas penelitian antar
kelompok pengembang iptek (terutama yang masuk dalam layanan Z‐Park). Contoh klien Beijing IBI
adalah Beijing Polytechnic University, Tsinghua Pioneering Center, dan lain sebagainya.
Investasi dan Pelayanan Keuangan
Halaman ke1 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Untuk membantu kelompok usaha yang menjadi obyek layanannya agar dapat senantiasa berkembang,
Beijing IBI selalu memantau untuk mengindentifikasi kebutuhan layanan (konsultasi) investasi dan
pengelolaan keuangan dalam berbagai ragam tingkat pertumbuhan perusahaan.
Perbantuan dalam Program Pendanaan/Intensif Iptek Nasional
Beijing IBI pada tahun 2001 mendirikan sebuah perusahaan investasi yang dinamakan “Zhongguancun
Zhongcheng Sci‐tech Investment Co., Ltd.”Lembaga ini didirikan dalam kerjasama dengan tiga kelompok
bisnis lainnya, yang bertujuan memberikan bantuan antara lain “credit re‐assurance” bagi KUKM yang
dikelolanya, sedemikian rupa untuk membantu mereka mendapatkan modal kapital secara proporsional
terhadap kebutuhan KUKM yang dikelola di Z‐Park.
Dengan fungsi ini, Beijing hubungan perbankan bagi KUKM yang diasuhnya. Perusahaan “Zhongguancun
Zhongcheng Sci‐tech Investment Co., Ltd.” bergabung dengan Beijing Enterprises Investment, sehingga
perspektif kerjanya bisa melintasi batasan kebijakan iptek ‐ termasuk dalam pemberian konsultasi
kepada KUKM.
Pembangunan Infrastruktur Jaringan
Beijing IBI membangun local area network (LAN) dan office automation system (OA) sehingga operasi
kerjanya bisa berlangsung secara efesien, terutama untuk kepentingan pelayanan kelompok KUKM yang
menjadi tanggungjawabnya.
Sistem Intermediasi
Dengan membangun kerjasama kuat dengan organisasi perdagangan dan perindustrian, Beijing IBI
memberikan layanan spesifik/praktis dalam hal konsultasi bisnis, termasuk dalam pengenalan
penerbitan ISO 9000. Tujuannya adalah agar KUKM yang dibina dalam meningkatkan daya kompetisi.
2. (Penyelenggara Pendukung) Komite Administratif Zhongguancun Science, Pemerintah Kota Beijing,
RRC.
3. (Penyelenggara Pendukung) Asoasi Kerjasama Internasional Iptek RRC
Keterangan: Pada bagian berikutnya akan terlihat bahwa baik Beijing IBI dan Z‐Park adalah bagian dari Torch
Program (Program Torch), program nasional KUKM teknologi yang dilansir Kementerian Sains dan Teknologi.
Tujuan Kegiatan
• Melihat dari dekat usaha pemerintah RRC mengembangkan, mempromosikan akses teknologi bagi
kelompok UKM;
• Melakukan pertukaran pendapat, pengalaman, di antara peserta;
• Meletakkan dasar kerjasama lanjutan yang mungkin dilakukan selanjutnya, antara lain dengan pihak
penyelenggara maupun UKM yang dimbimbing oleh Pemerintah China maupun di antara para peserta
sendiri.
Halaman ke2 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Hari Pertama, 20 Oktober 2008
PAGI HARI
Upacara pembukaan
Suasana saat pembukaan
SIANG HARI
Diskusi “Supporting Small & Small‐Size Enterprise in the Globalizing Economy”
oleh Rustam Lalkaka. Oleh penyelenggara, posisi Rustam Lalkaka diperlakukan
sebagai tamu kehormatan, karena yang bersangkutan pernah membantu RRC
meletakkan dasar‐dasar pengembangan pengelolaan KUKM berbasis
teknologi di era akhir 1970‐an. Rustam Lalkaka
Topik yang dibawakan oleh Rustam Lalkaka dalam diskusi tersebut memberikan
materi fundamental dari seluruh kegiatan pelatihan selanjutnya. Mengingat tingginya presentasi
KUKM, maka grup ini dapat dipandang sebagai metode efektif memobilisasi sumber potensi yang
dimiliki suatu negara. Refensi tertinggi untuk hal ini diduduki oleh Amerika Serikat, yang pada tahun
2000 memiliki nilai ekspor teknologi sebesar 34%. Pendapatan perkapita (paritas) penduduk AS
adalah sebesar US$ 29.080. Korea Selatan, merupakan referensi menengah, yang dalam waktu 25
tahun berhasil mengembangkan ekspor teknologi hingga sebesar 35%. Barometer makro yang
menentukan hal ini antara lain adalah nilai realisasi untuk infrastruktur riset, anggaran riset, dan
besarnya jumlah ilmuwan yang bekerja di negara bersangkutan. Sebagai perbandingan dengan dua
negara tadi, pada tahun 2000, RRC memiliki pendapatan paritas perkapita sebesar US$ 4.260, rasio
ekspor teknologi sebesar 19%, jumlah rerata ilmuwan 350 per satu juta penduduk, dan 6 komputer
per 1000 penduduk.
Untuk memperbesar kontribusi KUKM, maka manajemen akses terhadap iptek adalah faktor paling
krusial. Alasannya adalah, karena tingkat akomodasi iptek akan menentukan kemampuan adaptasi
KUKM. Agar situasi tersebut bisa diwujudkan, maka dalam manajemen iptek bagi KUKM yang paling
dasar adalah dalam hal penyediaan dana usaha (pinjaman bank, re‐assurance guarantee, dan strategi
lainnya termasuk dari koperasi); konsultasi pengelolaan bisnis (legal, keuangan, pengelolaan TIK, dan
elemen ekuitas lainnya); SDM (suplai tenaga kerja, pelatihan, dan lainnya); tempat kerja (gedung,
science park, economic zone, dan infrastruktur atau varian kapital lainnya); jaringan (rantai produksi,
kamar dagang, asosiasi profesional, pembentukan situs internet, intelejen perdagangan,
evaluasi/perbandingan, dan lainnya).
Dengan kata lain, kesuksesan KUKM dalam berkembang sangat bergantung pada akses terhadap
modal/kapital (infrastruktur fisik/non‐fisik) dan manajemen SDM.
Halaman ke3 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Dalam karakter aksesibilitas, maka kekuatan pranata dapat dikategorikan pada tiga sektor: publik
(contohnya kebijakan umum, seperti perpajakan), swasta‐publik (contohnya keperluan matchmaking),
dan swasta (misalnya pada fungsi “binaan”, dari perusahaan besar kepada perusahaan kecil).
Dalam perspektif jumlah grup, maka kelompok KUKM memiliki volume potensi paling besar untuk
menghasilkan jumlah agregat produksi antar unit (chain production). Data Persatuan Bangsa‐Bangsa
(PBB) menyebutkan bahwa penduduk lebih miskin, yang memiliki kemungkinan lebih besar terlibat
dalam KUKM, memiliki perbandingan volume potensi pasar jauh lebih besar dibanding yang dimiliki
oleh grup industri besar.
Dalam perspektif sumber ilmu, maka kelompok perguruan tinggi (PT) seharusnya adalah lembaga
pensuplai teknologi dengan fleksibilitas terbaik. Meskipun kita patut mencatat bahwa kelompok PT
juga memiliki hambatan internal besar untuk mentransformasi wawasan diri ke dalam berbagai
lingkup masalah publik.
Tanggungjawab pemerintah adalan mengelola kekuatan‐kekuatan yang ada (peran swasta, antar
KUKM, akademisi, akademisi, dan pemerintah) untuk mampu saling berinteraksi, mengelola insting
bisnis sedemikian rupa hingga tiap unit KUKM yang dibina mampu menyelesaikan siklus pertumbuhan
sebagai berikut:
Konsep Bisnis Start‐up Pertumbuhan Pendewasaan Inovasi untuk berekspasi
GO PUBLIC
Dukungan Pemerintah
Diagram I – Tugas pemerintah dalam mengelola KUKM
PAGI HARI
Diskusi “China Torch Program” oleh Qian Jinqui
(qianjw@ctp.gov.cn), Divisi Kerjasama Internasional, Sentra
Pengembangan Teknologi Tinggi “Torch”, Kementerian Sains
dan Teknologi – RRC.
Program Torch diluncurkan oleh Partai Komunis bersama Dewan Penasihat RRC, melalui Kementerian
Sains dan Teknologi ‐ RRC pada Agustus 1988. Program ini bertujuan untuk mengelola industri
teknologi tinggi RRC,termasuk KUKM teknologis, yang mampu meningkatkan performa ekonomi
negara.
Pokok‐pokok tugas Program Torch ini adalah mengelola proyek‐proyek pengembangan produk iptek
agar dapat memiliki nilai ekspor; membangun zona industri teknologi tinggi di wilayah Cina;
mengembangkan sistem manajemen untuk industri teknologi tingkat tinggi.
Halaman ke4 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
“Torch High Technology Industry Development Centre” yang sekarang, sebetulnya merupakan
integrasi dari Sentra Torch, Innofund Administrative Centre (pendanaan inovasi), dan China Technology
Market & Management Centre yang sebelumnya berdiri secara terpisah.
Visi Torch sendiri terutama untuk mengangkat kapasitas daya saing kelompok produksi komoditas
teknologi tinggi lokal; juga untuk membantu perkembangan KUKM teknologis; mempromosikan
klusterisasi kelompok industri sekaligus meningkatkan mobilitas vertikalnya; serta mempercepat arus
kapitalisasi dan elemen modal teknologi beserta SDM‐nya, hingga dapat mengkatalis proses inovasi
dan industrialisasi.
Pencapaian program Torch selalu berdasarkan pijakan berpikir untuk mengutamakan kekuatan
ekonomi lokal/daerah. Dalam periode 1992 – 2007, program Torch berhasil meningkatkan rata‐rata
44% dari nilai indeks‐indeks ekonomi utama pada 54 zona pengembang teknologi tingkat tinggi
seantero wilayah RRC. Dari zona‐zona yang ada, 27 area telah berhasil menjadi penyuplai 20% PDB,
sehingga menanjakkan posisi industri teknologi tinggi dalam kredensial peta ekonomi RRC.
Secara lebih spesifik, misi program Torch China saat ini adalah:
Pembangunan lingkungan kerja yang kondusif terhadap sektor industri teknologi tinggi
(mengembangkan “Buku Putih”, sistem manajemen administrasi dan proyek, promosi dan distribusi);
Mengembangan daerah Zona Industri Teknologi Tinggi/“High‐Tech Industry Development Zones
(STIPs)”, yang bertujuan meningkatkan daya inovasi independen perusahaan teknologis;
Menyebarkan Pusat Inkubator/Layanan Inovasi Teknologi Tinggi/”High‐Tech Innovation Service
Center (Incubators)”;
Mengimplementasikan program Torch, termasuk dalam pokok pelibatan kelompok industri besar
(“designation of Key High‐Tech Enterprise Group”) sebagai sumber pengetahuan atau tenaga
pembimbing;
Mengembangkan sentra‐sentra layana, terutama berbasis TIK (“Torch Program Software Parks”);
Mengembangkan industri‐industri khusus (“Torch Program Specialized Industrial Bases“);
Mengembangkan sistem inovasi untuk KUKM teknologis (sistem finansial dan investasi);
Meng‐internasionalisasikan industri dalam negeri (globalisasi);
Mengorganisasikan pelatihan‐pelatihan yang diperlukan.
Pokok perhatian Torch sendiri adalah sebagai berikut:
Pembibitan KUKM Teknologis Pengelompokan industri “Penyuburan Lahan”
forestation engineering
Mengurangi
Mengurangi resiko kegagalan perkembangan KUKM
Dijalankan dengan:
Innovation Fund for Tech‐based SME’s/Innofund; S&T Industrial Parks/STIP’s; Technology Business
Incubators.
Diagram II – Fokus perhatian program Torch
Sekelumit Tentang Science Parks di China
Mengingat di bagian berikutnya kata “science park” akan banyak disebut, maka makna frase tersebut
akan dijelaskan lebih dahulu.
Halaman ke5 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Di RRC, “New and high technology industrial development park” bersinonim dengan:
“Science Park” (menunjuk pada sebuah zona/area),
“Science and Technology Industrial Park” (sebuah zona),
Zona “High Technology Industrial“,
“Science and Technology Park” (sebuah zona).
Pembangunan konsep science park di RRC mengambil
referensi antara lain dari “Stanford University Science
Park” (didirikan pada 1950), dari universitas Cambridge
dan Oxford (awal 1960‐an), Universitas Sofia (Perancis,
akhir 1960‐an), dan berbagai science park yang didirikan
di wilayah Eropa Utara, Australia, dan Taiwan di awal
1980‐an.
Fasilitas science park: sepenuhnya dirancang untuk
RRC menarik kesimpulan bahwa sebuah science park menciptakan suasana korporat modern ‐ internasional
memiliki ciri‐ciri antara lain: (1) Mewadahi sejumlah
akademisi/teknolog yang siap mengembangkan teknologi untuk keperluan bisnis; (2) Memerlukan
kehadiran kuat layanan venture capital atau indukan permodalan finansial lainnya, karena jenis bisnis
pengembangan iptek yang dilakukan memang sangat beresiko tinggi sehingga kecil kemungkinan dapat
menerima pinjaman bank; (3) Menikmati infrastruktur fisik untuk ruangan kerja.
Di negara‐negara lain, sebuah science park belum tentu memiliki
fungsi sebagai inkubator bisnis, apalagi pendanaannya ditalangi
oleh pemerintah.
Dari pelajaran yang dipetiknya, RRC mengambil versi sebuah
science park sebagai: (1) Wilayah yang operasionalisasinya
didasarkan pada kegiatan penelitian PT atau non‐PT; (2)
Dipergunakan untuk menginkubasi/membina perkembangan
Lokasi science parks di China KUKM; (3) Dijalankan dengan dana pemerintah .
Urutan sejarah pengaktualisasian pembangunan science parks di China adalah:
Juni 1984 – Sebuah kajian “Countermeasure to Meet the Challenge and Opportunity Coming with the
New Technological Revolution” diserahkan kepada Dewan Negara, yang secara jelas menyarankan
agar kebijakan inkubator dilaksanakan dalam konsep kuat dan berani;
Maret 1985 – Partai Komunis dan Dewan Negara secara bersama menghasilkan “Keputusan
Kebijakan Inovasi Iptek”, yang didalamnya menyebutkan secara gamblang tentang pembentukkan
sentra‐sentra iptek di berbagai kota/daerah, dan dijalankan sesuai kondisi spesifik di masing‐masing
wilayah;
Juli 1985 – Lembaga Ilmu Pengetahuan RRC bekerjasama dengan pemerintah Shenzhen mulai
bekerja untuk mendirikan science park pertama;
Mei 1988 – Dewan Negara RRC menyetujui pembentukan” Zona Pengembangan Teknologi Baru”,
berikut 18 opsi kebijakannya;
1988 – “Zhongguancun New Technology Industry Development Zone” di berbagai wilayah Beijing
didirikan;
1991 – Dewan Negara menyetujui dan menerbitkan kebijakan agar 26 area baru dapat dibangun
Halaman ke6 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
sebagai science park;
1992 – Dewan Negara menyetujui 25 wilayah baru science parks (berdasarkan pidato arahan Deng
Xiaoping “South Cruises”, yang memerintahkan agar aparatur negara mengeleminir kesulitan‐
kesulitan pengembangan/pengimplementasian iptek dalam dunia wirausaha);
1996 – Jian Zemin menyatakan bahwa atraksi utama RRC adalah dalam membangun S&T‐Industrial
parks;
2003 – Saat menilik Z‐Park, Hu Jintao meminta agar pengelolaan science parks dilaksanakan secara
lebih agresif;
Januari 2006 – Dewan Negara dan Partai Komunis menyetujui agar S&T‐Industrial parks menjalankan
“Inovasi Independen”.
Berdasarkan fungsi dan kondisi lingkungannya, 29 science parks dipergunakan untuk mengeksplorasi
potensi akademik dan industri lokal; 13 yang berlokasi di daerah pantai dipergunakan untuk
memperkuat aksen keterbukaan pasar RRC; 12 diarahkan untuk memperkuat industri konvensional dan
militer.
Kepada para peserta pelatihan, diperlihatkan bahwa sebuah science park di RRC akan memiliki rupa fisik
seperti layaknya central business district, atau area special economic zone, yang marak dengan gedung
perkantoran dan fasilitas perkotaan. Namun, ada perbedaan antara special economic and development
zone dan science park, yaitu:
“The economic and technical development zones”: berfungsi sebagai lokasi yang dirancang untuk
menarik investasi asing, memudahkan operasionalisasi instansi luar negeri di wilayah negara
penerima. Perkembangan kebijakan ekonomik dan pendifusian teknologi sangat menggarisbawahi
hubungan eksternal;
“Science Park”: Mengutamakan posisi iptek lokal. Sumber dana asing diposisikan sebagai faktor
penguat pertumbuhan, mentranformasikan/mengoptimalkan struktur industri yang ada.
Pihak‐pihak pemerintahan (“governance stakeholders”) yang terlibat dalam pengelolaan kebijakan
science parks adalah:
Kementerian Sains dan Teknologi: bertugas mengawasi manajemen operasional keseluruhan;
Pemda (yang menangani iptek) : mengindentifikasi potensi KUKM teknologis setempat;
Pemda: Pemimpin eksekutif dan pemberi kebijakan dan tunjangan yang diperlukan;
Komite Administrasi Zona Teknologi Tinggi (dipilih oleh Pemda setempat). Komite ini dituntut bekerja
secara efesien, dengan perbandingan jumlah tenaga lebih kecil seperempat hingga sepersepuluh
dibanding posisi pemerintahan setingkat; Mereka bertugas antara lain: (1) Mengelola kebijakan dan
menetapkan anggaran; (2) Menetapkan desain fisik sebuah science park; (3) Merancang layanan
(“one‐stop services”) kepada para penyewa/penghuni science park; (4) Memastikan bahwa science
park yang dikelola memiliki wawasan lingkungan dan menambah tingkat pertumbuhan ekonomi.
Berkaitan dengan upaya meningkatkan nilai aktraktif investasi dana pemerintah/publik/swasta terhadap
science parks, tercatat perkembangan kebijakan nasional yang berkaitan dengan insentif perpajakan:
1991
° Sebuah UKM akan menerima pengurangan pajak sebanyak 15% semenjak posisinya mulai
mendapat bantuan administrasi negara (selama dua tahun berturut‐turut);
° Sebuah perusahaan joint venture, dengan lembaga asing, akan mendapatkan keringanan pajak
selama 10 tahun, dihitung semenjak perusahaan tersebut mulai menghasilkan keuntungan.
Halaman ke7 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
° Bila sebuah perusahaan teknologis melakukan ekspor minimimum 70% dari seluruh produksinya,
maka institusi tersebut bisa mendapat potongan pajak sebanyak 10%;
° KUKM teknologis yang memiliki pendapatan bersih kurang dari 300.000 RMB dapat menerima
potongan pajak sebanyak 100%;
° Perusahaan domestik yang membangun permodalannya sendiri bisa mendapat potongan pajak
sebanyak 100%;
° Perusahaan yang melakukan ekspor barang yang masuk dalam komoditas unggulan negara, bisa
mendapat keringanan dalam bea ekspor;
° Perusahaan yang mengimpor perangkat/peralatan untuk tujuan litbang, bisa mendapat
keringangan bea impor setelah diaudit oleh lembaga bersangkutan.
2006, Kebijakan yang langsung berhubungan dengan science parks:
° Sebuah KUKM teknologis yang berada dalam naungan inkubasi sebuah science park, akan
memperoleh potongan pajak sebanyak 15% selama dua tahun dihitung dari saat perusahaan
tersebut mulai berdiri. Pemerintah juga akan mengawasi untuk memberikan kemudahan bagi
kegiatan ekspor, serta pajak penghasilan bagi para pekerja yang terlibat di dalam perusahaan
tersebut;
° Pemerintah memulai proyek
percontohan dalam Z‐Park,
dalam hal credit reassurance
yang melibatkan pihak investor;
° Bagi KUKM yang berdiri di dalam
science park Perguruan Tinggi,
mereka akan dibebaskan dari
pajak bisnis, pajak pendapatan,
pajak penggunaan gedung
(termasuk dalam pajak spesifik
pemda);
° Pemerintah tidak akan turut
campur bagi tata cara
penyaluran modal yang
ditetapkan oleh sebuah perusahaan VC (“Venture Capital”);
° Pemerintah akan memberikan pajak khusus bagi (catatan, kadang bermakna memberikan donasi
tambahan 100%) bagi sebuah perusahaan VC yang ingin memberikan/menambahkan dana bagi
sebuah KUKM;
° Pemerintah menggandeng China Development Bank sebagai mitra investor. Dalam hal ini,
pemerintah akan memberikan kemudahan finansial dalam kebutuhan melakukan ekspor‐impor
perangkat teknologis maupun sistem inti teknologi (misalnya dalam hal berkaitan dengan
Intellectual Property Rights);
° Multilevel Capital Market. Pemerintah akan mendukung supaya KUKM teknologis dapat tercatat
dalam berbagai pasar permodalan, termasuk untuk menerbitkan surat hutang
perusahaan/”corporate bonds” (“credit assurance” dan “credit re‐assurance”);
° Membantu KUKM memperoleh asuransi, termasuk dalam manajemen keuangan yang
berhubungan dengan pasar mata uang;
° Mempromosikan kebebasan bagi KUKM untuk menetapkan kebijakan internalnya sendiri, dalam
hal pengembangan iptek maupun kegiatan administrasi.
Halaman ke8 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Market‐Driven
Pemerintah RRC – melalui Kementerian Sains dan Teknologi – menggunakan instrumen program Torch
dalam melakukan manajemen nasional science parks. Patut diperhatikan, bahwa berbagai
perkembangan kebijakan tadi, tidak dilahirkan dalam proses arus tunggal, yaitu atas‐bawah. Kebijakan
atas‐bawah kaku tersebut tidak mungkin diaplikasikan, karena memang orientasi pengembangan
science park yang dipilih sangat “market‐driven” dan fokus kepada konteks daerah. Jadi “policy guide”
yang dipilih adalah untuk merestrukturisasi pasar, terutama memperkuat sisi suplai dan permintaan.
Pengelolaan KUKM akan mencegah terbentuknya “underground economy”, sehingga memperkuat
kendali pemerintah terhadap ekonomi secara keseluruhan.
Sesuai dengan ide Kebijakan Umum Reformasi dan Keterbukaan “General Policy of Reforming and
Opening‐up”, maka kegiatan program Torch sangat berorientasi kepada kemampuan ekspansi ekonomi
RRC. Dari Torch program inilah seluruh spesifikasi layanan pengembangan KUKM teknologis –
misalnya pembangunan science park atau pula disebut National Science and Technology Industrial
Parks (STIPs), Innovation Fund for Tech‐based SME’s (Innofund), dan Technology Business Incubators
(TBIs’) dijalankan.
Dari program yang dijalankan, dapat terlihat bahwa tantangan bagi program Torch sebagai bagian
koordinasi Kementerian Sains dan Teknologi, adalah dalam membuka celah‐celah pada kluster
kebijakan sektor ekonomi yang lebih konservatif agar bergerak memberikan atmosif kondusif bagi
kelompok industri pengembang Iptek (menghasilkan berbagai kebijakan lokal “market‐
driven development mode”).
Pada praktiknya, meskipun image budaya patriakis sangat melekat dalam bangsa Cina,
program Torch yang dipayungi oleh Partai Komunis mesti dijalankan dengan banyak lobi.
Bahkan pihak eksekutifnya selalu membangun kemampuan berargumentasi kepada Lobby =
keharusan
badan pemerintah bersangkutan, terutama kepada Departemen Keuangan. Seluruhnya
dilakukan sehingga grup KUKM teknologis bisa menikmati dana publik dan berbagai layanan lainnya,
termasuk koordinasi dengan kelompok akademisi (perguruan tinggi).
Tugas administratif program Torch ini melingkupi pembangunan inkubator/industri tingkat tinggi
nasional, mengawasi distribusi/pemasaran produk Iptek, menjalin kerjasama dengan lembaga
pengelola investasi, memperkuat kerjasama dengan kelompok swasta teknologi tinggi yang sudah ada.
Sifat koordinasi program Torch sendiri sangat memperhatikan faktor kedaerahan. Program Torch
memang mengusahakan agar kekuatan‐kekuatan iptek (KUKM teknologis) di daerah bisa sesegera
mungkin mentransformasikan diri sebagai revenue maker, sesuai dengan kondisi spesifik masing‐
masing. Namun, karena Torch pada dasarnya berazaskan kebutuhan makro, maka program ini dapat
dipandang sebagai media penyetaraan tingkat kapasitas teknologi di antar wilayah RRC.
Penulis mengamati bahwa program Torch menjalankan tugas untuk senantiasa mengevaluasi kondisi
dan problem yang ditemui dalam operasionalisasi zona‐zona teknologi tinggi (di dalam science parks),
situasi pasar, dan kondisi industri. Hasil evaluasi yang dilaksanakan dengan ketat tersebut antara lain
akan dipergunakan oleh Kementerian Sains dan Teknologi RRC untuk mengembangkan kebijakan yang
berkaitan.
Berkat sifat “pengawasan melekat” yang dilakukannya, maka dari program Torch inilah berbagai
proposal pengembangan science parks (sebagai “central business district”) dilansir. Singkatnya,
Program Torch adalah garda depan untuk mengorganisir arus investasi kapital bagi industri teknologi
tinggi KUKM. Itulah sebabnya, program Torch menjalankan berbagai aktivitas pemuliaan sektor KUKM
Halaman ke9 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
seperti ditampilkan dalam diagram di atas.
Karena sifat mendasar kegiatan Torch adalah industrialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi, data‐
data operasional yang dikumpulkan dapat menghasilkan deskripsi kontribusi litbang iptek kepada
ekonomi nasional.
Tiga unsur sistem “status quo” yang diperlukan sebagai sendi utama sektor riil senantiasa dipenuhi
oleh program Torch, antara lain:
Sistem legal: program Torch mensistesis kerjasama legal dan kontrak hukum yang dibuat termasuk
berdasarkan kebijakan daerah bersangkutan;
Sistem kebijakan: program Torch menjalankan dalam realisasi perkasus untuk kebijakan insentif
perpajakan bagi pengembangan/transaksi/transfer teknologi;
Sistem manajemen: saat ini program Torch memperkerjakan lebih dari 3.000 orang untuk terlibat
dalam 1.000 agensi penjualan; program Torch memperkejakan lebih dari 2.000 staff hukum di 800
unit institusi hukum untuk menangani kontrak transaksi iptek.
Innovation Fund for Tech‐Based SME’s (Innofund)
Diluncurkan sejak 21 Mei 1999, Innofund adalah kegiatan pemberian insentif dari Kementerian Sains
dan Teknologi untuk membina perkembangan KUKM teknologis China. Prinsip terutama dari Innofund
adalah orientasinya yang mengacu pada situasi makro ekonomi. Sehingga dengan demikian, aktivitas
turunan dari program insentif ini dapat memiliki makna antar‐muka, seperti bagi kelompok Venture
Capital (penanam modal, disingkat VC), konsultasi hukum, dan lain sebagainya. Innofund
memperlakukan dana insentif sebagai bagian investasi negara bagi penyediaan modal kerja KUKM
yang corak kerjanya dapat dianggap memiliki resiko kerugian/kegagalan tinggi.
Sokoguru manajemen Innofund antara lain adalah sebagai berikut:
Otonomi Daerah; Melibatkan potensi dukungan pemerintah dan rakyat lokal (provinsi setempat),
baik dalam fungsi penyedia dana maupun sumber kemampuan kerja (“talent resource”);
E‐Innofund, Seluruh proses bisnis bijalankan dengan tulangpunggung infrastruktur administrasi
berdasarkan jaringan internet. Jadi, seluruh proses registrasi/diseminasi informasi, dan pengelolaan
lainnya dapat dilaksanakan dengan bantuan sistem intranet dan internet – diatur sedemikian rupa
agar mudah dimengerti dan dapat membantu proses pengorganisasian pengetahuan secara efektif.
Sistem ini mulai diaplikasikan sejak tahun 2006;
Market‐driven; Pengaturan Innofund diupayakan mengaitkan antara kebutuhan masyarakat dan
struktur produksi yang tersedia.
Sejak diluncurkan, Innofund hingga 2007 telah menerima lebih dari 30.000 aplikasi, menyalurkan
insentif sebesar 5,3 milyar RMB dalam 8.000 proyek. Keterlibatan daerah sudah meningkat sebanyak
1700%. Sedangkan jumlah perusahaan yang berhasil berkembang hingga tahap Go‐Public sudah
mencapai lebih dari 100 perusahaan (misalnya Suntech Power).
Secara administrasi, selain mendapat bimbingan dari Kementerian Sains dan Teknologi, Innofund juga
diawasi oleh Departemen Keuangan (Ministry of Finance/MOF). Mitra kerja di daerah antara lain
adalah badan Iptek yang berada dalam masing‐masing instansi provinsi bersangkutan. Para mitra ini
akan membantu program Torch dalam aktivitas‐aktivitas yang memerlukan pengetahuan lokal –
misalnya, mengaudit pemohon dana, menentukan lembaga layanan setempat, menganalisis
kebutuhan pelatihan, dan lain sebagainya. Sebagai catatan, pemohon haruslah merupakan sebuah
Halaman ke10 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
entitas usaha tunggal yang sudah berjalan dan mendapatkan rekomendasi mitra Torch setempat.
Untuk membantu kemudahan program registrasi, Program Torch juga akan memilih sebuah unit
layanan lokal yang akan menolong para calon penerima insentif setempat mengerti seluk‐beluk
manajemen pendanaan Innofund. Unit layanan ini akan bekerjasama dengan mitra Program Torch.
Mitra Program
Program Torch: InnoFund
(Pemda)
Unit KUKM Verfikasi
Jenis I: Grant, untuk KUKM Teknologis.
calon Oleh Pusat
peneria registrasi dan Unit
insetif Supervisi Jenis II: Subsidi untuk layanan KUKM
(Jasil)
Unit Layanan Jasa
Ilmiah
Jenis III: Modal Usaha untuk KUKM teknologis
Diagram III – Metode Manajemen InnoFund (berdasarkan lembaga yang dilibatkan)
Yang dimaksud dengan KUKM teknologis pada diagram tadi adalah:
Dapat bekerja dalam berbagai bidang industri;
Terlibat dalam pengembangan teknologi;
Terdiri dari minimum 30% staf Litbang yang memiliki gelar formal akademis;
Biaya litbang yang sudah kerahkan minimal 5% dari seluruh keuntungan yang pernah dipetik;
Tidak memiliki hutang lebih dari 70% dari seluruh nilai kapital yang dimiliki.
Fokus bidang yang dikelola oleh Program Torch antara lain berkisar pada materi baru, bioteknologi,
TIK, teknologi layanan, mekanika‐elektronik integratif, biofarmakologi, teknologi energi, teknologi
penghematan energi.
Sebuah Jasil (penyedia layanan KUKM), akan mendapatkan insentif untuk proyek kerja selama 2 (dua)
tahun dengan batas atas anggaran sebanyak 1 juta RMB (+/‐Rp. 1,5 milyar). Syarat yang sebelumnya
harus dipenuhi adalah:
Mampu memberikan layanan teknis kepada KUKM, dengan pengalaman kerja minimum 2 (dua)
tahu;
Telah melakukan riset tentang utilisasi teknologi (daerah setempat), dan mampu mengantisipasi
kegiatan transfer teknologi, serta bisa menjadi pengelola inkubasi KUKM;
Sebelumnya telah melayani minimum 8 KUKM, dan belum menghasilkan keuntungan kerja serta
membutuhkan suntikkan dana untuk ekspansi layanan ;
Memiliki wawasan profesional, yang ditandai dengan akumulasi pengalaman tenaga kerja terlibat
sebanyak paling tidak 10 tahun bekerja.
Jadi, sebelum operasionalisasi insentif di suatu daerah, program Torch akan menyiapkan komponen
Jasil‐nya terlebih dahulu.
Halaman ke11 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Diagram IV– Metode Manajemen Sistem InnoFund
Insentif “Modal Usaha untuk KUKM Teknologis” dalam Innofund pada dasarnya adalah membantu
penerima dana untuk bisa menjadi donor perusahaan Venture Capital (VC) Empat metode kerja yang
dilakukan oleh program Torch adalah: (1) Memberikan dana bagi perusahaan yang sudah mengalirkan
dana kepada KUKM; (2) Memberikan dana bagi KUKM yang telah menerima atau akan menerima
dana dari VC; (3) Mengambilalih saham perusahaan VC sebanyak 25%; (4) Membagi porsi dana
sebanyak 50% dari yang seharusnya dikeluarkan oleh sebuah VC kepada KUKM.
Patut dicatat, bahwa pada saat pemerintah (melalui program Torch) memberikan dana kepada VC, hal
tersebut bukan berarti bahwa pemerintah juga mengambil alih unsur kepemimpinan yang diperoleh
investor tersebut. Strategi “hands‐up” ini bertujuan untuk mengurangi inefektivitas yang mungkin
ditimbulkan oleh intervensi pemerintah yang terlalu dalam, juga sebagai cara menjungkitkan nilai
kemudahan investasi di RRC pada umumnya.
Halaman ke12 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Proyek Jumlah Proyek Total Dana Average Tingkat
Pendaftar yang (Juta RMB) Funding Keberhasilan
mendapat
(%)
insentif
Tabel II – Perincian Perproyek
Halaman ke13 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Pengelompokan Industri (Forestration Industries)
Untuk memudahkan manajemen harian pengembangan KUKM, maka program Torch juga
melaksanakan program pengelompokkan unit‐unit usaha berdasarkan bidang kerjanya.
Klusterisasi dengan Model Science & Industrial Science Parks(STIP ’s)
Dalam pengamatan penulis, STIP’s diperlakukan sebagai metode pembangunan infrastruktur layaknya
sebuah Central Business District (misalnya, di Jakarta CBD Kuningan). Suatu STIP akan terdiri dari area
perkantoran, pusat perbelanjaan, ruang pertemuan/pameran, dan fasilitas infrastruktur niaga lainnya.
Kelebihan sebuah STIP misalnya adalah pada fasilitas pemberian akses tambahan bagi suatu KUKM
untuk menempati suatu area kerja. Sedangkan jaringan ke suatu perguruan tinggi (misalnya dalam
TusPark yang dibentuk oleh Tsing Hua University), dalam platform pengembangan teknologi, adalah
suatu kelebihan science park yang dibentuk oleh sebuah perguruan tinggi. Penamaan “science park”
bagi sebuah CBD, menyiratkan keberadaan kebijakan untuk mendahulukan unit usaha KUKM.
Zhongguanchun Science Park (dibahas kemudian), adalah proyek STIP pertama di China. Didirikan
pada tahun 1988, Z‐park telah menjadi kluster science park/CBD yang matang.
Dalam jenjang kematangan pembangunan, STIP’s dibagi dalam tiga kategori:
Tahap Awal (“Conception Innovation”)—Diperlukan waktu hingga 10 tahun untuk pembangunan
infrastruktur fisik dan penarikan para investor. Di sini, KUKM sudah mulai dikelola;
Tahap Konstruksi dan Inovasi (“The Innovation and Construction Stage/ System Innovation”)—
Diperlukan waktu 10 tahun untuk mematangkan sistem inkubasi, manajemen profesional, yang
dapat mengintegrasikan seluruh subsistem (ekonomik dan iptek) yang ada;
Tahap International (“The International Developing Stage”)— Pada tahap ini, sebuah science park
diharapkan sudah mulai mengikuti standar operasional internasional.
Hingga 2007, telah terdapat 54 science parks di seluruh RRC, menaungi 45.828 perusahaan yang
berkantor/beroperasi di wilayah‐wilayah tersebut. Patut diingat, perusahaan‐perusahaan besar‐
multinasional dapat menyewa lokasi perkantoran di area science park, hingga memberikan atmosfir
bisnis lebih baik bagi KUKM yang dibina. Adapun profil jumlah perusahaan berdasarkan volume kerja
adalah sebagai berikut: (1) Bervolume bisnis lebih dari 1 milyar RMB: 5051 perusahaan; (2)
bervolume lebih besar dari 50 milyar RMB: 90 perusahaan; (3) bervolume lebih dari 100 milyar RMB:
sebanyak 83 instansi.
Juga pada tahun 2007, hasil STIP’s telah berkontribusi sebanyak 7,1% dari total PDB RRC. Sebanyak 9%
industri lanjutan (“value added industrial”) mengambil lokasi di area science parks. 11 STIP’s telah
memberikan kontribusi sebanyak 20% PDB Pemda. Manajemen science park juga sudah
menyumbangkan 35,8% anggaran iptek nasional (kendati jumlah tersebut pada kenyataannya hanya 9%
dari anggaran litbang yang dikeluarkan dalam science park). Jadi nuansa terbesar dalam science
park/STIP’s adalah kegiatan bisnis dan bukan litbang.
Halaman ke14 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
8% 7,1%
5,8%
6% 5,0%
4,5%
4,0%
4% 3,2%
2,6%
2%
0%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Total Sumbangan STIP’s (sebutan lain untuk science park) terhadap GDP pada 2007 adalah senilai 17.574,5 milyar RMB, atau sekitar
7,1% dari PDB RRC.
Torch Program Specialized Industrial Bases, Torch Program Software Parks,
Productivity Promotion Centres
Dalam pengamatan penulis, ketiga jenis klusterisasi tadi saat ini lebih banyak menitikberatkan pada
strategi pengelolaan kapital (bangunan, jalan, dan infrastruktur sebagainya). Pihak manajemen pun
sangat menonjolkan pembicaraan tentang penjualan atau penyewaan lokasi ruang kerja/gedung
dalam sebuah science park yang dikelolanya.
Infrastruktur yang rapih, akan lebih menangkat citra RRC, karena menggambarkan kemampuan
organisasionil mereka. Sangat bermanfaat untuk menarik investasi asing. Namun, para pengelola tidak
banyak untuk berbicara lebih lanjut tentang administrasi, manajemen broker, dan lain sebagainya. Di
suatu sesi, seorang pengelola TsuPark mengakui bahwa China memang masih harus bekerja banyak
agar dapat diakui misalnya dalam International Association of Science Parks.
Tambahan
Sebagai garda depan, Program Torch menyentuh berbagai kepentingan praktis dalam sektor riil.
Antara lain mengembangkan sistem penyaluran dana dengan perusahaan VC, membangun
“Productivity Promotion Centers”, mengeluarkan “national key new products”, serta menerbitkan
katalog kompilasi “China High‐tech Products Catalogue”dan “China High‐tech Commodities Export
Catalogue” serta proyek lainnya.
Sejauh ini, program Torch telah purna menangai 19.646 proses hukum bagi transaksi teknologi,
termasuk dalam pengembangan, lisensi, konsultasi, dan layanan lainnya. Program Torch juga telah
menaungi 335 grup kerja perdagangan teknlogi dalam berbagai level, serta 40 layanan ekuitas
teknologi yang memberikan layanan diseminasi informasi, pewadahan negosiasi, pengadaan eksibisi,
dan penjebatan layanan finansial. Sedangkan di lingkup science park sendiri, hingga 2007, 49.680
paten telah dilahirkan (pada tahun 2007, jumlahnya adalah 7658 paten). 70% dari paten yang
dilahirkan tersebut adalah hasil kerja perusahaan lokal.
Halaman ke15 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Program Torch ini juga telah menghasilkan lapangan kerja bagi kelompok terdidik secara signifikan.
Dari pengelolaan science parks, hingga akhir tahun 2007, zona‐zona teknologi yang dibangun telah
menjadi lapangan kerja bagi 29.000 pemilik gelar doktor, 216.000 pasca sarjana, memperkerjakan
2.753.000 orang tenaga kerja berpendidikan diploma (“junior college”), menarik 28.000 warga negara
RRC yang sebelumnya berdomisili di luar negeri. Total unit lapangan kerja yang dibuka adalah
sebanyak 6,5 juta.
Program Torch sendiri sudah berekspansi ke luar negeri. Di dalam negeri, Torch telah membangun 9
International Business incubator (IBI), termasuk Beijing IBI. 6 Science Parks sudah didirikan di negara
lain, yaitu di Singapura, Maryland (Amerika Serikat), Cambridge dan Machester (Inggris), Moscow
(Rusia), dan Austria. Science Parks di luar negeri tersebut adalah memudahkan warga China dapat
mengembangkan kegiatan KUKM‐nya di negara lain.
Selama 9 tahun operasionalisasinya, Innofund telah menerima registrasi sebanyak 40.324 aplikasi.
Total aplikasi yang sukses melewati babak penyeleksian adalah 11.980 (29,7%). Dana pemerintah
daerah serta sumber dana sosial lainnya yang berhasil ditarik dari Innofund adalah lebih dari 40 milyar
RMB (sekitar 60 triliun rupiah), sedangkan budget total yang sudah dikeluarkan pemerintah pusat
bagi kegiatan insentif ini adalah 6,25 milyar RMB (pemerintah pusat hanya menyumbang sebanyak
15% dari operasionalisasi insentif). Jadi program yang melibatkan potensi daerah akan sangat
bermanfaat untuk mendongkrak anggaran iptek nasional.
Berkat dukungan generous pemerintah RRC volume pengelolaan kapital science park sendiri semakin
meningkat hingga mampu berkontribusi sebanyak 7% terhadap PDB pada tahun 2007. Pertumbuhan
daya kontribusi tersebut meningkat rata‐rata sebanyak 0,73% pertahun, pada periode 2001 ‐ 2007.
Perhatian di luar kepada KUKM sendiri memberikan dampak langsung dengan meningkatnya jumlah
cakupan ekonomi formal dalam grup ini; Dari 11.339 (1996) unit ke 34.946 unit KUKM (2007). Dalam
periode 1996 hingga 2007, unit KUKM yang berhasil berkembang, telah meningkat sebanyak 1582%.
Artinya, program Torch, telah memilih metode kerja penginkubasian yang tepat. Yaitu dengan
mendahulukan perspektif pemberian bantuan modal/kapital, keahlian/konsultasi, jaringan, dan
dukungan credit re‐assurance agar KUKM bisa berjalan secara market‐driven (bukan dilakukan secara
technological push).
SIANG HARI (21 OKTOBER 2008)
Diskusi “Practical Concept for Business Incubation System and its Service
Management” oleh Ma Feng‐Ling, Direktur Tianjin Incubation Center.
Diskusi kali ini tidak berjalan seintens sesi sebelumnya. Isi pembicaraan banyak
dihabiskan justru dengan tanya/jawab, dari pembicara ke peserta.
Ma Feng‐Ling
Pada intinya, Ma Feng‐ling mengingatkan bahwa saat ini perkembangan konsep
inkubasi sudah sangat maju; Berjalan secara sangat integratif, menjawab berbagai kebutuhan, semakin
terspesialisasi, dan memiliki efesiensi kerja tinggi.
Halaman ke16 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Pelatihan Wirausaha Industri
1970‐an
1970s
Sentra Konsep Bisnis Science
Parks
Awal 1980‐an
Bisnis Inkubator KUKM
Early
1980s
Inkubator multi bidang
Inkubator bidang khusus
(misalnya UKM teknologis)
Akhir 1990‐an
Inkubator Inkubator Inkubator untuk
Inkubator
Late “Without
Teknologi kepentingan spesifik
sektor spesifik
1990s Walls”
(Mis. Daerah tertinggal)
(misalnya
Akhir
Inkubator berbasis Internet
Inkubator
2000‐an Pelayanan Serba Cepat dan Efesien
berbasis
Internet
Diagram V– Tren Manajemen Inkubator KUKM
Target keberhasilan inkubator bisnis
sekarang adalah di atas 90%, jauh di
atas tingkat kesuksesan
mengembangkan KUKM tanpa
bimbingan yang hanya 30‐60%.
Berdasarkan orientasi pelayanannya,
Ma Feng‐Ling membagi matriks
tingkat kesulitan jenis‐jenis inkubasi:
Halaman ke17 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Di RRC, “science park” (STIP’s) bentukkan pemerintah adalah yang dimaksud sebagai “Pusat Teknologi”
dalam bagan di atas.
Layanan yang diperlukan dalam membentuk sebuah “business incubator” adalah:
Ruang kerja bagi KUKM terinkubasi (incubator space; disarankan untuk merancang ruang kerja yang
memudahkan pergantian penghuni, karena memang KUKM yang dibina diharapkan dapat
berkembang hingga mampu memenuhi kebutuhan‐kebutuhan kerjanya. Lokasi di area kompleks
“science parks” akan memudahkan KUKM mengorientasikan/mengembangkan visi
perkembanganny;.
Layanan umum, termasuk kebutuhan sekretariat, jaringan telephon (sentral), ruang rapat, kantin.
Akan sangat menguntungkan bila KUKM diberikan layanan ruang pameran. Di dalam kasus
pengelolaan KUKM manufaktur, maka kelompok yang dibina dapat diajak untuk mempromosikan
produk ciptaannya bagi organisasi‐organisasi sesama binaan dalam bentuk pemakaian hasil produksi
bersama di berbagai kepentingan umum;
Pelayanan konsultasi bisnis. KUKM akan membutuhkan banyak konsultasi untuk masalah
perencanaan bisnis, manajemen, akuntansi, hukum, marketing, keuangan, dan masalah ad‐hoc
lainnya;
Layanan bantua/konsultasi finansial. Dana yang terkumpul dari pengelolaan sebuah science park
dapat “diputar” dalam pemberian modal bagi KUKM binaan. Manajemen spesifiknya sangat
bergantung dari tingkat keberhasilan masing‐masing KUKM. Mengingat beban kualitas dan
kuantitasnya bisa berkembang tinggi, maka pihak III, konsultan, dapat mengambil alih kebutuhan ini;
Layanan jaringan. Prinsip paling mendasar adalah agar kelompok KUKM yang dibina dapat saling
mengenal, berinteraksi, untuk kemudian menciptakan ide‐ide bisnis bersama;
Setelah berhasil melewati fase inkubasi, sebuah instansi akan tetap membutuhkan bimbingan,
terutama dalam hal penguasaan pasar regional;
Sebagai referensi, berikut diberikan deskripsi pemberian layanan oleh pemberi layanan inkubator KUKM
di Amerika Serikat saat ini:
Layanan % Memberikan Layanan
Ruang Kerja 81
Perencanaan Bisnis 65
Bantuan Pengelolaan Utang 59
Bantuan Dana (grant) 58
Pelatihan Umum 52
Bantuan Manajemen Keuangan 51
Bantuan Marketing/Sales 51
Bantuan Pembiayaan via Pihak III 47
Ma Feng‐Ling mengingatkan bahwa prinsip‐prinsip dalam inkubator akan pula sangat membantu
proses pembangunan di daerah tertinggal/”rural areas”. Keteraturan sosial yang dibentuk dalam
pembangunan science park, akan sangat membantu faktor penting agar daerah tertinggal dapat
mengadakan percepatan pembangunan: mengorganisasikan kebijakan yang mendukung daya kreatif
penduduk setempat untuk mewujudkan keunggulan daerah.
Halaman ke18 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
PAGI HARI
Mengunjungi kantor pengelola Z‐Park, untuk membicarakan topik “Innovative
Development and Human Resource in Z‐Park”. Sebagai narasumber adalah Xia Yingqi,
wakil direktur komite administratif Z‐Park.
Pada awal pertemuan, para peserta diajak untuk melihat berbagai tampilan pameran
profil Z‐Park, di kantor pengelola yang berada di sekitar distrik Haidian, Beijing. Penulis
mengamati bahwa Z‐Park adalah salah satu science park yang paling dibanggakan di RRC. Pada DR. Xia Yingqi
umumnya, fasilitas yang diberikan di Z‐park adalah seperti yang telah dideskripsikan dalam laporan ini
(bagian hari pertama).
Fungsi Z‐park adalah sebagai infrastruktur pendukung kegiatan transfer teknologi,
inkubasi bisnis, dan industrialisasi, sekaligus sebagai lokasi kegiatan pelatihan SDM
teknologis RRC.
Didirikan pada 1988, Z‐park saat ini ditinggali oleh 4 juta penghuni, 1 juta diantara bekerja untuk
instansi‐instansi yang ada di Z‐park. Di dalam Z‐Park, telah berdiri 20 juta perusahaan dalam berbagai
volume kerja, dengan total penghasilan sebesar 870 milyar RMB (kurang lebih 1.305 triliun rupiah). Pada
tahun 2006, penghasilan agregat di Z‐park adalah sebesar 600 milyar RMB.
Di Z‐Park, perusahaan‐perusahaan besar RRC berkantor. Mereka antara lain
adalah Lenovo, Founder, UFsoft, HanWang, Sinovac, Sohu, Sina, Baidu, Vimicro,
dan Aigo. Yang menarik adalah Google memiliki paling tidak dua gedung di dua
lokasi sub‐science park berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya potensi
pasar RRC – karena jumlah penduduknya – telah menarik perhatian investor
asing.
Z‐Park sendiri sebetulnya terdiri dari 10 sub area yang tersebar di sekitar
Beijing. (lihat peta di samping). Z‐park juga telah memiliki kantor perwakilan di
berbagai kota di dunia, antara lain di Silicon Valey, Washington (Amerika Serikat), Tokyo, Toronto, dan
London.
Dari pembicaraan dengan dengan Xia Yingqi, para peserta menunjukkan rasa ketertarikan paling tinggi
dalam hal keberanian pemerintah RRC memberikan pendaan kepada KUKM yang dibina, terutama
untuk meningkatkan daya tarik di mata VC. Kebijakan yang mulai dari sekitar tahun 2006 ini antara
lain dengan pemberian tambahan dana secara berkala, sesuai dengan perkembangan nilai investasi
yang diberikan oleh VC. Di samping itu, bila sebuah perusahaan VC ingin menanamkan modal kepada
sebuah KUKM yang telah berkembang dan hendak memasuki tahap Go‐Public, maka pemerintah akan
menanamkan dana sebanyak 100% dari yang akan ditanamkan. Seluruh dana tersebut tidak akan
disertai dengan permintaan untuk meningkatkan posisi kendali (hak suara). Dapat dipahami bahwa
kemudahan semacam ini adalah demi menunaikan kebiasaan pemerintah RRC yang tidak meluaskan
agar sebuah perusahaan asing dapat menguasai saham perusahaan 100% bila beroperasi di sana.
Kendati demikian, Xia Yingqi menyatakan bahwa pemerintah RRC tidak memberikan pembedaan
antara perusahaan lokal dan asing.
Halaman ke19 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Salah satu areal Z‐Park 20 tahun lalu Areal yang sama, sekarang
Sebagai catatan, Xia Yingqi memiliki latar belakang pendidikan doktor teknik
mesin. Pernah bekerja sebagai pegawai kedutaan besar di Washington,
Amerika Serikat. Sebelum ditugaskan di Z‐Park yang bersangkutan merupakan
Strategi SDM salah satu pejabat teras di Departemen Keuangan RRC. Seorang pejabat yang
berhubungan dengan science park yang memiliki latar belakang pernah
bekerja di Departemen Keuangan bukan kasus tunggal pada Xia Yingqi.
SIANG HARI
Pada kegiatan kali ini, tidak banyak yang dilakukan selain melihat‐lihat maket berbagai kompleks
bangunan Z‐park – termasuk rencana pembangunan tahap lanjut. Hambatan bahasa adalah faktor
penghalang terbesar antara nara sumber (seorang tour guide) dengan para peserta yang hadir.
PAGI – SORE HARI
Seluruh peserta diminta untuk menghadiri “The International Association of
Science Parks (IASP) and the Asian Science Park Association (ASPA)” yang
dilaksanakan di TusPark‐International Conference Center, TusPark, Beijing, RRC
(lihat foto gedung di samping).
Acara ini dibuka oleh Menteri Sains dan Teknologi RRC dalam satu sidang plenary.
Di dalam sidang plenary tersebut, pembicara Luiz Sanz (kepala IASP), membahas tentang semakin
meningginya tuntutan science park untuk berintegrasi secara utuh dengan lingkungan perkotaan. Bahwa
atmosfir urban akan semakin menonjol, tuntutan untuk meningkatkan infrastruktur yang menunjang
networking makin meningkat. Di kesempatan berikutnya, pembicara dari Iran, Korea Selatan, Taiwan,
Thailand, dan tuan rumah, melakukan presentasi tentang pengelolaan science park di negaranya
masing‐masing dalam berbagai perspektif.
Secara umum, catatan tentang kegiatan acara dapat dilihat di sini.
Menarik untuk diperhatikan bahwa konsep science park akan menunjuk pada ide Sistem Inovasi Daerah.
Hal tersebut karena sasaran pembangunan sebuah science park akan mengarah pada pembangunan
infrastruktur (human capital) secara komprehensif, baik dalam wilayah fisik maupun pada kebijakan
Halaman ke20 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
ekonomis (pengelolaan sumber daya yang terbatas).
PAGI HARI
Di kesempatan ini, para peserta diajak untuk mengikuti Project Introduction
Presentation. Acara ini tidak lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi
KUKM yang pernah dikelola di Z‐Park.
Promo KUKM Acara presentasi ini dilakukan beberapa kali, dilaksanakan pada hari yang berbeda‐
Binaan beda. Penulis mengamati bahwa tujuan presentasi‐presentasi ini diadakan tidak lain
adalah untuk memberikan kesempatan pemasaran bagi perusahaan‐perusahaan
bersangkutan. Adapun perusahaan yang berpresentasi adalah:
Beijing Sanyi Ecosystem & Environmental Engineering Co., Ltd.: perusahaan
perekayasaan untuk unit pengelolaan biogas untuk area perternakan dan unit
perumahan serta layanan lanjutan perawatan/pelatihan. Perusahaan ini
didukung oleh Universitas Agrikultur Beijing.
Beijing Aeonmed Co. Ltd.: perusahaan pembuatan perangkat mekanik
kedokteran. Pelajaran strukturisasiAeonme – dari tahun perkembangannya –
sebagai berikut:
° 27 Februari 2001, Aeonmed didirikan sebagai perusahaan distributor
perangkat ventilator dan anestesi;
° 18 Mei 2009, Aeonmed mendapatkan perizinan menjadi perusahaan
manufaktur;
° November 2001, Aeonmed mulai mengikuti pameran komersil, menjual
produk anestesi;
° Juli 2002, Aeonmed mendapatkan sertifikat ISO 9001/13485;
° April 2003, Proses manufaktur anesthesi Aeon disetujui sebagai bagian
inkubasi program Torch;
° Oktober – Desember 2003, Aeonmed menjadi klien Departemen
Perlengkapan dan Departemen Kesehatan RRC (dalam program
pengadaan nasional);
° April 2004, Aeonmed menambahkan jenis produk, ventilator, di Z‐Park
(Fentai);
° November 2004, mengikuti pameran internasional “Medika” (pertama
kali)
° Mei 2005, Aeonmed mendapatkan sertifikasi lainnya, CE, untuk perangkat
anestesi Aeon Aeon 7400A;
° Februari 2006; Aeonmed mulai bisnis software kesehatan;
° Maret 2007, Aeonmed bekerja untuk teknologi purifikasi rumah sakit;
° Mei 2007; Aoenmed bekerjasama dengan Rumah Sakit PLA 301 untuk
membentuk riset klinis bersama;
° Juli 2007, Aeonmed dipilih menjadi supplier perangkat kesehatan untuk
Halaman ke21 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
acara Olimpiade Beijing 2008;
° September 2007; Aeonmed dan Datascope (Amerika Serikat) bekerja
sama untuk ekspansi bisnis di AS – melengkapi pasar Timur Tengah, CIS,
Amerika Latin, Asia, Afrika, dan Eropa;
Ekspansi Pasar Lokal &
Menjual Meniru Mendapat sertifikasi Mendapat bantuan Pemerintah (Torch)
Go International
Diagram VI – Contoh revolusi bisnis KUKM teknologis
° Aeonmed memiliki modal dasar kerja sebesar 6 juta US$, dengan volume
penjualan sebanyak 20 juta US$; Mengerahkan 10% keuntungan tahunan
untuk membiayai kegiatan litbang, memperkejakan 120 teknolog sebagai
pegawai litbang (23,1% dari seluruh SDM).
° Contoh produk:
Mesin Anestesi Pesanan RS PLA301, Mitra Riset Kantor Pusat Aeonmed di Produk Set Aeonmed
Pemerintah (2003) Klinik Z‐Park (2007)
Beijing Guodian Futong Science & Technology Development Co.,Ltd.: Bergerak
dalam kegiatan rekayasa (engineering) untuk kepentingan optimasi
penghematan energi/air, perlindungan lingkungan, perancangan sistem listrik
arus kuat. Perusahaan yang memiliki modal kerja 45 juta RMB ini dimiliki oleh
“ China Electric Power Research Institute”, dan memiliki klien di Indonesia
(Indonesia Pacitan 2x(300‐400MW), Banten‐Labuan 2x300MW, PLTU 3
Banten 3x315MW, Muyin 2x150MW).
← Contoh sistem “Dry Bottom Ash Handling” yang
dirangkaikan perusahaan Beijing Futong S&T untuk klien di
Indonesia.
Beijing FangDa Carbon‐Tech Co., Ltd.: perusahaan ini menghasilkan elektroda grafit yang diperlukan
sebagai pematik pembakar elektrik – dipergunakan dalam industri baja dan non metal. Perusahaan ini
sudah memiliki mitra dagang di Indonesia.
Halaman ke22 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Beijing H&L Medical System, perusahaan pembuat alat diagnostik/pengumpul informasi medis jarak jauh
(holter).
← Contoh produk Beijing H&L Medical System
Beijing Yijing Luyuan Technology Development Co.: Merupakan perusahaan
material khusus (baru), yang meniru bentuk/warna alam maupun
membentuk karakter tertentu (misalnya ketahanan terhadap kejutan panas,
anti korosi). Perusahaan ini belum memiliki situs internet.
Beijing JinBenTeng (JBT) Auto S&T Co., Ltd, adalah perusahaan manufaktur
yang menghasilkan perangkat diagnostik mesin untuk kendaraan elektrik.
← Contoh produk Beijing JinBen Teng (JBT). Perangkat ini sudah di jual antara
lain di Malaysia, Thailand, Amerika Selatan, Australia, Mauritius, Pakistan,
Mesir, dan Rusia.
Beijing Jinxiunianhua Information Technology, Ltd., adalah perusahaan
pembuat “electronic white board”. Perusahaan yang belum mempunyai klien
di luar negeri ini, berhasil mendapatkan perhatian paling tinggi dari para
peserta karena presentasinya yang aktraktif . Produk “electronic white board”
memberikan solusi kebutuhan presentasi interaktif, tanpa dibatasi oleh
ruangan.
← Contoh hasil produk Beijing Jinxiunianhua Information Technology, Ltd.
SIANG HARI
Di acara ini, masing‐masing peserta diberikan kesempatan untuk membicarakan project activities
yang dikelola. Dari 18 (delapan belas) peserta, hanya 3 (tiga) peserta yang bekerja dalam bidang tidak
berhubungan langsung dengan science park – termasuk dengan penulis. Dalam pengamatan penulis,
terlihat bahwa acara ini diselenggarakan sebagai courtessy point semata karena tidak diamati dengan
baik oleh penyelenggara.
Halaman ke23 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
PAGI – SORE HARI
Libur, berkaitan dengan acara ASEM.
PAGI – SORE HARI
Kunjungan ke Tembok Cina dan Forbidden City
← Penulis berpose bebas bersama seorang peserta
pelatihan Hasan Yildiz, Direktur Kosgeb Science Park
(Kayseri, Turki) di Tembok Cina.
Seluruh peserta yang berasal dari Bangladesh,
Belarusia, Filipina, Nigeria, Rumania, Rusia, Thailand,
Turki, Vietnam, dan Indonesia di Forbidden City. →.
PAGI HARI
Diskusi tentang “Credit Guarantee and Development of SME’s with Technology Innovation Type” oleh
Qin Kai, Direktur Utama Beijing Municipal Credit Re‐Guarantee Co Ltd.
Pemerintah RRC menyadari bahwa tidak mudah bagi KUKM teknologis untuk
menerima kredit perbankan, padahal hal tersebut merupakan kebutuhan bagi
setiap perusahaan untuk dapat berkembang. Mengingat hingga tahun 2001, 99%
dunia perbisnisan RRC diisi oleh KUKM – menampung 75% tenaga kerja, 60%
Strategi Bantuan
sumbangan GDP ‐, maka masalah akses terhadap kredit untuk kelompok ini
Dana untuk
dipandang sebagai urusan nasional. Apalagi bila melihat pendapat bahwa
KUKM
reformasi ekonomi RRC ternyata justru semakin memperkuat daya saing kelompok
bisnis besar saja.
Untuk memperbaiki paradigma dunia perbankan lokal terhadap KUKM, pada 2001 pemerintah RRC
mengadakan sensus tingkat nasional dalam hal perkreditan KUKM. Dari langkah ini, pemerintah dapat
mengambil peringkat kredit yang dibutuhkan oleh perbankan untuk mengelola masalah pinjaman dalam
langkah proporsional terhadap kebijakan makroekonomi yang ada (misalnya, berhubungan faktor nilai
tukar tetap yang waktu itu berlaku). Diketahui kemudian bahwa masalah terbesar KUKM adalah pada
sisi manajemen kepemilikan kapital seringkali tidak berjalan sesuai dengan kebutuhan dunia perbankan.
Pada tahun 1999,Pemerintah China membangun skema‐skema penjaminan kredit untuk KUKM mulai
dibangun. Proses pelaksanaannya dijembatani oleh para “stakeholders” Komisi Ekonomi dan
Halaman ke24 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Perdagangan Negara, Bank of China (seperti BI di Indonesia), Departemen Keuangan, dan Komisi Industri
dan Perdagangan Negara. Komisi Ekonomi dan Perdagangan Negara adalah yang menjadi koordinator
bagi pelayanan penjaminan kredit KUKM. Dalam praktiknya, skema perkreditan diwujudkan oleh Badan
Penjaminan Kredit, Badan Penjaminan Kredit Komersial, dan disokong oleh “mutual guarantee funds”
(MGF).
Badan Penjaminan Kredit, dilaksanakan dalam konsep pemerintahan desentralisasi, sehingga ia terdiri
dari Badan Penjaminan Kredit Provinsi serta Badan Penjaminan Kredit Kabupaten. Pemerintah pusat
sendiri akan menanggung biaya penjaminan kredit sebanyak 90%, sedangkan sisanya ditanggung
bersama‐sama oleh pemprov dan pemkab. Ketiga tingkatan instansi tersebut adalah nirlaba. Tercatat,
pada 2001, kontribusi “mutual fund” yang dikumpulkan 45%‐nya berasal dari pemerintah lokal
(pemprov dan pemkab), 30% berasal dari lembaga departemen tingkat lokal, 15% berasal dari iuran
KUKM, 10% berasal dari hasil pengolahan akuntansi (aset). Patut diingat, pemerintah RRC berkuasa
absolut terhadap urusan pengolahan lahan – meskipun swasta lokal/asing bisa membeli sebidang tanah.
Hal ini akan memudahkan proses integrasi manajemen sektoral, termasuk dalam hal implementasi
kebijakan S&T.
Pemerintah Pemkab dapat membangun cabang‐cabang sesuai kebutuhan, termasuk untuk pelayanan
jaminan ulang (“re‐guarantee”). Oleh kasus inilah, Beijng Municipial Credit Reguarantee Co. Ltd,
dibangun.
Target utama skema jaminan kredit nasional adalah KUKM teknologis dan non‐teknologis, sesuai dengan
aturan badan penaungnya masing‐masing. Berarti konsep KUKM teknologis akan berada antara lain
dalam naungan program Torch.
Prosedur mendapatkan jaminan adalah sebagai berikut: (1) Pihak pemohon mengajukan bantuan
kepada lembaga penjamin, dengan menyertai keterangan pinjaman dari Bank; (2) Pemerintah merevieu
isi permohonan; (3) Pemerintah mengintervensi pembuatan kontrak yang sedang berjalan; (4) Pihak
pemberi pinjaman memberikan dana; (5) Pemerintah akan membayarkan angsuran bila terjadi kredit
macet; (6) Pemerintah menerbitkan ulang jaminan kepada pihak pemohon.
Sedangkan untuk mendapatkan jaminan ulang, prosedurnya adalah sebagai berikut: (1) Pemerintah –
selaku penjamin – mengajukan permohonan jaminan ulang kepada lembaga yang ditugaskan; (2)
Lembaga penjamin ulang mereviu permohonan; (3) Pihak penjamin ulang mengintervensi pembuatan
kontrak pinjaman yang sedang berjalan; (4) Pihak pemohon membayar bea yang diperlukan; (5) Pihak
penjamin ulang akan menalangi kredit macet yang mungkin terjadi; (6) Pihak penjamin dan penjamin
ulang akan menerbitkan ulang jaminan kepada pihak pemohon.
Batas atas volume dana yang bisa dikerahkan ditentukan oleh peraturan perundangan setempat.
Pemerintah menetapkan ukuran proporsionalitas pemberian jaminan berdasarkan seluruh rincian
tunjangan pemerintah kepada KUKM teknologis (jadi jaminan/jaminan ulang bisa diselenggarakan
secara tidak langsung). Di samping itu, pemerintah akan mereviu kontrak teknologis, termasuk dalam
potensi perolehan HAKI, sebagai hal yang perlu diperhitungkan dalam memberikan jaminan ulang.
Proses pemberian jaminan dan jaminan ulang ini akan diselenggarakan mengikuti kebutuhan
perkembangan masing‐masing UKM. Dari tahap “start‐up”, berkembang, dan memasuki tahap go‐
public. Menarik untuk dicatat, narasumber Qin Kai memberikan informasi bahwa untuk kasus KUKM
teknologis yang sedang berkembang (bukan dalam tahap “start‐up”), pemerintah akan
menggarisbawahi kepemilikan HAKI sebuah UKM sebagai bagian jaminan yang dipegang oleh
Pemerintah disamping jenis aktiva lainnya. Dengan demikian, pemerintah menugaskan kepada KUKM
Halaman ke25 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
teknologis untuk terus melaksanakan litbang selama berada dalam masa inkubasi. RRC sedang
menetapkan suatu paradigma bahwa ukuran volume bisnis suatu badan usaha akan berbanding lurus
dengan kemampuan litbangnya. Dengan demikian, jelas bahwa KUKM yang dibina akan “dipaksa”
untuk terus mengembangkan sistem litbang berkualitas.
SIANG HARI
Di kesempatan ini, para peserta kembali mengikuti Project Introduction Presentation.
PAGI HARI
Mengunjungi Beijing Olympic Sites
← Unit lampu jalan di sekitar Beijing Olympic Sites banyak yang disertai dengan sistem
pembangkit listrik tenaga surya. Penulis mengamati bahwa pemerintah RRC sangat ingin
memperbaiki reputasi kota Beijing dalam hal pengelolaan lingkungan. Pemerintah RRC
mengambil sebanyak mungkin kesempatan untuk mempromosikan kemampuan ipteknya,
termasuk untuk tujuan pelestarian lingkungan.
SIANG HARI
Mengunjungi Digital China Networks Limited
Kegiatan kali ini hanya diisi dengan pengenalan sejarah dan profil kontemporer
perusahaan Digital China Networks Limited, perusahaan kembar Lenovo,
kebanggaan RRC.
PAGI HARI
Mengikuti acara “Project negotiations and Project Signing Ceremony at Report Hall”
Maksud dari acara ini adalah agar para peserta training mau melakukan komunikasi lebih lanjut dengan
salah satu dari pihak KUKM yang telah melakukan presentasi tentang bisnis mereka. Penulis menolak
untuk melakukan penandatanganan. Dengan alasan bahwa hal tersebut bertolakbelakang dengan
hukum di Indonesia. Peserta dari negara lain, karena latarbelakang mereka yang berprofesi di lingkungan
science park atau pekerja profesional mandiri, bersedia melakukan penandatanganan kesepakatan
Halaman ke26 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
menggalang lebih lanjut komunikasi bisnis berkelanjutan. Namun, penulis dan pihak penyelenggara
(pihak pemerintah setempat) setuju untuk melakukan komunikasi lebih lanjut untuk saling menggali
pengetahuan lebih lanjut tentang pengelolaan KUKM di masing‐masing negara (tanpa ikatan
hukum/”legal bonding”).
Peserta training dari Filipina dan Belarusia melakukan penandatanganan kesepakatan melakukan komunikasi dengan perusahaan Beijing
Sanyi Ecosystem & Environmental Engineering Co., Ltd.
SIANG HARI
Mengunjungi Tsinghua University Science Park (TusPark). Presentasi mengenai TusPark dibawakan
oleh Herbert Chen (atau Chen Hongbo), Wakil Direktur TusPak dan Presiden Divisi Asia Pasifik,
International Association of Science Park (IASP).
TusPark Co., Ltd didirikan oleh Universitas Tsinghua pada 1994. Pembangunan gedung pertama rampung
pada 1998. Seluruh kompleks gedung science park tersebut selesai pembangunannya pada tahun 2006.
TusPark didirikan di 9 lokasi di seluruh wilayah
RRC.
Saat ini terdapat sekitar 500 perusahaan berada
di TusPark, memperkerjakan sebanyak 19.592
pekerja litbang. TusPark sendiri digawangi oleh
87 staf pengelola.
Pada 2006, total penerimaan pajak tahunan dari
TusPark sudah mendekati 1 milyar RMB (sekitar
1,5 milyar rupiah). Di tahun yang sama, total
investasi riset yang telah telah dikerahkan adalah 3
milyar RMB (kurang lebih 4,5 triliun rupiah), yaitu Universitas Tsinghua
sekitar 1,3% dari seluruh anggaran iptek RRC. Paten
yang telah diajukan adalah sebanyak 874 buah.
Manfaat terbesar TusPark antara lain dinikmati oleh
para peneliti/mahasiswa Universitas Tsinghua. Tenaga
peneliti dari perguruan tinggi ini dapat langsung
bekerja, magang, sebagai staf litbang di berbagai
perusahaan lokal yang berada di TusPark. Perusahaan
tersebut misalnya adalah Legend TV (digitalisasi siaran
televisi, dengan volume penjualan sebanyak 38 juta
c c c
RMB), Nutech (pengindai x‐ray; mengklaim menguasai Internasional Lokal (besar) KUKM
70% pasar dunia), dan Tsinghua Solar (pemanas air Teknologis
yang menggunakan sumber energi panas dari pancaran
sinar matahari). Diagram VII – Pengembangan atmosfir internasional bagi
KUKM oleh TusPark. Strategi ini kerap dilakukan dalam
Salah satu bisnis TusPark sendiri adalah dalam properti. science parks lainnya.
Halaman ke27 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Pihak pengelola memberikan opsi untuk menjual kavling tanah, membangun dan menjual unit gedung,
atau mempromosikan beberapa investor untuk membangun gedung secara bersama. Perusahaan asing
yang membangun unit R&D‐nya atau operasional umumnya di TusPark antara lain Sun (350 pegawai),
Google (350 pegawai), dan Schlumberger (200 pegawai).
Menurut narasumber, saat ini status akuntansi TusPark masih membutuhkan sekitar 10 tahun lagi untuk
mencapai “break event point”.
PAGI HARI
Mengikuti pembahasan pengenalan Zhongguancun Fengtai Science Park bersama
Kong Lingbin, Direktur Komite Pemerintah untuk Zhongguancun Fengtai Science Park.
Kualitas diskusi sangat terbatasi oleh kemampuan komunikasi pembicara, yang hanya
menggunakan bahasa Mandarin dalam pembicaraan dan tampilan presentasinya.
Kong Lingbin
Kong Lingbin menjelaskan, alasan gencarnya pendirian science parks di RRC berkaitan
dengan fase‐fase pertumbuhan ekonomi sebagai berikut:
1992 – 2001: memperbaiki kualitas sektor manufaktor;
2002 – 2006: meletakkan dasar‐dasar sektor manufaktur teknologi tinggi;
2007 – seterusnya: mengembangkan manufaktur teknologi tinggi sebagai karakter utama ekonomi
RRC.
Dari urutan fase 2002 ‐ 2006, terlihat bahwa pemerintah RRC menyadari bahwa dampak pertumbuhan
ekonomi yang didorong oleh reformasi sektor manufaktur telah meningkatkan derajat ekonomi negara
tersebut. Tingginya kelajuan pembangunan ekonomi akibat reformasi sektor manufaktur cenderung
mendorong upah buruh untuk semakin meningkat dan dengan demikian RRC semakin tidak kompetitif
dalam persaingan produksi komoditas “low‐tech”. Atau, dengan kata lain, RRC perlu untuk meningkatkan
keterlibatan unsur teknologi pada industri “low tech” berikut pemasarannya, bila mereka ingin tetap
memiliki nilai kompetisi tinggi di sektor tersebut (misalnya pada faktor teknik produksi, manajemen,
promosi industri baja setempat, yang sebelumnya masuk dalam jajaran “low tech”).
Pelajaran terpenting dari hal ini adalah kemampuan visioner pemerintah RRC sehingga mereka dapat
mengatur langkah persiapan, meletakkan dasar ekonomi yang diperlukan dalam masa satu langkah di
depan era kepemimpinannya.
Pembangunan sarana fisik (kompleks gedung) science parks
yang sangat intens dilakukan di berbagai daerah berstatus
ekonomi terdepan, adalah bagian dari pembangunan pranatas
sosial yang sedemikian rupa dapat mengakomodir
pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Kebutuhan tata kota yang terdesak masalah kependudukan
khas negara berkembang, diisi dengan strategi penciptaan
science parks demi menyiapkan ruang yang mendukung
Salah satu sudut Fengtai Park
terbentuknya masyarakat teknologis.
Kong Lingbin mengisyaratkan bahwa karena bentuk bisnis sebuah science park pada dasarnya adalah
Halaman ke28 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
jasa, maka penting sekali bagi para pengelolanya untuk memiliki wawasan kebutuhan dan manajemen
iptek yang luas, agar bisa memberikan layanan berkualitas. Berikut ditampilkan cuplikan daftar klien
Fentai Park, sedangkan dalam tabel berikutnya diberikan deskripsi kluster layanan yang diperlukan klien
science park tersebut:
1 National‐level Quality Assurance Center China Quality Certification Center
China Automotive Technology & Research
2 National‐level Automotive Research Center
Center
China Banknote Printing and Minting
3 National‐level Minting Technology Center
Corporation
BGRIMM Magnetic Materials & Technology Co.,
4 National‐level Magnetic Material R&D Center
Ltd.
National‐level Gas Power Transport Test Beijing Guodian Futong Science and Technology
5
Research Central Laboratory Development Co., Ltd.
National‐level Military Supplies Quality Test
6 Xinxing Ductile Iron Pipes Co., Ltd.
Center
National‐level Satellite Navigation Application
7 China Aerospace Times Electronics Corporation
Engineering Research Center
8 National‐level Enterprise Technology Center China Animal Husbandry Industry Co., Ltd.
9 National‐level Enterprise Technology Center Xinxing Ductile Iron Pipes Co., Ltd.
Tabel III – Contoh klien Fengtai Park, untuk menggambarkan jenis layanan yang harus diantisipasi untuk diadakan di wilayah science park tersebut.
Halaman ke29 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Layanan (Industri Jasa) yang
Pokok Kebutuhan Fungsi yang Dibutuhkan
Dibutuhkan/Terkait
Investasi dan layanan finansial Bank, sekuritas, asuransi, dana, pinjaman,
pengkajian bisnis, trust
Pusat Informasi Komukasi/informasi, jaringan lembaga
Pusat Manajemen Pengetahuan Konsultasi manajemen dan hukum
Tabel IV – Kompleksitas kebutuhan bisnis, dalam contoh yang terjadi di Fengtai Park
Tantangan pengelolan science park adalah memastikan bahwa alur kebutuhan dan suplai tersebut bisa
dilaksanakan baik di antara lembaga yang berdiri di dalam maupun berlokasi di luar area kelolaanya.
SIANG HARI
Penulis mengunjungi Kedutaan Besar RI di Beijing, untuk melengkapi keperluan administrasi negara.
PAGI HARI
Mengikuti pembahasan “National Innovation System and Succesful Incubation of
Technology SME’s” oleh Professor Otto CC Lin/Lin Chuizhou (Direktur
utama/Kepala Komisaris China Nansha Technology Enterprise, Professor –
Hongkong University, mantan Kepala ITRI‐Taiwan).
Kebanyakan dari para peserta menganggap bahwa Professor Otto adalah
pembicara terbaik, terutama karena cara komunikasinya yang dianggap atraktif.
Prof. Otto CC Lin/Lin
Professor Otto sendiri membawakan materi dengan mengambil sumber inspirasi Chuizhou
utama dari pengalaman Taiwan mengembangkan industri IC sebagai basis
pertumbuhan ekonomi nasionalnya.
Halaman ke30 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Sesi Prof Otto Lin kali ini merupakan konklusi dari presentasi presentasi Lalkaka sebelumnya
sebelumnya, yang menunjukkan bahwa pemerintahlah yang bertanggungjawab mengantarkan KUKM
bisa berkembang hingga mencapai tingkat kemandirian/kematangan operasional.
KUKM teknologis dapat berkembang hanya bila deskripsi manajemen pengembangan iptek secara
umum dipautkan agar berkembang dalam taraf sederajat dengan domain kebijakan lainnya – misalnya
perbankan/perpajakan, sistem legal, perencanaan pembangunan daerah, performa kewirausahaan
publik, kualitas pendidikan di PT, kualitas pengembangan iptek (sebagai ilmu dasar), dan lain sebagainya.
Artinya, dibutuhkan usaha penjebatanan irama kerja antara wilayah litbang dan sektor riil, manakala
pemerintah telah dapat mengidentifikasi pokok keunggulan masing‐masing kelompok.
Bila mengikuti prinsip yang diuraikan Lalkaka, bahwa PT memiliki hambatan internal besar untuk dapat
menjadi lembaga penyuplai iptek bagi kelompok di sekitarnya, maka Prof. Lin mengungkapkan bahwa
sebaiknya penjebatanan ilmu dilakukan oleh lembaga transformasi yang menyalurkan iptek dari PT ke
sektor industri.
Perguruan Tinggi Tansforming Research KUKM teknologis/
(PT) Organization Industri/Bisnis
Dapat menjadi satu, sesuai kondisi (disebut Akademisi/A)
Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif oleh Pemerintah
Diagram VIII – Alur kerja ABG, berdasarkan penyaluran arus pengetahuan teknis.
Mengenai kebutuhan menciptakan kerjasama yang fleksibel, antara lain dalam memperlakukan kasus di
mana industri/bisnis harus menjadi “starting agent” (misalnya untuk kebutuhan memperbaiki kualitas
kerja faktor produksi di lapangan), maka pemerintah lagi‐lagi mendapat tanggungjawab untuk
mengantisipasi dan mengakomodir struktur hak/kewajiban dalam jaringan ABG
Khusus A: peramalan perkembangan teknologi, kerjasama A‐B: Spin‐offs, akreditasi/sertifikasi pegawai dan teknologi, jaringan
antar litbang, pemberian pelatihan. marketing, kewirausahaan.
A B
A – G: perancangan pengembangan iptek, pendanaan riset, B‐G: Pengembangan infrastruktur, IPR, permodalan, VC, kerjasama
Inisiatif kebijakan, evaluasi. hukum, perpajakan.
G
Diagram IX– Hubungan antar elemen ABG. Masyarakat akan menikmati hasil kerjasama ABG dalam bentuk peningkatan pembangunan
ekonomi, pembukaan lapangan kerja, perbaikan infrastruktur, peningkatan kepastian hukum, dan lain sebagainya.
Halaman ke31 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Dari pengalaman Taiwan, Prof. Lin melihat bahwa faktor‐faktor keberhasilan kebijakan publik untuk
KUKM teknologis adalah:
Pemilihan jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan daya akomodasi pemerinta;.
Business plan: pemerintah harus tahu gambaran besar pengelolaan KUKM yang hendak dibuat –
terutama dari sisi pembangunan pranata atau perekatan kerjasama antar fungsi masyarakat;
Kelengkapan fungsi aktuator, yang tidak hanya terdiri dari kalangan teknologis namun juga dalam
bidang penjualan, manajemen, dan bidang sosial lainnya;
Kepemimpinan (leadership). Makna kepemimpinan adalah kemampuan mendelegasikan pekerjaan,
mentransformasikan pengalaman pribadi sebagai pelajaran pihak lain/mitra/generasi penerus;
Jaringan kerjasama yang berorientasi bisnis;
Adanya bibit‐bibit KUKM teknologis yang dapat dibantu perkembangannya;
Sistem kerja yang terbuka terhadap perbaikan secara kontinu;
Pemerintah bersikap sebagai mentor (pembangun pranata sosial).
Dari pengalaman Taiwan memilih teknologi IC untuk dikembangkan KUKM negara tersebut di era 70‐an,
(lihat tabel di bawah untuk melihat gambaran perusahaan tersebut sekarang), Prof. Otto menunjukkan
bahwa bila entitas ekonomi suatu negara terdiri dari mayoritas grup UKM, maka pengembangan
kelompok ini harus membawa visi internasional. Jika tidak, pengembangan KUKM tidak akan bermakna
kuat secara makro. Yaitu, pengembangan KUKM tidak berhenti pada visi menciptakan keunggulan
daerah, namun mengembangkan skala kekuatan ekonomi agar masyarakat dapat terus menikmati
perkembangan yang berkelanjutan.
TSMC dan
UMC adalah
KUKM yang
dibina ITRI
pada tahun
1970‐an.
Pola
binaannya
antara lain
pada
pemberian
modal aset
teknologi,
dana
operasional.
Tabel V – Daftar 10 besar perusahaan produsen IC di dunia, berdasarkan besarnya keuntungan
Dari keterangan ini, dapat dilihat bahwa ide penciptaan atmosfir internasional di lingkungan science
parks di Beijing adalah demi membangun sikap siap menghadapi persaingan global di antara KUKM yang
dibina.
Halaman ke32 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
SIANG/MALAM HARI
Acara bebas diikuti dengan kegiatan jamuan makan malam untuk penutupan.
Suasana saat penutupan, para peserta diminta memberikan atraksi kelompok. Grup penulis
mendapatkan dukungan favorit dari peserta.
PAGI – MALAM HARI
Acara bebas, persiapan kembali ke Jakarta.
Kesimpulan Tambahan
Bersama RRC, Indonesia termasuk dalam 5 (lima) besar negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
Indonesia. Posisi pendapatan perkapita Indonesia saat ini berada di kisaran peringkat 115 dunia,
sedangkan RRC baru masuk dalam kelompok 100 besar. Indonesia dan RRC sama‐sama memiliki kondisi
geografis yang variatif, dan oleh karenanya keduanya tengah menghadapi tantangan untuk menciptakan
mobilitas antar daerah dengan lebih baik – faktor geografis ini mengantarkan kedua negara memilih tata
laksana ekonomi dan sektor kebijakan lainnya dalam kerangka otonomi daerah. Dengan demikian,
pendekatan koordinasi pemerintahan berprinsip otonomi dalam mengembangkan kebijakan sistem
pemuliaan KUKM di RRC pun dapat ditiru.
Pembagian beban nilai investasi dan kuantitas kerja dengan pemda untuk pengelolaan KUKM teknologis,
hanya bisa dilakukan manakala pihak pemerintah pusat menyiapkan agenda kerja matang, terutama dalam
hal pengembangan infrastruktur pengawasan/koordinasi simultan dengan baik. Di dalam kasus RRC, salah
satu langkah fundamental yang ditetapkan adalah kecilnya perbandingan pengurus science parks atau
badan pengelola inkubator dibanding organisasi pemerintah yang setaraf. Dengan demikian, sedari semula,
sistem komunikasi efektif dan efesien telah dipikirkan dan dibentuk.
Tidak seperti RRC, pemerintah Indonesia kerap harus memberikan perhatian lebih banyak pada faktor
opini publik. Ekspansi kebijakan iptek & industri di Indonesia tidak dapat sepenuhnya mengikuti prinsip
ABG di RRC – yang menjadi metode fundamental penyebaran kluster inkubator KUKM dalam kompleks‐
kompleks science park besar ‐ namun sebaiknya dibawakan dalam prinsip ABGS. Yaitu S (society/publik)
diajak terlibat dalam agenda‐agenda koordinasi ABG (misalnya mengkombinasikan KUKM setempat
dengan kelompok A, untuk menciptakan KUKM teknologis).
Halaman ke33 dari 34
Laporan Perjalanan Dinas
International Training Workshop on Technological Innovation for Small and Medium‐Sized Enterprises Based on Science and Technology ‐
(Pelatihan Internasional Pengembangan Inovasi Teknologi untuk Kelompok Usaha Kecil dan Menengah)
Beijing, RRC, 20 Oktober – 01 November 2008
Amir F. Manurung (Kementerian Negara Riset dan Teknologi), email: amir@ristek.go.id
Patut diperhatikan bahwa pemerintah RRC menerapkan prinsip analisis continous evaluation, yang akan
meningkatkan intensitas praktik “good governance”. Sehingga argumentasi yang menyorot gaya
pemerintahan komunis sebagai wujud pemerintah otoriter semata seharusnya tidak dapat dipergunakan.
Halaman ke34 dari 34