You are on page 1of 5

ADA APA DENGAN AI?

A Science Stories by Sukma


(Tuk mahasiswaku sekalian yang dirihoi Allah, semoga kalian selalu semangat belajar)

Artificial Intelligence,
mengawal dengan kaki jenjang

sophisticated sekali bukan kedengarannya. Kedua

pasangan kata itu telah resmi disandingkan sebagai AI . Lihatlah A nya yang anggun menopang deretan alphabet yang tersusun di belakangnya. Jika dipikirkan, tak lain ia menjadi pengingat bahwa semua dunia ini hanyalah fatamorgana belaka. Sedangkan I nya langsing menjulang, menjadi

pendamping cerdas bagi double

middle class yang lembut elegan. Jika direnungkan,

tak lain ia penegas bagi pertanyaan retoris, Kecerdasan Maha Agung siapakah yang menjadikan dunia seisinya serta alam semesta ini begitu sarat dengan ilmu?. Keanggunan dan kelembutan itu berkolaborasi, menjelma menjadi rangkaian segala keajaiban simfoni alam pengetahuan ciptaan Tuhan yang coba diurai oleh para ilmuwan jenius yang serba penasaran ke dalam definisi-definisi dan teorema untuk kemudian digubah menjadi berkalang-kalang sonata algoritma. Semuanya terinferensi dalam satu tema bertindak untuk Mempelajari bagaimana perilaku otak manusia dalam berpikir dan kemudian mengadaptasinya ke dalam teknologi-teknologi demi

menjadikan hidup manusia di muka bumi ini menjadi lebih mudah (namun tak menjamin kemudahan di akhirat). Sungguh berat dan tak main-main tanggungjawab yang diemban AI ini. Kasihan benar aku padanya. Namun mau bagaimana lagi?, begitulah takdirnya. *** Artificial, menurut kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily terbitan tahun 1979, berarti Buatan atau Tiruan, sedangkan Intelligence mempunyai arti Kecerdasan. Yah, tak salah lagi, Artificial Intelligence dapat diterjemahkan sebagai Kecerdasan Buatanalias kecerdasan yang dibuat-buat, ditiru-tiru. Kecerdasan siapa yang ditiru? Dan siapa yang membuat?. Tak lain dan tak bukan adalah kecerdasan manusialah yang ditiru dan manusia jugalah yang akan membuatnya. Keterlaluan benar ya kadang manusia, mengurai jatidiri nya saja belum tuntas dia lakukan, ini sudah mau mengurai ilmu Tuhan dan mengadaptasinya pula. Ah, heran aku. Namun, menurut seorang teman spiritual, di dunia ini memang ada dua ilmu, ilmu ketuhanan dan ilmu kemahlukan. Ilmu kemahlukan dikembangkan supaya manusia tahu betapa luasnya ilmu Allah karena .seandainya pohon-pohon di bumi menjadi

pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. .. (QS Luqman ayat 27). Mempelajari ilmu kemahlukan seharusnya pada akhirnya nanti akan membuat manusia lebih dekat kepada Sang Maha Pencipta. Ini namanya Religion bersanding dengan Science. Karena di dalam religion ada science dan di dalam science ada religion. Jadi jika setelah mempelajari AI ini wahai mahasiswaku sekalian, tidak juga kau mau lebih bersyukur atas semua anugerah hidup yang telah diberikan kepadamu, tidak juga mau memberdayakan potensi kecerdasan akal yang telah di built in ke dalam otakmu, sebaiknya pergilah berkhalwat ke gunung Kerinci dan jangan berani-berani turun gunung kalau belum juga dapat kau insyafi semua karunia Tuhan!. AI ini ibarat acara puncak yang melibatkan kolaborasi spektakuler dari para selebritisnya science: filsafat, psikologi, biologi, bahasa, matematika, dan sosial. Layaknya SCTV Award, gemerlap indah warna-warni bagi penontonnya, tapi rumit ribet njelimet buat para panitia pelaksananya. Bagaimana tidak, dengan mempertaruhkan diri untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu ini, berarti para ilmuwan itu akan memasuki sebuah Grand Design yang pintunya berlabel Kecerdasan dan didalamnya bersemayam teknologi super canggih tak kasat mata berisi milyaran bahkan trilyunan algoritma Tuhan yang menggerakkan seluruh mekanisme sel biologis manusia secara sunatullah sehingga manusia bisa berpikir, bergerak, dan bertindak secara otomatis, entah dimana tombol ON dan OFF nya. Senewen juga aku dibuat oleh teks-teks teori AI yang berpendar-pendar menyilaukan ini. Dari Searching hingga Game Playing, Expert System hingga Genetic Algorithm, Certainty hingga Fuzzy, juga Neural Network dengan homework-homework yang bisa membuat kepala mendadak stroke. Tetapi sidang pembaca sekalian, tak perlulah Anda ikut-ikutan senewen sepertiku yang berkewajiban menyampaikan khasanah ilmu ini kehadirat seratus pemuda melayu harapan bangsa. Mereka itu, setiap kali tercengang-cengang tanpa daya mendapati istilah-istilah runyam bahasa Inggris dalam AI yang susah mengejanya, susah pula mengingatnya, akibat kemampuan bahasa Inggris yang wan prestasi dan lupa membaca doa ketika pelajaran dimulai. Jika mereka sampai tak paham inti dari ilmu yang kusampaikan ini, bagaimana pertanggungjawabanku akan 3 sks kali 16 kali pertemuan kelak di akhirat ?. *** Secara ilmiah, George F Luger dalam bukunya Artificial Intelligence pada bagian preface menyampaikan bahwa alasan mempelajari bidang ini adalah untuk memahami dan meng-explore mekanisme pemikiran manusia yang memungkinkan kecerdasan, berpikir dan beraksi. Kutaksir kau pun pasti tak kenal dengan George F Luger itu, di bidang computer science, sssttt.kuberi tahu ya, beliau ini adalah profesor

psychology, and linguistic di University of New Mexico, dan buku Artificial Intelligence fifth edition yang ditulisnya itu, ya ampuun, bukan main-main, sungguh tulisan serius setebal 891 halaman. Haaah.bikin cerpen empat halaman saja sudah pening aku, apalagi buku ilmiah setebal itu. Maha Besar Allah yang telah menciptakan manusia dengan desain otak sejenius milik Mr. Luger, yang mampu mengurai ilmu sampai serumit itu. Lebih lanjut Mr. Luger berpendapat bahwa AI adalah "The branch of computer science that is concerned with the automation of intelligent behavior" (Luger and Stubblefield, 1993). Otomatisasi perilaku cerdas begitulah inti yang ingin disampaikan. Pertanyaannya, jika perilaku cerdas manusia diotomatisasi, akankah manusia menjadi lebih cerdas atau akan mengalami degradasi kecerdasan?. Pikirkanlah, jangan sampai otomatisasi-otomatisasi itu membuat otak kita bebal dan badan kita pegal-pegal, karena kurang gerak. Senada dengan pendapat di atas, Mr. Bellman mendefinisikan AI sebagai "[The automation of] activities that we associate with human thinking, activities such as decision-making, problem solving, learning..."(Bellman, 1978) bahkan pendapat yang lebih tajam tentang AI salah satunya berbunyi "The exciting new effort to make computers think . . . machines with minds, in the full and literal sense" (Haugeland, 1985). Mesin dengan Otak. Menurutku sih mengerikan sekali kalau mesin-mesin komputer kita punya otak sendiri nantinya, bakalan kayak Mr. Octavius yang punya tangan mesin octopus di film Spiderman 2. Tangan gurita tak tahu diuntung, seenaknya saja menyabotase kesadaran otak asli manusia. Atau seperti pesawat tempur siluman EDI (Extreme Deep Invader) dalam film Stealth. Berani-beraninya jet tempur single seat itu mbalelo terhadap perintah manusia yang notabene nya adalah penciptanya.. Membangkang persis iblis ketika disuruh Tuhan sujud kepada Nabi Adam. Kalau mesinmesin dan komputer semakin cerdas, bisa-bisa seperti yang di film Terminator, bumi kita dijajah oleh mesin. Padahal Allah mengatakan dengan jelas bahwa Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi(QS. Faathir ayat 39). Naa.. mikir kan kamu?. Ikhtisar dari definisi-definisi AI diatas adalah menciptakan suatu sistem yang dapat berpikir dan bertindak seperti manusia, serta dapat berpikir dan bertindak rasional. Mau bukti? Lihat saja robot-robot buatan beberapa perusahaan otomotif ternama asal negeri Kaisar Akhihito macam Honda dan Toyota. Robot yang seluruh komponennya terdiri dari benda tak bernyawa itu dapat diperintahkan untuk berlari, bermain terompet, berlari dan naik turun tangga, ada robot penyaji mie, robot hewan peliharaan, robot android pasien sakit gigi (yang ga bisa sakit hati), bahkan robot untuk membantu melakukan bedah medis. So impressive, sungguh mengesankan.

Namun sekali lagi, kiranya perlu pembaca sekalian ingat, tak kan ada ciptaan apapun di dunia ini yang lebih canggih daripada ciptaan Tuhan. Hal tersebut telah ditegaskan Allah dalam firman berikut, Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya (QS Al Hajj ayat 73). Tetapi sepertinya para ilmuwan barat tak mau menyerah begitu saja. Saat ini para researcher dari militer Inggris sedang mengembangkan Robot Lalat yang akan difungsikan sebagai robot matamata yang akan dipersenjatai supaya bisa menghancurkan target spesifik. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan letak persembunyian orang-orang yang dianggap teroris bagi sekutu AS. See, segitu phobianya negara adigdaya itu dengan teroris sehingga mereka nekat membuat robot lalat. Apakah mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan robot tersebut terkena gulung lidah panjang seekor kodok kelaparan ketika terbang melintasi selokan sewaktu menjalankan misi mata-matanya?. Ini menimbulkan pertanyaan lagi, apakah seekor kodok bisa membedakan antara lalat palsu dan lalat asli?. Robot lalat senilai jutaan dolar AS tamat riwayatnya di dalam perut seekor kodok?. Para ilmuwan itu pasti mual jika mengetahui kenyataan ini. Tak hanya itu, para ilmuwan Honda memerlukan riset dari tahun 1986 dan sampai dengan 2005 hanya untuk dapat membuat humanoid robot macam ASIMO ( Advaced Step in Innovative Mobility) dapat berjalan, menaiki tangga dan berlari 6 km/jam. Jangan kau bayangkan robot itu berlari anggun seperti atlit ya, kalau sempat kau lihat di youtube, akan kau dapati sebuah mahluk warna putih dingin setinggi 130 cm berbobot 54 Kg, bertenaga baterai lithium 51.8 volt yang seperti menggendong ransel, berlari macam orang berlari sambil jongkok menahan mulas. Kaku bukan main. Menggelikan. Mahasiswaku saja sampai cekikikan melihat polah berlarinya itu. Kalau kau tak jua tertawa, atau minimalnya tersenyum setelah melihat si ASIMO berlari, aku yakin, pasti kau tak punya selera humor di bidang pe-robot-an. Atau memang kau tak ingin membuat penciptanya tersinggung?. Namun sekali lagi, secanggih apapun alat yang diciptakan oleh ilmuwan sejenius apapun, jika Allah sudah berkehendak, maka tak ada satupun teknologi yang dapat menghentikan bencana Gempa Tsunami Jepang 8,7 skala Ritcher, seperti dalam Firman Allah, Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut............... (QS Al Anaam ayat 63). Tetapi bagaimanapun juga, AI tak kan mampu mewakili kecerdasan manusia yang sesungguhnya. AI, sampai saat ini baru mampu mengejawantahkan wilayah kecerdasan intelektual semata. Ustadz Hamdani Bakran Adz-Dzakiey dalam bukunya Prophetic Intelligence pada bagian pengantar penerbit mengatakan, Definisi Cerdas dan Berpikir pada sosok manusia hanya dibatasi oleh bekerjanya simpul-simpul syaraf di

otak berdasarkan premis-premis logika yang dipostulatkan sebagai kebenaran. Ini tak jauh dengan apa yang diterapkan oleh para ilmuwan ke dalam teknologi yang berbasis AI. Padahal manusia juga memiliki sisi emosional seperti bisa merasakan senang, sedih, marah, kecewa, bahagia, yang belum dapat diterapkan dalam AI. Kalau dilihat-lihat, setujukah jika kukatakan bahwa pada kenyataannya sekarang ini banyak manusia yang seperti robot?. Tak punya perasaan dan peri kemanusiaan. Terlalu mengagungkan dalildalil membuat otak jadi dipenuhi materiil dan hati jauh dari spirituil. Jadi, siapkah Anda mengenal AI lebih dalam?. Persiapkan diri Anda!. Sekarang juga, karena pertanyaan berikut akan membuat mata Anda terjaga! Hahaha(Ups!). (to be continued)
PERTANYAAN 1. Buatlah sendiri definisimu tentang AI atau Kecerdasan buatan.

2. Jelaskan kriteria Anda sendiri tentang bilamanakah suatu mesin disebut Inteligence
(Cerdas). 3. Sebutkan empat buah kategori dalam AI.

4. Artikan kembali definisi-definisi AI menurut beberapa pakar yang tersebut dalam tulisan
diatas.

5. Jelaskan menurut pendapat Anda, kelemahan definisi Luger-Stubblefield dan Haugeland


tentang definisi AI. 6. Adakah hal baik yang bisa dimanfaatkan oleh manusia dari perkembangan AI? Jelaskan pendapat Anda.

7. Diskusikan efek negatif yang dapat ditimbulkan pada masyarakat dari pengembangan
teknik AI baik dari segi sosial, ekonomi maupun potlitik. 8. Andaikan Anda adalah seorang ilmuwan jenius yang diberi dana cukup besar untuk melakukan penelitian. Robot apakah yang ingin Anda buat? Apa alasannya Anda membuat robot tersebut dan apa manfaatnya bagi kehidupan manusia dan masyarakat?.

You might also like