Professional Documents
Culture Documents
Penyusun :
Chaidir Situmorang
Editor :
Ir. Soesarsono Wijandi M.Sc
Jakarta,
( )
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI Ii
PETA KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK KOMPETENSI Iii
SENARAI viii
I. PENDAHULUAN 1
A. PRASYARAT 2
B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 2
C. TUJUAN PEMBELAJARAN 4
D. KOMPETENSI 5
E. CEK KEMAMPUAN 9
II. PEMBELAJARAN 10
A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 11
B. URAIAN MATERI 11
a. Rangkuman 21
b. Tes Formatif 22
c. Lembar Kunci Jawaban 23
d. Lembar Kerja Keselamatan Kerja Alat Tekanan Uap 24
Panas Bertekanan
e. Lembar Kerja Penanggulangan Kebakaran 26
f. Lembaran Kerja Kesehatan Kerja Proses Pengolahan 29
IV. EVALUASI 31
Daftar Pustaka 38
ii
PETA KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK KOMPETENSI
BIDANG KEAHLIAN THP (AGROINDUSTRI)
UMUM UMUM 1
UMUM 2
Identifikasi
Penanganan
Pengeringan
Pencampuran
Pengemasan
Penyimpanan
Pengecilan Ukuran
Ekstraksi
Pengawetan
Proses Termal
Distilasi
Fermentasi
Bisnis Mandiri
PILIHAN
Satu / Lebih Sub Kelompok
iii
JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI
BIDANG KEAHLIAN: THP (Agroindustri)
iv
NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI
29 AGICORHDHC 029.A Memilah dan Membersihkan
30 AGICORHDHP 030.A Menangani dan Menumpuk/Menimbun Bahan
31 AGICORHDHS 031.A Mengemas dan Menyimpan Bahan
v
NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI
vi
NO KODE INDONESIA JUDUL UNIT STANDAR KOMPETENSI
85 AGIOPTEXSL 085.A Melakukan Proses Produksi Pati
86 AGIOPTEXNM 086.A Melakukan Proses Ekstraksi Minyak Biji Pala
87 AGIOPTEXVG 087.A Melakukan Proses Membuat Susu Kedelai
88 AGIOPTFTNC 088.A Memproduksi Nata de Coco
89 AGIOPTFTTP 089.A Melakukan Proses Membuat Tempe
90 AGIOPTFTVG 090.A Memproduksi Asinan Sayuran
91 AGIOPTPRAN 091.A Memproduksi Teri Medan
92 AGIOPTPRAN 092.A Memproduksi Telur Asin
93 AGIOPTPRDR 093.A Memproduksi Pisang Sale
94 AGIOPTPRFR 094.A Memproduksi Manisan Buah
95 AGIOPTPRFRI 095.A Memproduksi Selai Buah (Jam)
96 AGIOPTZRZB 096.A Melakukan Proses Penghancuran
97 AGIOPTZRZG 097.A Melakukan Proses Produksi Tepung
98 AGIOPTZRZP 098.A Mengoperasikan Proses Pelleting
99 AGIOPTBSBD 099.A Menyerahkan Konsep laporan Kepada Pihak
Berkepentingan
100 Membuat Laporan Teknis dan Keuangan Bisnis
AGIOPTBSBK 100.A Mandiri
101 AGIOPTBSBR 101.A Melakukan Persiapan untuk Presentasi
102 AGIOPTBSBBR 102.A Melakukan Presentasi Laporan dan Mencatat Umpan
Balik
vii
SENARAI
viii
I. PENDAHULUAN
Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) adalah secara filosofis suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan adalah
merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Seirama dengan derap langkah pembangunan negara ini kita akan memajukan
industri yang maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Proses
industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme, elektrifikasi dan
modernisasi. Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat-
pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya mungkin makin meningkat.
Masalah tersebut di atas akan sangat mempengaruhi dan mendorong
peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja
dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja yang
merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan
ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar :
? Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapat
perlindungan atas keselamatannya.
? Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.
? Proses produksi berjalan lancar.
Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk
kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh
karena itu setiap usaha kesehatan dan keselamatan kerja tidak lain adalah usaha
pencegahan dan penanggulangan dan kecelakaan di tempat kerja.
Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja haruslah ditujukan untuk
mengenal dan menemukan sebab-sebabnya, bukan gejala-gejalanya untuk kemudian
sedapat mungkin menghilangkan atau mengeliminirnya. Untuk itu semua pihak yang
terlibat dalam usaha berproduksi khususnya para pengusaha dan tenaga kerja
diharapkan dapat mengerti dan memahami serta menerapkan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) di tempat masing-masing.
Modul ini disusun sebagai materi pengantar K3 ( Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) agar peserta diklat mempunyai kompetensi tentang pengetahuan K3 dan
penerapannya di industri.
Untuk memudahkan peserta diklat memahami unit modul ini, maka sebaiknya
telah memahami terlebih dahulu :
1. Isi Undang-Undang No. 14 tahun 1969. Tentang Ketentuan Pokok Mengenai
Ketenagakerjaan.
2. Isi Undang-Undang No. 1. tahun 1970. Tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 04/Men/1980 tentang
syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
1. Modul ini disusun sebanyak 2 unit pembelajaran yang saling berkaitan. Peserta
diklat diwajibkan mampu menguasai masing – masing unit pembelajaran tersebut
secara mandiri.
2. Unit pembelajaran 1 tentang Higiene dan Sanitasi Perusahaan.
3. Unit pembelajaran 2 tentang Keselamatan Kerja (K3)
4. Setelah mampu menguasai modul ini, peserta diklat dapat mengajukan rencana pre
konsultasi kepada instruktur ( assesor internal ) dalam rangka sertifikasi.
5. Rundingkan dengan instruktur waktu pelaksanaan penilaian keterampilan, sampai
peserta diklat mendapat pengakuan kompenten terhadap sanitasi, higien dan
keselamatan kerja.
A. Aspek Pengetahuan
? Dapat menyebutkan batasan dari sanitasi, higien dan keselamatan kerja.
? Dapat menyebutkan ruang lingkup sanitasi, higien dan keselamatan kerja.
? Dapat menyebutkan dampak bagi perusahaan dan lingkungan pentingnya
sanitasi, higien dan keselamatan kerja.
B. Aspek Sikap
? Melakukan sanitasi, higien dan keselamatan kerja pada diri sendiri dan
lingkungannya.
? Peduli terhadap sanitasi, higien dan keselamatan kerja
? Melaksanakan sanitasi, higien dan keselamatan kerja dengan benar
? Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
C. Aspek Keterampilan
? Disiplin, tanggap dan cekatan dalam tugas
? Memakai dan menggunakan peralatan sanitasi, higienis dan keselamatan
kerja dengan benar
? Mengoperasikan peralatan sanitasi, higien dan keselamatan kerja.
? Merawat peralatan fasilitas sanitasi higiene dan keselamatan kerja.
? Mengganti dan memasang peralatan dan fasilitas sanitasi, higien dan
keselamatan kerja dengan benar.
Judul Unit :
Uraian Unit :
Unit ini merupakan unit umum mencakup keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengikuti prinsip dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku. Berkaitan dengan tanggung jawab kerja yang menyangkut proses kerja
rutin pengoperasian secara manual maupun masinal (semi otomatis) berbagai
peralatan. Unit ini berdasarkan/sejalan dengan praturan/perundangan tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang berlaku.
Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
1. Mengidentifikasi, 1.1. Tempat kerja secara rutin diperiksa untuk
mengendalikan dan mencegah adanya bahaya sebelum dan selama
melaporkan tentang K3 pekerjaan
1.2. Bahaya ataupun unjuk kerja yang tidak dikenali
sesuai dengan tanggung jawab kerja
diidentifikasikan dan dikoreksi.
1.3. Bahaya OHS maupun kejadian – kejadian tertentu
dilaporkan kepada petugas sesuai dengan aturan
di tempat kerja
2. Melakukan pekerjaan 2.1. Pakaian pelindung pribadi dipilih dan digunakan
dengan aman 2.2. Peralatan pengaman pribadi digunakan
2.3. Prosedur terkait untuk pengendalian resiko selama
menyelesaikan pekerjaan diperiksa.
3. Mengikuti prosedur 3.1 Keadaan darurat dikenali dan dilaporkan menurut
keadaan darurat sistem pelaporan di tempat kerja
3.2 Prosedur di tempat kerja yang berhubungan
dengan kecelakaan, api serta keadaan darurat
sesuai dengan tanggung jawab diikuti
2. Kebijakan/Prosedur Tersedia
Kebijakan dan/atau prosedur yang berkaitan dengan unit ini antara lain
meliputi :
? KKB (Kesepakatan Kerja Bersama)
? Perundangan/peraturan K3
? SOP
? Tata tertib kerja, laporan usulan/saran, pengaduan, dll yang relevan.
Aspek kritis yang penting terutama adalah kompetensi atau hasil pelatihan yang
matang menyangkut pengetahuan K3, bahan beresiko dan peralatannya, selain juga
diperlukan sikap disiplin, cermat, hati – hati, waspada, tanggap, cekatan, dan
bertanggung jawab.
Bila jawaban Anda adalah “Ya” untuk semua pertanyaan, maka disarankan mengikuti
uji kompetensi untuk meraih sertifikasi Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
Kompetensi :
Sub Kompetensi :
Tanda
Tanggal/ Tempat
Jenis Kegiatan Waktu Alasan Perubahan tangan
Bulan Belajar
instruktur
Sub Kompetensi :
Tanda
Tanggal/ Tempat
Jenis Kegiatan Waktu Alasan Perubahan tangan
Bulan Belajar
instruktur
Sub Kompetensi :
Tanda
Tanggal/ Tempat
Jenis Kegiatan Waktu Alasan Perubahan tangan
Bulan Belajar
instruktur
b. Uraian Materi
a. Pengertian Kesehatan
1. Penyakit Umum
Baik pada sektor pertanian, maupun sektor pertambangan, industri, dan lain-
lainnya, penyakit yang paling banyak terdapat adalah penyakit infeksi, penyakit
endemik dan penyakit parasit.
3. Kondisi Gizi
Keadaan gizi pada buruh-buruh menurut pengamatan yang pernah dijalankan
sering tidak menguntungkan ditinjau dari sudut produktivitas kerja. Adapun keadaan
gizi kurang baik dikarenakan baik dikarenakan penyakit-penyakit endemis dan
parasitis, kurangnya pengertian tentang gizi, kemampuan pengupahan yang rendah,
dan beban kerja yang terlalu besar.
4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sering kurang membantu untuk produktivitas optimal tenaga
kerja. Keadaan suhu, kelembaban, dan gerak udara memberikan suhu efektif diluar
kenikmatan kerja.
5. Perencanaan
Perencanaan atau pemikiran tentang penserasian manusia dan mesin serta
perbaikan cara kerja sesuai dengan modernisasi yang berprinsip sedikit-dikitnya energi
tetapi setinggi-tingginya output kerja pada umumnya belum diketahui. Untuk
mengatasi pengaruh buruk, dari kondisi-kondisi kesehatan kepada pembangunan tanah
air, khususnya meliputi sektor tenaga kerja produktif, maka perlu dibina keahlian
higiene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai inti keahlian. Dan perlu dibina
keahlian tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan perlu ditingkatkan pengerahan
tenaga-tenaga kesehatan kedalam sektor produksi.
1. Lokasi pabrik hendaknya tidak terletak pada arah angin dari sumber
pencemaran debu, asap, bau dan pencemaran lainnya, jarak antara sumber
pencemaran dengan pabrik tidak boleh kurang dari 100 meter.
2. Bangunan pabrik harus terpisah dari pemukiman dan terbuat dari bahan yang
kokoh.
3. Pekarangan di sekeliling lokasi pabrik atau unit pengolahan hendaknya selalu
dipelihara kebersihannya. Kebersihan yang terjaga dengan baik akan
mengurangi potensi bahaya dan masalah yang mengancam kelancaran proses
produksi.
4. Lantai, gang, tangga dan jalan keluar / masuk ruang pengolahan harus bersih,
bebas sampah, tidak licin dan tidak berminyak, bebas oli, dan tidak ada air
yang menggenang.
5. Kondisi lantai secara umum harus bersih, kedap air, tidak licin, rata sehingga
mudah dibersihkan dan tidak ada genangan air.
6. Dinding tembok, jendela, langit-langit, kerangka bangunan, perpipaan, lampu-
lampu dan benda lain yang berada di sekitar ruang pengolahan harus dalam
kondisi bersih.
7. Kondisi umum bangunan harus memperhatikan aspek pencahayaan dan ventilasi
yang baik. Ventilasi harus tersedia dengan cukup dan berfungsi dengan baik.
Pencahayaan atau penerangan hendaknya tersebar secara merata dan cukup di
semua ruangan, namun hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan.
8. Kamar mandi dan WC, tempat cuci kaki dan tangan juga harus selalu dijaga
kebersihannya. Pada fasilitas ini perlu tersedia air yang cukup, tissue /
pengering, sabun, dan tempat sampah. WC dan kamar mandi hendaknya
terletak jauh dari ruang pengolahan.
1. Alat –alat yang digunakan untuk penanganan dan penyimpanan bahan baku baik
alat yang utama atau alat pembantu lainnya harus selalu dalam keadaan baik,
utuh dan bersih.
2. Ruang penyimpanan harus selalu bersih, bebas dari binatang pengganggu.
3. Jika bahan baku disimpan dalam kotak-kotak ataupun kemasan lainnya, maka
untuk penyimpanannya perlu disusun dengan baik dan teratur, misalnya dengan
f. Fasilitas Penggudangan
Dengan semakin besarnya skala usaha, maka semakin banyak pula limbah yang
dihasilkan. Maka dari itu perlu dilakukan penanganan terhadap limbah yang dihasilkan
tersebut, seperti :
1. Saluran pembuangan limbah cair harus dikonstruksi dengan baik sehingga proses
pembuangan limbah cair tidak terhambat.
2. Tempat penampungan hendaknya dibuat, jangan langsung dibuang ketempat
umum karena akan mengganggu dan mencemari lingkungan umum.
3. Jika produksi sampah / limbah cair ternyata cukup tinggi, atau telah
mengakibatkan ganggguan pencemaran adalah indikasi awal bahwa masalah
pencemaran itu lingkungan telah terjadi, maka disarankan untuk berkonsultasi
dengan badan pengelolaan limbah.
4. Pemanfaatan limbah adalah sebagai tambahan makanan / minuman untuk ternak
5. Untuk sampah yang kering dan padat perlu disediakan tempat pembuangan
sampah padat yang cukup,baik kebersihannya maupun ukurannya sesuai dengan
jumlah sampah diproduksi.
4. Keselamatan Kerja
B. Keselamatan Kerja
1. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan.
2. Keselamatan kerja bersasaran di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air di dalam air, maupun di udara.
3. Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko
bahayanya adalah penerapan teknologi terutama teknologi yang lebih maju
dan modern.
4. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja, keselamatan
kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainnya dan
juga masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja erat bersangkutan
dengan peningkatan produksi dan produktivitas. .
5. Keselamatan kerja harus ditanamkan sejak anak kecil dan menjadi kebiasaan
hidup yang dipraktekkan sehari-hari.
Berikut adalah langkah kerja yang harus diikuti untuk keselamatan kerja:
Periksa kondisi alat sehingga siap untuk dioperasikan meliputi :
? Pemeriksaan aliran listrik pada stop kontak, steker dan panel.
? Pemeriksaan voltage
? Pemeriksaan kabel dan kelengkapan alat
Perhatian !!
? Jangan sekali-kali membuka tutup dan skrup pengaman sebelum uap
panas dan tekanan dikeluarkan sampai manometer ke posisi 0. Resiko kecelakaan
akan terjadi jika u ap panas menyembur keluar dan mengenai anggota badan anda.
Tanggal : ………..
Nama Kandidat : Nama Mentor
----------------------- --------------------------
Assessment matrix digunakan untuk merencanakan penilaian suatu kompetensi. Untuk setiap kriteria unjuk kerja di standar
kompetensi dipilih metoda penilaian yang akan digunakan. Bubuhkan tanda ? pada kolom yang tepat
Unit :
Tanggal Assessment :
Work Place Assessor :
Jawaban yang
No Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Pertanyaan K BK Catatan
diharapkan
1. Mengidentifikasi,mengendalikan 1.1 Tempat kerja 1.1.1 Sebutkan program yang 1. Adalah program sanitasi
dan melaporkan tentang K3 secara rutin diperiksa tidak terpisahkan dari program higienis perusahaan dan
untuk mencegah pembinaan mutu secara keselamatan kerja.
adanya bahaya keseluruhan.
sebelum dan selama 1.1.2 Sebutkan tujuan utama 2. Tujuannya adalah agar
pekerjaan. dari Higiene Perusahaan. pekerja /masyarakat
1.1.3 Sebutkan penyakit umum pekerja memperoleh
baik pada sektor pertanian, derajat kesehatan
maupun sektor setinggi-tingginya baik
pertambangan,industri yang mental, maupun sosial
paling banyak terdapat pada dengan usaha preventif
karyawan. dan kuratif.
3. Penyakit yang paling
banyak adalah penyakit
infeksi, penyakit endemik
34
Judul Kompetensi :
Nama Kandidat :
Nama Penilai :
Selama berlangsungnya kegiatan penilaiaan, kandidat memperlihatkan bukti-
bukti sebagai berikut :
Bukti-bukti yang
Kompetensi Tanggal Paraf
Ditunjukkan
. Ditempat kerja
. Simulasi
. Role-play
Komentar /saran
Nama Kandidat
--------------------