You are on page 1of 36

GARUDA

Edisi 11 / November 2011

SADAR SUBAGYO

Dewan Penasehat Partai Gerindra

Pertumbuhan Untuk Siapa?


Garuda Magz - November 2011 I

II

Garuda Magz - November 2011

IKLAN

Garuda Magz - November 2011

GARUDA
DEWAN PEMBINA
Prof. Dr. Ir Suhardi Ahmad Muzani Ir. Sufmi Dasco Ahmad SH, MH dr. Felicitas Tallulembang R. Asapa

DEWAN REDAKSI

Aryo Setyaki Djojohadikusumo Andi Debbie Y. Asapa, SH Muhammad Haris Indra, S.IP

REDAKSI PEMIMPIN REDAKSI


Andi Seto G. Asapa, SH, LLM

Perlindungan Petani
egeri ini kaya dengan sumber daya alam. Dengan iklim yang tropis, kekayaan itu sejatinya bisa menjadi faktor pendukung pertumbuhan Indonesia sebagai lumbung pangan yang besar. Kenyataannya, rakyat masih miskin, kesejahteraan petani kian terpuruk, bahkan terpinggirkan di negeri agraris. Petani di negeri ini ternyata belum terlalu merasakan perubahan hidup yang berarti. Nasib mereka tidak berbanding lurus dengan perubahan rezim. Dari rezim ke rezim yang lain, kehidupan petani tak jauh berbeda dengan sebelumnya. Seperti dituturkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerakan Indonesia Raya (DPP Gerindra), Prof Dr Suhardi, Mereka yang merasakan pahit getirnya hidup dari orde ke orde yang lain. Prof Dr Ir Bustanul Arifin, ekonom senior INDEF menengarai selama ini lima prioritas yang dicanangkan pemerintah tak berjalan sesuai harapan. Seakan jauh api dari pangganggnya. Buktinya, pertumbuhan produktivitas pangan lambat. Estimasi produksi pangan strategis, khususnya padi yang dirilis pemerintah begitu aneh, bahkan lebih politis. Bagaimana mereka mengatasi keadaan? Buruh pabrik di kota atau menjadi buruh migran di luar negeri menjadi salah satu pilihan yang dianggap realistis, lebih menawarkan asa. Tapi kenyataannya, pilihan itu tidak selalu menguntungkan. Banyak kisah-kisah getir terdengar atas pilihan itu. Sebenarnya, benang kusut nasib petani masih bisa diurai. Setidaknya, seperti diungkapkan Anak Agung Jelantik Sanjaya, anggota Komisi IV DPR-RI dari Fraksi Gerindra, komisi ini tengah berjuang agar Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang diajukan DPR untuk digodok lebih menekankan keberpihakan negara kepada petani. Kita berharap bila RUU itu disahkan menjadi UndangUndang dapat menjawab permasalahan yang dihadapi petani di negeri yang kaya sumber daya alam ini.

REDAKTUR PELAKSANA
Umi Tjende

WAKIL REDAKTUR PELAKSANA


Kemal Firdaus

REDAKTUR

Hayat Fakhrurrozi

REPORTER

Syarif Adnan, Imam Utomo

ART & DESAIN GRAFIS


Anton Ristiono

PHOTOGRAPHER
Izoruhai

SIRKULASI
Arifin

Garuda Magazine Jl. Danau Tondano T 10 A Benhil - Jakarta Pusat Email: garudamagz@gmail.com

Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Pemimpin Redaksi


2 Garuda Magz - November 2011

DAFTAR ISI
SURAT PEMBACA
4 Wadah Komunikasi Politik

LAPORAN UTAMA
6 Keberpihakan Pada Petani

LEBIH DEKAT
10

Sadar Subagyo Pertumbuhan Untuk Siapa?

NEWS
14 Menteri Pilihan Tak Jelas Prestasinya

10
EVENT
20 Evaluasi Dana Otsus Papua

Sadar Subagyo Pertumbuhan Untuk Siapa?


OPINI
26 Prof. Dr. Hafid Abbas Kemana Arah Prioritas Pendidikan Nasional?

18 Komitmen Gerindra Membangun Bangsa

SUARA PARLEMEN

28 Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM Pemimpin yang Berkarakter

KOLOM

22

PROFIL
Soepriyatno

22 Soepriyatno Kebijakan Pro Rakyat

30

MENUJU 2014
Prabowo Teratas Jadi Capres 2014

18

Komitmen Gerindra Membangun Bangsa


Garuda Magz - November 2011 3

SURAT PEMBACA
Untuk kritik, saran dari Anda para pembaca setia majalah Garuda kirimkan ke Redaksi Majalah Garuda Jl. Danau Tondano No. 10A Bendungan Hilir Jakarta Pusat 10210 atau kirim email ke garudamagz@gmail.com

Salam perkenalan, sebagai salah satu kader Gerindra yang selalu mengikuti perkembangan majalah Garuda, saya merasa bahwa majalah ini memiliki potensi untuk menjadi sebuah wadah komunikasi politik di tahun-tahun mendatang. Para kader Gerindra yang akan bertarung diberagam panggung politik seharusnya bisa memanfaatkan Garuda sebagai sarana sosialisasi program kerja mereka, sekaligus mempopulerkan nama mereka. Semoga kedepannya para kader Gerindra mampu memanfaatkan beragam sumber daya disekitar mereka untuk mendapatkan hasil yang optimal Albert, Depok Salam perkenalan juga pak Albert, saat ini memang majalah ini masih dalam tahap untuk menjadi sebuah wadah komunikasi politik bagi para kader Gerindra, namun kami optimis bahwa tak lama lagi Garuda akan menjadi sebuah media yang mampu menyalurkan beragam aspirasi para kader yang akan tampil dalam pertarungan panggung politik.

WaDah KoMuNiKasi PolitiK

variatif sehingga kami sebagai pembaca dapat memperoleh edukasi politik yang tepat. Ucha, Bekasi Halo Pak Ucha, kami dari tim redaksi Garuda semua dalam kondisi baik. Terima kasih atas pujiannya dan kami akan berusaha untuk terus meningkatkan kualitas majalah kami. Mengenai topik tulisan kami setiap edisinya selalu ingin menyajikan sesuatu yang berbeda dibanding edisi sebelumnya dan tentu kami berharap bawah tulisan serta berita yang kami muat dapat memberikan unsur edukasi kepada para para kader Gerindra sehingga mereka memiliki wawasan yang lebih luas

kami sempat memuat beberapa tulisan beliau di edisi-edisi sebelumnya, dan jika nanti waktunya tepat, kami juga berencana untuk menghadirkan tulisan serta opini beliau secara reguler di Majalah Garuda.

Halo tim redaksi majalah Garuda, apa kabar? Saya hanya ingin memuji majalah Garuda yang setiap edisinya selalu tampil lebih baik dari edisi sebelumnya. Mulai dari tema bahasan, tata letak hingga foto-foto selalu menampilkan suasana dan nuansa baru. Saya amat menyukai rubrik-rubrik yang membahas tentang beragam tokoh serta para petinggi Gerindra dan tentu saja saya amat menyukai tulisan mengenai sikap partai Gerindra yang selalu berpihak pada rakyat. Semoga Garuda semakin menyajikan beragam tulisan yang 4 Garuda Magz - November 2011

GaruDa sEbaGai saraNa EDuKasi

Salam perjuangan. Saya ingin menanyakan pada Majalah Garuda, mengapa hingga saat ini profil ketua dewan pembina Partai Gerindra belum pernah dimuat ya? Sebagai seorang sosok sentral dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto seharusnya sudah dibahas oleh Majalah Garuda. Pemikiran-pemikiran beliau mengenai kemajuan negara ini juga amat sangat menarik sehingga menurut saya amat sangat layak jika tulisan-tulisan beliau dimuat dimajalah ini. Sekian terimakasih Posma Parsaoran, Medan Salam perjuangan bapak Posma, profil bapak Prabowo sebagai dewan pembina Partai Gerindra pernah kami muat di edisi pertama majalah Garuda yang terbit di awal tahun ini. Namun memang saat itu distribusi majalah Garuda belum seperti saat ini, sehingga memang masih banyak yang tidak mengetahui mengenai edisi tersebut. Kami memang berencana untuk kembali mengangkat profil bapak Prabowo Subianto jika saatnya sudah tepat. Mengenai tulisan dari pak Probowo,

Profil PraboWo subiaNto

Terima kasih kepada majalah Garuda yang telah memberikan beragam informasi seputar partai Gerindra baik itu agenda kegiatan, profil kader hingga berita pemilu. Boleh saya sedikit usul, bagaimana jika Garuda menampilkan lebihbanyak profil selebriti yang terjun di dunia politik terlepas dari mereka simaptisan Gerindra atau bukan. Saya rasa hal itu akan sedikit memberikan warna dalam kajian berita yang biasanya dimuat dimajalah ini. Sehingga bisa menambah wawasan yang lebih luas serta cara pandang yang berbeda yang bisa digunakan untuk kepentingan Gerindra. Widodo, Magelang Halo bapak Widodo, usul yang menarik kami akan mempertimbangkan masukan dari bapak. Namun rasanya perlu kami informasikan bahwa masih banyak kader dan politikus Gerindra yang memiliki pemikiran luar biasa tentang bagaimana memajukan negeri ini, untuk sementara waktu kami sepertinya akan memfokuskan ke mereka, namun tentu saja tidak mengharamkan selebriti untuk masuk menjadi bagian dari mereka

sElEbriti PolitiK

Salut kepada majalah Garuda. Saya sebagai simpatisan Gerindra sangat berharap jika nanti partai ini menjadi

KoNsistENsi GaruDa

lebih besar dari saat ini, para pemimpin dan petinggi partai tidak melupakan perjuangan awal. Saya juga berharap agar partai ini nantinya tidak seperti partai-partai lain yang begitu besar melupakan perjuangan awal dan pendukungnya. Semoga Gerindra tetap berjuang demi kepentingan rakyat. Saya juga salut terhadap para petinggi partai yang duduk di kursi DPR. Hingga saat ini mereka masih konsisten dengan perjuangan partai dan aspirasi para kadernya. Semoga Gerindra tetap jaya dan menjadi lebih besar dari sebelumnya. Donny, Lampung Salam bapak Robby. Kami dari redaksi Garuda juga memiliki harapan yang sama dengan bapak. Dan tentu kami berharap bahwa perjuangan yang dirintis dengan susah payah tidak akan menjadi sia-sia karena merupakan cita-cita awal perjuangan partai. Dan semoga Gerindra tetap berjaya

Salam perkenalan, kami simpatisan Partai Gerindra dengan ini ingin menyampaikan pesan lewat majalah Garuda kepada petinggi partai untuk lebih sering turun ke bawah, menyambangi kami yang ada dipelosok negeri. Sehingga nantinya jika mereka berkuasa, sudah memiliki gambaran mengenai keadaan masyarakat bawah. Terlebih lagi Gerindra selama ini dianggap sebagai partai yang peduli pada wong cilik. Akan lebih berkesan apabila ketua dewan pembina, Prabowo Subianto, dapat mengunjungi kami, sehingga kami bisa langsung menyampaikan aspirasi kami kepada calon pemimpin masa depan. Terima kasih Fernandez, Medan Salam perkenalan bapak fernandez, saran bapak akan kami teruskan ke pihak yang berkepentingan. Semoga harapan bapak bisa diterima oleh para petinggi partai Gerindra.

turuN KE baWah

loMba MENulis

Salam perkenalan, sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada Majalah Garuda yang telah memuat tulisan saya mengenai kegiatan partai Gerindra di kota Lampung, beberapa waktu lalu. Saya ingin memberi saran, bagaimana jika di waktu yang akan datang, majalah Garuda membuat sebuah lomba karya tulis yang pesertanya adalah para kader muda Gerindra. Diharapkan dengan lomba ini, kecintaan kader kader muda pada partainya semakin besar dan mengasah keterampilan mereka untuk menulis. Semoga Garuda tetap jaya dan semakin maju. David, Bandar Lampung Halo bapak David, apa kabar? Kami sangat menghargai saran bapak, yang menurut kami amat sangat bagus, karena berpotensi untuk mengasah keterampilan para kader-kader muda Gerindra. kami akan mendiskusikan terlebih dahulu mengenai lomba tulis dan semoga pelaksanaanya tidak terlalu lama lagi

GARUDA

Edisi 11 / November 2011

SADAR SUBAGYO

Dewan Penasehat Partai Gerindra

Pertumbuhan Untuk Siapa?


Garuda Magz - November 2010 II

Foto Cover : Sadar Subagyo oleh Hayat Fakhrurrozi

Garuda Magz - November 2011

LAPORAN UTAMA

Foto : Istimewa

Keberpihakan Pada Petani


Rendahnya penguasaan dan pengusahaan lahan petani menyebabkan skala usaha pertanian kurang menguntungkan sebagai sumber pendapatan utama. Kondisi ini juga membuat penerapan teknologi usaha tani terpadu kesulitan diterapkan, termasuk dalam mencapai tingkat keekonomisan pembiayaan usaha tani.
Oleh Hayat Fakhrurrozi 6 Garuda Magz - November 2011

etapa tidak, sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam mineral, dan iklim tropis yang mendukung pertumbuhan Indonesia sebagai lumbung pangan yang besar, namun rakyatnya miskin. Tak terkecuali kaum petani yang kian terpuruk kesejahteraannya, bahkan merasa terpinggirkan di negeri yang dikenal sebagai agraris ini. Tak heran bila Prabowo Subianto dalam bukunya, Membangun Kembali Indonesia Raya, Haluan Baru Menuju Kemakmuran (2009) mengungkapkan bahwa sektor pertanian dalam arti luas termasuk perikanan, kehutanan, serta dalam suatu sistem terintegrasi dari hulu ke hilir, masih belum menjadi platform utama pembangunan ekonomi nasional. Bahkan cenderung terabaikan walaupun posisi dan peranan sektor ini sangat strategis juga mendasar. Memang, rasanya sulit untuk mem-

kan adanya proses penyingkiran peran petani. Proses marginalisasi terasa menguat sejak genderang revolusi hijau mulai ditabuh pada jaman Orde Baru. Sejak saat itu problem yang dihadapi petani kian kompleks dan multi dimensional. Perebutan tanah sebagai lahan pertanian yang terjadi pada orde sebelumnya mulai bergeser dengan dalih kepentingan pembangunan pada jaman Orde Baru. Dimana petani dihadapkan dengan pemerintah yang bergandengan tangan dengan pemodal besar. Pun dalam era reformasi yang konon adalah sebuah jaman penuh pengharapan bagi rakyat, namun kenyataannya kebijakan terhadap petani tidak pernah jelas dan cenderung membuat posisi petani semakin sulit. Sehingga menurut Suhardi, yang sekaligus Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Yogyakarta ini pilihan menjadi buruh pabrik di kota

Boleh jadi problem yang dihadapi petani telah memasuki tahap kronis. Bahkan sekarang ini, profesi petani tidak lagi dibanggakan, tidak memiliki harapan apalagi masa depan
- anak agung Jelantik sanjaya bantah bila ada yang mengatakan bahwa nasib kaum petani Indonesia tidak jauh berbeda dari rejim satu ke rejim lainnya, sejak negara ini berdiri pada tahun 1945. Apalagi yang menyampaikan kabar itu adalah petani sendiri yang merasakan pahit getirnya hidup dari satu orde ke orde yang lain, kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra, Prof Dr Ir Suhardi, MSc dalam sebuah diskusi publik bertajuk Mendorong Keberpihakan Kebijakan Kepada Petani, yang digelar oleh Fraksi Gerindra di Gedung DPR-MPR, Jakarta beberapa waktu lalu. Ya, memang saat ini petani merasadan buruh migran di negara-negara Timur Tengah, Malaysia, Hongkong dan negara lainnya adalah pilihan yang dianggap lebih baik dan memiliki harapan yang jauh lebih baik dari pada menjadi petani. Menurutnya, dengan problem petani yang sudah dalam tingkat extra ordinary, maka dibutuhkan sebuah strategi yang tepat. Yang pertama dan perlu segera diwujudkan adalah adanya kebijakan yang memihak petani. Kebijakan yang setengah hati dan berjalan lambat tidak akan mampu menjawab persoalan yang dihadapi petani, ujarnya. Dalam penulusuran Boedi Wijardjo,

SH, Dewan Pendiri RACA Institute, menyebutkan kondisi seperti ini membuat problem yang dihadapi petani seperti benang kusut. Setidaknya ada tiga akar masalah yakni; ketidakpastian dalam penguasaan tanah, ketergantungan dalam budi daya tanaman, melemahnya akses tehadap pasar. Dimana ketiganya bergerak secara sentrifugal dari sumbunya, yakni penyingkiran peran kaum petani, ujarnya. Hal ini dikuatkan oleh Anak Agung Jelantik Sanjaya, Anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Gerindra, yang menyebutkan tiga masalah itu pun menggiring petani ke posisi yang sangat sulit untuk diselamatkan bila tidak segera mendapat perhatian dari semua pihak. Bahkan dalam perjalanannya, timbul masalah yang jauh lebih substansial dan komplek seperti hilangnya akses dan kontrol petani terhadap tanah pertanian, marginalisasi ekonomi keluarga petani dan pengasingan petani itu sendiri terhadap sumber daya lokal. Untuk itu, pihaknya di Komisi IV tengah berjuang agar Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan dan Pemberdayaan Petani yang diajukan ke DPR untuk digodok agar lebih menekankan keberpihakan Negara pada petani. Boleh jadi problem yang dihadapi petani telah memasuki tahap kronis. Bahkan sekarang ini, profesi petani tidak lagi dibanggakan, tidak memiliki harapan apalagi masa depan, ujarnya. Sementara Prof Dr Ir Bustanul Arifin, ekonom senior INDEF menengarai selama ini lima prioritas yang dicanangkan pemerintah tak berjalan sesuai harapan. Seakan jauh api dari pangganggnya. Buktinya, pertumbuhan produktivitas pangan lambat. Estimasi produksi pangan strategis khususnya padi yang dirilis pemerintah begitu aneh, bahkan lebih politis. Sebut saja, padi dengan produksi 68 juta ton gabah kering giling (GKG) menghasilkan 39 juta ton beras dengan laju konversi 0.57. Jika konsumsi beras 139.15 kg per kapita, maka total konsumsi beras 237,6 juta penduduk Indonesia seharusnya 33 juta ton. Jika data produksi itu benar, maka Indonesia Garuda Magz - November 2011 7

LAPORAN UTAMA

Foto : Istimewa

surplus beras 6 ton, tidak perlu impor. Tapi nyatanya, Indonesia impor beras sebesar 6 juta ton. Untuk itu, menurutnya, gagasan mewujudkan sebuah UU yang akan memberikan perlindungan dan pemberdayaan petani adalah sebuah gagasan yang sangat mulia dan pantas mendapat dukungan semua pihak. Namun demikian gagasan bagus sudah seyogyanya didukung dengan sebuah strategi yang tepat. Setidaknya yang harus dicermati lagi adalah UU itu kelak harus menjawab problem mendasar yang dihadapi oleh petani. Ir Soepriyatno, Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia sebuah sayap organisasi dari HKTI menegaskan selayaknya, dalam UU itu juga memuat tentang rencana aksi yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pasalnya, menurut politisi dari Fraksi Gerindra ini ada kekuatiran bila model perlindungan yang dituangkan nanti masih bersifat 8 Garuda Magz - November 2011

semu. Bisa karena perlindungan yang kurang menyentuh problem nyata yang dihadapi petani, khususnya berkenaan dengan akses petani terhadap tanah pertanian. Tidak hanya itu, harus ada dukungan atau rangsangan terhadap jenis-jenis tanaman yang dibutuhkan rakyat, namun belum mampu diproduksi oleh petani karena berbagai hal. Sementara Sadar Subagyo, anggota Fraksi Gerindra yang sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI yang menyoroti soal konsep pemberdayaan petani, menegaskan bahwa pemberdayaan yang dikembangkan harus mendorong terjadinya pemandirian petani. Termasuk di dalamnya bentuk jaminan resiko yang dihadapi petani harus dan perlu adanya pengaturan yang jelas sehingga penerimanya memang benar-benar kaum petani. Untuk itu, partisipasi petani dalam lembaga jaminan, lembaga pembiayaan, bank pertanian adalah syarat

mutlak untuk menghindari pemberian jaminan yang salah sasaran. Menurutnya, subyek perlindungan dan pemberdayaan ini difokuskan pada pelaku dan usahataninya. Selain itu kebijakan perlindungan dan instrumen ekonomi harus dapat diakses dan dijangkau oleh seluruh lapisan petani Indonesia. Jadi intinya harus ada perumusan strategi yang jelas berkenaan dengan rencana aksi untuk mewujudkan petani yang mampu mandiri. Jangan sampai menjadi petani itu profesi yang tidak populer, alias katro dan ndeso, katanya. Sementara mengenai kebijakan pangan, Sadar menyoroti bahwa selama ini kelembagaan pangan yang ada saat ini tidak mampu mengikuti irama perputaran roda kehidupan perekonomian, sistem politik dan kondisi eksternal lain yang terus berubah. Kelembagaan tidak hanya dipandang sebagai wadah fisik atau organisasi, tapi juga aturan sesuai teori baru ekonomi kelembagaan. Untuk itu, Sadar pun mengusulkan dibentuknya lembaga baru setingkat kementrian yang mengurusi soal pangan. Bila perlu bentuk kementrian pangan, usulnya.

PaNGaN altErNatif

Prof Dr Ir Suhardi, M.sc

Suhardi yang juga Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Yogyakarta, menegaskan sesungguhnya pangan tidak hanya dihasilkan di sawah atau di ladang, namun hutan tropis, kebun maupun pekarangan juga menghasilkan pangan yang berlimpah. Bahkan melestarikan hutan dan mengelola kebun serta pekarangan dengan benar dapat juga menghasilkan pangan yang sangat banyak sepreti garut, ganyong, ketela pohon, ketela rambat, umbi, huwi, atau sukun yang semuanya itu memiliki kandungan vitamin dan kalori yang baik. Menurutnya, pengetahuan dan pemeliharaan tentang pangan lokal atau biodiversity pangan sesungguhnya sama dengan memelihara hutan dan sekaligus meningkatkan ketersediaan berbagai pangan memunculkan air, meningkatkan kayu, mengurangi kelaparan dan bencana-bencana yang lain. Produksi pangan kita pada dasarnya dapat dihasilkan pada berbagai musim dan kondisi alam, tegasnya. Dengan demikian, kondisi tersebut, biodiversitas pangan Indonesia akan menjadi tulang punggung atau lumbung pangan dunia. Namun yang terjadi saat ini semakin meraknya kerusakan hutan dan konversi hutan tropis menjadi lahan kosong atau monokultur atau areal pertambangan yang apabila tidak dikelola atau dicegah dengan baik hanya akan menghasilkan devisa sesaat. Dan dampak untuk ke depannya malah menimbulkan kekurangan air, energi dan tentu akan menimbulkan kemiskinan dan menghancurkan masa depan bangsa juga dunia. Pasalnya, penurunan kesejahteraan petani dapat dihubungkan dengan kerusakan hutan sebagai sumber air bagi petani dan pertanian. Kerusakan hutan dan alam Indonesia yang pada awal tahun 1995 disebutkan 600 ribu hektar per tahun, sekarang kerusakannya bertambah pesat menjadi 1,8 juta hektar per tahun. Bahkan sebuah LSM menyebutkan sampai 3,5 juta herktar per tahun. Garuda Magz - November 2011 9

LEBIH DEKAT DENGAN

Pertumbuhan untuk Siapa?

Sadar Subagyo

Dewan Penasehat Partai Gerindra

Foto : Hayat Fakhrurrozi

Urip kanggo ngurip-uripi urip, hidup untuk menghidupi hidup, atau dalam bahasa bebasnya bikin hidup lebih hidup. Itulah filosofi hidup Sadar Subagyo. Termasuk dalam melakoni aktivitas politiknya baik di dalam maupun di luar parlemen. Hanya satu keinginannya, bisa memberi manfaat sebanyak mungkin pada orang lain, termasuk pada Bangsa dan Negara.
Oleh Hayat Fakhrurrozi

10

Garuda Magz - November 2011

agi Ir. Sadar Subagyo (53), prinsip hidup itu tak sekadar ngecap atau gagah-gagah-an. Sebagai seorang wakil rakyat, ia sadar betul akan tugas, fungsi dan wewenangnya. Tak heran bila, suara lantangnya di Senayan kerap membuat keder para mitra kerjanya di Komisi XI. Pun di luar gedung parlemen, membuat politisi di partai lain mengakui keberadaannya. Sesuai namanya, saya sadar kalau saya sudah diberi banyak oleh negara ini, saatnya saya mengabdi kepada negara, tandas politisi yang sebelumnya dikenal sebagai pelaku bisnis bidang teknologi informatika ini.

naan yang tak matang dan realisasi yang amburadul. APBN tidak berpihak pada rakyat, malah menjadi sumber dari segala sumber korupsi, tegasnya. Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari realisasi belanja APBN 2010 misalnya pada data per November 2010, penyerapan hanya 62 persen. Dari total rata-rata, hanya belanja pegawai saja yang realisasinya lebih dari 80 persen, selebihnya masih di bawah 75 persen. Bahkan untuk belanja modal hanya 46 persen. Anehnya, dalam satu bulan saja prosentase itu dapat disulap menjulang melalui ritual menghabiskan anggaran pada bulan Desember.

Omong kosong kalau tidak ngomongin anggaran, tegasnya. Lantas, seperti apa pandangan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini terhadap APBN dan dunia politik di tanah air, khususnya di dalam tubuh Partai Gerindra. Kepada Hayat Fakhrurrozi dari Garuda, pengagum almarhum Gus Dur ini memaparkannya dengan penuh semangat di ruang kerjanya beberapa waktu lalu. Berikut petikan wawancaranya.

bisa anda jelaskan perjuangan yang dilakukan Gerindra di Komisi Xi?

Ujung dari perjuangan politik adalah keberpihakan anggaran. Omong kosong kalau tidak ngomongin anggaran
- sadar subagyo Keterlibatan pria kelahiran Purwokerto, 30 Oktober 1958 di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), bermula ketika ia aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Ia diminta oleh Prabowo Subianto untuk ikut membidani partai berlambang kepala burung garuda ini. Ia pun duduk sebagai pendiri sekaligus penasehat partai. Lantas dalam pemilu 2009, ia dicalon-kan oleh partai di daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah VIII yang meliputi Cilacap dan Banyumas. Berkat kerja kerasnya, Sadar berhasil melenggang ke Senayan dan kini duduk di Komisi XI yang membidangi masalah keuangan. Di Komisi XI, Sadar kerap mengkritik kebijakan-kebijakan negara, dalam hal ini DPR dan pemerintah yang kerap tidak pro-rakyat dan tidak pro-kesejahteraan. Contoh kongkritnya adalah ada dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) yang dari tahun ke tahun menunjukkan perilaku yang sama. Yang ada hanyalah permainan angka-angka saja. Faktanya negara salah urus dari sejak perencaSetidaknya itulah satu dari sekian perjuangan di Komisi XI selama ini. Untuk itu, ia dan fraksinya terus mengawal setiap jengkal perjalanan APBN hingga disahkan dalam sidang paripurna DPR, termasuk dalam aplikasinya di lapangan. Ujung dari perjuangan politik adalah keberpihakan anggaran.

Setidaknya Partai Gerindra melalui fraksi di Komisi XI telah mampu membuka tabir penunggak pajak senilai Rp 52 triliun. Selain itu soal tax ratio yang kami anggap pemerintah telah melakukan kebohongan publik dengan angka yang ditetapkan pemerintah. Karena bagi kami komitmen bernegara itu ada di pajak. Kita pun mendesak agar dibentuk panitia kerja (panja) tax ratio pajak. Tidak hanya itu, kita pun menggugat Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dimana yang kita soroti itu soal pertumbuhan untuk siapa? Sehingga muncul usulan dari kita tentang indeks penciptaan lapangan kerja, dan indeks penurunan kemiskinan untuk dicantumkan dalam undangundang. Belum lagi soal kebocoran

Garuda Magz - November 2011

11

LEBIH DEKAT DENGAN


anggaran yang begitu dahsyat. Apalagi dari sisi penerimaan Negara. Jadi, pertama kali saya masuk ke komisi ini, ada yang namanya kasus Century, itu cuma Rp 6,7 triliun. Padahal setelah saya baca audit Badan Pemeriksa Keungan (BPK) ada tagihan inkrah pajak yang belum tertagih sebesar Rp 52 triliun, sementara yang masih kasus sebesar Rp 120 triliun. Sehingga saya pun bertanya, kenapa orang berkutat di masalah Century? Padahal ada masalah yang lebih besar dibiarkan terus menerus dari tahun ke tahun. Akhirnya saya pun minta Direktur Jenderal Pajak untuk mengeluarkan daftar 100 Wajib Pajak besar. Selain itu, saya juga tergelitik ketika melihat APBN dimana asumsi-asumsi makro yang digunakan pemerintah itu asal-asalan. Sehingga secara resmi Partai Gerindra menggugat APBN. Pasalnya, ujung dari perjuangan politik itu adanya di APBN. Artinya berjuang sekuat apapun untuk petani misalnya, kalau tidak dianggarkan oleh negara, ya percuma saja. Buat apa kalau negara tidak berpihak. oleh pemerintah merupakan gabungan dari perencanaan yang jelek, dan implementasi yang jelek. Ngaco ini. Tapi, inilah yang terjadi di negara kita. hitungan kepentingan politik apapun. Sementara fraksi lain yang awalnya tidak peduli dengan soal penyerapan anggaran akhirnya mereka juga mendukung perjuangan kita.

lalu apa yang anda lakukan?

Saya orang pertama di parlemen ini yang secara resmi menulis surat ke Menteri Keuangan yang meminta data realisasi anggaran. Yang saya minta tidak perbulan tapi hanya tiga titik. Saya minta 30 Juni, 30 November dan 31 Desember, yang terserap berapa persen. Dan sesuai dengan dugaan saya, perilakunya masih tetap sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tentu saya tidak sekadar protes saja, tapi menyodorkan solusinya. Baru setelah kita soroti persoalan ini, sekarang pada ribut ngomongin soal penyerapan anggaran.

buktinya apa?

respon pemerintah dan fraksi lain dengan usulan anda? Jaminannya?


Mereka menerima, bahkan mereka mengadopsi pemikiran saya untuk beberapa kasus. Karena dinilai paling logis dari

Buktinya, baru pertama kali sejak Indonesia merdeka, meski bahasannya lain, mencantumkan angka pertumbuhan sebesar satu persen dalam undang-undang (UU). Meski memang, hitungan saya angka satu persen itu sebesar satu juta orang. Sementara oleh mereka satu persen itu sebesar 400 ribu. Meski demikian, paling tidak kita sepakat, bahwa pertumbuhan adalah untuk mensejahterakan rakyat. Tolok ukurnya, pengangguran berkurang, kemiskinan berkurang. Kalau tidak menjalankan ini berarti tidak melaksanakan undang-undang, ya akan kita impeach. Makanya pen-

lalu bagaimana dengan keberadaan badan anggaran DPr?


Sayangnya mereka tidak tahu politik anggaran. Mereka tahunya cuma politik cari duit. Tak heran bila banyak kalangan yang menilai Badan Anggaran itu jadi sarang rampok. Yang namanya politik anggaran itu, ya adanya keberpihakan. Misalnya pendapatan Negara sekian, belanja sekian, pasti ada defisit. Untuk menutupi kekuarangan itu biasanya Negara cari hutang. Tapi apa yang terjadi, di akhir tahun sejak 2008 sampai sekarang ada sesuatu yang aneh sekali. Coba bayangkan Negara hutang Rp 84 triliun, tapi ternyata masih ada sisa Rp 79 triliun. Dan itu terus berulang. Harusnya sesuai dengan kekurangannya saja. Kita hutang sesuai kebutuhan jangan sesuai perencanaan.

Yang saya kemukakan itu berdasarkan data yang ada. Dan ini jelas yang dibuat 12

Garuda Magz - November 2011

Foto Dok. Pribadi

Dengan kondisi seperti itu, seperti apa keseriusan pemerintah di mata anda?

tingnya angka itu dicantumkan di dalam UU, supaya bisa diminta pertanggungjawaban, selama ini tidak ada. Setelah kita bongkar-bongkar, baru deh dicantumkan.

rusnya membangun rel ganda.

harapan anda untuk Gerindra agar lebih merakyat?


Ya majulah demi kepentingan rakyat, karena satu-satunya partai yang membela rakyat secara nyata dalam programnya adalah Gerindra, tapi selama ini yang saya ketahui masih belum se penuhnya merakyat. Harusnya bias lebih merakyat lagi. Kemudian tidak sekadar bertumpu pada salah satu tokoh, tapi seharusnya ada sistem bahwa mesin partai bisa jalan tanpa campur tangan satu orang saja. Untuk itu diperlukan komitmen yang luar biasa. Karena di Indonesia ini, partai masih bertumpu pada figur tertentu.

lalu bagaimana seharusnya keberpihakan anggaran itu?

Yang namanya keberpihakan anggaran kalau kita lihat dari 2005-2011, misalnya dari pelayanan umum Rp 255 triliun menjadi Rp 517 triliun, itu kan naik. Tapi anggaran itukan bukan sekadar angka. Jadi jangan terjebak pada angka, tapi keberpihakan itu ada pada persentase. Yang ada sekarang itu menyesatkan, anggaran naik tapi ternyata presentasenya menurun.

Gerindra bisa nambah bisa tetap, bisa naik, bisa juga berkurang. Sejujurnya ini berdasarkan antara kenyataan dan hitung-hitungan di atas kertas. Paling tidak, persepsinya masih bagus di mata rakyat. Kalau lihat trennya, Gerindra diprediksikan naik. Dulu kita susah mencari orang untuk menjadi ketua, tapi sekarang malah susah milih orang saking banyaknya yang mau jadi ketua.

bagaimana dengan adanya konflik internal?

Perjuangan berikutnya apa?

Pertama, menata DPR, dimana yang pertama kali dilakukan adalah proses seleksi jadi anggota DPR. Popularitas tidak cukup, harus ada kemampuan teknis minimal yang dimiliki. Artinya, proses seleksi harus benar-benar ada prosedurnya dari negara ini, bukan dari partai. Kedua, arsitektur pembuat undangundang yang selama ini tidak ada. Misalnya ketika Amerika mengeluarkan undang-undang jaminan sosial yang tebalnya 2.540 halaman, begitu keluar langsung bisa diimplementasikan. Kita di sini boro-boro, artinya undang-undang yang dibuat itu tidak implementatip karena selalu akan diatur melalui peraturan pemerintah, peraturan menteri. Jadi ngapain dibuat?

bagaimana dengan Prabowo di Gerindra?


Memang, sosok Prabowo masih dipersepsikan sebagai satu-satunya pemimpin yang mampu dan memiliki ketegasan serta tujuan yang jelas. Di Gerindra sendiri, diakui Prabowo masih menjadi pemersatu bagi kader. Nomer satu Pak Prabowo. Nomer dua Pak Prabowo, Nomer tiga Pak Prabowo. Karenanya kalau Pak Prabowo tidak ada, Gerindra seperti apa, saya belum tahu.

Tak dipungkiri memang ada konflik kepentingan, gesekan, senggolan antar sesama kader. Tapi yang harus diyakini bahwa adanya gesekan, senggolan, konflik itu karena kita terlalu dekat. Semua sama-sama ingin mengantarkan Prabowo ke tampuk kepemimpinan dan membesarkan Gerindra, semua itu perlu persiapan.

bagaimana persiapan untuk 2014?

lalu sebagai pendiri sekaligus dewan penasehat, bagaimana Partai Gerindra ke depan?
Partai Gerindra harus lebih merakyat. Dalam pandangan saya, selama ini belum merakyat. Kenapa? Karena yang muncul kan orang-orang kaya, memang mereka rakyat juga. Tapi, setidaknya, para petinggi partai tidak hanya memikirkan rakyat, tapi coba selami kehidupan rakyat yang sebenarnya. Saya merindukan para pemimpin di partai ini, sesekali naik angkutan umum, naik kereta api ekonomi atau KRL misalnya, sehingga merasakan bagaimana seha-

Ir. Sadar Subagyo


Tempat tanggal lahir: Purwokerto, 30 Oktober 1958 Jabatan: - Wakil Ketua Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) 2003 sekarang - Ketua DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2005 sekarang - Ketua Yayasan Bina Insan Pakuan, 2005 sekarang - Anggota DPR-RI Fraksi Gerindra Komisi XI, periode 2009-2014 - Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR-RI Anggota Dewan Penasehat DPP Partai Gerindra

Garuda Magz - November 2011

13

Foto Dok. Pribadi

Bergantung pada sistem pemilunya. Kemungkinan besar Gerindra menang. Tingkat keterpilihan Prabowo pun sangat tinggi. Tapi keterpilihan

NEWS

Foto : Istimewa

Partai Gerindra memberi rapor merah pada reshuffle yang dilakukan Presiden SBY. Gerindra menilai banyak menteri yang bukan merupakan ahli di bidangnya. Mereka bukan orang-orang terbaik di bidangnya. Tidak jelas apa prestasinya, ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon. Apa prestasi Mangindaan di bidang transportasi, atau Jero Wacik di bidang energi? Mereka malah baru di bidang itu dan tentu butuh waktu untuk belajar lagi, lanjut Fadli. Fadli malah menyayangkan Menteri Kelautan dan Perikanan diganti. Dia menilai kinerja Fadel Muhammad cukup baik, tetapi malah diganti Cicip Sutardjo yang tidak jelas apa prestasinya. Ini tidak jelas. Sayang Fadel malah diganti, kata Fadli. Di bidang ekonomi, Gerindra menilai 2 tahun pemerintahan SBY 14 Garuda Magz - November 2011

Menteri Pilihan Tak Jelas Prestasinya

belum memihak rakyat. Gaya ekonomi neolib masih dipertahankan, walau gagal mensejahterakan rakyat. Seharusnya SBY beralih pada ekonomi kerakyatan yang memihak rakyat. Bukan mempertahankan ekonomi neolib yang mendorong privatisasi dan pencabutan subsidi yang membuat daya beli makin sulit, kritiknya. Fadli juga menilai bahwa kabinet baru tidak ada manfaatnya. Bukannya menyelesaikan masalah, kabinet baru ini malah dinilai menambah masalah. Susunan kabinet hanya akan menambah masalah baru, bukan menyelesaikan masalah yang ada, ujarnya. Menurut Fadli, susunan kabinet baru tidak sejalan dengan harapan masyarakat. Hal ini bisa terlihat antara lain dengan adanya menteri-menteri yang mengisi pos tidak sesuai dengan bidangnya. Bahkan, lanjut Fadli, wakil menteri seharusnya tidak bertambah. Hal itu dinilainya kurang efisien. Padahal, menurut Fadli, rakyat sangat berharap dengan adanya reshuffle dapat memperbaiki taraf hidup dan pemberantasan korupsi. Meski

demikian, Fadli menuturkan, ada juga sisi positif dari reshuffle. Hal ini terlihat dari bersatunya kembali pos Pendidian dan Kebudayaan. Karena kebudayaan seharusnya masuk dalam kurikulum pendidikan, ucap Fadli.

Gerindra Jambi Siapkan Kader


Partai Gerakan Indonesia Raya sudah mempunyai beberapa calon yang akan diusung di Pilwako Jambi 2013 mendatang. Kepastian ini disampaikan oleh Ketua DPD Gerindra Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra saat temu kader dan halal bi halal kader dan simpatisan DPD dan DPP Gerindra di Jambi. Menurutnya, kader yang bakal dimajukan itu bisa dari pengurus yang masuk dalam struktural di tingkat DPD dan DPC maupun pengurus yang berasal dari dewan penasehat partai. Sangat banyak, bahkan yang jenjang karirnya sudah mendapat gelar professor pun

kita juga suda punya, kata Sutan Adil. Hanya saja, dia tidak menyebutkan siapa saja kader dimaksud. Nantilah, tahun 2012 saja belum, lagian Pilwako juga masih lama. Kalau disebutkan sekarang tentu orang lain akan tahu strategi kita, jelasnya. Meskipun partai Gerindra sudah menyiapkan kader internalnya untuk diusung, namun pihaknya tetap membuka peluang bagi kandidat dari luar partai. Partai lain juga saudarasaudara kita. Jadi, komunikasi dengan mereka tetap kita jalin. Apalagi, dari jumlah kursi yang dimiliki, Partai Gerindra harus berkoalisi dengan partai lain, sebutnya. Sementara itu, Ketua Umum DPP Gerindra Suhardi mengatakan, untuk menyongsong perhelatan Pilwako Jambi 2013 mendatang, Gerindra harus memiliki kader yang akan diusung. Salah satunya seperti Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi Sutan Adil Hendra, dan banyak lagi kader lainnya. Nanti kita akan melakukan survei. Hasil survei itu akan kita evaluasi, baru nanti kita bisa memberikan jawabannya, katanya. Kita tergantung kader kita sendiri, kalau dia merasa mampu dan siap, tentu akan kita pertimbangkan, seperti Pak Ketua DPD, kalau dia menyatakan siap akan kita pertimbangkan di tingkat DPP jelasnya.

Gerindra Sidrap, Takyuddin Masse SE. Menurut dia, pihaknya bersama dengan sejumlah pengurus DPC Partai Gerindra Sidrap, saat ini eksis melakukan konsolidasi kesejumlah tempat. Kegiatan tersebut sudah merupakan program kerja partai yang harus dijalankan, untuk mengetahui sampai sejauh mana potensi dukungan kader dalam memperjuangkan komitmen partai.

Pemerintah Gagal Berantas Korupsi


Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra menyatakan, dua tahun kepemimpinan SBY-Boediono, secara jelas telah gagal memenuhi janjinya, memberantas korupsi. Yang ada, korupsi malah makin marak. Dua tahun SBY memerintah, menunjukkan ketidakmampuan memberantas korupsi. Padahal, berkali-kali disampaikan bahwa SBY akan berada di garda terdepan dalam memerangi korupsi. Malah, ternyata orang orang disekitarnya, tersangkut urusan korupsi ini, tegas Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Humas Dan Media Massa, Asrian Mirza. Asrian kemudian mencontohkan korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin yang juga melibatkan para petinggi partai demokrat. Kemudian, beberapa kasus korupsi yang belum tuntas juga di

negeri ini.Hal ini yang menyebabkan Indonesia berdasarkan hasil survei persepsi korupsi oleh TI, masih dalam kategori indeks korupsi Indonesia, terbilang rendah. Belum lagi, ditambah dengan kasus korupsi didaera daerah, imbuhnya seraya berharap tiga tahun ke depan masa jabatan SBY dapat digunakan untuk memberhangus korupsi di Indonesia.Semoga tiga tahun kedepan, masa jabatan SBY ini, dapat betul-betul digunakan secara maksimal pemberantasan korupsi ini, tanpa bertele tele dan tebang pilih, sergahnya.

Selamat Jalan Pak Moer


Ketua Dewan Penasihat Partai Gerindra, Moerdiono, meninggal dunia di Singapura. Moerdiono telah lama menjalani perawatan di Singapura. Partai Gerindra merasa kehilangan besar atas kepergian mantan Menteri Sekretaris Negara dua periode era Orde Baru itu. Banyak kritik dan masukan yang diberikan Moerdiono kepada Gerindra. Dari mulai prosedur, etika, tata bahasa, sampai jadwal rapat. Itu disiplin yang sangat luar biasa, kata ketua umum Gerindra, Suhardi yang mengenal Moerdiono sejak di Gerindra. Satu hal yang diingat Suhardi, dirinya tidak boleh berbicara dan berkata salah. Kalau saya salah, itu langsung dimarahi Pak Moer, kata Suhardi. Moerdiono menjabat Ketua Dewan Penasihat sejak Garuda Magz - November 2011 15

Gerindra Sidrap Konsolidasi


Salah satu upaya yang dilakukan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sidrap, sejak beberapa bulan terakhir ini, eksis melakukan konsolidasi kesejumlah tempat dalam wilayah Kabupaten Sidrap. Tujuannya adalah, sebagai bentuk kepedulian terhadap kader sekaligus melakukan sosialisasi terhadap program kerja Partai Gerindra, khusunya dalam wilayah Kabupaten Sidrap untuk menghadapi berbagai event politik yang akan dilaksanakan. Demikian dikemukakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Partai

Foto : Istimewa

NEWS

Gerindra, yang juga didirikan Prabowo Subianto itu, berdiri. Pak Prabowo menyampaikan tadi, bahwa partai sangat kehilangan sosok Pak Moer. Beliau pergi justru di saat partai sedang membutuhkan sosok seperti beliau, kata Sekretaris Jendral Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Muzani menilai, selama menjabat Ketua Dewan Penasihat Gerindra, Moerdiono mampu menginspirasi para kader partai. Moerdiono, menurut Muzani, adalah sosok yang demokratis dan egaliter. Pak Moer juga selalu konsisten mendorong generasi di bawahnya untuk selalu berjuang memperbaiki negeri. Moerdiono juga dikenal punya daya ingat yang melebihi orang pada umumnya. Muzani mengatakan Moerdiono sangat hebat dalam menceritakan kembali pengalamannya mendampingi Soeharto dua periode 1988 hingga 1998. Cara dia menyampaikan pengalamannya itu luar biasa. Dan itu menjadi peninggalan beliau yang sangat berharga bagi kami.

Moerdiono di Mata Prabowo


Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono adalah sosok negarawan yang sangat peduli kelestarian Pancasila dan Undangundang Dasar 1945. Sesuai sepak terjangnya, beliau selalu hati-hati dalam bicara namun penuh humor. Dalam ingatan saya, beliau juga sangat berkomitmen pada wawasan kebangsaan, Bhineka Tunggal Ika, kata Prabowo saat upacara pemakakan Moerdiono di Taman Makam Pahlawan (TMP) awal bulan lalu. Prabowo menceritakan, sebelum wafat, Moerdiono pernah berpesan kepadanya mengenai Partai Gerindra yang kini dipimpinnya. Kata Prabowo, Moerdiono berharap agar partai berlambang kepala burung Garuda itu tidak larut dalam penyimpangan seperti yang dilakukan partai politik

lain. Beliau titip agar Gerindra harus jadi partai bersih. Tidak boleh ikutikutan melakukan penyimpangan. Saya kira pesan itulah yang harus kita pegang teguh, ujarnya.

Partai Gerindra mendorong agar rancangan undang-undang tentang desa segera disahkan. Dengan adanya undang-undang itu, diharapkan kades bisa lebih diberdayakan. Apalagi, kades dipilih langsung oleh wargta desa yang mencerminkan prinsip demokrasi. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, selama ini kue pembangunan di Indonesia masih belum merata, terutama kepada masyarakat di perdesaan. Kekayaan bangsa kita cukup banyak. Tapi kue pembangunan untuk desa masih minim. Banyak penghamburan yang terjadi. Kalau dikelola lebih baik, pasti desa

Gerindra Dorong RUU Desa untuk Disahkan

16

Garuda Magz - November 2011

Foto : Istimewa

akan lebih maju, katanya. Menurut mantan Danjen Kopassus tersebut, undang-undang di negara ini banyak yang tidak tegas dan sumir. Misalnya, UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. UU tersebut tidak secara tegas memberikan dukungan terhadap perkembangan desa. Padahal, mayoritas penduduk Indonesia tinggal di desa, tuturnya. Karena itu, Fraksi Gerindra yang ada di DPR RI akan memperjuangkan segera pembahasan dan pengesahan RUU desa. Menurut dia, perlu ada UU yang berpihak pada pembangunan desa. Karena itu, dia meminta masyarakat untuk percaya kepada wakil rakyat yang duduk di DPR. Prabowo mengatakan, seharusnya anggaran 10 persen dari APBN untuk pembangunan pedesaan masih masuk akal. Namun, saat ini elit politik di Indonesia telah dihinggapi penyakit klasik, yaitu semangat korupsi. Jangan sampai terjadi, tambah anggaran malah tambah korupsi. Kebocoran dan penghamburan harus dicegah. Kalau tidak, anggaran itu tidak akan sampai ke desa, ujarnya.

ada di Bungo. Dengan rician 2 orang perwakilan untuk satu wilayah pilih. Kader-kader Gerindra, katanya, juga sudah menyisir seluruh wilayah di Bungo. Kegiatan itu tidak hanya dilakukan untuk semata-mata meraih simpati masyarakat, namun sebagai bukti konkrit kepedulian Gerindra Bungo terhadap kondisi masyarakat Bungo. Selain itu, kata anggota DPRD Bungo ini, pihaknya juga sudah melakukan sharing dengan Disdik Bungo terkait kondisi honorer SD Sungai Telang yang tidak ada gajinya serta memeprjuangkan kondisi lokal yang tidak ada meja dan kursinya. Dua lokal di SD Sungai Telang tidak ada kursi dan mejanya, maka itu kami harap Disdik bisa memperhatikan hal tersebut. Selain itu kami juga meminta agar SD Sungai telang itu bisa dinegerikan, tukasnya. Surip juga menyatakan kesiapannya untuk membantu serta mendampingi masyarakat kabupaten Bungo untuk mendapatkan hak-haknya dari pemerintah daerah. Yang jelas, Gerindra akan selalu ada dan siap untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Bungo, pungkasnya.

Gerindra Bungo Optimis 6 Kursi


Ketua DPC partai Gerindra Kabupaten Bungo, Surip Hariyanto mematok target 6 kursi untuk Gerindra di DPRD Bungo 2014 mendatang. Menurut Surip, target itu tidaklah sulit untuk diwujdukan. Pasalnya, saat ini partai Gerindra Bungo merupakan salah satu partai yang selalu memperjuangkan kepentingankepentingan masyarakat Bungo. 2014 nanti kami optimis bisa meraih 6 kursi di DPRD Bungo. Untuk itu saat ini kader-kader Gerindra sudah mulai menyisir seluruh wilayah yang ada di Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun, tegasnya. Sebanyak 6 kursi yang ditargetkan itu sesuai dengan jumlah dapil yang

Kabinet Baru Masih Neolib


Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra mengkritik

reshuffle kabinet yang sudah dilakukan oleh Presiden SBY. Gerindra secara khusus kemudian menyoroti tim ekonomi yang masih berpaham neolib. Orang-orang yang ditempatkan di tim ekonomi di kabinet, tidak menjanjikan. Masih pro pasar bebas, pahamnya masih neoliberalisme, kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon. Fadli mengungkap, sebenarnya yang diperlukan di dalam kabinet terutama di tim ekonomi adalah orang-orang yang tahu betul kebutuhan rakyat. Figur yang ditempatkan di tim ekonomi, Fadli menegaskan, masih jauh dari harapan. Tak akan ada perubahan yang berarti pascareshuffle kabinet ini. Harusnya, menempatkan orangorang yang tahu kondisi rakyatnya, kalau perlu kepala Pasar Tanah Abang ditempatkan di kabinet, tegasnya.Tak ada langkah kongkrit, lanjut Fadli lagi, soal perombakan kabinet. Figur-figur yang ditempatkan, malah sebetulnya bukan yang tepat untuk mengisi posisinya. Secara khusus, Fadli kemudian menyayangkan sikap Presiden SBY yang mengganti Fadel Muhammad sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Fadel, adalah salah satu figur terbaik di dalam kabinet yang seharusnya tak patut diganti. Dia berani dan punya kapasitas, dan pro rakyat. Kami tidak melihat penggantinya lebih baik dari Fadel Muhammad, tandas Fadli Zon.

Garuda Magz - November 2011

17

Foto : Istimewa

EVENT

Komitmen Gerindra Membangun bangsa


amalkan di tengah-tangah masyarakat, jangan hanya sekadar ucapan belaka, tegasnya saat memberi sambutan dalam pelantikan itu. Menurut Hashim yang juga Ketua Badan Seleksi Organisasi Partai Gerindra ini, ikrar tersebut terkait dengan bagaimana kita mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan dari seperti yang diamanahkan para pendiri bangsa. Cita-cita proklamasi dari para pendidi bangsa itu tertuang dalam UUD 1945. Jadi untuk tidak main-main dengan ikrar yang diucapkan para kader Partai Gerindra, ujarnya mengingatkan. Sementara, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Bogor, Sopian Ali Agam, dalam sambutannya menyampaikan komitmennya sebagai kader untuk terus berusaha semaksimalnya dalam menjalankan dan mengamalkan ikrar yang telah diucapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat sesuai amanah Partai Gerindra. Kita akan berupaya untuk tetap komit membangun bangsa ini sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945 dan Partai Gerindra, paparnya. Sopian menambahkan, kader Partai Gerindra akan terus bekerja keras untuk meperjuangkan dan menyuarakan aspirasi rakyat. Tentunya hal ini dilakukan untuk sebuah perubahan dan kesejahteraan bagi rakyat. Partai Gerindra akan tetap berupaya untuk mewujudkan sebuah perubahan yang berpihak kepada kepentingan dan ke-sejahteraan rakyat, tegas Ketua DPC Kota Bogor yang sekaligus duduk sebagai anggota DPRD Kota Bogor. Dalam kesempatan itu turut hadir anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra sekaligus anggota DPR-RI, Martin Hutabarat, sejumlah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Barat, serta sejumlah undangan baik dari pemerintahan maupun dari partai politik.

i hadapan ratusan kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Bogor, Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo kembali menegaskan komitmen Partai Gerindra dalam membangun bangsa. Penegasan itu disampaikan Hashim saat mengambil sumpah ratusan kader yang diangkat menjadi pengurus Pimpinan Anak Cabang dan Ranting se Kota Bogor, Jawa Barat di gedung Bale Binarum, pada Minggu (16/10) lalu. Dalam pelantikan 6 PAC dan 68 Ranting yang ada di Kota Bogor, mengajak para kader Partai Gerindra untuk menghayati, menjalankan dan mengamalkan sumpahnya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Ikrar ini disusun dengan sangat hati-hati dan masak-masak oleh para pendiri Partai Gerindra. Jadi hanyati lalu jalankan dan Garuda Magz - November 2011

18

Gladian Nasional Pecinta Lingkungan Hidup


Dalam rangka membuat terobosan untuk turut melakukan perbaikan lingkungan hidup di bumi pertiwi, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menggelar Gladian Nasional Pecinta Lingkungan Hidup. Aksi sosial yang akan diikuti kader Gerindra dan masyarakat umum khususnya generasi muda sekitar 500 peserta ini dilaksanakan di daerah Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta yang berlangsung pada 11-13 Nopember 2011 merupakan rangkain kegiatan dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Gladian Nasional Lingkungan Hidup yang merupakan kegiatan partai internal-terbuka. Dimana kegiatan ini terbuka untuk kader, simpatisan dan masyarakat umum menyatu sebagai bentuk aksi generasi muda terhadap perbaikan lingkungan hidup, demikian ditegaskan Ketua Pelaksana, Waskita Rini. Menurutnya, kegiatan ini tak sekadar

untuk meraih simpati dari kalangan generasi baru, melainkan untuk merangsang gairah publik untuk berkreasi guna memperbaiki lingkungan hidup yang kondisinya sudah mengkhawatirkan. Selain itu tentunya, aksi sosial ini diharapkan mampu mendorong kesadaran kalangan pengusaha agar bersedia berpartisipasi memberikan rangsangan kepada mereka yang berkreasi memperbaiki lingkungan, dengan menyalurkan program CSR (Corporate Social Responsibilty) secara tepat sasaran. Setidaknya program ini akan menumbuhkan kesadaran kader Gerindra terhadap pentingnya mengatasi masalah lingkungan hidup, terang Rini yang juga menjabat sebagai Ketua Departemen Perbaikan Lingkungan Hidup DPP Partai Gerindra. Untuk itu, lanjut Rini, program ini diharapkan akan menjadi agenda rutin tahunan dan berkesinambungan.

Pasalnya, selain memberi bekal kepada generasi muda dalam rangka penyelamatan lingkungan hidup, juga merupakan kontribusi nyata Partai Gerindra kepada Tanah Air tercinta.

SATRIA Gelar Kampanye Donor Darah


Sejumlah relawan SATRIA (Satuan Relawan Indonesia Raya) menggelar Kampanye Donor Darah dengan membagikan bunga kepada para pengguna jalan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta pada Jumat (28/10) lalu. Kampanye tersebut dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda dan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut peduli akan kebutuhan dan persediaan darah di Indonesia. Tak sekadar kampanye, usai melakukan aksi damai di bundaran HI, para relawan Satria pun menggelar aksi donor darah. Kegiatan donor darah sendiri dilakukan di sekretariat Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta yang berlokasi di jalan Kramat Raya. Aksi donor darah ini diikuti oleh sekitar 100 orang relawan. Setidaknya dalam aksi donor darah itu, Satria DKI berhasil mengumpulkan 10.000 cc darah. Setidaknya kita tidak sekadar melakukan kampanye mengajak orang lain untuk donor darah, tapi kita pun melakukannya usai kegiatan di HI, ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) Heru Djohansyah kepada Garuda. Garuda Magz - November 2011 19

SUARA PARLEMEN
dana tersebut sehingga rasa keadilan terpenuhi dan akhirnya mampu mensejahterakan rakyat Papua. Alhasil tuntutan rakyat Papua pelan-pelan akan terpenuhi. Lebih jauh, Muzani menginginkan penyaluran dana Otsus harus dirasakan masyarakat Papua guna meningkatkan sumber daya, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, kebudayaan, termasuk pembangunan infrastruktur yang memadai. Terkait penyelenggaraan Kongres Papua, Muzani menilai itu termasuk tindakan makar dan separatisme. Pemerintah harus segera menangani masalah Papua dengan cepat, tepat, namun tidak terpancing. Ia mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak salah dalam menangani masalah di Papua. Bila salah, akan timbul provokasi yang kedua seperti peristiwa Santa Cruz, Timor Tomur dahulu. Ketika itu reaksi internasional sangat besar. Kalau ini salah dan dibiarkan berlarut-larut, akibatnya bisa fatal, tutupnya.

Foto : Istimewa

Komisi III DPR Pertegas Status KPK


Komisi III akan melakukan revisi terhadap UU No 30 Tahun 2002 tentang KPK. Permasalahan paling krusial dalam revisi UU tersebut adalah status KPK. Banyak catatan soal revisi UU KPK ini, tetap yang paling krusial adalah bagaimana ke depan KPK ini. Dan yang paling utama adalah status KPK, mau ad hoc apa kemudian mau dijadikan sebagai lembaga permanen, ujar politisi Gerindra yang juga anggota Komisi III DPR, Desmond J Hahesa. Menurut Desmond, bila KPK akan dipertahankan sebagai lembaga Ad Hoc, maka harus dipertegas mengenai jangka waktunya. Bila KPK akan dipermanenkan maka juga perlu dipersiapkan infrastruktur pendukungnya. Pimpinan KPK yang dulu kan pernah mengeluh, soal gedung dan tahanan tersendiri. Kalau KPK akan dipermanenkan maka ini harus dipikirkan juga, terangnya. Untuk itulah, menurut Desmond diperlukan masukan publik tentang format KPK ke depan. Saat ini Komisi III akan meminta banyak masukan dari masyarakat. Makanya kita butuh masukan, bagaimana seharusnya format KPK ke depan. Dan ini lebih penting dibanding soal kewenangan dan lainnya. Kalau statusnya sudah jelas baru bicara soal kewenangan dan lain-lain, imbuhnya. 20 Garuda Magz - November 2011

Evaluasi Dana Otsus Papua


Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Ahmad Muzani menyatakan pengelolaan dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua sebesar Rp29 triliun yang dikelola oleh gubernur rawan dikorupsi. Karena itu, Pemerintah Pusat harus mengevaluasi pengelolaan dana Otsus demi kesejahteraan masyarakat Papua. Pemerintah pusat memberikan kewenangan yang sangat besar kepada gubernur Papua untuk mengelola dana Otsus. Kewenangan yang besar itu memberi peluang terjadinya penyalahgunaan atau korupsi yang besar karena terpusat pada satu orang, kata Muzani. Menurut Muzani, Pemerintah Pusat harus mengubah skema pembagian

Parpol Jangan Gerogoti APBN


Bantuan pendanaan partai politik (parpol) oleh negara sejatinya tidak boleh menggerogoti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab, konsekuensi parpol adalah mampu mandiri. Kalaupun ada bantuan dari negara itu sebaiknya

Foto : Istimewa

pidato, dan tidak pernah teralisasi dalam kebijakan.Kalau itu, selalu sekadar retorika atau apa? SBY ini yang kurang adalah ketegasan untuk melaksanakan pidatonya, kata Martin. Ia mengaku terkejut mengapa secara tiba-tiba SBY ingin membuka kembali kasus Century. Padahal sejak lama DPR meminta agar kasus itu dibongkar sebab negara berpotensi dirugikan sekitar Rp 6,7 triliun. Karena itu, ia tidak berharap banyak terhadap angin surga yang diembuskan SBY. Kita tunggu pembuktian kata-katanya. Apakah ini bukan hanya pencitraan? sindir politikus Partai Gerindra itu.
Foto : Istimewa

Wakil Menteri Perburuk Kinerja


termasuk mendatangkan kader-kader, katanya. Karena itu, Martin mengusulkan, Presiden mengambil inisiatif dan mengajak para pimpinan parpol untuk mendiskusikan biaya ideal operasional parpol. Ketika semua parpol bersepakat lantas Presiden, yang juga Ketua Dewan Pembina partai terbesar, meminta semua pimpinan parpol menandatangani pakta integritas untuk tidak melakukan korupsi. Pakta integritas bersama para pimpinan parpol sangat penting. Sebab, selama ini kan parpol hanya menandatangi pakta integritas agar pemilu berlangsung lancar, katanya. Martin menambahkan, jika semua parpol bersepakat menandatangani pakta integritas maka kemudian baru bisa mendorong perbaikan UU Parpol. Partai Gerindra ikut menyoroti adanya jabatan wakil menteri. Gerindra menilai posisi tersebut justru akan memperburuk kinerja kementerian. Pengangkatan wakil menteri baru yang sudah diumumkan berjumlah lebih dari 10 orang ini mencerminkan keinginan SBY, kata Juru Bicara Partai Gerindra Martin Hutabarat. Menurut Martin, jika Presiden SBY merasa ada kementerian kurang baik kinerjanya, langkah lebih tepat adalah mengganti menterinya. Jabatan wakil menteri akan memperburuk kinerja kementerian, apabila tidak sejalan dengan menterinya. Bisa-bisa menimbulkan dualisme yang membuat kementerian tersebut malah semakin memburuk kinerjanya, ujar dia. Martin melihat, pengangkatan wakil menteri adalah keinginan SBY. Bukan atas permintaan atau keinginan menterinya. Ketidakpuasan rakyat atas kinerja pemerintahan direspon tidak pas oleh Presiden. Pengangkatan wakil menteri ini banyak yang tidak diketahui menterinya. Seorang menteri ketika saya tanya apakah pengangkatan wakilnya atas permintaannya, mengatakan bahwa ia pun tidak dilibatkan dalam pengangkatan itu, bebernya Garuda Magz - November 2011 21

hanya untuk dua bidang, yakni bidang operasional dan kaderisasi, kata Penasihat Fraksi Partai Gerindra di DPR Martin Hutabarat. Anggota Komisi III ini melanjutkan, pada prinsipnya uang negara harus bisa membantu parpol agar parpol tidak berprilaku koruptif. Ini agar parpol tidak bermain-main di anggaran negara. Tetapi, itu hanya kepada dua bidang saja, katanya. Martin berpendapat, pada bidang operasional organisasi seharihari. Misalnya, sewa kantor dan menggaji karyawan. Kedua adalah kaderisasi. Parpol membuat rencana kaderisasinya setiap tahun yang itu dibantu negara. Jangan anggaran membiayai parpol untuk mencalonkan gubernur atau bupati. Jangan lagi seluruh anggota parpol bergaji itu salah. Yang hanya digaji hanyalah staf sekretariat parpol, katanya. Menurut dia, ada sekitar 500 pengurus DPC Partai Gerindra di 33 DPD. Karena itu, untuk mencapai hitungan ideal, pemerintah harus melakukan dialog dengan para pimpinan parpol. Berapa biaya operasional pendidikan kaderisasi. Pengeluaran Partai Gerindra untuk pelatihan kaderisasi di tingkat pusat sebesar Rp 5 miliar per sekali latihan. Gerindra melakukan pelatihan sekitar 4 kali per bulan. Sekali latihan itu diikuti sekitar 500 orang. Biaya itu belum

Penuntasan Century Hanya Retorika

Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat memuji pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta aparat penegak hukum menuntaskan penyelesaikan kasus bailout Century. Menurut Martin, selama ini pidato SBY selalu berhenti di

PROFIL

Soepriyatno
Oleh Hayat Fakhrurrozi Foto Dok. Pribadi

Kebijakan Pro rakyat


22 Garuda Magz - November 2011

Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur

aginya politik adalah alat perjuangan untuk berbuat sesuatu bagi rakyat. Tentu saja menciptakan kondisi yang lebih baik dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Inilah yang tengah diperjuangkan Ir. Soepriyatno, MBA, di gedung wakil rakyat, di bawah bendera Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Termasuk ketika diberi amanah untuk memulihkan kondisi internal partai di wilayah Jawa Timur. Sebelum terjun ke panggung politik, pria berusia 45 tahun ini lebih dikenal sebagai pengusaha. Tak hanya itu, ia juga aktif di beberapa organisasi kepemudaan. Luasnya jaringan yang dimiliki, mau tidak mau akhirnya bersinggungan dengan dunia politik. Terlebih ketika ia bergabung di sejumlah usaha yang dijalankan oleh Prabowo Subianto.

meraih suara sebanyak 118.443 suara yang merupakan perolehan suara terbanyak di Partai Gerindra. Ia pun berhasil melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat dan kini duduk di Komisi IX yang membidangi masalah kesehatan, tenaga kerja dan transmigrasi, serta kependudukan. Sebagai anggota sekaligus menjabat Wakil Ketua Komisi IX, ia terus memperjuangkan yang selama ini menjadi aspirasi rakyat. Salah satunya adalah soal Rancangan Undang Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (RUU BPJS) yang setelah melewati 50 kali rapat yang akhirnya disahkan dalam sidang paripurna DPR menjadi undangundang (UU) pada akhir bulan lalu. Meski memang, implementasi dari UU tersebut baru bisa dirasakan rakyat paling cepat pada 2014 nanti. Kita

Wajar, dalam setiap perjuangan pasti ada saja pihak yang merasa tidak senang dengan hasil yang ada
- soepriyatno Awalnya, kata Soepri, ia hanya sekadar membantu mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Prabowo Subianto saat masih bergabung di Partai Golkar. Di sanalah ia mendapat tempaan politik praktis langsung dari Prabowo. Awalnya saya hanya bantubantu beliau saja,kenangnya. Seiring berjalannya waktu, ia diminta untuk membantu persiapan pendirian Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Adalah Fadli Zon, rekan bisnisnya yang memintanya untuk ikut bergabung ke Gerindra. Tanpa pikir panjang, ia menyanggupinya. Tak heran, bila ia termasuk dalam salah satu jajaran pendiri partai berlambang kepala burung garuda ini. Pada pemilu 2009 lalu, ia pun dicalonkan sebagai calon legislatif untuk DPR pusat di daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur XI, meliputi Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, Sampang, dan Sumenep (Madura). Tak tanggung-tanggung, pria kelahiran Surabaya, 19 Oktober 1966 ini mampu lihat kemampuan pemerintah pada tahun itu, maka tidak ada masalah, tandas lulusan Instutut Pertanian Bogor (IPB) ini. Permasalahan yang tak kalah pentingnya yang tengah diperjuangkannya di Komisi IX adalah persoalan keberadaan puskesmas dan fasilitasnya yang selam ini kurang memadai. Sejauh pengamatannya, di beberapa daerah selama ini keterjangkauan terhadap puskesmas sangat sulit. Kalau pun ada, menurutnya tak ditunjang dengan fasilitas yang semestinya. Begitu pula dengan keberadaan Posyandu dan Keluarga Berencana (KB) yang kini sudah tak diminati lagi. Ini yang tengah menjadi prioritas Partai Gerindra yang diperjuangkan kadernya di Komisi IX, tegas suami dari dr Karlina, MARS pemilik salah satu rumah sakit di bilangan Depok, Jawa Barat ini. Kenapa menjadi prioritas, menurutnya, KB merupakan program yang menentukan perencanaan perjalanan negara ke depan. Pasalnya,

dengan sumber daya manusia yang berkualitas, jumlah anak yang terukur sehingga kontribusi kepada lingkungan menjadi lebih baik. Program revitalisasi KB harus didukung, sehingga perencanaan bangsa dan Negara ini lebih baik. Orang kaya yang banyak anak aja banyak masalah, aapalagi orang miskin, lebih bermasalah lagi, ujarnya. Selain sibuk di gedung wakil rakyat, Soepri pun mendapat kepercayaan untuk membenahi Partai Gerindra di Provinsi Jawa Timur yang tengah dirundung berbagai masalah dalam kepengurusan. Berkat kepiawaian serta keberaniannya, akhirnya ia pun ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Provinsi Jawa Timur. Kini di bawah kepemimpinannya, kondisi Gerindra Jawa Timur mulai kian kondusif. Meski memang, diakuinya masih ada satu dua persoalan. Wajar, dalam setiap perjuangan pasti ada saja pihak yang merasa tidak senang dengan hasil yang ada. Namun itu akan terus saya minimalisir sehingga menjadi kondusif dan nyaman bagi semua kader partai, tegasnya. Saat ini, sebagai pimpinan partai di daerah Jawa Timur yang notebene memiliki lima orang wakil di Senayan ia terus melakukan konsolidasi dengan seluruh jajaran kepengurusan hingga ke tingkat bawah demi menjaga perjuangan partai. Kita berikan mereka ketenangan dalam bekerja dan tidak membebaninya dalam menjalankan roda organisasi, jadi sesuai kemampuannya saja, ujar politisi muda yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia, sebuah organisasi sayap dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini. Ke depan, ia berharap Gerindra sebagai partai mampu menyiapkan dan menciptakan kader-kader yang profesional di bidangnya masing-masing. Dan yang terpenting adalah tetap menjadi partai yang menjaga keberpihakannya kepada rakyat. Disadari atau tidak, arah angin perhatian rakyat tengah menuju ke partai Gerindra, ungkap politisi yang juga menjadi penasehat Gerakan Pemuda Anshor Jawa Timur ini. Garuda Magz - November 2011 23

SOSOK

Naskah dan Foto oleh Hayat Fakhrurrozi

Gunadi Ibrahim Menjaga Kepercayaan rakyat


Ketua DPD Partai Gerindra Lampung

24

Garuda Magz - November 2011

enang, tapi meyakinkan dan penuh optimisme. Seperti itulah Gunadi Ibrahim, SE (49) dalam menyikapi berbagai masalah. Termasuk dalam aktivitas politiknya sebagai wakil rakyat, ketika ia dipercaya untuk memimpin Partai Gerindra di tanah kelahirannya, Lampung. Berkat kepiawaian dan luasnya jaringan yang dimiliki, Gunadi berhasil membangun partai berlambang kepala garuda dalam waktu singkat. Tak hanya itu, kerja kerasnya dalam pesta demokrasi 2009 lalu, membuahkan hasil maksimal dengan mengantarkan dua orang wakil rakyat ke Senayan, yakni dirinya dan Ahmad Muzani Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra. Meski diakui olehnya, diawal perjuangannya membentuk partai baru itu, tak sedikit orang yang mengejeknya. Bahkan ada teman-teman sejawatnya

kan di Komisi V yang membidangi masalah perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan desa dan kawasan tertinggal. Ini sesuai dengan kapasitas saya sebagai orang yang pernah terjun di dunia usaha yang bergerak di bidang infrastruktur, kata politisi yang sebelum terjun di panggung politik praktis, lebih dikenal sebagai pengusaha di bidang kontruksi. Tentunya, sebagai wakil rakyat yang sekaligus menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Provinsi Lampung membutuhkan waktu dan perhatian ekstra. Untuk itu, ia pun menerapkan manajemen kendali dan kepercayaan penuh pada seluruh jajarannya dalam menjalankan tugas menjaga dan membesarkan partai. Rupanya, gaya kepemimpinan serta manajemen yang diterapkannya sudah berjalan sebagaimana mestinya. Sehingga ia bisa

Saya lihat, respon masyarakat begitu antusias, karena program Gerindra mudah dan bisa diaplikasikan di lapangan.
- Gunadi ibrahim yang menganggap dirinya tengah terbuai mimpi. Namun semua itu tak lantas membuat semangatnya mengendur. Waktu itu banyak orang menganggap saya mimpi di siang bolong, urainya. Memang, keputusannya untuk bergabung ke partai besutan Prabowo Subianto itu banyak dinilai teman sejawatnya terlalu mengada-ada. Betapa tidak, saat itu pria kelahiran, Bandar Lampung, 19 Maret 1962 ini masih tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Lampung. Namun tekadnya sudah bulat, terlebih setelah menemui Prabowo dan mendapat mandat langsung darinya, ia pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Di pemilu 2009 lalu, Gunadi yang berlaga di Daerah Pemilihan (dapil) II yang meliputi Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Timur, Tulang Bawang dan Way Kanan berhasil meraih suara sebanyak 34.280 suara. Kini, ia pun ditempatfokus menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat dan tak perlu repot bolak balik Jakarta Lampung. Hanya jika dipandang perlu dan penting yang harus ditangani baru saya turun, termasuk memanfaatkan waktu reses untuk menemui konstituen saya. Lagian jarak Jakarta Lampung tidak jauh, ujarnya. Di wilayah Lampung, saat ini Gerindra boleh dibilang berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan sudah terbentuknya kepengurusan di seluruh tingkat ranting sebanyak 2800 ranting yang tersebar di 215 anak cabang (tingkat kecamatan). Bahkan di tingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang), jumlah pengurus ditingkatkan menjadi 50 orang. Bagi Gunadi, apa yang dilakukannya itu tidak sekadar untuk menghadapi 2014 mendatang, tapi sebagai bentuk konsolidasi dalam menjaga dan membesarkan Gerindra. Selain itu pihaknya kerap melakukan turun ke pelosok desa untuk

memperkenalkan dan menyampaikan langsung program-program aksi yang dicanangkan Prabowo lewat Gerindra. Sehingga ketika partai ini berhasil mengantarkan Prabowo ke kursi presiden, semua kader tidak kaget-kagetan. Saya lihat, respon masyarakat begitu antusias, karena program Gerindra mudah dan bisa diaplikasikan di lapangan, tegas pengusaha yang pernah aktif di Gapensi Lampung ini. Selama tiga tahun menahkodai Gerindra di wilayah Lampung, Gunadi banyak mendapat pelajaran dari cara dan gaya kepemimpinan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu selaku Ketua Dewan Pembina. Menurutnya, meski dibesarkan di dunia militer, Prabowo tak hanya memiliki ketegasan, keberanian dan kejujuran saja, tapi pemikirannya begitu visioner. Di Gerindra ini satu suara, satu komando, inilah yang membuat kita adem. Namun bukan berarti tidak demokratis ya, tapi semua itu karena kita solid, ujar ayah tiga orang anak ini. Untuk itu, Gunadi pun bertekad untuk mengembangkan dan membesarkan partai dengan sepenuh hati. Tak tanggung-tanggung, meski pemilu 2014 masih tiga tahun lagi, ia sudah menargetkan daerahnya bisa mengumpulkan suara sebanyak 18 persen. Dengan kata lain, Lampung mampu mengantarkan minimal tiga kursi di DPR pusat. Tentu, target ini bukan sekadar ngecap, tapi berdasarkan perhitungan yang matang dan kondisi real di lapangan. Kalau kita turun ke desa-desa, orang desa tahu kalau Gerindra itu Prabowo dan Prabowo itu ya Gerindra. Kita tinggal menjaga dan meningkatkan tingkat kepercayaan rakyat yang mulai mengarah ke Gerindra, katanya. Meski diakuinya, dengan kondisi itu tantangan serta ujian yang dihadapinya pun kian berat. Karena tak dipungkiri, partai lain pun tengah mempersiapkan amunisi-amunisi menjelang 2014 mendatang. Namun Gunadi sudah memiliki strategi jitu untuk memenangkan peperangan nanti. Biasalah semakin kita berada di puncak, makin kencang anginnya, bahkan bisa jadi banyak angin-angin buatan, tandasnya. Garuda Magz - November 2011 25

OPINI

Ke Mana arah Prioritas Pendidikan Nasional?


oleh : Prof. Dr. hafid abbas*
Foto : Istimewa

ada 23 Maret lalu harian Kompas melaporkan bahwa sampai saat ini 88,8 per-sen sekolah di Indonesia, mulai SD hingga SMA/SMK, belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Berdasarkan data yang ada, 40,31 persen dari 201.557 sekolah di Indonesia di bawah standar pelayanan minimal, 48,89 persen pada posisi standar pelayanan minimal, dan hanya 10,15 persen yang memenuhi standar nasional pendidikan. Dengan keadaan itu, pemerintah justru gencar menggelontorkan dana menciptakan rintisan sekolah bertaraf internasional: 0,65 persen. Sedikit sekali sekolah kita yang memenuhi persyaratan. Bagaimana implikasinya terhadap mutu lulusan yang diharapkan? Orangtua tentu mulai khawatir jika pendidikan yang tengah atau akan dijalani anaknya di berbagai jenjang dan jenis pendidikan jauh dari mutu yang diharapkan. Berbahayalah jika masyarakat hilang kepercayaan kepada pemerintah atas kemampuannya menyediakan layanan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi semua warga negara.

iNDoNEsia-Malaysia
Risau seperti itu sudah lama muncul. Pada 2003, Menko Kesra Jusuf Kalla menugaskan seorang deputinya membandingkan mutu pendidikan kita dengan Malaysia. Kajian itu menunjukkan bahwa tingkat kesukaran ujian akhir jenjang SD di Malaysia untuk Bahasa Inggris relatif sebanding dengan tingkat kesukaran ujian akhir jenjang SLTA di Indonesia. Untuk IPA dan Matematika, tingkat kesukaran jenjang SLTP relatif sebanding dengan jenjang SLTA. Artinya, Indonesia relatif tertinggal dari Malaysia 3-6 tahun dalam tingkat kesukaran materi ujian nasional. Standar kelulusan nasional Malaysia dengan tingkat kesukaran

itu pada 2003 adalah 6, sedangkan Indonesia 3. Ini berarti, jika Indonesia meningkatkan standar kelulusannya 0,5 setahun, kita baru mencapai keadaan seperti Malaysia (2003) pada 2009. Jadi, Indonesia tertinggal 9-12 tahun dari Malaysia. Tanpa bermaksud mengecilkan arti dan keberadaan sekolah bertaraf internasional (SBI) yang gencar dikembangkan itu, yang terpenting pada hemat saya adalah bagaimana kebijakan pengelolaan pendidikan dilakukan dengan langsung menyentuh inti peningkatan kualitas proses belajar-mengajar yang berlangsung di ruang kelas. Malaysia kelihatannya tak tergila-gila mengembangkan SBI. Ia membenahi halhal pokok. Jika proses pengelolaan belajarmengajar tak berkualitas, sebaik dan selengkap apa pun sarana dan prasarana sekolah, mutu pendidikan kita akan tetap tertinggal. Yang perlu dipikirkan, bagaimana sampai pada titik temu, prioritas penggunaan anggaran untuk peningkatan kesejahteraan guru yang secara nyata berdampak pada peningkatan mutu proses belajar-mengajar, dan selanjutnya mutu lulusan dan mutu pendidikan secara keseluruhan. Guru diberi insentif mengembangkan media belajar, misalnya, demi meningkatkan kualitas belajar-mengajarnya. Kelihatannya masih relevan ditelaah laporan Katarina Tomasevski, Special Rapporteur PBB (2001), yang mengkaji mutu pendidikan di Indonesia. Ia mengungkapkan, mutu pendidikan kita amat rendah. Meski gaji guru dinaikkan dua-tiga kali lipat, kebijakan itu tetap tak berdampak pada perbaikan mutu. Alasannya, jam mengajar guru hanya rata-rata 2,5 jam per hari atau 15 jam per minggu. Akibatnya, sulit ditemukan guru yang tak bekerja rangkap dalam berbagai bentuk: ada yang berbisnis, ada yang honorer di berbagai sekolah lain sehingga tugas utamanya terabaikan.

Gila iJazah
Hal ini diperburuk dengan banyaknya topik bahasan dalam kurikulum yang harus diajarkan guru. Meski siswa belum menguasai suatu konsep atau topik bahasan, guru harus pindah lagi ke topik lain. Akibatnya, sampai tamat, siswa tidak menguasai apa-apa karena hanya mempelajari setiap pokok bahasan secara sepintas tanpa pernah mengalami bagaimana indahnya dan menyenangkannya cara mengetahui pengetahuan. Dengan keadaan seperti itu, Katarina terkesan bahwa sekolah di Indonesia hanya memberi ijazah yang jauh dari mutu yang diharapkan. Gejala penyakit gila ijazah itu terlihat jelas pada saat menjelang pemilu atau pemilukada. Begitu banyak kasus ijazah palsu di berbagai kabupaten dan kota. Keadaan seperti itu belum banyak berubah. Yang juga diangkat Katarina, adanya diskriminasi promosi karier guru: 53 persen dari jumlah keseluruhan guru SD, 43 persen guru SLTP, dan 34 persen guru SLTA adalah wanita. Namun, yang dipromosikan menjadi kepala sekolah SD hanya 27 persen, SLTP 11 persen, dan SLTA 10 persen. Praktik diskriminasi seperti ini telah meredupkan motivasi guru berprestasi meningkatkan mutu belajar-mengajar. Inilah beberapa catatan elementer yang kelihatannya belum banyak mendapat perhatian oleh pengambil kebijakan pendidikan nasional. Jika pengembangan SBI tetap prioritas, kiranya hal itu tidak menimbulkan kesenjangan pengetahuan antaranak didik karena amat berbahaya pada masa depan. Kesenjangan ini saya nilai jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan kesenjangan lain karena akan menciptakan keretakan peradaban dan keretakan generasi yang kelak mengancam sendi kekukuhan NKRI. * Guru Besar FIP Universitas Negeri Jakarta - Mantan Dirjen Perlindungan HAM dan Konsultasi UNESCO untuk Wilayah Asia-Pasifik

26

Garuda Magz - November 2011

Ketua Dewan Pembina PARTAI GERINDRA Letjen (Purn) H. Prabowo Subianto Mengucapkan Selamat Idul adha 1432h
Garuda Magz - November 2011 27

KOLOM

Pemimpin yang Berkarakter


Andi Seto Gadhista Asapa, SH, LLM
Pemimpin Redaksi

Cristina Fernandez tetap rendah hati, tidak sesumbar dengan janji-janji manis ketika dipilih kembali memimpin Argentina. Berpidato dari sebuah hotel di pusat Ibu Kota Buenos Aires yang disiarkan televisi setempat, Oktober silam, perempuan berusia 58 tahun itu berseru, Yang saya inginkan hanyalah untuk terus membantu, terus membuat Argentina tumbuh. Saya ingin terus mengubah sejarah.

ernandez memang populer di antara para pemilih muda. Program-programnya mengubah masyarakat dengan menggunakan sumber daya untuk meningkatkan pendapatan, menciptakan lapangan kerja, mengembalikan kapasitas industri, dan memangkas kemiskinan. Produk domestik bruto (GDP) riil negara berpenduduk 40 juta jiwa itu tumbuh 94 persen. Pakar ekonomi Mark Weisbrot menyebut angka itu tercepat di belahan bumi Barat dan sekitar dua kali lipat dari Brasil, pertumbuhan yang dinilainya meyakinkan. Weisbrot lalu berkata, Ini sebuah pesan tua demokrasi: Anda penuhi apa yang Anda janjikan, dan rakyat akan memilihmu. Pesan normatif itu menyiratkan betapa pentingnya ucapan dan perbuatan berjalan seiring dari seorang pemimpin. Berjanji apalagi kepada Garuda Magz - November 2011

rakyat yang telah memilihnya haruslah dipenuhi. Berucap berdiri di garis depan membe-rantas korupsi mesti ditunjukkan dalam tindakan nyata. Retorika yang memukau menjadi tak bermakna tanpa diikuti langkah konkrik. Seorang pemimpin adalah pengemban amanah. Amanah tak cukup hanya dijawab dengan kesungguhan bekerja keras. Kesungguhan bekerja keras tanpa arah yang jelas tak banyak member arti untuk tidak menyebut sebuah kesiasiaan. Hasilnya tak banyak dirasakan oleh rakyat pemberi amanah. Ketidakjelasan arah antara lain ditunjukkan dengan ketidakkonsistenan antara ucapan dan tindakan. Kebijakan bisa berbelok arah hanya karena kepentingan tertentu, bukan kepentingan rakyat kebanyakan. Ketidakkonsistenan dalam berucap dan bertindak meluluhkan kepercayaan yang sudah ada. Kepercayaan yang menipis membuat

kepemimpinan tidak efektif. Pemimpin yang amanah seyogya tidak lembek. Ia harus bertindak tegas untuk kepentingan yang lebih besar. Kritik atas sebuah kebijakan haruslah dijawab dengan kerja nyata. Pemimpin yang amanah mestinya lebih takut kepada rakyat pemberi amanah dari pada kepentingan seseorang atau kelompok tertentu. Pemimpin diberi kewenangan memerintah, bukan sebatas meminta. Kepergian Gayus Halomoan Tambunan ke luar negeri saat dalam status tahanan tidak cukup dengan meminta pihak berwenang mengusut tuntas kasus yang menciderai rasa keadilan itu. Harus ada perintah untuk mengusut hingga diketahui persis biang di balik kepergian karyawan Ditjen Pajak golongan III yang tersangkut kasus korupsi tersebut. Ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada institusi pemerintah yang berwenang me-

28

ngumpulkan pajak dari masyarakat itu. Keberanian seorang pemimpin menindak bila perlu mengganti pembantunya yang tidak melaksanakan perintah sangat diperlukan. Hanya dengan begitu arah yang ingin dituju akan tercapai. Sebagaimana halnya Gayus, nyanyian Nazarudin yang menyebut nama

Fo to :

Ist im

ew a

menyalahi aturan, tapi langkah itu menciderai rasa keadilan masyarakat. Kita tentu tak ingin terperosok dua kali di tempat yang sama. Kita membutuhkan pemimpin yang berkarakter kuat, bukan pemimpin yang lembek. Kita merindukan pemimpin yang memiliki visi mengutamakan kesejahteraan rakyat

Tidak akan lahir pelaut ulung di laut yang tenang. Kalimat bijak itu mungkin ada benarnya. Pemimpin dengan karakter kuat tidak tercipta dari lampu aladin. Ia hanya lahir dari sosok yang rekam jejaknya teruji dalam menghadapi berbagai rintangan untuk bangsa ini, sebagaimana pelaut handal yang telah teruji melintasi gelombang dan badai.
seorang ketua umum partai politik ikut terlibat dalam pusaran kasusnya seyogya diikuti dengan perintah pengusutan, bukan sebatas minta diusut. Pegusutan tak hanya oleh Komisi Pembentasan Korupsi (KPK), tapi juga di internal partai. Hasilnya disampaikan kepada publik. Sayangnya, itu bukan langkah yang dipilih. Yang kemudian terjadi justeru muncul kesan adanya pembiaran ketika polisi memeriksa ketua umum partai penguasa itu di kantor Kepolisian Resort Blitar saat ia pulang kampung, bukan di Mabes Polri. Boleh saja berdalih tidak dan berani mengambil risiko untuk mencapai visi yang ingin ditujunya. Bukan pemimpin yang kerap menghindar dan melempar tanggung jawab kepada bawahan. Tidak akan lahir pelaut ulung di laut yang tenang. Kalimat bijak itu mungkin ada benarnya. Pemimpin dengan karakter kuat tidak tercipta dari lampu aladin. Ia hanya lahir dari sosok yang rekam jejaknya teruji dalam menghadapi berbagai rintangan untuk bangsa ini, sebagaimana pelaut handal yang telah teruji melintasi gelombang dan badai. Pemimpin semacam ini diyakini tidak

mudah membelokkan arah yang ingin dituju hanya karena takut popularitasnya merosot di mata masyarakat. Orangorang yang teruji tak terlalu mementingkan popularitas karena popularitas bukan tujuan. Popularitas akan datang dengan sendirinya. Ia akan mengikuti prestasi yang terukir, sebagai bonus atas kerja nyata. Popularitas tanpa prestasi semu. Pemimpin berkarakter seperti itulah yang diyakini bisa membawa bangsa ini lebih maju, pemimpin yang mau bekerja keras untuk kesejahteraan rakyat. Ucapan Cristina Fernandez, Presiden Argentina yang baru terpilih itu, mungkin bisa menjadi pelajaran. Ia menyatakan hanya ingin membuat negerinya tumbuh, mengubah sejarah pertumbuhan Argentina.

Garuda Magz - November 2011

29

MENUJU 2014
memilih Prabowo sebagai capres karena beberapa faktor. Menurut Ari, sebesar 66,5 persen masyarakat memilih karena tegas dan 19,9 persen memandang Prabowo memiliki kewibawaan yang cukup sebagai calon presiden. Sementara itu, Mahfud dipilih karena kejujurannya sebesar 37 persen, kepandaian 22,8 persen, dan ketegasan 21,7 persen. Adapun Sri Mulyani, sebesar 44,3 persen, masyarakat memilih dia karena kepandaiannya 27 persen, visioner, dan pekerja keras 10,3 persen. Aburizal Bakrie karena kekayaannya sebesar 65,4 persen, Din Syamsuddin 39,1 persen karena kejujurannya, dan Said Akil Siradj karena religiositasnya sebesar 35,4 persen. Jadi, dari data tersebut, tampak masyarakat sekarang ini cenderung rindu akan ketegasan. Boleh jadi ini merupakan bandul yang bergerak diametral karena publik menilai karak-ter kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang peragu, ujar Ari. Menurut Ari, karena penilaian karakter yang tegas kepada Presiden SBY telah bergerak ke sisi decisive, maka Prabowo menjadi satusatunya figur yang dipandang responden merepresentasikan ketegasan tersebut. Ia menilai, hal tersebut nantinya akan mengakibatkan beberapa tokoh senior tidak akan mengikuti kontestasi politik praktis lagi. Seperti Megawati, Sultan Hamengku Buwono, Jusuf Kalla, Amien Rais, Wiranto, mereka kemungkinan besar akan lengser keprabon, dan hanya menjadi guru bangsa. Dalam konteks ini, Prabowo bisa menjadi satu-satunya tokoh yang masih ada di ranah Pilpres 2014, kata Toto. Pengamat politik J Kristiadi mengatakan, hasil survei tersebut merupakan gambaran bahwa masyarakat kini memang membutuhkan sosok pemimpin tegas. Ia menilai, dengan kepemimpinan SBY yang terkesan ragu sekarang ini, menjadi pemicu rakyat untuk memilih calon lainnya yang lebih tegas dan berkarakter. Sosok tegas itu akan dibutuhkan untuk membawa bangsa ini ke arah mana. Dan, dengan nama Mahfud MD di bawahnya, itu akan menjadikan keseimbangan yang cukup baik bagi karakter pemimpin yang tegas dari militer, kata Kristiadi.

Foto : Mustafa Kemal

Prabowo Teratas Jadi Capres 2014


Hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menyebutkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Mahkamah Kontitusi Mahfud MD pa-ling banyak mendapat dukungan publik sebagai calon Presiden 2014. Survei yang dilakukan pada 3-8 Oktober 2011 tersebut menunjukkan 28 persen masyarakat memilih Prabowo sebagai calon presiden, sedangkan Mahfud sebesar 10,6 persen. Hasil survei disampaikan peneliti SSS, Ari Nurcahyo, saat melakukan konferensi pers di Jakarta pada akhir Oktober lalu. 30 Garuda Magz - November 2011 Teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling dengan menanyai 1.318 responden di 33 provinsi di Indonesia. Selain Prabowo dan Mahfud, beberapa calon lainnya yang dipilih masyarakat adalah Sri Mulyani dengan suara sebanyak 7,4 persen, Aburizal Bakrie 6,8 persen, Said Akil Siradj 6 persen, Din Syamsuddin 5,2 persen, Pramono Edhie Wibowo 4,2 persen, Jusuf Kalla 4,0 persen, Djoko Suyanto 3,2 persen, Hatta Rajasa 2,8 persen, dan Surya Paloh 2,5 persen. Ari mengatakan, alasan responden

Usung Prabowo Jadi Capres


Himbauan Taufik Kiemas agar tokoh-tokoh senior, terutama Megawati, tidak maju dalam Pilpres 2014 nanti, mendapat tanggapan berbeda. Partai Gerindra yang sudah hampir pasti mengusung Prabowo Subianto tak terpengaruh dengan pernyataan suami Megawati tersebut. Secara prinsip, kami setuju saja, tapi kan harus dijelaskan batasan senior yang disebut Taufik Kiemas itu seperti apa dulu, ujar Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani. Termasuk, lanjut dia, juga perlu ada penjelasan lebih lanjut terkait proses regenerasi yang dimaksud ketua MPR tersebut. Menurut dia, senioritas ataupun regenerasi untuk konteks calon presiden sebagai pemimpin tertinggi sebuah negara harus dipandang secara lebih luas. Tidak semata-mata dilihat dari sisi umur ataupun mereka yang pernah berlaga dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden. Kalau begitu cara memandangnya, Pak Prabowo tentu tidak ikut masuk, kata Muzani. Sebab, lanjut dia, meski pernah maju menjadi cawapres mendampingi Megawati, Prabowo belum pernah sekalipun menduduki jabatan presiden ataupun wakil presiden. Bahkan, menteri pun belum pernah sama sekali. Jadi, ide dan pemikiran membangun bangsa juga bisa dikatakan masih fresh, karena belum mendapat kesempatan mengaktualisasikan, tandasnya. Muzani juga memandang mantan danjen kopasus kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951, itu juga belum bisa dikatakan tua untuk ukuran calon pemimpin tertinggi sebuah bangsa. Kalau dilihat dari calon-calon kuat yang sudah muncul sekarang, beliau juga kan yang paling muda, imbuhnya.

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang, Prabowo Subianto, berpotensi mendominasi pemilihan presiden untuk zona Sulawesi Selatan. Prediksi tersebut dilansir salah satu lembaga survei di Sulsel Jaringan Riset Nasional (JRN). Kans Prabowo di Sulsel akan sangat dominan. Ada dua alasan, pertama, Pilpres selalu tergantung figuritas tidak pada partainya. Sosok Prabowo akan menjadi alternatif bagi publik. Kita tahu pada Pilpres 2009 masyarakat Sulsel antusias sekali dengan sosok Pak JK,kata Direktur Politik Jaringan Riset Nasional (JRN) Anis Kurniawan. Menurut Kurniawan, ada progres personal yang mirip antara JK dan Prabowo, misalnya dalam hal visi politik mereka dalam wacana perubahan mendasar dan isu-isu kebijakan pro nasionalisme dan kesejahteraan petani. Kedua, menurut Anis, Prabowo berpotensi disupport oleh pemilih muda yang jumlahnya mayoritas. Dibandingkan Aburizal atau Hattarajasa, Prabowo bisa merepresentasikan hasrat politik kaum muda yang pro perubahan radikal,ujarnya Untuk konteks Sulsel, Prabowo akan lebih muda menggaet basis pemilih muda apalagi kalau isu-isu pro perubahan jelas Anis Terkait relasi antara Pilgub dan Pilpres, Anis berpendapat, bahwa dua perhelatan ini sama sekali tidak berkaitan. Bisa saja Golkar menguat di Pilgub, tapi di Pilpres tidak.

banyak yang akan tampil di 2-3 tahun mendatang, ujarnya. Anies mengatakan, Pilpres 2014 merupakan pemilu ke empat pasca reformasi. Pada masa ini, sudah banyak kader yang cakap dan latar belakangnya adalah mantan aktivis di era pemerintahan Presiden Soeharto. Mereka sudah mature pada posisi-posisi tinggi. Kalau pemilu 2004 kemarin mereka dinilai belum mature, sekarang sudah banyak, ujarnya. Anies menambahkan, sistem di partai politik memang membuat jenjang seorang kader baru sangat lama. Untuk satu periode saja, lanjut Anies, kader baru perlu mengabdi pada parpol hingga lima tahun. Tapi juga jadi catatan dibutuhkan lebih dari orangtua legowo. Tapi anak muda harus menunjukkan positif sehingga diperhitungkan. Tapi kalau anak muda tidak menunjukkan ya orangtua tidak mau begitu saja lengser, ujar Anies.

Pendukung Mega Lari ke Prabowo


Lembaga survei Reform Institute menyatakan peluang Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014 kecil. Lalu, ke mana suara basis massa pendukung Megawati? Berdasarkan analisis kami, larinya ke Prabowo karena dinilai satu ideologi mengusung kerakyatan, kata Direktur Pengembangan Reform Institute, Abdul Hamid. Analisis Reform Institute menyebutkan, suara pendukung Megawati yang beralih ke Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo sangat signifikan, yakni sekitar 32 persen. Reform Institute tidak memasukkan Megawati dalam daftar 25 capres yang ditawarkan ke responden dalam survei terakhir. Lembaga ini menilai Megawati belum mampu menjaring suara sehingga menjadi calon terpilih. Dari tujuh kali survei yang dilakukan sejak 2007-2009, suara Megawati stagnan sekitar 16 persen. Garuda Magz - November 2011 31

Prabowo Dominan di Sulsel


Meskipun Sulsel diklaim sebagai lumbung Partai Golkar. Figur bakal kandidat Presiden RI pada

Pemilu memang masih tiga tahun lagi. Namun perdebatan siapa yang akan maju menjadi presiden 2014 mulai hangat diperbincangkan. Apakah yang mencalonkan diri adalah dari politisi lama? Atau justru wajah-wajah baru nanti yang menghiasi ramainya demokrasi 2014? Menurut Anies Baswedan yang juga merupakan rektor Universitas Paramadina, peluang kader baru masih besar dua hingga tiga tahun mendatang. Kader muda partai politik masih

Pilpres 2014, Kader Muda Unjuk Gigi

MENUJU 2014
Survei memasukkan putri Megawati, Puan Maharani, yang hanya mendapat 3,78 persen. Andaikan Megawati tetap mencalonkan diri, suaranya diprediksi tidak akan sampai mengantarkannya jadi calon terpilih. Kalau tetap 16 persen, ya hanya masuk putaran pertama seperti dalam Pemilu sebelumnya, ujar Hamid.Hasil survei menyatakan Aburizal Bakrie sebagai calon paling populer dengan suara 13,58 persen, disusul Prabowo Subianto 8,46 persen, Jusuf Kalla 7,06 persen, Hidayat Nur Wahid 5,17 persen, dan Ani Yudhoyono 4,13 persen. tidak mendidik demokrasi. Kecuali kalau survei itu dilakukan secara independen dan bukan dari salah satu kandidat, kata Fadli Zon. nikasi, saling berkunjung. Jadi tak perlu diragukan lagi kalau Prabowo bakal didukung PDI Perjuangan, jelas Muzani.

Ambang Batas Parlemen 4 Persen


Partai Gerindra menilai usulan pemerintah menaikan angka parlementary threshold atau ambang batas partai di DPR dari 2,5 persen menjadi 4 persen berpihak kepada parpol tertentu. Padahal mestinya pemerintah menjadi pendengar yang baik atas usulan parpol lainnya. Pemerintah seharusnya membiarkan masalah ambang batas itu diselesaikan dan dibahas oleh Panitia Khusus RUU Pemilu. Angka ambang batas adalah wilayah yang sensitifitasnya sangat tinggi, tapi pemerintah sudah menempatkan diri pada partai tertentu. Kentara sekali pemerintah berpihak pada partai tertentu, kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani. Usulan pemerintah itu, tambah Muzani, akan semakin memperpanjang pembahasan RUU Pemilu. Pemerintah harusnya lebih bijak, tidak menjadikan masalah berlarut-larut. Muzani mengaku kaget dengan usulan pemerintah tersebut. Sebab usulan itu terlalu maju dan lugas. Tapi pemerintah tidak menempatkan diri pada tempatnya, ujar Muzani. Pemerintah mengusulkan agar parliamentary threshold atau ambang batas perolehan kursi di Parlemen sebesar empat persen. Angka ini berlaku nasional. Pemerintah menawarkan pengurangan alokasi kursi untuk daerah pemilihan untuk meningkatkan hubungan antara wakil rakyat dengan konstituen, menyederhanakan sistem kepartaian, mempermudah pemilih dan kertas suara yang tidak terlalu besar

Gerindra Yakin Prabowo Menang


Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berada di peringkat dua calon presiden hasil survei Reform Institute. Gerindra semakin yakin bahwa elektabilitas Prabowo terus meningkat. Kami merasa yakin, malah di beberapa survei lainnya sering kali disebut nomor satu. Tapi itu semua hanya menjadi satu patokan, kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon. Bagi Gerindra, untuk semakin meningkatkan elektabilitas Prabowo, partai tidak hanya fokus pada pencitraan semata. Yang paling penting bagi partai, kata Fadli Zon, adalah bekerja untuk rakyat. Yang paling penting adalah kerja politik dan harus terus bertatap muka dengan masyarakat, kata Fadli. Prabowo sendiri, kata Fadli, tidak terlalu menganggap istimewa terhadap hasil-hasil survei yang muncul belakang-an ini. Secara umum, Gerindra melihat bahwa hasil survei merupakan cermin-an dinamika politik di masyarakat. Gerindra juga melihat masih banyak juga masyarakat yang belum menentukan pilihan. Di sisi lain, Gerindra melihat lembaga-lembaga survei yang kerap muncul perlu dipertanyakan juga kredibilitas dan integritasnya. Seberapa independen lembaga survei yang mengeluarkan rilis itu. Ini 32 Garuda Magz - November 2011

PDIP Dukung Prabowo

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengklaim, Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dipastikan akan maju sebagai calon presiden pada pemilu presiden 2014. Bahkan PDI Perjuangan mendukung Prabowo. Ya, Pak Prabowo sudah menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden, kata Muzani. Menurut Muzani, sinyal PDI Perjuangan mendukung Prabowo Subianto sudah ada sejak 2009 lalu dan akan terus berlanjut hingga 2014. Hubungan mesra antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo Subianto pasca pemilu presiden 2009 tak retak sedikitpun. Ia menambahkan, untuk menyukseskan Prabowo sebagai calon presiden partainya akan terus melakukan konsolidasi. Kan bisa dilihat bagaimana mereka berdua sa-ling terus menjalin komu-

Garuda Magz - November 2011

33

Terus Berbakti Untuk Negeri


34 Garuda Magz - November 2011

Mengabdi

You might also like