Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Pulau Sumatera memiliki satwa endemik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan beruang madu (Helarctos malayanus), Kalimantan ada macan dahan (Neofelis nebulosa), serta di Jawa ada macan tutul (Panthera pardus), maka di Sulawesi ada anoa (Bubalus sp). Anoa dikenal sebagai satwa penghuni hutan sejati. Satwa ini telah menjadi flagship/ maskot spesies konservasi di Sulawesi dan menjadi duta untuk pulau di kawasan bio-region walace. Anoa, sejenis sapi kerdil yang hidup di hutan tropis Sulawesi. Anoa memiliki nama yang berbeda sesuai dengan etnis yang ada. Di Minahasa dan sekitarnya anoa disebut Buulu Tutu, Bandogo Tutu dan di Gorontalo disebut Sapi Utan, Dangko atau Langkau. Di bagian tengah Sulawesi Suku Kaili menyebutnya Nuua dan di Dampelas disebut Baulu. Etnis Kulawi di dataran tinggi Sulawesi Tengah menamainya Lupu, di Buol Toli-Toli anoa dinamai Bukuya. Di bagian tenggara Sulawesi, dalam bahasa daerah Tolaki, anoa dikenal dengan nama Kadue. Di daerah Malili termasuk sekitar Danau Matano penduduk menyebut anoa dengan nama Anuang. Dalam bahasa Indonesia, satwa ini dikenal dengan nama anoa, namun ada juga yang menyebutnya sapi hutan atau sapi cebol (Mustari, 2003).
II. PEMBAHASAN
II.1. MORFOLOGI
`Anoa adalah hewan berkuku genap, bentuk kepala menyerupai kepala sapi, tanduk mengarah ke belakang. Tinggi badan berkisar 69 cm sampai 106 cm. Saat ini, ada dua jenis anoa (Bubalus spp.) yang kita kenal, yakni Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa gunung (Bubalus quarlesi). Anoa dataran rendah memiliki warna putih di bagian metacarpal, panjang ekor mencapai lutut, rambut lebih jarang pada individu dewasa, potongan melintang pangkal tanduk triangular atau bersegi tiga dan terdapat wrinkled atau berupa spiral pada bagian dasar sampai pertengahan panjang tanduk, panjang tanduk 27,1-37,3 cm pada anoa jantan dan 183260 mm pada anoa betina; panjang tengkorak 29,8-32,2 cm pada jantan dan 290-300 mm pada betina. Anoa gunung memiliki warna tungkai sama dengan warna badan, ekor pendek, tidak mencapai lutut, potongan melingkar pangkal ekor bulat, tidak ada wrinkled atau garis-garis cincin pada setengah panjang tanduk, panjang tanduk berkisar 14,619,9 cm, dan panjang tengkorak 24,4-29 cm. Anoa gunung memiliki rambut warna coklat cerah, terdapat bercak putih kecil di bagian atas kuku, rambut panjang, lembut dan menyerupai wool, ekor pendek, sekitar 18 cm, jarang mencapai lebih dari setengah panjang pangkal ekor ke lutut belakang, bagian dalam telinga berwarna coklat tua. Tinggi bahu 63 cm, dan panjang tanduk 15-25 cm. Klasifikasi Ilmiah Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Klas : Mammalia Subklas : Theria Infraklas : Metatheria Ordo : Artiodactyla Subordo : Ruminantia Famili : Bovidae Genus : Bubalus Subgenus : Anoa Spesies : Bubalus depressicornis, Bubalus quarlesi
II.3. PAKAN
Di alam bebas Anoa liar memakan aquatic feed antara lain berupa pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian. Berdasarkan pengamatan Pujaningsih, et al., (2005) dan beberapa peneliti dilaporkan bahwa Anoa dataran rendah kadang-kadang juga minum air laut yang diduga untuk memenuhi kebutuhan mineral mereka. Di dataran tinggi, Anoa menjilat garam alami dalam rangka pemenuhan kebutuhan mineralnya. (Malik et al., 2004; Pujaningsih, 2005).
II.4. REPRODUKSI
Kemampuan bereproduksi terjadi pada umur 2 tahun hingga 3 tahun. Masa bunting dari 276 hari sampai 315 hari, bayi anoa yang dilahirkan hanya satu ekor.
Anoa bisa bertahan hidup sekitar 20 tahun hingga 25 tahun. Saat dilahirkan, bayi anoa bulunya berwarna cokelat keemasan atau kekuningan dan sangat tebal. Warnanya perlahan akan berubah menjadi lebih gelap seiring dengan perkembangannya (Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2010).
II.5. POPULASI
Sedikit data yang bisa didapatkan mengenai jumlah populasi pasti dari Anoa Pegunungan. Saat ini diperkirakan jumlah populasi dari seluruh Anoa Pegunungan sekitar 3000 hingga 5000 ekor. Populasinya menurun dari tahun 1900, hal ini diakibatkan oleh berkurangnya habitat, perburuan dan penembakan illegal. Diperkirakan kurang dari 2.500 ekor individu dewasa. Populasi dari anoa sudah sangat mengkhawatirkan, karena subpopulasinya yang berada pada area hutan lindung seperti Taman Nasional Lore Lindu juga mengalami penurunan jumlah populasi yang diakibatkan oleh tingginya perburuan. Ada tiga area dimana jumlah populasi anoa menurun drastis, yaitu di Gorontalo, Buol, dan kabupaten Tolitoli (Wikipedia Ensiklopedia Bebas, 2010).
III. PENUTUP
III.1. KESIMPULAN
Anoa, sejenis sapi kerdil yang hidup di hutan tropis Sulawesi. Anoa adalah hewan berkuku genap, bentuk kepala menyerupai kepala sapi, tanduk mengarah ke belakang. Tinggi badan berkisar 69 cm sampai 106 cm. Saat ini, ada dua jenis anoa (Bubalus spp.) yang kita kenal, yakni Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan Anoa gunung (Bubalus quarlesi). Anoa (Bubalus spp.) merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Menurut Amir (2008), dalam catatan penelitian (progress report) STORMA, pergerakan Anoa (Bubalus spp) berlangsung secara berkelompok maupun sendiri, dan bergerak dari tempat yang rendah menuju tempat yang lebih tinggi dan begitupun sebaliknya. Di alam bebas Anoa liar memakan aquatic feed antara lain berupa pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian. Kemampuan bereproduksi terjadi pada umur 2 tahun hingga 3 tahun. Masa bunting dari 276 hari sampai 315 hari, bayi anoa yang dilahirkan hanya satu ekor. Sedikit data yang bisa didapatkan mengenai jumlah populasi pasti dari Anoa Pegunungan. Saat ini diperkirakan jumlah populasi dari seluruh Anoa Pegunungan sekitar 3000 hingga 5000 ekor. Populasinya menurun dari tahun 1900, hal ini diakibatkan oleh berkurangnya habitat, perburuan dan penembakan illegal. Anoa merupakan salah satu satwa liar langka yang dilindungi oleh negara beradasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Selain itu satwa anoa masuk ke dalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) yaitu appendix 1 merupakan satwa yang hampir punah.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, 10 Agustus 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, 27 Januari 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Departemen Kehutanan RI, Jakarta. Mustari Abdul Haris, 9 Desember 2009. Mengenal Anoa, Sapi Cebol dari Sulawesi. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. Mustari Abdul Haris, 11 Mei 2009. Kharakteristik Habitat Anoa. http://www.scribd.com/. Ismail Deden, Dr, Ir, M.Si., 20 February 2009. Anoa depressicornis (Anoa Dataran Rendah). http://home.sma-saraswati1.sch.id/. Mustari Abdul Haris, 23 april 2010. Anoa quarlesi (Anoa Pegunungan). http://id.wikipedia.org/